Anda di halaman 1dari 10

SEFALOMETRI RADIOGRAFI

Dosen Pengampu : Priyanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB

Disusun oleh :
Della Ratna Meristyanti
(010114A020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


NGUDI WALUYO
UNGARAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rontgenographic Cephalometry adalah bagian dari Antropometri. Dengan adanya
kemajuan dibidang Ilmu pengetahuan dan teknologi maka antropometri berkembang
menuju tahapan yang lebih akurat menjadi Rontgenographic Cephalometry. Definisi
Radiografi Sefalometri adalah ilmu pengukuran kepala serta komponen-komponennya
dengan cari Rontgenografik. Diperkenalkan oleh Broabdent pada tahun 1931, dan
kemudian berkembang menjadi bagian integral dari penelitian bidang Ortodonsia,
pendidikan dan klinik (Thurow, 1970; Enlow, 1982).

Hipocrates (460-357 S.M) bapak ilmu pengetahuan alam merupakan pionir dalam
Antropologi Ragawi. Pengukuran kepala atau tengkorakl secara spesifik dimulai abad 15
dipelopori oleh Leonardo Da Vinci 1452-1519. Kemudian Albert Durer 1471-1528,
mulai menerapkan pemakaian Garis Horisontal untuk ukuran kepala dan perbandingan
terhadap ukuran tubuh lainnya. Pada abad 17 Spiegel (1578-1625) memperkenalkan
Spiegel Linear Cephalometricae yang terdiri dari 4 garis yaitu : garis wajah, garis
occipital, garis frontal dan garis sincipital.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari Radiografi Sefalometri ?
b. Apa saja macam sefalometri ?
c. Bagaimana manfaat dan kegunaan Radiografi Sefalometri ?
d. Apa tujuan pemakaian Analisis Sefalometri ?
e. Bagaimana sejarah pemakain Sefalometri dalam bidang Ortodonsia ?
f. Bagaimana teknik rontgenografi sefalometri ?
g. Bagaiman teknik tracing Radiografi Sefalometri ?
h. Apa peran perawat dalam tindakan sefalometri ?

C. Tujuan
a. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian Radiografi Sefalometri
b. Agar mahasiswa dapat memahami macam sefalometri
c. Agar mahasiswa dapat memahami manfaat dan kegunaan Radiografi Sefalometri
d. Agar mahasiswa dapat memahami tujuan pemakaian analisis sefalometri
e. Agar mahasiswa dapat memahami sejarah pemakaian sefalometri dalam bidang
ortodonsia
f. Agar mahasiswa dapat memahami teknik rontgenofrafi sefalometri
g. Agar mahasiswa dapat memahami teknik tracing Radiografi Sefalometri
h. Agar mahasiswa dapat mengetahui peran perawat dalam tindakan sefalometri
BAB II
PEBAHASAN

A. Pengertian Radiografi Sefalometri

Beberapa peneliti mencoba mempelajari beberapa variasi norma-norma ukuran


Craniofacial dari beberapa kelompok etnik yang dihubungkan dengan jenis kelamin,
geografi, budaya dan sejarah rasial melalui sarana Radiographic Cephalometri. Downs
(1948) mempelajari norma-norma Kaukasoid, Such (1967) pada orang Korea, Mitani
(1980) pada orang Jepang, Winoto (1981) pada populasi Surabaya serta Mieke Sylvia
(1993) pada masyarakat Manggarai Flores Nusa Tenggara Timur.
Dapat disimpulkan bahwa Radiographic Cephalometric merupakan suatu sarana
untuk mengukur kepala baik ukuran jarak maupun sudut, dan untuk melihat hubungan
tulang-tulang kepala satu yang lain (Rickets dkk, 1982).

