Anda di halaman 1dari 33

CEPHALO PELVIC DISPROPORTION

(CPD)
Pengertian
Disproporsi sefalo pelvik adalah
keadaan yang menggambarkan
ketidaksesuaian antara kepala janin
dan panggul ibu sehingga janin tidak
dapat keluar melalui vagina.
Disproporsi sefalopelvik disebabkan
oleh panggul sempit, janin yang besar
ataupun kombinasi keduanya
Etiologi
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul
dapat dibagi sebagai berikut :
1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan
2. Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-
sendinya
3. Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
4. Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah
Coxitis, luxatio, atrofia. Salah satu anggota
menyebabkan panggul sempit miring.
5. Fraktura dari tulang panggul yang menjadi penyebab
kelainan panggul
Patofisiologi
Tulang – tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os koksigis. Os koksa dapat

dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis. Tulang – tulang ini satu dengan lainnya

berhubungan. Di depan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut

simfisis. Dibelakang terdapat artikulasio sakro- iliaka yang menghubungkan os sakrum dengan

os ilium. Dibawah terdapat artikulasio sakro-koksigea yang menghubungkan os sakrum (tl

panggul) dan os koksigis (tl.tungging). Pada wanita, di luar kehamilan artikulasio ini hanya
memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh

dan lebih longgar,misalnya ujung koksigis dapat bergerak kebelakang sampai sejauh lebih kurang 2,5

cm.Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis

menonjol ke depan pada saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan cunam ujung os koksigis

itu dapat ditekan ke belakang. Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan

pelvis minor
Ukuran panggul terbagi 3 yaitu :

a. Pintu Atas Panggul
b. Panggul Tengah (Pelvic Cavity)
c. Pintu Bawah Panggul
Komplikasi
Bahaya pada ibu
 Partus lama yang sering disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil
dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis dan infeksi intrapartum
 Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan
dapat timbul regangan segmen bawah uerus dan pembentukan lingkaran
retrasi patologik (Bandl).
 Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi sefalo pelvik jalan lahir
pada suatu tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan
tulang panggul
Bahaya pada janin
 Partus lama dapat meningkatkan kematian Perinatal apabila jika ditambah
dengan infeksi intrapartum
 Prolasus Funikuli
 adanya disproporsi sefalopelvik kepala janin
 tekanan oleh promontorium atau kadang – kadang oleh simfiksi pada
panggul picak menyababkan perlukaan pada jaringan diatas tulang kepala
janin, malahan dapat pula meninbulakan fraktur pada Osparietalis
Penatalaksanaan
a.Persalinan Percobaan
b.Seksio Caesarea
c. Simfisiotomi
d.Kraniotomi dan Kleidotomi

Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada:


a. His atau tenaga yang mendorong anak.
b. Besarnya janin, presentasi dan posisi janin
c. Bentuk panggul
d.Umur ibu dan anak berharga
e. Penyakit ibu
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi

Foto pintu atas panggul


Ibu dalam posisi setengah
duduk (Thoms), sehingga
tabung rontgen tegak lurus
diatas pintu atas panggul

Untuk Pelvimetri
dibuat 2 buah foto
Foto lateral
Ibu dalam posisi berdiri,
tabung rontgen diarahkan
horizontal pada trochanter
maya samping
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator
nyeri (histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan
dalam pembedahan (section caesarea)
b. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang
informasi tentang  prosedur perawatan sebelum dan
sesudah melahirkan melalui operasi SC
c. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan
fungsi fisiologis dan cidera jaringan
d. Cemas berhubungan dengan ancaman pada konsep diri.
e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
trauma jaringan / luka bekas operasi (SC)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. E.S. POST SC
DENGAN CPD (CEPHALO PELVIC DISPROPORTION)
DI RUANG PERAWATAN NIFAS (KENANGA)
RSUD PAMBALAH BATUNG AMUNTAI
Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Ny. E. S
Umur : 34 tahun.
Jenis Kelamin : Wanita.
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Agama : Kristen
Suku/ Bangsa : Dayak / Indonesia
Alamat : Ds. Jaweten RT.04 Kabupaten Barito Timur
Tanggal Masuk: 26 April 2017
Tanggal Pengkajian : 26 April 2017 jam 15.00 wita
No.Medical Record : 11 xx xx
Diagnosa Medis : Post SC e.c CPD
 
