Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

FAKTOR YANG MEMENGARUHI TERJADINYA LETAK OBLIQUE

MATA KULIAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI TERKINI

OLEH:

KELOMPOK V (S2 KEBIDANAN)

1. Nur Eva Aristina (131020130515)


2. Sri Handayani (131020130528)
3. Nispi Yulyana (131020130532)
4. Intan Gumilang Pratiwi (131020130535)
5. Fanny Seleky (131020130537)
6. Nur Rahmawati Sholihah (131020130550)

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Alhamdulillah dan puji syukur ke hadirat Allah SWT


atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok mampu
menyelesaikan tugas mata kuliah obstetri dan ginekologi terkini. Dalam penyusunan
makalah ini penulis mendapat bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak, oleh karena itu dalam kesempatan kali ini kelompok untuk menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr.Farid, dr., Ir., SpOG(K)., M.Kes., MH.Kes selaku Ketua Program Studi S2
Kebidanan
2. Prof. Dr. Firman F. Wirakusumah, dr., SpOG (K) selaku pengampu mata kuliah
obstetri dan ginekologi terkini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang diberikan mendapat imbalan dan diterima
oleh Allah SWT. ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kelompok
pada khususnya.

Bandung, April 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………2

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
Letak lintang merupakan keadaan berbahaya karena besarnya kemungkinan risiko
faktor kegawatdaruratan baik pada ibu maupun pada bayi.
Letak lintang mudah didiagnosis dalam kehamilan dari bentuk uterus, terlihat
melebar, lebih menonjol ke salah satu bagian abdomen, dengan TFU rendah. Palpasi
akan teraba kepala janin pada salah satu sisi dan bokong pada sisi yang lain, tetapi
tidak ada bagian presentasi yang berada di pelvis. Pada palpasi kepala janin atau
bokong ditemukan di salah satu bagian fossa iliaca. USG dapat digunakan untuk
memastikan dignosis untuk mendeteteksi kemungkinan penyebab.
Insidensi letak lintang yang terdeteksi pada awal kehamilan dilaporkan 6-22%.
Pada penelitian yang dilakukan RSUP Dr.Pirngadi,Medan dilaporkan angka kejadian
letak lintang sebesar 0,6%, RS Hasan Sadikin Bandung 1,9%,RSUP Dr.Cipto
Mangun Kusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12.827 persalinan.
Bila persalinan letak lintang dibiarkan tanpa pertolongan akan dapat
menyebabkan kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan
infeksi berakibat fatal bagi ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus umbilikus,
asfiksia hingga berlanjut pada kematian janin.Banyak faktor yang mempengaruhi
kejadian letak oblique pada kehamilan. Di dalam makalah ini akan dibahas factor-
faktor yang memengaruhi letak oblique.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang


mempengaruhi kejadian letak obliq (transverse)
BAB II
PEMBAHASAN

Letak lintang (Trasverse Lie ) adalah suatu keadaan dimana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada satu sisi yang satu sedangkan bokong berada pada
sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada PAP. Grenhi menyebutkan angka kejadiannya 0.3
% dan Holland 0,5-0,6 % dari kehamilan
Pada letak lintang tubuh bayi memanjang tubuh kira-kira tegak lurus dengan
sumbu memanjang tubuh ibu. Bila sumbu memanjang tersebut membentuk sudut
lancip adalah letak lintang obliq (Cuningham,2013).
Letak lintang pada kehamilan yang bertahan sampai pada kelahiran berhubungan
dengan komplikasi serius seperti rupture uteri dan prolaps tali pusat selama
persalinan. Oleh karena itu jika terdeteksi kehamilan letak lintang setelah USG maka
perlu dilakukan pemantauan letak sampai dengan proses kelahiran. Menurut African
Journal of reproductive health maret tahun 2010 berjudul longitudinal evaluation of
fetal transverse lie using ultrasonography dilakukan pemantauan longitudinal
menggunakan USG yang dilakukan dari January 2004 sampai Agustus 2004 di
Federal medical science, Lokoja.Nigeria menghasilkan faktor predisposisi yang
tertera di tabel berikut ini.

