Anda di halaman 1dari 22

MODUL PELATIHAN STRUCTURAL ANALYSIS

PROGRAM (SAP 2000) V.11

DISUSUN OLEH

DIAN EKSANA WIBOWO


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah akhirnya modul pelatihan Structure Analisys Program (SAP
2000) dapat dikerjakan. Modul ini disusun tentunya untuk mempermudah
pengguna awal program SAP 2000 hingga pengguna bisa sampai tahap Run
Analisys.

Modul ini tentunya dapat menunjang guru SMK Negeri 2 Wonosari dalam mata
pelajaran Mekanika Teknik, Struktur Beton, Struktur Baja hingga
memperhitungkan Gempa maupun dalam dunia konstruksi.

Disusunnya modul ini ditujukan untuk pemula, dan apabila ingin belajar lebih
mengenai SAP 2000 tentunya dapat belajar melalui modul SAP 2000 Tingkat
Lanjut

Tak lupa ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan
modul SAP 2000:

1. SMK Negeri 2 Wonosari khususnya Jurusan Teknik Bangunan yang telah


memberikan kepercayaannya terhadap Tim Dosen Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Tim Pelatihan SAP2000 JPTSP FT Universitas Negeri Yogyakarta khususnya
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan.

Penulis menyadari modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangatlah dibutuhkan. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih

Penyusun

Tim PPL Teknik Sipil UNY

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
BAB II. KONSEP DASAR ANALISYS STRUKTUR .....................................3
BAB III. STRUKTUR FRAME.......................................................................... 4
BAB IV. MODEL SAP2000 DALAM MEKANIKA TEKNIK ........................16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................17
LAMPIRAN

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Komputer Rekayasa Struktur


Istilah rekayasa struktur sering disebut dengan istilah structural
engineering. Utama dari mempelajiri ilmu rekayasa struktur khususnya di
bidang teknik sipil yaitu mempelajari respon struktur terhadap pemberian
beban, yang dimulai dari model struktur yang dilanjutkan dengan
menganalisis agar mendapatkan gaya-gaya internal pada batang. Lalu untuk
tahap selanjutnya dilakukan pendesainan penampang hingga detail
sambungan. Dalam kali ini lebih dispesifikan pada program SAP2000
(Dewobroto, 2013)

B. Mengenal Program SAP2000


Sebagai salah satu program komputer analisa struktur yang
dikembangkan sudah cukup lama dari lingkungan universitas hingga
kalangan dunia kerja. Dengan demikian program SAP2000 menjadi cikal
bakal program-program analisa struktur di dunia. Dengan reputasi lebih dari
30 tahun, program SAP2000 dikenal secara luas dalam komunitas rekayasa,
khususnya di bidang teknik sipil dan secara spesifik lagi para structural
engineering(Ma’arif, 2012).
Sebelum mengenal dan mempelajari secara langsung program SAP2000 ada
beberapa tampilan awal yang perlu dipahami yang diantaranya:
1. Sistem Koordinat
Dalam program SAP2000 dikenal dengan dua sistem koordinat yang
pertama dikategorikan sebagai sistem koordinat cartesian yang berupa
bidang ruang datar (sumbu X-Y-Z) kemudian sistem koordinat cylindrical
yang berupa bidang ruang melingkar (sumbu r-x-z).
2. Sumbu Lokal dan Global

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
Sumbu global dipakai sebagai acuan keseluruhan model (sumbu X-Y-Z)
sedangkan sumbu lokal yang menjadi acuan pada tiap elemen (joint,
batang, area) yang dilambangkan dengan (sumbu 1-2-3)

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
BAB II
KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR

A. Sistem Portal Tiga Dimensi (Space Frame System)


Struktur terbentuk dari elemen-elemen batang lurus yang dirangkai dalam
ruang tiga dimensi, dengan sambungan antar ujung-ujung batang diasumsikan
sebagai kaku sempurna namun dapat nerpindah tempat (translasi) dan
berputar dalam ruang tiga dimensi.
Beban luar yang bekerja boleh berapa di titik-titik buhul maupun
padatitik-titik di sepanjang batang dengan arah sembarang. Posisi tumpuan,
yang dapat berupa jepit atau sendi, harus berada pada titik buhul. Elemen-
elemen pembentuk sistem portal tiga dimensi (space frame system) tersebut
akan dapat mengalami gaya-gaya dalam (internal forces) yang berupa momen
lentur (bending moment) dalam dua arah sumbu putar, momen torsi (torsional
moment), gaya geser dalam dua arah dan gaya aksial (Ma’arif, 2013).
Contoh struktur tiga dimensi dilapangan antara lain: struktur gedung
bertingkat banyak, struktur pabrik, struktur mall dan lain sebagainya.

Gambar 1. Sistem portal tiga dimensi

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
BAB III
STRUKTUR FRAME

Pada Bab ini penulis akan membahas sebuah bangunan tingkat tiga yang
diasumsikan menjadi sebuah portal yang tercantum pada gambar di bawah.
Adapun data-datanya antara lain sebagai berikut:
1. Satuan unit dalam kN-m
2. Mutu beton yang digunakan (fc’) = 25 MPa
3. Modulus elastisitas beton (Ec) = 12075 MPa
4. Penampang kolom : Luar : 400 x 500 mm
Tengah : 400 x 600 mm
5. Penampang balok T (ukuran dapat dilihat pada gambar)
6. Mutu baja (fy) : 240 MPa
7. Code perancangan : ACI 318-99
8. Kombinasi pembebanan yang disesuaikan dengan persyaratan beton
struktural untuk bangunan gedung (SNI 03-2847-2013)
a. 1,4 DL
b. 1,2 DL + 1,6 LL
c. 1,2 DL + 1,0 EL + 1,0 LL
d. 0,9 DL + 1,0 EL

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
Gambar 2. Model portal beton 2D
Untuk langkah analisis dan desai model dapat dilakukan melalui langkah-langkah
berikut:
A. Menentukan Geometri Struktur
1. Pilih unit yang digunakan yaitu kN-m
2. Pilih menu File → New Model → 2D Frames

Gambar 3. File new model

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
3. Kemudian akan muncul tampilan gambar seperti di bawah ini

Gambar 4. 2D Frames
a. Number of Stories : Banyaknya tingkatan (searah sumbu Z)
b. Number of Bays : Banyaknya bentang (searah sumbu X)
c. Story Height : Panjang bentang (arah sumbu Z)
d. Bay Width : Panjang bentang (arah sumbu X)
4. Keluat tampilan dua layar 2D

Gambar 5. Layar 2D

5. Pilih Define → Coordinat Systems Grid → Modify/Show System

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
Gambar 6. Coordinate Systems Grid
6. Pilih Draw→ Draw frame/cable, gambarkan sesuai permintaan soal awal
7. Pilih tumpuan dengan klik pada joint ujung bawah (terdapat tiga joint),
lalu pilih Assign→ Joint → Restraints. Pilih jenis tumpuan jepit seperti
pada gambar di bawah ini.

Tumpuan Jepit

Gambar 7. Joint restraints


B. Penentuan Material Beton
1. Pilih material beton dengan klik menu Define→ Materials dan akan
tampil kotak seperti di bawah ini.

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
Gambar 8. Define Materials
2. Kemudian klik Add New Material, lalu akan tampil material property
data.

Gambar 9. Materials Property Data


3. Kemudian isikan data-data material sesuai dengan apa yang tercantum
sebelumya

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
C. Menentukan Section
1. Define Frame akan tampil frame sections lalu akan muncul frame
properties kemudian pilih Add New Property.

Gambar 10. Frame Properties


2. Setelah memilih Add New Property lalu pilih pada Select Property Type
dengan Concrete dan pilih Rectangular. Barulah setelah itu kita bisa
menentukan penampang kolom dan beton. Pada kesempatan kali ini
kolom terlebih dahulu ditentukan.

Isikan sesuai dengan


penamaan material pada
langkah sebelumnya

Diisi sesuai kebutuhan


penampang dimana
Depth (t3) sebagai
tinggi dan Width (t2)
sebagai lebar.

Menu Concrete
Reinforcement
digunakan untuk
menentukan
tulanmgan.
“Menentukan beton
kolom atau balok”
Gambar 11. Rectangular Section

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
3. Untuk membuat penampang balok T, menu yang dipilih sama tetapi steel
yang dipilih kemudian pilih Tie, lalu akan muncul menu seperti gambar
dibawah.

Gambar 12. Tee Section


D. Menentukan Load Case
Untuk contoh struktur seperti ini diperlukan tiga macam Load Case yaitu
beban mati (Dead Load), beban hidup (Live Load) dan beban gempa (Earth
Load). Langkah pertama yaitu mendefinisikan beban yang ada dengan
memilih menu Define→ Load Case.

Gambar 13. Define Loads Case

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
E. Menentukan Beban Elemen dan Beban Joint
1. Menentukan Beban Joint
Beban joint kali ini diasumsikan sebagai beban gempa yang sifatnya
memberikan gaya ke arah horizontal kanan. Adapun cara memasukkan
beban joint yaitu dengan cara klik joint yang akan dikenai beban,
kemudian pilih menu Assign → Joint Loads → Forces dan kemudian
akan muncul menu seperti gambar berikut.

Gambar 14. Joint Forces


2. Menentukan Beban Elemen (Beban Merata)
Beban merata pada kasus kali ini hanya terdapat pada bagin balok saja
yang mana bebannya berupa beban amplop yang. Beban bekerja pada
sumbu Z. Cara input bebannya sebenarnya sama dengan menentukan
beban diatas, tetapi perbedaannya terletak di menu Assign → Frame
Loads → Distributed yang kemudian akan muncul menu seperti gambar
di bawah ini.

