Anda di halaman 1dari 7

HOAX DAN MEDIA SOSIAL

REYNALDY NOVANDA SUYANTO


PLETON 23
SULTAN HASANUDDIN
PENDAHULUAN
A. Pengertian Hoax
Hoax adalah informasi palsu, berita bohong, atau fakta yang direkayasa
untuk tujuan lelucon hingga serius (politis). Hoax sendiri mulai populer dalam
5 tahun belakangan ini.
Menurut bahasa, hoax merupakan sinonim dari joke, jest, prank, trick, yang
berarti lelucon, cerita bohong, olokan, menipu, mempermainkan, dan
memperdaya.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, hoax diterjemahkan menjadi hoaks yang
diartikan sebagai “berita bohong”.
B. Ciri-ciri Hoax
Menurut Dewan Pers, ciri-ciri hoax adalah sebagai berikut:
• Berita yang dimuat mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan
permusuhan.
• Sumber berita tidak jelas. Hoax di media sosial biasanya
pemberitaan media yang tidak terverifikasi, tidak berimbang, dan
cenderung menyudutkan pihak tertentu.
• Bermuatan fanatisme atas nama ideologi, judul, dan pengantarnya
provokatif, memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta
dan data.
C. Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, pengguna dapat dengan mudah
berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh orang di seluruh dunia.
D. Peran Media Sosial dalam Penyebaran Hoax
Perkembangan teknologi saat ini membuat semakin mudahnya aktivitas
sehari-hari yang dilakukan oleh manusia. Manfaat yang banyak dialami
memang sangat besar dengan perkembangan teknologi itu sendiri.
Disamping berbagai manfaatnya, dibalik pengaruh kesederhanaan
mengakses informasi, sejumlah pengaruh buruk pun juga turut hadir
mengancam pengguna media sosial. Penyebaran berita palsu atau yang lebih
sering disebut hoax akan berlangsung semakin mudah dan cepat melalui
sederhananya media sosial.
Mudahnya akses media sosial pun sering disalahgunakan oleh para oknum
yang tidak bertanggung jawab. Melalui media sosial pun mereka sebarkan
berita hoax untuk memecahkan antara kelompok masyarakat satu dan
kelompok lainnya.
PEMBAHASAN
A. Cara Kerja Hoax
Orang cenderung mudah percaya pada sesuatu yang sejalan dengan apa
yang dipikirkan olehnya. Tentunya hal ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab. Contohnya saat Pemilihan Umum Presiden
Republik Indonesia 2019, banyak oknum yang memanfaatkan ajang pesta
demokrasi itu untuk memecahbelah rakyat Indonesia.
Terdapat empat mode dalam kegiatan penemuan informasi melalui internet,
diantaranya adalah:
• Undirected viewing
Pada undirected viewing, seseorang mencari informasi tanpa tahu
informasi tertentu dalam pikirannya. Tujuan keseluruhan adalah
untuk mencari informasi secara luas dan sebanyak mungkin dari
beragam sumber informasi yang digunakan, dan informasi yang
didapatkan kemudian disaring sesuai dengan keinginannya.
• Conditioned viewing
Pada conditioned viewing, seseorang sudah mengetahui akan apa
yang dicari, sudah mengetahui topik informasi yang jelas, Pencarian
informasinya sudah mulai terarah.
• Informal search
Mode informal search, seseorang telah mempunyai pengetahuan
tentang topik yang akan dicari. Sehingga pencarian informasi
melalui internet hanya untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang topik tersebut. Dalam tipe ini pencari informasi
sudah mengetahui batasan-batasan sejauh mana seseorang tersebut
akan melakukan penelusuran. Namun dalam penelusuran ini,
seseorang membatasi pada usaha dan waktu yang ia gunakan karena
pada dasarnya, penelusuran yang dilakukan hanya bertujuan untuk
menentukan adanya tindakan atau respon terhadap kebutuhannya.
• Formal search
Pada formal search, seseorang mempersiapkan waktu dan usaha
untuk menelusur informasi atau topik tertentu secara khusus sesuai
dengan kebutuhannya. Penelusuran ini bersifat formal karena
dilakukan dengan menggunakan metode-metode tertentu. Tujuan
penelusuran adalah untuk memperoleh informasi secara detail guna
memperoleh solusi atau keputusan dari sebuah permasalahan yang
dihadapi (Choo, Detlor, & Turnbull, 1999).
Perilaku penyebaran hoax melalui internet sangat dipengaruhi oleh pembuat
berita baik itu individu maupun berkelompok, dari yang berpendidikan rendah
sampai yang tinggi, dan terstruktur rapi. (Lazonder, Biemans, & Wopereis,
2000) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara seseorang yang memiliki
keahlian khusus dalam menggunakan search engine dengan orang yang masih
baru atau awam dalam menggunakan search engine. Mereka dibedakan oleh
pengalaman yang dimiliki. Individu yang memiliki pengalaman lebih banyak
dalam memanfaatkan search engine, akan cenderung lebih sistematis dalam
melakukan penelusuran dibandingkan dengan yang masih minim pengalaman
(novice).
Berita hoax semakin sulit dibendung walaupun sampai dengan 2016
pemerintah telah memblokir 700 ribu situs, namun setiap harinya pula berita
hoax terus bermunculan. Pada Januari 2017 pemerintah melakukan
pemblokiran terhadap 11 situs yang mengandung konten negatif, namun kasus
pemblokiran tersebut tidak sampai menyentuh meja hijau. Beberapa kasus di
indonesia terkait berita hoax telah memakan korban, salah satunya berita hoax
akan penculikan anak yang telah tersebar di beberapa media sosial dan
menyebabkan orang semakin waspada terhadap orang asing.
B. Sikap Pemerintah dalam Melawan Hoax
Sudah berbagai langkah dilakukan oleh pemerintah dalam memerangi hoax.
Beberapa pasal yang siap ditimpakan kepada penyebar hoax tersebut antara
lain, KUHP, Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Tidak hanya itu, penyebar berita
hoax juga dapat dikenakan pasal terkait ujaran kebencian dan yang telah diatur
dalam KUHP dan UU lain di luar KUHP.
Dari hukum yang dibuat oleh pemerintah, jumlah penyebar hoax semakin
besar tidak berbanding lurus dengan jumlah persidangan yang seharusnya juga
besar. Dengan masih belum mampu menjerat beberapa pelaku hoax, sangat
disayangkan pemerintah hanya melakukan pemblokiran terhadap situs-situs
hoax. Sementara si pembuat berita hoax masih dapat terus berproduksi
melakukan ancaman dan memperluas ruang gerak.
Pembatasan media sosial pun pernah dilakukan sebagai sikap pemerintah
dalam menghadapi hoax. Dalam hal ini pemerintah mempersempit layanan
mengirim file berbentuk foto dan video, terutama di aplikasi Whatsapp. Hal itu
dilakukan karena pemerintah menganggap Whatsapp merupakan aplikasi
media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat, foto dan video pun
cukup mudah memancing emosi dan kedua hal itu amat mudah untuk
direkayasa.
C. Peran Media dan Masyarakat dalam Melawan Hoax
Beberapa waktu yang lalu mengemuka gagasan menerbitkan QR Code di
setiap produk jurnalistik (berita dan artikel) yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi validitas sebuah informasi. QR Code yang disertakan di
setiap tulisan akan memuat informasi mengenai sumber berita, penulis, hingga
perusahaan media yang menerbitkan tulisan tersebut sehingga suatu tulisan
dapat dilacak hingga hulunya.
Semakin berkembangnya hoax di masyarakat juga mendorong beberapa
pihak dalam mulai melawan penyebaran hoax. Sejak tahun 2016 lalu,
Facebook mulai memperkenalkan fitur yang memungkinkan
sebuah link artikel yang dibagi melalui Facebook akan diberi

