Anda di halaman 1dari 12

BAB : Mendesinfeksi

Mendesinfeksi adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman-


kuman patogen dan apatogen, tetapi tidak termasuk sporanya pada peralatan
perawatan dan kedokteran atau permukaan jaringan tubuh dengan menggunakan
bahan desinfektan atau dengan cara mencuci, mengoleskan, merendam dan
menjemur. Pengertian Mendesinfeksi alat menurut Kusyati Erni, NS 2004, yaitu
Suatu tindakan membunuh kuman pathogen dan apatogen, tetapi tidak
termasuk sporanya pada peralatan keperawatan dan kedokteran.

Cara untuk melakukan pensterilan alat-alat kesehatan secara umum


misalnya dengan cara pemisahan dan perendaman menurut bersih dan kotornya
dengan mencampurkan cairan lisol 2% dalam 3 liter air selama 24 jam untuk
mencegah terjadinya penularan, Sedangkan peralatan lainnya di rendam dengan
lisol 2% dalam 3 liter air selama 2 jam untuk peralatan yang tercemar penyakit
menular. Desinfektan adalah bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi
mikroorganisme.

A. Tujuan Mendesinfeksi
mencegah terjadinya infeksi silang dan memelihara peralatan dalam keadaan
siap pakai.
B. Macam-Macam Desinfeksi
1. Desinfeksi dengan cara mencuci.
a. Cuci tangan dan bersihkan dengan sabun atau basahi dengan alkohol
70%.
b. Cuci luka khususnya luka kotor dengan betadine.
c. Cuci kulit atau jaringan tubuh yang dioperasi dengan larutan iodium
tinktur 3% dan dilanjutkan dengan alkohol.
d. Cuci vulva dengan larutan sublimat 1 : 1000 atau PK 1 : 1000

2. Desinfeksi dengan cara mengoleskan.


a. Oleskan mercurochroom pada luka.
b. Oleskan alkohol 70% dan betadine pada luka bekas jahitan.

3. Desinfeksi dengan cara merendam.


a. Rendam tangan dalam larutan lisol 0, 5%.
b. Merendam peralatan perawatan atau kedokteran setelah dipakai
dalam larutan lisol 3% - 5% sekurang-kurangnya 2 jam.
c. Rendam alat tenun setelah dipakai oleh pasien penyakit menular
dalam larutan lisol 3% -5% sekurang-kurangnya 24 jam.

4. Desinfeksi dengan cara menjemur dibawah sinar matahari.


a. Jemur kasur, bantal dan tempat tidur sekurang-kurangnya 2 jam
setiap permukaan.
b. Jemur peralatan perawatan, misalnya urinal dan pispot.
A. MEMBUAT LARUTAN DESINFEKTAN
1. Larutan Lisol dan kreolin
Lisol 0,5% : Mencuci tangan.
Lisol 1% : Desinfektan peralatan perawatan/kedokteran.
Lisol 2-3% : Merendam peralatan yang digunakan pasien penyakit
menular selama 24 jam.
Kreolin 0,5% : Mendesinfeksi lantai.
Kreolin 2% : Mendesinfeksi lantai kamar mandi/WC/spul bak.

a. Persiapan Alat
1)Larutan Lysol
2)Gelas ukur.
3)Ember berisi air.
4)Ember/baskom.
5)Kreolin.

a. prosedur Pelaksanaan.
1) Membuat larutan Lysol atau kreolin 0,5% dengn mencampurkan
5 cc Lysol atau kreolin kedalam 1 liter air.
2) Membuat larutan Lysol atau kreolin 2% atau 3% dengan
mencampurkan 20 cc sampai 30 cc lysol atau kreolin ke dalam
1 liter air.
2. Larutan sabun
a. Kegunaan
Mencuci tangan dan peralatan seperti alat tenun, logam, kaca,
karet/plastik, kayu bercat dan yang berlapis formika.
b. Persiapan Alat
1) Sabun padat, sabun krim atau sabun cair.
2) Gelas ukur/spuit.
3) Timbangan (jika ada).
4) Pisau atau sendok makan.
5) Alat pengaduk.
6) Air panas /hangat dalam tempatnya.
7) Ember/baskom.

c. Prosedur Pelaksanaan
1) Membuat larutan dari sabun padat atau krim. Masukan
sabun padat sekurang-kurangnya 4 gr ke dalam ember
berisi air panas atau hangat.
2) Membuat larutan dari sabun cair. Campurkan 3 cc sabun
air ke dalam ember berisi 1 liter air hangat kemudian di
aduk sampai rata.

