Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM II

Penetapan Kadar Hemoglobin


(Cara Sahli dan Cara Cyanment)
I. Tujuan
Metode Sahli

A. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan kadar Hemoglobin dengan
metode sahli.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan kadar Hemoglobin
dengan metode sahli.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan kadar Hemoglobin darah
probandus dengan menggunakan metode sahli.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Hemoglobin darah probandus.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasi hasil penetapan kadar Hemoglobin
dara probandus.
Metode Cyanment
A. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan kadar Hemoglobin dengan
metode cyanment.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan kadar Hemoglobin
dengan metode cyanment.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan kadar Hemoglobin darah
probandus dengan menggunakan metode cyanment.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Hemoglobin darah probandus.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasi hasil penetapan kadar Hemoglobin
darah probandus.

II. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode sahli dan metode Cyanment
III. Prinsip
Metode Sahli
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam oleh HCL 0,1N, kemudian warna yang
terjadi dibandingkan secara visual dengan standard permanent dalam alat itu.

Metode Cyanment
Berdasarkan derivat-derivat Hemoglobin didalam darah kecuali verdoglobin
(suplaemoglobin) diubah secara kuantitasif menjadi hemoglobin Cyanide
(Cyanmenthemoglobin) dengan memakai suatu larutan pereaksi. Dengan memakai
reagen yang tersedia dalam kit, dijamin bahwa reaksi sempurna hanya dalam waktu 3
menit. Zat warna yang terbentuk sangat stabil dan dapat diuur dengan fotometer.

IV. Dasar teori


Kadar hemoglobin adalah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran darah
merah. Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml
darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen”. Batas normal nilai hemoglobin
untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap
suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal
berdasarkan umur dan jenis kelamin. (Sopny, 2010)
Terdapat berbagai macam metode pemeriksaan hemoglobin yaitu metode sahli, metode
cyanment, metode warna skala, , teknik Tallqvist, metode tembaga sulfat. Dari jenis
jenis metode tersebut metode cyanmet yang digunakan sebagai standar estiminasi
hemoglobin ( Nagandhi,2014)
Metode sahli adalah pengukuran konsentrasi hemoglobin yang merupakan prosedur
rutin di negara berkembang, dengan teknik sederhana ini hasil- hasil yang didapat masih
sedikit. Teknik sederhana ini digunakan dalam perawatan kesehatan primer yaitu untuk
memantau pasien di bawah pengobatan dan untuk skrining anemia. Teknik ini dapat
diandalkan karena murah, sederhana dan mudah digunakan, dan tidak membutuhkan
listrik. ( Lerberghe.1983)
Metode cyanment adalah pengukuran konsentrasi hemoglobin yang digunakan sebagai
standard pemeriksaan. Namun penggunaannya dalam survei di daerah terpencil masih
dibatasi karena membutuhkan pengenceran akurat sampel darah dan listrik untuk
spectrophotometer. ( Nagandhi,2014)
Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hemoglobin, antara lain
sebagai berikut :
1. Reagen
Reagen yang digunakan harus diketahui tanggal kadaluarsanya, karena jika batas
kadaluwarsanya lewat akan mempengaruhi hasil pemeriksaan., Keutuhan wadah atau
botol dan penyimpanannya harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi kualitas
reagen yang secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
2. Metode
Jika metode yang digunakan tidak dilaksanakan dengan benar sesuai prosedur maka
hasil pemeriksaan juga akan dipengaruhi.
3. Bahan pemeriksaan
Bahan pemeriksaan meliputi; cara pengambilan spesimen, pengiriman spesimen,
penyimpanan spesimen, dan persiapan sampel. Jika tahapan-tahapan tersebut dilakukan
dengan salah maka dapat dipastikan juga akan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
4. Tenaga labratorium.
Tenaga laboratorium dalam hal ini petugas yang mengerjakan pemeriksaan memiliki
kemampuan untuk membedakan warna yang tidak sama satu sama lainnya, sehingga
biasanya antara petugas satu dengan yang lainnya dapat membaca hasil pemeriksaan
secara berbeda.
5. Faktor alat
Alat yang jarang sekali untuk di kalibrasi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Menurut ( Nagandhi,2014) kelebihan dan kekurangan dari metode sahli dan metode
cyanmet yaitu
Metode Kelebihan Kekurangan
Metode Sahli  Sederhana  Tidak akurat
 Murah  Warna yang
dikembangkan
tidak stabil
 Variabilitas antar
pengamat sangat
mempengaruhi

