Anda di halaman 1dari 7

Prinsip Induksi Matematika Kuat

Misalkan P(n) adalah pernyataan yang didefinisikan untuk bilangan bulat n, dan
misalkan a dan b adalah bilangan bulat sedemikian sehingga a ≤ b. Jika dua pernyataan berikut
bernilai benar,
1. P(a), P(a + 1), …, dan P(b) semuanya bernilai benar. (langkah dasar)
2. Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ b, jika P(i) benar untuk semua bilangan
bulat imulai a sampai k, maka P(k + 1) benar. (langkah induksi)
Maka untuk semua bilangan bulat n ≥ a, P(n) benar. (Asumsi bahwa P(i) benar untuk semua
bilangan bulat i mulai dari a sampai k disebut sebagai hipotesis induksi. Cara lain untuk
menyatakan hipotesis induksi adalah dengan menyatakan bahwa P(a), P(a + 1), …, P(k)
semuanya bernilai benar.)
Pada contoh berikutnya kita akan mencoba untuk membuktikan suatu teorema keterbagian oleh
bilangan prima. Teorema ini menyatakan bahwa semua bilangan bulat yang lebih besar dari 1
habis dibagi oleh suatu bilangan prima.

Soal 19: Keterbagian oleh Bilangan Prima


Buktikan bahwa sebarang bilangan bulat yang lebih besar dari 1 habis dibagi oleh suatu bilangan
prima.

Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan: “Untuk semua bilangan bulat n ≥ 2, nhabis
dibagi oleh suatu bilangan prima.”
1. Pertama, kita tunjukkan bahwa P(2) bernilai benar. Karena 2 habis dibagi 2 dan 2 adalah
bilangan prima, maka P(2): “2 habis dibagi oleh suatu bilangan prima” bernilai benar.
2. Misalkan k adalah sebarang bilangan bulat dengan k ≥ 2 dan kita anggap bahwa i habis dibagi
oleh suatu bilangan prima untuk semua bilangan bulat i mulai dari 2 sampai k. Kita harus
tunjukkan bahwa k + 1 juga habis dibagi bilangan prima.
Kasus 1 (k + 1 adalah bilangan prima): Pada kasus ini k + 1 habis dibagi oleh suatu
bilangan prima, yaitu bilangan itu sendiri.
Kasus 2 (k + 1 bukan bilangan prima): Pada kasus ini k + 1 = ab di mana a dan badalah
bilangan bulat dengan 1 < a < k + 1 dan 1 < b < k + 1. Sehingga, dengan kata lain, 2 ≤ a ≤ k,
dan berdasarkan hipotesis induksi, a habis dibagi oleh suatu bilangan prima p. Dan
karena k + 1 = ab, maka k + 1 habis dibagi a. Oleh karena itu, karena k + 1 habis
dibagi a dan a habis dibagi p, maka dengan keterbagian transitif, k + 1 habis dibagi oleh
bilangan prima p.
Jadi, dengan menggunakan induksi matematika kuat kita dapat menyimpulkan bahwa semua
bilangan bulat n ≥ 2, n habis dibagi oleh suatu bilangan prima.
Soal 20: Membuktikan Sifat Barisan dengan Induksi Matematika Kuat
Suatu barisan s0, s1, s2, … didefinisikan sebagai berikut:

untuk semua bilangan bulat k ≥ 2.


Diduga bahwa untuk setiap bilangan bulat n ≥ 0, suku ke-n barisan ini memiliki nilai sama
dengan 5n – 1. Dengan kata lain, dugaan ini menyatakan bahwa semua suku barisan tersebut
memenuhi persamaan sn = 5n – 1. Buktikan bahwa dugaan ini benar.
Pembahasan Misalkan s0, s1, s2, … adalah barisan yang didefinisikan sebagai s0 = 0, s1 = 4,
dan sk = 6ak – 1 – 5ak – 2 untuk semua bilangan bulat k ≥ 2, dan misalkan P(n) menotasikan
pernyataan

Kita akan menggunakan induksi matematika kuat untuk membuktikan bahwa untuk semua
bilangan bulat n ≥ 0, P(n) bernilai benar.
1. Untuk membuktikan bahwa P(0) dan P(1) benar, kita harus menunjukkan bahwa

Akan tetapi, sesuai definisi barisan s0, s1, s2, …, kita memiliki s0 = 0 dan s1 = 4. Karena 50 – 1
= 1 – 1 = 0 dan 51 – 1 = 4, nilai-nilai s0 dan s1 sama dengan nilai-nilai yang diberikan oleh
rumus yang diberikan.
2. Misalkan k adalah sebarang bilangan bulat dengan k ≥ 1 dan anggap bahwa si = 5i – 1 untuk
semua bilangan bulat i dengan 0 ≤ i ≤ k. Kita harus menunjukkan bahwa

Akan tetapi karena k ≥ 1, kita peroleh bahwa k + 1 ≥ 2, sehingga

Sehingga kita telah menunjukkan bahwa P(k + 1) mengikuti P(i) dalam langkah induksi.
Jadi, dengan menggunakan induksi matematika kuat kita dapat menyimpulkan bahwa P(n)
benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.

