Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem kompensasi merupakan salah satu sub sistem yang penting dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), baik pada organisasi publik maupun
dalam organisasi swasta. Kompensasi menyangkut penghargaan organisasi
terhadap individu di dalam organisasi. Kompensasi langsung dapat dirasakan pada
jabatan atau kedudukan yang dibayar berdasarkan waktu, seperti upah harian,
mingguan, atau bulanan. Inilah yang disebut gaji atau upah. Gaji adalah balas jasa
dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari
kedudukannya sebagai seorang karyawan.
Gaji menjadi alasan yang paling penting mengapa orang bekerja di antara
alasan lain, seperti untuk berprestasi, mengembangkan diri, atau untuk
mengaktualisasikan diri. Paling tidak hamper 90 persen pertentangan antara
pekerja dan majikan disebabkan oleh masalah gaji, bukan yang lain. Dari sudut
pandang organisasi, memberikan gaji menjadi salah satu faktor penting dalam
meningkatkan kepuasan kerja, memotivasi pegawai, merangsang pegawai baru
yang berkualitas untuk memasuki organisasi, mempertahankan pegawai yang ada
dan meningkatkan produktifitas.
Selain itu, sistem penggajian dapat digolongkan dalam dua sistem, yaitu
sistem skala tunggal dan sistem skala ganda. Sistem skala tunggal adalah system
penggajian yang memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang berpangkat
sama dengan tidak atau kurang memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan
beratnya tanggung jawab pekerjaannya. Sistem skala ganda adalah sistem
penggajian yang menentukan besarnya gaji bukan saja didasarkan pada pangkat,
tetapi juga didasarkan pada sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang
dicapai dan beratnya tanggung jawab pekerjaannya. Selain kedua sistem
penggajian tersebut dikenal juga sistem penggajian ketiga yang disebut sistem
skala gabungan, yang merupakan perpaduan antara sistem skala tunggal dan

1
sistem skala ganda. Dalam sistem skala gabungan, gaji pokok ditentukan sama
bagi pegawai negeri yang berpangkat sama, di samping itu diberikan tunjangan
kepada Pegawai Negeri yang memikul tanggung jawab yang lebih berat, prestasi
yang tinggi atau melakukan pekerjaan tertentu yang sifatnya memerlukan
pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga secara terus-menerus.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam analisis
perusahaan ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana peraturan penggajian yang ditetapkan oleh Pemerintah?
2) Bagaimana mekanisme kenaikan gaji di DPMPTSP Kabupaten Sukabumi?
3) Bagaimana struktur penggajian di DPMPTSP Kabupaten Sukabumi?
4) Seperti apa sistem penggajian di DPMPTSP Kabupaten Sukabumi?
5) Seperti apa tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada pegawai?

1.3 Tujuan Analisis Perusahaan


Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari analisis perusahaan ini adalah
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui bagaimana peraturan penggajian yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
2) Untuk mengetahui mekanisme kenaikan gaji di DPMPTSP Kabupaten
Sukabumi.
3) Untuk mengetahui struktur penggajian di DPMPTSP Kabupaten
Sukabumi.
4) Untuk mengetahui apa sistem penggajian di DPMPTSP Kabupaten
Sukabumi.
5) Untuk mengetahui apa tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada
pegawai.

Metode observasi :

Hari : Rabu, 17 Mei 2017


Tempat : DPMPTSP Kabupaten Sukabumi

2
Narasumber : Ibu Marlina, S.Pd., M.M.

BAB II

LANDASAN TEORI

3
2.1 Pengertian Gaji dan Sistem Penggajian

1. Gaji

Gaji adalah balas jasa yang diterima oleh pekerja atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan atau instansi baik dalam bentuk uang ataupun dalam
bentuk lainnya yang diterima pekerja secara bulanan, mingguan, atau setiap jam
yang dapat dijadikan sebagai sumber utama untuk kelangsungan hidupnya.

Adapun beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penetapan


besar kecilnya gaji untuk mencapai keadaan yang lebih baik, yaitu : pendidikan,
pengalaman, tanggungan keluarga, kemampuan perusahaan, keadaan ekonomi
atau biaya hidup, dan kondisi-kondisi pekerjaan.

2. Sistem

Menurut Cecil Crilespie dalam bukunya Accounting System Procedure


and Methods disebutkan bahwa:

“Sistem adalah suatu jaringan pekerjaan yang berhubungan dengan


prosedur-prosedur yang hubungannya saling berkaitan satu dengan yang lainnya
sehingga dikembangkan menjadi suatu skema untuk melaksanakan sebagian
aktivitas perusahaan”.

3. Sistem Penggajian

Sistem penggajian adalah sistem pembayaran atas jasa yang telah


diserahkan oleh karyawan yang bekerja sebagai manajer atau kepada pegawai
yang gajinya dibayarkan setiap bulan dan tidak tergantung dari jumlah jam, hari
kerja, atau jumlah produk yang dihasilkan.

2.2 Komponen Gaji

Komponen Gaji menurut Slamet Saksono (2010:56) menjelaskan bahwa :


Jumlah yang harus dibayarkan perusahaan/instansi atau jumlah yang akan
diterima kepada pegawai atau karyawan akan terdiri dari gaji atau upah pokok

4
ditambah dengan tunjangan-tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang dan
uang lembur. Apabila diambilkan contoh menurut struktur penggajian PNS maka
gaji pokok, tunjangan-tunjangan, dan iuran wajib dapat dirinci sebagai berikut :

a. Gaji Pokok
Gaji pokok merupakan jumlah imbalan yang dianggap layak bagi seorang
pegawai untuk memenuhi penghidupan selama satu bulan. Jumlah ini merupakan
dasar yang dipergunakan untuk menetapkan besarnya tunjangan keluarga dan
pokok pensiun. Besarnya gaji pokok akan meningkat sesuai dengan tingkat
pangkat dan masa kerja golongan, kepada:

1. Calon Pegawai gaji pokoknya = 80% dari gaji pokok sesuai dengan masa kerja,
golongan dan ruang dalam Daftar Skala Gaji Pokok PNS.

2. Pegawai gaji pokoknya = 100% dari gaji pokok sesuai dengan masa kerja,
golongan dan ruang dalam Daftar Skala Gaji Pokok PNS.

a. Tunjangan Keluarga
Tunjangan ini diberikan kepada setiap pegawai yang menikah yang terdiri
dari:
1. Tunjangan isteri / suami = 10% dari gaji pokok.
2. Tunjangan anak = 2% dari gaji pokok (untuk setiap anak, maksimal 2
anak).
b. Tunjangan Pangan (beras)
Bagi setiap pegawai dan keluarganya diberikan tunjangan pangan beras setara
dengan :
1. 10 kg untuk pegawai yang bersangkutan.
2. 10 kg untuk isteri / suami.
3. 10 kg untuk setiap anak, maksimal 2 anak
Nominal tunjangan ini besarnya sesuai dengan saat penetapannya.
c. Tunjangan Struktural
Tunjangan ini diberikan kepada pegawai yang menduduki jabatan struktural
tertentu. Nilai nominal tunjangan ini penetapannya didasarkan atas faktor

5
kepantasan dan tersedianya anggaran. Jumlahnya bervariasi tergantung dari
jabatan seseorang dalam struktur organisasi maupun eselon yang diemban
oleh seorang pegawai (eselon IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIC, IVA, IVB, VA,VB).
d. Tunjangan Fungsional
Tunjangan ini juga bervariasi tergantung dari fungsi pekerjaan pegawai yang
bersangkutan dalam memperlancar pelaksanaan tugas organisasi, misalnya :
hakim dan panitera, jaksa, BPK, dosen, guru, peneliti, widyaiswara, tenaga
kesehatan, tenaga atom, penyuluh pertanian, penyuluh KB, dan lain-lain.
e. Tunjangan Lain-lain
Tunjangan ini antara lain tunjangan pengabdian daerah terpencil dan
tunjangan khusus. Tunjangan pengabdian diberikan kepada pegawai yang
bertugas dan bertempat tinggal di daerah terpencil. Tunjangan khusus
diberikan kepada pegawai-pegawai yang bekerja di propinsi-propinsi tertentu.
Penetapan ketentuan tunjangan ini diatur dengan keputusan presiden.
f. Tunjangan Selisih Penghasilan
Tunjangan ini diberikan kepada pegawai-pegawai yang dialihkan statusnya
dari pegawai BUMN ke status pegawai negeri biasa.
g. Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP)
Tunjangan ini diberikan kepada pegawai sebagai akibat dari adanya keputusan
pemerintah yang menaikkan gaji pokok tanpa mengubah nilai nominal gaji
pokok yang tercantum dalam daftar skala gaji pokok. Pengubahan gaji pokok
yang terdapat dalam daftar skala gaji pokok memerlukan waktu dan biaya
yang tinggi dalam percetakan bahan-bahan administrasinya. Dalam TPP ini
tidak dipotong dengan iuran wajib pegawai (IWP).

h. Iuran Wajib Pegawai (IWP).


Pegawai dan keluarganya memperoleh hak-hak pelayanan sosial di hari tua
dan pemeliharaan kesehatan. Oleh karena itu kepada pegawai diwajibkan
untuk membayar iuran wajib pegawai (IWP) sebesar 10% dari gaji pokok dan
10% dari tuntutan keluarga, dengan rincian sebagai berikut :

6
1. 4 ¾% untuk iuran pensiun
2. 2% untuk iuran pemeliharaan
3. 3 1/4% untuk iuran tabungan (sosial dan hari tua)
Disamping itu IWP di atas ada juga iuran Amal Bhakti Muslim Pancasila dan
iuran bantuan perumahan yang besarnya disesuaikan dengan golongan
kepangkatan.
i. Pembulatan (dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupian).
1. Tunjangan isteri / suami dan anak
2. Tunjangan khusus pajak (PNS)
3. Potongan – potongan
4. Jumlah penghasilan bersih yang dibayarkan
Dalam skala gaji pokok PNS menurut PP. No. 66 Tahun 2005 disebutkan
bahwa untuk golongan dan ruang terendah adalah Rp. 661.300,00,- dan untuk
golongan dan ruang tertinggi adalah Rp. 2.070.000,00,-.
2.3 Peranan Gaji
Menurut Poerwono (2009:124) ,peranan gaji dapat ditinjau dari dua pihak,
yaitu :
a. Aspek Pemberi Kerja (Majikan)
Aspek pemberi kerja (majikan) adalah manager gaji merupakan unsur pokok
dalam menghitung biaya produksi dan komponen dalam menentukan harga
pokok yang dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Apabila suatu
perusahaan memberikan gaji terlalu tinggi maka, akan mengakibatkan harga
pokok tinggi pula dan bila gaji yang diberikan terlalu rendah akan
mengakibatkan perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja.
b. Aspek Penerima Kerja
Gaji merupakan penghasilan yang diterima oleh seseorang dan digunakan
untuk memenuhi kebutuhannya. Gaji bukanlah merupakan satu-satunya
motivasi karyawan dalam berprestasi, tetapi gaji merupakan salah satu motivasi
penting yang ikut mendorong karyawan untuk berprestasi, sehingga tinggi
rendahnya gaji yang diberikan akan mempengaruhi kinerja dan kesetiaan
karyawan.

2.4 Fungsi Penggajian

7
Menurut Komarudin (2009:164), fungsi gaji bukan hanya membantu
manajer personalia dalam menentukan gaji yang adil dan layak saja, tetapi masih
ada fungsi-fungsi yang lain, yaitu:
1. Untuk menarik pekerja yang mempunyai kemampuan ke dalam organisasi.
2. Untuk mendorong pekerja agar menunjukkan prestasi yang tinggi.
3. Untuk memelihara prestasi pekerja selama periode yang panjang.

2.5 Tujuan Penggajian

Menurut Hasibuan (2010:85) tujuan penggajian, antara lain :


c. Ikatan kerja sama
Dengan pemberian gaji terjalinlah ikatan kerja sama formal antara atasan
dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik,
sedangkan pengusaha atau atasan wajib membayar gaji sesuai dengan
perjanjian yang disepakati.
d. Kepuasan kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhan
fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
e. Pengadaan efektif
Jika program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified
untuk perusahaan akan lebih mudah.
f. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.
g. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena
turnover relatif kecil.
h. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin
baik. Karyawan akan menyadari serta mentaati peraturan- peraturan yang berlaku.
i. Pengaruh serikat buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan
dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
j. Pengaruh pemerintah
k. Jika program gaji sesuai dengan undang-undang yang berlaku (seperti batas gaji
minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

8
2.6 Pengertian Aplikasi Gaji Pokok Pegawai (GPP)
Menurut Yunizar (2010:1) menyatakan bahwa Aplikasi Gaji Pokok
Pegawai (GPP) adalah :
“Aplikasi Gaji Pokok Pegawai (GPP) merupakan aplikasi pembuat daftar
gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pusat, aplikasi ini dibuat oleh Direktorat Sistem
Perbendaharaan sebagai salah satu direktorat dibawah naungan Direktorat Jendral
Perbendaharaan.
Aplikasi ini termasuk aplikasi yang multifungsi, selain membuat daftar
gaji, juga menyimpan data pegawai lengkap, adapun kegunaan lain Aplikasi ini :
1. Membuat kekurangan gaji (rapel), gaji susulan, uang duka (untuk PNS yang
meninggal dunia), Uang Makan, dan lain lain.
2. Mencetak KP4 (Surat Keterangan untuk menambahkan keluarga dalam gaji).
3. Mencetak Rekap SPT Tahunan pegawai.
4. Mencetak Surat Keterangan Penghasilan, dan lain-lain.

