Buku al ghazwu al fikri, hizbus syaithan dan juga qodhoya al ummah adalah
rangkaian bahan berisi penyaddaran atas musuh-musuh Islam yang senantiasa
mengajak rmanusia ke jalan yang tidak benar. Buku al haq wal bathil irui
berusaha menyadarkan bahwa musuh Islam itu sesungguhnya dari pihak
kebatilan dan perlawanan terhadap Islam tnerupakan keadaan rutin dan
kontinyu. Musuh-musuh Islam akan bersama menyerang Islam walaupun
mereka mempunyai latar belakang yang berbeda. Mereka bersatu di
dalam menghancurkan Islam.
Buku al haq wal bathil ini juga mencoba memberikan beberapa jalan keluar atas
permasalahan umat dengan dimunculkannya hizbullah. Penyadaran bahwa
pertempuran antara haq dengan bathil disampaikan melalui bahan shira' baynal
haq wal bathil dan quwwatul haq. Setelah itu sikap yang perlu disiapkan dalam
menghadapi pertempuran ini adalah al furqan dan al istiqamah. Akhirnya
bagaimanapun sikap bertahan akan dilanjutkan kepada usaha menghadapi dan
menyelesaikan masalah yaitu dengan menghadirkan hizbullah sebagai alternatif
jawaban. Bagaimanapun keadaannya, peranan hizbullah mesti dihidupkan.
Di lain pihak musuh berusaha menggalang pengikut kebatilan yang tidak jelas
bagaimana pandangannya terhadap makhluk (manusia dan alam) karena
mereka bersikap berdasarkan persangkaan saja. Mereka juga menggalang
pendukung kebatilan yang kemudian menjadi junudul bathil dan akhirnya
1
menjadi hizbus syaithan. Dengan demikian pertempuran antara hizbus syaithan
dan hizbullah di pentas dunia dan khususnya di dunia dakwah akan mulai
berjalan.
Umat Islam dalam hal ini membutuhkan sikap al istiqamah. Al Istiqamah adalah
komitmen dan konsisten kita terhadap Islam berdasarkan prinsip karena Allah
dan Islam. Sikap ini dilaksanakan berdasarkan cara Islam dengan mengikuti
minhaj (sistem) Allah bersama-Nya dan bertujuan kepada Islam dan Allah.
Kebalikan dari al istiqamah (konsisten) adalah ghairul istiqamah yang mendasarkan
dirinya kepada sesuatu yang bukan Allah dan bukan Islam. Minhaj yang
digunakan dan tujuannya pun bukan kepada Allah dan Islam. Dengan
demikian, jelaslah furgan adalah pembeda dari haq dan bathil. Kejayaan Islam
akan terwujud apabila umatnya berhasil membedakan kedua pengaruh yang
saling bertentangan tersebut (haq dan bathil). Muslim yang furqan akan
meninggalkan kebatilan dengan cara menolaknya dan kemudian menerima
Islam.
Secara nyata, pertempuran al haq dan al bathil hanya akan dimenangkan oleh
hizbullah. Tanpa hizbullah adalah kehancuran. Dengan hizbullah
maka akan muncul kemenangan dan kejayaaan. Beberapa ciri-ciri hizbullah
adalah al akhlakul asasiyah (akhlak dasar) dan al akhlakul harakiyah (akhlak
pergerakan). Kedua akhlak ini perlu dipenuhi agar dapat menjadi hizbullah
dan kemudian Allah SWT akan memenangkan dien-Nya.
Al haq wal bathil merupakan suatu wujud dari sebutan la ilaha illallah Muhammad
rasulullah dimana wala kepada kalimat syahadatain dan bara kepada selain
kalimat syahadat. Sikap wala ini merupakan pembeda antara mereka yang
bergabung dengan hizbullah (orang-orang yang beriman) atau mereka yang
bergabung dengan hizbus syaithan (golongan syaitan). Wala sebagai penentu
seseorang masuk ke dalam hizbullah. Shalat, puasa, zakat, haji dan nilai-nilai
Islam lainnya tidak menentukan seseorang menjadi hizbullah. Rasulullah
SAW bersabda: "Siapa yang keluar dari Islam walaupun sejengkal sesungguhnya
2
is telah melepas ikatan Islam dari lehernya, meskipun is shalat dan berpuasa serta
menyangka dirinya sebagai muslim".
Juga dikuatkan dalam surat An Nisa: 138,139 yang artinya "Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih
yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin". Hizbullah selalu
beriringan dengan wujud wala kepada al haq sehingga wujud wala kepada al
haq yang diiringi dengan bara kepada kebatilan merupakan ukuran seseorang
beriman kepada Allah. Surat Al Maidah:56 menyebutkan "Dan barangsiapa
mengambil Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman menjadi
penolongNya, maka sesungguhnya pengikut agama Allah (hizbullah) itulah
yang pasti menang". Juga dalam surat Al Mujadilah:22 "Kamu tidak akan
mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat sating berkasih
sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya sekalipun
orang-orang itu bapak-bapak atau ana~ anak atau saudara-saudara ataupun
keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan
keimanan dalam hat mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datan~
darinya. Dan dimasukkannya mereka ke dalam surga yang mengali1 di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridh terhadap mereka dan mereka pun
merasa puas terhadap limpaha rahmatNya mereka itulah hizbullah ketahuilah bahwa
sesungguhnya hizbullah itulah golongan yang beruntung".
Dari ayat di atas tergambar pula bahwa Islam secara konse ataupun praktek
tidak mengijinkan seseorang untuk wal terhadap kebatilan. Sebab apabila
seseorang memberika walanya secara bathil maka ia tidak termasuk orang
yan beriman. Dengan demikian seorang muslim tidak dibenarka memberikan
walanya kepada paham-paham atau ideologi ideologi selain Islam karena
paham dan ideologi itu adala suatu kebatilan seperti paham komunis.
Muslim yang memberikan walanya kepada misionaris, atheis, orang-orang
kafir dan murtad serta mengikuti sifat-sifat batil yang dimilikinya, maka is
tidak dipandang sebagai seorang muslim.
Ciri dari hizbullah adalah bersikap tegas kepada orang kafir dan berkasih
sayang dengan sesama muslim. Hubungan kepada orang kafir tidak
berdasarkan hubungan Islam adalah batil dan Allah mengharamkan kaum
muslimin memberikan walanya kepada kebatilan. Seperti dalam surat Al
Kahfi:102, Allah berfirman "Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa
3
mereka (dapat) mengambil hamba-hambaKu menjadi penolong selain Aku?
Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahanam tempat tinggal bagi
orang- orang kafir".