Anda di halaman 1dari 30

Patofisiologi gout arthritis

Pendahuluan

Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit
inflamasi yang menyerang persendian. Gout arthritis disebabkan oleh penimbunan asam urat
(kristal mononatrium urat), suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di
jaringan. Penyakit ini sering menyerang sendi metatarsophalangeal 1 dan prevalensinya lebih
tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Kadang-kadang terbentuk agregat kristal besar
yang disebut sebagai tofi (tophus) dan menyebabkan deformitas.

Patofisiologi gout arthritis

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau
penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme
purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage
pathway).

1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor
nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat
antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini
dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim
yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan
balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah
pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat
perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin)
berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam
urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase
(HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).

Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi
kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.

Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme (pembentukan dan


ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:

1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik


2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal
3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan
cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau
mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan)
4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin

Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung
membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal
mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui.
Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara:

1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen ini
bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan membran
sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan
leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim
lisosom yang destruktif.
2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan melakukan
aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1,
IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan memperkuat respons peradangan, di
samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk menghasilkan
protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan.
Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan
seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat
tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa
urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing.
Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan
dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon,
bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan
penyumbatan dan nefropati gout.

Referensi:

1. Kumar V, Cotran R, Robbins S. Buku Ajar Patologi. 7th ed. Jakarta: EGC; 2000. p. 864-8
2. Underwood JCE. General and Systemic Pathology. 4th ed. USA: Elsevier; 2004. P. 729-
30.
3. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta: EGC; p. 317.
Asam Urat: Pengertian, Penyebab
& Solusinya
2 Mar

Anda pernah mengalami rasa ngilu di sendi? Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi
berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi
disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.

Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu
berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.

Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.

Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel
hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging,
jeroan, ikan sarden).

Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh
berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang
banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk
kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.

Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak
orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan,
tanpa mempertimbangkan kandungan di dalamnya. Makanan sumber dari produk hewani
biasanya mengandung purin sangat tinggi. Produk makanan mengandung purin tinggi kurang
baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika
mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati
ambang batas normal.

Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah
alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan
merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan
semua bagian lain yang terdapat dalam perut hewan –seperti hati, jantung, babat, dan limfa.

Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya
banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar
sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu hidangan
menggiurkan, di antaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salah
satu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya diri mengalami sakit
pada persendian.

Penyebab

Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan sekunder. Pada penyakit gout
primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.

Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu
senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam
kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.

Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,
polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah
obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita
diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil
buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan
menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

Setiap orang dapat terkena penyakit asam urat. Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-
gejalanya.

Penyakit radang sendi akibat peningkatan kadar asam urat darah disebut dengan artritis gout atau
artritis pirai. Artritis gout yang akut disebabkan oleh reaksi radang jaringan terhadap
pembentukan kristal urat. Pada sebagian besar kasus gout riwayat penyakit dan gambaran klinis
bersifat khusus, sehingga kadang-kadang diagnosis dapat langsung ditegakkan.

Seseorang dikatakan menderita asam urat (gout) jika kondisinya memenuhi beberapa syarat dan
biasanya perjalanan penyakitnya klasik sekali, seperti mempunyai gejala yang khas penyakit
gout, mempunyai perjalanan penyakit yang khas penyakit gout, ditemukan asam urat dalam
kadar tinggi dalam darahnya, dan hasil pemeriksaan mikroskopik dari cairan sendi atau tofus
(benjolan asam urat) ditemukan kristal asam urat yang berbentuk jarum.

Lebih banyak pria

Umumnya yang terserang asam urat adalah para pria, sedangkan pada perempuan persentasenya
kecil dan baru muncul setelah menopause.

Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita,
peningkatan itu dimulai sejak masa menopause.
Mengapa asam urat cenderung dialami pria? Ini karena perempuan mempunyai hormon estrogen
yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya
cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut.

Jadi selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya
ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah
perempuan terkena asam urat.

Kalau peningkatan asam urat ini melewati ambang batas yang bisa ditolerir, persoalan akan
timbul pertama pada ginjal, sendi, dan saluran kemih

Kadar Normal

Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan Teknik Biasa.
Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada Teknik
Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat
melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia.

Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria
berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut
hiperurisemia.

Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang
memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl, dan makin lama makin tinggi.

Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar. Biasanya 25%
orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Bila kadar asam urat tinggi tapi
tidak ada gejala serangan sendi ini disebut stadium awal. Pada setiap orang berbeda-beda. Ada
yang bertahun-tahun sama sekali tidak muncul gejalanya, tetapi ada yang muncul gejalanya di
usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun.

