Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

INSTRUMENTASI II
HAEMOMETER DAN HAEMOCYTOMETER

DISUSUN OLEH:
1611050002 FIA NOVITASARI
1611050029 ULYA ASYROFA
1611050036 AZZAH AIDA FADHILAH

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang. Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas anugerah dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "Haemometer dan Haemocytometer" dengan tepat waktu.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita ke jalan yang benar, serta menjadi anugerah
dan rahmat bagi seluruh alam semesta.

Adapun makalah ini telah kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Instrumentasi II yang ditugaskan oleh Bapak Roni Afriansya, S.T. Tidak lupa kami
menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan materi,
bahasa, maupun segi lainnya. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran dari para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini untuk ke depannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan para pembaca.

Purwokerto, 8 Februari 2017

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......i

DAFTAR ISI ....ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..1


B. Rumusan Masalah .1
C. Tujuan Penulisan ...1

BAB II PEMBAHASAN

A. Haemometer
a. Pengertian.2
b. Prinsip Kerja....2
c. Fungsi...3
d. Bagian-bagian Alat...3
e. Cara Penggunaan..3
f. Pemeliharaan Alat....3
g. Kesalahan Penggunaan Alat.4
h. Kalibrasi Alat...4
B. Haemocytometer
a. Pengertian.....5
b. Fungsi...5
c. Prinsip Kerja.5
d. Cara Penggunaan..6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 7
B. Saran ..7

DAFTAR PUSTAKA ..8

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas (daya gabung)
terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah
merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen di bawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan
(Evelyn,2000).

Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh
dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari
tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen : menerima, menyimpan dan melepas
oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam
hemoglobin (Sunita, 2001).

Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari normal.
Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran atau jumlah eritrosit
atau kandungan hemoglobin. Anemia yang paling umum ditemukan di masyarakat adalah
anemia gizi besi. Terjadinya anemia gizi besi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya kandungan zat besi dalam makanan sehari-hari, penyerapan zat besi dari
makanan yang sangat rendah, adanya parasit dalam tubuh seperti cacing tambang atau cacing
pita, diare, kehilangan banyak darah akibat kecelakaan atau operasi karena penyakit
(Wirakusumah, 1999).

Diantara metode yang paling sering dan yang paling sederhana digunakan untuk
mengukur kadar haemoglobin di laboratorium adalah metode sahli, dan metode yang lebih
canggih adalah metode cyanmethemoglobin. (Bachyar, 2002)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Haemometer dan Haemocytometer?
2. Apa fungsi Haemometer dan Haemocytometer?
3. Bagaimana cara menggunakan Haemometer dan Haemocytometer?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami pengertian Haemometer dan Hemocytometer
2. Untuk mengetahui fungsi Haemometer dan Hemocytometer
3. Untuk mengetahui cara menggunakan Haemometer dan Hemocytometer

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAEMOMETER

a. Pengertian

Hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah dan
memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa mengganggu
bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi aliran darah melewati pembuluh darah.

Kadar hemoglobin dalam darah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara atau
metoda. Metoda yang paling tepat adalah berdasarkan atas analisa kandungan besi atau
kapasitas peningkatan oksigen dari molekul tersebut. Sejumlah prosedur yang cepat telah
dikembangkan berdasarkan pengamatan secara langsung pada warna darah dan menyamakan
dengan suatu standar buatan.

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan asam hematin setelah darah
ditambah dengan larutan HCl 0,1 N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran
secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar.

Alat cek Haemoglobin HB Sahli Haemometer atau hemoglobinometer atau


haemoglobinometer adalah instrumen laboratorium untuk menentukan kadar hemoglobin
dalam darah berdasarkan satuan warna (colorimetric).

b. Prinsip Kerja

Metode yang digunakan adalah membandingkan warna sample darah dengan warna
merah standar. Warna sampel darah didapatkan pada pemisahan globin dari hemoglobin
dengan penambahan HCl (asam klorida) untuk menghasilkan asam hematin yang warnanya
diukur oleh colorimetry.

Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCl, lalu
kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna
standar memakai mata biasa. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menetapkan kadar
hemoglobin dalam darah.

Penggunaan Hb Sahli atau Haemometer memiliki prinsip kerja dengan membandingkan


warna asam hematin coklat yang telah di rubah dari hemoglobin dengan asam klorida 0,1 N
dengan cara membandingkan pada alat standar hemoglobinometer.

c. Fungsi

2
menetukan kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan satuan warna (colorimetric).

d. Bagian-bagian Alat
1) Batang standart

Guna: untuk membandingkan warna larutan yang terjadi dalam tabung pengencer dalam
penetapan kadar Hb cara Sahli.

2) Tabung pengencer Haemometer

Guna: Untuk tempat mengencerkan darah dan asam pada penetapatan kadar Hb cara Sahli.

Satuan yang digunakan adalah Garam % (gr%) atau gram/100 ml darah (gr/dl).

-Skala terendah yang terbaca : 2 g%.

-Skala tertinggi yang terbaca : 22 g%

3) Pipet darah kapiler (Pipet Hemoglobin)

seukuran yang mempunyai volume 20 mm3 pada garis batasnya.

4) Pipet pasteur untuk aquadest


5) Batang gelas pengaduk

e. Cara Penggunaan
1. Membersihkan dan mengeringkan tabung haemometer
2. Mengisi tabung haemometer dengan HCl 0,1 N sampai garis batas
3. Mengambil darah pada jari manis, sebelumnya usap jari terlebih dahulu dengan kapas
beralkohol 70%, biarkan kering
4. Menekan softclick yang telah disetting pada angka 5 ke jari hingga jarum menusuk jari
dan darah mengalir keluar
5. Menghapus darah yang pertama keluar dengan kapas kering
6. Memipet darah dengan pipet sahli sebanyak 0,02 ml
7. Menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet menggunakan tisu
8. Memasukkan darah ke tabung sahli dan aduk menggunakan pengaduk
9. Mengencerkan dengan aquades setetes demi tetes sambil diaduk hingga didapatkan warna
yang sama dengan warna standar haemometer sahli
10. Membaca tinggi meniscus permukaan cairan dalam tabung, mencatat hasilnya

f. Pemeliharaan Alat

Membersihkan tabung dengan sikat pembersih

Sebelum disimpan, pastikan tabung dalam kondisi bersih dan kering sehingga tidak
menimbulkan lumut

g. Kesalahan Saat Penggunaan Alat

1) Kemampuan untuk membedakan warna tidak sama.

3
2) Sumber cahaya yang kurang baik.

3) Kelelahan mata.

4) Alat-alat kurang bersih.

5) Pemipetan yang kurang akurat.

6) Warna gelas standart mulai memudar.

h. Kalibrasi Alat

Tidak bisa dikalibrasi, apabila ada kerusakan alat diganti dengan yang baru.

B. HAEMOCYTOMETER

a. Pengertian

4
Haemocytometer adalah metode perhitungan secara mikroskopis. Ruang hitung terdiri
dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm. Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak
sedang dengan panjang 0,05 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil.
Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini
adalah 0,1 mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut
sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui

b. Fungsi

Haemocytometer berfungsi untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat
digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Bentuknya terdiri dari dua counting chamber
dan tiap chamber-nya memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari
chamber adalah 9 mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan
ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor.

c. Prinsip Kerja

Menggunakan prinsip dari perhitungan Petroff-Hauser yaitu melakukan perhitungan


dengan pertolongan kotak-kotak skala, di mana dalam setiap ukuran skala seluas 1 mm 2
terdapat 25 buah kotak besar dengan luas 0,04 mm 2, dan setiap kotak besar terdiri dari 16
kotak kecil. Alat haemocytometer digunakan di bawah mikroskop, sisinya mempunyai
ukuran 0,05 mm. Sedangkan satu kotak sedang berukuran nilai 0,2 mm. Dan tebal nya adalah
0,1 mm. Jumlah sel per ml sampel dapat dihitung sebagai berikut:

