Manajemen Supervisi Kel 1
Manajemen Supervisi Kel 1
I. Pendahuluan
Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Suharsimi
Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi,
pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi
pendidikan, supervisi merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiaan
supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir,
yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan
memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan
jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada
jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari
semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada
semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi
aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan.
Praktek supervisi selalu berubah seiring dengan tumbuhnya kesadaran para pemangku
kepentingan untuk meningkatkan penjaminan mutu. Kesadaran akan pentingnya
meningkatkan mutu terkait pada peran, fungsi, dan pembagian tugas dalam organisasi.
Pelaksanaannya selalu terkait pada konsistensi lembaga, kegiatan akademik, profesionalisme,
dan kesungguhan penyelenggara pendidikan akan pentingnya memastikan bahwa mutu yang
diharapkan dapat terus terjaga sejak langkah perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauannya.
Jadi supervisi merupakan bagian dari manajemen.
II.Isi
George R. Terry dan Leslie W.Rue (1982: 1) mengatakan bahwa Supervision is the process
encouranging the members of the work unit to contribute positively toward accomplishing the
organization goals. ( Supervisi adalah suatu proses dalam mendorong anggota unit kerja
untuk sungguh-sungguh berpartipasi terhadap pencapaian tujuan organisasi ).
Menurut Aliminsyah dan Pudji (2004 : 130) supervision (supervisi) adalah ” Pengarahan
pegawai-pegawai secara langsung dalam tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka ”
Lebih ilmiah, G.R terry dalam Sindu Mulianto, Eko R. Cahyadi dan M. Karebet (2006
:3) mengatakan bahwa : supervision is the achieving of desired result by means of the
intellegent utilization of human talents and faciliating resources in manner that provides the
greatest challenge and interest to the human talent. ( supervisi adalah usaha mencapai hasil
yang diinginkan dengan cara mendayagubakan bakat/kemampuan alami manusia dan
sumber-sumber yang memfasilitasi, yang ditekankan pada pemberian tantangan dan perhatian
yang sebesar-besarnya terhadap bakat/kemampuan alami manusia).
M. Moh Rifai (1982 : 125) berpendapat bahwa, ”Supervisi adalah pengawasan terhadap
manusianya yang kemudian dipakai sebagai dasar usaha peningkatan kemampuan mereka,
agar mereka dapat meningkatan usaha dan hasilnya”.
Menurut Kimball Wiles (1967). Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut :
“Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”.
Supervisi adalah strategi manajemen yang terdiri atas serangkaian kegiatan untuk memastikan
bahwa mutu yang diharapkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi
memenuhi standar yang telah ditentukan. Supervisi yang merupakan salah satu strategi untuk
memastikan bahwa seluruh langkah pada proses penyelenggaraan dan semua komponen hasil yang
dicapai memenuhi target. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak
mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian
yang perlu diperbaiki.
Model ini adalah refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada saat
kekuasaan yang otoriter dan feodal akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan
korektif. Pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan. Perilaku supervisi adalah
mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan.
Supervisi klinis difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang
sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang
penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.
Beberapa ciri supervisi klinis adalah bantuan yang diberikan bukan bersifat intruksi atau
memerinta tetapi tercipta hubungan manusiawi.
a) Kejelasan berkomunikasi
Biasanya orang-orang atau bawahan akan melakukan sesuatu sesuai dengan yang
pimpinan harapkan untuk mereka lakukan. Dalam kaitan ini,terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan,yaitu :
d) Mendapatkan komitmen
1. Pendelegasian
Dalam hal ini supervisor harus dapat membawa timnya kearah target yang telah
ditetapkan. Dengan keterbatasan waktu dan tenaga, akan lebih efektif jika supervisor
mendelegasikan sebagian tugas-tugasnya, terutama yang bersifat teknis kepada anak
buahnya atau anggota timnya.
2. Keseimbangan
Keseimbangan juga mengacu pada sikap yang diambil oleh seorang pemimpin, kapan
harus bersikap tegas dan kapan harus member kesempatan kepada anak buahnya
untuk menyampaikan pendapat.
3. Jembatan
Supervisor atau manajer merupakan jembatan antara staf yang mereka pimpin dan
manajemen puncak. Jadi, ia harus dapat menyampaikan keinginan atau usulan
karyawan pada pihak manajemen. Sebaliknya, ia pun harus dapat menyampaikan visi
dan misi yang telah ditetapkan serta keputusan lain yang telah dibuat manajemen
puncak untuk diketahui oleh para karyawan yang menjadi anggota timnya.
4. Komunikasi
Komunikasi disini bukanlah satu arah (memberikan tugas-tugas saja) tetapi yang lebih
utama adalah komunikasi multiarah yang juga mencakup kemampuan mendengarkan
keluhan, masukan, dan pertanyaan dari karyawan. Dalam mengkomunikasikan tugas-
tugas, supervisor perlu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang yang
harus melaksanakan tugas tersebut, yakni bahasa yang sejajar dengan kemampuan ,
dan cara berpikir anak buah.
3. Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut :
“Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”.