Gambaran Klinis

Artritis gout muncul sebagai serangan keradangan sendi yang timbul berulang-ulang.

Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut biasanya bersifat monoartikular
(menyerang satu sendi saja) dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan
gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut) yang mencapai
puncaknya kurang dari 24 jam. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi
pangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi artritis terutama pada sendi perifer dan
jarang pada sendi sentral.

Serangan yang terjadi mendadak maksudnya tiba-tiba. Karena itu bisa saja terjadi, siang hari
sampai menjelang tidur tidak ada keluhan, tetapi pada tengah malam penderita mendadak
terbangun karena rasa sakit yang amat sangat. Kalau serangan ini datang, penderita akan
merasakan sangat kesakitan walau tubuhnya hanya terkena selimut atau bahkan hembusan angin.
Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan. Tahap pertama disebut tahap
artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat
menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak
menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.

Bahkan, dokter yang mengobati kadang-kadang tidak menduga penderita terserang penyakit
gout. Karena serangan pertama kali ini singkat waktunya dan sembuh sendiri, sering penderita
berobat ke tukang urut dan waktu sembuh menyangka hal itu disebabkan hasil urutan/pijatan.
Padahal, tanpa diobati atau diurut pun serangan pertama kali ini akan hilang sendiri.

Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada keadaan ini
penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan
orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-
rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa
bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu
tak ada hubungannya dengan penyakit gout.

Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Setelah melewati masa gout
interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan memasuki tahap ini, ditandai
dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan
(kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat
dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak.

Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita
telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di
sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras
yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini
akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila
ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu
lagi.

Faktor Risiko

Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan,
kegemukan, dan suku bangsa.

Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia.
Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di Indonesia
prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa
karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.

Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut berkurang sehingga asam
uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan laut yang tinggi juga mengakibatkan asam
urat.
Asupan yang masuk ke tubuh juga memengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang
mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. Purin yang tinggi terutama
terdapat dalam jeroan, sea food: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri.

KALAU menurut hasil pemeriksaan laboratorium kadar asam urat terlalu tinggi, kita perlu
memperhatikan masalah makanan. Makanan dan minuman yang selalu dikonsumsi apakah
merupakan pemicu asam urat. Pada orang gemuk, asam urat biasanya naik sedangkan
pengeluarannya sedikit. Maka untuk keamanan, orang biasanya dianjurkan menurunkan berat
badan.
Yang paling penting untuk diketahui adalah kalau asam urat tinggi dalam darah, tanpa kita sadari
akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal, karena saringannya akan tersumbat.
Tersumbatnya saringan ginjal akan berdampak munculnya batu ginjal, atau akhirnya bisa
mengakibatkan gagal ginjal.

Asam urat pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam urat
akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah) koroner. Karena itu, siapapun
yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak
merembet ke organ-organ tubuh yang lain.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan artritis gout:


• Meredakan radang sendi (dengan obat-obatan dan istirahat sendi yang terkena).
• Pengaturan asam urat tubuh (dengan pengaturan diet dan obat-obatan).

Tujuan utama pengobatan artritis gout adalah:


• Mengobati serangan akut secara baik dan benar
• Mencegah serangan ulangan artritis gout akut
• Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristal urat
• Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peningkatan asam urat pada jantung, ginjal
dan pembuluh darah.
• Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih.

Makin cepat seseorang mendapat pengobatan sejak serangan akut, makin cepat pula
penyembuhannya. Pengobatan dapat diberikan obat anti inflamasi nonsteroid (antirematik) dan
obat penurun kadar asam urat (obat yang mempercepat/meningkatkan pengeluaran asam urat
lewat kemih (probenecid) atau obat yang menurunkan produksi asam urat (allopurinol)).

Pengaturan diet

Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin. Padahal walau tinggi
kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak pada
usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan pembentuk otak, jaringan
saraf, hormon steroid, garam-garaman empendu dan membran sel.Orang yang kesehatannya baik
hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah menderita gangguan asam urat,
sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya,
membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah purin.

Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak mengandung purin tinggi.
Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:
• Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan)
adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring,
ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.

• Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan)
adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan
kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.

• Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan)
adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.

Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak
mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk mengonsmsi bahan
makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak
minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian asam
urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin
memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam urat akan terus
berlanjut.

Singkatnya:

Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah
ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga
dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit
tertentu.

Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi
karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat
dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih
selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.

Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam
urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan
asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat
menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
Gejala Asam Urat

 Kesemutan dan linu


 Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
 Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada
malam dan pagi.

Solusi Mengatasi Asam Urat

 Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah 2.4
hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
 Kontrol makanan yang dikonsumsi.
 Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu membuang
purin yang ada dalam tubuh.

Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin)

 Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.
 Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
 Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
 Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.
 Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti tempe, tauco,
oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
 Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang kol, buncis.
 Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.
 Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, tuak.

Definisi
Hemorrhoid merupakan pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah balik (vena) pada
daerah rektum atau anus. Di Amerika, 50% populasi usia 50an menderita wasir. Dan
diperkirakan sekitar 50-85% populasi dunia akan mengalami gejala wasir pada periode tertentu
dalam hidupnya.

Tipe dan Gejala


Hemorrhoid dibagi menjadi 2 tipe :

* Hemorrhoid eksterna

Merupakan wasir yang timbul pada daerah yang dinamakan anal verge, yaitu daerah ujung dari
anal kanal (anus). Wasir jenis ini dapat terlihat dari luar tanpa menggunakan alat apa-apa.
Biasanya akan menimbulkan keluhan nyeri. Dapat terjadi pembengkakan dan iritasi. Jika terjadi
iritasi, gejala yang ditimbulkan adalah berupa gatal. Wasir jenis ini rentan terhadap trombosis
(penggumpalan darah). Jika pembuluh darah vena pecah yang mengalami kelainan pecah, maka
penggumpalan darah akan terjadi sehingga akan menimbulkan keluhan nyeri yang lebih hebat.
* Hemorrhoid interna

Merupakan wasir yang muncul didalam rektum. Biasanya wasir jenis ini tidak nyeri. Jadi
kebanyakan orang tidak menyadari jika mempunyai wasir ini. Perdarahan dapat timbul jika
mengalami iritasi. Perdarahan yang terjadi bersifat menetes. Jika wasir jenis ini tidak ditangani,
maka akan menjadi prolapsed and strangulated hemorrhoids.

* Prolapsed hemorrhoid adalah wasir yang “nongol” keluar dari rektum.


* Strangulated hemorrhoid merupakan suatu keadaan terjepitnya prolapsed hemorrhoid karena
otot disekitar anus berkontraksi. Hal ini menyebabkan terperangkapnya wasir dan terhentinya
pasokan darah, yang pada akhirnya akan menimbulkan kematian jaringan yang dapat terasa nyeri
sekali.

Hemorrhoid interna dapat dikelompokkan menjadi :

* Grade I : wasir tidak keluar dari rektum

* Grade II : wasir prolaps (keluar dari rektum) pada saat mengedan, namun dapat masuk kembali
secara spontan

* Grade III : wasir prolaps saat mengedan, namun tidak dapat masuk kembali secara spontan,
harus secara manual (didorong kembali dengan tangan)

* Grade IV : wasir mengalami prolaps namun tidak dapat dimasukkan kembali

Penatalaksanaan

1. Terapi pengobatan

Tidak ada obat yang dapat mengobati wasir. Yang paling penting adalah untuk melakukan
pencegahan (dijelaskan dibawah) terhadap timbulnya wasir. Namun wasir kita menimbulkan rasa
nyeri, dapat diberikan obat penghilang nyeri yang dimasukkan melalui anus. Selain itu juga
dapat digunakan krim penghilang rasa sakit, namun harus hati-hati terhadap krim yang
mengandung steroid karena justru dapat memicu timbulnya serangan nyeri.

2. Terapi operatif

Jika wasir yang kita alami tidak sembuh-sembuh dengan perubahan pola hidup, maka sebaiknya
silakukan tindakan operasi yang dapat berupa :

* Rubber band ligation

Suatu karet diikatkan pada wasir sehingga pasokan pembuluh darah menjadi berkurang atau
tidak ada. Setelah beberapa hari, jaringan wasir akan mengalami kematian yang pada akhirnya
akan lepas sendiri bersamaan dengan buang air besar.
* Hemorrhoidolysis/Galvanic Electrotherapy

Merupakan tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan arus listrik

* Sclerotherapy

Penyuntikan zat sklerosan dilakukan pada wasir sehingga menyebabkan runtuhnya dinding
pembuluh darah pada wasir.

* Cryosurgery

Merupakan tindakan penghancuran wasir dengan cara membekukannya. Tindakan ini sudah
jarang sekali digunakan karena efek sampingnya.

