PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang
berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti hemometer,
thermometer, hygrometer, dan spektrofotometer.
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau
mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut.
Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan,
sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan
kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang
kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman
seorang analis mengenai apa artinya bersih.
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan
peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar
analisa yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri.
Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan
dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga
menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan
kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan
penting demi keselamatan dan hasilnya pekerjaan analisa kimia.
Seperti halnya dalam menggunakan hemometer, yaitu alat yang digunakan
untuk menetapkan kadar hemoglobin dalam darah seseorang dengan metode sahli.
Ketika ingin menggunakan hemometer terlebih dahulu kita harus mengetahui cara
penggunaannya,dan apabila ingin melakukan pemeriksaan hemoglobin dengan
hemometer, terlebih dahulu harus memerhatikan hememoter tersebut serta mutu
bahan kimia yang akan digunakan agar hasil pemeriksaan yang diperoleh akurat.
2.Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan hemometer?
b.Apa fungsi dari hemometer?
c.Bagaiamana cara penggunaan hemometer?
3. Tujuan
a.Untuk memahami apa yang dimaksud dengan hemometer
b.Untuk mengetahui fungsi dari hemometer
c.Untuk mengetahui cara penggunaan hemometer
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Hemometer
Hemometer merupakan instrumen laboratorium yang digunakan untuk
mengukur kadar hemoglobin dalam darah seseorang dengan menggunakan metode
sahli. Yang mana metode sahli merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk mengukur kadar hemoglobin dengan cara hemoglobin diubah menjadi
hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan dengan standar warna
dalam alat sahli.
B.Komponen Hemometer Sahli
1. Alat pembanding warna
Alat pembanding warna (batang standar) atau standar hemoglobin yang
terdapat pada alat tersebut,Batang standar ini tahan terhadap cuaca dan sukar
memucat.
E.Penggunaan hemometer :
Penetapan HB metode sahli didasarkan atas pembentukan asam hematin
setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0,1 N, kemudian diencerkan dengan
akuades. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel
dengan warna batang gelas standar.
Metode yang digunakan adalah membandingkan warna sampel darah dengan
warna merah standar. Warna sampel darah didapatkan pada pemisahan globin dari
hemoglobin dengan penambahan HCl ( asam klorida ) untuk menghasilkan asam
hematin yang warnanya diukur oleh colorimetri.
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan
larutan HCl,lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna
yang terjadi dengan warna standar memakai mata biasa.
1.Alat :
a. Pipet Hb Sahli
b. Hemoglobinometer
c. Batang pengaduk
d. Tabung pengencer hemomete
2.Bahan Pemeriksaan :
Darah yang telah diberi antikoagulan/EDTA
3.Reagen
a. Aquadest
b. Asam Klorida
4.Cara Pemeriksaan :
a. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2
b. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20
ul.
c. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas
tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
d. Masukkan darah sebanyak 20 ul inike dalam tabung yang berisi larutanHCL
tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
e. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan
HCL dari dalam pipet secra berulang-ulang 3 kali
f. Tunggu 5 menit untk pembentukan asam hematin
g. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes
sambil diaduk dengan pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama
dengan warna standard.
h. Miniskus dari larutan dibaca. Miniskus dalam hal ini adalah permukaan
terendah dari larutan (meniskus bawah)
G.Nilai normal
Laki-laki : 14 – 18 gram/dl
Wanita : 12 – 16 gram/dl
I.PEMELIHARAAN
• Dengan membersihkan tabung dengan sikat pembersih
• Sebelum disimpan, pastikan tabung dalam kondisi bersih dan kering sehingga
tidak menimbulkan lumut
J.KALIBRASI HAEMOMETER
Tidak bisa dikalibrasi, apabila ada kerusakan alat diganti dengan yang baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hemometer ialah instrumen laboratorium yang digunakan untuk mengukur
kadar hemoglobin dalam darah seseorang dengan menggunakan metode sahli.