Gambar 1. Fitur dispute dalam Facebook (Chordhry, 2017)


tanda Dispute (ditentang) bagi artikel-artikel yang ditengarai menyebarkan
informasi yang dapat diragukan kebenarannya, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1.
Aplikasi pesan instan populer seperti Line juga mulai memerangi hoax
dengan aktif menyebarkan informasi melalui Line New manakala suatu hoax
mulai ramai di tengah masyarakat.
Selain platform sosial media tersebut, masyarakat juga mulai menggagas
program Turn Back Hoax, dimana suatu informasi hoax akan diidentifikasi dan
dipublikasi mengenai kebenarannya melalui berbagai media, diantaranya grup
Facebook dan melalui website Turn Back Hoax sendiri.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Media sosial merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi yang
semakin modern ini. Banyak dampak positif yang dapat diperoleh dari
perkembangan teknologi ini. Namun berbagai dampak negatif pun turut hadir
melengkapi perkembangan teknologi modern tersebut. Hoax merupakan salah
satu akibat yang turut hadir dalam perkembangan teknologi modern saat ini.
Dengan adanya media sosial, hoax pun akan lebih cepat menyebar karena
mudah dan sederhananya penggunaan dan penyebaran informasi melalui media
sosial.
B. Saran
Kita sebagai netizen (warga internet) harus lebih fasih dalam menseleksi
berita mana yang harus dipercaya. Karena tidak semua berita yang terpampang
di internet, adalah berita yang real. Oleh karena itu, sebelum kita mempercayai
sebuah berita sebaiknya kita harus mencari referensi berupa berita serupa dari
situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat
berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan
kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis
berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Humas dan Protokol. Pengertian Hoax dan Ciri-Cirinya.


https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengertian-hoax-dan-ciri-cirinya-41.
Diakses pada 21 September 2019

Aris Kurniawan. Pengertian Media Sosial – Sejarah, Fungsi, Peran, Jenis, Ciri,
Pertumbuhan, Dampak, Para Ahli. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-media-
sosial/. Di akses pada 21 September 2019

Penulis: Abner, Khaidir, Mohammad Ridho Abdillah, Rizky Bimantoro, Weiby Reinaldy.
PENYALAHGUNAAN INFORMASI/BERITA HOAX DI MEDIA SOSIAL.
https://mti.binus.ac.id/2017/07/03/penyalahgunaan-informasiberita-hoax-di-media-
sosial/. Di akses pada 21 September 2019

Anda mungkin juga menyukai