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B.P.S.
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Agama : Kristen
Hubungan dengan Klien : Suami
Alamat : Ds. Jaweten RT.04 Kabupaten Barito Timur
 
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama :
Nyeri Post operasi sectio caesaria
Riwayat Penyakit Sekarang :
Post operasi sectio caesaria tanggal 26 April 2017 sejak jam 10.20
WITA – 11.10 WITA dengan anestesi spinal, pada kehamilan 38-39
minggu. Pada tanggal 21 April 2017 klien periksa ke RSUD Tamiyang
Layang mengeluh nyeri perut dan ada keluar cairan per vagina,
setelah dilakukan pemeriksaan, klien dinyatakan panggul sempit dan
riwayat SC pada kehamilan pertama, kemudian di rujuk ke RSUD
Pambalah Batung Amuntai dan dianjurkan untuk operasi SC. Nyeri
dirasakan secara terus-menerus seperti disayat-sayat, dengan skala
dirasakan sebagai nyeri sedang. Nyeri akan bertambah bila klien
bergerak, jadi takut untuk bergerak
Provocative/Palliative
Keluhan nyeri terus menerus terutama ketika bergerak dan untuk
mengurangi sakitnya klien hanya berbaring di tempat tidur.
Quality/Quantity
Klien mengatakan nyeri luka post operasinya seperti disayat-sayat,
nyeri masih bisa ditahan
Regional
Lokasinya didaerah perut bagian bawah
Severity Scale
Sakit atau nyeri yang dirasakan klien berat pada skala 3 ( 0-4)
Timing
Mulai timbul setelah habis operasi 3 jam yang lalu, nyeri yang
dirasakan terus menerus terutama ketika bergerak
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak ada menderita penyakit hipertensi dan DM.
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien juga tidak ada menderita penyakit hipertensi dan
DM.
Riwayat Obstetri dan Ginekologi
Riwayat Kehamilan yang lalu:
Selama trimester pertama, klien ada mengeluh mual dan
muntah terutama pagi hari. Klien memeriksakan kehamilannya
secara teratur setiap bulan lewat posyandu dan mendapatkan
imunisasi TT sebanyak 2 x.
Riwayat persalinan
Ini persalinan yang ke-2. Persalinan pertama klien juga operasi
SC
Riwayat persalinan sekarang
Klien melahirkan melalui operasi seksio caesaria tanggal 26 April
2017 mulai jam 10.20 WITA – 11.10 WITA dengan anestesi spinal.
APGAR Score 8-10
Riwayat Ginekologi
Riwayat Menstruasi / haid
Klien mulai menstruasi sejak usia 13 tahun
Riwayat Perkawinan
Klien menikah pada usia 28 tahun
Riwayat Keluarga Berencana
Setelah melahirkan klien memakai KB suntik
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : lemah, wajah tampak
meringis
Tanda Vital
Suhu : 360C
Nadi : 84x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Kesadaran : compos mentis
 
Data Penunjang
Laboratorium
Hasil Laboratorium tanggal 25 April 2017
Hemoglobin : 10,5 gr%
Leukosit : 8.800/mm3
Erytrosit : 3,51 juta/mm3
Trombosit : 239.000/mm3
Hematokrit : 29,1%
MCV : 82,9 fl
MCH : 30 pg
Clotting Time (CT) : 4 menit
Bleeding Time (BT) : 2 menit