2.7 Fungsi – Fungsi yang Terkait Dalam Prosedur Pembayaran Gaji

Menurut Mulyadi (2013: 382) fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi
gaji dan upah adalah:

1. Fungsi Kepegawaian

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, meneyeleksi


calaon karyawan, memutuskan penempatannya serta membuat surat keputusan
tentang tarif gaji, mutasi karyawan, penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan
dan pemberhentian karyawan. Fungsi kepegawaian berada pada bagian
kepegawaian di bawah Departemen Personalia dan Umum.

2. Fungsi Pencatat Waktu

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu


hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian intern yang baik
mensyaratkan tugas pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan
oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. Dalam struktur

9
organisasi, fungsi pencatatan waktu berada di tangan bagian pencatat waktu,
dibawah Departemen Personalia dan Umum.

3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji yang berisi
penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban
setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Daftar gaji diserahkan
oleh fungsi pembuat daftar gaji kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti
kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji kepada karyawan.
Dalam struktur organisasi, fungsi pembuat daftar gaji berada di tangan bagian
gaji, di bawah Departemen Personalia dan Umum.

4. Fungsi Keuangan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji
dan menuangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan
ke dalam amplop gaji setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada
karyawan yang berhak. Dalam struktur organisasi, fungsi keuangan berada di
tangan Bagian Kassa.

5. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk menjawab kewajiban yang


timbul dalam hubungan dengan pembayaran gaji karyawan (misalnya utang gaji
karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). Dalam struktur organisasi, fungsi
akuntansi yang menangani sistem informasi akuntansi penggajian berada di
tangan: Bagian utang, Bagian kartu biaya,dan Bagian Jurnal.

- Bagian utang, bagian ini memegang fungsi pencatat utang yang dalam
sistem informasi akuntansi penggajian bertanggung jawab untuk
memproses pembayaran gaji seperti yang tercantum dalam daftar gaji.
Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada

10
fungsi pembayaran gaji untuk membayarkan gaji kepada karyawan seperti
yang tercantum dalam daftar gaji tersebut.
- Bagian Kartu Biaya, bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang
dalam sistem informasi akuntansi penggajian bertanggung jawab untuk
mencatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu
biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah, dan kartu jam kerja (untuk
tenaga kerja langsung pabrik).
- Bagian Jurnal, berfungsi sebagai pencatat jurnal yang bertanggung jawab
untuk mencatat biaya gaji dalam jurnal umum.
- Bagian Akuntansi, bertanggung jawab dalam penyediaan informasi guna
pengawasan biaya tenaga kerja antara lain informasi yang dibuthkan oleh
pihak manajerial dari bagian penggajian selama perode akuntansi tertentu.

2.8 Langkah-Langkah Dalam Menentukan Gaji

Dalam menentukan gaji organisasi dapat melakukan langkah-langkah


berikut:

1. Menganalisis jabatan atau tugas.


Analisis jabatan sebagaimana telah dijelaskan merupakan kegiatan untuk
mencari informasi tentang tugas-tugas yang dilakukan dan peryaratan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut agar berhasil untuk
mengembangkan uraiain tugas, spesifikasi tugas, dan standar untuk kerja.
Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai landasan untuk mengevaluasi jabatan.
2. Mengevaluasi jabatan.
Evaluasi jabatan adalah proses sistematis untuk menentukan nilai relatif dari
suatu pekerjaan dibandingkan degnan pekerjaan lain. Proses ini adalah untuk
mengusahakan tercapainya internal equity dalam pekerjaan sebagaimana unsur
yang sangat penting dalam penentuan gaji. Penilaian pekerjaan secara umum
dilakukan dengan mempertimbangkan isi pekerjaan atau faktor-faktor, seperti
tanggung jawab, keterampilan atau kemampuan, tingkat usaha yang dilakukan
dalam pekerjaan, dan lingkungan kerja. Penilaian umumnya dilakukan oleh
ahli atau panitia yang sengaja dibentuk oleh organisasi untuk melakukan
evaluasi. Anggota panitia tersebut hendaknya orang-orang yang akrab dengan
jabatan yang dibicarakan, dimana masing-masing mungkin memiliki perspektif

11
yang berbeda tentang sifat pekerjaan dan sebaiknya juga mengikutsertakan
karyawan. Dalam melakukan penilaian pekerjaan, tedapat beberapa metode
yang dilakukan dalam praktik, yaitu:
a. Metode Pemeringkatan (Job Rangking)
Metode pemeringkatan adalah menilai tingkat kepentingan secara umum
dari suatu pekerjaan dibandingkan dengan yang lain atau mengururtkan
pekerjaan menurut tingkat kepentingannnya dengan cara mempelajari
informasi analissi jabatan, yaitu deskripsi jabatan (job description),
spesifikasi jabatan (job specification), dan standar untuk kerja (jon
performance standard), kemudian secara subyektif menentukan pekerjaan
mana yang lebih penting disbanding dengan pekerjaan lain.
Untuk melakukan pemeringkatan, secara procedural dapat dilakukan
dengan langkah-langkah berikut:
1. Memperoleh informasi jabatan, yaitu melakukan analisis jabatan untuk
mengetahui jabatan, spesifikasi jabatan, dan standar untuk kerja. Jika
ketiga hal tersebut sudah ada dan masih sesuai dengan kenyataan maka
tidak perlu lagi melakukan analisis jabatan.
2. Menentukan jabatan-jabatan tertentu yang akan diniilai.
Tidak perlu menilai semua jabatan, hanya jabatan-jabatan tertentu yang
akan dijadikan bahan perbandingan.
3. Membuat peringkat jabatan dan yang lain, yaitu mengurutkan pekerjaan dari
yang terpenting hingga yang kurang penting dan menentukan tingkat
gajinya. Contohnya seperti pada tabel berikut ini:

Peringkat Jumlah Gaji

1. Kepala bengkel Rp 300.000,-

2. Supervisor Rp 250.000,-

3. Masinis Rp 200.000,-

4. Sekretaris Rp 150.000,-

5. Keamanan Rp 100.000,-

b. Metode Pengelompokan (Job Grading)

12
Metode pengelompokan adalah menetapkan suatu pekerjaan dalam
kategori tertentu atau klasifikasi atau kelompok. Kelompok - kelompok
tertentu itu disebut kelas jika berisi jabatan yang sama, dan disebut
tingkatan jika berisi pekerjaan yang berbeda tetapi mempunyai kesulitan
yang sama.
Untuk mengelompokannya, dapat dilakukan dengan langakh-langkah
berikut:
1. Mengembangkan kelas dengan membuat uraian tingkatan berdasarkan
faktor-faktor yang dapat dikompensasi, misalnya kompleksitas dan
kesulitan pekerjaan, pengawasan yangdilakukan dan pengawasan yang
diterima, hubungan dengan ornag lain, pengalaman yang dibutuhkan,
pendidikan yang dituntut, latihan, pengalaman, inisiatif, kreativitas,
dan tanggung jawab.
2. Berdasarkan faktor-faktor di atas, dibuat tingkatan-tingkatan.
3. Mengelompokkan jabatan-jabatan yang ada sesuai dengan klasifikasi
atau tingakatan yang sudah ditentukan.
4. Menentukan besarnya gaji
Tabel uraian tingkatan jabatan

Tingkat Uraian

I Pekerjaan sangat sederhana dan sangat rutin, dilakukan dalam


pengawasan yang sangat ketat, tidak membutuhkan pengalaman dan
pelatihan untuk melakukannya, tidak memerlukan hubungan dengan
orang lain dalam pelaksanaanya.

II Pekerjaan sederhana dan rutin, dilakukan dalam pengawasan yang


ketat, membutuhkan sedikit latihan dan pengalaman untuk dapat
melakukannya dengan baik, memerlukan sedikit hubungan dengan
orang lain dalam pelaksanaannya.

III Pekerjaan sederhana dengan sedikit variasi, dilakukan dalam bentuk


pengawasan umum, membutuhkan latihan, pengalaman, dan tingkat
pendidikan menengah untu melakukannya, mengawasi sedikit
bawahan, memiliki sedikit tanggung jawab, membutuhkan inisiatif,
memerlukan hubungan dengan orang dalam pelaksanaan tugas.

IV Pekerrjaan cukup kompleks dan cukup variasi, dilakukan dalam


pengawasan umum, mengawasi pekerjaan orang lain, memerlukan

13
tinkat pendidikan tinggi, latihan, dan pengalaman, memiliki cukup
tanggung jawab, membutuhkan cukup inisiatif, memerlukan
hubungan yang cukup banyak dengan orang lain dalam pelaksanaan
tugas.

V Pekerjaan kompleks dan bervariasi, dilakukan dalam pengawasan


um,um, mengawasi cukup banyak pekerjaan orang lain, memerlukan
tingakat pendidikan tinggi, pelatihan, dan pengalaman, memiliki
banyak tanggung jawab, membutuhkan banyak inisiatif, memerlukan
hubungan yang banyak dengan orang lain dalam pelaksanaan tugas.

VI Pekerjaan sangat kompleks dan sangat bervariasi, bekerja dibawah


pengawasan umum, mengawasi dan mengkoordinir banyak
pekerjaan, memerlukan pendidikan tinggi, pelatihan yang banyak,
pengalaman yang banyak, memiliki tanggung jawab yang sangat
besar, membutuhkan inisiatif dan kreativitas, melakukan banyak
hubungan dengan pihak lain dalam pelaksanaan tugas.

c. Metode Perbandingan Faktor


Metode perbandingan faktor adalah membandingkan beberapa faktor
dalam pekerjaan yang dapat dikompensasi. Misalnya, beberapa pekerjaan
kunci dibandingkan dengan beberapa faktor yang dapat dikompensasi
seperti tanggung jawab, keahlian, tingkat usaha, dan kondisi kerja. Untuk
lebih jelasnya, metode perbandingan faktor dapat dilakuakan dengan
langkah-langkah berikut:
1. Memperoleh informasi jabatan.
2. Menentukan faktor-faktor yang dapat dikompensasi, misalnya.
Umumnya adalah tanggung jawab, keahlian tingkat usaha, dan
lingkungan kerja.
3. Menentukan jabatan kunci, misalnya dalam sebuah bengkel dengan
beberapa jenis pekerjaan kunci, yaotu kepala bengkel, supervisor,
masinis, keamanan, dan sekretaris.
4. Membuat peringkat jabatan kunci berdasarkan faktor-faktor yang dapat
dikompensasi.
5. Mendistribusikan tarif dan upah untuk faktor-faktor yang dapat
dikompensasi.

14
6. Menyajikan dalam sebuah bagian perbandingan, yaitu bagan untuk
menunjukkan perbedaan nilai diantara pekerjaan yang nanitnya dapat
diguanakan dalam menentukan nilai dari pekerjaan lain yang bukan
pekerjaan kunci.
7. Mengevaluasi pekerjaan lain, dalam hal ini yang dinilai hanya
pekerjaan kunci. Tenu saja terdapat pekerjaan lain misalnya ada
pekerjaan mekanik dan cleaning service.

d. Metode Penentuan Poin (Point System)


Metode ini dilakukan dengan cara menentukan poin atau angka untuk
faktor-faktor yang dapat dikompensasi, berbeda dengan perbandingan
faktor-faktor yang langsung menentukan tarif gaji untuk setiap faktor.
Perbedaan lain, setiap faktor yang dapat dikompensasi dipecah dalam
bentuk subfaktor yang lebih rinci, misalnya tanggung jawab masih terbagi
lagi atas tanggung jawab terhadap orang, peralatan dan bahan, perbaikan,
keamanan, dan kendaraan.

3. Survei Gaji

Survei gaji merupakan kegiatan untuk mengetahui tingkat gaji yang berlaku
secara umum dalam organisasi-organisasi yang mempunyai jabatan yang sejenis.
Ini dilakukan untuk mengusahakan keadilan eksternal sebagai salah satu faktor
penting dalam melaksanakan dan menentukan gaji.

Survei dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti mendatangi


organisasi-organisasi untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat gaji yang
berlaku, membuat kuisioner secara formal, dan lain-lian. Sebagai contoh, sebuah
penelitian di Inggris mengatakan bahwa sebanyak 71% perusahaan yang mencari
informasi mengenai tingkat gaji, 55% mencari informasi melalui surat kabar, 33%
menanyakan melalui agen-agen pekerjaan, dan 22% melalui penelitian formal
dengan menggunakan kuisioner.

