Anda di halaman 1dari 9

Tugas Kewirausahaan

Makalah Kepemimpinan Diktator

Disusun Oleh :
Achmad Fauzan 1741150019
Ahmad Mailul Maali 1741150037
Alvin Aditya N. 1741150007
Fery Nova 1741150005
Raul Diaz Putra M. 1741150127
Susianti 1741150035

POLITEKNIK NEGERI MALANG


D-IV SISTEM KELISTRIKAN
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini pada tanggal 7
Juni 2018.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk dapat lebih
mengetahui tentang kepimimpinan diktator dalam wirausaha.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat makalah ini.
Satu harapan yang kami inginkan semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca
dan kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam makalah
ini.
`

Malang, 7 Juni 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi Kepemimpinan 3
B. Sifat-sifat Pemimpin yang baik 4
C. Faktor yang Menentukan Kecakapan dalam Kepemimpinan 6
D. Tipe-tipe Kepemimpinan 7
E. Tipe Kepemimpinan Diktator 9
F. Karakteristik Tipe Kepemimpinan Diktator 9

BAB III PENUTUP 17


A. Kesimpulan 17
B. Saran 18
Daftar Pustaka 19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap individu memiliki kemampuan untuk memimpin dirinya sendiri maupun orang lain.
Namun tidak semua orang menyadari dan dapat mengasah kemampuan tersebut. Hakikatnya
kepemimpinan dapat mempengaruhi orang lain dan lingkungan nya. Kepemimpinan memiliki
banyak arti menurut para ahli dari berbagai sudut pandang masing-masing, namun ada
kesamaan diantara beberapa definisi tersebut. Dari beberapa definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok,
memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan
mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi
manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke
arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak
berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang
ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam.
Kepemimpinan memiliki beberapa tipe salah satunya adalah tipe kepemimpinan diktator.
Kepemimpinan gaya diktator adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memutuskan secara
sepihak tanpa adanya musyawarah. Kepemimpinan gaya diktaor tidak memberi peluang
kepada bawahan untuuk menyalurkan idea atau gagasannya. kepemimpinan diktator ini
sangatlah tepat untuk diterapkan dalam kehidupan yang memerlukan keputusan cepat dan
juga tepat. Walaupun memiliki manajemen yang bagus, tipe kepemimpinan seperti ini sangat
rentang akan sebuah pemberontakan yang timbul dikarnakan rasa ketidakpuasan bawahan
terhadap sikap pemimpin yang kurang menghargai bawahannya. Pada gaya kepemimpinan
ditator, bawahan lebih cenderung bertindak sebagai pekerja dan pemimpin lah yang menjadi
motor, perencana dan penggagas ide.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Apa saja tipe- tipe kepemimpinan ?

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui definisi kepemimpinan
2. Agar dapat mengetahui tipe-tipe kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain


untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa
yang diinginkan pihak lainnya.

”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience,
confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang
sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara
royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Stogdill menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan, dan
diantaranya memiliki beberapa unsur yang sama.

Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), istilah ini dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku
dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai
tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Anderson (1988), “leadership means using power to influence the
thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain:

• Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan
(followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan
dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, tidak akan ada
pimpinan.
• Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or
herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para
pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk
mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
• Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap
bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak
sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain
(confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam
membangun organisasi.

B. Sifat-sifat Pemimpin yang Baik

Menurut William Glasser dalam bukunya, Choice Theory, sesungguhnya di dalam situasi
yang paling ekstrem sekalipun, seseorang tidak dapat dipaksa untuk melakukan suatu
pekerjaan. Jikalau orang tersebut mau mengerjakan pekerjaan yang dipaksakan itu, biasanya
hasil kerjanya tidak memuaskan.
Dalam bukunya tersebut, William menyebutkan delapan ciri perilaku yang menggambarkan
sifat seorang pemimpin yang baik.

1. Beri teladan tentang arti sukses kepada bawahan.


Alasan umum seseorang tidak berusaha keras dalam bekerja adalah karena mereka tidak tahu
persis tujuan mereka bekerja. Ketidakadaan tujuan dan arah sering mematahkan motivasi
kerja. Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memberi
contoh kesuksesan yang bisa diraih para bawahannya.

2. Beri bawahan Anda peralatan yang mereka butuhkan.


Banyak orang mempersepsikan, tugas seorang pemimpin adalah menyelesaikan masalah
bawahannya. Namun, sebenarnya itu bukan tugas Anda sebagai atasan. Daripada terus-
menerus turun tangan menyelesaikan masalah orang lain, lebih baik berikan bawahan Anda
cara dan rambu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

3. Jangan sungkan untuk memuji keberhasilan bawahan.


Tak hanya kritik, pujian dan apresiasi terhadap hasil kerja bawahan juga dapat memotivasi
produktivitas dan membangun kepercayaan diri bawahan untuk lebih sukses lagi.

4. Berikan ruang untuk kesalahan.


Sesungguhnya kesalahan adalah guru terbaik bagi pembelajaran, maka berilah toleransi bagi
kesalahan yang dilakukan bawahan. Terkadang kesalahan dilakukan bawahan bukan karena
ia tidak becus bekerja, tapi karena ketidaktahuannya akan suatu hal.

5. Delegasikan tugas tanpa banyak turut campur.


Pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu mempercayakan tugas secara penuh
kepada bawahannya. Biarkan bawahan mengatasi kendala pekerjaannya sendiri. Namun, di
sisi lain pastikan diri Anda selalu ada untuk membantu saat mereka membutuhkan Anda.

6. Lebih baik bertanya daripada memberi nasihat


Seringkali bawahan Anda tahu lebih banyak daripada yang Anda pikir mereka ketahui.
Tanyakan pendapat mereka tentang masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di kantor.
Dengan demikian, Anda membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar terbaik dari
masalah tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan terkesan menggurui.

