Anda di halaman 1dari 5

5 Tips Cerdas Agar Terhindar dari Berita Hoax,

Jangan Mau di Provokasi!


6 MONTHS AGO BY SONYGUNAWAN999

Saat ini perkembangan internet sangatlah pesat, hampir semua orang mengakses
internet setiap harinya terutama untuk berselancar di sosial media mulai dari Instagram,
Facebook, Twitter dan lain sebagainya. Hal ini pun membuat banyak
media online seperti berita yang juga populer.

Di Indonesia sendiri tercatat ada banyak sekali media online berita yang kini hampir di
akses semua orang untuk membaca berita. Namun hal itu juga mempunyai akibat buruk
dimana makin banyaknya orang yang membuat berita palsu atau yang biasa dikenal
dengan sebutan Hoax.

Akhir akhir ini pemerintah tengah membrantas berita hoax dengan berbagai cara mulai
dari iklan di TV, internet dan lain sebagainya karena memang berita hoax bisa
memecah belah dan merugikan orang yang bersangkutan. terlebih lagi ini tahun 2018
dan sebentar lagi pilkada, jelas tidak menutup kemungkinan akan ada banyak berita
hoax nantinya.

Pengguna internet Indonesia sendiri bisa di bilang masih "buta" dalam hal membedakan
berita hoax atau tidak, banyak yang hanya share sebuah berita viral tanpa
memperhatikan kebenaran berita tersebut sehingga sekarang berita hoax makin mudah
menyebar dan viral di sosial media dan internet.

Bagi kamu yang nggak ingin di provokasi dengan berbagai macam berita hoax, berikut
ini ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan sekarang juga.

1. Jangan Cuma Baca Headline, Baca Isi Berita!

Tips yang pertama agar terhindar dari berita hoax adalah yang paling dasar banget
yakni jangan menanggapi suatu berita atau postingan hanya dari headline atau judul
postingan saja, tapi baca isi artikel atau beritanya sampai full di mana kamu nantinya
bisa mengambil kesimpulan sendiri. Ini memang sering terjadi di mana minat baca
masyarakat Indonesia memang masih minim.
Sehingga berita macam apapun itu pasti ya yang dibaca hanya headline-nya saja,
padahal sekarang banyak media online yang terlalu "clickbait" dalam membuat judul
postingan sehingga terkesan hoax bahkan banyak yang sengaja membuat judul berita
agar banyak orang yang terprovokasi, oleh karena itu, mulai sekarang jangan baca
berita hanya dari headlinya saja, tapi isi beritanya!

2. Cek Narasumber

Yang kedua adalah dengan mengecek nara sumber atau dari mana berita tersebut ada.
kamu pasti seringkali melihat berita atau postingan entah di Whatsapp, Line, BBM dan
lain sebagainya bahwa di postingan tersebut ada keterangan "dari grup sebelah" atau
lainnya, kalau seperti itu, kamu wajib mengecek sendiri siapa narasumber dibalik berita
itu semua, jangan asal sebar!

Karena sekarang siapapun orangnya juga bisa viral termasuk dengan cara menyebar
berita hoax ini.

3. Hindari Berita atau Postingan yang Mengandung Judul yang Provokatif

Kalau masalah headline yang terlalu lebay atau bagaimana sih masih mending, lha ini
banyak sekali media yang bahkan sengaja membuat judul berita yang terkesan
memprovokasi. Kalau sudah seperti ini, nggak usah hiraukan postingan tersebut,
karena jelas itu hoax dan kalaupun benar, niatnya pun sudah tidak baik dengan
memberikan judul berita yang provokatif. Maka dari itu, pilih-pilihlah berita ya.

4. STOP Asal Pencet Tombol Share, Kalau Perlu Hindari Share Berita!

Selain tiga tips di atas, masih ada banyak lagi sebenarnya tips agar tidak termakan
berita hoax. Yakni jangan share berita atau postingan yang sifatnya viral karena kalau
ternyata kebenaran berita tersebut tidak sepenuhnya benar, kamu juga bisa dianggap
sebagai penyebar berita hoax lho.

Memang niat kita share informasi itu penting untuk membuat banyak orang juga tahu
akan informasi tersebut, tapi kalau yang kita share itu ternyata postingan hoax?
Mending stop deh, nggak usah share berita berita lagi apalagi kalau sumbernya kurang
terpercaya.
5. Ambil Kesimpulan dengan Membandingkan Berita dari media Lain juga

Tips cerdas yang terakhir agar terhindar dari berita hoax adalah dengan bijak
mengambill keputusan atau kesimpulan dari berita itu sendiri. Caranya bagaimana?
Selain membaca berita secara keseluruhan, alangkah baiknya kamu membandingkan
suatu berita dari satu media dengan media yang lain, coba bandingkan apakah isinya
benar benar sama?

Selain itu dengan cara ini juga, kamu bisa tahu info yang mungkin tidak ada di berita
satu tapi ada di berita dua, dan seterusnya.

Pemerintah Berencana Ikuti Langkah Ekstrem


Jerman Perangi Hoax. Semoga Bisa Efektif Ya
1 YEAR AGO BY FATKHUR ROZI

“Waah… Nggak bener, nih. Masa agama gue dikatain!”


“Hah? Lu baca apaan sih?”
“Ini nih berita di Facebook. Kurang ajar banget emang!”
“Yah itu mah berita hoax, cuy…”

Percakapan seperti itu sudah sering terjadi baru-baru ini. Ya, semua bermula
ketika teknologi sudah mengambil alih persebaran informasi di dunia. Platform sosial
media seperti Facebook yang dulu isinya cuma curhat-curhatan, kini mulai banyak
berita palsu yang tersebar karena orang seringkali share tanpa berpikir panjang. Tanpa
mengecek validitas atau keabsahan sumber berita, masyarakat terlebih dulu terpancing
emosi dan bereaksi. Masalah persebaran berita palsu atau hoax ini sudah menjadi
fenomena global yang meresahkan semua kalangan tanpa terkecuali.

