Oleh:
SITI HIDAYATI BINTI HASHIM
C111 13 855
Pembimbing Residen :
dr. Mendila Purnamasari
Pembimbing Supervisor :
dr. Tommy Rubiyanto, Sp.B, Sp.BA
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Bedah
2
Penelitian terkait Hernia Inguinalis pada Bayi dan
Anak-anak
Rahul T, Mayur M, Manish P, Ajay J, Abhinav R, Rahul A,.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Abstrak
skrotal pada bayi dan anak-anak. Untuk manajemen yang efektif terhadap kasus ini
adalah penting untuk dipelajari pelbagai faktor seperti usia, jenis kelamin dan lainnya
yang terkait dengan kejadian hernia inguinalis pada bayi dan anak-anak.
Objektif : Mengkaji tentang epidemiologi, manajemen dan hasil akhir terkait hernia
Metode : Satu studi prospektif telah dilakukan pada bayi dan anak yang di diagnosa
dengan hernia inguinalis selama periode 18 bulan mulai dari bulan Februari 2015
sampai Juli 2016. Pasien yang dipilih dalam studi ini adalah dari kelompok neonatus
Hasil : Hernia inguinalis boleh terjadi pada sebarang usia, tetapi mayoritasnya adalah
sekitar usia 1 sampai 5 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dan
insidennya adalah lebih tinggi pada sisi kanan. Hampir semua kasus hernia inguinalis
pada bayi dan anak adalah tipe indirek, di mana ianya terjadi akibat paten prosesus
vaginalis kongenital.
Konklusi : Intervensi operasi dini seperti herniotomi inguinal adalah manajemen yang
3
PENDAHULUAN
bayi dan anak. Kebanyakannya adalah terkait abnormalitas dari penurunan testis dan
kegagalan obliterasi prosesus vaginalis. Dan di antara semua itu, anomali kongenital
yang paling sering adalah hernia inguinalis dan hidrokel. Insidens hernia inguinalis
adalah paling banyak pada bayi prematur. Meskipun begitu, kerana kemajuan terapi
terakir ini, tingkat survival bayi prematur ini juga meningkat dan sebagai hasilnya, ia
telah meningkatkan insiden kejadian hernia inguinalis dan hidrokel pada bayi dan anak.
Hernia inguinalis pada bayi dan anak sering di diagnosa oleh Spesialis Anak
dan Spesialis Bedah Anak hasil dari anamnesa (haloanamnesa dari orang tua) dan
pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi dan anak. Tujuan dilakukan pemeriksaan
adalah untuk mencari tahu keluhan terkait anomali. Apabila diagnosa sudah ditegakkan,
pembedahan tertutup pada paten prosesus vaginalis yaitu herniotomi inguinal akan
laparoscopic repair adalah tatalaksana yang sering dilakukan pada hernia inguinalis
usia dewasa, tetapi ia juga boleh dilakukan pada bayi dan anak. Dan beberapa ahli bedah
lebih suka melakukan perbaikan hernia inguinalis pada bayi dan anak menggunakan
Penelitian ini dilakukan adalah untuk mencari hubungan antara pelbagai faktor
seperti usia, jenis kelamin, maturitas, sisi hernia dan faktor lainnya terkait kejadian
hernia inguinalis pada bayi dan anak, mencari tahu anomali yang terkait dengan
kejadian hernia inguinalis, serta hasil akhir dari intervensi operasi yang telah dilakukan
pada pasien yang telah di diagnosa sebagai hernia inguinalis di rumah sakit peneliti.
4
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis studi adalah studi prospektif yang dilakukan di Departemen Bedah dan
Pusat Penelitian Rumah Sakit Index Medical College, Indore, India selama periode 18
bulan mulai dari bulan Februari 2015 sampai Juli 2016. Pasien bayi dan anak yang di
diagnosa sebagai hernia inguinalis dari usia neonatus sampai usia 14 tahun adalah
subjek di dalam penelitian ini. Total pasien yang ikut di dalam penelitian ini adalah
seramai 60 orang. Namun begitu, bayi dan anak yang sudah di diagnosa sebagai
Hernia inguinalis pada bayi dan anak dapat di diagnosa dengan cara melakukan
anamnesa terhadap orang tua pasien , diikuti dengan pemeriksaan fisis pada regio
inguino-scrotal pasien. Pasien akan di rawat inap di bangsal dan dilakukan pemeriksaan
dasar pada semua kasus berkaitan hernia inguinalis, dilakukan juga pemeriksaan khusus
seperti USG abdomen dan USG regio inguino-scrotal pada beberapa kasus.