Metode Cyanment  Pemeriksaan  Kekeruhan dapat


akurat menyimpang
 Reagent dan alat  Mengandung
untuk mengukur sianida yang
kadar hemoglobin bersifat beracun
dapat dikontrol  Membutuhkan
dengan larutan listrik
standart yang
stabil

V. Alat dan Bahan


Metode Sahli
A. Alat
1. Haemometer/ Haemoglobinometer
 Pipet Hemoglobin
 Batang pengaduk
 Vial
 Pembersih tabung
 Tabung pengencer
 Standard warna permanen
2. Tabung Vakum berwarna Ungu
3. Jarum ukuran 22G
4. Torniquet
5. Holder
B. Bahan
1. Darah Vena
2. Aquadest
3. HCL 0,1 N
4. Kapas kering
5. Alkohol Swab
6. Plester
Metode Cyanment
A. Alat
1. Haemometer/ Haemoglobinometer
 Pipet Hemoglobin
 Batang pengaduk
 Vial
 Pembersih tabung
 Tabung pengencer
 Standard warna permanen
2. Spektrofotometer / Fotometer
3. Cuvet
4. Tabung Vakum berwarna Ungu
5. Jarum ukuran 22G
6. Torniquet
7. Holder
B. Bahan
7. Darah Vena
8. Larutan Drabkins ( NaHCO3 1g, K3FE(CN)4 200 mg, KCN 50 mg,
Aquadest 1 liter , pH 8,6)
9. Kapas kering
10. Alkohol Swab
11. Plester

VI. Cara Kerja


Metode Sahli
1. Larutan HCL 0,1 N dimasukkan ke dalam tabung pengencer hemometer sampai
tanda 2 gr%.
2. Sampel darah dihisap dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 0,02 ml.
3. Darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet dihapus dengan tissue.
4. Waktu dicatatat dan darah segera dialirkan dari pipet ke dalam dasar tabung
pengenceran yang berisi HCL. Hati – hati jangan sampai terjadi gelembung.
5. Pipet sedikit diangkat, lalu asam HCL yang jernih dihisap kedalam pipet, 2 atau
3 kali untuk membersihkan darah yang masih tertinggal dalam pipet.
6. Tabung yang terisi HCL dan darah dihomogenkan agar darah dan asam
bersenyawa, warna campuran menjadi coklat tua.
7. Aquadest ditambahkan setetes demi setetes,tiap kali diaduk dengan batang
pengaduk yang tersedia. Persamaan warna campuran dan batang standard harus
dicapai dalam waktu 3 – 5 menit setelah saat darah dan HCL dicampurkan dalam
alat sahli. Pada usaha mempersamakan warna hendaknya tabung diputar
demikian sehingga garis bagi tidak terlihat.
8. Kadar hemoglobin dibaca dengan gram/100 ml darah (gr%).
Metode Cyanment
1. Larutan Drubkins sebanyak 5ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Darah dipipet sebanyak 0,02 ml dengan pipet HB.
3. Pipet dibilas dengan campuran pereaksi dan homogenkan campuran darah dan
larutan drubkins dengan benar dan baca absorbansinya setelah 3 menit terhadap
aquadest dengan panjang gelombang 546 nm ( Absorbance maximum).

VII. Hasil Pengamatan


Jenis HB (gr%)
No Nama Pasien Umur
Kelamin Sahli Cyanment
1. Luh Intan Wijayanti 19 tahun Perempuan 12,0 gr% 9,9 gr%