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik.
4. Mc. Nerney meninjau supervise sebagai suatu proses penilaian mengatakan: supervise
adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses
pengajaran. Dalam pelaksanaannya, supervise bukan hanya mengawasi apakah para guru
atau pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan intruksi atau
ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama guru-guru,
bagaimana cara-cara memperbaiki proses belajar mengajar.
2.4.1 Fungsi Supervisi
G.R Terry dan Leslie W. Rue (1982:2) mengatakan bahwa terdapat empat macam
fungsi supervise, keempat fungsi tersebut adalah planning, organizing, motivating, and
controlling.
1) Supervisi preventif
Supervise preventif bertujuan untuk mencegah kemungkinan penyimpangan
atau kesalahan dari sejak awal
2) Supervisi korektif
Supervisi korektif menyelidiki penyimpangan kesalahan dan kelainan. Bilamana
telah ditemukan,maka penyimpangan, kesalahan dan kelainan itu dikembalikan
dan diperbaiki berdasarkan standar. Sifat supervise korektif adalah represif,
artinyan penyimpangan terjadi lebih dahulu.
3) Supervise konstruktif
Supervise konstruktif mengutamakan kesempurnaan kegiatan yang dilaksanakan
dan sikap untuk saat ini dan saat yang akan datang. Oleh karena itu, kesalahan
dan penyimpangan yang sudah terjadi menjadi masukan bagi penyempurnaan
masa yang akan datang.
4) Supervise kreaktif
Karakteristik supervise konstruktif juga merupakan salah satu karakteristik
supervise kreatif. Walaupun demikian, supervise kreatif mempunyai sasaran
yang lebih jauh. Supervise ini lebih mengutamakan pengembangan daya
imajinasi dan daya kreatif sehingga bawahan mempunyai prakarsa sendiri.
5) Supervise kooperatif
Supervise kooperatif mengawali asumsinya, bahwa organisasi merupakan suatu
kelompok yang terintegrasi yang terdiri dari sejumlah unsure mencapai sasaran
yang sama. Dengan asumsi itu, penyelia atau supervisor tidak bertindak sendiri
untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Ia membutuhkan bantuan fungsional
dari segala unsure organisasi . Karena itu supervise mengutamakan kerja sama.
Tidak ada gagasan dan tidak ada sasaran yang dapat dilaksanakan tana kerja
sama dan persepsi yang sama terhadap sasaran. Oleh karena itulah, supervise
kooperatif memandang perlu setiap partisipasi dari unsure sebagai suatu
kesatuan sistim.
Menurut Sindu Mullianto, Eko R. Cahyadi dan M. Karebet (2006 :3) bahwa
“Supervisor adalah orang yang memiliki kelebihan atau mempunyai keistimewaan, yang
tugasnya melihat dan mengawasi pekerjaan orang lain”. Sementara menurut Komaruddin
(1994:832) supervisor, mandor, pengawas pelaksana atau penyelia yaitu :
Terdapat beberapa pendapat menurut para ahli mengenai fungsi supervisor. Menurut
Sindu Mulianto, Eko R. Cahyadi dan M. Karebet (2006 :67) seorang supervisor memiliki
peran ganda atau dwi fungsi. Suatu saat ia mewakili perusahaan menyampaikan instruksi
kerja, perintah atau informasi lain kepada bawahan serta harus menjaga kepentingan
perusahaan. Disaat lain, ia harus menyampaiakan keluhan karyawan kepada atasan,
memperjuangkan kebutuhan karyawan, dan membela nasib karyawan sesuai dengan norma-
norma, peraturan, perundang-undangan yang berlaku.
Keith davis dan John W. Newstrom (1990: 168-170) mengemukakan bahwa terdapat
lima pandangan yang agak berbeda tentang peran atau fungsi supervisor. Lima pandangan
tersebut yaitu :
Semua organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda dan para karyawan yang
disupervisi melaksanakan fungsi yang tidak serupa. Dengan demikian, masalah yang dihadapi
para supervisor dan kegiatan yang mereka lakukan tentunya berbeda. Supervisor adalah
manajer tingkat pertama yang langsung berhubungan dengan karyawan. Menurut Agus
Dharma (2003: 5-6) sebagai manajer, supervisor terlihat dalam setiap kegiatan manajemen,
kegiatan tersebut adalah :
LINGKUP
PENGAWASAN
Hal senada juga diungkapkan oleh Christina Christenson, Thomas W. Johnson dan John
E. Stinson (1982: 6-7) bahwa sebagai manajer supervisor melakukan berbagai kegiatan
manajemen,yaitu :
Menurut Sindu Mulianto, Eko R. Cahyadi dan M. Karebet (2006:7-8) bahwa peran
manajerial seorang supervisor adalah mencakup :
a. Perencanaan. Pembuatan rencana mencakup rencana kerja dan interaksi antar anggota
tim. Perencanaan juga perlu memerhatikan keterbatasan sumber daya yang dimiliki
dan keterbatasan waktu yang dialokasikan untuk mencapai target yang telah
ditentukan.
