SEL ELEKTROKIMIA
1541170059
2C D4
TEKNIK ELEKTRONIKA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
SEL ELEKTROKIMIA
Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron – elektron bebas dari suatu logam
kepada komponen di dalam larutan. Kesetimbangan reaksi elektrokimia penting dalam sel
galvani (yang menghasilkan arus listrik) dan sel elektrolisis (yang menggunakan arus listrik).
Pengukuran daya gerak listrik (DGL) suatu sel elektrokimia dalam jangkauan suhu tertentu dapat
digunakan untuk menentukan nilai – nilai termodinamika reaksi yang berlangsung serta koefisien
aktifitas dari elektrolit yang terlibat.
Q2
..................................................... (4.4)
40 r r
Untuk menggerakkan muatan dari satu titik ke titik lain diperlukan beda potensial listrik
antara kedua muatan. Beda potensial diukur antara dua elektroda yaitu elektroda pengukur dan
elektroda pembanding. Sebagai elektroda pembanding umumnya digunakan elektroda hidrogen
(H+ | H2 | Pt) atau elektroda kalomel (Cl- | Hg2Cl2(s) | Hg). Beda potensial inilah yang dinyatakan
sebagai daya gerak listrik (DGL). Untuk menghitung DGL sel, digunakan potensial elektroda
standar (Eo) yang nilainya dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Potensial elektroda standar pada 25 oC
Elektroda Eo (V) Reaksi Setengah Sel
F- | F2(g) | Pt 2,87 ½ F2(g) + e- = F-
Au3+ | Au 1,50 ⅓ Au3+ + e- = Au3+
Pb2+ | PbO2 | Pb 1,455 ½ PbO2 + 2H+ + e- = ½ Pb2+ + H2O
Cl- | Cl2(g) | Pt 1,3604 ½ Cl2(g) + e- = Cl-
H+ | O2 | Pt 1,2288 H+ + ¼ O2 + e- = ½ H2O
Ag+ | Ag 0,7992 Ag+ + e- = Ag
Fe3+, Fe2+ | Pt 0,771 Fe3+ + e- = Fe2+
I- | I2(s) | Pt 0,5355 ½ I2 + e- = I-
Cu+ | Cu 0,521 Cu+ + e- = Cu+
OH- | O2 | Pt 0,4009 ¼ O2 + ½ H2O + e- = OH-
Cu2+ | Cu 0,339 ½ Cu2+ + e- = ½ Cu
Cl- | Hg2Cl2(s) | Hg 0,268 ½ Hg2Cl2 + e- = Hg + Cl-
Cl- | AgCl(s) | Ag 0,2224 AgCl + e- = Ag + Cl-
Cu2+, Cu+ | Pt 0,153 Cu2+ + e- = Cu+
Br- | AgBr(s) | Ag 0,0732 AgBr + e- = Ag + Br-
H+ | H2 | Pt 0,0000 H+ + e- = ½ H2
D+ | D2 | Pt -0,0034 D+ + e- = ½ D2
Pb2+ | Pb -0,126 ½ Pb2+ + e- = ½ Pb
Sn2+ | Sn -0,140 ½ Sn2+ + e- = ½ Sn
Ni2+ | Ni -0,250 ½ Ni2+ + e- = ½ Ni
Cd2+ | Cd -0,4022 ½ Cd2+ + e- = ½ Cd
Fe2+ | Fe -0,440 ½ Fe2+ + e- = ½ Fe
Zn2+ | Zn -0,763 ½ Zn2+ + e- = ½ Zn
OH- | H2 | Pt -0,8279 H2O + e- = ½ H2 + OH-
Mg2+ | Mg -2,37 ½ Mg2+ + e- = ½ Mg
Na+ | Na -2,714 Na+ + e- = Na
Li+ | Li -3,045 Li+ + e- = Li
Pada tabel 4.1. terlihat bahwa elektroda hidrogen (H+ | H2 | Pt) merupakan batas
pembanding dengan nilai potensial 0,0000 V. Bila elektroda pengukur mempunyai nilai lebih
besar dari elektroda hidrogen (bernilai positif), maka elektroda tersebut mempunyai
kecenderungan untuk tereduksi (bersifat oksidator). Sedangkan bila elektroda pengukur
mempunyai nilai lebih kecil dari elektroda hidrogen (bernilai negatif), maka elektroda tersebut
mempunyai kecenderungan untuk teroksidasi (bersifat reduktor). Karena reaksi setengah sel pada
elektroda ditulis dalam bentuk reduksi, maka nilai potensial elektroda standar juga dapat disebut
potensial reduksi standar.