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
Gambar 15. Frame Loads
F. Analisis Model
Setelah melalui beberapa tahap dalam perancangan portal di atas, tahap
terakhir yaitu dengan menganalisis bentuk tersebut yang menghasilkan gaya-
gaya dalam beserta estimasi penampang. Langkah awah dalam menganalisis
yaitu sebagai berikut.
1. Pilih menu Analyze→ Set Analysis Options, lalu akan muncul gambar
sebagai berikut.

Frame 3D

Frame 2D

Space Truss

Membran

Gambar 16. Analysis Options

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
2. Kemudian pilih menu Analyze→ Set Analysis Case To Run, lalu akan
muncul gambar sebagai berikut. Ingat, untuk case Modal diganti dari
“run” menjadi “do not run”.

Gambar 17. Set Analysis Cases to Run


3. Kemudian yang terakhir pilih menu Analyze→ Run Analysis (F5).
Barulah setelah itu kita baru bisa melihat gaya-gaya dalam yang muncul.
Gaya-gaya yang akan ditampilkan antara lain bidang moment (bending
moment), bidang geser (shear force) dan bidang normal (axial force).
Berikut tampilan gambarnya.

Gambar 18. Bending Moment Diagram

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
Gambar 19. Shear Force Diagram

Gambar 20. Axial Force Diagram


G. Desain Struktur Beton
SAP 2000 menyediakan fitur perencanaan beton bertulang. Didalam
program ini dapat dibuat pemodelan, analisa struktur dan desain penampang
secara konsisten. Untuk desain penampang beton bertulang mengacu pada
international design code, seperti USA (ACI 318M, AASHTO), Canadian
(CSA), British (BSI), Eurocode 2 (CEN) dan New Zealand (NZS

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
3101).Namun untuk perencanaan di indonesia mengacu pada USA yang
kemudian disesuaikan dengan SNI beton terbaru tergantung tahunnya (untuk
saat ini menggunakan SNI Beton Tahun 2013).
Kemudian dalam modul ini akan dijelaskan perhitungan beton secara manual
maupun secara komputerisasi yang gunanya untuk menyamakan hitungan
manual dengan komputer. Memang tidak bisa sama persis, tetapi angkanya
mendekati dan tidak meleset jauh.
1. Perencanaan Beton Bertulang Dengan SAP2000 v.11
a. Identifikasi Elemen Balok dan Kolom
Dalam sebuah perencanaan dan memasuki tahap desain,
penampang balok memerlukan tahapan yang berbeda dari penampang
kolom, sdehingga ketika pemasukan data untuk frame section
memerlukan informasi yang khusus apakah penampang tersebut
digolongkan sebagai balok atau kolom.
b. Perencanaan Lentur Pada Balok Beton Bertulang
Pada program SAP2000
akanmenghitungdanmelaporkanluastulanganbajaperluuntuklenturdang
eserberdasarkanhargamomendangesermaksimumdarikombinasibeban
yang diikuti. Dalamperancanganbalok,
momenpositifbalokmenghasilkantulanganbawahsedangkanmomen
negative menghasilkantulanganatas.
Untukbaloktulanganlenturpertama-tama
dianggapsebagaitulangantunggalsaja,
jikapenampangtidakmencukupibarulahtulangandesakditambahsampai
batastertentu (PUSKI, 2010).
Dalam kali iniperaturan yang digunakanyaitu SNI beton 2013
yang manatidakjauhbedadengan SNI yang sebelumnya (SNI 2002).
Penggunaannyadalam SAP2000, SNI di Indonesia
mengacupadaperaturanAmerika (ACI 318-99).
Berikuttampilanuntukmenggantifaktorreduksikekuatandalam menu
SAP2000.

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
Gambar 21. Modifikasi koefisien reduksi phi
Tabel 1. Faktorreduksikekuatansesuaidengan SNI beton 2013
TinjauanKondisiTegangan ɸ
Penampangterkendalitarik 0,9
Penampangterkendalitekan
- Sengkang 0,65
- Spiral 0,75
Geserdan torsi 0,75

Setelahmemasukkan data geometry strukturpada BAB sebelumnya,


kitadapatkangayadalamdanmomennya.
Untuklangkahselanjutnyaadalahmelihathasillaporandesain program
SAP2000 sepertigambar di bawahini.

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
Gambar 22. Hasil laporan dari output SAP2000
Untuk yang diberi kotak merah merupakan luasan tulangan baja yang
dibutuhkan untuk mendesain suatu penampang beton.

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
BAB IV
MODEL SAP2000 DALAM MEKANIKA TEKNIK

1.

2.

2 1 0,5 2,5

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014
DAFTAR PUSTAKA

D, Wiriyanto (2013). Pengertian Komputer Rekayasa Struktur. Diperoleh dari


buku Komputer Rekayasa Struktur dengan SAP2000

M, Faqih (2012). Pengenalan Program SAP2000. Diperoleh dari buku Pelatihan


Structural Analysis Program (SAP2000) Himpunan Mahasiswa
Teknik Sipil dan Perencanaan.

Modul Pelatihan SAP 2000


PPL UNY 2014

Anda mungkin juga menyukai