Jumlah sel dalam 25 kotak besar = Jumlah sel per kotak besar 25 kotak
Jumlah sel per mm3 sampel = Jumlah sel dalam 25 kotak besar (1/0,02)
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per mm 3 sampel 103 = Jumlah sel per kotak
besar 25 kotak (1/0.02)x 103
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per kotak besar 25 kotak 50 103
Jumlah sel per mL sampel = jumlah sel per kotak besar x 1,25 x 106

Misalnya : didapatkan jumlah mikroba yang mau dihitung 12 sel mikroba, maka jumlah sel
per ml sampel adalah: 12 1,25 106 = 1,5 107 (Mikapin, 2012).

d. Cara Penggunaan

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Membersihkan alat haemacytometer dengan tissue yang sudah diberi alkohol.
3. Setelah itu haemacytometer ditutup dengan cover glass yang sudah dibersihkan.

5
4. Lakukan pengenceran dengan tabung reaksi 106.
5. Masukkan air aquades kedalam botol yang berisi pathogen cendawan kemudian
digoyang-goyang dengan jarum ent agar spora terangkat.
6. Mengisi tabung reaksi dengan 1 ml larutan pathogen cendawan yang sudah terisi 9 ml air
aquades sebelumnya.
7. Kemudian divortex selama 15-30 detik agar memisahkan atau memecah spora, lakukan
terus hingga pada tabung 106.
8. Mengambil 1 ml larutan dari tabung reaksi pengenceran pada tabung ke 10 6 dengan
menggunakan pipet isap.
9. Meneteskan larutan tadi pada alat haemachytometer 1 tetes.
10. Amati dengan menggunakan mikroskop hitung berapa jumlah sel dalam satu kotak.
11. Gunakan rumus :
Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel per kotak besar x 1,25 x 106.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah dan
memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa mengganggu
bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi aliran darah melewati pembuluh darah.
Alat untuk mengecek Haemoglobin adalah HB Sahli Haemometer atau
hemoglobinometer atau haemoglobinometer, yakni instrumen laboratorium untuk
menentukan kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan satuan warna (colorimetric).

Metode yang digunakan adalah membandingkan warna sample darah dengan warna
merah standar. Warna sampel darah didapatkan pada pemisahan globin dari hemoglobin
dengan penambahan HCl (asam klorida) untuk menghasilkan asam hematin yang warnanya
diukur oleh colorimetry.

6
Alat lainnya untuk mengecek Haemoglobin adalah Haemocytometer, yakni alat untuk
melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang
rendah.
Prinsip dari perhitungan Petroff-Hauser yaitu melakukan perhitungan dengan pertolongan
kotak-kotak skala, di mana dalam setiap ukuran skala seluas 1 mm 2 terdapat 25 buah kotak
besar dengan luas 0,04 mm2, dan setiap kotak besar terdiri dari 16 kotak kecil. Alat
haemocytometer digunakan di bawah mikroskop, sisinya mempunyai ukuran 0,05 mm.

B. SARAN

Perlunya pengembangan pengetahuan kepada para pembaca mengenai alat laboratorium


terutama Haemometer dan Haemocytometer. Pengetahuan tentang resiko penggunaan alat
tersebut juga diperlukan agar mengurangi kesalahan penggunaan alat.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Bachyar,dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Evelyn, 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Mikapin. 2012. Tes Jurnal Praktikum Mikrobiolgi Jilid VI (Penghitungan Jumlah Mikroba
Dengan Ruang Hitung). Artikel Teknis Kimia.
Wirakusumah, Emma S.1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: PT. Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai