Anda di halaman 1dari 16

 

ANALISIS ISU GLOBAL


HOAX 
GOLONGAN III ANGKATAN III KELOMPOK II
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Salma ST Zakiah, ST (ketua kelompok)


Kusmetia, ST
Dea Insani Ramadhan, ST
Clara Anggiani, S.S.T.Ars
Mutia Mirna Herliani, SH
Nadia Rachmawati Aritya Putri, ST
OUTLINE
1. Perkenalan
2. Pendahuluan ( Latar Belakang, fokus pada tema)
3. Analisa dan Tabel Alternatif Pemecahan Masalah)
4. Penutup
PENDAHULUAN
• mengatakan bahwa hoaks memanfaatkan masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan atau awam
dalam mengelola informasi. Maraknya hoaks mendorong Masyarakat Telematika (Mastel) melakukan
survei di tahun 2017 yang mengungkapkan bahwa dari 1.146 responden, 44,3% menerima hoaks setiap
hari. Sedangkan 17,2% menerima lebih dari satu kali dalam sehari.

• Hoaks yang beredar di masyarakat juga datang dari media massa yang semestinya bisa menjadi acuan
untuk menangkal penyebaran hoaks. Kini hoaks tersebar juga melalui situs web (34,90%), Whatsapp,
Line, Telegram (62,80%), Facebook, Twitter, Instagram, dan Path (92,40%).

• Pengertian Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat
dipertangung jawabkan atau bohong atau palsu, baik dari segi
sumber maupun isi.
• Pelaku hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif.
• Pelaku aktif melakukan atau menyebarkan berita palsu secara aktif membuat berita palsu
dan sengaja menyebarkan informasi yang salah mengenai suatu hal kepada publik.
• pelaku pasif adalah individu atau kelompok yang secara tidak sengaja menyebarkan berita
palsu tanpa memahami isi atau terlibat dalam pembuatannya.

• ciri-ciri hoax adalah


• mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan
• sumber berita tidak jelas
• Berita berupa foto dan video yang merupakan rekayasa
• Seringkali mengandung unsur politik atau sara
• Berita menggunakan kalimat-kalimat profokatif
https://eppid.kominfo.go.id/storage/uploads/
2_31__Juli_2021_-_Isu_Hoaks_Bulanan.pdf
Dalam satu bulan Juli
2021, penyebaran isu
hoax mencapai 191
isu
Peraturan UU tentang HOAX
• Pelaku Penyebar HOAX dapat terancam Pasal 28 ayat 1 UU Informasi
dan Transaksi Elektronik (ITE).
• Setiap orang yang dengan sengaja dan atau tanpa sengaja
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, ancamannya bisa
terkena pidana maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 1
Miliar.
UU NO 11 TAHUN 2018 ITE
• Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
kebohongan dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam transaksi elektonik
• Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA)
IDENTIFIKASI BERITA HOAX
https://www.kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/
0/sorotan_media

1. Hati-hati dengan judul provokatif


• Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif,
misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya
pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar
menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
• 
• Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul provokatif,
sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs
online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda.
Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa
memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
• 2. Cermati alamat situs
• Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link,
cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang
belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan
domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
• 
• Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di
Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita.
• 
• Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak
sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang
berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.
• 3. Periksa fakta
• erhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari
institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya
apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.
• Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber,
pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
• 
• Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat
berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan
kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari
penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
• 4. Cek keaslian foto
• Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks
yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto
atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto
untuk memprovokasi pembaca.
• 
• Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan
mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke
kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan
gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa
dibandingkan.
• 5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax
• Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti
hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH),
Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian
Hoaxes, dan Grup Sekoci.
• 
• Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu
informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat
klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota
bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya
crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.
Analisa dan Alternatif Pemecahan Masalah

Analisis Metode USG


• Urgensi: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti
• Seriousness: seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan
• Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera
Analisis Metode USG
• Urgensi: hoax merupakan isu yang sangat mendesak untuk
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
• Seriousness: hoax merupakan isu yang sangat serius untuk
dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan
• Growth: hoax merupakan isu yang dapat menyebabkan
semakin memburuknya keadaan jika tidak ditangani segera
Analisa dan Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
• Evaluasi sumber informasi (modul smart asn 178)
• Dapatkan Berita dari Sumber Berita
• Bedakan Opini dengan Fakta
• Menegakkan hukum untuk pelaku penyebaran hoax
PENUTUP
• Berita hoax merupakan berita yang dibuat untuk tujuan tertentu. Berita hoax
membawa dampak yang luas dan besar serta dapat menimbulkan perselisihan,
keributan, dan menyebarkan kebencian.
• Penyebaran hoax dapat dilakukan dengan mudah melalui internet berupa situs
online, media social, chatting dan aplikasi lainnya
• Kita sebagai generasi muda dapat mengambil peran dalam mengurangi
penyebaran isu hoax di masyarakat antara lain
1. melakukan Sosialisasi penggunaan website resmi pemerintah untuk mencari informasi
yang benar
2. membantu mengembangkan budaya mengoreksi berita yang tidak benar yang
berseliweran di masyarakat
3. Melaporkan berita hoax melalui sarana yang tersedia di masing-masing media

Anda mungkin juga menyukai