 Hasil Laboratorium tanggal 26 April 2017


Hemoglobin : 11,3 gr%
Leukosit : 18.100/mm3
Erytrosit : 3,73 juta/mm3
Trombosit : 238.000/mm3
Hematokrit : 31,2 %
MCV : 83,6 fl
MCH : 30,5 pg
Terapi
Tanggal 26 April 2017
IVFD RL drip Oxytocin 2 ampul -> 28 tpm
Inj. Cefotaxim 1 gr/ 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam
Inj. Ranitidine 1 amp/ 8 jam
Tanggal 27 April 2017
IVFD RL drip Cernivit 1 ampul -> 24 tpm
Cefadroxil 3 x 500 mg.
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
HB Vit 2 x 1
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Trauma jaringan Nyeri akut
post pembedahan
Klien mengeluh nyeri luka operasi
DO:
Klien tampak meringis
P : Nyeri bertambah bila klien bergerak.
Q : Nyeri seperti disayat-sayat
R : Lokasi : perut bagian bawah
S : skala nyeri berat (skala 3)
T : Nyeri dirasakan terus-menerus
No Data Etiologi Masalah
2 DS : Nyeri luka operasi Gangguan mobilisasi
Klien mengeluh takut untuk
bergerak
DO:
Klien hanya berbaring di tempat
tidur
kedua kaki masih lemah untuk di
gerakkan
Refleks menggenggam 5
3 DS : - Luka post operasi SC Resiko tinggi infeksi

DO:
ada luka post operasi di perut
bagian bawah
Leukosit: 18.100/mm3
Luka post operasi tertutup kasa
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan

post pembedahan.

2. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan nyeri

luka operasi.

3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan

dengan adanya luka post operasi SC


 
NCP
Diagnosa NOC NIC
No Keperawatan (Nursing Outcome) (Nursing Intervenstion Classification)

1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji skala nyeri


berhubungan dengan perawatan selama 1 shift, 2. Observasi KU dan TTV
trauma jaringan post diharapkan nyeri akut 3. Ajarkan teknik distraksi
pembedahan hilang, dengan kriteria: dan relaksasi
• Klien tidak meringis 4. Anjurkan tirah baring bila
• Skala nyeri 0 (tidak nyeri datang
nyeri) 5. Kolaborasi pemberian
analgetik
No Diagnosa NOC NIC
keperawatan (Nursing Outcome) (Nursing Intervenstion Classification)

2 Gangguan mobilisasi Setelah dilakukan 1. Kaji skala aktifitas


berhubungan dengan perawatan selama 1 shift, 2. Kaji skala kekuatan otot
nyeri luka operasi diharapkan gangguan 3. Observasi KU dan TTV
mobilisasi dapat teratasi, 4. Ajarkan teknik ROM Pasif dan
dengan kriteria: aktif
• Tidak terdapat 5. Anjurkan agar keluarga dapat
kelemahan mendampingi dan memotivasi
ekstremitas klien
• Klien dapat berjalan
sendiri
• Skala aktifitas 1
(mandiri)
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan (Nursing Outcome) (Nursing Intervenstion Classification)

3 Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan 1. Observasi tanda-tanda vital.


infeksi berhubungan perawatan selama 1 2. Anjurkan dan gunakan teknik
aseptik & antiseptik.
dengan adanya luka shift, diharapkan infeksi
3. Kaji adanya tanda infeksi.
post operasi SC tidak terjadi, dengan
4. Observasi balutan abdominal
kriteria:
terhadap eksudat atau rembesan
• Tidak terjadi tanda- 5. Ganti balutan luka bila basah.
tanda infeksi 6. Observasi luka insisisi terhadap
• Suhu dan nadi dalam proses penyembuhan.
batas normal 7. Anjurkan intake nutrisi yang
cukup
8. Kolaborasi pengguanan antibiotik
sesuai indikasi
Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
keperawatan
1
Nyeri akut 1. Mengkaji skala nyeri ( 26-04-2017 jam 18.00 WITA)
berhubungan dengan 2. Mengobservasi KU dan S : Klien mengatakan nyeri masih
trauma jaringan post TTV ada.
pembedahan 3. Mengajarkan teknik O:
distraksi dan relaksasi • Skala nyeri 3 (nyeri berat)
4. Menganjurkan tirah baring • TD = 110/70 mmHg
bila nyeri datang • Klien menarik nafas dalam bila
5. Berkolaborasi pemberian nyeri datang
analgetik Memberikan • Klien mengatakan bahwa dia
ketorolak 1 ampul biasanya berbaring bila nyeri
datang
A : Nyeri akut belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Diagnosa
No Keperawatan Implementasi Evaluasi

2 Gangguan mobilisasi 1. Mengkaji skala (26-04-2017 jam 18.20 WITA)


berhubungan dengan aktifitas S : Klien mengatakan masih takut untuk
nyeri luka operasi 2. Mengkaji skala bergerak karena masih nyeri.
kekuatan otot O:

3. Mengobservasi KU • KU masih lemah


• Skala aktifitas 3 (Memerlukan
dan TTV
bantuan/pengawasan/bimbingan
4. Mengajarkan teknik sederhana)
ROM Pasif dan aktif • Skala kekuatan otot 4 (dapat bergerak
5. Menganjurkan agar dan dapat melawan hambatan ringan)
keluarga dapat • TD = 110/70 mmHg
mendampingi dan • Klien masih berbaring telentang di
memotivasi klien tempat tidur
A : Gangguan mobilisasi belum teratasi
dalam beraktivitas P : Intervensi dilanjutkan
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan

3 Resiko tinggi terhadap 1. Mengobservasi tanda- (26-04-2017 jam 18.30 WITA)


infeksi berhubungan tanda vital.
S:
2. Menganjurkan dan meng
dengan adanya luka O:
gunakan teknik aseptik &
post operasi SC • TD = 110/70 mmHg
antiseptik.
3. mengkaji adanya tanda • N= 84x/ mnt , T= 36,8oC
infeksi(kalor, rubor, dolor, • Perembesan perdarahan (-)
tumor, fungsio laesea). • Lokhea normal, TFU 2 jari di
4. Mengbservasi balutan bawah umbilikus
abdominal terhadap
• Klien belum bisa duduk
eksudat atau rembesan
• Luka operasi baik.
5. Menganjurkan intake
A : Resiko tinggi terhadap infeksi
nutrisi yang cukup
6. Kolaborasi penggunaan belum teratasi
antibiotik sesuai indikasi P : Intervensi dilanjutkan
7. Inj. Cefotaxim 1 gr
Catatan Perkembangan
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan 1. Mengkaji skala nyeri ( 27-04-2017 jam 14.00 WITA)
dengan luka operasi 2. Mengobservasi KU dan TTV S : Klien mengatakan nyeri masih ada.
3. Mengajarkan teknik O:
diatraksi dan relaksasi • Skala nyeri 2 (nyeri sedang)
4. Menganjurkan tirah baring • TD = 110/80 mmHg
bila nyeri datang • Klien menarik nafas dalam bila
5. Berkolaborasi pemberian nyeri datang
analgetik • Klien mengatakan bahwa dia
Asam mefenamat 3x1 biasanya berbaring bila nyeri
datang
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Dianosa
No Keperawatan Implementasi Evaluasi