Yang terdiri atas alat pembanding warna (batang standar) atau standar hemoglobin,
tabung pengencer (tabung hemoglobin), pipet darah (pipet hemoglobin),
aspirator/selang penghisap, batang pengaduk, pipet pengencer darah (pipet
Pasteur). Yang memiliki prinsip kerja yaitu hemoglobin darah diubah menjadi
asam hematin dengan pertolongan larutan HCL, lalu kadar dari asam hematin ini
diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna standard
memakai mata biasa.
DAFTAR PUSTAKA
http://duniaprikanan.blogspot.co.id/2014/12/haemometer-hemoglobinometer.html
http://keperawatankomunitas.blogspot.co.id/2010/04/pemeriksaan-darah-rutin-hemoglobin-
cara.ht
http://id.scribd.com/doc/76405045/Ermawati-Laporan-Mingguan-1-Makalah-Peralatan-
Lab#scribd
NAMA : LEONTIUS MANSELMI
NIM : PO714203222015
KELAS : DIV ALIH JENJANG 2022
HEMOMETER
A. Definisi Hemometer
Hemometer merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur
kadar hemoglobin seseorang.
Hemoglobin adalah komponen dari sel darah berupa protein yang kaya akan,
besi yang berperan dalam pemberian warna pada sel darah. Selain itu hemoglobin
juga berperan dalam mengikat oksigen.
D. Fungsi Hemometer
Hemometer berfungsi untuk menentukan kadar hemoglobin darah, sehingga
dapat membantu indikasi klinis terhadap kondisi pasien yang melakukan
pemeriksaan.
Misalnya Ketika seseorang memiliki kadar HB rendah atau dibawah nilai
normal maka orang tersebut bisa dikatakan terindikasi mengalami anemia.
Selang Penghisap
1. Alat pembanding warna (Standar Pembanding)
Alat pembanding warna (batang standar) atau standar hemoglobin yang terdapat
pada alat tersebut,Batang standar ini tahan terhadap cuaca dan sukar memucat.
2. Tabung Sahli
Tabung sahli (tabung hemoglobin) terbuat dari kaca ada yang persegi dan ada
yang bulat.Tiap tabung mempunyai garis tanda pada kedua belah sisinya,Satu
menyatakan kadar Hb dalam (%) dan satu lagi menyatakan kadar Hb dalam
gram/dl.
3. Pipet Sahli
Pipet sahli (pipet hemoglobin) mempunyai garis tanda 20,artinya bila darah
dihisap sampai angka ini maka volume darah 20cmm = 0,02 ml.
4. Selang penghisap.
5. Batang pengaduk
6. Pipet Pasteur
Pipet pengencer darah (pipet Pasteur) ialah pipet polos untuk mencampurkan
darah dengan air suling.
G. Nilai Normal
Laki-laki : 14 – 18 gram/dl
Wanita : 12 – 16 gram/dl
I. Pemeliharaan
1. Dengan membersihkan tabung dengan sikat pembersih
2. Sebelum disimpan, pastikan tabung dalam kondisi bersih dan kering
sehingga tidak menimbulkan lumut
J. Kalibrasi Haemometer
Tidak bisa dikalibrasi, apabila ada kerusakan alat diganti dengan yang baru.
HEMOSITOMETER
a. Prinsip kerja :
Darah di encerkan dengan larutan Turk maka sel darah selain leukosit akan
hancur oleh asam asetat dan leukosit akan diwarnai oleh gentian violet jumlah
leukosit dalam volume pengenceran tersebut di hitung dengan menggunakan
bilik hitung.
b. Prosedur kerja :
1) Isaplahdarah (kapiler, EDTA, Oxalat) dengan pipet leukosit sampai garis
tanda 0,5 tepat.
2) Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
3) Masukan ujung pipet kedalam larutam Turk sambil menahan darah pada
garis tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45º dan larutan Turk diisap perlahan
sampai garis tanda 11. Jangan sampai ada gelembung udara.
4) Angkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan
karet penghisap. Kocok pipet itu selama 3 menit.