VIII. Pembahasan
Penetapan kadar hemoglobin dalam darah sangat penting dalam menentukan diagnosa
suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan protein khusus yang ada dalam sel darah merah
dengan fungsinya yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke
paru-paru. Kadar hemoglobin dalam darah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara atau
metode. Metode yang paling sering digunakan di laboratorium adalah metode sahli. Pada
metode sahli, dilakukan dengan penambahan HCL dimana maksud dari penambahan HCL yaitu
agar terbentuknya hematin asam setelah ditambahkan darah.
Selain metode sahli, terdapat metode cyanment yang digunakan dalam praktikum
penetapan kadar Hb ini. Pada metode cyanment ini menggunakan larutan Drubkins, dimana
maksud dari penambahan larutan drubkins ini untuk mengubah hemoglobin (Hb) menjadi
pigmen yang lebih stabil, yaitu cyianmethemoglobin. Pereaksi tunggal ini mengandung kalium
sianida dan kalium ferisianida. Penambahan pereaksi ini menyebabkan ion kompleks
ferisianida akan mengoksidasi besi hemoglobin dalam sampel darah yang berada dalam bentuk
Ferro [Fe(II)] menjadi bentuk ferri sehingga dihasilkan methemoglobin yang tidak aktif
membawa oksigen.
Pada kegiatan praktikum penetapan kadar Hb dengan metode sahli ini dengan data
pasien sebagai berikut :
Nama : Luh Intan Wijayanti
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Golongan Usia: Dewasa
Dari praktikum yang dilaksanakan diperoleh hasil kadar haemoglobin 12,0 gr% dari
metode sahli dan Hb 9,9 gr% dari metode cyanment. Nilai normal hemoglobin untuk
perempuan dewasa berada dalam kisaran 12,0-16,0 g%. Berdasarkan teori yang ada Hb pasien
dari hasil praktikum menggunakan metode sahli masih dalam batas normal. Namun data Hb
yang di dapatkan dari metode cyanment pasien dapat dicurigai menderita anemia, karena Hb
pasien berada dibawah batas normal.
Jika dilihat dari keuntungan dan kelebihan dari ke 2 metode tersebut, harusnya
keakuratan dan kestabilan lebih dilihat dari metode cyanment karena menggunakan alat
spektrofotometer tidak menggunaka tenaga manual. Selain itu metode langsung
cyanmethemoglobin telah menjadi standar untuk estimasi hemoglobin ( Nagandhi,2014)
Hal yang dapat mempengaruhi kesalahan pemeriksaan ini adalah faktor alat yaitu
pemipetan sampel darah yang mungkin tidak 0,02 ml karena pengambilan darah dilakukan
secara manual dan alat haemometer tidak dapat dikalibrasi, darah dan reagen kurang homogen
atau tidak homogen sama sekali, kurangnya waktu inkubasi sehingga tidak terbentuk hematin
asam pada metode sahli dan pada faktor tenaga laboratorium yaitu pengambilan reagen yang
tidak sesuai batas meniskus bawah pada tabung pengencer, darah dan antikoagulan kurang
dihomogenkan setelah melakukan pengambilan darah, dan cyanmenthrmoglobin pada metode
cyanment sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Hal-hal tersebutlah yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan. (Megatrr.2017)

IX. Interpretasi Hasil


Kadar nilai normal hemoglobin wanita untuk usia dewasa yaitu 12.0 gr% - 16,0gr%

X. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum penetapan kadar Hb dengam metode sahli dan metode cyanment
dengan pasien Luh Intan Wijayanti, umur 19 tahun, jenis kelamin perempuan
didapatkan kadar Hb 12,0 gr% dengan metode sahli dan 9,9gr% dengan metode
cyanment.
XI. Daftar Pustaka
- Sopny. 2010. Kadar hemoglobin darah. Tersedia pada web :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/ 20481/4/Chapter%20II.pdf. Diakses
pada tanggal 16 september 2018.
- Megatrrr. 2017. Percobaan Vi. Tersedia pada web:
https://www.slideshare.net/megatrrr/percobaan-vil. Diakses pada tanggal 15 september
2018.
- Nagadhi,Himanshu dkk.2014. Methods for Hemoglobin Estimation: A Review of
“What Works Tersedia pada web :
https://www.jscimedcentral.com/Hematology/hematology-2-1028.pdf. Diakses pada
tanggal 16 september 2018
- Lerberghe,Van dkk. 1983. Haemoglobin measurement: the reliability of some simple
techniques for use in a primary health care setting. Tersedia pada web:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2536237/. Diakses pada tanggal 16
september 2018

Anda mungkin juga menyukai