2 Gangguan mobilisasi • Mengkaji skala aktifitas (27-04-2017 jam 14.10 WITA)


berhubungan dengan nyeri • Mengkaji skala kekuatan S : Klien mengatakan anggota geraknya
luka operasi otot masih lemah.
• Mengobservasi KU dan O:
TTV • Skala aktifitas 3 (Memerlukan
• Mengajarkan teknik ROM bantuan/pengawasan/bimbingan
Pasif dan aktif sederhana)
• Menganjurkan agar • Skala kekuatan otot 4 (dapat bergerak
keluarga dapat dan dapat melawan hambatan ringan)
mendampingi dan • TD = 110/70 mmHg
memotivasi klien dalam • Klien sudah bisa duduk dan turun dari
beraktivitas tempat tidur
A : Gangguan mobilisasi teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
keperawatan
3 Resiko tinggi terhadap 1. Mengobservasi tanda-tanda (27-04-2017 jam 14.15 WITA)
infeksi berhubungan vital. S:-
dengan adanya luka post 2. Menganjurkan dan meng O:
operasi SC gunakan teknik aseptik & • TD = 120/80 mmHg
antiseptik. • N= 80x/ mnt , T= 36,4oC
3. mengkaji adanya tanda • Tanda infeksi (-)
infeksi(kalor, rubor, dolor, • Perembesan perdarahan (-)
tumor, fungsio laesea). • Luka operasi baik.
4. Mengbservasi balutan A : infeksi tidak terjadi
abdominal terhadap eksudat P : Intervensi dilanjutkan
atau rembesan
5. Menganjurkan intake nutrisi
yang cukup
6. Kolaborasi pengguanan
antibiotik sesuai indikasi
Cefadroxil 3 x 500 mg
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
keperawatan
4
Nyeri akut berhubungan 1. Mengkaji skala nyeri ( 28-04-2017 jam 14.30 WITA)
dengan luka operasi 2. Mengobservasi KU dan TTV S : Klien mengatakan nyeri masih ada.
3. Mengajarkan teknik O:
diatraksi dan relaksasi • Skala nyeri 1 (nyeri ringan)
4. Menganjurkan tirah baring • TD = 100/80 mmHg
bila nyeri datang • Klien menarik nafas dalam bila nyeri
5. Berkolaborasi pemberian datang
analgetik • Klien mengatakan bahwa dia
Asam Mefenamat 1 tab biasanya berbaring bila nyeri datang
• Memberikan Asam Mefenamat 1 tab
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan, pasien pulang.
Diagnosa
No keperawatan Implementasi Evaluasi

5 Gangguan mobilisasi 1. Mengkaji skala aktifitas (28-04-2017 jam 14.35 WITA)


berhubungan dengan 2. Mengkaji skala kekuatan S : Klien mengatakan sudah bisa
nyeri luka operasi otot berjalan di dalam ruangan.
3. Mengobservasi KU dan O:
TTV • Skala aktifitas 3 (Memerlukan
4. Mengajarkan teknik ROM bantuan/pengawasan/bimbingan
Pasif dan aktif sederhana)
5. Menganjurkan agar • Skala kekuatan otot 4 (dapat
keluarga dapat bergerak dan dapat melawan
mendampingi dan hambatan ringan)
memotivasi klien dalam • TD = 100/80 mmHg
beraktivitas • Klien sudah bisa berjalan
A : Gangguan Mobilisasi teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien
pulang.
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
6
Resiko tinggi terhadap 1. Mengobservasi tanda- (28-04-2017 jam 14.40 WITA)
infeksi berhubungan tanda vital. S:-
dengan adanya luka post 2. Menganjurkan dan meng O:
operasi SC gunakan teknik aseptik & • TD = 100/80 mmHg
antiseptik. • N= 80x/ mnt , T= 36,4oC
3. mengkaji adanya tanda • Perembesan perdarahan (-)
infeksi(kalor, rubor, • Tanda infeksi (-)
dolor, tumor, fungsio • Lokhea normal, TFU 2 jari di bawah
laesea). umbilikus
4. Mengbservasi balutan • Luka operasi baik.
abdominal terhadap A : Infeksi tidak terjadi
eksudat atau rembesan P : Intervensi dihentikan
5. Menganjurkan intake
nutrisi yang cukup
6. Kolaborasi penggunaan
antibiotik sesuai indikasi
Cefadroxil 3 x 500 mg

Anda mungkin juga menyukai