* Laser, infrared or BICAP caogulation

Adalah tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan laser atau inframerah. Sekarang ini,
laser sudah mulai ditinggalkan karena penelitian menunjukkan bahwa penanganan wasir lebih
efektif dengan menggunakan inframerah.

* Hemorrhoidectomy

Tindakan ini merupakan tindakan pembedahan. Namun banyak pasien yang mengeluhkan nyeri
yang hebat setelah dilakukan operasi ini. Untuk itu, tindakan ini dilakukan sebaiknya untuk
hemorrhoid interna grade IV saja.

Pencegahan
Pencegahan untuk wasir meliputi

* Minum banyak air, makan makanan yang mengandung banyak serat (buah, sayuran, sereal,
suplemen serat, dll) sekitar 20-25 gram sehari
* Olahraga
* Mengurangi mengedan
* Menghindari penggunaan laksatif (perangsang buang air besar)
* Membatasi mengedan sewaktu buang air besar.
* Penggunaan celana dalam yang ketat dapat mencetuskan terjadinya wasir dan dapat mengiritasi
wasir yang sudah ada.
* Penggunaan jamban jongkok juga sebaiknya dihindari.

Penyebab
Penyebab terjadinya wasir bermacam-macam. Wasir dapat diturunkan secara genetik, atau
karena memang lemahnya pembuluh darah vena di rektum atau anus, atau juga dapat disebabkan
karena terlalu sering dan kuat mengedan (kesulitan buang air besar atau diare). Duduk yang
terlalu lama juga dapat menyebabkan terjadinya wasir. Hipertensi (darah tinggi), obesitas
(kegemukan), dan gaya hidup yang malas (tidak aktif) juga merupakan salah satu pencetus
terjadinya wasir. Konsumsi alkohol dan kopi dalam jumlah banyak dan sering juga merupakan
salah satu faktor pencetus. Alkohol dapat menyebabkan penyakit hati yang pada akhirnya akan
menimbulkan penyumbatan aliran pembuluh darah pada rektum atau anus, sedangkan
mengkonsumsi terlalu banyak kopi dapat menyebabkan hipertensi. Keadaan dehidrasi
(kekurangan cairan) dapat juga menjadi faktor penyebab. Dehidrasi dapat menyebabkan tinja
yang keras dan kesulitan buang air besar. Kekurangan vitamin E merupakan faktor yang lainnya.

Pemeriksaan Tambahan
Setelah dokter melakukan pemeriksaan secara fisik (dengan melihat apakah ada wasir yang
prolaps), maka setelah itu akan dilakukan pemeriksaan colok dubur guna meraba wasir yang
letaknya didalam. Konfirmasi secara visual dari wasir dapat dilakukan dengan tehnik anuskopi,
yaitu dengan memasukkan suatu alat yang dinamakan anuskop (suatu tabung panjang yang
diujungnya terpasang lampu) melalui anus sehingga memungkinkan dokter melihat secara
langsung wasir yang letaknya didalam (hemorrhoid interna). Untuk pemeriksaan lebih lanjut
(menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti polip, infeksi usus, atau tumor),
sigmoidoskopi atau kolonoskopi dapat dilakukan. Pada sigmoidoskopi, sekitar 60 cm dari usus
besar dapat terlihat. Sedangkan dengan kolonoskopi, seluruh usus dapat terlihat.

Pemfis abdomen
Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi. Secara deskripsi dengan
menggunakan 2 garis imajiner yang saling tegak lurus dan masing- masing garis melalui umbilicus,
abdomen dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu kuadran kanan atas, kanan bawah, kiri atas dan kiri bawah.
Ada juga yang membagi menjadi 3 kuadran yaitu epigastrium, umbilical dan hipogastrik/ suprapubik.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan pemeriksaan abdomen yaitu :


1. Pasien dalam keadaan rileks, untuk memudahkan keadaan tersebut antara lain :
a. Kandung kemih harus kosong.
b. Pasien berbaring terlentang dengan bantal dibawah kepala dan lutut.
c. Kedua tangan disamping badan atau menyilang dada, jangan meletakkan tangan diatas kepala.
d. Gunakan tangan dan stetoskop yang hangat, caranya dengan menggosokkan kedua telapak tangan
dan tempelkan stetoskop pada telapak tangan.
e. Pemeriksaan dengan perlahan-lahan.
f. Ajaklah pasien berbicara bila perlu dan mintalah pasien untuk menunjukan daerah nyeri.
g. Perhatikanlah ekspresi dari muka pasien selama pemeriksaan
2. Daerah abdomen mulai dari prosesus xiphoideus sampai simfisis pubis harus terbuka
3. Pemeriksa disebelah kanan pasien.

Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Auskultasi
dilakukan sebelum kita melakukan palpasi dan perkusi dengan tujuan agar hasil pemeriksaan auskultasi
lebih akurat karena kita belum melakukan manipulasi terhadap abdomen.

Topografi Anatomi Abdomen:


Ada dua macam cara pembagian topografi abdomen yang umum dipakai untuk
menentukan lokalisasi kelainan, yaitu:
1. Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui umbilicus,
sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah.
2. Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis vertikal.
Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga
kesepuluh dan yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior
superior (SIAS).
Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS
dan mid-line abdomen.
Terbentuklah daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri,
lumbal kanan, umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/
suprapubik, dan iliaka kiri

Pada keadaan normal, di daerah umbilical pada orang yang agak kurus dapat terlihat dan teraba pulsasi
arteri iliaka. Beberapa organ dalam keadaan normal dapat teraba di daerah tertentu, misalnya kolon
sigmoid teraba agak kaku di daerah kuadaran kiri bawah, kolon asendens dan saecum teraba lebih lunak
di kuadran kanan bawah. Ginjal yang merupakan organ retroperitoneal dalam keadaan normal tidak
teraba. Kandung kemih pada retensio urine dan uterus gravid teraba di daerah suprapubik.

1. INSPEKSI
Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan seksama dinding abdomen.
Yang perlu diperhatikan adalah:
Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman), elastisitasnya
(menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-bekas
garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan lokasinya), striae
(gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior &
kolateral pada hipertensi portal).
Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).
Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia, hepatomegali,
splenomegali, kista ovarii, hidronefrosis).
Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.
Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan organ apa
atau tumor apa.
Peristaltik; gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada
dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).
Pulsasi; pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan
gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical.
Perhatikan juga gerakan pasien:
Pasien sering merubah posisi
adanya obstruksi usus.
Pasien sering menghindari gerakan
Iritasi peritoneum generalisata.
Pasien sering melipat lutut ke atas agar tegangan abdomen berkurang/ relaksasi
per itonitis .
Pasien melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju mundur pada saat nyeri
pankreatitis parah.

Cara pemeriksaan:
1. Mintalah pasien berbaring terlentang dengan kedua tangan di sisi tubuh. Letakan bantal kecil dibawah
lutut dan dibelakang kepala untuk melemaskan/relaksasi otot- otot abdomen.
2. Perhatikan ada tidaknya penegangan abdomen.
3. pemeriksa berdirilah pada sisi kanan pasien dan perhatikan kulit dan warna abdomen, bentuk perut,
simetrisitas, jaringan parut, luka, pola vena, dan striae serta bayangan vena dan pergerakan abnormal.
4. Perhatikan posisi, bentuk, warna, dan inflamasi dari umbilikus.
5. Perhatikan pula gerakan permukaan, massa, pembesaran atau penegangan. Bila abdomen tampak
menegang, minta pasien untuk berbalik kesamping dan inspeksi mengenai ada tidaknya pembesaran
area antara iga-iga dan panggul, tanyakan kepada pasien apakah abdomen terasa lebih tegang dari
biasanya.
6. Bila terjadi penegangan abdomen, ukur lingkar abdomen dengan memasang tali/perban seputar
abdomen melalui umbilikus. Buatlah simpul dikedua sisi tali/perban untuk menandai dimana batas
lingkar abdomen, lakukan monitoring, bila terjadi peningkatan perenggangan abdomen, maka jarak
kedua simpul makin menjauh
7. Inspeksi abdomen untuk gerakan pernapasan yang normal.
8. Mintalah pasien mengangkat kepalanya dan perhatikan adanya gerakan peristaltik atau denyutan
aortik.

2. AUSKULTASI
Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising pembuluh darah.
Dilakukan selama 2-3 menit.
Mendengarkan suara peristaltic usus.
Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke seluruh bagian abdomen.
Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara dalam usus. Frekuensi normal
berkisar 5-34 kali/ menit.
Bila terdapat obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit (borborigmi). Bila obstruksi makin
berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic lebih tinggi seperti dentingan keeping uang
logam (metallic- sound).
Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan melemah, frekuensinya lambat,
bahkan sampai hilang.
Mendengarkan suara pembuluh darah.
Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase. Misalnya pada aneurisma aorta,
terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada hipertensi portal, terdengar adanya bising vena (venous
hum) di daerah epigastrium.
Pemeriksaan auskultasi abdomen berguna untuk memperkirakan gerakan usus dan adanya gangguan
pembuluh darah.

