OLEH :
EKO YULIANTO
103 06 11 005
OLEH :
EKO YULIANTO
103 06 11 005
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
D. PERUMUSAN MASALAH
Untuk meningkatkan kondisi kerja yang nyaman dan mencegah terhambatnya
proses produksi akibat desain peledakan yang kurang baik, maka yang perlu
dilakukan adalah :
E. PENYELESAIAN MASALAH
Dalam melakukan penyelesaian masalah yang ada di lapangan, digunakan
penggabungan antara teori-teori, metode atau data yang berhubungan dengan kasus
yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan.
F. DASAR TEORI
a. Diameter Lubang Tembak
Diameter lubang tembak yang biasanya dipilih disesuaikan dengan sifat-sifat
fisik batuan yang akan diledakkan. Apabila batuan yang akan diledakkan sukar pecah
maka penggunaan diameter lubang tembak yang kecil akan dapat menghasilkan
energi peledakan yang lebih baik.
b. Kemiringan Lubang Tembak
1). Lubang Tembak Vertikal
Suatu jenjang dengan arah lubang tembak vertikal diledakkan, maka bagian
lantai jenjang akan menerima gelombang tekan terbesar. Gelombang tekan tersebut
sebagian akan dipantulkan pada bidang bebas dan sebagian lagi diteruskan pada
bagian bawah lantai jenjang (lihat gambar dibawah).
2). Lubang Tembak Miring
Pada lubang tembak miring, bidang bebas akan menerima gelombang tekan
untuk dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang diteruskan pada bagian
bawah lantai jenjang lebih kecil (lihat gambar dibawah). Dengan demikian sebagian
besar gelombang tekan yang dihasilkan oleh bahan peledak digunakan untuk
membongkar batuan.
Gel.Tekan diteruskan
Gel.Tekan dipantulkan
Lubang tembak
tegak
Daerah bongkar besar
Daerah backbreak
Gel.Tekan diteruskan
450
Gel.Tekan dipantulkan
Gambar 3.3.
Pemboran dengan lubang tembak tegak dan lubang tembak miring
c. Pola Pemboran
Pola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran dengan
menempatkan lubang – lubang tembak secara sistematis. Berdasarkan letak – letak
lubang bor maka pola pemboran pada umumnya dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
a) Pola pemboran sejajar (paralel pattern)
b) Pola pemboran selang-seling (staggered pattern)
Pola pemboran sejajar adalah pola dengan penempatan lubang-lubang tembak
yang saling sejajar pada setiap kolomnya. Sedangkan pola pemboran selang-seling,
adalah pola dengan penempatan lubang-lubang tembak secara selang – seling pada
setiap kolomnya.
Dalam penerapannya di lapangan, pola pemboran sejajar merupakan pola
yang lebih mudah dalam melakukan pemboran dan untuk pengaturan lebih lanjut.
Tetapi perolehan fragmentasi batuannya kurang seragam, sedangkan pola pemboran
selang – seling lebih sulit penanganannya di lapangan namun fragmentasi batuannya
lebih baik dan seragam.
Menurut hasil penelitian di lapangan pada jenis batuan kompak, menunjukan
bahwa hasil produktivitas dan fragmentasi peledakan dengan menggunakan pola
pemboran selang-seling lebih baik dari pada pola pemboran sejajar, hal ini
disebabkan energi yang dihasilkan pada pemboran selang-seling lebih optimal dalam
mendistribusikan energi peledakan yang bekerja dalam batuan.
S A. Pola pemboran
sejajar (paralel).
S = Spasi
B B = Burden
Free Face
S B. Pola pemboran
selang-seling
(staggered).
B S = Spasi
B B = Burden
Free Face
Gambar 3.4.
Pola pemboran
d. Pola Peledakkan
2 1 1 1 1 2
1 1
3 2 2 2 2 3
Bidang Bebas
2 1 0 1 2
3 2 1 2 3
4 3 2 3 4
Keterangan :
1, 2, … = Nomor urutan
peledakan
= Arah runtuhan batuan
Bidang Bebas ECHELON CUT
5 4 3 2 1
6 5 4 3 2
Keterangan :
7 6 5 4 3 1, 2, … = Nomor urutan
peledakan
= Arah runtuhan batuan
Gambar 3.8.