B. Macam Radiografi Sefalometri


1) Sefalometri Lateral, yaitu menyediakan tampilan lateral. Gambaran lateral dari
tengkorak kepala. Dari sefalogram lateral dapat dilakukan analisa profil jaringan
lunak aspek lateral. Sefalometri lateral memiliki kegunaan tinggi untuk mengamati
bagian anatomi nasal bones, frontal sinus, dan sphenoid sinus. Sefalometri lateral
dapat membantu evaluasi hilangnya dimensi vertical, evaluasi relasi skeletal antara
rahang atas dan bawah serta evaluasi proporsi prosthesis maupun implant yang akan
dipasang. (Beltra et al, 1997)
2) Sefalometri Frontal, yaitu menyediakan tampilan antero-posterior .Gambaran
postero-anterior dari tulang tengkorak. Sefalometri ini memiliki kegunaan tinggi
untuk mengamati bagian anatomi orbita, nasal cavity, dan frontal sinus.

C. Manfaat dan Kegunaan Radiografi Sefalometri

1. Manfaat Menurut Salzmann 1966 :


1) Menggambarkan morfologi dan hubungan dari komponen Dentomaxillofacial
Complex.
2) Menggambarkan deviasi morfologi Dentomaxillofacial Complex.
3) Mengikuti proses tumbuh kembang Complex Craniofacial secara serial.
4) Mendapatkan norma-norma ukuran Dentomaxillofacial.
5) Membantu menegakkan diagnose dan merencanakan suatu perawatan Ortodonsia.
6) Mengevaliasi hasil perawatan kelainan Dentomaxillofacial Complex.

2. Kegunaan dalam bidang ortodontik :


1) Studi pertumbuhan kraniofasial. Sefalogram telah membantu menyediakan
informasi tentang beragam pola pertumbuhan, gambaran struktur kraniofasial
yang baik, memprediksi pertumbuhan, dan memprediksi kemungkinan dampak
dari rencana perawatan ortodontik.
2) Diagnosis kelainan kraniofasial. Sefalogram digunakan dalam mengidentifikasi,
menentukan gambaran dan melihat kelainan dentokraniofasial.
3) Rencana Perawatan. Sefalogram digunakan untuk mendiagnosis dan memprediksi
morfologi kraniofasial serta kemungkinan pertumbuhan di masa yang akan
datang. Hal tersebut dilakukan dengan menyusun rencana perawatan yang baik
dan benar.
4) Evaluasi Pasca Perawatan. Sefalogram yang diperoleh dari awal hingga akhir
perawatan dapat digunakan dokter gigi spesialis ortodonti untuk mengevaluasi
dan menilai perkembangan perawatan yang dilakukan serta dapat digunakan
sebagai pedoman perubahan perawatan yang ingin dilakukan.
5) Studi kemungkinan relaps. Sefalometri membantu untuk mengidentifikasi
penyebab relapse nya perawatan ortodonti dan stabilitas dari maloklusi yang telah
dirawat.
D. Tujuan pemakaian Analisis Sefalometri
1. Hubungan Vertikel dan Horizontal dari masing-masing rahang dengan Basis Kranial.
2. Hubungan gigi dengan tulang penyangga.
3. Pengaruh posisi gigi terhadap profil.
4. Pertumbuhan yang norma maupun abnormal.

