Tugas Akhir Lengkap PDF
Tugas Akhir Lengkap PDF
Oleh :
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Laporan tugas akhir dengan judul “Tinjauan Desain Bangunan Kolam Renang
pada Hotel Whiz Makassar” oleh Feriyal Sumarno (311 11 001), Andi Tauhid
Hamzah Putra (311 11 012), telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar diploma III pada Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Ujung Pandang.
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir yang berjudul
“Tinjauan Desain bangunan Kolam Renang pada Hotel Whiz Makassar” dapat
pihak, untuk itu perkenankan kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
1. Kedua orang tua kami yang tercinta dan seluruh keluarga yang telah
2. Bapak Dr. Ir. Hamzah Yusuf, M.S., selaku Direktur Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
3. Bapak Ir. Andi Erdiansa, M.T., selaku ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
banyak membantu dan memberikan arahan dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Ibu Irka Tangke Datu, S.ST., M.T., selaku pembimbing II yang telah banyak
6. Seluruh dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang yang
7. Seluruh staf dan teknisi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung
iii
8. Rekan-rekan angkatan 2011 dan terkhusus teman-teman Statis XI, serta semua
pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi serta masukan
Kami menyadari bahwa laporan tugas akhir ini mungkin masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik yang bersifat
yang mendatang.
Akhirnya, Semoga laporan tugas akhir ini dapat menjadi bahan bacaan dan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..................................................................................................... i
Daftar Gambar....................................................................................................viii
C. Tujuan Penulisan............................................................................3
D. Manfaat Penulisan..........................................................................3
3. Provisi daktilitas.......................................................................8
v
5. Rasio tulangan maksimum dan tulangan minimum ................10
6. Lendutan..................................................................................12
3. Geser .......................................................................................18
4. Torsi ........................................................................................21
1. Syarat-syarat tumpuan.............................................................26
2. Klasifikasi pelat.......................................................................27
3. Retak .......................................................................................31
vi
2. Perhitungan momen lentur pelat .............................................46
3. Perhitungan tulangan...............................................................53
C. Perhitungan Balok.........................................................................70
A. Kesimpulan ..................................................................................100
B. Saran.............................................................................................101
Lampiran ...........................................................................................................104
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 23 Distribusi beban pada dinding pendek ........................................ 65
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 8 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah
x
DAFTAR LAMPIRAN
jalur tengah pada pelat dua arah akibat beban terbagi rata ..... 125
xi
ABSTRAK
Kata kunci : struktur kolam renang, beton bertulang, metode kekuatan batas
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa suatu negara atau daerah mengalami proses kemajuan. Hal ini dapat
dilihat di Indonesia termasuk kota Makassar yang saat ini semakin banyaknya
kelasnya yang terletak di Jalan Sultan Hasanuddin (gambar 1). Proyek Hotel
yang terdiri dari 12 lantai, ditambah lantai basement, dan kolam renang yang
1
Taman Macan
Jl. P attimura
Hotel Whiz
Makassar
yang bekerja pada struktur tersebut. Pada umumnya, struktur kolam renang
dalam tanah. Hal ini sangat berbeda dengan struktur kolam renang pada
struktur utama antara lain kolom, balok, dinding, dan pelat lantai.
karena itu, untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang selama ini
2
Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka kami tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
yang terdiri dari pelat, dinding, dan balok beton bertulang pada Hotel Whiz
Makassar ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menentukan desain
struktur bangunan kolam renang yang terdiri dari pelat, dinding, dan balok
D. Manfaat Penulisan
teknik sipil.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Perencanaan
digunakan 2 metode, yaitu metode tegangan kerja (working stress) dan metode
akan menjamin pada saat beban layan, tegangan pada baja maupun beton
f f
4
sedemikian rupa sehingga elemen struktur tersebut mencapai ambang
beban berfaktor.
B. Dasar Perencanaan
1. Jenis pembebanan
sebagai berikut:
a. Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang
b. Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau
5
mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari
c. Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau
2. Faktor keamanan
keamanan yang berkaitan dengan beban luar yang bekerja pada struktur,
disebut faktor beban (U) dan faktor keamanan yang berkaitan dengan
a. Faktor beban
berikut:
6
2) Kuat perlu U dari komponen struktur yang menahan beban mati D
dan beban hidup L paling tidak harus sama dengan persamaan (2).
Keterangan:
U = kombinasi beban terfaktor
D = beban mati
L = beban hidup
W = beban angin
0,65
7
SK SNI-T-15-1991-03 pasal 3.3.2 butir 7(3) menetapkan nilai
reduksi harus diambil sebesar 0,85 untuk kuat tekan beton f’c hingga
atau sama dengan 30 MPa, dan nilai reduksi sebesar 0,008 untuk setiap
berikut :
3. Provisi daktilitas
Perilaku daktail pada suatu elemen lentur merupakan hal yang sangat
saat awal keruntuhan pada beban ekstrim. Peringatan ini berupa terjadinya
A
ρ = b . sd ............................................................................... (4)
8
dimana,
As = luas tulangan tarik (mm2 )
b = lebar balok (mm)
d = tinggi efektif (mm)
saat baja mencapai tegangan leleh). Keadaan ini seperti yang diperlihatkan
3
cu
b 0,85 f'c
Xb ab Cb
ASb
T b = ASb . f y
3 3 fy
s y = Es
9
𝑋𝑏 𝜀 𝑐𝑢
=𝜀 ,
𝑑 𝑐𝑢 + 𝜀𝑦
𝑋𝑏 0.003 600
= 𝑓𝑦 = 600 + 𝑓
𝑑 0.003 + 𝑦
𝐸𝑠
Keterangan :
Xb = tinggi garis netral, dihitung dari permukaan tekan atas (mm)
d = tinggi efektif balok (mm)
εcu = regangan tekan beton pada permukaan tekan atas
εy = regangan leleh baja
dimana : Asb = 𝜌𝑏 . b .d
Oleh karena itu besarnya tulangan yang diberikan oleh persamaan (7)
relatif tinggi, maka untuk menjamin pola keruntuhan yang daktail, jumlah
tarik tidak melebihi 75% dari tulangan keadaan berimbang seperti pada
persamaan (8).