4. Penentuan Struktur Gaji

15
Dalam suatu organisasi besar dengan jumlah jabatan yang mungkin ratusan
atau ribuan, akan dapat ditentukan poinnya masing-masing dan juga tingkat
gajinya. Secara teoritis perbedaannya akan sangat bervariasi besarnya, mungkin
ada banyak yang hanya mempunyai perbedaan sedikit. Secara praktis, daftar gaji
menjadi sangat rumit dan sukar dikelola.

Untuk itu, akan dilakukan pengelompokan, misalnya jabatan yang memiliki


jumlah poin antara 101 s/d 200, 201 s/d 300, 301 s/d 400 dan seterusnya
dikelompokkan dengan upah yang sama. Dengan demikian, dalam organisasi
ditemukan beberapakelompok gaji, misalnya yang memiliki poin antar 101 s/d
200 dibayar sejumlah Rp 300.000 atau ksiaran antara 300.000 s/d 400.000 dengan
memasukkan unsur lain dalam penggajian, seperti prestasi kerja berdasarkan
penilaian atasan. Sebagai contoh, karyawan dengan prestasi kerja rata-rata
mendapatkan gaji sebesar Rp 350.000 diatas rata-rata Rp 375.000, dan yang
kinerjanya di bawah rata-rata Rp 300.000. Atau dengan memasukkan unsur lain,
seperti tingkat pendidikan yang diperoleh dan masa kerja.

2.9 Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Penggajian

a) Organisasi
Dengan adanya struktur organisasi yang menggambarkan pemisahan
tanggung jawab, fungus, tugas, dan wewenang di masing-masing bagian,
yaitu:
1. Fungsi pembuat daftar gaji harus terpisah dari fungsi keuangan.
Fungsi akuntnasi yang membuat daftra gaji berada pada bagian
peronalia dan umum yang bertanggung jawab terhaddp penghasilan
karyawan, hasil perhitungan penghasilan ini didasarkan pada
berbagai surat keputusan yang diterbitkan oleh fungsi kepegawaian
dan fungsi pencatat waktu. Fungsi keuangan merupakan fungsi
penyimpanan yang berada pada fungsi pembayaran gaji. Dengan
dipisahkannya kedua fungsi ini hasil perhitungan gaji yang dilakukan
pembuat daftar gaji dapat diketahui ketelitian dan keandalannya oleh
fungsi keuangan sebelum gaji tersebut dibayarkan.

16
2. Fungsi pencatatan waktu hadir, harus terpisah dari fungsi operasi.
Waktu hadir yang dipakai sebagai salah satu dasar untuk perhitungan
gaji. Keakuratan data waktu hadir sangat menentukan ketelitian dan
keandalan data gaji. Fungsi ini tidak boleh dilakukanoleh fungsi
operasional.

b) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


1. Setiap karyawan yang tercantum dalam daftar gaji harus mimiliki
SK pengangkatan.
2. Setiap perubahan gaji karena perubahan perhitungan tarif gaji.
Tambahan keluarga harus didasarkan kepada Surat Keputusan
Direktur Keuangan.
3. Setiap potongan atas gaji selain pajak penghasilan harus didasarkan
sebagai potongan gaji yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.
4. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.
5. Daftar gaji harus diotorisasi oleh bagian peronalia.
6. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji harus diotorisasi oleh
bagian akuntansi.
7. Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi
dengan daftar gaji.
8. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi
ketelitiannya oleh fungsi akuntansi biaya.
9. Kartu jam hadir harus dibandi ngkan dengan kartu jam kerja
sebelum dijadikan dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung.
10. Pemasukan kartu hadir harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu.
11. Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kevalidannya oleh fungsi
keuangan sebelum gaji tersebut dibayarkan.
12. Perhitungan pajak penghasilan harus direkonsiliasi dengan
penghasilan karyawan.
13. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat
daftar gaji.

17
2.10 Kegunaan Dari Adanya Prosedur Pembayaran Gaji Pegawai

Kegunaan dari prosedur pembayaran gaji menurut Mulyadi (2013:374)


menyatakan bahwa:
“Kegunaan dari adanya prosedur pembayaran gaji pegawai adalah untuk
memfasilitasi pertukaran dana antara pegawai dengan jasa yang dibutuhkan”.

2.11 Sistem Penggajian pada Pegawai Negeri Sipil (PNS)

1. Dasar Hukum
Pasal 7 UU 8/74 jo. Ps 7 43/99 :
“Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yg layak sesuai dengan
pekerjaan dan tanggung jawabnya.

2. Kondisi Existing
• Sistem penggajian di Indonesia saat ini adalah Pegawai yang berpangkat
sama diberikan gaji yang sama ditambah tunjangan kepada Pegawai yang
melaksanakan pekerjaan tertentu yang sifatnya terus menerus.
• Komposisi: gaji pokok + tunjangan (-) potongan yang sah.
• UU 8 Tahun 1974 menyatakan bahwa setiap Pegawai berhak memperoleh
gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.
Kemampuan Negara: Faktor Keuangan negara masih mendominasi dalam
penentuan penghasilan Pegawai Negeri Sipil.

• Bagi PNS Pusat dibebankan pada APBN


• Bagi PNS Daerah dibebankan pada APBD

3. Pola Dasar Perhitungan Gaji PNS


• Pemerintah hingga saat ini belum memberikan gaji PNS berdasarkan
hidup layak walaupun besarnya gaji PNS yang diberikan rata-rata sudah di
atas UMR.
• Sistem penggajian saat ini secara implisit menganut kriteria produktivitas,
karena pada hakekatnya gaji adalah sebagai balas jasa atau penghargaan
atas hasil kerja seseorang.

18
Terlepas dari sistem penggajian yang dianut, faktor kemampuan anggaran
masih sangat dominan dalam menentukan sistem penggajian di Indonesia.

4. Pola Dasar (continued)


Pola dasar perhitungan gaji yang cukup fleksibel hendaknya mencerminkan 5
(lima) hal pokok, yaitu:
 Upah/gaji harus mencerminkan nilai pekerjaan/tugas
 Kenaikan gaji hendaknya sebanding dengan peningkatan produktivitas
kerja
 Peningkatan gaji hendaknya diperhitungkan dengan keuntungan negara
dan penampilan individu PNS
 Peningkatan gaji tidak diberikan dalam basis yang permane
 Adanya ukuran yang stabil dari penghasilan kerja

5. Sistem Penggajian
• Skala Tunggal : Sistem penggajian dimana Pegawai yang berpangkat sama
diberikan gaji yang sama dengan tidak memperhatikan sifat dan tanggung
jawab pekerjaan itu.
• Skala Ganda : Sistem penggajian dimana gaji diberikan berdasarkan pada
sifat pekerjaan, prestasi yang dicapai, berat dan tanggung jawab
pekerjaan yang dipikul.
• UU 43/99 jo PP 6/2000 : menetapkan penggajian berdasarkan gabungan
skala tunggal dan skala ganda, yaitu: pegawai yang berpangkat sama
diberi gaji pokok yang sama, disamping itu diberikan tunjangan kepada
pegawai yang melakukan pekerjaan tertentu yang sifatnya memerlukan
pemusatan perhatian & pengerahan tenaga.

No. Keuntungan Kerugian

1. Tunggal - Sederhana Dirasa tidak adil karena faktor


- Cukup dengan
resiko bahaya, kesibukan dan lain-
lain tidak menjadikan
pertimbangan

2. Ganda Memberikan motivasi bagiMenimbulkan ketidakadilan pada

19
Pegawai Negeri Sipil yangsaat pensiun bagi pegawai yang
memikul tanggung jawabmemiliki pangkat pendidikan yang
yang berat, resiko dan lain-sama tetapi berbeda dengan sifat
lain pekerjaan.

6. Tunjangan ( PP 29/1985 )
• Isteri ---------------- 5 %

• Anak ---------------- 2 %

• Jabatan

• Cacat ( PP 12/ 1981 ).

• Daerah Terpencil

7. Tunjangan Perbaikan Penghasilan dan Tunjangan Jabatan Struktural


( SE DJA Nomor 32/A/2000 )
Disamping TPP yang diberikan berdasarkan SE DJA No.34 /1999 Nominal
Rp.155.250, akan diberikan TPP secara bertahap :

a. April 2000 : TPP Nominal Rp.64.750;

b. Okt’2000 : TPP Nominal Rp. 65.000;

Jadi jumlah seluruh TPP adalah Rp.285.000.

8. Tunjangan Jabatan Struktural :

a. Eselon Ia : Rp.500.000 (lama) - Rp.9 jt (baru)

b. Eselon Ib : Rp.400.000 (lama) - Rp.7 jt (baru)

c. Eselon IIa : Rp.250.000 (lama) - Rp.5 jt (baru)

d. Eselon IIb : Rp.200.000 (lama) - Rp.3 jt (baru)

e. Eselon IIIa: Rp.150.000 (lama) - Rp.1 jt (baru)

20
f. Eselon IIIb : Rp.125 rb (lama) - Rp.750 rb (baru)

g. Eselon IVa : Rp.100 rb (lama) - Rp.400 rb (baru)

h. Eselon IVb : Rp.75 rb (lama) - Rp.350 rb (baru)

i. Eselon Va : Rp.60 rb (lama) – Rp.250.rb (baru)

j. Eselon Vb : Rp.50 rb (lama) – Rp.200 rb (baru)

9. Gaji Pokok PNS


• PP No.7/ Tahun 1977 : Gaji Pokok antara Rp.12rb – Rp.120rb (1:10)
• PP No.15/ Tahun 1985 : Gaji Pokok antara Rp.33.200-Rp.265.600 (1:8)
• PP PP No.15/ Tahun 1993 : Gaji Pokok antara Rp.78rb – Rp.537.600 (1:7)
• PP No.6/ Tahun 1997 : ( Perbandingan gaji pokok terendah dan tertinggi
adalah 1 : 6 )
• PP No.6/ Tahun 2000 : ( Perbandingan Gaji pokok terendah dan tertinggi
adalah 1 : 4 )

10. Tunjangan Cacat ( PP No.12/ Tahun 1981 )


• Setiap PN yang menderita cacat jasmani atau rohani dalam dan karena
menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkan tidak dapat bekerja
lagi dalam jabatan apapun, berhak memperoleh tunjangan cacat ( Pasal 9
UU No.8/74 jo. UU 43/99 ).
• Besarnya Tunjangan Cacat ( PP 12/1981 : boleh kumulatif ):

a. 70% x GP : kehilangan fungsi penglihatan keduanya, atau pendengaran


kedua telinga atau kedua kaki mulai pangkal paha.

b. 50% x GP : Kehilangan fungsi lengan dari sendi bahu atau kedua kaki
dari mata kaki.

c. 40% x GP : kehilangan fungsi penglihatan sebelah atau pendengaran


sebelah, atau tangan dari pergelangan atau sebelah kaki dr mata kaki.

Bantuan kematian : 3 x GP ( minimum Rp.100.000 )

Uang Duka : 6 x GP ( minimum Rp.500.000 ) ditambah biaya


pemakaman.

11. Penetapan Gaji Pokok

21
• Bagi Capeg diberikan gaji pokok sebesar 80 % dari GP;

• Bagi PNS penuh diberikan 100 % dari GP, berda sarkan golongan ruang
yang ditetapkan untuk pangkat tertentu sesuai dengan masa kerja yang
dimiliki PNS.

• Kenaikan Gaji pokok:

a. Berkala : diberikan kepada PNS yg memenuhi syarat tertentu, yaitu


memenuhi masa kerja golongan yg ditentukan utk kenaikan gaji
berkala dan penilaian DP3 rata-rata cukup.
b. Istimewa : diberikan kepada PNS yg DP3 nya ber nilai “amat baik”,
sehingga ia perlu dijadikan tela dan, dengan memajukan saat
kenaikan gaji berkala.

12. Masa kerja yang Diperhitungkan untuk Penetapan gaji Pokok


a. Masa selama menjadi PN baik sipil maupun ABRI;

b. Masa selama menjadi Pejabat Negara;

c. Masa selama menjalankan tugas Pemerintahan;

d. Masa slm menjlnkan kewajiban membela negara

e. Masa selama menjalankan wajib kerja;

f. Masa selama menjadi Pegawai Perusahaan milik negara;

g. Masa selama menjadi pegawai diluar Badan-2 pemerintah ( 2/3 dari masa
kerja ).

13. Kenaikan Gaji (PP Nomor 7 Tahun 1977)


a. Kenaikan gaji berkala (setiap 2 (dua) tahun sekali dengan syarat):
– Telah mencapai masa kerja yang ditentukan untuk kenaikan gaji.
– Menunjukkan penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata
minimal “cukup”
b. Kenaikan gaji Istimewa

22
Diberikan kepada PNS yang sesuai penilaian prestasi kerjanya “amat baik”
sehingga ia patut dijadikan teladan, sehingga perlu ditetapkan dengan
keputusan Menteri dan sangat selektif.