4.3. Sel Elektrokimia
Sel elektrokimia tersusun atas dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Pada anoda terjadi
reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Secara garis besar, sel elektrokimia
dapat digolongkan menjadi :
a. Sel Galvani
Yaitu sel yang menghasilkan arus listrik. Pada sel galvani, anoda berfungsi sebagai
elektroda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif. Arus listrik mengalir dari
katoda menuju anoda .Reaksi kimia yang terjadi pada sel galvani berlangsung secara
spontan. Salah satu aplikasi sel galvani adalah penggunaan sel Zn/Ag2O3 untuk batere
jam.
b. Sel Elektrolisis
Yaitu sel yang menggunakan arus listrik. Pada sel elektrolisis, reaksi kimia tidak
terjadi secara spontan tetapi melalui perbedaan potensial yang dipicu dari luar sistem.
Anoda berfungsi sebagai elektroda bermuatan positif dan katoda bermuatan negatif,
sehingga arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Sel elektrolisis banyak digunakan
untuk produksi alumunium atau pemurnian tembaga.
Zn │ Zn2+ ┇┇ Cu2+ │ Cu
Sisi kiri notasi sel biasanya menyatakan reaksi oksidasi, sedangkan sisi kanan notasi sel biasanya
menyatakan reaksi reduksi. Garis tunggal pada notasi sel
menyatakan perbedaan fasa, sedangkan garis ganda menyatakan perbedaan elektroda. Garis
putus – putus menyatakan adanya jembatan garam pada sel elektrokimia. Jembatan garam adalah
larutan kalium klorida atau amonium nitrat pekat. Jembatan garam diperlukan bila larutan pada
anoda dan katoda dapat saling bereaksi.
Gambar 4.2. Sel elektrokimia tanpa jembatan garam (a) dan dengan jembatan garam (b)
i i o RT ln ai ............................................. (4.8)
Jika nilai μi disubstitusi dengan persamaan 4.6, maka
nFEsel nFEsel
o
RT ln ai i .................................... (4.9)
i
RT
E sel E sel
o
ln K ..................................................... (4.10)
nF
Hubungan antara Esel dan Eosel ini disebut persamaan Nernst, dimana K adalah tetapan
kesetimbangan yang nilainya sama dengan perbandingan aktifitas spesi teroksidasi terhadap
spesi tereduksi.
[aoksidasi ]
K .......................................... (4.11)
[a reduksi ]
Pada kesetimbangan, nilai Esel adalah nol sehingga
RT
o
E sel ln K ....................................... (4.12)
nF
o
nFEsel
K e RT
.............................................. (4.13)
Dengan menggunakan persamaan 4.13, nilai K pada kesetimbangan dapat ditentukan.
4.4. Keaktifan Elektrolit
Pada campuran non elektrolit, potensial kimia dapat dinyatakan sebagai
i (l ) io(l ) RT ln i xi ...................................... (4.14)
dimana γi adalah koefisien keaktifan zat i dan xi adalah fraksi mol zat i. Aktifitas zat non
elektrolit adalah
ai i xi ................................................. (4.15)
Pendekatan nilai aktifitas yang sama tidak dapat digunakan untuk larutan elektrolit,
karena zat elektrolit mengalami dissosiasi (penguraian). Walaupun begitu, ion – ion elektrolit
tidak dapat dipelajari secara terpisah karena pada larutan dapat terjadi penetralan listrik. Untuk
larutan elektrolit, digunakan besaran molalitas untuk menggantikan fraksi mol. Pemilihan skala
mol dilakukan karena dibandingkan dengan fraksi mol, molalitas suatu zat tidak akan berubah
apabila dalam larutan ditambahkan zat terlarut yang lain. Sehingga untuk zat elektrolit
i mi
ai ............................................... (4.17)
mo
dimana mo adalah nilai standar molalitas ( 1 mol / kg pelarut) dan
lim i 1 ............................................... (4.18)
mi 0
Untuk larutan elektrolit yang mengandung anion dan kation, nilai potensial kimia masing –
masing ion adalah
o RT ln m ......................................... (4.19)
o RT ln m ......................................... (4.20)
μo+ dan μo- adalah potensial kimia standar dari kation dan anion, sedangkan γ+ dan γ- adalah
koefisien aktifitas katin dan anion. Potensial kimia total dari zat elektrolit adalah
................................................ (4.21)
dimana υ+ dan υ- adalah jumlah kation dan anion. Substitusi persamaan 4.19 dan 4.20 pada
persamaan 4.21 menghasilkan
( o o ) RT ln m m
.................................. (4.22)
Jika m± adalah molalitas ionik rata – rata dan γ± adalah koefisien aktifitas ionik rata – rata
dimana
1 1
m (m m )
m( )
................................ (4.23)
1
( )
............................................................ (4.24)
m ( ) ................................... (4.27)