5) Buang cairandari pipet 3 – 4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet dengan
sudut 30º pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan dengan daya kapilernya.
6) Biarkan kamar hitung itu 2 – 3 menit pada cawan petri yang telah berisi kapas
basah supaya leukosit mengendap.
7) Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan object kecil 10× / 40× pada 4
bidang besar.
8) Pengenceran yang terjadi ialah 20× jumlahsel yang sudah dihitung dalam 4
bidang besar itu dibagi 4 menunjukkan jumlah sel leukosit dalam 0,1 µ.
Kalikan itu dengan 10 (tinggi) dan 20 (pengenceran) untuk mendapatkan
jumlah leukosit dalam 1 darah.
RUMUS:
∑ = Jumlahsel x 1/t x P
—————————
A
Nilai normal Leukosit:
4000 – 10000/µL darah.
2. Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit (sel darah merah)
a. Prinsip kerja
Darah di encerkan dengan larutan hayem maka eritrosit dapat dihitung
menggunakan bilik hitung improven neubauer dalam 5 bidangkecil (5 R).
b. Prosedur kerja
1) Isaplah darah (kapiler, EDTA, Oxalat) dengan pipet eritrosit sampai garis
tanda 0,5 tepat.
2) Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
3) Masukkan ujung pipet kedalam larutan Hayem sambil menahan darah
pada garis tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45º dan larutan Hayem di
isap perlahan sampai garis tanda 101. Jangan sampai ada gelembung
udara.
4) Angkat pipet dari cairan. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu
lepaskan karet penghisap. Kocok pipet itu selama 3 menit.
5) Buang cairan dari pipet 3 – 4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet
dengan sudut 30º pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung
pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan dengan
daya kapilernya.
6) Biarkan kamar hitung itu 2 – 3 menit pada cawan petri yang telah berisi
kapas basah supaya leukosit mengendap.
Hitung jumlah eritrosit dengan menggunakan object kecil 40× pada 5 bidang
kecil.
Pengenceran yang terjadi ialah 200×. Luas tiap bidang kecil 1/400mm 2.
Factor untuk mendapatkan jumlah eritrosit per µl darah menjadi 5 × 10 × 200
= 10.000.
RUMUS: ∑ Eritrosit = N × 10.00
Nilai normal eritrosit:
Wanita : 4-5 juta/ µL darah.
Pria : 4,5-5,5 juta/ µL darah.
3. Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit (keping-keping darah)
a. Prinsip Kerja
Darah diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1% maka sel lain
dalam darah tidak jelas terlihat kecuali trombosit.
b. Prosedur Kerja :
1) Dipipet 1990 µl larutan ammonium oksalat 1% kedalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 10 µl darah K2EDTA sampel kedalam larutan tersebut
(pengenceran 200x) lalu pipet dibilas
3) Dicampur sampai homogen selama 1 menit
4) Di taruh pada bilik hitung dan didiamkan 10 menit didalam cawan petrik
dengan tissue basah (agar trombosit mengendap)
5) Dihitung pada mikroskop pembesaran 40x
Perhitungan : 25 R x 2000
Nilai normal :
150.000 - 450.000 sel/µl darah
Gambar 1. Sentrifus
A. Definisi :
Sentrifus merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan organel
berdasarkan massa jenisnya melalui proses pengendapan. Dalam prosesnya,
sentrifus menggunakan prinsip rotasi atau perputaran tabung yang berisi larutan
agar dapat dipisahkan berdasarkan massa jenisnya. Larutan akan terbagi menjadi
dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan dan pellet atau organel yang
mengendap. Peralatan sentrifus terdiri dari sebuah rotor atau tempat untuk
meletakan larutan yang akan dipisahkan. Rotor ini nantinya akan berputar dengan
cepat yang akan mengakibatkan larutan akan terpisah menjadi dua fase. Semakin
cepat perputaran yang dilakukan, semakin banyak pula organel sel yang dapat
diendapkan begitu juga sebaliknya.