Bunyi usus akan terdengar tidak teratur seperti orang berkumur dengan frekwensi 5 – 35 kali permenit.
Normal tidak terdengar bunyi vaskuler disekitar aorta, ginjal, iliaka atau femoral, apabila terdapat
desiran mungkin suatu aneurisma .
1). Persiapan alat
1. Stetoskop

2). Persiapan pasien


1. jelaskan pada pasien

3). Cara pemeriksaan


1. Mintalah pasien berbaring terlentang dengan tangan dikedua sisi. Letakan bantal kecil dibawah lutut
dan dibelakang kepala
2. Letakkan kepala stetoskop sisi diapragma yang telah dihangatkan di daerah kuadran kiri bawah.
Berikan tekanan ringan, minta pasien agar tidak berbicara. Bila mungkin diperlukan 5 menit terus
menerus untuk mendengar sebelum pemeriksaan menentukan tidak adanya bising usus.
3. Dengarkan bising usus apakah normal, hiperaktif, hipoaktif, tidak ada bising usus dan perhatikan
frekwensi/ karakternya.
4. Bila bising usus tidak mudah terdengar, lanjutkan pemeriksaan dengan sistematis dan dengarkan tiap
kuadran abdomen.
5. Kemudian gunakan sisi bel stetoskop, untuk mendengarkan bunyi desiran dibagian epigastrik dan
pada tiap kuadran diatas arteri aortik, ginjal, iliaka, femoral dan aorta torakal. Pada orang kurus mungkin
dapat terlihat gerakan peristaltik usus atau denyutan aorta.
6. Catat frekuensi bising usus, hiperaktif, hipoaktif atau tidak/ ada bising usus pada kartu status.

3. PALPASI
Beberapa pedoman untuk melakukan palpasi, ialah:
Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan tidak buru-buru.
Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan.Sedangkan untuk menentukan
batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar tidak melakukan penekanan yang mendadak,
agar tidak timbul tahanan pada dinding abdomen.
Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang dikeluhkan nyeri,
sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.
Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien diminta untuk menekuk
lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme sejati; dengan menekan daerah muskulus rectus, minta
pasien menarik napas dalam, jika muskulus rectus relaksasi, maka itu adalah spasme volunteer. Namun
jika otot kaku tegang selama siklus pernapasan, itu adalah spasme sejati.
Palpasi bimanual; palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri berada di bagian
pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di bagian depan dinding abdomen
Pemeriksaan ballottement; cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites. Caranya dengan
melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen & dengan cepat tangan ditarik kembali.
Cairan asites akan berpindah untuk sementara, sehingga organ atau massa tumor yang membesar
dalam rongga abdomen dapat teraba saat memantul. Teknik ballottement juga dipakai untuk memeriksa
ginjal, dimana gerakan penekanan pada organ oleh satu tangan akan dirasakan pantulannya pada
tangan lainnya.
Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/ besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya, tepinya,
permukaannya, fiksasi/ mobilitasnya, nyeri spontan/tekan, dan warna kulit di atasnya. Sebaiknya
digambarkan skematisnya.
Palpasi hati; dilakukan dengan satu tangan atau bimanual pada kuadran kanan atas. Dilakukan palpasi
dari bawah ke atas pada garis pertengahan antara mid-line & SIAS. Bila perlu pasien diminta untuk
menarik napas dalam, sehingga hati dapat teraba. Pembesaran hati dinyatakan dengan berapa
sentimeter di bawah lengkung costa dan berapa sentimeter di bawah prosesus xiphoideus.

4. PERKUSI
Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan
besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi cairan (kista), adanya
udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga abdomen.
Suara perkusi abdomen yang normal adalah timpani (organ berongga yang berisi udara), kecuali di
daerah hati (redup; organ yang padat).
# Orientasi abdomen secara umum.
Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk mengetahui distribusi
daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada perforasi usus, pekak hati akan menghilang.
# Cairan bebas dalam rongga abdomen
Adanya cairan bebas dalam rongga abdomen (asites) akan menimbulkan suara perkusi timpani di bagian
atas dan dullness dibagian samping atau suara dullness dominant. Karena cairan itu bebas dalam rongga
abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke sisi terendah.