Setelah dilakukan penilaian pra operatif dan pra anestesi, kesemua pasien akan
dioperasi untuk dilakukan perbaikan pada defek yang diderita. Sebelum operasi,
blok kaudal/ bius spinal. Kemudian operasi herniotomi inguinal dijalankan, ada yang
menggunakan metode Mitchell Bank’s yaitu pada pasien yang berusia di bawah satu
tahun (herniotomi yang dilakukan tanpa membuka aponeuresis oblik eksterna), dan ada
yang dilakukan menggunakan teknik Fergusson’s yaitu pada pasien yang berusia di atas
dari satu tahun (herniotomi yang dilakukan setelah membuka aponeuresis oblik
eksterna).
5
Selepas pasien dibolehkan pulang, mereka diminta kembali lagi ke rumah sakit
setelah itu untuk di evaluasi dengan cara dilakukan operasi OPD (outpatient
department).
Tabel 1. Distribusi kasus menurut usia, jenis kelamin, sisi hernia, maturitas
kasus
Perempuan 7 11.7 %
Kiri 17 28.3 %
Bilateral 6 10.0 %
preterm 4 6.7 %
inguinal
6
Hipospadia 2 3.3 %
1. Usia
Penelitian ini telah dilakukan pada pasien usia neonatus sampai yang
kurang dari usia 1 tahun, usia 1 sampai 5 tahun, usia 5 sampai 10 tahun, dan
usia lebih dari 10 tahun. Insiden tertinggi telah didapatkan pada pasien berusia
1 sampai 5 tahun (53.3%). Dan pasien yang paling muda dalam penelitian ini
dilakukan oleh Ravikumar dkk dan Jadhav dkk, di mana didapatkan insiden
tertinggi adalah pada pasien berusia 1 sampai 5 tahun yaitu sebesar 52 % dan
juga melaporkan bahwa insiden tertinggi adalah pada pasien berusia 3 sampai 7
menemukan bahwa 1 dari 3 pasien yang ikut di dalam penelitian yang dilakukan
2. Jenis kelamin
sebanyak 53 orang dan hanya 7 orang saja pasien anak-anak perempuan. Justeru
ini menjadikan rasio anak laki-laki dibanding anak perempuan adalah sebesar
7.5:1. Dan di dalam penelitian yang lain, dikatakan juga rasio pasien anak laki-
laki adalah lebih besar dibanding pasien anak perempuan kira-kira sebesar 7:1
7
sampai 11.5:1. Secara rinciannya, jumlah sebesar 7:1 adalah dilaporkan oleh
Grossfeld dkk, Poenarau sebesar 6:1, Ravikumar dkk sebesar 9:1, dan Jadhav
3. Sisi hernia
inguinalis adalah pada sisi sebelah kanan (61.7%). 28.3 % sisanya adalah di sisi
sebelah kiri dan sekitar 10 % pada kedua sisi. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jadhav dkk dan Ravikumar dkk di mana
ditemukan insiden kejadian hernia inguinalis sisi sebelah kanan adalah sebesar
Selanjutnya Rowe dkk dan Grossfeld dkk juga melaporkan hal yang sama yaitu
insiden tertinggi pada kasus hernia inguinalis adalah pada sisi sebelah kanan.
4. Maturitas
28 minggu, sementara sisanya adalah bayi cukup bulan. Jadhav dkk telah
juga Ravikumar dkk di mana jumlah pasien bayi prematur adalah sebesar 30 %.