14. Standar minimal penghasilah yang harus diterima PNS


 Gaji pokok, tunjangan keluarga, dan tunjangan pangan.
 Tunjangan jabatan diberikan bagi PNS yang memangku jabatan.
 Tunjangan jabatan struktural merupakan jabatan berdasarkan “span of
control” terhadap lingkungan tugas pekerjaan, sedangkan jabatan
fungsional merupakan jabatan atas keahlian seorang PNS.

15. Tunjangan
a. Tunjangan Keluarga
- PNS yang telah beristeri/suami dierikan tunjangan suami/isteri 5% dari
gaji pokok
- PNS yang mempunyai anak sampai usia 18 tahu diberikan tunjangan
anak 2% dari gaji pokok.
- Diberikan haknya untuk 2 anak
b. Tunjangan Jabatan
Diberikan kepada PNS yang menduduki jabatan:
- Tunjangan Jabatan Struktural: PNS yang menduduki jabatan struktural
diberikan tunjangan jabatan structural.
- Tunjangan Jabatan Fungsional: Diberikan kepada PNS yang menduduki
jabatan fungsional.
- Tunjangan Kependidikan diberikan kepada Guru, Pengawas Sekolah.
c. Tunjangan Kemahalan
PNS yang bertugas di Irian Jaya/Papua diberikan tunjangan kemahalan

Perawatan, Tunjangan Cacad, Uang Duka PNS (PP 12/1981)


• PNS yang sakit karena Dinas mengalami kecelakaan sehingga sakit dan
cacad ybs mendapatkan pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi
dengan biaya negara
• PNS yang cacad karena dinas dan tidak bisa bekerja lagi pada semua
jabatan diberikan tunjangan cacad sehingga ia dapat hidup layak.
• Kecelakaan karena Dinas (suatu peristiwa mendadak yang tidak
dikehendaki yang mengakibatkan PNS sakit, cacad
– Dalam dan karena menjalankan tugas
– Dalam keadaan lain yang ada hubungan dengan dinas
– Karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab.
d. Tunjangan Cacat

23
Kepada PNS yang menderita cacat karena menjalankan tugas yang
menyebabkan tidak menjalankan tugas kewajibannya (PP 12/1981) –
dibuktikan oleh Tim Penguji Kesehatan.
• 70% gaji pokok jika kehilangan fungsi penglihatan pada kedua mata,
atau pendengaran pada kedua telinga, atau kedua kaki dari pangkal
paha/lutut ke bawah.
• 50% jika kehilangan fungsi lengan dari sendi bahu ke bawah, kedua
mata kaki ke bawah.
• 30% jika kehilangan fungsi penglihatan dari sebelah mata, atau
pendengaran dari sebelah telinga atau tanda dari atas pergelangan
tangan ke bawah atau sebelah mata kaki ke bawah.
• 100% jika cacat seluruh badan atau ingatan.
e. Bantuan Kematian
PNS yang meninggal dunia keluarganya berhak atas bantuan keuangan sebesar
3x penghasilan perbulan. Jika tidak memiliki suami/isteri maka diberikan kepada
anaknya. Jika tidak ada orang tua diberikan kepada ahli warisnya.
f. Uang duka dan biaya kematian
PNS yang tewas keluarganya berhak atas uang duka.

Tewas:

1. Meninggal dalam dan karena menjalankan tugas


2. Meninggal dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas
3. Meninggal yang langsung diaikbatkan oleh luka/cacat rohani karena
menjalankan tugas
4. Meninggal karena perbuatan anasir. Kepada suami/isteri diberikan uang duka
sebanyak 6x penghasilan perbulan.
- Biaya Pemakaman (bagi yang tewas)
Diberikan biaya pemakaman
a. Peti jenazah dan perlengkapannya
b. Tanah pemakaman dan biayanya
c. Biaya ambulans dari-ke tempat tinggal/pemakaman
d. Angkutan, penginapan bagi isteri/suami sah, anak 10 hari
- Uang Duka: Kepada suami/isteri PNS yang wafat diberikan uang duka
sebesar 3x penghasilan sebulan. PNS yang tewas diberikan uang duka
sebesar 6 (enam) kali penghasilan yang terdiri dari:
• Gaji pokok
• Tunjangan keluarga
• Tunjangan jabatan (kalau ada)
• Tunjangan perbaikan penghasilan

24
• Tunjangan lain yang diterima
• Serendah-rendahnya Rp. 500.000<-
-Apabila meninggalkan lebih dari 1 isteri yang sah, maka uang anak tersebuT
diberikan kepada isteri pertama
- Jika tidak meninggalkan isteri maka diberikan kepada anaknya
-Jika tidak meninggalkan isteri dan anak maka diberikan kepada orang tuanya/oleh
walinya.

BAB III
ANALISIS LAPORAN

25
3.1 Hasil Observasi
Berikut pertanyaan-pertanyaan yang kami tanyakan kepada narasumber yaitu
Ibu Marlina, S.Pd., M.M. selaku Kasubag Keuangan (Kepala Sub Bagian
Keuangan) di DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu)
Kabupaten Sukabumi.

1. Seperti apa Pelayanan di DPMPTS Kabupaten Sukabumi?


Jawab: Terlampir.

2. Bagaimana Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) di DPMPTSP


Kabupaten Sukabumi?
Jawab: Terlampir.

3. Berapa banyak Sumber Daya Manusia/jumlah pegawai yang ada pada


Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Sukabumi hingga tahun 2017 ini?
Jawab: Jumlah pegawai hingga tahun 2017 ini sebnyak 68 pegawai dengan
rincian terlampir.

4. Bagaimana Peraturan Penggajian yang ditetapkan oleh Pemerintah?


Jawab:
Penggajian Pegawai Negeri Sipil diatur oleh Pemerintah sebagaimana
yang tertuang dalam UU No. 8 Tahun 1974 dan UU No. 43 Tahun Jo. PP
No. 6 Tahun 2000.

5. Bagaimana Mekanisme Kenaikan Gaji di DPMPTSP itu sendiri?


Jawab:
Kenaikan Gaji Pegawai Negeri Sipil telah diatur oleh Pemerintah, yaitu
diberikan melalui mekanisme Kenaikan Gaji Berkala (KGB) yang
dilaksanakan setiap 2 tahun sekali jika telah memenuhi syarat-syarat
tertentu.

6. Bagaimana Peraturan Menteri Keuangan tentang Penggajian?


Jawab:

26
Penggajian Pegawai Negeri Sipil diatur oleh Pemerintah sebagaimana
yang tertuang dalam UU No. 8 Tahun 1974 dan UU No. 43 Tahun Jo. PP
No. 6 Tahun 2000.

7. Sistem Penggajian di DPMPTSP itu sendiri seperti apa?


Jawab:
Untuk Pembayaran Gaji pada DPMPTSP dikenal dengan Sistem
pembayaran “Payroll”, yaitu pembayaran yang langsung masuk kedalam
rekening masing-masing pegawai. Untuk sistem pembayaran ini,
DPMPTSP bekerjasama dengan Bank BJB dalam mengelola pembayaran
Payroll tersebut. Keuntungan dari sistem pembayaran payroll diantaranya
dalam faktor efisiensi/kemudahan bagi pegawai dan bendaharawan serta
faktor keamanan distribusi gaji karena gaji langsung masuk ke dalam
rekening masing-masing pegawai.

8. Bagaimana Struktur Penggajian di DPMPTSP?


Jawab:
Pemberian gaji pada DPMPTSP diberikan kepada pegawai sesuai dengan
pangkat/golongan, jabatan dan masa kerja golongan pegawai yang
bersangkutan.

9. Apakah di DPMPTSP ada Pegawai Honorer? Dan berdasarkan apa?


Jawab:
Ada, berdasarkan surat penugasan yang diberikan oleh Kepala DPMPTSP.

10. Bagaimana penempatan pangkat dan golongannya, seperti contohnya


golongan II/a serta berapa nominalnya?
Jawab:
Penempatan pegawai (pangkat/golongan) adalah kewenangan pada Badan
Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKSDM), DPMPTSP
memberdayakan pegawai tersebut sesuai dengan pangkat/golongan dan
kompetensi pegawai, terutama untuk PNS fungsional
umum/staf/pelaksana. Sementara untuk peraturan penempatan pegawai
yang menduduki jabatan struktural (Kasubag, Kasi, Kabid, Sekdis dan
Kadis) sepenuhnya menjadi kewenangan pada BKSDM.

27
Untuk pemberian gaji pegawai, diberikan sesuai dengan peraturan
pemerintah dan dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan dan Asset
Daerah (BPKAD).
Rincian gaji pegawai pada DPMPTSP sebagaimana terlampir pada salinan
Daftar Gaji Pegawai/NCR.

11. Seperti apa Tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada Pegawai yang ada
pada DPMPTSP?
Jawab:
Pada DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, terdapat tunjangan-tunjangan
diluar gaji yang diberikan kepada pegawai, tunjangan tersebut merupakan
tambahan penghasilan pegawai berdasarkan beban kerja, yaitu sebagai
berikut:
- Tunjangan Daerah, diberikan kepada pegawai yang menduduki
jabatan struktural (Esselon II/b, Esselon III/a, Esselon III/b,
Esselon IV/a).
- Tunjangan Khusus, diberikan kepada pegawai pada DPMPTSP
berdasarkan beban kerja pegawai, tunjangan ini diatur oleh SK
Bupati Sukabumi dan nominal penerimaannya disesuaikan dengan
beban kerja pegawai/sesuai dengan jabatan dan pangkat yang
bersangkutan.
- Tunjangan Funsional, diberikan kepada pegawai yang menduduki
jabatan fungsional tertentu contohnya fungsional arsiparis.

3.2 Gambaran Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu


Satu Pintu
3.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Peraturan
Bupati Sukabumi Nomor 62 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kabupaten Sukabumi, bahwa DPMPTSP merupakan perangkat daerah kabupaten
sebagai unsur pendukung tugas Bupati yang melaksanakan urusan di bidang
penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu satu pintu, penanaman modal,

28
penanganan pengaduan dan perlindungan investasi, yang di pimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati
Sukabumi melalui Sekretaris Daerah. Adapun kewenangan yang dimiliki oleh
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati
Sukabumi Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pelimpahan Kewenangan
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan kepada Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu.

3.2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan pada Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 62 Tahun 2016
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan
Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sukabumi, bahwa DPMPTSP merupakan
perangkat daerah kabupaten. Adapun Tugas Pokok dan fungsi Organisasi akan
diuraikan sebagai berikut :

1) Tugas Pokok dan Fungsi DPMPTSP


Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Sukabumi mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan
fungsi pelaksana urusan pemerintahan dan tugas pembantuan serta
penyelenggara pelayanan publik yang menjadi kewenangan daerah di bidang
Penanaman Modal. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;


c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Kesekretariatan,
bidang Penanaman Modal, bidang Pelayanan Perizinan, bidang
Pengawasan dan Pengendalian, Kelompok Jabatan Fungsional dan unit
organisasi lainnya di lingkungan Dinas;

29
d. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan tugas di Kesekretariatan,
bidang Penanaman Modal, bidang Pelayanan Perizinan, bidang
Pengawasan dan Pengendalian, Kelompok Jabatan Fungsional dan unit
organisasi lainnya di lingkungan Dinas;
e. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan tugas di bidang
Kesekretariatan, Penanaman Modal, bidang Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
Promosi dan Data Informasi, pengendalian dan pengawasan;
f. Pembinaan administrasi di lingkungan Dinas;
g. Pembinaan penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan Dinas;
h. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya;
j. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya;
k. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas; dan
l. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

2) Kesekretariatan
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang Kesekretariatan. Untuk
melaksanakan tugas pokok bagian Sekretaris mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana dan program kerja Sekretariat;
b. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas di
bidang umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan dan
evaluasi;
c. Pengkajiaan bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan
evaluasi di bidang kesekretariatan;
d. Pelayanan administratif kepada unit organisasi di lingkungan
Dinas;
e. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Bidang di lingkungan Dinas;
f. Pengkajian bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan
evaluasi di bidang kesekretariatan;
g. Pengkajian dan penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas;

30
h. Pengkajian dan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas;
i. Pengkajian dan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas;
j. Pembinaan organisasi dan tatalaksana di lingkungan Dinas;
k. Pembinaan kesejahteraan pegawai di lingkungan Dinas;
l. Penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan Dinas;
m. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
n. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya;
o. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas ;
dan
p. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat membawahkan :

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;


2) Sub Bagian Keuangan ; dan
3) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi.
Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

2.1) Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian


Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi Sekretariat di bidang Umum dan
Kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a) Pengumpulan dan pengolahan data di bidang Umum dan


Kepegawaian;
b) Penyusunan rencana dan program kerja kerja Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian;
c) Penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi, dan pembinaan di
bidang umum dan kepegawaian;
d) Pelaksanaan analisis kebutuhan dan pengadaan barang dan perlengkapan;
e) Pengelolaan inventarisasi dan pemeliharaan barang, perlengkapan
dan kerumahtanggaan;
f) Penyusunan bahan neraca barang milik daerah di lingkungan dinas;
g) Pelaksanaan tugas kehumasan dan protokol di lingkungan dinas;