3. Cara membuat larutan savlon


a. Kegunaan
1) 0,5% : mencuci tangan.
2) Savlon 1% : merendam peralatan perawatan atau
kedokteran.
b. Persiapan Alat
1) Savlon.
2) Gelas ukur.
3) Ember atau baskom.
4) Ember berisi air secukupnya.

c. Prosedur Pelaksanaan.
1) Membuat larutan savlon 0,5%. Campurkan 5 cc savlon
ke dalam 1 liter air.
2) Membuat larutan savlon 1%.Campurkan 10 cc savlon
kedalam 1 liter air.

B. PENGOLAHAN ALAT DAN BAHAN TERKONTAMINASI


1. Mendesinfeksi alat-alat karet/plastik
a. Persiapan alat
1) Sarung Tangan untuk mencegah terjadinya
mikroorganisme.
2) Desinfektan (Lisol dan Bensin). Menghilangkan kuman-
kuman yang menempel pada alat kesehatan dan
membersihkan bekas plester.
3) Peralatan yang akan dibersihkan.
4) Sikat halus, lap kering, kain, kasa, lidi kapas dan
spuit.Untuk menyedot dan mengorek kotoran.
5) Baskom berisi larutan sabun. Menghilangkan kuman-
kuman.
6) Baskom berisi air bersih. Membilas peralatan.
7) Tromol. Untuk menyimpan peralatan yang sudah
dibersihkan.

b. Langkah-langkah
1) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan. Mencegah
terjadinya infeksi dan penularan mikroorganisme.
2) Memisahakan alat-alat yang tercemar penyakit menular
terlebih dahulu dan direndam dengan lisol 2% dalam 3
liter air selama 24 jam. Mencegah tejadinya penularan.
3) Peralatan yang lainnya direndam dengan lisol 2% dalam
3 liter air selama 24 jam. Mencegah terjadinya
penularan dengan peralatan lainnya (alat-alat yang
tercemar penyakit menular).
4) bagian dalam peralatan dengan lidi kapas, menyedot
dan mengorek kotoran.
5) Bagian luar peralatan dibersihkan dengan sikat halus
dan kassa. Menghilangkan kotoran yang menempel pada
bagian luar.
6) sarung tangan cara membersihkan dengan mengucek dan
membalikkan sedangkan kateter dan peralatan lainnya
mengeluarkan kotoran bagian dalam kanulnya dan
bagian dalam peralatan lain dengan cara menyedot dan
mengorek dengan menggunakan spuit dan lidi kapas.
7) Kemudian pindahkan kedalam air sabun dan diamkan
selama 5-10 menit, kemudian bilas dengan air bersih.
8) dibilas, sarung tangan dan kateter dikeringkan dengan
cara menjemur dan peralatan lainnya dikeringkan
dengan lap kering dan masukkan kedalam tromol,
peralatan tetap bersih, steril dan siap pakai.
9) Membuka sarung tangan dan mencuci tangan.
Mencegah terjadinya infeksi silang dan mengurangi
transmisi mikroorganisme.

2. Mendesinfeksi alat-alat dari kaca atau logam


( gelas, piala ginjal tabung reaksi, gunting, pinset, pisau operasi ).
a. persiapan Alat
1) Sarung tangan. Mencegah terjadinya mikroorganisme.
2) Larutan desinfektan. Menghilangkan kuman-kuman
yang menempel pada alat-alat kesehatan.
3) Peralatan yang akan dibersihkan.
4) Sikat halus, lap kering, kain kassa, lidi kapas, spuit.
Menyedot atau mengorek kuman-kuman.
5) Baskom berisi air bersih. Membilas peralatan.
6) Jam tangan. Mengetahui waktu untuk merendam
peralatan.
7) Tromol. Untuk menyimpan peralatan yang sudah
dibersihkan.
8) Alat tulis. Untuk mencatat hasil dokumentasi.