Dalam penelitian yang lain juga menunjukkan bahwa sebesar 3.5 % sampai 5
% kejadian hernia inguinalis telah didapatkan pada bayi cukup bulan dan sekitar
tidak undensensus testis yang ditemukan pada 3 pasien (5%) di mana 2 dari
8
Orkidopeksi telah dilakukan bersama-sama dengan herniotomi inguinal dalam
penelitian yang dilakukan oleh Scorer dkk di mana dia juga telah menemukan
testis yaitu sebesar 30.3 % dan 3.4 % pada masing-masing bayi prematur dan
bayi matur. Dan menurut Witherington dkk, paten prosesus vaginalis disertai
kasus (6.7 %). Namun, tidak dilakukan sebarang intervensi operasi kerana rata-
rata pasien adalah berusia di bawah 3 tahun pada saat mau dilakukan operasi
kemih bersama-sama dengan hernia inguinalis ini, maka intervensi operasi telah
jenis kelamin. Dan hasilnya tidak ada abnormalitas yang ditemukan pada semua
pasien tersebut. Namun pada saat operasi dilakukan, ternyata ditemukan ovari
Selain itu, pada pada penelitian ini juga telah ditemukan 2 orang pasien
dilakukan reduksi manual pada pasien tersebut, dan dilakukan juga operasi
9
perbaikan 48 jam setelah itu. Menurut Rowe dkk, mereka lebih menyarankan
operasi elektif pada beberapa kasus setelah dilakukan reduksi manual kerana
Dan di dalam penelitian ini, peneliti tidak menemukan sama sekali kasus
hernia direk. Dikatakan bahwa kasus hernia direk jarang terjadi pada bayi dan
anak, dan hanya mencakup 0.5 % dari keseluruhan kasus hernia selangkangan.
Hanya didapatkan satu pasien anak laki-laki saja di dalam penelitian ini yang
kerana hernia tipe ini adalah jarang pada pasien usia anak-anak, tetapi sering
saja didapatkan pada pasien bayi perempuan. Menurut Grossfeld dkk, mereka
telah menemukan ovari dan tuba fallopi sekitar 15 % pada kasus hernia yang
ini yang menderita hernia bilateral saat operasi dijalankan. Tetapi peneliti tidak
tanda dan gejala klinis dari pasien yang menunjukkan adanya hernia inguinalis
pada sisi yang berlawanan. Dari semua kasus yang ditanggani, didapatkan 3
orang pasien (5 %) menderita komplikasi dari operasi berupa infeksi pada luka
evaluasi dalam penelitian ini dimulai dari bulan ketiga setelah dilakukan
intervensi sampai dengan satu tahun dan dinyatakan tidak ada kejadian
10
KONKLUSI
inguino scrotal kongenital pada bayi dan anak. Kejadian ini lebih sering
didapatkan pada anak laki-laki dan insidennya lebih sering di sisi bagian kanan.
Ditambah pula kejadiannya bisa muncul di usia berapa pun, tetapi mayoritasnya
paling tinggi hernia inguinalis ini adalah pada bayi prematur dan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR). Hampir kesemua kasus hernia inguinalis pada
bayi dan anak adalah tipe indirek, di mana ianya muncul akibat paten prosesus
vaginalis kongenital. Dan apabila keadaan ini muncul, ia tidak akan membaik
secara spontan, maka intervensi operasi seperti herniotomi inguinal adalah yang
disarankan bagi menanggani masalah ini. Meskipun begitu, tindakan ini masih
11
REFERENSI
4. Okunribido O. Ladipo J.K. and Ajao O.G. “Inguinal hernia in paediatric age
group, Ibadan experience”, East Afr. Med.J.,1992; 69 (6) : 347-348
8. Groff D, Nagaraj HS, Pietsch JB. Inguinal hernias inpremature in¬fants who
were operated on before their discharge from the neonatal intensive care unit.
Arch Surgery.1985; 120: 962.
12
9. Grosfeld JL, Minnick K, Shedd F, West KW, Rescorla FJ, Vane DW. Inguinal
hernia in children: the factors which affected the recurrence in 62 cases. Journal
of Paed Surgery. 1991; 283 – 87.
10. Rowe MI, Lloyd DA et al., Inguinal Hernia in Pediatric Surgery. Year Book
Medical Publishers. 4th edn. 1968.
11. Grosfeld et al., Inguinal hernia in children – the factors which affected the
recurrence in 62 cases. Journal of Paed Surgery. 1991; 265 - 83.
12. Scorer CG, Farrington GH. Congenital deformities of the testis and the
epididymis. Butterworth. London: 1971; 15-102.
14. Rescorla FJ, Grosfeld JL. Inguinal hernia repair in the perinatal pe¬riod and in
early infancy: the clinical considerations. J Pediatric Surg. 1984; 19(6):832.
15. Holder TM, Ashcraft KW. Groin hernias and hydroceles. Pediatric Surgery.
Philadelphia: WB Saunders Co. 1980;594-608.
13