ANESTESI LOKAL
OLEH
KELAS PARALEL
PROGRAM STUDI FARMASI
FMIPA – ISTN
JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
Obat Anestesi local. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
farmakologi.
Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapakan banyak terima kasih.
Penulis
Jakarta, 14 Mei 2014
Khoirun Nisa
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Abstrak
1.2 Judul kelompok obat
1.3 Jenis obat-obat yang termasuk kelompok obat anestesi local
1.4 Farmakokinetik anestesi local
1.5 Farmakodinamik anestesi local
1.6 Efek samping anestesi local
1.7 Interaksi obat anestesi lokal
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi prokain
2.2.Pengkajian
2.2.1. indikasi obat prokain
2.2.2. kontraindikasi
2.2.3. bentuk sedaiaan obat
2.2.4. diagnosis
- kelas terapy
- nama obat dagang/paten
- nama obat generic
- rumus bangun
2.3. Perencanaan
2.3.1. mekanisme kerja obat
2.3.2. efek terapi
2.3.3. efek samping
2.4. Pelaksanaan
2.4.1. cara pemberian obat
2.4.2. dosis obat
2.4.3. nasib obat (farmakokinetik)
2.4.4. interaksi obat
2.5. Evaluasi
Obat bius local / anastesi local atau yang sering disebut pemati rasa adalah
obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara local pada jaringan
saraf dengan kadar yang cukup. Anastetika local atau zat-zat penghalang rasa
setempat adlah obat yang pada penggunaan local merintangi secara reversible
penerusan impuls-impuls saraf ke SSP dan dengan demikian menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau dingin.
Obat bius local mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.
Tempat kerjanya terutama di selaput lender. Di samping itu anastesi local
mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa
impuls. Artinya anestesi local mempunyai efek yang penting terhadap SSP,
ganglion otonom, cabang-cabang neuromuscular dan semua jaringan otot.
Sejak tahun 1892 dikembangkan pembuatan anastetika local secara
sintesis dan yang pertama adalah prokain dan benzokain pada tahun 1905, yang
disusul oleh banyak derivate lain seperti tetrakain, butakain, dan cinchokain.
Kemudian muncul anastetika modern seperti lidokain (1947), mepivakain (1957),
prilokain (1963), dan bupivakain (1967).
Sesuai dengan uraian di atas, maka penulis akan membahas lebih lanjut
tentang jenis anastesi local yaitu prokain, serta reaksi kerja obat prokain,
farmakokinetik, farmakodinamik, efek samping, interaksi obat, pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dan berbagai hal lain yang berkaitan
dengan prokain.
1.1. A B S T R A K
1.4. Farmakokinetik
Distribusi :
Semua anestesi local tidak baik diabsorpsi di saluran cerna setelah pemakaian
secara oral, kecuali untuk kokain. Hampir semua anestesi local mengalami
first-pass effect di hepar sehingga obat dimetabolisme menjadi metabolit
inaktif. Anestesi local diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda pada
membrane mukosa yang berbeda. Pada mukosa trakea, absorpsi yang terjadi
hampir sama dengan pada pemberian secara intravena. Pada mukosa faring,
absorpsi lebih lambat dan pada mukosa esophagus dan kandung kemih,
absorpsi lebih lambat dari aplikasi topical faring. Sedangkan kecepatan
absorpsi anestesi local pada pemberian secara parenteral, tergantung pada
vaskularisasi tempat injeksi dan vasoaktivitas obat. Pemberian anestesi local
secara intravena merupakan cara pemberian yang memungkinkan kadar obat
dalam darah mempunyai level yang palng tinggi dalam waktu yang cepat.
Distribusi :
Ketika anestesi local masuk ke peredaran darah, mereka didistribusikan
keseluruh jaringan tubuh.
Metabolisme :
Toksisitas tergantung pada keseimbangan absorpsi dengan metabolism,
Senyawa ester hidrolisisnya di plasma dengan bantuan enzim
pseudokolinesterase. Makin cepat keccepatan hidrolisis, makin kecil potensi
toksisitas anestesi local.biotrasnformasi anestesi local amida lebih kompleks
daripada golongan ester.
Organ metabolism lidokain, etidokain, bupivakain di hepar sedangkan
prilokain, dimetabolisme di hepar dan paru-paru.
Ekskresi :
Organ utama proses ekskresi adalah ginjal. Fungsi ginjal yang sehat
merupakan factor yang berperan penting pada proses ekskresi. Senyawa ester
sejumalah besar dimetabolisme sehingga hanya sejumlah kecil yang tidak
mengalami perubahan. Sedangakan senyawa amida karena lebih kompleks
maka bentuk asalnya dapat ditemukan lebih besar di urin.
1.5. Farmakodinamik
Efek obat anestesi local :
·Kegelisahan dan tremor
·Kejang
·Mempengaruhi transmisi disambungan saraf otot.
·Kolaps kardiovaskuler
·Alergi
II.1. Defenisi
Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal,
epidural, merupakan obat standart untuk perbandingan potensi dan toksisitas
terhadap jenis obat-obat anestetik local lain.
II.2. Pengkajian
2.2.1. Indikasi
Diberikan intarvena untuk pengobatan aritmia selama anestesi umum,
bedah jantung, atau induced hypothermia.
2.2.2. Kontraindikasi
Pemberian intarvena merupakan kontraindikasi untuk penderita
miastemia gravis karena prokain menghasilkan derajat blok
neuromuskuler. Dan prokain juga tidak boleh diberikan bersama-sama
dengan sulfonamide.