B. Fungsi :
1. Pemisahan (padat/cair, padat/cair/cair dan padat/padat/cair). Sentrifugasi dapat
digunakan untuk pemisahan padat - cair menyediakan padatan berat dari
cairan. Sentrifus juga dapat digunakan untuk memisahkan fase berat, dan dua
fasa cair ringan, dengan salah satu fase ringan yang lebih ringan dari lainnya.
2. Klasifikasi urutan berdasarkan ukuran dan densitas. Sentrifus digunakan untuk
mengklasifikasikan padatan dengan ukuran yang berbeda. Salah satu aplikasi
adalah untuk mengklasifikasikan kristal berbagai ukuran yang berbeda, dengan
kehalusan ukuran submikron dengan fase ringan dan hanya mempertahankan
ukuran yang lebih besar pada fase berat yang dipisahkan. Salah satu dari
padatan dipisahkan menjadi produk.
3. Menghilangkan partikel kebesaran dan asing (Degritting). Degritting mirip dengan
klasifikasi di mana partikel yang tidak diinginkan, lebih besar atau lebih padat,
ditolak diendapan, dengan produk (lebih kecil atau kurang padat) meluap di fase
cair yang lebih ringan. Situasi lain adalah dimana partikel yang tidak diinginkan
lebih kecil ditolak dalam fase cair ringan, dan padatan berat yang berguna
diselesaikan dengan fase berat.
4. Penebalan atau menghapus konsentrasi cair sentrifus sering digunakan untuk
berkonsentrasi fase padat dengan pengendepan dan pemadatan,
menghilangkan fase cairan berlebih di overflow. Ini mengurangi volume produk
dalam pengolahan berkonsentrasi padatan.
5. Pemisahan kotoran dengan mencuci atau pengenceran (repulping). Dengan
suspensi pekat yang mengandung kontaminan seperti garam dan ion, itu
diencerkan dan dicuci sehingga kontaminan dilarutkan dalam cairan pencuci.
Selanjutnya, suspensi tersebut disentrifugasi untuk 4 menghilangkan cairan
pencuci dengan kontaminan terlarut atau padatan tersuspensi halus.
Selanjutnya, produk dapat lebih terkonsentrasi dengan sentrifugasi.
C. Bagian-Bagian Centrifuge
1. Motor
Biasanya motor yang digunakan pada centrifuge adalah motor AC. kecepatan
motor yang tinggi akan menghasilkan gaya sentrifugal yang tinggi.
Pada banyak kasus kerusakan. Biasanya terjadi sekat arang motor. Dengan
mengganti sekat arang yang baru maka centrifuge dapat dipergunakan kembali.
2. Speed Control
Untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan kebutuhan tanpa speed
control motor akan berputar dengan kecepatan maksimum. Digunakan rangkaian
pembatas tegangan atau semacam dimer untuk bagian speed control
3. Timer
Berfungsi untuk mengatur lamanya alat bekerja. Rangkaian timer ada 2 jenis.
Yakni timer mekanik dan timer digital. Timer mekanik memanfaatkan sistem
mekanis untuk mengatur waktu operasional alat. Sedangkan timer digital
menggunakan sistem counter down digital untuk mengatur waktu operasioanl
alat.
4. Break system
Pengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat dengan segera
dihentikan.
5. Pengunci tutup
Pengunci tutup digunakan untuk mengamankan user agar tidak membuka atau
terbuka secara tidak sengaja tutup centrifuge. Apabila tutup ini terbuka dapat
mengakibatkan sample yang diputar terlempar keluar. Tidak semua jenis
centrifuge terdapat pengunci tutup.
6. Tempat tabung
Tempat tabung centrifuge didesain dengan sudut kemiringan tertentu agar
menghasilkan gaya centrifugal. Jumlah lubang untuk tabung pun dibuat genap.
Ini dimaksudkan agar tercipta keseimbangan beban ketika motor berputar.
