PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Xenobiotik adalah zat asing yang masuk dalam tubuh manusia. Contoh: obat
pengawet) dan zat karsinogen lainya. Xenobiotik umumnya tidak larut air,
sehingga kalau masuk tubuh tidak dapat diekskresi. Untuk dapat diekskresi
xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut, sehingga bisa diekskresi.
Organ yang paaling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati. Ekskresi
xenobiotik melalui empedu dan urine. Pada metabolisme obat, pada obat yang
menjadi inaktif, sedang paa obat yang belum aktif → metabolisme xenobiotik fase
canggih sebenarnya cukup lurus ke depan dan tergantung pada kemampuan air
untuk bertindak sebagai "pelarut" untuk melarutkan zat. Karena membran seluler
terutama lipid berbasis dan kedap larut air yang paling (ilmiah: "kutub") zat,
membran sel, sel hanya akan memungkinkan diinginkan larut dalam air molekul
untuk masuk, dan akan mencegah masuknya air-larut racun. Ini paradigma yang
sama juga berlaku ketika sel perlu mengeluarkan senyawa larut dalam air yang
1
tidak diinginkan (seperti limbah selular), mereka keluar dari sel dengan
Berbeda dengan senyawa yang larut dalam air, membran sel lipid
interior seluler, dan jauh lebih sulit untuk menghapus. Sistem detoksifikasi
larut dalam air metabolit. The "solubilisasi" dari racun dicapai oleh enzim yang
melekat (konjugasi) tambahan yang larut dalam air molekul terhadap toksin larut
lipid pada titik-titik lampiran tertentu. Jika racun tidak mengandung salah satu
titik sambungan, mereka pertama kali ditambahkan oleh satu set terpisah enzim
dikeluarkan. Ketiga langkah atau fase menghilangkan yang tidak diinginkan atau
berbahaya lipid-larut senyawa yang dilakukan oleh tiga set protein seluler atau
enzim, disebut fase I (transformasi) dan fase II (konjugasi) enzim, dan tahap III
(transportasi) protein.
2
Rumusan Masalah
Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu Xenos yang arti nya zat asing.
Zat Senobiotik merupakan senyawa yang asing bagi tubuh. Kelompok utama zat-
menjadi organ tubuh yang terutama terlibat dalam peristiwa ini.kadang-kadang zat
sehari-hari tubuh manusia dapat terpapar oleh ribuan senobiotik yang setiap
penyedap rasa. Ketika kita di jalan menuju tempat kuliah dan tempat kerja
mungkin kita menghirup udara yang penuh dengan polutan rokok sendiri atau
teman kerja. Kedua, kemungkinan timbulnya efek toksik yang diakibatkan oleh
paparan xenobiotik belum disikapi secara benar baik oleh mereka yang bekerja
4
dibidang kesehatan terlebih lagi orang awam. Kasus formalin dalam makanan
dan air tanah permukiman serta pemakaian obat-obatan yang irrasional menjadi
fenomena biasa.
1. Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga jika masuk tubuh tidak
dapat diekskresi
C. Metabolisme Xenobiotik
banyak media masa beberapa waktu lalu,bukanlah kasus baru. Formalin bukanlah
5
monoksida yang sangat berbahaya bagi kesehatan.demikian pula sisa peptisida
dan insektisida yang digunakan untuk bebrbagai keperluan tentu bukan bahan
kimia yang baik untuk kesehatan. Penyedap rasa monosodium glutamate, dan
menimbulkan efek samping atau efek toksik yang serius. Thalidomin yang semula
mengingat senyawa asing yang diketahui manusia jumlahnya lebih dari 100.000
pengetunahuan yang memadai akan akibat buruk yang mungkin timbul. Sedang
xenobiotik yang ada dilingkungan baik diudara,air maupun daratan seperti gas
tersebut masuk kedalam tubuh dapat melalui mulut (per-oral) seperti makanan dan
rokok dan asap kendaraan atau lewat kontak dengan kulit (per
6
cutan/transdermal)seperti dijumpai dalam beberapa kasus keracuna pestisida pada
petani. Apabila xenobiotik ini masuk ke tubuh manusia (dan juga hewan),tubuh
melalui proses absorpsi akan sampai ke aliran darah,di distribusi ke seluruh tubuh
Proses adsorpsi, distribusi dan eliminasi ini pada umumnya melibatkan proses
tersusun atas lapisan kompleks yang bersifat polar dan non polar.oleh karena nya
umumnya memberikan pengaruh pada system dan fungsi normal tubuh. Pengaruh
itu dapat berupa sesuatu yang diharapkan, misalnya efek terapetik obat (efek
yang tidak diharapkan,seperti efek samping atau efek toksik. Melalui proses
7
yang timbul. Telah lama diketahui bahwa karena sifatnya yang suka lemak ada
banyak xenobiotik tidak akan dikeluarkan dari dalam tubuh apabila tidak
Metabolism nutrisi terjadi untuk keperluan proses normal sel. Proses ini
menghasilkan senyawa fungsional dan energy kimia yang dibutuhkan oleh sel
produksi energi.
metabolism yang dapat di golongkan menjadi dua yaitu reaksi fase 1 dan reaksi
fungsional ataupun perubahan gugus fungsional yang sudah ada pada molekul
xenobiotik. Reaksi non sintetik ini meliputi reaksi oksidasi,reduksi dan hidrolisis.