10
Bila balok mengalami momen lentur Mn kecil, maka jumlah tulangan
kecil juga. Balok kemungkinan akan berfungsi dalam keadaan tak retak.
Akan tetapi metode yang akan dipakai untuk menghitung kekuatan lentur,
dan tulangan sedikit mempunyai harga yang lebih kecil daripada Mn yang
0.15 √𝑓′𝑐
𝜌𝑚𝑖𝑛 ≥ …………………………………………. (9)
𝑓𝑦
persamaan (10).
1.4
𝜌𝑚𝑖𝑛 ≥ 𝑓𝑦
………………………………………………… (10)
persamaan (9) dan (10) terlalu besar untuk komponen struktur pelat,
11
6. Lendutan
b. Pada konstruksi satu arah yang tidak menahan atau bersatu dengan
partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak akibat lendutan
𝑙 𝑙 𝑙 𝑙 𝑙 𝑙 𝑙 𝑙
Pelat mendukung satu arah
20 27 24 32 28 37 10 13
𝑙 𝑙 𝑙 𝑙 𝑙 𝑙 𝑙 𝑙
Balok mendukung satu arah
16 21 18.5 24.5 21 28 8 11
Nilai kelangsingan yang diberikan itu berlaku untuk beton normal dan
tulangan dengan fy = 400 MPa. Untuk fy yang lain dapat digunakan faktor
f
y
pengali (0,4 + 700 ) yang akan menghasilkan nilai apapun.
12
7. Detail penulangan
a. Spasi tulangan
1) Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidal boleh kurang
2) Jarak bersih antar tulangan longitudinal tidak boleh kurang dari 1,5
Tabel 3 Tebal minimum penutup beton pada tulangan terluar (Vis dan
Kusuma, 1993)
permukaan pelat atap bagian dalam, selimut beton harus lebih besar
dari 25 mm atau diameter besi utama. Jika terdapat tanah atau air laut
13
mm sehingga menjadi 37 mm, tetapi peningkatan tambahan ini tidak
C. Perencanaan Balok
dan sifat bahan f’c dan fy yang diberikan pada gambar 3 (Sarungallo dan
Datu, 2008).
3
b c
0,85 f'c
Mn x a C
(d - a/2)
h
d
ASb
T = A S . fy
3
s
Kekuatan batas : beton hancur dan baja leleh sehingga pada saat itu
14
a. Jumlah gaya-gaya horizontal = 0
∑𝐻 = 0 → C = T
A . f
a = 0.85s .f′y.b
c
∑ 𝐻 = 0 → Mn = C (d-a/2)
= T (d-a/2)
f
Mn = 𝜌 .b.d2 . fy (1- 0,59 ρ f′ y ) …………………………… (11)
c
fy
Mu = ∅ . 𝜌 .b.d2 . fy (1- 0,59 ρ )…………………………. (12)
f′c
15
Penampang bertulang rangkap, analisisnya diuraikan di atas 2
b. Luas baja tulangan AS2 dan AS’ pada sisi tertarik dan tertekan yang
d' Cs
E's
a Cc
X
GN
As'
(d - d')
h
d-d' = +
A S
T
T1
d'
3 As1 As2
s
dimana :
Mn1 = momen nominal bagian I (gambar 4.c)
Mn2 = momen nominal bagian II (gambar 4.d)
T1 = Cc ; T1 = As1 . fy
Jadi :
16
Mn1 = (As – As’). fy (d – a/2)…………………………… (13)
dimana :
A f ( As −As′) . fy
a = 0,85 s1. f′. y . b = …………………………….. (14)
c 0,85 . f′c . b
b. Bagian II
Cs = T2 ; T2 = As2 . fy
Cs = As2 . fy
17
3. Geser
akibat gaya geser pada suatu elemen struktur adalah getas (brittle), tidak
Jenis tulangan geser pada umumnya dapat dibuat tiga tipe (bentuk)
18
Dimana :
Vu = Gaya lintang pada penampang yang terjadi (N)
Vn = kekuatan geser nominal
Vn = Vc + Vs……………………………………………………… (19)
Vc 1 Vc
bw .d √f′c
= 6 , dimana bw .d
= Vc
Sehingga diperoleh :
Vc 1
=6
√f′c
1
Vc = 6 √f′c ……………………………………………. (21)
Keterangan :
bw = lebar balok untuk T, untuk penampang persegi b w = b (mm)
d = tinggi efektif balok (mm)
Vc = batas tegangan geser dari penampang (MPa)
f’c = mutu beton (MPa)
A v fy d
Vc = …………………………………………. (22)
s
fy d b. s d. b
= . 3. f =
s y 3
Keterangan :
Av = luas tulangan berpenampang ganda dalam mm2
bs
Av =
3 fy
19
sehingga diperoleh :
persamaan (24).
( Vu − ∅ Vc ) rata rata by
As = ………………………………… (24)
∅fy
Bila ditetapkan (Vu – Ø Vc) rata-rata = ØVS, maka ØVS dapat ditulis
As sengk ∅ fy
Ø VS = ………………………………………. (25)
by
2
VS maks = √f′s b . d ……………………………………… (26)
3
tabel 5.
20
Jarak tulangan geser yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu
4. Torsi
beban-beban yang titik kerjanya tidak terletak pada sumbu simetri vertikal
Gambar 6. Balok katrol dengan beban torsi (Vis dan Kusuma, 1993)
a. Torsi Murni
Torsi murni adalah torsi yang hanya diakibatkan oleh adanya lentur
T
vt = ……………………………………………… (27)
Wt
21
dimana:
T = momen torsi pada penampang
Wt = momen lawan penampang terhadap torsi
𝑇𝑢 ≤ ∅ 𝑇𝑛 …………………………………………... (28)
dimana:
Tu = momen torsi berfaktor
Tn = Tc + Ts…………………………………………. (30)
√f′c
( ) ∑ x2 y
15
Tc = ………………………………………… (31)
2
0,4 V u
√1+ ( )
ct . Tu
√f′
Tc = ( 15 c) ∑ x 2 y ……………………………………… (32)
22
Untuk balok berpenampang persegi rumus Tc berbentuk:
√f′
Tc = ( 15 c) b²h …………………………………………. (33)
c. Tulangan torsi
persamaan (34).
dimana:
At = luas satu kaki sengkang penahan torsi sejarak S
S = jarak dari pusat ke pusat sengkang.