Terutama di negara dengan populasi besar seperti Indonesia, dimana tiap harinya
informasi dari 200 juta lebih penduduk berputar tanpa kendali. Jika tidak mau jadi
korban hoax, harus ada kesadaran pribadi untuk berhati-hati menanggapi berita yang
dibaca. Tapi pemerintah juga punya tanggung jawab untuk meminimalisir dampak buruk
dari kebebasan persebaran informasi di era serba canggih ini. Maka dari itu, baru-baru
ini pemerintah mengumumkan inisiatifnyamemerangi hoax dengan mengikuti model
pemerintah Jerman. Seperti apa sih itu? Yuk simak bersama.

Pemerintah Indonesia terinspirasi oleh keberanian Jerman menerapkan


sistem denda untuk setiap hoax yang tersebar di Facebook

Sepanjang tahun 2016 kemarin, Facebook memang sudah melakukan banyak hal
dalam usahanya menyetop berita palsu. Fitur-fitur baru dikenalkan, hingga bilik
pengaduan dibuka untuk penggunanya. Namun hal itu dinilai kurang efektif mengurangi
penyebaran berita palsu.

“Di Jerman itu rencananya baru akan dibuat UU untuk denda yang konon (setara) Rp 7
miliar per hoax,” Menteri Rudiantara – Dikutip dari Kompas

Setelah mendengar Jerman berani mengeluarkan denda, pemerintah Indonesia


langsung bertindak reaktif. Pemerintah kita tengah mengkaji kemungkinan untuk meniru
langkah berani Jerman tersebut. “Jika dalam waktu 24 jam berita palsu dan
meresahkan tidak dihapus dari Facebook, siap-siap saja mereka kena denda!”

Komitmen pemerintah Indonesia juga disambut baik oleh pemimpin


Facebook, Mark Zuckerberg. Bahkan dia akan segera berkunjung ke
Jakarta untuk khusus membahas perkara pelik ini

Banyaknya pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan Facebook untuk


memperoleh keuntungan pribadi dengan menyebar berita palsu jelas merisaukan.
Karenanya pemerintah kita kini kian getol menggilas peredaran berita palsu tersebut.
Salah satu langkahnya adalah memanggil petinggi Facebook.

Facebook yang dinilai sebagai sarang penyebaran berita palsu dinilai wajib
bertanggung jawab untuk menghentikannya. Karenanya, Mark Zuckerberg selaku
pendiri dan CEO Facebook bakal datang memenuhi ajakan kerjasama pemerintah kita.
Agendanya adalah bagaimana cara penanggulangan berita palsu. Memang dibutuhkan
upaya bersama untuk membantas kultur hoax yang sudah menyebar luas ini.

Masalah hoax ini jelas tidak bisa disepelekan. Bukan lagi sekadar berimbas
konflik online, berita hoax pun ditengarai bisa menyetir masa depan
sebuah negara
Harus diakui, Facebook adalah sosial media paling ramai di Indonesia. Karena
penggunaannya yang mudah serta fitur-fitur asik yang ditawarkan oleh Facebook,
sosmed yang satu ini sudah jadi kecintaan warga Indonesia sejak 2007 silam.
Karenanya Facebook cocok jadi corong utama persebaran berita hoax.

Kasus terbaru adalah tuduhan bahwa Facebook turut andil dalam terpilihnya Trump
sebagai presiden Amerika. Kabarnya karena berita palsu yang menyebar di Facebook,
banyak rakyat Amerika yang terpancing dan kemudian memilih Trump sebagai
presidennya. Lihat kondisi Amerika saat ini. Rakyatnya terpecah sejak Trump terpilih.
Ini yang dikhawatirkan bisa terjadi di Indonesia.

Tapi pertahanan terakhir dan paling efektif untuk menangkal hoax, memang
kembali ke diri sendiri. Selalu berpikir kritis dan menjaga emosi adalah
strategi terbaik

Di Indonesia sendiri perkembangan teknologi tak diimbangi dengan kemampuan


berpikir kritis. Hasilnya, apa-apa yang dilihat di sosial media seringkali langsung
diproses sebagai kebenaran dan berita yang segera harus dibagi. Padahal banyak
berita yang akhirnya dikonfirmasi salah, padahal sudah ada keributan dimana-mana.

“Faktanya, Indonesia termasuk dalam lima besar negara pengguna smartphone dunia.
Namun tingkat literasinya di posisi kedua terendah di bawah Botswana di Afrika”

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak berita palsu yang beredar dengan
memanfaatkan tingkat kemalasan orang Indonesia dalam hal membaca dan mencari
fakta. Kalau hal ini dibiarkan, bisa-bisa negara ini bakal ditutupi dengan kebencian yang
disebar melalui berita hoax.

Yah, meski masih dalam tahap pembahasan dan belum benar-benar dilaksanakan,
namun sepertinya langkah berani seperti yang dilakukan Jerman wajib diterapkan oleh
pemerintah kita. Tujuannya jelas. Agar Indonesia benar-benar terbebas dari berita palsu
yang meresahkan rakyatnya.

terakhir kembali kepada kendali diri sendiri. untuk tidak dengan mudah menyebarluaskan
berita hoax. meningkatkan budaya membaca dan mencari tahu tentang “fakta”

Anda mungkin juga menyukai