SPEKTROFOTOMETER
B. Sejarah Spektrometer
C. Prinsip Spektrometer
Prinsip kerja dari spektrometer adalah prinsip dispersi cahaya. Dispersi
cahaya adalah kondisi saat sebuah cahaya putih terurai menjadi spektrum warna.
Untuk memunculkan dispersi cahaya ini biasanya digunakan cermin prisma.
Dalam spektrometer, prinsip kerja dispersi cahaya juga dimunculkan dengan
cermin prisma.Namun beberapa spektrometer model baru
menggunakan grating (cermin dengan ribuan alur sejajar pada permukaannya)
sebagai ganti cermin prisma. Cermin prisma ini kemudian dilingkupi wadah khusus
untuk mencegah cahaya bocor keluar.
Cahaya putih kemudian ditembakkan dari sumber cahaya menuju lensa
kolimator. Adanya lensa kolimator ini akan menyebabkan cahaya menjadi sejajar.
Dari situ cahaya kemudian diteruskan menuju cermin prisma. Cahaya yang melalui
cermin prisma akan terurai menjadi spektrum optik. Dalam satu waktu, hanya akan
ada satu warna cahaya yang muncul pada celah keluar alat, Untuk memunculkan
warna lain, cermin prisma harus diputar terlebih dahulu.
Dari situ kemudian dapat diukur panjang gelombang serta kecepatan
gelombang cahaya. Dispersi cahaya yang terjadi pada prisma memang
menghasilkan kecepatan gelombang cahaya yang berbeda-beda karena panjang
gelombang setiap warna dalam spektrum pun berbeda.
A. Spektrofotometri UV-Vis
E=h.v
E = h . c/ λ
dimana
E = energi tiap foton
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s),
v = frekuensi sinar
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1).
Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi suatu foton
akan berbanding terbalik dengan panjang gelombang tetapi energi yang dimiliki
suatu foton akan berbanding lurus dengan frekuensinya.
Misalnya: energi yang dihasilkan cahaya UV lebih besar dari pada energi
yang dihasilkan sinar tampak. Hal ini disebabkan UV memiliki panjang
gelombang (λ) yang lebih pendek (100–400 nm) dibanding panjang gelombang
yang dimiliki sinar tampak (400–800 nm).
Berbagai satuan energi beserta faktor konversinya dapat dilihat pada tabel:
Fungsi masing-masing bagian:
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer
a. UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen
b. VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram
c. UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.
d. Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah
cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan
gratting atau lensa prisma dan filter optik.
Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya.
Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan
sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam
satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan
adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang
gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya cahaya
hijau yang melewati pintu keluar. Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti
yang tertera pada gambar.
Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat
bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding
cahaya setelah melewati sel sampel
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer
atau Hukum Beer, berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang
diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen
dari konsentrasi zat dan tebal larutan”.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung
banyaknya cahaya yang hamburkan:
dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya
setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya
1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang
digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan
dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi
oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet)
yang sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang
diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-
partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu
kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan
spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko,
yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat
pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah
atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai
dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau
pemekatan).
Gambar spektrum UV. Namun spektrum dari spektrofotometer VIS dan UV-VIS
menyerupai spektrum UV
Gambar spektrum IR. Pita tertinggi mengarah ke bawah sedangkan pada UV pita yang
paling tinggi mengarah ke atas hal ini disebabkan spektrofotometer IR ditulis dalam
bentung bilangan gelombang
C. Spektrofotometri Sinar Tampak (Visible)
Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang
dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya
yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang
400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol.
Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi
terendah disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak
mampu membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang
memiliki energi lebih tinggi atau menuju keadaan tereksitasi.
Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap
oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan
sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange
bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna
hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Gambar 2 jenis spektronic-20 yang bekerja pada rentang panjang gelombang sinar
tanpak. Gambar atas merupakan spectronic-20 lama yang sudah jarang bahkan
mungkin tidak diproduksi lagi. Sedangkan gambar kedua adalah spectronic-20 terbaru.
Grafiknya adalah