Pola peledakan berdasarkan arah runtuhan batuan
Setiap lubang tembak yang akan diledakkan harus memiliki ruang yang cukup kearah
bidang bebas terdekat agar energi terkonsentrasi secara maksimal sehingga lubang
tembak akan terdesak, mengembang, dan pecah.
Secara teoritis, dengan adanya tiga bidang bebas (free face) maka kuat tarik
batuan akan berkurang sehingga meningkatkan energi ledakan untuk pemecahan
batuan dengan syarat lokasi dua bidang bebasnya memiliki jarak yang sama terhadap
lubang tembak.
e. Kecepatan Pemboran
- Cycle Time
Ct = Pt + Bt + St + Ft + Dt
Dimana :
Ct = Cycle time
Pt = Waktu untuk mengambil posisi (positioning time)
Bt = Waktu untuk membor (boring time)
St = Waktu untuk menambah, mengganti batang bor
Ft = Waktu untuk mencabut rod dan membersihkan lubang
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan-hambatan (delay time)
H
- Kecepatan pemboran Vt = Ct
Ct = Cycle time
A x L
f. Volume Setara Veq = n x H
h. Geometri Peledakkan
- Konya Teori
Dimana :
Ep = energi potensial bahan peledak
Epst = energi potensial peledak standart
de = densitas batuan yang diledakkan
dest = densitas batuan standart
i. Metode Peledakkan
Sampai saat ini dikenal ada empat jenis metode peledakkan, yaitu :
j. Kapasitas Produksi
1. Jumlah batuan yang diledakkan
W = A x L x dr
Dimana : W = berat batuan
A = luas daerah yang akan diledakkan
L = tinggi jenjang
dr = densitas batuan
E = de x Pc x N
F. METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan permasalahan ini, penulis menggabungkan antara
teori dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, yang diperoleh
dari:
Instansi yang terkait
Perpustakaan
Brosur-brosur
Informasi-informasi
Grafik, dan tabel.
2. Penelitian di lapangan
Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa tahap,
yaitu:
Survai geologi permukaan, dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap keadaan geologi permukaan (perlapisan, rekahan, patahan, strike dan
dip) dan mencari informasi pendukung yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan dibahas.
Mencocokkan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar penelitian
yang dilakukan tidak meluas. Data yang diambil dapat digunakan secara
efektif.
3. Pengambilan data
Dilakukan dengan cara :
Melakukan pengukuran-pengukuran
Meneliti proses produksi yang sedang berlangsung
Mencatat kejadian yang terjadi seperti adanya ukuran batuan yang besar,
penentuan titik pemboran, arah lemparan batuan, dsb.
Wawancara seperlunya.
4. Keakuratan Akuisisi Data
Akuisisi data ini bertujuan untuk :
Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan analisa
nantinya.
Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek
pengamatanMengetahui data, sehingga kerja menjadi efesien
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan melekukan beberapa perhitungan dan
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik-grafik atau rangkaian
perhitungan dalam penyelesaian masalah yang ada.
6. Analisa hasil pengelompokkan data
Dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif guna memperoleh
kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih
lanjut dalam bagian pembahasan.
7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah
dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.
I. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat, untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Bapak/Ibu,
atas perhatiannya, sebelumnya diucapkan terima kasih.
LAMPIRAN I
RENCANA WAKTU PELAKSANAAN
2. Pengumpulan Data
Pengolahan Data dan
3.
Pembuatan Laporan
4. Presentasi
LAMPIRAN II
RENCANA DAFTAR ISI
1. Hemphill ., Gary, “Blasting Operation”, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,
New York
2. Naapuri, Jukka, “Surface Drilling and Blasting”, Tamrock, 1987 - 1988
3. Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern Technique of Rock Blasting”,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New
York,1973
4. Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno Kramadibrata., “Teknik
Peledakan”, Diktat Kuliah Jilid I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984
5. Koesnaryo, S. Ir. Teknik Pemboran dan Peledakan “Jurusan Teknik
Pertambanagan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional
”Veteran” Yogyakarta 1988.
6. Samhudi, “ Teknik Peledakan “, Departemen Pertambangan dan Energi,
Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, 1994