b. Langkah-langkah
1) Mencuci tangan. Mencegah terjadinya infeksi dan
penularan mikroorganisme.
2) alat-alat yang tercemar penyakit menular terlebih
dahulu dan direndam dengan lisol 2% dalam 3 liter air
selama 24 jam. Mencegah tejadinya infeksi penularan.
3) Peralatan yang lain direndam dengan lisol 2% dalam 3
liter air selama 2 jam. Mencegah terjadinya penularan
dengan peralatan lainnya.
4) Bersihkan bagian dalam peralatan dengan lidi kapas dan
sikat halus, mengorek kotoran yang terdapat pada bagian
dalam alat.
5) Bagian luar peralatan dibersihkan dengan sikat halus dan
kassa. Menghilangkan kotoran yang menempel pada
bagian luar.
6) Membersihkan peralatan dengan cara mengeluarkan
kotoran dari dalam keluar.
7) Kemudian pindahkan kedalam air sabun dan bilas
hingga bersih.
8) Setelah dibilas, peralatan dikeringkan dengan lap kering
dan masukkan kedalam tromol. peralatan tetap bersih,
steril dan siap pakai.
9) Membuka sarung tangan dan mencuci tangan.
Mencegah terjadinya infeksi silang dan mengurangi
transmisi mikroorganisme.

BAB : MENSTERILISASI

Mensterilisasi adalah suatu tindakan membunuh kuman pathogen dan


apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia.
A. Jenis-jenis peralatan yang dapat disterilisasikan
1. Peralatan yang terbuat dari logam. Misalnya pinset, gunting dan
speculum.
2. Peralatan yang terbuat dari kaca. Misalnya spuit dan tabung kimia.
3. Peralatan yang terbuat dari karet.
4. Misalnya kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung dan drain.
5. Peralatan yang terbuat dari ebonite. Misalnya canul rectum dan canul
trakea
6. Peralatan yang terbuat dari email. Misalnya bengkok dan baskom
7. Peralatan yang terbuat dari porselen. Misalnya mangkok, piring dan
cangkir.
8.
9. Peralatan yang terbuat dari plastik. Misalnya slang infuse.
10. Peralatan yang terbuat dari tenun. Misalnya kain kassa, duk operasi,
sprei dan sarung bantal.
B. Penggunaan alat-alat sterilisasi
1. penggunaan Autoclaf
Uap air merupakan salah satu wujud fisik air, seperti halnya es
dan uap air sangat ideal dipergunakan karena bersifat tidak beracun
(non-toksik), mudah diperoleh dan mudah dikontrol. Suhu jenuh uap
air (100 ) pada tekanan 1 atmosfir ternyata masih kurang tinggi untuk
membunuh kuman yang resisten). Oleh karena itu, suhu jenuh uap
ditingkatkan dengan cara meningkatkan tekanannya. Dan hal ini dapat
dilakukan dalam wadah tertutup rapat sehingga dapat tercapai suhu
sterilisasi sampai 121 atau lebih.
2. Penggunaan sterilisasi rebusan
Sterilkan peralatan dengan cara merebusnya dalam air hingga
mendidih (100 ) dan tunggu 15-20 menit, misalnya peralatan dari
logam, kaca dan karet.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan pada sterilisasi
a. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
b. Peralatan harus bersih dan masih berfungsi.
c. Peralatan yang dibungkus harus diberi label yang jelas dengan
mencantumkan nama, jenis peralatan, tanggal dan jam yang
disterilkan.
d. Menyusun peralatan didalam sterilisator sehingga seluruh
bagian dapat disterilkan.
e. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan
harus tepat (Dihitung sejak peralatan disterilkan).
f. Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain
kedalam sterilisator sebelum pensterilan selesai.
g. Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus
dengan korentang steril.
h. Untuk mendinginkan peralatan steril, dilarang membuka
bungkusan maupun tutupannya.
i. Jika peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut
harus disterilkan kembali.