Causes 20-24 weeks 37-40 weeks


Frequency Percentage (%) Frequency Percentage (%)
Ectopic kidney 1 0,7 1 0,7
Uterine fibroid 4 2,7 4 2,7
Plasenta previa 15 10,3 8 5,5
Normal finding 126 86,3 133 91,1
TOTAL 146 100 146 100
Dari hasil dari penelitian diatas dijabarkan bahwa predisposisi letak transverse
pada usia kehamilan adalah plasenta previa dengan persentase 5,55, disusul oleh
uterine fibroid 2,7% dan ectopic kidney 0,7% serta temuan normal dalam hasil usg
sebagi sisanya. Didalam jurnal dikatakan bahwa plasenta previa,massa segmen bawah
uterus, multiparitas, kelainan congenital rahim,dan ektopik kidney potensial
meningkatkan resiko letak lintang yang persisten. Namun didalam studi ini
ditemukan bahwa plasenta previa menyumbangkan faktor terbesar penyebab letak
lintang. Fried at al juga mengatakan bahwa faktor predisposisi yang paling umum
sebanyak 35,7% adalah plasenta previa.
Factor selanjutnya adalah uterine fibroid. Fibroid atau uterine fibroid adalah
tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim. Mereka terbentuk dari sel-sel yang
membentuk otot dinding rahim. Dalam jurnal tersebut uterine fibroid
menyumbangkan 18,2% faktor penyebab letak lintang.
Factor yang ditemukan selanjutnya adalah ektopik kidney atau ginjal ektopik
yaitu kelainan bawaan pada saluran urogenital dimana posisi ginjal berada dalam
posisis tidak normal. Namun ini hanya ditemukan 0,7%.
Dalam jurnal juga dijelaskan bahwa sebagian besar pasien letak lintang adalah
multipara 16 wanita (72.7%) sementara itu 6 wanita (27.3%) adalah primipara. Actor
ini dikaitkan dengan kelonggaran perut wanita multigravida yang memungkinkan
rahim untuk jatuh kedepan membelokkan sumbu panjang janin dari
sumbu jalan lahir menjadi letak melintang.
BAB III
KESIMPULAN

Letak lintang (Trasverse Lie ) adalah suatu keadaan dimana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada satu sisi yang satu sedangkan bokong berada pada
sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada PAP. Grenhi menyebutkan angka kejadiannya 0.3
% dan Holland 0,5-0,6 % dari kehamilan. Dari hasil dari penelitian diatas dijabarkan
bahwa predisposisi letak transverse pada usia kehamilan adalah plasenta previa
dengan persentase 5,55, disusul oleh uterine fibroid 2,7% dan ectopic kidney 0,7%
serta temuan normal dalam hasil usg sebagi sisanya. Didalam jurnal dikatakan bahwa
plasenta previa,massa segmen bawah uterus, multiparitas, kelainan congenital
rahim,dan ektopik kidney potensial meningkatkan resiko letak lintang yang persisten.
sebagian besar pasien letak lintang adalah multipara 16 wanita (72.7%) sementara itu
6 wanita (27.3%) adalah primipara.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Levano JK, Bloom LS, Hauth JC,GilstrapIII LC, Wenstrom
KP. WilliamsObstetrics, 22nd edition USA. Mcgrawhill companies, 2013; 511-
512.

Olalekan I Oyinloye1 and Alexander A Okoyomo, Department of Radiology,


University of Ilorin Teaching Hospital, Ilorin; 2Department of Obstetrics and
Gynaecology, Federal Medical Centre, Lokoja, Nigeria, Longitudinal Evaluation
of Foetal Transverse Lie using Ultrasonography: 2010

Anda mungkin juga menyukai