OLEH:
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Letak lintang (Trasverse Lie ) adalah suatu keadaan dimana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada satu sisi yang satu sedangkan bokong berada pada
sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada PAP. Grenhi menyebutkan angka kejadiannya 0.3
% dan Holland 0,5-0,6 % dari kehamilan
Pada letak lintang tubuh bayi memanjang tubuh kira-kira tegak lurus dengan
sumbu memanjang tubuh ibu. Bila sumbu memanjang tersebut membentuk sudut
lancip adalah letak lintang obliq (Cuningham,2013).
Letak lintang pada kehamilan yang bertahan sampai pada kelahiran berhubungan
dengan komplikasi serius seperti rupture uteri dan prolaps tali pusat selama
persalinan. Oleh karena itu jika terdeteksi kehamilan letak lintang setelah USG maka
perlu dilakukan pemantauan letak sampai dengan proses kelahiran. Menurut African
Journal of reproductive health maret tahun 2010 berjudul longitudinal evaluation of
fetal transverse lie using ultrasonography dilakukan pemantauan longitudinal
menggunakan USG yang dilakukan dari January 2004 sampai Agustus 2004 di
Federal medical science, Lokoja.Nigeria menghasilkan faktor predisposisi yang
tertera di tabel berikut ini.
Letak lintang (Trasverse Lie ) adalah suatu keadaan dimana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada satu sisi yang satu sedangkan bokong berada pada
sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada PAP. Grenhi menyebutkan angka kejadiannya 0.3
% dan Holland 0,5-0,6 % dari kehamilan. Dari hasil dari penelitian diatas dijabarkan
bahwa predisposisi letak transverse pada usia kehamilan adalah plasenta previa
dengan persentase 5,55, disusul oleh uterine fibroid 2,7% dan ectopic kidney 0,7%
serta temuan normal dalam hasil usg sebagi sisanya. Didalam jurnal dikatakan bahwa
plasenta previa,massa segmen bawah uterus, multiparitas, kelainan congenital
rahim,dan ektopik kidney potensial meningkatkan resiko letak lintang yang persisten.
sebagian besar pasien letak lintang adalah multipara 16 wanita (72.7%) sementara itu
6 wanita (27.3%) adalah primipara.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Levano JK, Bloom LS, Hauth JC,GilstrapIII LC, Wenstrom
KP. WilliamsObstetrics, 22nd edition USA. Mcgrawhill companies, 2013; 511-
512.