αt = koefisien sebagai fungsi dari X1 dan Y1 , dengan:
𝑌
(2 + 1 )
𝑋1
αt =
3
23
Nilai maksimum ØTs maks untuk bebagai mutu beton diberikan pada
tabel 7.
b .y
As sengk. min = 3 f ………………………………………….. (36)
y
( 𝑋1 + 𝑌1 )
Jarak maksimum sengkang ditetapkan sebesar S ≤ dengan
4
dan beban torsi, maka torsi yang terjadi dapat diabaikan apabila
√f′
Tu < ∅ [( 20 c) . ∑ x 2 . y]………………………………… (37)
√f′c
Tu < ∅ [( ) . b2 . h]………………………………….. (38)
20
24
√f′c
( ) bw . d
6
Vc = …………………………………….. (39)
T 2
√[1+ (2,5 Ct u ) ]
Vu
√f′c
( ) ∑ x2 y
6
Tc = ……………………………………….. (40)
2
0,4 V u
√[1+ ( ) ]
ct Tu
bw .d
Ct = ∑ x2 y
………………………………………………. (41)
b .d d
Ct = = bh……………………………………………. (42)
b2 .h
√f′c
( ) bd
6
Vc = …………………………………….. (43)
2,1 Tu 2
√[1 + ( ) ]
b Vu
√f′c
( ) b2 h
15
Tc = …………………………………….. (44)
b Vu 2
√[1 + ( ) ]
2,1 Tu
Torsi tidak lain adalah perhitungan nilai ∅Vc dan ∅Tc yang direduksi,
25
D. Perencanaan Pelat
1. Syarat-syarat tumpuan
Pelat dikatakan tertumpu bebas bila pelat dapat berotasi bebas pada
Pelat dikatakan terjepit elastis jika balok tepi tidak cukup kuat untuk
26
2. Klasifikasi pelat
Dengan sistem pendukung tersebut, pelat akan melendut dalam satu arah
atau dua arah. Oleh karena itu pelat diklasifikasikan atas pelat satu arah,
Pelat satu arah adalah pelat yang biasanya hanya ditumpu pada
ke dua sisinya yang saling berhadapan atau pelat yang ditumpu pada
ke empat sisinya, tetapi perbandingan antara sisi panjang (ly ) dan sisi
pendek (lx ) lebih besar dari 2, dimana beban pelat hanya dipikul dalam
Distribusi gaya dalam pada pelat satu arah di atas 2 atau lebih
tumpuan dapat dianggap sebagai balok di atas dua atau lebih tumpuan.
∑M = 0 ; ∑V = 0 ; ∑H = 0
1. Jumlah bentang ≥ 2
27
2. Panjang bentang lebih kurang sama dengan ketentuan bahwa
tumpuan.
28
b. Pelat dua arah (Two way slab)
Pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu pada ke empat sisinya,
dimana perbandingan antara sisi panjang (ly ) dan sisi pendek (lx ) lebih
𝑙𝑦
≤2
𝑙𝑥
SNI T15-1991-03.
persamaan (45).
Keterangan :
Q = beban terdistribusi merata
𝑙 𝑥 = bentang pendek
𝑙𝑦
C = koefisien yang tergantung dari perbandingan dan
𝑙𝑥
kondisi tumpuannya.
29
Untuk menghitung momen-momen lapangan dan tumpuan di
dalam panel pelat persegi yang menumpu pada ke empat sisinya akibat
pada tabel 8.
Tabel 8 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah
pada pelat dua arah akibat beban terbagi rata (Sudarmanto, 1996)
Keterangan: bebas
terjepit elastis/sebagian
30
3. Retak
beton di sekitar tulangan akan pecah dan lepas. Karena itu sangat wajar
korosi.
persamaan (46).
Keterangan:
31
dimana:
Rumus ini hanya berlaku untuk harga-harga fy yang lebih besar dari
300 MPa, sedangkan untuk mutu baja fy ≤ 300 MPa, lebar retak tidak perlu
diperiksa kembali.
perletakan jepit pada bagian bawah dinding dan bebas pada bagian atas
(kantilever), dinding harus dapat menahan tekanan air dari dalam maupun
tekanan tanah dari luar. Prinsip perencanaan dinding kolam renang seperti ini
sebagai pelat dua arah, apabila dindingnya ditahan pada arah horizontal,
dan dijepit atau diengsel pada dasarnya, atau bebas pada puncaknya.
32
Pada dinding tangki persegi momen lentur terjadi dalam dua arah, yaitu
arah vertikal dan arah horizontal. Oleh sebab itu, dipergunakan metode
panjang terhadap sisi pendek (L/B). Oleh sebab itu, perencanaan dinding
tangki persegi empat diklasifikasikan menjadi dua kondisi yaitu untuk rasio
dari dua, dinding tangki direncanakan sebagai frame menerus yang bekerja
tekanan yang bervariasi dari nol pada bagian atas sampai maksimum pada
H/4 atau 1 meter dari atas. Bagian bawah segitiga H/4 atau 1 meter dari
lentur.
persamaan (47).
ɣw (H - h ) B
T = ………………………………………………. (47)
2
persamaan (48).
ɣw (H - h ) L
T = ………………………………………………. (48)
2
33
Gambar 11. Distribusi beban untuk L/B < 2 (Sudarmanto, 1996)
dan sisi lebar lebih besar dua, dinding panjang direncanakan sebagai
kantilever dan dinding pendek sebagai pelat yang ditumpu pada dinding
panjang. Bagian bawah dinding sejauh H/4 atau 1 meter dari dasar,
34
Momen lentur maksimum pada dinding panjang terjadi pada bagian dasar
H ɣw H³
M = ½ ɣw H x H x = ………………………………… (49)
3 6
Pada dinding pendek, momen maksimum terjadi pada kedalaman (H- h).
ɣw (H − h) B²
Mt = ……………………………………………… (50)
12
ɣw (H − h) B²
Ml = ……………………………………………… (51)
16
ɣw H h² ɣw H x 1²
M = atau ……………………………………. (52)
6 6
Dari kedua nilai ini diambil yang lebih besar. Pada dinding panjang dan
pendek bekerja gaya tarik langsung. Gaya tarik langsung pada dinding
ɣw (H − h) B
T = ……………………………………………… (53)
2
langsung pada dinding pendek. Gaya tarik langsung pada dinding pendek
T = ɣw (H – h) ………………………………………………. (54)
35
Pada dinding bekerja momen lentur netto Mn dan gaya tarik cincin T,
Mnet T
As = + …………………………………………........... (55)
jd fs fs
dengan Mnet = M – T x
masalah. Itu menjadi tanggung jawab dari pemakai sendiri, seperti tercantum
pada disclaimer yang disertakan pada manual book saat softaware tersebut di-
install pada komputer. Pada disclaimer tersebut tertulis bahwa program hanya
benar atau tidak. Ini berarti pemakainya dituntut untuk memiliki kompetensi
tumpuan dan deformasi yang terjadi, lalu desain penampang dan detail
untuk menjamin bahwa sistem dan elemen struktur dapat bekerja dengan baik
36
sesuai persyaratan dan peraturan yang berlaku, yang umumnya bisa ada
dan sebagainya.
jenis material yang digunakan serta jenis penampang apa yang digunakan
sehingga nantinya hasil analisis dapat benar memberikan hasil yang sesuai.
Sebagai produk akhir dari analisis struktur adalah reaksi perletakan dan
joints yang tentunya setelah struktur melalui tahap run analysis. Reaksi
perletakan yang diberikan berupa reaksi akibat berbagai jenis beban yang
37
diberikan atau reaksi akibat kombinasi beban yang telah didefinisikan sebelum
Sebagai engineer yang baik, hasil analisis yang diperoleh berupa reaksi
38
BAB III
METODE PERENCANAAN
Kota Makassar.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan beberapa cara untuk dapat
1. Metode observasi
2. Pengambilan data
akhir ini.
39
C. Tahap Perencanaan
Adapun tahap-tahap perencanaan ini secara garis besar dapat dilihat pada
Mulai
Metode Observasi
Survey dan pengumpulan data proyek : Metode Wawancara
Gambar struktur Studi Pustaka
Spesifikasi material, dll Data Proyek
Data eksisting
Analisa struktur
Desain struktur :
pelat, dinding dan balok
Tidak
Kontrol desain
Ya
Selesai
40
D. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
41
BAB IV
PERENCANAAN DESAIN STRUKTUR
Diketahui denah pelat lantai kolam renang Hotel Whiz Makassar seperti pada
Data material
Data gambar
3400
B = 5500
2100
42
Gambar 15. Potongan memanjang
43
1. Perhitungan beban-beban yang bekerja
kolam renang terisi penuh air, kondisi kolam renang kosong serta kondisi
Beban Mati
WU = 1,4 WD
Beban Mati
44
Beban Hidup
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 10,06 kN/m2
Kondisi kolam renang terisi penuh air dan ada orang berenang
Beban Mati
Beban Hidup
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 23,5 kN/m2
Dari ke tiga kondisi di atas diambil beban terfaktor terbesar yaitu kondisi
kolam renang terisi penuh air dengan beban terfaktor sebesar 25,55 kN/m2 .
45
2. Perhitungan momen lentur pelat
a. Panel A
M = 0,001 x Wu x lx 2 x C
ly 3,4
= = 2,4 → Diinterpolasi
lx 1,4
Lx = 1,4
diperoleh:
Ly = 3,4
(80-72)
Clx = [ x (2,4 - 2,0)] + 72 = 78,4
(2,5-2,0)
Cly = 19
(122-117)
Ctx = [ x (2,4 - 2,0)] + 117 = 121
(2,5-2,0)
(73-76)
Cty = [ x (2,4 - 2,0)] + 76 = 73,6
(2,5-2,0)
= 3,926 kN.m
46
Mtx = - 0,001 x Wu x lx 2 x C = 0,001 x 25,55 x 1,42 x 121
= - 6,060 kN.m
= - 3,686 kN.m
b. Panel B
M = 0,001 x Wu x lx 2 x C
ly 3,4
= = 1,09 → Diinterpolasi
lx 3,125
Lx = 3,125
diperoleh:
= 7,997 kN.m
= 5,789 kN.m
= - 16,094 kN.m
= - 13,586 kN.m
47
Mtiy = ½ x Mlx = ½ x 7,997 = 3,999 kN.m
c. Panel C
M = 0,001 x Wu x lx 2 x C
ly 6,0
= = 1,76 → Diinterpolasi
lx 3,4
Lx = 3,4
Dari tabel 14 (Vis dan Kusuma,
1993) diperoleh:
Clx = 62,6
Ctx = 106,4
Cty = 76
= 18,489 kN.m
= 5,435 kN.m
= - 31,426 kN.m
= - 22,447 kN.m
48
d. Panel D
M = 0,001 x Wu x lx 2 x C
ly 3,4
= = 1,6
lx 2,18
Lx = 2,18
Dari tabel 14 (Vis dan Kusuma, 1993)
diperoleh:
Ly = 3,4 Clx = 61
Cly = 22
Ctx = 106
Cty = 77
= 7,407 kN.m
= 2,671 kN.m
= - 12,871 kN.m
= - 9,350 kN.m
49
e. Panel E
M = 0,001 x Wu x lx 2 x C
ly 2,1
= = 1,5 → Diinterpolasi
lx 1,4
Lx = 1,4
Dari tabel 14 (Vis dan Kusuma, 1993)
diperoleh:
Clx = 56,5
Ly = 2,1
Cly = 22,5
Ctx = 101,5
Cty = 77
= 2,829 kN.m
= 1,127 kN.m
= - 5,083 kN.m
= - 3,856 kN.m
50
f. Panel F
M = 0,001 x Wu x lx 2 x C
ly 3,125
= = 1,48 → Diinterpolasi
lx 2,1
Lx = 2,1
1993) diperoleh :
= - 10,456 kN.m
= - 8,428 kN.m
g. Panel G
M = 0,001 x Wu x lx 2 x C
ly 6,0
= = 2,85 → Diinterpolasi
Lx = 2,1
lx 2,1
Ly = 6,0
51
Dari tabel 14 (Vis dan Kusuma, 1993) diperoleh :
= 7,639 kN.m
= 1,803 kN.m
= - 13,870 kN.m
= - 8,068 kN.m
h. Panel H
M = 0,001 x Wu x lx 2 x C
ly 2,18
= = 1,04 → Diinterpolasi
lx 2,1
diperoleh :
52
Mlx = 0,001 x Wu x lx 2 x C = 0,001 x 25,55 x 2,12 x 32,2
= 3,628 kN.m
= 3,313 kN.m
= - 7,518 kN.m
= - 7,797 kN.m
3. Perhitungan tulangan
53
Gambar 18. Tinggi efektif pelat lantai
Mu 18,489
= = 439,95 kN/m2 ≈ 440 kN/m2
b.d² 1,0 x 0,205²
Diinterpolasi:
(0,0016−0,0013)
ρan =[ x (440 - 400)] + 0,0013 = 0,00142
(500−400)
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400
ρmaks = 0,75 x ρb
54
f′c 600
ρb = 0,85 x β1 x x( ) → β1 = 0,85 (30 ≤ 30 MPa)
fy 600 + fy
30 600
= 0,85 x 0,85 x x( )
400 600 + 400
= 0,0325
= 0,0244
As tul = ρmin x b x dx
Mu 5,789
= = 152,2 kN/m2 ≈ 153 kN/m2
b.d² 1,0 x 0,195²
Diinterpolasi:
(0,0006−0,0003)
ρan =[ x (153 - 100)] + 0,0003 = 0,00045
(200−100)
55
Syarat : ρmin < ρ < ρmaks
As tul = ρmin x b x dy
Mu 31,426
= = 747,8 kN/m2 ≈ 748 kN/m2
b.d² 1,0 x 0,205²
Diinterpolasi:
(0,0026−0,0022)
ρan =[ x (748 - 700)] + 0,0022 = 0,0024
(800−700)
As tul = ρmin x b x dx
56
Tulangan bagi:
Mu 22,497
= = 592 kN/m2
b.d² 1,0 x 0,195²
Diinterpolasi:
(0,0019−0,0016)
ρan =[ x (592 - 500)] + 0,0016 = 0,00188
(600−500)
As tul = ρmin x b x dy
Tulangan bagi:
57
Momen jepit tak terduga arah x
Mu 9,245
= = 219,99 kN/m2 ≈ 220 kN/m2
b.d² 1,0 x 0,205²
Diinterpolasi:
(0,0009−0,0006)
ρan =[ x (220 - 200)] + 0,0006 = 0,00066
(300−200)
As tul = ρ x b x dx
Tulangan bagi:
Mu 3,999
= = 105,2 kN/m2 ≈ 106 kN/m2
b.d² 1,0 x 0,195²
58
Diinterpolasi:
(0,0006−0,0003)
ρan =[ x (106 - 100)] + 0,0003 = 0,00032
(200−100)
As tul = ρ x b x dy
Tulangan bagi:
2dc
dc
100
100 100
Gambar 19. Lebar retak pada pelat lantai
dc = 40 + ½ x 10 = 45 mm
59
w = 11 x ß x fs x 3√dc . A x 10-6
3
= 11 x 1,2 x 0,6 x 400 x √ 45 x 9000 x 10-6
B. Perhitungan Dinding
3400
B = 5500
2100
1400 3125 6000 2180
L = 12705
L 12,705
Nilai perbandingan, = = 2,31
B 5,500
sebagai kantilever dan dinding pendek sebagai pelat yang ditumpu pada
60
Perencanaan dinding panjang
Distribusi beban pada dinding panjang ditunjukkan pada gambar 21. Beban
61
Perhitungan beban-beban yang bekerja pada dinding
Beban mati
= 2,242 kN/m
γω x h³
M = + ½ x q.l2 + p.l
6
10 x 1,12³
= + (½ x 3,139 x 0,32 ) + (2,478 x 0,3)
6
= 3,226 kN.m
62
Perhitungan luas tulangan yang diperlukan:
d = tebal dinding – sb – ½ D
= 250 - 40 – 5 = 205 mm
M
=
b x d²
3,226
= = 76,76 kN/m2 ≈ 77 kN/m2
1 x 0,205²
Diinterpolasi:
0,0003
ρ = x 77 = 0,000231
100
As tul = ρmin x b x d
63
Tarikan langsung pada dinding-dinding panjang
dinding pendek yang mana bekerja seperti pelat yang didukung pada dinding-
dinding panjang.
γω (H − h) B
T = 2
Gaya ini diambil oleh dinding panjang dan diperuntukkan tulangan baja.
T 3300
As = = = 8,25 mm2
fy 400
64
Perencanaan dinding pendek
Perencanaan dinding ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian satu meter
dari bawah bekerja sebagai kantilever dan sisanya bekerja sebagai pelat yang
Pada dinding pendek, momen maksimum terjadi pada kedalam (H-h), sebesar.
T = ɣw . (H - h)
65
Momen lentur netto = M – T.X
X = ½ (250) – sb – ½ Dtul
= ½ (250) – 40 – ½ (10)
= 80 mm = 0,08 m
= 2,929 kN.m
= 2,174 kN.m
Perhitungan tulangan
M
=
b x d²
2,929
= = 69,7 kN/m2 ≈ 70 kN/m2
1 x 0,205²
Diinterpolasi:
0,0003
ρ = x 70 = 0,00021
100
66
Maka digunakan ρmin = 0,0035
As = ρmin x b x d
T
As total = 717,5 +
fy
1200
= 717,5 + = 720,5 mm2
400
M
=
b x d²
2,174
= = 51,73 kN/m2 ≈ 52 kN/m2
1 x 0,205²
Diinterpolasi:
0,0003
ρ = x 52 = 0,000156
100
As = ρmin x b x d
67
Luas tulangan untuk memikul momen dan gaya tarik:
T
As total = 717,5 +
fy
1200
= 717,5 + = 720,5 mm2
400
γω x H x h²
M = + ½ x q.l2 + p.l
6
10 x 1,12 x 1²
= + (½ x 3,139 x 0,32 ) + (2,478 x 0,3)
6
= 2,751 kN.m
M
=
b x d²
2,751
= = 65,46 kN/m2 ≈ 66 kN/m2
1 x 0,205²
Diinterpolasi:
0,0003
ρ = x 66 = 0,000198
100
68
Syarat : ρmin < ρ < ρmaks
As = ρmin x b x d
dengan lebar retak yang disyaratkan untuk konstruksi yang dipengaruhi cuaca
400 MPa.
dc = 40 + ½ x 10 = 45 mm
w = 11 x ß x fs x 3√dc . A x 10-6
3
= 11 x 1,2 x 0,6 x 400 x √ 45 x 9000 x 10-6
69
C. Perhitungan Balok
qD4
qD3 qD5
qD2
80
1050 1025 1050 1050 3900 1050 1050 1050
qD7 qD8
qD6 qD9
qD4
qD3
qD5
PD1 PD2
qD2
qD1
1 5
2 3 4
1400 3125 6000 2180
Ukuran balok = 40 x 70 cm
70
Berat sendiri balok (qD1 ) = 0,4 x 0,7 x 24 = 6,72 kN/m
2000. Di peroleh momen dan gaya lintang pada setiap bentang seperti
71
Gambar 26. Bidang momen akibat kombinasi 1,4 D
Dimensi balok = 40 x 70 cm
Diameter sengkang = 10 mm
d = 700 – 40 – 10 – (½ x 16)
= 642 mm
72
Tulangan lapangan
Mu = 122,8586 kN.m
Mu 122,8586
= = 745 kN/m2
b.d² 0,4 x 0,642²
Diinterpolasi:
(0,0026−0,0022)
ρan =[ x (745 - 700)] + 0,0022 = 0,0024
(800−700)
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400
ρmaks = 0,75 x ρb
f′c 600
ρb = 0,85 x β1 x x( ) → β1 = 0,85 (30 ≤ 30 MPa)
fy 600 + fy
30 600
= 0,85 x 0,85 x x( )
400 600 + 400
= 0,0325
= 0,0244
73
As tul = ρmin x b x d
Tulangan tumpuan
Mu = 340,4169 kN.m
Mu 340,4169
= = 2065 kN/m2
b.d² 0,4 x 0,642²
Diinterpolasi:
(0,0073−0,0066)
ρan =[ x (2065 - 2000)] + 0,0066 = 0,0068
(2200−2000)
As tul =ρxbxd
74
d. Perhitungan tulangan geser dan torsi
Tentukan Vu dan Tu
Vu = 227.852 kN
Tu = MT
Ms = Mtx G – Mtx C
1
MT = x Ms x L
2
1
= x 3,414 x 6 = 10,242 kN.m
2
√f′c √30
= = 0,913 MPa
6 6
400 𝑥 642
Ct = = 0,0029
112 𝑥 10 6
= 222919N = 222,919 kN
75
ØVc < Vu
√f′c
( ) b2 h
15
Tc =
0,4 Vu 2
√[1+ ( ) ]
Ct .T u
√f′c √30
= = 0,365 Mpa
15 15
ØTc < Tu
ØVs = Vu – ØVc
2
ØVsmaks = Ø √f′c b . d
3
2
= 0,6 . 3
√ 30 . 400 . 642 = 562621 N = 562,621 kN
76
ØTs = Tu – ØTc
Øvsrata−rata by
As sengk =
Ø fy
Ø𝑉s 94,102 x 10 3
Øvs = = = 0,366 Mpa
bd 400 x 642
b. y
As sengk min =
3 . fy
400 x 1000
= = 333 mm2 (penampang kaki ganda)
3 x 400
αt At x1 y 1 Ø fy
s =
Ø Ts
77
1,25 x 78,5 x 310 x 610 x 0,6 x 400
s =
2,652 x 10 6
= 1679 mm
X1 = 400 – 2 x 45 = 310 mm
Y1 = 700 – 2 x 45 = 610 mm
X1 + Y1 2 . Ts
A1 = .
X1 . Y1 α t . Ø . f y
= 86 mm2
78
2. Balok memanjang lantai kolam renang (balok C)
LANTAI 3
5150
qD8 qD11
qD9 qD10
3400
POOL
2100
1 5
2 3 4
1400 3125 6000 2180
79
PL1 = 3,894 kN (Lampiran 3, reaksi perletakan balok 25 x 50 cm)
qD10
qD9
qD11
PD6 PD7
qD8
qD2
qD1
1 5
2 3 4
1400 3125 6000 2180
Ukuran balok = 25 x 60 cm
80
Berat sendiri balok (qD1 ) = 0,25 x 0,6 x 24 = 3,6 kN/m
81
b. Analisis struktur pada SAP 2000
2000. Di peroleh momen dan gaya lintang pada setiap bentang seperti
82
Gambar 32. Bidang lintang akibat kombinasi 1,4 D
Dimensi balok = 25 x 60 cm
Diameter sengkang = 10 mm
83
Tulangan lapangan
Mu = 169,4452 kN.m
Mu 169,4452
= = 2307 kN/m2
b.d² 0,25 x 0,542²
Diinterpolasi:
(0,0080−0,0073)
ρan =[ x (2307 - 2200)] + 0,0073 = 0,0077
(2400−2200)
As tul =ρxbxd
Tulangan tumpuan
Mu = 173,0468 kN.m
Mu 173,0468
= = 2356 kN/m2
b.d² 0,25 x 0,542²
84
Diinterpolasi:
(0,0080−0,0073)
ρan =[ x (2356 - 2200)] + 0,0073 = 0,0078
(2400−2200)
As tul =ρxbxd
Tentukan Vu dan Tu
Vu = 173,893 kN
Tu = MT
Ms = Mtix C
= 9,245 kN.m
1
MT = x Ms x L
2
1
= x 9,245 x 6 = 27,735 kN.m
2
√f′c
( )bd bd
6
Vc = dengan Ct =
T 2
b2 h
√[1+ (2,5 Ct u ) ]
Vu
85
√f′c √30
= = 0,913 Mpa
6 6
250 x 542
Ct = = 0,0036
37,5 x 10 6
= 70715 N = 70,715 kN
ØVc < Vu
√f′ c
( ) b2 h
15
Tc =
0,4 Vu 2
√[1+ ( ) ]
Ct .T u
√f′c √30
= = 0,365 MPa
15 15
ØTc < Tu
86
Tentukan ØVs dan ØTs
ØVs = Vu – ØVc
2
= 0,6 . 3
√ 30 . 250 . 542
= 296866 N = 296,866 kN
ØTs = Tu – ØTc
Øvsrata−rata by
As sengk =
Ø fy
Ø𝑉s 131,464 x 10 3
Ø𝑣s = = = 0,970 MPa
bd 250 x 542
87
b. y
As sengk min =
3 . fy
250 x 1000
= = 208 mm2 (penampang kaki ganda)
3 x 400
αt At x1 y 1 Ø fy
s = Ø Ts
= 108 mm
X1 = 250 – 2 x 45 = 160 mm
Y1 = 600 – 2 x 45 = 510 mm
88
Tulangan memanjang torsi didapatkan sebagai berikut:
X1 + Y1 2 . Ts
A1 = .
X1 . Y1 αt . Ø . fy
= 972 mm2
89
3. Balok melintang lantai kolam renang (balok 4)
3400
qD3 qD4
POOL
2100
qD2 qD2
qD3
PL
qD2 qD4
PD1 PD2
qD1
A B D
2100 3400 5424
90
P D1 = 129,749 kN (Lampiran 4, reaksi perletakan balok A)
Ukuran balok 40 x 90 cm
2000, dan diperoleh nilai-nilai momen dan gaya lintang pada setiap
91
Gambar 35. Bidang momen akibat kombinasi 1,4 D
Dimensi balok = 40 x 90 cm
Diameter sengkang = 10 mm
d = 900 – 40 – 10 – (½ x 16)
= 842 mm
92
Tulangan lapangan
Mu = 650.1 kN.m
Mu 650,1
= = 2292 kN/m2
b.d² 0,4 x 0,842²
Diinterpolasi:
(0,0080−0,0073)
ρan =[ x (2292 - 2200)] + 0,0073 = 0,0076
(2400−2200)
As tul =ρxbxd
Tulangan tumpuan
Mu = 467.2899 kN.m
Mu 467,2899
= = 1648 KN/m2
b.d² 0,4 x 0,842²
93
Diinterpolasi:
(0,0056−0,0052)
ρan =[ x (1648 - 1600)] + 0,0052 = 0,0054
(1700−1600)
As tul =ρxbxd
Tentukan Vu dan Tu
Vu = 418.294 kN
Tu = MT
Ms = Mty C – Mtx D
1
MT = x Ms x L
2
1
= x 9,576 x 3,4 = 16,279 kN.m
2
√f′c
( )bd bd
6
Vc = dengan Ct =
T 2
b2 h
√[1+ (2,5 Ct u ) ]
Vu
94
√f′c √30
= = 0,913 Mpa
6 6
400 x 842
Ct = = 0,0023
144 x 10 6
= 300077 N = 300,077 kN
ØVc < Vu
√f′ c
( ) b2 h
15
Tc =
0,4 Vu 2
√[1+ ( ) ]
Ct .T u
√f′c √30
= = 0,365 MPa
15 15
95
ØTc < Tu
ØVs = Vu – ØVc
2
ØVsmaks = Ø √f′c b . d
3
2
= 0,6 .
3
√ 30 . 400 . 842
= 737892 N = 737,892 kN
ØTs = Tu – ØTc
Øvsrata−rata by
As sengk =
Ø fy
96
ØVs 238,248 x 103
Øvs = = = 0,707 MPa
b.d 400 x 842
b. y
As sengk min =
3 . fy
400 x 1000
= = 333 mm2 (penampang kaki ganda)
3 x 400
αt At x1 y 1 Ø fy
s = Ø Ts
= 716 mm
97
Tulangan torsi dipasang pada penampang persegi (400 x 900 mm2 ).
X1 = 400 – 2 x 45 = 310 mm
Y1 = 900 – 2 x 45 = 810 mm
X1 + Y1 2 . Ts
A1 = .
X1 . Y1 α t . Ø . f y
= 245 mm2
Perbandingan data eksisting dan hasil desain dapat ditunjukkan pada tabel 15, 16,
dan 17.
Mutu
Tebal Mutu
Beton Data Eksisting Hasil Desain
Pelat Baja (fy )
(f'c)
Tul. Tumpuan D13 - 100 Tul. Tumpuan D10 - 100
25 cm 30 MPa 400 MPa Tul. Lapangan D13 - 100 Tul. Lapangan D10 - 100
Tul. Bagi D13 - 100 Tul. Bagi D10 - 100
98
Tabel 17 Perbandingan penulangan balok lantai
Dimensi Mutu
Mutu
Balok Beton Data Eksisting Hasil Desain
Baja (fy )
(cm) (f'c)
Tul. Tumpuan 10 D 19 Tul. Tumpuan 9 D 16
Tul. Lapangan 8 D 19 Tul. Lapangan 5 D 16
40 x 70 30 MPa 400 MPa
Tul. Geser D10 – 100 Tul. Geser D10 – 200
Tul. Torsi - Tul. Torsi 2 D 12
Tul. Tumpuan 6 D 19 Tul. Tumpuan 6 D 16
Tul. Lapangan 6 D 19 Tul. Lapangan 6 D 16
25 x 60 30 MPa 400 MPa
Tul. Geser D10 – 100 Tul. Geser D10 – 125
Tul. Torsi - Tul. Torsi 6 D 16
Tul. Tumpuan 12 D 19 Tul. Tumpuan 10 D 16
Tul. Lapangan 10 D 19 Tul. Lapangan 13 D 16
40 x 90 30 MPa 400 MPa
Tul. Geser D10 – 100 Tul. Geser D10 - 175
Tul. Torsi - Tul. Torsi 2 D 14
Dari tabel perbandingan penulangan data eksisting dan hasil desain diperoleh hasil
desain tulangan lebih sedikit dibandingkan penulangan struktur data eksisting, ini
beban-beban gravitasi yang meliputi beban mati, beban hidup dan beban air serta
tidak diperhitungkan beban gempa, beban angin dan tekanan dinamis air pada
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis desain struktur kolam renang ini dapat disimpulkan
bahwa:
tulangan, lapangan D10 -100 dan tulangan bagi D10 -100, sedangkan
tulangan eksisting berturut-turut sebesar D13 -100, D13 -100, dan D13 -100.
tulangan lapangan 5 D16 , tulangan sengkang D10 -200, dan tulangan torsi 2
D10 -100.
tulangan lapangan 6 D16 , tulangan torsi 6 D12 dan tulangan sengkang D10 -
D10 -100.
100
B. Saran
sambungan pada bangunan air sangat penting, agar dapat diperoleh hasil
101
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Ali. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sarungallo T, Yohanis dan Irka Tangke Datu. 2008. Struktur Beton Dasar.
Politeknik Negeri Ujung Pandang. Makassar.
T, Gunawan dan Margaret Saleh. 2003. Teori Soal dan Penyelesaian Konstruksi
Beton I Jilid 2. Jakarta: Delta Teknik Group.
Toly, Karmapatra, Aan dan Riswal Rifky Dwi K. 2013. Perencanaan Box Culvert
Beton Bertulang. Tugas Akhir. Makassar: Jurusan Teknik Sipil
Politenik Negeri Ujung Pandang.
102
Vis, W. C. dan Gideon Kusuma. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton
Bertulang Seri I, II, III, IV. Jakarta: Erlangga.
Yayasan LPMB. 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03. Bandung: Departemen
Pekerjaan Umum.
103
LAMPIRAN
104
LAMPIRAN 1
C
3400
qD3
B
2100
qD4
1 3 4 5
qD4
qD3
qD2
qD1
A B C
2100 3400
105
Berat pelat lantai kolam:
Dengan menggunakan beban yang ada, dilakukan analisis pada SAP 2000.
106
LAMPIRAN 2
C
3400
qD3
B
2100
qD4
1 3 4 5
qD4
qD3
qD2
qD1
A B C
2100 3400
107
Berat pelat lantai kolam:
108
LAMPIRAN 3
300 x 500
300 x 500
250 x 500
300 x 500
5150
3400
POOL
2100
109
1. Balok 250 x 500 mm
qD2
qD1
C D
5150
Beban Mati
Beban Mati
qL1
C D
5150
Beban Hidup
Beban Hidup
Dengan menggunakan beban yang ada, dilakukan analisis pada SAP 2000.
110
2. Balok 300 x 500 mm
qD3
qD2
qD1
C D
5150
Beban Mati
Beban Mati
qL3
qL2
C D
5150
Beban Hidup
Beban Hidup
111
Dengan menggunakan beban yang ada, dilakukan analisis pada SAP 2000.
qD3
qD2
qD1
C D
5150
Beban Mati
Beban Mati
112
qL3
qL2
C D
5150
Beban Hidup
Beban Hidup
Dengan menggunakan beban yang ada, dilakukan analisis pada SAP 2000.
qD2
qD1
C D
5150
Beban Mati
113
Beban Mati
qL2
C D
5150
Beban Hidup
Beban Hidup
Dengan menggunakan beban yang ada, dilakukan analisis pada SAP 2000.
114
5. Balok 300 x 500 mm
qD3
qD2
qD1
C D
5150
Beban Mati
Beban Mati
qL3
qL2
C D
5150
Beban Hidup
Beban Hidup
115
Dengan menggunakan beban yang ada, dilakukan analisis pada SAP 2000.
116
LAMPIRAN 4
C
3400
B
2100
1 3 4 5
80
1050 1025 1050 1050 3900 1050 1050 1050
qD2
qD1
1 5
2 3 4
1400 3125 6000 2180
117
Berat pelat lantai kolam:
118
LAMPIRAN 5
3400
qD3 qD4
POOL
2100
qD2 qD2
qD3
PL
qD2 qD4
PD1 PD2
qD1
A B D
2100 3400 5424
119
P D1 = 129,749 kN (Lampiran 4, reaksi perletakan balok A)
Ukuran balok 40 x 90 cm
QD3
PL
QD2 QD4
PD1 PD2
QD1
A B D
2100 3400 5424
8824
3,4 + 1,22
QD4 = x 19,893 = 45,953 kN
2
120
f. Perhitungan reaksi perletakan
∑MD = 0
4296,543
VB = = 486,916 kN
8,824
∑MB = 0
= -VD x 8,824 - PD1 x 2,1 + PD2 x 3,4 + Q D1 x 3,362 - QD2 x 1,05 + QD3
x 1,7 + Q D4 x 1,7 = 0
962,199
VD = = 109,043 kN
8,824
Kontrol:
∑V = 0
109,043) = 0
121
Reaksi perletakan balok lantai untuk beban hidup.
∑MD = 0
= VB x 8,824 - PL x 5,424 = 0
25,91 x 5,424
VB = = 15,927 kN
8,824
∑MB = 0
25,91 x 3,400
VD = = 9,983 kN
8,824
Kontrol:
∑V = 0
PL – (VB + VD) = 0
122
LAMPIRAN 6
Sebelum dilalukakan analisis dan desain struktur, maka dimensi balok terlebih
L
h min = 21 → kedua ujung menerus
L
h min = 18,5 → satu ujung menerus
L
h min =8 → kantilever
Bentang 1 – 5
1400
h min 12 = 8
= 175 mm
3125
h min 23 = = 150 mm
21
6000
h min 34 = = 285 mm
21
2180
h min 45 = = 272,5 mm
8
h min = 300 mm
123
Bentang A - D
L/8 L/18,5
A B D
2100 8824
2100
h min AB = = 262,5 mm
8
8824
h min 23 = = 476,9 mm
18,5
h min = 500 mm
124
LAMPIRAN 7
125
LAMPIRAN 8
126
LAMPIRAN 9
127
LAMPIRAN 10
128
129
130
131
132
133
LAMPIRAN 11
134
135
136
137
138
139