Cara pemeriksaan asites:


o Pemeriksaan gelombang cairan (undulating fluid wave).
Teknik ini dipakai bila cairan asites cukup banyak. Prinsipnya adalah ketukan pada satu sisi dinding
abdomen akan menimbulkan gelombang cairan yang akan diteruskan ke sisi yang lain.
Pasien tidur terlentang, pemeriksa meletakkan telapak tangan kiri pada satu sisi abdomen dan tangan
kanan melakukan ketukan berulang-ulang pada dinding abdomen sisi yang lain. Tangan kiri kan
merasakan adanya tekanan gelombang.
o Pemeriksaan pekak alih (shifting dullness).
Prinsipnya cairan bebas akan berpindah ke bagian abdomen terendah. Pasien tidur terlentang, lakukan
perkusi dan tandai peralihan suara timpani ke redup pada kedua sisi. Lalu pasien diminta tidur miring
pada satu sisi, lakukan perkusi lagi, tandai tempat peralihan suara timpani ke redup maka akan tampak
adanya peralihan suara redup.

Cara Pemeriksaan:
Lakukan perkusi di empat kuadran dan perhatikan suara yang timbul pada saat melakukannya dan
bedakan batas-batas dari organ dibawah kulit. Organ berongga seperti lambung, usus, kandung kemih
berbunyi timpani, sedangkan bunyi pekak terdapat pada hati, limfa, pankreas, ginjal

1. PERKUSI BATAS HATI


1. Posisi pasien tidur terlentang dan pemeriksa berdirilah disisi kanan pasien
2. lakukan perkusi pada garis midklavikular kanan setinggi umbilikus, geser perlahan keatas, sampai
terjadi perubahan suara dari timpani menjadi pekak, tandai batas bawah hati tersebut.
3. Ukur jarak antara subcostae kanan kebatas bawah hati.
Batas hati bagian bawah berada ditepi batas bawah tulang iga kanan.Batas hati bagian atas terletak
antara celah tulang iga ke 5 sampai ke 7. Jarak batas atas dengan bawah hati berkisar 6 – 12 cm dan
pergerakan bagian bawah hati pada waktu bernapas yaitu berkisar 2 – 3 sentimeter

2. PERKUSI LAMBUNG
1. Posisi pasien tidur terlentang
2. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
3. Lakukan perkusi pada tulang iga bagian bawah anterior dan bagian epigastrium kiri.
4. Gelembung udara lambung bila di perkusi akan berbunyi timpani

3. PERKUSI GINJAL
1. Posisi pasien duduk atau berdiri.
2. Pemeriksa dibelakang pasien
3. Perkusi sudut kostovertebral di garis skapular dengan sisi ulnar tangan kanan
4. Normal perkusi tidak mengakibatkan rasa nyeri
Pemfis thorax
Pemeriksaan Thorax hendaknya dilakukan se-efisien mungkin. tidak baik membuat
pasien duduk kemudian berbaring secara terus menerus. lebih baik, selesaikan
pemeriksaan yang mengharuskan pasien dalam keadaan duduk, setelah itu lakukan
pemeriksaan pasien dalam keadaan berbaring.

Pemeriksaan Thorax

1. memperkenalkan diri pada pasien dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan
*minta persetujuan pasien
2. minta pasien melepas baju, perhiasan, dan alat lain yang terbuat dari logam
(misalnya, ikat pinggang)

Pemeriksaan Thorax saat pasien duduk

Inspeksi

 melihat bentuk dada anterior dan posterior


 melihat ada tidaknya deviasi
 melihat ada tidaknya bendungan vena pada dinding dada

Palpasi

NOTE : Mulai dari palpasi hingga auskultasi, Posisi kedua skapula harus dalam
keadaan terbuka untuk memperluas lapang pemeriksaan. *minta pasien untuk
meletakkan kedua tangannya pada bahu

 membandingkan gerakan dada posterior kanan - kiri


 merasakan fremitus taktil suara dengan cara meminta pasien mengucapkan
"tujuh - tujuh"

posisi kedua tangan pada pemeriksaan dada posterior :


Perkusi

Tujuan dari perkusi adalah berusaha menangkap getaran suara yang dihasilkan dari
phalange (tulang jari). ada beberapa jenis suara yang mungkin dihasilkan dari perkusi

NOTE : Jurnal Kedokteran di Indonesia menggunakan istilah dull sebagai "pekak",


karena itu pekak hati bukan di terjemahkan menjadi liver flatness melainkan liver
dullness.