Soal 21: Membuktikan Sifat Barisan


Misalkan a1, a2, a3, … adalah barisan yang didefinisikan sebagai berikut.

untuk semua bilangan bulat k ≥ 3. Buktikan bahwa an adalah bilangan ganjil untuk semua
bilangan bulat n ≥ 1.
Pembahasan Misalkan P(n) menyatakan bahwa an adalah bilangan ganjil. Kita akan
membuktikan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
1. Kita akan tunjukkan bahwa P(1) dan P(2) benar. Karena menurut definisi barisan a1, a2, a3,
… nilai a1 = 1 dan a2 = 3 yang keduanya merupakan bilangan ganjil, maka P(1) dan P(2)
benar.
2. Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ 2, kita anggap bahwa P(i) bernilai benar untuk 1 ≤ i≤ k.
Sehingga hipotesis induksi kita adalah bahwa ai merupakan bilangan ganjil. Kita akan
menggunakan ini untuk menunjukkan bahwa P(k +1) benar, yaitu ak + 1 juga merupakan
bilangan ganjil. Perhatikan bahwa

Menurut hipotesis induksi, ak – 1 dan ak merupakan bilangan ganjil. Padahal 2akmerupakan


bilangan genap. Hasilnya, penjumlahan bilangan ganjil dan bilangan genap, ak – 1 + 2ak,
adalah suatu bilangan ganjil. Sehingga P(k + 1) bernilai benar. Jadi, dengan menggunakan
induksi matematika kuat kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan
bulat n ≥ 1.
Soal 22: Membuktikan Sifat Barisan
Misalkan b0, b1, b2, … adalah barisan yang didefinisikan sebagai berikut.

untuk semua bilangan bulat k ≥ 2. Buktikan bahwa bn = 3 ∙ 2n + 2 ∙ 5n untuk semua bilangan


bulat n ≥ 0.
Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan yang menyatakan bahwa

Akan kita tunjukkan bahwa P(n) bernilai benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.
1. Pertama, akan kita tunjukkan bahwa P(0) dan P(1) benar, yaitu

Sesuai definisi, b0 = 5 dan b1 = 16. Sedangkan 3 ∙ 20 + 2 ∙ 50 = 3 + 2 = 5 dan 3 ∙ 21 + 2 ∙ 51= 6


+ 10 = 16. Sehingga nilai-nilai b0 dan b1 sama dengan nilai-nilai yang diperoleh dari rumus
yang diberikan. Oleh karena itu, P(0) dan P(1) benar.
2. Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ 1, misalkan P(i) benar untuk 0 ≤ i ≤ k. Sehingga hipotesis
induksi kita adalah

untuk semua bilangan bulat 0 ≤ i ≤ k. Selanjutnya kita akan menunjukkan bahwa P(k + 1)
benar, yaitu

Karena k ≥ 1 maka k + 1 ≥ 2, dan kita dapat menuliskan

Sehingga kita telah membuktikan bahwa jika P(i) benar maka P(k + 1) benar. Jadi dengan
menggunakan induksi matematika kuat, kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk
semua bilangan bulat n ≥ 0.

Soal 23: Membuktikan Sifat Barisan


Misalkan c0, c1, c2, … adalah barisan yang didefinisikan sebagai berikut.

untuk semua bilangan bulat k ≥ 3. Buktikan cn ≤ 3n untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.


Pembahasan Misalkan P(n) menotasikan pernyataan

Akan kita tunjukkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.
1. Pertama kita akan tunjukkan bahwa P(0), P(1), dan P(3) benar. Sesuai definisi barisan
tersebut, c0 = 1, c1 = 2, dan c2 = 3, kita dapat melihat bahwa c0, c1, dan c2 secara berturut-
turut kurang dari sama dengan 30 = 1, 31 = 3, 3² = 9. Sehingga P(0), P(1), dan P(2) bernilai
benar.
2. Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ 2, kita anggap bahwa P(i) benar untuk 0 ≤ i ≤ k. Sehingga
hipotesis induksi kita adalah

untuk 0 ≤ i ≤ k. Dengan menggunakan hipotesis ini kita akan menunjukkan bahwa P(k+ 1)
benar, yaitu

Untuk k ≥ 2 yang mengakibatkan k + 1 ≥ 3, kita memperoleh

Sehingga kita telah menunjukkan bahwa P(i) benar maka P(k + 1) benar. Jadi, berdasarkan
Langkah 1 dan 2 kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥
0.
Soal 24: Induksi Matematika Kuat
Suatu permainan memiliki aturan bahwa dua pemain dalam permainan tersebut secara bergiliran
mengambil sejumlah batang korek api yang dia mau dari satu dari dua bungkus korek api.
Pemain yang berhasil mengambil batang korek api terakhir ditetapkan sebagai pemenang
permainan ini. Tunjukkan bahwa jika dua bungkus korek api tersebut memuat batang korek api
dengan jumlah yang sama, pemain kedua selalu dapat menjadi pemenang dalam permainan ini.