31
h) Pengelolaan ketatausahaan dan kearsipan;
i) Pengelolaan kepegawaian;
j) Pelaksanaan analisis kebutuhan pegawai di lingkungan Dinas;
k) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
l) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya;
m) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas; dan
n) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

2.2) Sub Bagian Keuangan


Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
fungsi Sekretariat di Bidang Keuangan. Untuk melaksanakan tugas
pokok, Sub bagian keuangan mempunyai fungsi :

a) Penyusunan rencana dan program kerja Sub Bagian Keuangan;


b) Pengumpulan dan pengolahan data di bidang keuangan;
c) Pengumpulan dan pengolahan data penyusunan anggaran di
lingkungna dinas;
d) Pembinaan dan fasilitasi teknis keuangan di lingkungan Dinas;
e) Penyusunan laporan keuangan Dinas;
f) Pengelolaan gaji dan penghasilan lain pegawai di lingkungan Dinas;
g) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
h) Pelaksanaan koordinais dan kerjasama di bidang tugasnya;
i) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas; dan
j) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

2.3) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi


Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi Sekretariat di Bidang Perencanaan dan
Evaluasi. Untuk melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Perencanaan
dan Evaluasi mempunyai fungsi:

a) Pelaksanaan penyusunan rencanan dan program kerja Sub Bagian


Perencanaan dan Evaluasi;
b) Pengumpulan dan pengolahan data bahan penyusunan rencana dan
evaluasi;

32
c) Pembinaan dan fasilitasi teknis penyusunan dokumen perencanaan
dan evaluasi di bidang keuangan Dinas;
d) Penyajian dan pengelolaan data dan informasi rencana dan
program kerja Dinas;
e) Penyiapan bahan penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas;
f) Penyiapan bahan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas;
g) Penyiapan bahan dan penyusunan dan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Dinas;
h) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan Dinas;
i) Penyiapan bahan pembinaan organisasi dan tata laksana serta
pelayanan publik di Lingkungan Dinas;
j) Pengelolaan data dan informasi di lingkungan Dinas;
k) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan Tugas dan fungsinya;
l) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya;
m) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas; dan
n) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

3) Bidang Penanaman Modal


Bidang Penanaman Modal dipimpin oeh Kepala Bidang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Bidang
Penanaman Modal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi
Dinas di bidang Penanaman Modal. Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang
Penanaman Modal mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program kerja Bidang Penanaman Modal;
b. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas di Bidang
Pengembangan Investasi dan Bidang Kerjasama Penanaman Modal;
c. Pengkajian bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pengembangan
Investasi dan Bidang Kerjasama Penanaman Modal;
d. Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi dan pembinaan di
Bidang Pengembangan Investasi dan Bidang Kerjasama Penanaman Modal;
e. Pengkoordinasian penyelenggaraan pelayanan dan fasilitasi perizinan dan non perizinan;
f. Pengkoordinasian pengelolaan sistem Informasi Pengelolaan Manajemen
Investasi dan Perizinan Daerah;
g. Pengkoordinasian pelaksanaan promosi di bidang penanaman modal;
h. Pengkoordinasian penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan
peluang dan potensi penanaman modal;

33
i. Pengkoordinasian pelaksanaan kajian pemberian insentif daerah dan/atau
kemudahan penanaman modal;
j. Penyusunan, pengkajian dan pembuatan peta potensi penanaman modal
berdasarkan sektor usaha;
k. Pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas dan fungsinya;
l. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dibidang tugasnya;
m. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas; dan
n. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya, Bidang Penanaman Modal


membawahkan :

1) Seksi Pengembangan Investasi;


2) Seksi Kerjasama Penanaman Modal.
Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

3.1) Seksi Pengembangan Investasi

Seksi Pengembangan Investasi mempunyai tugas pokok melaksanakan


sebagian fungsi Bidang Penanaman Modal di Bidang Pengembangan
Investasi. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan
Investasi mempunyai fungsi :
a) Penyusunan program kerja Seksi Pengembangan Investasi;
b) Pengumpulan, pengolahan, dan penyusunan data sebagai bahan
kebijakan teknis dan data pada Bidang Pengembangan Investasi;
c) Penyusunan bahan kebijakan teknis dan koordinasi, fasilitasi,
pembinaan dan evaluasi di Bidang Pengembangan Investasi;
d) Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis, koordinasi,
pembinaan dan pengendalian aspek Pengembangan Investasi;
e) Pelaksanaan layanan perizinan dan non perizinan penanaman modal;
f) Pengelolaan Sistem Informasi Pengelolaan Manajemen Investasi
dan Perizinan Daerah;
g) Pelaksanaan promosi di Bidang Penanaman Modal;

34
h) Pembinaan dan pengembangan peluang dan potensi Penanaman Modal;
i) Pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas dan fungsinya;
j) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya;
k) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan tugas; dan
l) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

3.2) Seksi Kerjasama Penanaman Modal.

Seksi Kerjasama Penanaman Modal mempunyai tugas pokok


melaksanakan sebagian fungsi Bidang Penanaman Modal di Bidang
Kerjasama Penanaman Modal. Untuk melaksanakan tugas pokok,
Seksi Kerjasama Penanaman Modal mempunyai fungsi :
a) Penyusunan program kerja Seksi Kerjasama Penanaman Modal;
b) Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, koordinasi,
pembinaan dan pengendalian di bidang kerjasama Penanaman Modal;
c) Penyusunan bahan kebijakan teknis dan koordinasi, fasilitasi,
pembinaan dan evaluasi di bidang Kerjasama penanaman modal;
d) Pembinaan perusahaan penanaman modal (PMDN dan/ PMA);
e) Penyusunan peta potensi penanaman modal berdasarkan sektor usaha;
f) Penyusunan bahan petunjuk teknis rencana dan pelaksanaan
Kerjasama dan Pembinaan Penanaman Modal;
g) Penyusunan bahan petunjuk teknis laporan atas hasil kerjasama dan
Pembinaan Penanaman Modal;
h) Pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas dan fungsinya;
i) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya;
j) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas; dan
k) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

4) Bidang Pelayanan Perizinan


Bidang Pelayanan Perizinan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Bidang Pelayanan

35
Perizinan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang
Pelayanan Perizinan. Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang Pelayanan Perizinan
mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program kerja Bidang Pelayanan Perizinan;


b. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas di bidang
Pelayanan Perizinan Pembangunan dan Pelayanan Perizinan Ekonomi;
c. Pengkajian bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan evaluasi di bidang
Pelayanan Perizinan Pembangunan dan bidang Pelayanan Perizinan Ekonomi;
d. Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi dan pembinaan di
bidang Pelayanan Perizinan Pembangunan dan Pelayanan Perizinan Ekonomi;
e. Pengkoordinasi penyelenggara pelayanan perizinan dan non perizinan;
f. Penyelenggaraan penelitian dokumen pelayanan perizinan dan non
perizinan;
g. Pengkoordinasian pelaksanaan sistem informasi manajemen perizinan di
Bidang Pelayanan Perizinan;
h. Pelaksanaan tugas yang diberikan kepala dinas sesuai tugas dan fungsinya;
i. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dibidang tugasnya;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas; dan
k. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Pelayanan Perizinan


membawahkan :
1) Seksi Pelayanan Perizinan Pembangunan
2) Seksi Pelayanan Perizinan Ekonomi
Masing-masing seksi di pimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

4.1) Seksi Pelayanan Perizinan Pembangunan


Seksi Pelayanan Perizinan Pembangunan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi Bidang Pelayanan Perizinan di bidang
Pelayanan Perizinan Pembangunan. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi
Pelayanan Perizinan Pembangunan mempunyai fungsi :

a) Penyusunan program kerja Seksi Pelayanan Perizinan Pembangunan;

36
b) Penyusunan bahan kebijakan teknis, koordinasi, pembinaan dan
pengendalian di bidang Pelayanan Perizinan Pembangunan;
c) Penyusunan bahan kebijakan teknis dan koordinasi, fasilitasi, pembinaan
dan evaluasi di Bidang Pelayanan Perizinan Pembangunan;
d) Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan
pelaporan pelayanan perizinan pembangunan;
e) Menyusun laporan pelayanan perizinan pembangunan secara
berkala untuk bahan kebijakan pimpinan;
f) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan Seksi
Pelayanan Perizinan Pembangunan;
g) Pelaksanaan tugas yang diberikan sesuai tugas dan fungsinya;
h) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang tugasnya;
i) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi hasil pelaksanaan tugas; dan
j) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

4.2) Seksi Pelayanan Perizinan Ekonomi


Seksi Pelayanan Perizinan Ekonomi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian fungsi Bidang Pelayanan Perizinan di Bidang Pelayanan Perizinan
Ekonomi. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Pelayanan Perizinan
Ekonomi mempunyai fungsi :

a) Melaksanakan penyusunan program kerja Sub Bidang Pelayanan


Perizinan Ekonomi;
b) Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, koordinasi,
pembinaan dan pengendalian aspek pelayanan perizinan;
c) Pelaksanaan proses pelayanan perizinan;
d) Penyelenggaraan penelitian dokumen pelayanan perizinan;
e) Penyerahan naskah perizinan yang telah disetujui kepada pemohon;
f) Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan
pelaporan perizinan;
g) Pelaksanaan penyusunan laporan perizinan secara berkala sebagai
bahan kebijakan;
h) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelayanan perizinan;
i) Melaksanakan penyusunan bahan pedoman teknis pelaksanaan
pelayanan perizinan ekonomi;
j) Membantu Kepala Bidang Pelayanan Perizinan menyelenggarakan
evaluasi pelaksanaan pelayanan perizinan;

37
k) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
l) Pelaksanaan tugas yang diberikan sesuai tugas dan fungsinya;
m) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang;
n) Melaksanakan monitoring, dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas;
o) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas.

5) Bidang Pengawasan dan Pengendalian


Bidang pengawasan dan pengendalian di pimpin oleh Kepala Bidang yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui
Sekretaris. Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang Pengawasan dan Pengendalian.
Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang Pengawasan dan Pengendalian
mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program kerja Bidang Pengawasan dan Pengendalian;


b. Pengkajian bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan evaluasi di
bidang Pelayanan Pengaduan dan di Bidang Perlindungan Investasi;
c. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan kebijakan
teknis di bidang pelayanan Pengaduan dan di Bidang Perlindungan
Investasi;
d. Pengkoordinasian pengawasan ke perusahaan penanaman modal (PMDN
dan/atau PMA);
e. Pengkoordinasian fasilitasi dan/atau penyelesaian masalah dalam rangka
pelaksanaan penanaman modal (PMDN dan/atau PMA);
f. Penyelenggaraan pelayanan perlindungan dibidang Pengawasan dan
Pengendalian;
g. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi perlindungan serta bantuan hukum kepada
Dinas dalam pelayanan di bidang Pengawasan dan Pengendallian;
h. Penyelenggaraan check lokasi/lapangan terkait penanganan pengaduan dan
pemecahan masalah di bidang Pengawasan dan Pengendalian;
i. Peningkatan system informasi manajemen pengaduandan perlindungan
dibidang Pengawasan dan Pengendalian;
j. Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pengaduan
dibidang Pengawasan dan Pengendalian;
k. Pengkajian dan analisis bahan informasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;

38
l. Pelaksanaan tugas yang diberikan sesuai tugas dan fungsinya;
m. Pelaksanaan koordinasi kerjasama dibidang tugasnya;
n. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas; dan
o. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang pengawasan dan
Pengendalian membawahkan :

1) Seksi Pelayanan Pengaduan;


2) Seksi Perlindungan Investasi.
Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala seksi yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

5.1) Seksi Pelayanan Pengaduan


Seksi Pelayanan Pengaduan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
fungsi Bidang Pengawasan dan Pengendalian di Bidang Pelayanan
Pengaduan. Untuk melaksanakan Tugas Pokok Seksi Pelayanan Pengaduan
mempunyai fungsi :

a) Penyusunan rencana dan program kerja Bidang Pelayanan


Pengaduan;
b) Pengkajian bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Pelayanan
Pengaduan dan Penanganan Pengaduan;
c) Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan
kebijakan teknis di bidang Pelayanan Pengaduan;
d) Penyelenggaraan pelayanan pengaduan di bidang Pengendalian dan
Pengawasan;
e) Peningkatan sistem informasi manajemen Pelayanan Pengaduan
dan Penanganan Pengaduan;
f) Pengkajian dan analisis bahan informasi sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
g) Pelaksanaan fungsi lain yang sesuai dengan tugas dan fungsinya;
h) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya;
i) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas;
j) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
5.2) Seksi Perlindungan Investasi

39
Seksi Perlindungan Investasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian fungsi Pengawasan dan Pengendalian di Bidang
Perilindungan Investasi. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi
Perlindungan Investasi mempunyai fungsi :
a) Penyusunan rencana dan program kerja bidang Perlindungan
Investasi;
b) Pengkajian bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
Perlindungan Investasi;
c) Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan
kebijakan teknis di bidang Perlindungan Investasi;
d) Penyelenggaraan Perlindungan Investasi;
e) Penyelenggaraan check lokasi/lapangan terkait data dan informasi
dan pemecahan masalah di bidang legalitas izin yang dikuasai
perusahaan;
f) Fasilitator dan atau penyelesaian masalah dalam rangka
pelaksanaan Data dan Informasi;
g) Pengkajian dan analisis bahan bahan informasi sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
h) Pelaksanaan tugas yang diberikan sesuai tugas dan fungsinya;
i) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya;
j) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas;
k) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.