2.2.3. Bentuk sediaan obat
Sediaan suntik prokain terdapat dalam kadar 1-2% dengan atau tanpa
epinefrin untuk anesthesia infiltrasi dan blockade saraf dan 5-20%
untuk anestesi spinal.sedangkan larutan 0,1-0,2 % dalam garam faali
disediakan untuk infuse IV. Untuk anestesi kaudal yang terus
menerus, dosis awal ialah 30 mlnlarutan prokain 1,5%.
2.2.4. Diagnosis
·Kelas therapy : obat anastesi
·Sub kelas therapy : anestesi local
·Nama obat dagang : novokain,etokain, gerovital
·Nama obat generic : prokain
·Rumus bangun :
II.3. Perencanaan
2.3.1. Mekanisme kerja obat
Pemberian prokain dengan anestesi infiltrasi maximum dosis 400 mg
dengan durasi 30-50, dosis 800 mg, durasi 30-45
Pemberian dengan anestesi epidural dosis 300-900, durasi 30-90, onset
5-15 mnt
Pemberian dengan anestesi spinal : preparatic 10%, durasi 30-45 menit.
2.3.2. Efek therapy
Pada penyuntikan prokain dengan dosis 100-800 mg, terjadi analgesia
umum ringan yang derajatnya berbanding lurus dengan dosis. Efek
maksimal berlangsung 10-20 menit, dan menghilang sesudah 60 menit.
Efek ini mungkin merupakan efek sentral, atau mungkin efek dari
dietilaminoetanol yaitu hasil hidrolisis prokain.
2.3.3. Efek samping
Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-kadang
pada dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian.
Efek samping yang harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi
terhadap kombinasi prokain penisilin. Berlainan dengan kokain, zat ini
tidak mengakibatkan adikasi.
II.4. Pelaksanaaan
2.4.1. Cara pemberian obat.
Cara pemberian obat bius prokain deberikan secara injeksi interavena
pada atau sekitar jaringan yang akan di anestesi, sehingga
mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak
lebih dalam, misalnya: pada praktek THT atau pencabutan gigi.
2.4.2. Dosis pemberian obat
Dosis 15 mg/kgbb. Untuk infiltrasi : larutan 0,25-0,5 dosis maksimum
1000 mg. onset : 2-5 menit, durasi 30-60 menit. Bisa ditambah
adrenalin (1 : 100.000).
Dosis untuk blok epidural (maksimum) 25 ml larutan 1,5%.
Untuk kaudal : 25 ml larutan 1,5%.
Spinal analgesia 50-200 mg tergantung efek yang di kehendaki,
lamanya 1 jam.
2.4.3. Nasib obat (farmakokinetik)
Absorpsi berlangsung cepat dari tempat suntikan dan untuk
memperlambat absorpsi perlu ditambahkan vasokonstriktor. Sesudah
diabsorpsi, prokain cepat dihidrolisis oleh esterase dalam plasma
menjadi PABA dan dietilaminoetanol. PABA diekskresi dalam urine,
kira-kira 80% dalam bentuk utuh dan bentuk konjugasi. 30%
dietilaminoetanol ditemukan dalam urine, dan selebihnya mengalami
degradasi lebih lanjut.
2.4.4. Interaksi obat
ü Prokain dan anestetik local lain dalam badan dihidrolisis menjadi
PABA(para amino benzoic acid), yang dapat menghambat daya kerja
sulfonamide. Oleh karena itu sebaiknya prokian dan asnestetik local lain
tidak diberikan bersamaan dengan terapi sulfonamide.
ü Prokain dapat membentuk garam atau konjugat dengan obat lain sehingga
memperpanjang masa kerja obat tesebut. Misalnya garam prokain penisilin
dan prokain heparin.
II.1. Evaluasi
Sebagai anestetik local, prokain pernah digunakan untuk anesthesia
infiltrasi, anesthesia blok sararf, anesthesia spinal, anesthesia epidural dan
anesthesia kaudal. Namun karena potensinya rendah, mula kerja lambat serta
masa kerjanya pendek, maka penggunaannya sekarang ini hanya terbatas
untuk anesthesia blok saraf.
Di dalam tubuh,prokain akan dihidrolisis menjadi PABA, yang dapat
menghambat kerja sulfonamide.
BAB III
KESIMPULAN
Anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat yang
menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringan saraf
dengan kadar yang cukup. Anestesi lokal bekerja pada tiap bagian susunan saraf
dengan cara merintangi secara bolak- balik penerusan impuls-impuls saraf ke
Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi
rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin.
Anestesi lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.
Tempat kerjanya terutama di selaput lendir. Disamping itu, anestesia lokal
mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa
impuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai efek yang penting terhadap SSP,
ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua jaringan otot.
Anastesi local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok
sebagai berikut :
a. Senyawa-ester (PABA) : kokain, benzokain,prokain, oksibuprokain, dan
tetrakain ;
b. Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan bupivakain,
cinchokain, artikain, dan pramokain;
c. Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluo-ran, dan etilklorida.
Semua obat tersebut di atas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.
Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal, epidural,
merupakan obat standart untuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis
obat-obat anestetik local lain.
Diberikan intarvena untuk pengobatan aritmia selama anestesi umum,
bedah jantung, atau induced hypothermia.
Pemberian intarvena merupakan kontraindikasi untuk penderita miastemia
gravis karena prokain menghasilkan derajat blok neuromuskuler. Dan prokain
juga tidak boleh diberikan bersama-sama dengan sulfonamide.
Sediaan suntik prokain terdapat dalam kadar 1-2% dengan atau tanpa
epinefrin untuk anesthesia infiltrasi dan blockade saraf dan 5-20% untuk anestesi
spinal. Sedangkan larutan 0,1-0,2 % dalam garam faal disediakan untuk infuse IV.
Untuk anestesi kaudal yang terus menerus, dosis awal ialah 30 ml larutan prokain
1,5%.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/5420364/Jurnal_Anestesiologi_Indonesia