b. Pengorganisasian. Supervisor atau manajer perlu melakukan pengorganisasian orang,
tugas,waktu dan fasilitas yang diperlukan. Dalam menjalankan fungsi ini, supervisor
atau manajer perlu menempatkan orang yang tepat didalam pekerjaan yang sesuai
dengan keterampilan dan minat orang tersebut (staffing). Pekerjaan ini juga menuntut
supervisor membuat jadwal untuk mengatur lalu lintas orang dan kegiatan agar tidak
ada yang berbenturan.
c. Implementasi. Dalam tahap ini perlu disusun berbagi scenario implementasiyang
sesuai dengan rencana dan jenis pekerjaan yang harus diselsesaikan.
d. Evaluasi dan pengawasan. Evaluasi dan pengawasan ini tidak hanya dilakukan satu
titik (titik awal atau titik akhir), melainkan secara regular dibeberapa titik sepanjang
perjalanan menjuju target. Fungsi evaluasi dan pengawasan ini adalah untuk melihat
apakah semua kegiatan sudah lancer dan menuju arah yang benar.yaitu pencapaian
target.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
dari supervisor meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pemberdayaan SDM,
pembinaan, dan pengawasan.
Karena setiap profesi membutuhkan keterampilan, maka keterampilan berikut juga harus
dimiliki oleh seorang supervisor untuk menunjang pekerjaannya:
1. Keterampilan Teknis
Pengetahuan produk sendiri atau product knowledge, produk pesaing, dan produk
pengganti, keterampilan menjual dan bernegosiasi, pengetahuan pelanggan (Customer
relationship manajement), segmentasi dan area kerja pengetahuan pasar/industri.
Memahami betul apa itu segmentasi, targeting, positioning, differentation, selling,
brand dan process. Keterampilan ini berguna untuk melatih team dan tenaga penjual,
mealith salesman baru dan mempresentasikan produk di hadapan beberapa pelanggan
sekaligus jika diperlukan.
3. Keterampilan administratif
Keterampilan ini kelihatannya yang banyak dilupkan, itu karena supervisor ketika
menjadi sales selalu melimpahkan tugas ini pada administrasi. Menjadi Seorang
Supervisor membutuhkan teterampilan mengorganisir dan manajemen sehingga
menyeimbangkan antara orientasi pekerjaan dan orientasi manusia. Kemudian setelah
memenuhi keterampilan diatas, kita akan mengetahui berbagai macam tipe-tipe
seorang supervisor. Tipe-tipenya antara lain:
1. Otokratis : supervisor penentu segalanya.
2. Demokratis : mementingkan musyawarah mufakat dan bekerjasama atau gontong
royong secara kekeluargaan.
3. Manipulasi diplomatis : mengarahkan orang yang disupervisi untuk melaksanakan
apa yang dikehendaki supervisor dengan cara musulihat.
4. Laissez-faire : memberikan kebebasan dan keleluasan kepada orang yang
disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.
III.Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan beberapa kajian dan isi materi dapat disimpulkan bahwa :
Supervisi yang berarti juga pengawasan adalah strategi manajemen yang terdiri
atas serangkaian kegiatan untuk memastikan bahwa mutu yang diharapkan dalam
proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi memenuhi standar yang telah
ditentukan.
Prinsip-prinsip supervivi mencakup kejelasan berkomunikasi, harapan yang terbaik,
berpegang pada tujuan, dan mendapatkan komitmen.
Ciri-ciri supervisi yang efektif yaitu :
Pendelegasian
Keseimbangan
Jembatan
Komunikasi
Ada 4 fungsi supervisi atau supervisior yakni perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), motivasi (motivating), pengawasan (controling)
Ada beberapa Meroda supervisi yakni
1. Supervisi preventif
2. Supervisi koektif
3. Supervisi konstruktif
4. Supervis kreatif
5. Supervisi kooperatif
Supervisior merupakan orang yang memiliki kelebihan atau mempunyai keistimewaan,
yang tugasnya melihat dan mengawasi pekerjaan orang lain
Beberapa fungsi supervisior adalah sebagai orang pening dalam manajemen, penyelia di
tengah, penyelia pinggiran, karyawan lain, dan sosialisasi perilaku
Supervisior merupakan element atau karyawan mutlak yang seharusnya ada dalam suatu
perusahaan.
3.2 Saran
Saran penulis kepada setiap perusahaan dan khususnya industri sudah seharusnya
menerapkan konsep manajemen perusahaan dengan berpedoman kepada sistem dan prinsip
supervisi dalam pengelolaan manajemen karena ini akan sangat membantu kinerja perusahaan
dalam menciptakan kualitas produksi yang efektif dan optimal.. Dengan menempatakan
seorang supervisior dalam perusahaan itu akan sangat memebantu kinerja direktur dalam
menerapkan kebijakan pengorganisasian, perencanaan dan pengawasan yang terjamin dan
tersampaikan dengan baik dalam setiap tahapannya.
Sehingga penting bagi setiap industri perusahaan memenrapakan metoda dan fungsi
supervsi yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan karyawan guna meningkatkan
optimalinya prose manajemen perusahaan.