Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Kelompok 4 PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
“Pentingnya Rasa Bela Negara Bagi Seluruh Warganegara”,

Nama Anggota Kelompok :


1. Teo Rinaldy Saputra (13518241050)
2. Wahyu Wachid Anshory (13518244012)
3. Herdyanta Septian Putra (13518241052)
4. I Gede Dangin Bagus Komang Surya Nuarsa (13518244003)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan dengan sebaik mungkin.

Dalam makalah ini kami membahas “Pentingnya Rasa Bela Negara Bagi Seluruh
Warganegara”, suatu pembahasan yang sangat penting mengingat berkurangnya rasa kecintaan
terhadap tanah air, sehingga perlu pembelajaran yang dapat menubuhkan kembali rasa kecintaan
tersebut. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam rasa kecintaan, memberikan dasar
pemikiran yang dijadikan bahan motivasi setiap warganegara untuk ikut serta membela Negara
Indonesia, dan menerapkan prilaku bela Negara dalam kehidupan sehari-hari.

Sangat penting bagi seluruh warga Negara untuk mempelajari materi ini, karena dengan
kecintaan terhadap Negara maka Negara ini akan semakin makmur dan sejahtera.

Yogyakarta, 1 April 2014

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bela negara sangat penting untuk dipelajari oleh semua warga negara, saat ini banyak warga
negara yang kurang memperhatikan pengaruh luar yang masuk, tidak dapat kita sadari bahwa
pengaruh itu membawa perubahan pada tatanan nilai di Indonesia. Euforia reformasi telah
menjadikan kehidupan nasional Indonesia salah arah, kebablasan, kehilangan kompas, dan
mengabaikan kewaspadaan nasional dari berbagai bentuk ancaman yang menghadangnya.
Kondisi seperti ini dirasakan sudah lebih dari satu dasa warsa ditengah hirup pikuk, kebisingan
dan kegaduhan demokratisasi.

Demokrasi dianggap seakan hanya sebuah tujuan dari suatu kebutuhan kehidupan nasional
yang dianggap juga sudah tidak lagi membutuhkan rambu-rambu, pedoman dan atau sikap yang
disebut kewaspadaan nasional. Kedepan, kondisi ini seharusnya segera diakhiri, agar kehidupan
nasional kembali kepada relnya yang benar, sesuai dengan kesepakatan nasional – 4 pilar
kebangsaan. Kondisi ini juga harus segera diakhiri, sebelum disintegrasi bangsa semakin mendekat
didepan mata, karena kualitas kewaspadaan nasional kita semakin rendah.

Bersyukur, akhir-akhir ini semakin berkumandang kerinduan terhadap kesepakan nasional itu-
kerinduan dan kesadaran terhadap 4 pilar kebangsaan meliputi; Pancasila, UUD 1945, sesanti
Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, sebagai bentuk dari kesadaran terhadap kewaspadaan nasional.

Oleh sebab itu penulis membuat makalah yang berjudul “Pentingnya Bela Negara Bagi Seluruh
Warga Negara” . hal ini dimaksud agar kita lebih bisa menumbuhkan rasa bela Negara dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah cara agar semua warga Negara Indonesia memahami pengertian bela Negara?
2. Mengapa warganegara perlu melakukan sikap dan tindakan bela Negara ?
3. Bagaimana cara menumbuhkan sikap bela Negara bagi semua warganegara ?
4. Apasaja sikap dan tindakan bela Negara yang dapat dilakukan oleh warganegara ?

C. TUJUAN

1. Semua warganegara mengetahui dan memahami pengertian bela negara.


2. Semua warganegara mengetahui dan memahami pentingnya sikap bela Negara
3. Semua warganegara mengetahui dan memahami bagaimana menumbuhkan sikap bela Negara
4. Semua warganegara dapat melakukan sikap dan tindakan bela Negara pada kehidupan sehari-
hari
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BELA NEGARA

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannyakepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara danSyarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaanberkorban membela
negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan
baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di
dalamnya adalah bersikap danberbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

B. DASAR HUKUM BELA NEGARA


Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan
diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela
negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:

1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl. Diubah oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.
C. PENTINGNYA SIKAP BELA NEGARA

Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah
kelemahan yang dapat dimanpaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan
bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih
13.670 pulau memerlukan pengawas yang cukup ketat. Dimana pengawas tersebut tidak hanya
dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia/ bila hanya
mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia
sudah tercabik-cabik oleh bangsa lain/dengan adanya bela negara kita dapat mempererat rasa
persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika. Sikap bela negara
terhadap bangsa Indonesia merupakan kekuatan Negara Indonesia bagi proses pembangunan
nasional menuju tujuan nasional dan merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses
pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan
suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakterristik bangsa Indonesia. Dengan
adanya kesadaran akan bela negara, kita harus dapat memiliki sikap dan prilaku yang sesuai
kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan
pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap cinta tanah air sejak dini sehingga kecintaan
mereka terhadap bangsa dan Negara lebih meyakini dan lebih dalam.
Dalam sikap bela negara kita hendaknya mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi yang sedang berlangsung di negara kita, tidak mungkin kita tunjukan sikap bela negara
yang bersifat keras seandainya situasi keamanan nasional terkendali.
Menjaga diri, keluarga dan lingkungan sekitar sudah merupakan salah satu sikap bela
negara dalam sekala kecil. Mentaati peraturan pemerintah dan lain sebagainya. Bahkan
menyanyikan lagu bela negara yang diciptakan oleh Dharma Oratmangun atau mengenang hari
bela negara yang jatuh pada tanggal 19 Desember yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006 adalah salah
satu bentuk bela negara sekala kecil.
Sehingga ketika kita sebagai warga negara sudah terbiasa melakukan hak dan kewajiban
sebagai warga negara dengan baik dan benar maka seandainya ada konprontasi atau intervensi
terhadap negara, kita akan peka menyikapinya bahkan dengan mengangkat senjatapun kita akan
berani karena jiwa bela negara dalam diri kita sudah terlatih dan terbiasa.
D. CARA MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA

1. Dengan menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air maka akan secara tidak langsung akan
terbangun sikap bela Negara dalam diri setiap warrga.
2. Mengembangkan rasa kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin dengan pancasila sebagai ideology Negara
4. Rela berkorban demi bangsa dan Negara
5. Mengembangkan kemampuan awal bela Negara

E. PELAKSANAAN BELA NEGARA

Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara". Konsep bela negara dapat diuraikan yaitu secara fisik maupun
non-fisik. Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul senjata" menghadapi serangan atau agresi
musuh. Bela negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan bela
negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara
kesatuan republik indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara".

1. Bela negara secara fisik


Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban
konstitusional setiap warga negara republik indonesia. Tapi, seperti diatur dalam uu no 3 tahun
2002 dan sesuai dengan doktrin sistem pertahanan semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh
rakyat terlatih (ratih) yang terdiri dari berbagai unsur misalnya resimen mahasiswa, perlawanan
rakyat, pertahanan sipil, mitra babinsa, okp yang telah mengikuti pendidikan dasar militer dan
lainnya. Rakyat terlatih mempunyai empat fungsi yaitu ketertiban umum, perlindungan
masyarakat, keamanan rakyat dan perlawanan rakyat. tiga fungsi yang disebut pertama umumnya
dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana
unsur-unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan dan
ketertiban masyarakat, sementara fungsi perlawanan rakyat dilakukan dalam keadaan darurat
perang di mana rakyat terlatih merupakan unsure bantuan tempur bagi pasukan reguler tni dan
terlibat langsung di medan perang.
Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara memungkinkan, Maka
dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan wajib militer bagi warga negara
yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak negara maju di barat. Mereka yang telah
mengikuti pendidikan dasar militer akan dijadikan cadangan tentara nasional Indonesia selama
waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk mengikuti latihan atau
kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang, mereka dapat dimobilisasi dalam waktu
singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen dilakukan secara
selektif, teratur dan berkesinambungan. penempatan tugas dapat disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di rumah sakit
tentara, pengacara di dinas hukum, akuntan di bagian keuangan, dan sebagainya. Gagasan ini
bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan "dwi-
fungsi sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela negara" di mana tugas pertahanan
keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab tni, tapi adalah hak dan kewajiban
seluruh warga negara republik indonesia.

2. Bela Negara secara Non-fisik


Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini, justru
kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi ancaman, Gangguan,
hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam seperti yang telah diuraikan di atas.
Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti
"memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara secara
non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi,
misalnya dengan cara:
a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi
dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masyarakat
c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika)
d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung
tinggi hak azasi manusia
e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
indonesia dengan lebih bertaqwa kepada allah swt melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaan masing- masing.

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela negara secara
non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya merupakan ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau
bahkan dihilangkan sama sekali. kegiatan bela negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan
ketahanan nasional juga sangat penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi
abad ke 21 di mana arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit
dibendung akibat semakin canggihnya teknologi komunikasi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kewaspadaan nasional harus selalu ditanamkan pada diri kita untuk


mempertahankankeutuhan NKRI. Adanya globalisasi tidak mungkin dihindari, mahasiswa
harusmelakukan kewaspadaan nasional terhadap pengaruh budaya asing.. Konsep bela negara dapat diartikan
secarafisik dan non-fisik,secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh,
secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme,yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadaptanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara. Guna menjamin tetap
tegaknya Negara Republik Indonesia dan kelangsungan hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia
menjadi titik sentral yang perlu dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu melaksanakan
pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berasal dari
dalam maupun luar negeri.

B. SARAN

Penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca lebih bisa memahami
kenapa kita harus melakukan kewaspadaan nasional dan membela negara kita ini
dan janganlah sekali-kali menodai tanah kelahiran kita ini dengan perbuatan yang
tidak baik, karena tercela satu bernoda semua.
Hati-hati pula dengan gerakan pendirian negara di dalam negara yang ingin
membangun negara islam di dalam Negara Indonesia dengan cara membangun
keanggotaan dan mendoktrin anggota hingga mereka mau melakukan berbagai
tindak kejahatan di luar ajaran agama islam demi uang. Jika menemukan gerakan
semacam ini segera lapor ke pihak yang berwajib.
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyono, Agus dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Yudistira,


2006

Kaelan dan Achmad Zubaidi. Pendidikan Kewarganegaraan untuk


Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma 2010

Anda mungkin juga menyukai