6) Unit Pelaksana Teknis


a. Pada Dinas dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas;
b. Unit Pelaksana Teknis Dinas dibentuk untuk melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis
penunjang tertentu;
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, nomenklatur, tugas
pokok, fungsi, uraian tugas, tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
di atur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
7) Kelompok Jabatan Fungsional
a. Pada Dinas dapat dibentuk sejumlah Kelompok Jabatan Fungsional sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Kelompok Jabatan Fungsional ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan
beban kerja Perangkat Daerah;
c. Kelompok Jabatan Fungsional berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

40
3.2.1.2 Susunan dan Struktur Organisasi
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Sukabumi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu)
Sekretaris yang membawahi 3 (tiga) Kepala Sub Bagian, dan dibantu oleh 3 (tiga)
Kepala Bidang serta Para Pejabat Fungsional.
Susunan organisasi Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Sukabumi, terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, membawahkan :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi.
3. Kepala Bidang Penanaman Modal, membawahkan :
a. Seksi Pengembangan Investasi
b. Seksi Kerjasama Penanaman Modal
4. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan, membawahkan :
a. Seksi Pelayanan Perizinan Pembangunan
b. Seksi Pelayanan Perizinan Ekonomi
5. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian, membawahkan :
a. Seksi Pelayanan Pengaduan
b. Seksi Perlindungan Investasi
6. Kelompok Jabatan Fungsional.

41
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN SUKABUMI
(Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 62 Tahun 2016)

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


UMUM DAN KEPEGAWAIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN PERENCANAAN DAN EVALUASI

Kelompok Jabatan BIDANG BIDANG BIDANG


PENANAMAN MODAL PELAYANAN PERIZINAN PENGAWASAN DAN
Fungsional
PENGENDALIAN

SEKSI
SEKSI PELAYANAN SEKSI PELAYANAN
PENGEMBANGAN
PERIZINAN PEMBANGUNAN PENGADUAN
INVESTASI

SEKSI PELAYANAN SEKSI PERLINDUNGAN


SEKSI KERJASAMA
PERIZINAN EKONOMI INVESTASI
PENANAMAN MODAL

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

42
3.2.2 Sumber Daya pada DPMPTSP Kabupaten Sukabumi
3.2.2.1 Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai yang ada pada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Sukabumi hingga Januari 2017 adalah sebanyak 68 orang dengan rincian
sebagai berikut :

Tabel 2.1
KONDISI PEGAWAI (PNS DAN TENAGA KERJA SUKARELA)
PADA DPMPTSP KABUPATEN SUKABUMI
No Uraian Total

1 Jumlah Pegawai

- PNS 63

- CPNS 0

- TKS 5

Jumlah 68

2 Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan:

a. Golongan IV 7

b. Golongan III 40

c. Golongan II 16

d. Golongan I 0

Jumlah 63

3 Jumlah Pegawai yang telah mengikuti


Pendidikan Penjenjangan Terakhir :
a. Diklatpim II 1

b. Diklatpim III 4

c. Diklatpim IV/Adum 9

Jumlah 14

Sumber : Subag. Umum dan Kepegawaian

Tabel 2.2
DAFTAR NAMA PEGAWAI

43
PADA DPMPTSP KABUPATEN SUKABUMI
Per 3 Januari 2017

PANGKAT/
NO NAMA/NIP JABATAN
GOL. RUANG

Drs. DADANG EKA WIDIYANTO


1 Kepala Dinas IV/c
NIP. 19620206 198203 1 001

ANWARI, S.Sos., MM.


2 Sekretaris IV/b
NIP. 19720210 199303 1 005

MAMAN SUHERMAN, SST Kasubag Umum dan


3 III/d
NIP. 19621112 198811 1 001 Kepegawaian

KOMARAWATI, A.Md.
4 Arsiparis III/d
NIP. 19711104 199803 2 005

APENDI
5 Pengurus Barang III/b
NIP. 19631028 198503 1008

ASEP BUDIMAN
6 Pengelola SIMDA Barang III/b
NIP. 19631017 198503 1 008

MOCHAMMAD SOLIHIN
7 Pengelola Kepegawaian III/b
NIP. 19600111 199103 1 005

SEPTIADI, ST., M.Si


8 Front Office III/b
NIP. 19860904 201101 1 003

IRAWATI, SH.
9 Peneliti Dokumen Izin III/b
NIP. 19700425 201001 2 002

ATTI RISTIAWATI, SE.


10 Arsiparis III/b
NIP. 19740823 200901 2 002

IDIN ROHIDIN, S.IP


11 Front Ofice III/a
NIP. 19630112 200701 1 006

YANTI ERNAWATI Pengadministrasian


12 III/a
NIP. 19750106 200801 2 004 Umum

13 DEDI JAELANY Pengelola Arsip II/c

44
NIP. 19650308 200701 1 010

TAOFIK HIDAYAT
14 Penomoran Naskah Izin II/c
NIP. 19740412 200701 1 014

TUTI SUSANTI
15 Pengelola Kepegawaian II/c
NIP. 19760517 200701 2 011

ARIF BUDIANTO
16 Pengelola IT II/c
NIP. 19760601 200801 1 002

MARLINA, S.Pd., MM.


17 Kasubag Keuangan III/c
NIP. 19821018 201001 2 010

ONIH TASRONIH, S.IP


18 Bendahara Penerimaan III/c
NIP. 19760404 2008 01 1 008

DADANG KUSWARA, S.IP


19 Verifikator III/a
NIP. 19751017 200701 1 006

PANGKAT/
NO NAMA/NIP JABATAN
GOL. RUANG

INA MARLIANA, A.Ma


20 Bendahara Pengeluaran II/d
NIP. 19770115 200801 2 003

ANITA MUSTIKAWATI Pembantu Bendahara


21 II/b
NIP. 19810111 200901 2 005 Penerimaan

REDI TRISNA SANJAYA, S.IP. Kasubag Perencanaan dan


22 III/c
Evaluasi
NIP. 19781214 200501 1 006

IDA WIDIARSIH, SE.


23 Fungsional umum III/c
NIP. 19591227 198203 2007

MILA LISTIANA, S.IP., M.SI


24 Fungsional umum III/c
NIP. 19830327 200901 2 004

YULIA KARTIKA KHANDRA


25 Fungsional umum II/c
NIP. 19810511 200801 2 012

45
ENDANG SUHERMAN Kepala Bidang
26 IV/a
NIP. 19741101 199303 1 002 Pelayanan Perizinan

ENJANG NURJAMAN, SE., M.Si


27 Kasi Perizinan Ekonomi III/d
NIP. 19750912 200701 1 008

CICIH SUKAESIH, SE. Pengelola Izin Tanda


28 III/d
NIP. 19611226 198303 2 006 Daftar Industri

AMAT RAHMAT Pengelola izin Usaha


29 III/b
NIP. 19630207 198408 1 001 Gangguan

ASEP SUPRIATNA, S.IP Pengelola Izin Usaha


30 III/b
NIP. 19750525 200701 1 013 Perikanan

HASAN RUCHIYAT, SIP Pengelola Izin Usaha


31 III/b
NIP. 19840711 201001 1 011 Perdagangan

INTAN SARI NALURITA, SE. Pengelola Tanda Daftar


32 III/b
NIP. 19830728 201001 2 021 Perusahaan

ARIF FIRDAUS ADNAN, SH.


33 Pengelola izin Kesehatan III/a
NIP. 19760215 201001 1 007

RISTO KARNOKO Pengelola tanda Daftar


34 II/c
NIP. 19671025 200801 1 003 Gudang

DEDE SUHENDAR
35 Pengelola Izin Peternakan II/c
NIP. 19681128 200706 1 003

DESI SRI HANI S Pengadministrasi


36 II/b
NIP. 19821212 201001 2 014 Perizinan ekonomi

MEMET SETIAWAN
37 Pengelola izin Gangguan II/b
NIP. 19820510 201001 1 021

AGUS SOFYAN, S.Pd.I. Kasi Perizinan


38 III/d
NIP. 19630808 198603 1 012 Pembangunan

ENUNG NURMILAH, S.SoS Pengadministrasi Izin


39 III/d
NIP. 19630130 199503 2 001 Pembangunan

40 ANDI ABDUL H. Z, ST. Pelaksana/ Pengelola III/c

46
NIP. 19730605 200801 1 004 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

AHMAD SURYANA,SE Pelaksana/ Pengelola


41 III/b
NIP. 19670313 199601 1 001 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

PANGKAT/
NO NAMA/NIP JABATAN
GOL. RUANG

GUNAWAN ARIEF, ST., M.Si Pengelola Izin Usaha Jasa


42 III/b
NIP. 19770511 201001 1 008 Kontruksi

ANDRIAN, ST., M.Si Pelaksana/Pengelola Izin


43 III/b
NIP. 19720507 201001 1 005 Lokasi

HARI RAMDANI, S.Pd., M.Si


44 Pengelola izin Reklame III/b
NIP. 19810708 201001 1 012

ARI IRAWAN Pengelola Izin Ruas Milik


45 II/b
NIP. 1981.08.14.2009.01.1.006 Jalan

MUHAMMAD SYA’RONI Pengelola Izin Peruntukan


46 II/b
Pengolahan Tanah
NIP. 19780909 201001 1 002

NANANG HIDAYATULLAH, SH.,MM Kabid


47 IV/a
NIP. 19670618 199001 1 001 Penanaman Modal

Hj. IVA RUFAIDAH, MMPd Kasi


48 IV/a
NIP. 19641026 198603 2 009 Pengembangan Investasi

CECE IRAWAN,S.IP Kasi Kerjasama


49 III/c
NIP. 19630404 198801 1 001 penanaman Modal

ELAH HAYATI, SE.


50 Fungsional Umum III/c
NIP. 19660615 198903 2009

JAHRIA
51 Fungsional Umum III/b
NIP. 19621212 199003 1 004

SUSANDIKRILLAH,S.IP
52 Fungsional Umum III/c
NIP. 19760817 200801 1 011

53 VIRLI VIRLIANA, SH. Fungsional Umum III/b

47
NIP. 19840919 201101 2 003

HARIS DARSONO,S.Md
54 Fungsional Umum III/a
NIP. 19760306 200604 1 007

ATI RAHMAWATI
55 Fungsional Umum II/b
NIP. 19810510 201001 2 008

UJANG WAHYUDIN
56 Fungsional Umum II/b
NIP. 19740802 200701 1 007

H. JOKI DJUPARDI, Sm.HK Kabid Pengawasan dan


57 IV/b
NIP. 19600408 198603 1 016 Pengendalian

Drs. H. KUSNADI KOREJI, MM. Kasi Perlindungan


58 IV/a
NIP. 19630912 199203 1 007 Investasi

SIHAR FORMASI, SH. Kasi Pelayanan


59 III/d
NIP. 19761111 200212 1 007 Pengaduan

SUPRAN HIDAYAT, S.IP


60 Fungsional Umum III/c
NIP. 19680203 200701 1 011

ZAENUDIN
61 Fungsional Umum III/b
NIP. 19630415 199007 1 002

DUDI
62 Fungsional Umum III/a
NIP. 1970.03.12.2007.01.1.019

INDRA RUSDIYANA
63 Fungsional Umum II/b
NIP. 19820127 201001 1 007

DAFTAR NOMINATIF TENAGA KERJA SUKARELA

NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN

1 ECEP ISKANDAR PENGAMANAN KANTOR SMEA

2 ENJANG SOFYAN PENGAMANAN KANTOR SD

3 ZEMI DINO RAHMAT,SH PENGAMANAN KANTOR S-1

4 ECE ALIMUDIN PENGAMANAN KANTOR SMP

5 NABILA RAHMA SILMI OPERATOR SIMDA SMA

48
KEUANGAN

Sumber : Subag. Umum dan Kepegawaian

3.2.2.2 Sarana Prasarana Penunjang


Sarana prasarana penunjang yang dimiliki Dinas Penanaman Modal Dan Perizinan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sukabumi, berdasarkan kondisi akhir bulan Desember
2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2
KONDISI SARANA PRASARANA
PADA DPMPTSP KABUPATEN SUKABUMI
KONDISI
BANYAK
NO SARANA PRASARANA KURANG
NYA BAIK BAIK
RUSAK

1 2 3 4 5 6

1 GEDUNG KANTOR 5 2 3 0

2 Peralatan dan Mesin : 929

Generator Set 2 - 2 -

Kendaraan Roda 4 8 6 2 -

Kendaraan Roda 2 2 - 2 -

Pompa Air 1 1

Mesin Tik 5 2 2 1

Lemari Besi 25 14 11

Rak Besi/Metal 43 43 0 0

Rak Kayu 3 3 0 0

Filling Besi/Metal 17 7 10 0

Filling Kayu 10 0 10 0

Brankas 1 0 1 0

Lemari Sorok 2 0 2 0

Lemari Kaca 1 1 0 0

Lemari Kayu 2 2 0 0

Papan Visuil/Billboard 115 11 1 103

49
KONDISI
BANYAK
NO SARANA PRASARANA KURANG
NYA BAIK BAIK
RUSAK

1 2 3 4 5 6

Alat Penghancur Kertas 6 5 0 1

Papan Pengumuman 2 0 0 2

White Board 2 0 2 0

Mesin Absensi 1 0 0 1

Overhead Proyektor 3 1 1 1

Display 1 1 0 0

Alat Kantor Lainnya (lain-lain) 52 3 2 47

Kursi Metal 110 110 0 0

Meja Rapat 10 10 0 0

Meja Panjang 1 0 1 0

Kursi Putar 44 0 39 5

Meja Komputer 25 0 25 0

Tenda / Canopy 1 0 1 0

Meja Biro 4 4 0 0

Jam Mekanis 8 0 0 8

AC Split 17 1 16 0

Televisi 3 3 0 0

Sound System 2 2 0 0

Wireless 2 2 0 0

Tustel /Camera digital 7 0 0 7

Dispenser 13 6 7 0

Handycam 4 1 0 3

Alat Pemadam Portable 9 9 0 0

Server Komputer/Software 2 2 0 0

PC. Unit 29 17 6 6

Laptop 31 13 5 13

Personal Komputer Lain-lain 42 0 20 22

50
KONDISI
BANYAK
NO SARANA PRASARANA KURANG
NYA BAIK BAIK
RUSAK

1 2 3 4 5 6

Scanner 3 3 1 0

Peralatan Computer (CPU) 3 3 0 0

Monitor 3 3 0 0

Printer 76 47 20 9

DVD External 1 0 1 0

Hardisk External 1 0 1 0

Peralatan Personal Komputer Lain-lain 1 0 1 0

UPS / Stabilizer 51 3 10 38

Server 2 0 2 0

Router 1 1 0 0

Hub 1 1 0 0

Modem 3 3 0 0

Peralatan Jaringan Lain-lain 2 2 0 0

Meja Kerja Pejabat Eselon II 7 1 6 0

Meja Kerja Pegawai Non Struktural 48 0 48 0

Meja Rapat Pejabat 1 1 0 0

Meja Operator 1 0 1 0

Meja Rapat Lain-lain 2 2 0 0

Kursi Kerja Pejabat Eselon II 3 1 2 0

Kursi Kerja Pejabat Eselon III 7 2 9 0

Kursi Rapat Lain-lain 4 4 0 0

Kursi Hadap Depan Meja Eselon II 12 0 12 0

Kursi Hadap Depan Meja Lain-lain 27 0 27 0

Kursi Tamu Ruang Pejabat 4 0 4 0

Microphone Wireless 4 0 3 1

Microphone/Boomstand 5 5 0 0

Microphone floor Stand 2 2 0 0

51
KONDISI
BANYAK
NO SARANA PRASARANA KURANG
NYA BAIK BAIK
RUSAK

1 2 3 4 5 6

Automatic Voltage Regulator (AVR) 1 0 1 0

Hum/Cable Compensator 2 0 0 2

Power Amplifier 1 0 1 0

Microphone Table Stand 8 0 8 0

Camera digital 1 1 0 0

Coordinatongraph /GPS 1 0 1 0

Loudspeaker 2 0 2 0

Telephone PABX 2 2 0 0

Pesawat Telephone 14 2 0 12

Facsimile 1 1 0 0

Handphone 1 0 0 1

Alat Komunikasi Lain-lain 1 1 0 0

Antena Penerima VHF/Parabola 1 0 1 0

Reciever Parabola 1 0 1 0

Water Current 4 2 0 2

Sumber : Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian (Pengelola barang)

3.2.3 Kinerja Pelayanan


3.2.3.1 Kinerja Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu satu
Pintu
Dinas Penanaman Modal dan Perizianan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Sukabumi dalam hal melakukan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan tidak
menggunakan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam Standar Pelayanan
Minimal (SPM) maupun terhadap IKK, akan tetapi jenis indikator yang dikaji,
disesuaikan dengan tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Satu Pintu, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kinerja
pelayanan. Adapun analisis dan review pencapaian kinerja pelayanan Dinas Penanaman

52
Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sukabumi selama periode rentsra
yang lalu sebagaimana dituangkan dalam Tabel 2.3. pada halaman berikut :

53
Tabel 2.3
REVIEW PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN BPMPT KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2011-2015

Target Realisasi
Renstra Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Kinerja Tahun Kinerja
SKPD pada dengan
Indikator
Sasaran tahun 2015 Renstra
Kinerja
(akhir periode SKPD s/d
Renstra 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Akhir
SKPD) Tahun 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Meningkatnya 1. Izin usaha
izin usaha yang yang 100 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 96,63% 100% 100%
diterbitkan dan diterbitkan
pelayanan
penanaman 2. Pelayanan
modal dan Penanaman 5% 26% 17% 14% 10% 5% 0,32% 0,49% 0,65% 0,55% 0,48% 0,48%
investasi Modal Dan
Investsi
3. Jumlah
Promosi 34 % 6 Kali 6 Kali 6 Kali 8 Kali 8 Kali 5 Kali 6 Kali 6 Kali 6 Kali 6 Kali 29 Kali
Investasi
Daerah
2. Meningkatnya 1. Nilai
Realisasi Realisasi 5% 3% 3.5% 4,% 4.5% 5% -71,62% 51,93% 586,02% -38,02% -77,02% -77,02%
Investasi PMDN
( PMA,
PMDN, dan 2. Nilai
5% 3% 3.5% 4% 4.5% 5% -99,98% 157,36% 61,55% -70,61% 1.260,50% 1.260,50%
Swasta Murni) Realisasi
PMA

54
Berdasarkan data pada Tabel 2.3 di halaman sebelumnya, pencapaian indikator
kinerja dari tahun 2011 s.d 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran Nomor 1 (satu) yaitu “Meningkatnya Izin Usaha yang Diterbitkan dan
Peningkatan Pelayanan Penanaman Modal dan Investasi“, sasaran tersebut dengan
indikator sasaran sebagai berikut :

1.1) Hasil pengukuran kinerja terhadap indikator “Izin Usaha yang


Diterbitkan". Izin Usaha yang diterbitkan yaitu Izin Usaha yang
teregistrasi yang telah sesuai dengan pengajuan yang dilakukan para
pemohon izin, dengan ketentuan dan persyaratan lengkap. Adapun nilai
retribusi dari setiap izin yang diterbitkan sebagaimana pada Tabel 2.4
berikut ini

Tabel 2.4
TARGET DAN REALISASI RETRIBUSI BERDASARKAN
IZIN USAHA YANG DITERBITKAN
TAHUN 2011-2015

IZIN USAHA NILAI RETRIBUSI (Rp.)


TAHUN YANG %
DITERBITKAN TARGET REALISASI

2011 9,898 6.150.000.000,00 5.054.219.510,00 82,18

2012 7.699 6.425.000.000,00 4.945.276.774,00 76,97

2013 4.955 8.500.000.000,00 10.139.177.232,00 119,28

2014 6.339 6.800.000.000,00 7.805.561.085,00 114,79

2015 6.197 6.800.000.000,00 7.190.909.828,00 105,75

1.2) Hasil pengukuran kinerja terhadap indikator“Pelayanan Penanaman


Modal dan Investasi” yaitu Jumlah pengaduan PTSP (Pelayanan Terpadu
Satu Pintu) yang bersumber dari masyarakat, dengan rincian sebagaimana
pada Tabel 2.5 pada halaman berikut:
Tabel 2.5
JUMLAH PENANGANAN PENGADUAN YANG DITANGANI

PENANGANAN JUMLAH IZIN


TAHUN %
PENGADUAN YANG TERBIT

2011 32 9.898 0,32


2012 39 7.966 0,49
2013 32 4.995 0,65
2014 35 6.339 0,55
2015 30 6.197 0,48
Rumus prosentase penanganan pengaduan yaitu jumlah penanganan pengaduan dibagi
izin yang diterbitkan dikali 100

Hal ini menjadi bukti bahwa pelayanan pengaduan sudah sesuai


dengan peraturan perundang-undangan sehingga tidak menimbulkan
banyak permasalahan, karena telah tumbuhnya kesadaran dari banyak
warga masyarakat terhadap aturan perizinan dan pemahaman terhadap
CSR, sehingga masyarakat menjadi sangat kritis dan peka terhadap
permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam lingkungannya
terkait dengan keberadaan suatu perusahaan.

1.3) Hasil pengukuran kinerja terhadap indikator “Jumlah Promosi Investasi


Daerah”, sebagaimana pada Tabel 2.6

Tabel 2.6
JUMLAH PROMOSI INVESTASI

JUMLAH PROMOSI INVESTASI


TAHUN %
TARGET REALISASI

56
2011 6 5 83,33
2012 6 6 100
2013 6 6 100
2014 8 6 75
2015 8 6 75
JUMLAH 34 29 85,29
Ketidak-tercapaian target jumlah promosi investasi disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya :

 Anggaran untuk kegiatan promosi investasi tidak mencukupi sehingga


mengakibatkan tidak dapat menjaring calon investor lebih efektif.
 Untuk tahun ke depannya diusulkan Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi anggarannya ditambah, agar dapat menjaring
calon investor lebih efektif melalui Kegiatan Penyelenggaraan
Pameran Investasi dan Penyelenggaraaan Promosi Investasi melalui
Website.

Pencapaian indikator kinerja tersebut diatas, melalui Program


Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
Sasaran Nomor 2 (dua) yaitu “Meningkatnya Realisasi Investasi (PMA,
PMDN, dan Swasta Murni)” dengan indikator sasaran sebagai berikut :
2.1) Hasil pengukuran kinerja terhadap indikator “Nilai Realisasi Penanaman
Modal Dalam Negei (PMDN)“ selama 5 (lima) Tahun, sebagaimana pada
tabel dibawah ini :

TABEL 2.7
JUMLAH INVESTOR BERSKALA NASIONAL (PMDN)
TAHUN 2011-2015

JUMLAH JUMLAH INVESTASI


TAHUN %
INVESTOR (Rp.)

2010 16 1.315.231.000.000,00 -
2011 312 373.289.000.000,00 -77,62%
2012 352 567.142.758.793,00 51,93%
2013 961 3.890.698.933.039,00 586,02%
2014 481 2.411.946.126.228,00 -38,02%

57
2015 377 546.249.443.071,00 -77.35%
Rumus : Nilai PMDN tahun ini (n) dikurangi realisasi investasi tahun lalu (n-1) dibagi
realisasi tahun lalu (n-1) dikali 100

Data investasi PMDN tahun 2010-2015 berdasarkan Izin Prinsip Penanaman


Modal untuk kegiatan usaha yang diproses melalui SPIPISE dan NON SPIPISE.

2.2) Hasil pengukuran kinerja terhadap indikator “Nilai Realisasi Investasi


Penanaman Modal Asing (PMA)” selama 5 tahun, adalah sebagai
berikut :

Tabel 2.8
JUMLAH NILAI INVESTASI BERSKALA NASIONAL (PMA)
TAHUN 2011-2015
JUMLAH JUMLAH INVESTASI %
TAHUN
INVESTOR (US$)
2010 24 559.770.000 -

2011 20 93.049.900 -99,96

2012 21 239.473.400 157,36

2013 16 386.881.000 61,55%


2014 24 113.691.300 -70,61%
2015 24 1.433.078.392 1,260,50%
Rumus : Nilai PMA tahun ini (n) dikurangi realisasi investasi tahun lalu (n-1) dibagi
realisasi tahun lalu (n-1) dikali 100

Data Investasi PMA yang didapat dari penerbitan izin BKPM RI melalui
proses SPIPISE, selanjutnya dianalisis/dikompilasi berdasarkan Nilai Investasi,
jumlah Proyek, Tenaga Kerja ke lokasi dan sektor/bidang usaha.

Jumlah perusahaan PMDN dan PMA yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi


pada tahun 2014-2015 berdasar sektor mencapai 897 perusahaan dimana 786 perusahaan
dalam negeri dan 40 perusahaan asing, sebagaimana pada Tabel 2.9 :

58
Tabel 2.9
JUMLAH PERUSAHAAN PMDN DAN PMA
DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2014-2015
DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2014-2015

59
PMDN PMA JUMLAH
SEKTOR TOTAL
2014 2015 JUMLAH 2014 2015 JUMLAH
Industri 40 46 86 9 11 20 106
Pertanian 2 2 4 1 1 2 6
Peternakan 11 8 19 1 1 2 21
Perkebunan 1 0 1 0 0 0 1
Perikanan 0 0 0 0 0 0 0
Pertambangan 1 2 3 2 0 2 5
Pariwisata 9 13 22 0 0 0 22
Lainnya 416 306 722 3 11 14 736
Jumlah 480 377 857 16 24 40 897
Tabel 2.10
RASIO DAYA SERAP TENAGA KERJA TAHUN 2011-2015

TAHUN
NO URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015

Total tenaga kerja pada


1 30,407 39,930 28,065 16,873 13,737
perusahaan PMDN/PMA

Total seluruh perusahaan


2 336 372 982 497 401
PMDN/PMA

3 Rasio 90 107 29 34 34

Pencapaian inkator kinerja Nilai Realisasi PMDN dan PMA diatas, melalui
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.