7. Bersikaplah ramah.
Aturan mainnya sungguh sederhana. Jangan berharap orang lain bersikap ramah kepada Anda
jika Anda sendiri tidak ramah terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik tak perlu
menjadi galak untuk bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya. Dengan bersikap ramah,
Anda akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap karyawan Anda dan memotivasi mereka
untuk bekerja lebih baik lagi.

8. Tak kenal maka tak sayang.


Kepemimpinan erat terkait dengan hubungan antar manusia. Saat bawahan percaya bahwa
Anda tulus peduli dengan mereka, mereka akan berusaha lebih baik dalam bekerja. Kenali
lebih dekat bawahan Anda, dengarkan cerita dan keluh kesahnya. Pada akhirnya, kualitas
kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kualitas hubungannya dengan orang-orang di
sekitarnya.
C. Karakteristik Kepemimpinan Diktator

Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan pemimpin, semua keputusan
ada di tangan pemimpin, semua bentuk hukuman, larangan peraturan dapat juga berubah
sesuai dengan suasana hati pemimpin. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang
diktator adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang diktator akan
menujukan sikap yang menonjolkan “keangkuhannya”, antara lain dalam bentuk :

1. kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam


organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat
mereka.
2. pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan
pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
3. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
4. Ciri-ciri gaya kepemimpinan diktator antara lain:
5. Tanpa musyawarah
6. Tidak mau menerima saran dari bawahan
7. Mementingkan diri sendiri dan kelompok
8. Selalu memerintah
9. Memberikan tugas mendadak
10. Cenderung menyukai bawahan yang ABS (asal bapak senang)
11. Sikap keras terhadap bawahan
12. Setiap keputusannya tidak dapat dibantah
13. Kekuasaan mutlak di tangan pimpinan
14. Hubungan dengan bawahan kurang serasi
15. Bertindak sewenang-wenang
16. Tanpa kenal ampun atas kesalahan bawahan
17. Kurang mempercayai bawahan
18. Kurang mendorong semangat kerja bawahan
19. Kurang mawas diri
20. Selalu tertutup
21. Suka mengancam
22. Kurang menghiraukan usulan bawahan
23. Ada rasa bangga bila bawahannya takut
24. Tidak suka bawahan pandai dan berkembang
25. Kurang memiliki rasa kekeluargaan
26. Sering marah-marah
27. Senang sanjungan.
28. Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator
29. Keputusan dapat diambil secara cepat
30. Mudah dilakukan pengawasan.

Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:

a. Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap atasannya dan bukan
atas dasar keyakinan bersama.

b. Disiplin yang terwujud selalu dibayangi dengan ketakutan akan hukuman yang keras
bahkan pemecatan.
c. Pemimpin yang diktator tidak menghendaki rapat atau musyawarah.

d. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan,


pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah
diberikan.

e. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya.

f. Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti mengontrol, apakah segala
perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.

g. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang


dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan
hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan
pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.

h. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan
kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,


kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau
keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok. Kepemimpinan memiliki beberapa tipe atau gaya yang semuanya
perlu disesuaikan dengan kondisi dekitar. Gaya kepemimpinan dictator sebagai contohnya,
gaya kepemimpinan ini sayangat berguna dan berfungsi dalam sebuah organisai yang
memerlukan manajemen yang tepat dan baik. Namun dibalik kelebihannya tersebut, gaya
kepemimpinan ini sangatlah rentang akan kehancuran dan pemberontakan dari bawahnnya.
Contohnya saja mantan Presiden Indosenisa Soeharto serta para penjabat tinggi lain yang
lengser akibat kediktatorannya sendiri. Oleh karna itu untuk menjadi pemimpin yang baik
patutnya kita mengkondisikan gaya kepemimpinan dengan keadaan oraganisasi yang kita
pimpin. Adakalanya gaya kepemimpinan demokrasi digunakan, begitupula dengan gaya masa
bodoh dan dictator agar organisasi yang kita pimpin dapt selalu berjalan dengan lancer tanpa
adanya ketegangn social yang terjadi.

Kepemimpinan terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:


1. Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain (Power-ability to influence).
2. Orang-orang yang dapat pengaruh (Follower)
3. Adanya maksud-maksud dan tujuan yang hendak dicapai (Appropiate).
4. Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dalam mencapai maksud dan
tujuan tertentu.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan adalah :


Jika Anda sebagai korban otoriterianisme(aliran otoriter), pesan saya bersabarlah. Jika Anda
mampu, ajukan keberatan tentang sikap tersebut. Diskusikan dan temukan jalan keluarnya.
Jika Anda tidak mampu, bersabar dengan tekanan mungkin tidak lebih baik, namun berjuang
setengah-setengah pun sama buruknya. Jika dapat, hindarilah dan keluarlah secepat mungkin.
Jika Anda adalah seorang otoritarianisme, saya sarankan untuk menjalankannya dengan
sangat baik. Bila perlu jalankan dengan sempurna. Maksud saya, jalankan dengan penuh
‘keteladanan’ dan ‘kepemimpinan’ yang ‘berkualitas’. Jika Anda memaksa bawahan atau
anak buah Anda untuk melakukan sesuatu sekarang juga dengan sesempurna mungkin,
lakukan hal tersebut terlebih dahulu oleh Anda di depan mereka semua. Sama seperti seorang
komandan yang berlari terlebih dahulu sebelum menyuruh anak buahnya berlari. Saya yakin
Anda tidak akan bisa (atau tidak akan mau) kecuali Anda seorang komandan militer. Jika
Anda tidak dapat melakukan keteladanan dengan ‘sempurna’, maka sebaiknya tinggalkan
sikap otoritarianisme Anda.

Anda mungkin juga menyukai