Pembahasan Misalkan n adalah banyaknya batang korek api dalam masing-masing bungkus.
Kita akan gunakan induksi matematika untuk membuktikan P(n), yang menyatakan bahwa
pemain kedua dapat memenangkan permainan jika mula-mula terdapat n batang korek api dalam
masing-masing bungkus.
1. Ketika n = 1, pemain pertama hanya memiliki satu pilihan, yaitu mengambil satu batang
korek api dari salah satu bungkus, dan meninggalkan satu bungkus dengan satu batang korek
api, yang dapat diambil oleh pemain kedua untuk memenangkan pertandingan.
2. Hipotesis induksi kita adalah pernyataan P(i) benar untuk semua i dengan 1 ≤ i ≤ k, yaitu
anggapan bahwa pemain kedua dapat selalu menang jika terdapat i batang korek, di mana 1
≤ i ≤ k, dalam masing-masing bungkus korek api. Kita harus menunjukkan bahwa P(k + 1)
benar, yaitu bahwa pemain kedua dapat memenangkan permainan ketika mula-mula
terdapat k + 1 batang korek api dalam masing-masing bungkus, yang berdasarkan anggapan
bahwa P(i) benar untuk i = 1, 2, 3, …, k. Sehingga misalkan terdapat k + 1 batang korek api
di dalam masing-masing bungkus pada awal permainan dan misalkan pemain pertama
mengambil sejumlah r batang korek api (1 ≤ r ≤ k) dari salah satu bungkus, dan
menyisakan k + 1 – r batang korek api dalam bungkus tersebut. Dengan mengambil batang
korek api dengan jumlah yang sama dari bungkus yang lain, pemain kedua membuat keadaan
di mana terdapat dua bungkus yang masing-masing memiliki k + 1 – r batang korek api.
Karena 1 ≤ k + 1 – r ≤ k, sekarang kita dapat menggunakan hipotesis induksi untuk
menyimpulkan bahwa pemain kedua selalu dapat memenangkan permainan. Dan jika pemain
pertama mengambil sejumlah k + 1 batang korek api dari satu bungkus, pemain kedua dapat
memenangkan permainan dengan mengambil semua sisa batang korek api dalam bungkus
lainnya.
Berdasarkan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan induksi
matematika kuat bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
Soal 25: Induksi Matematika Kuat
Buktikan bahwa bea pos sejumlah Rp 12.000,00 atau lebih dapat dibentuk dengan menggunakan
perangko seharga Rp 4.000,00 dan perangko seharga Rp 5.000,00.

Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan yang menyatakan bahwa bea pos dengan
harga n ribu rupiah dapat dibentuk dengan menggunakan perangko-perangko seharga Rp
4.000,00 dan Rp 5.000,00.
1. Kita dapat membentuk bea pos sejumlah Rp 12.000,00, Rp 13.000,00, Rp 14.000,00 dan Rp
15.000,00 secara berturut-turut dengan menggunakan tiga perangko seharga Rp 4.000,00,
dua perangko seharga Rp 4.000,00 dan satu perangko seharga Rp 5.000,00, satu perangko
seharga Rp 4.000,00 dan dua perangko seharga Rp 5.000,00, dan tiga perangko seharga Rp
5.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa P(12), P(13), P(14), dan P(15) benar.
2. Hipotesis induksi kita adalah bahwa pernyataan P(i) benar untuk 12 ≤ i ≤ k, di mana kadalah
bilangan bulat dengan k ≥ 15. Dengan kata lain kita dapat membentuk bea pos
sejumlah i ribu rupiah, di mana 12 ≤ i ≤ k. Kita harus menunjukkan bahwa P(k + 1) benar,
yaitu bahwa kita dapat membentuk bea pos sejumlah k + 1 ribu rupiah. Dengan
menggunakan hipotesis induksi, kita dapat menganggap bahwa P(k – 3) benar karena k – 3 ≥
12, yaitu kita dapat membentuk bea pos sejumlah k – 3 ribu rupiah dengan menggunakan
perangko-perangko seharga Rp 4.000,00 dan Rp 5.000,00. Untuk membentuk bea pos
sejumlah k + 1 ribu rupiah, kita hanya perlu untuk menambah perangko seharga Rp 4.000,00
lainnya kepada bea pos yang berharga k – 3 ribu rupiah tersebut. Sehingga, kita telah
menunjukkan bahwa jika hipotesis induksi kita benar maka P(k + 1) juga benar.
Karena kita telah melakukan Langkah 1 dan 2 pada induksi matematika kuat, kita dapat
menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 12.

Anda mungkin juga menyukai