Prosedur perkusi
 Tempatkan jari pleksimeter pada dinding dada yang akan diperiksa *untuk
menghasilkan bunyi perkusi yang lebih keras, tekan jari dengan kuat. Cara ini
lebih baik daripada melakukan pengetukan lebih keras

 pada tangan lainnya, lakukan pengetukan tanpa pergerakan siku (lakukan


pengetukan dengan cepat dan seperti refleks)

 pengetukan dilakukan di bagian paling ujung (pada gambar), kemudian


pindahkan jari dengan cepat agar getaran tidak teredam.
Pemeriksaan :

 membandingkan bunyi perkusi paru kanan dan kiri secara berurutan

 menentukan batas bawah paru


NOTE (secara normal : orang Indonesia batas bawah pulmo dextra posterior terletak
sejajar dengan processus spinosus thoracal IX atau thoracal X, batas bawah pulmo
sinistra posterior terletak sejajar dengan processus spinosus thoracal VIII atau IX)

Auskultasi
Auskultasi dinding dada posterior kurang kuat terdengar dibandingkan auskultasi
anterior. (kecuali di triangle of auscultation) walau begitu biasanya, pemeriksaan ini
tetap dilakukan oleh para dokter muda.

Posisi steshoscope sewaktu auscultasi adalah sama seperti pada palpasi fremitus suara

Auskultasi pada pernafasan normal :


Pemeriksaan yang dilakukan sewaktu pasien berbaring
ada dua jenis pemeriksaan yang dilakukan sewaktu pasien berbaring, yaitu :

1. Pemeriksaan Paru anterior


2. Pemeriksaan Jantung

1. Pemeriksaan Paru Anterior

Inspeksi

 melihat keadaan sela iga sewaktu bernafas (secara normal : sela iga akan
ekspansi atau meregang saat inspirasi dan kembali ke posisi semula sewaktu
ekspirasi)

Palpasi

 membandngkan gerakan dinding dada sewaktu bernafas


 merasakan getaran fremitus suara

Posisi kedua tangan sewaktu palpasi thorax anterior


Perkusi

 membandingkan bunyi perkusi paru kanan - kiri anterior secara berurutan

 menentukan batas paru - hepar

perkusi dilakukan di sepanjang garis midklavikula dextra. Batas paru hepar ditentukan
setelah terjadi perubahan suara dari sonor ke pekak
 menentukan batas paru - lambung

perkusi dilakukan di sepanjang garis axilla anterior sinistra. Batas paru - lambung
ditentukan setelah terjadi perubahan suara dari sonor ke timpani. (secara normal :
batas paru - lambung orang Indonesia berada di Intercostae VII atau intercostae VIII)

 menentukan batas peranjakan paru

perkusi dilakukan di batas paru - hepar. setelah pasien diminta untuk menahan nafas,
batas paru- hepar yang semula berbunyi perkusi "pekak" akan berganti menjadi
"sonor". Perkusi dilanjutkan sampai ditemukan batas paru - hepar yang baru,
kemudian tentukan seberapa besar batas peranjakan paru. (secara normal : batas
peranjakan paru adalah 2 cm atau sebesar 2 jari orang dewasa)

Auskultasi

 membandingkan bunyi nafas dasar paru anterior dan bronkial pada pasien
2. Pemeriksaan Jantung

Inspeksi

 Melihat ada tidaknya bendungan vena pada dinding dada


 Melihat pulsasi iktus cordis

Palpasi

 mencari pulsasi iktus cordis (secara normal : iktus cordis terletak di garis
midklavikula sinistra Intercostae V)
 denyut jantung dapat dihitung pada iktus cordis (walaupun cara ini tidak lazim
dilakukan)

Perkusi

 menentukan batas kanan jantung

Batas kanan jantung ditentukan setelah batas paru hepar ditemukan

 menentukan batas kiri jantung

Batas kiri jantung ditentukan setelah batas paru - lambung ditemukan

Auskultasi

 mendengarkan bunyi jantung I (saat katup mitral dan trikuspidal menutup) dan
bunyi jantung 2 (saat katup aorta dan pulmonal menutup) pada masing - masing
katup jantung.

NOTE :
 katup mitral terletak di garis midklavikula sinistra intercostae V
 katup trikuspidal terletak di garis parasternal sinistra intercostae IV
 katup aorta terletak di garis sternalis dextra intercostae II
 katup pulmonal terletak di garis sternalis sinistra intercostae II

Anda mungkin juga menyukai