Sebagai contoh hidroksilasi senyawa aromatic atau senyawa altik serta epoksidasi
8
atau berinteraksi dengan reseptor untuk menimbulkan efek. (Williams,2002).
system enzim mikrosomal.sistem enzim ini dikenal pula sebagai mixed function
terbentuk dari reaksi fase 1, pada gugus fungsionalnya dengan senyawa endogen.
aktivitas biologis semua hasil reaksi fase 2 adalah metabolit yang mudah
di dalam air yang mengakibatkan mudah dikeluarkan dari dalam tubuh. Ada
beberapa reaksi sintetikyang tidak umum yang hanya terjadi pada gugus senyawa
9
epoksid membentuk dihidrodiol. Metabolit ini tidak terionisasi pada PH fisiologis
(sheweita,2000).
yang sangat lazim, didalam tubuh secara simultan akan mengalami reaksi
parasetamol sulfat serta mengalami reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi ini kemudian
diikuti oleh reaksi konjugasi dengan glutation dan reaksi-reaksi ikutan selanjutnya
menjadi malaokson yang lebih toksik,sedangkan pada tubuh mamalia, senyawa ini
10
benzo(a)piren sulfat. Metabolit dihidrodiol yang terbentuk teroksidasi kembali
terhidrasi menjadi tetrol atau tersusun ulang menjadi triol yang akan diekskresikan
(Selkirk,1980;timbrell,1991).
terbentuk akan bersifat aman bagi kehidupan dan segera dikeluarkan dari dalam
berat dapat terkena kanker paru. Petani yang menyeprotkan pestisida organofosfat
metabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam penentuan durasi dan
retikulum endoplasma sel-sel hati. Selain itu, metabolisme obat juga terjadi di sel-
sel epitel pada saluran pencernaan, paru-paru, ginjal, dan kulit. Terdapat 2 fase
metabolisme obat, yakni fase I dan II. Pada reaksi-reaksi ini, senyawa yang
kurang polar akan dimodifikasi menjadi senyawa metabolit yang lebih polar.
11
1. Reaksi Fase I
oksidasi, reduksi, hidrolisis, siklikasi, dan desiklikasi. Reaksi oksidasi terjadi bila
Reaksi Fase II
fungsional.
Rx. Oksidasi
Reaksi antara Xenobiotik dan seny. Endogen (As lemak, kolesterol, hormon
steroid) dikatalisis Enzim Mikrosom Hepar, Mukosa Usus, dan jaringan lain.
12
Monooksigenase : 1 atom oksigen dari O2 diikat pada xenobiotik, lalu direduksi
jadi air. Mengandung sitokrom P-450 dan P-448 (protein Hem). Istilah ini dipakai
karena terjadi absorpsi kuat dari cahaya pada panjang gelombang 450 dan 448 nm
a. Hidroksilasi
b. Desulfurasi
Penggantian atom S dengan O akibat adanya oksigen pada turunan tio (tio-
c. Dehalogenasi
d. Pembentukan Oksida
1. Oksidasi N-
13
c. Pada oksidasi metabolik amina akan menghasilkan: turunan Hidroksilamin
untuk amina primer dan sekunder oksida amin untuk amina tersier
2. b. Oksidasi S-
Dealkilasi
dan sulfur.
Rx. Reduksi
contoh:
Rx. Hidrolisis
terdiri dari:
14
Amida lebih stabil dari ester dan lebih mungkin dihidrolisis oleh amidase
hati karena itu ester dan amida kemungkinan besar di ekskresikan tanpa berubah
2. Reaksi Fase II
Reaksi fase II, disebut pula reaksi konjugasi, biasanya merupakan reaksi
detoksikasi dan melibatkan gugus fungsional polar metabolit fase I, yakni gugus
karboksil (-COOH), hidroksil (-OH), dan amino (NH2), yang terjadi melalui
meningkatkan berat molekul senyawa obat, dan menghasilkan produk yang tidak
aktif. Hal ini merupakan kebalikan dari reaksi metabolisme obat pada fase I.
Kalo gak punya gugus aktif ato obat sangat larut lipid, maka akan mengalami
atau atom S pada senyawa tiol; atau atom N pada senyawa2 amina dan
sulfonamida.
15
Secara skematis:
Reaksi antara Obat yang dah punya gugus Karboksilat dan dah diaktivasi
koenzim-A dengan Seny. Endogen yang punya gugus amino Konjugasi dengan
Epoksida atau aren oksida yang sangat reaktif bereaksi dengan Glutation,
16
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Xenobiotik adalah zat asing yang masuk dalam tubuh manusia. Contoh: obat
pengawet) dan zat karsinogen lainya. Xenobiotik umumnya tidak larut air,
sehingga kalau masuk tubuh tidak dapat diekskresi. Untuk dapat diekskresi
xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut, sehingga bisa diekskresi.
Organ yang paaling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati. Ekskresi
xenobiotik melalui empedu dan urine. Pada metabolisme obat, pada obat yang
menjadi inaktif, sedang paa obat yang belum aktif → metabolisme xenobiotik fase
Contoh: obat obatan, insektisida, zat kimia tambahan pada makanan (pemanis,
terjadi di hepar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Medikal.
http://www.cakmoki86.wordpress.com
otter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
18