BAB : PENGAPLIKASIAN
Dalam penanganan pasien, petugas kesehatan dituntut bergerak cepat dan
tepat,. Waktu merupakan hal yang penting dalam menangani suatu penyakit.
Inilah yang terkadang membuat kita lupa menjaga keamanan pasien.Contoh
paling sering terjadi adalah cuci tangan.Kita lupa untuk mencuci tangan saat
berinteraksi dengan pasien tetapi kita ingat untuk cuci tangan setelah memegang
pasien. Untuk itu kita perlu mengaplikasikan segala ytindakan untuk mengaman
kan pasien bukan malah menambah bonus penyakit kepada mereka.

A. Cuci tangan
Cuci tangan merupakan hal dasar dalam melakukan semua
tindakan, ada 5 momen cuci tangan yaitu :
- Sebelum menyentuh pasien
- Setelah menyentuh pasien
- Terpapapr cairan tubuh
- Terkena lingkungan pasien
- Prosedur aseptor

Langkah langkah cuci tangan:

1. Basahi tangan dengan air yang mengalir.


2. Tuang sabun cuci tangan secukupnya.
3. Usapkan 2 telapak tangan.
4. Gosok punggung tangan.
5. Gosok selas sela tangan.
6. Kunci dan gosok tangan dengan posisi tangan seperti paduan suara.
7. Gosok ibujadi.
8. Gosok kuku dengan.
9. Bilas.
B. Kebersihan Alat kesehatan
Selain mencuci tangan, kebersihan alat alat yang yang kita gunakan
sering luput dalam pembersihan. Satu alat kesehatan dipakai kepada
beberapa orang tanpa adanya upaya desinfeksi. Ini dapat menimbulkan
penyakit baru kepada pasien,.
Karna kita perlu penanganan yang cepat. Kita perlu mendesinfeksi
alat alat tersebut dengan cepat. Sebelum menggunakan alat, usap alat
kesehatan dengan kapas alcohol agar dapat meminimalisasi resiko
penularan penyakit dari pasien ke pasien.

C. Pembersihan darah / cairan tubuh


Darah bisa menjadi media untuk hidup dan berkembang biak
berbagai macam penyakit. Beberapa penyakit serius seperti HIV / AIDS
menggunakan media darah sebagai alat penularan. Untuk itu kita harus
menangani darah dengan serius.

Cara membersihkan darah atau cairan tubuh

1. Persiapan: a. Persiapan alat


-Celemek
-Kacamata
-Masker
-Sarung tangan
-Tisu/ kertas merang/Koran bekas/kain bekas
-Penjepit
-Plastic medis
-Chlorine/ bayclin
-Sprayer
-Gelas ukur
-Lap bersih
-Papan tanda peringatan lantai basah
2. Pelaksanaan:

- Petugas menyiapkan dan memasang tanda peringatan


- Petugas memakai APD (masker, kacamata, celemek/apron)
- Petugas menyiapkan plastic kuning untuk limbah
- Tumpahan cairan tubuh (darah) diserap menggunakan kertas
merang/tissue hingga bersih dengan memakai penjepit. Jika tumpahan
sudah mengering maka disemprot dulu menggunakan cairan perhidrol
(H2O2) kemudian diserap menggunakan kertas merang.
- Kertas merang/tisu dimasukkan kedalam plastik kuning yang telah
disiapkan
- Bekas tumpahan cairan tubuh disemprotkan dengan menggunakan
larutan chlorine 0,5%*) dan di diamkan sampai 10 menit
- 10 menit kemudian angkat larutan chlorine dengan menggunakan lap
basah
- Masukkan lap basah ke dalam larutan air dan desinfektan (chlorin
0,5%)
- Ikat plastic berisi kertas kertas merang/tisu yang telah terkontaminasi,
masukkan ke dalam tempat sampah infeksius
- Buka sarung tangan, buang ke tempat sampah infeksius
- Lepaskan APD
- Masukkan APD ke kotak peralatan spill kit
- Kembalikan spill kit ke tempat penyimpanannya
- Mencuci tangan

*) cara membuat cairan chlorin 0,5%


10 tutup bayclin dilarutkan dengan air sampai volume 1 liter Larutan dapat
dipakai selama 24 jam. Lebih dari itu harus membuat larutan baru

Anda mungkin juga menyukai