E. Sejarah pemakaian Sefalometri


Sejak Carper mengadakan penelitian tentang prognatisme secara Kraniometris
(1719), maka para ahli Anthopologi mulai menaruh perhatian terhadap car menentukan
bentuk serta pola muka secara Etnografis. Anthropometrics yang juga disebut “The
measurent of man” melukiskan bahwa kepala merupakan sumber informasi yang baik
karena tulang-tulang relative hanya mengalami sedikit perubahan sesudah kematian. Dari
hasil penelitian terhadap berbgai kelompok etnik, kelompok usia, serta kelompok sex
(pria dan wanita), dengan cara mengukur macam-macam komponen kepala serta
mencatat variasi posisi dan bentuk-bentuk jaringan Kranial dan asial, maka terjadilah
kemungkinan untuk mendapatkan suatu standart umum yang menggambarkan bentuk
kepala seseorang.
Dalam bahaa Yunani Gnathic sebenarnya berarti dagu dan sering dipakai untuk
menyatakan manibula. Oleh karena itu, dalam tahun-tahun kemudian istilah prognatisme
dipakai dalam bidang Kedokteran Gigi dalam hubungan dengan mandibula. Dalam tahun
1884, bidang Frankfort yang dipakai oleh Von Iherings menggantikan bisang Camper
sebagai bidang orientasi, sedangkan bidang singgung dagu dan muka iganti dengan
bidang yang melalui nasion dan prostion.
Rickets (1961) dari hasil penelitiannya, melaporkan stabilitas serta keuntungan
pemakaian bidang Frankort dan bidng basis cranial sebagai bidang orientasi. Wingate
Todd (1920) seorang ahli anatomi serta seorang staf pengajar pada Case Western
Univercity, mempunyai koleksi tengkorak yang ditelitinya pada posisi tertentu serta
konstan untuk mendapatkan ukuran-ukuran yang dapat diandalkan.
Dalam bidang Ortodonsia, Holly Broadbent seorang Ortodontis pada Universitas
yang sama, dengan cara serupa, mulai mempelajari pertumbuhan muka pada tengkorak
anak-anak. Dalam tahun (1924), Broadbent menambahkan skala metric pada kraniostat
yang dipakai Todd sehingga alat tersebut juga dipakai oleh sarjana-sarjana lain untuk
mengukur hubungan Dentofasil.
Dibidang Radiologi, Pacini (1922) mengumumkan suatu metode yang akurat
untuk membuat foto rontgenlateral tengkorak. Sedangan Atkinon, dalam thun yang sama,
mendemonstrasikan foto rontgen lateral muk, dengan maksud menunjukkan hubungan
molar pertama rahang atas terhadap key ridges pada permukaan lateral maxilla.
Broadbent (1925), masih dalam bidang studi yang sama, merubah kraniometer
menjadi Radiographic Craniometer yang dilengkapi dengan tempat untuk kaset film
dalam hubungan tetap terhadap tengkorak untuk mendapatkan rontgenogram baku. Todd
(1930) berpendapat bahwa bila seseorang ingin mempelajari pertumbuhan muka yang
normal pada masa kanak-kanak, maka penelitian harus ilakukan pada anak-anak hidup
serta sehat dan bukn pada tengkorak, karena tengkorak dapat mengalami distorsi.
Atas anjuran Todd, Broadbent pada tahun berikutnya mengadakan penelitian pada
anak-anak yang sedang tumbuh. Dengan demikian kraniometer yang dipakainya menjadi
Radiographic Cephalometric.
Dalam tahun 1929, Broadbent dengan dibantu oleh Brodie mendemonstrasikan
pemakaian sealometer tersebut untuk membuat Radiogaf Lateral dn Frontal untuk
mengukur dan mempelajari pertumbuhan muka. Sedangkan teknik dasar daripada
sefaometri, untuk mempelajari pola pertumbuhan muka, diperkenalan oleh Broadbent
dalam 1931.
Sejak Broadbent (1937) dan Bridie (1955) mempublikasikan hasil-hasil evaluasi
Rontgenografik Sefalogram, maka sefalogram lateral di samping model geligi dan foto
profil fasial, semu memegang peranan yang penting dalam bidang penelitian dan
perawatan ortodonsia.

F. Teknik Rontgenografi Sefalometri


Teknik untuk mendapatkan hasil Rontgenografi asaefalometri dilakukan secara
baku dengan alat yang sudah dibakukan secara International baik posisi penderita,
pancaran sinar X-Ray dan letak film, dengan maksud hasil Rontgenografi Sefalometri
tersebut dapat dipakai untuk pemakaian foto secara serial untuk membantu menganalisa
proses tumbuh kembang serta pembuatan rencana suatu perawatan Ortodonsi.
Cephalostat dengan ear rods bilateral dimasukkan ke dalam masing-masing pada
Meatus Auditorius kiri kanan, pendeita dalam posisi berdiri. Bidang sagital penderita
sejajar dengan bidang film.
sejajar dengan bidang film. Jarak kaset film dengan garis median berjarak 15 cm. sumber
sinar X-Ray berjarak 5 feet dari penderita. Kast film sebelum dipakai ditandai dengan
film marker untuk menulis nama pnderta, nomor kasus, tanggal pengambilan nama dokter
di pojok kanan.
Penderita diinstruksikan untuk melihat lurus kedepan, agar bidang Frankfort
horizontal (bidang yang dibuat melalui porion kanan kiri dengan titik orbitale) sejajar
dengan lantai. Sebagai instruksi terakhir sebelum exposure penderita hars dalam keadaan
sentrik oklusi dan menahan napas, kemudian dilakukan exposure, selama proses
pembuatan Rontgenografi Sefalometri penderita harus mengenakan baju pelapis timah
untuk melindungi tubuh dari radiasi.
Adams (1940) menyatakan bahwa kualitas semua radiograf tergantung pada tiga
sifat utama yaitu :
1. Kontras kepadatan yang benar.
2. Ketajaman detail.
3. Derajad distorsi gambar.
Menurut Adams (1940) yang juga didukung oleh Krogman dan Sassouni (1957),
ada hal-hal yang juga dapat meningkatkan mutu hasil Radiografi Sefalometri yaitu
dengan posisi yang tepat dari penderita dan meniadakan gerakan penderita pada waktu
pemotretan serta mendapatkan kontras yang cukup dalam pemrosesan.

G. Teknik Tracing Radgrafi Sfalometri


Dari hasil Radiografik Sefalometri perlu dilakukan penjiplakan untuk
mendapatkan titik-titik Landmark yang akan dipakai untuk suatu analsis Sefalometri.

1. Tahapan Penjiplakan :
1) Letakkan kertas tracing acetate pada film dengan scotch tape. Tepi film
pada kertas acetate harus sesuai berhimpit pada tepi bawah. Profil
menghadap ke kanan.
2) Gambar (trace) Kranial utline hanya skelt/tulang. Pakailah pencil untuk
(tracing).
3) Gambar Sella Tursica, dan teruskan sampai dasar dari fossa anterior dari
proc. Clioid anterior sampai dasar dari fossa anterior cranium.
4) Gambar nasion dan tulang nasal.
5) Gambar bagian fasial :
 Spnali nasalis posterior
 Dasar dari vacuum nasi
 Spina nasalis anterior
 Profil kurvatur dari premaksila
6) Gambar mandibula :
 Profil kurvatur dari symphysis bagian anterior
 Tepi inferior dari mandibula (sisi kiri terletak lebih superior
disbanding sisi kanan pada daerah ini)
 Ramus Ascendens (ramus kiri lebih distal daipada ramus kanan).
Sisi kiri dan kanan berpotongan pada Gonial Angle.
7) Gambar porion
8) Gambar orbitale, (orbitale kiri terletak distal dan inferior terhadap orbital
kanan)
9) Gambar gigi-gigi
10) Pada umumnya hanya insisif sentral (insisivi yang terletak paling anterior)
dan molar pertama maksila dan mandibula yang digambar
11) Gambar profil jaringan lunak

H. Peran Perawat
Peran perawat dalam penggunaan sefalometri yaitu dapat membantu dokter untuk
melakukan pemeriksaan. Peran perawat juga dibutuhkan oleh pasien yaitu untuk
membantu mengetahui adanya maloklusi (kontak abnormal antara gigi rahang atas dan
rahang bawah) dengan cara melakukan tindakan rongent sefalometri. Selain itu peran
perawat juga dibutuhkan untuk melakukan perawatan gigi atau melekukan tindakan
preventif atau pencegahan maloklusi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sefalometri adalah analisis dan pengukuran yang dibuat pada cephalogram.
Radiografi sefalometri adalah radiografi dari tulang wajah terstandisasi dan dapat
digandakan yang sering digunakan pada ortodonti untuk menilai hubungan gigi ke dagu
dan dagu ke bagian tulang wajah lainnya. Sefalometri terbagi dua yaitu sefalometri lateral
dan sefalometri frontal.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37836/4/Chapter%20II.
pdf

www.scribd.com/doc/202292899/sefalometri

Amiatun Margaretha, Mieke Sylvia. 2013. Sefalometri Radiografi .


Sagung Seto.

https://books.google.co.id/books?id=D_Wm5pt_pewC&pg=PA79&dq=s
efalometri&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=sefalometri&f=fa
lse

Anda mungkin juga menyukai