3.2.3.2 Kinerja Layanan Perizinan Tahun 2016


Berdasarkan Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Pelimpahan Kewenangan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Penanaman
Modal kepada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten
Sukabumi, jenis pelayanan perizinan (izin dan non izin) yang ditangani oleh
BPMPT sampai dengan akhir tahun 2016 berjumlah 23 jenis perizinan sebagai
berikut :

Tabel 2.11
DAFTAR PELAYANAN IZIN
SESUAI PERBUP NOMOR 60 TAHUN 2014

60
NO JENIS PERIZINAN
1 Izin Lokasi
2 Izin Peruntukan dan Penggunaan Tanah (IPPT)
3 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
4 Izin Gangguan (IG)
5 Izin Pemanfaatan Daerah Milik Jalan
6 Izin Usaha Pertambangan
7 Izin Pengambilan Air Dibawah Tanah
8 Izin Usaha Jasa Kontruksi
9 Izin Reklame
10 Persetujuan Prinsip Kawasan Industri
11 Izin Usaha Kawasan Industri
12 Pendaftaran Penanaman Modal
13 Izin Prinsip Penanaman Modal
14 Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal
15 Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal
16 Izin Usaha
Izin Usaha Perluasan
Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal (MErger), dan
Izin Usaha Perubahan
17 Tada Daftar Gudang (TDG)
18 Izin Kepariwisataan, terdiri dari :
Izin Usaha Hotel
Izin Penginapan
Izin Restoran
Izin Rekreasi
19 Izin Usaha Peternakan
20 Izin Usaha Perikanan
21 Izin Pelayanan Kesehatan
22 Izin Usaha Toko Modern
23 Izin/Non Izin yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku

Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 3 Tahun 2017


tentang Pelimpahan Kewenangan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Dan Non
Perizinan Kepada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu, di
dalam Pasal 2 disebutkan jenis pelayanan perizinan (izin dan non izin) yang
ditangani oleh DPMPTSP saat ini adalah sebagai berikut :

A. Urusan Penanaman Modal, meliputi:


1. Pendaftaran Perizinan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN);
2. Izin Prinsip PMDN;

61
3. Izin Prinsip Perluasan PMDN;
4. Izin Prinsip Perubahan PMDN;
5. Izin Usaha PMDN;
6. Izin Perubahan PMDN;
7. Izin Usaha Perluasan PMDN;
8. Izin Usaha Penggabungan PMDN (Merger).
B. Urusan Penataan Ruang meliputi Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah;
C. Urusan Pertanahan meliputi Izin Lokasi;
D. Urusan Pekerjaan Umum meliputi:
1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
2. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK);
3. Izin Penyelenggaraan Reklame (IPR);
4. Ruas Milik Jalan (RMJ).
E. Urusan Industri meliputi:
1. Izin Usaha Industri (IUI);
2. Izin Perluasan Industri (IPI);
3. Tanda Daftar Industri (TDI);
4. Izin Usaha Kawasan Industri.
5. Izin Gangguan (IG).
F. Urusan Kesehatan meliputi:
1. Izin Mendirikan Klinik;
2. Izin Mendirikan Apotik;
3. Izin Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan;
4. Izin Penyelenggaraan Optikal;
5. Izin Penyelenggaraan Salon Kecantikan;
6. Izin Penyelenggaraan Sehat Pakai Air (SPA);
7. Izin Pedagang Eceran Obat;
8. Izin Pengobatan Tradisional;
G. Urusan Perdagangan meliputi:
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
2. Izin Usaha Toko Modern (IUTM);
3. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional (IUP2T);
4. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW);
5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
6. Tanda Daftar Gudang (TDG)
7. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP).
H. Urusan Peternakan meliputi Izin Peternakan;
I. Urusan Perikanan meliputi Izin Perikanan;
J. Urusan Pariwisata meliputi:
1. Bidang usaha daya tarik wisata meliputi jenis usaha meliputi:
a) Daya tarik wisata alam
b) Daya tarik wisata budaya
c) Daya tarik wisata buatan manusia
2. Bidang usaha kawasan pariwisata
3. Bidang usaha jasa transportasi wisata meliputi jenis usaha meliputi
Angkutan jalan wisata;

62
4. Bidang usaha jasa perjalanan wisata meliputi jenis usaha :
a) Biro perjalanan wisata
b) Agen perjalanan wisata
5. Bidang usaha jasa makanan dan minuman meliputi jenis usaha meliputi:
a) Restoran / rumah makan
b) Rumah minuman
c) Kafe
d) Pusat penjualan makanan
e) Jasa boga

6. Bidang usaha penyediaan akomodasi meliputi jenis usaha meliputi:


a) Hotel
b) Bumi perkemahan
c) Pondok wisata
7. Bidang usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi meliputi
jenis usaha :
a) Gelanggang olahraga meliputi sub jenis usaha :
1) Rumah bilyar
2) Kolam renang
3) Lapangan tenis
4) Pusat kebugaran
5) Gelanggang bowling
6) Lapangan futsal
7) Lapangan bulutangkis
8) Sasana tinju
9) Lapangan sepakbola
10) Arena tenis meja
b) Gelanggang seni meliputi sub jenis usaha :
1) Gelanggang seni
2) Galeri seni
3) Gedung pertunjukan seni
c) Arena permainan meliputi sub jenis usaha :
1) Arena permainan anak dalam ruangan
2) Arena permainan anak dalam arena terbuka
d) Panti pijat meliputi sub jenis usaha :
1) Panti pijat
2) Refleksi
e) Taman rekreasi meliputi sub jenis usaha :
1) Taman rekreasi
2) Taman bertema
f) Karaoke dan Studio musik
g) Jasa Impresariat / Promotor.
h) Bidang usaha penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi dan pameran.
i) Bidang usaha jasa informasi pariwisata

63
j) Bidang usaha jasa konsultan pariwisata
k) Bidang usaha jasa pramusaji/pramu wisata
l) Bidang usaha wisata tirta meliputi jenis usaha meliputi:
1) Wisata perairan meliputi sub Jenis usaha :
2) Wisata memancing.
m) Bidang usaha Solus Per Aqua (SPA) meliputi jenis usaha meliputi:
1) Salon kecantikan
2) Solus per aqua

3.2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan DPMPTSP


Kabupaten Sukabumi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terutama di bidang pelayanan
publik, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan terpadu Satu Pintu Kabupaten
Sukabumi memiliki tantangan dan peluang dalam pengembangan pelayanan,
diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut :

3.2.4.1 Tantangan terhadap Pengembangan Pelayanan


Sebagai salah satu Perangkat Daerah yang menjalankan fungsi pelayanan publik
yang dikhususkan pada pelayanan perizinan, DPMPTSP Kabupaten Sukabumi memiliki
beberapa tantangan di dalam melaksanakan pengembangan pelayanan terhadap
masyarakat, antara lain :

- Kabupaten Sukabumi sebagai pemilik luas wilayah geografis yang sangat


besar memiliki potensi dan peluang yang besar untuk menjadi daerah industri
sebagai daerah penyangga ibukota provinsi dan ibukota negara, akan tetapi
menjadi sebuah kesulitan tersendiri bagi DPMPTSP di dalam mempromosikan
wilayah Kabupaten Sukabumi sehubungan infrastruktur yang masih belum
memadai menjadi salah satu unsur pertimbangan para investor untuk
menanamkan modal nya di wilayah Kabupaten Sukabumi.
- Mekanisme pelayanan perizinan baik ekonomi dan pembangunan yang secara
regulasi sering kali berubah menjadikan sering terjadi kesalahfahaman dari
masyarakat yang mengajukan permohonan izin, hal ini juga terkadang
dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu baik atas nama instansi maupun
perorangan untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

64
- Di era modern dengan kemajuan Teknologi Informasi saat ini, mekanisme
pelayanan perizinan di Kabupaten Sukabumi khususnya masih menggunakan
sistem manual, sehingga seringkali terkendala rentang jarak koordinasi
birokrasi yang dipengaruhi oleh luasnya wilayah geogragfis Kabupaten
Sukabumi, sehingga hal ini menjadikan pengurusan permohonan izin bagi
masyarakat menjadi beban anggaran yang cukup tinggi dari segi transportasi.

3.2.4.2 Peluang terhadap Pengebangan pelayanan


Selain adanya beberapa tantangan yang dihadapi di dalam melaksanakan
tugas dan fungsi sebagai pelayanan publik dan di bidang penanaman modal,
terdapat beberapa hal menjadi peluang yang dapat dikembangkan, diantaranya :

- Pemerintah Kabupaten Sukabumi memiliki komitmen kuat dalam


melaksanakan reformasi birokrasi terutama dalam pelayanan perizinan
terpadu, sehingga pada SOTK yang baru ditambahkan kata “SATU PINTU”
yang secara harfiah mengharuskan bahwa pemohon izin apapun terkait
penanaman modal, investasi, usaha, dan lain-lain sebagaimana diatur di dalam
Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pelimpahan Kewenangan
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Dan Non Perizinan Kepada Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu, sedapat mungkin ketika
mengajukan permohonan pengajuan izin dimulai di pintu DPMPTSP dan
selesai juga di pintu DPMPTSP.
- Selain itu beberapa program yang secara nasional digulirkan menjadikan
peluang yang dapat kami jadikan dasar dan acuan untuk mengembangkan
pelayanan, diantaranya :
1) Adanya kebijakan pemberantasan Korupsi dan PUNGLI secara Nasional
2) Adanya tuntutan reformasi untuk perbaikan kinerja pemerintah
3) Adanya dukungan dari atasan langsung
4) Adanya semangat perubahan demi kemajuan dan peningkatan kinerja
lembaga.

65
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gaji merupakan salah satu unsur yang penting dalam
meningkatkan motivasi kerja sebab gaji adalah alat untuk
memenuhi berbagai kebutuhan pegawai. Oleh karena itu,
perusahaan atau organisasi harus melakukan perencanaan gaji
yang tepat dalam arti memiliki keadilan. Dari sudut pandang organisasi,
ini juga menjadi salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan kepuasan
kerja, motivasi pegawai, merangsang pegawai baru yang berkualitas untuk
memasuki organisasi, mempertahankan pegawai yang ada, dan meningkatkan
produktivitas. Oleh karena itu, perencanaan atau penentuan gaji menjadi isu yang
penting dalam manajemen sumber daya manusia dan harus ditentukan secara hati-
hati dan melalui langkah-langkah tertentu sesuai ketentuan pemerintah.

66
Penggajian Pegawai Negeri Sipil diatur oleh Pemerintah sebagaimana yang
tertuang dalam UU No. 8 Tahun 1974 dan UU No. 43 Tahun Jo. PP No. 6 Tahun
2000. Untuk Pembayaran Gaji pada DPMPTSP dikenal dengan Sistem
pembayaran “Payroll”, yaitu pembayaran yang langsung masuk kedalam rekening
masing-masing pegawai. Untuk sistem pembayaran ini, DPMPTSP bekerjasama
dengan Bank BJB dalam mengelola pembayaran Payroll tersebut. Keuntungan
dari sistem pembayaran payroll diantaranya dalam faktor efisiensi/kemudahan
bagi pegawai dan bendaharawan serta faktor keamanan distribusi gaji karena gaji
langsung masuk ke dalam rekening masing-masing pegawai.

Jadi Penggajian Pegawai Negeri Sipil yang ada di Dinas Penanaman Modal
dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sukabumi sesuai dengan sistem
pemerintahan yang telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1974 menyatakan bahwa
setiap Pegawai berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan
tanggung jawabnya dan UU No. 43 Jo. PP No. 6 Tahun 2000 menetapkan
penggajian berdasarkan gabungan skala tunggal dan skala ganda, yaitu: pegajian
yang berpangkat sama diberi gaji pokok yg sama, disamping itu diberikan
tunjangan kepada Pegawai Negeri yang memikul tanggung jawab yang lebih
berat, prestasi yang tinggi atau melakukan pekerjaan tertentu yang sifatnya
memerlukan pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga secara terus-menerus.

4.2 Saran
Setiap perusahaan harus memiliki sistem penggajian yang baik, karena
merupakan salah satu unsur terpenting dalam jalannya kinerja perusahaan. Selain
sistem yang baik, penggajian tenaga kerja harus sesuai indikator yang telah ada
dan diatur oleh pemerintah. Hal ini untuk melindungi tenaga kerja dan
mempermudah pengawasan terhadap perusahaan.

67
DAFTAR PUSTAKA

Kadarisman. 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada.
Kusdyah Rachmawati, Ike. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Sedarmayanti. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

68
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Bersama Ibu Marlina selaku narasumber

69
70

Anda mungkin juga menyukai