Bahan Kontras Makalah
Bahan Kontras Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kontras Media mampu membedakan jaringan-jaringan pada gambar foto rontgen
digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak terlihat dalam radiografi biasa.
Dapat tampak karena perbedaan berat atom bagian tubuh dengan bahan kontras.
Hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan radiografi dengan menggunakan bahan
kontras atau dikenal dengan pemeriksaan radiografi khusus antara lain meliputi :
2. Persiapan Trolley
3. Perawatan pasien
Bila pasien dirawat , penjelasan tentang persiapan pasien menjadi tanggung jawab
perawat ruangan, tetapi untuk pasien berobat jalan, penjelasan terhadap pasien tersebut
menjadi tanggung jawab radiographer.
Yang dimaksud dengan persiapan trolley mencakup persiapan alat-alat dan bahan yang
diperlukan untuk pemeriksaan dengan bahan kontras, selain pesawat Rontgen dan
asesoriesnya. Misalnya untuk pemeriksaan salah satu tractus termasuk menyiapkan bahan
kontras yang akan digunakan, juga obat-obat yang diperlukan bila terjadi sesuatu hal pada
pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teoritis
Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik.
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi
sinar-X (Bahan kontras positif) yang akan dibahas lebih luas disini atau menurunkan daya
attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Selain itu
bahan kontras juga digunakan dalam pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging),
namun metode ini tidak didasarkan pada sinar-X tetapi mengubah sifat-sifat magnetic dari inti
hidrogen yang menyerap bahan kontras tersebut.
Penggunaan media kontras pada pemerikasaan radiologi bermula dari percobaan Tuffier
pada tahun 1897, dimana dalam percobaannya ia memasukkan kawat kedalam ureter melalui
keteter., sehingga terjadi bayangan ureter dalam radiograf. Percobaan selanjutnya yaitu
dengan menggunakan kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari traktus urinarius.
Kontras tersebut diantaranya : koloid perak,bismut,natrium iodida,perak iodida, stronsium
klorida, dan sebagainya. Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya emboli, dan
deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisa dihindari.
Usaha mengembangkan media kontras pun terus berlanjut. Mulai pertengahan tahun
1950 semua jenis media kontras untuk pemakaian secara intravaskuler untuk pemakaian
secara intravaskular mulai mengalami pergantian. Mulai periode ini media kontras
intravaskular menggunakan molekul asam benzoat sebagai bahan dasarnya dengan mengikat
tiga atom iodium. Dari hasil uji coba membuktikan bahwa media kontras jenis ini memiliki
kelebihan dibanding dengan jenis media kontras sebelumnya. Jenis media kontras tersebut
diantarannya ; acetrizoate dibuat tahun 1950, diatrizoate tahun 1954, metrizoate tahun 1961,
iothalamate tahun 1962, iodamide tahun 1965 dan ioxithalamate tahun 1968.
Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara intravaskular secara kontinyu
terus mengalami penyempurnaan. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ionisitas dan
osmolalitas merupakan kunci utama terjadinya keracunan pada pasien. Kemudian mulai tahun
1969 dr.Torsten Almen mengembangkan jenis media kontras non-ionik dengan osmolalitas
yang cukup rendah. Mula-mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga Metrizamide
yang sebelumnya dipakai pada pemeriksaan mielografi. Dengan diciptakannya media kontras
water soluble untuk pemeriksaaan mielografi, penggunaan secara intravaskular mulai
dipelajari.
Hasil akhir penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam pemeriksaan
radiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik water-soluble secara
intravaskular Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang digunakan
dalam pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan iodium. Sebuah tipe bahan kontras lain
yang sudah lama adalah Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapi
penggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat karsinogen.
B. Bahan Kontras
Kontras Media mampu membedakan jaringan-jaringan pada gambar foto rontgen
digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak terlihat dalam radiografi biasa.
Dapat tampak karena perbedaan berat atom bagian tubuh dengan bahan kontras.
2. Dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat perbedaan densitas yang cukup.
5. Mudah dikeluarkan dari dalam tubuh/larut sehingga tidak mengganggu organ tubuh
yang lain.
d. Pengaruh Ion
Antara kontras media ionik dan non ionik terdapat perbedaan yang jelas, karena masih
mengandung ion dalam pada molekulnya dan yang lain tidak. Ion-ion dalam cairan kontras
media tersebut dapat terlepas dan akan mempengaruhi struktur jaringan dalam tubuh. Jika
disuntikan karena terjadi ion interchange diantara sel-sel tubuh dengan kontras media ionik
yang masuk, hal ini berakibat efek samping seperti mual dan alergi, muntah, pusing, bahkan
panas dan shock anafilaktik.
1. Ionik Monomer
3 atom yodium
ion
osmolalitas tinggi
2. Ionik Dimer
6 atom yodium
ion
1 gugus karboxil dan hidroxil
osmolalitas rendah
3. Non Ionik Monomer
3 atom yodium
tanpa ion
tanpa gugus karboxil
4 sampai 6 gugus hidroxil
osmolalitas rendah
4. Non Ionik Dimer
6 atom yodium
tanpa ion
tanpa gugus karboxil
lebih dari 8 gugus hidroxil
hiposmolar/isosmolar
g. Viskositas
Diukur dengan tingkat mengalirnya melalui tabung kapiler kecil dalam standar
tekanan dan temperatur yang ditentukan. Hal ini berhubungan dengan kekuatan yang perlukan
untuk menyuntikan yang membatasi tingkat kecepatan penyuntikan. Pada kateterisasi
diperlukan penyutikan cepat dibandingkan biasanya, sehingga kontras media yang dipilih
adalah yang paling rendah viskositasnya. Viskositas dapat dikurangi dengan merendahkan
tingkat konsentrasi iodium dan tentu akan berpengaruh pada opasitas gambar. Dapat juga
kontras media dipanaskan pada temperatur tententu untuk mengurangi viskositas dan sesuai
dengan temperatur tubuh.
h. Osmolalitas
Osmolalitas adalah tekanan osmotik yang terdapat pada partikel yang dilarutkan dalam
suatu larutan tertentu hal ini berpengaruh terhadap toleransi kontras media pada tubuh. Makin
tinggi tekanan osmotik semakin jelek toleransi kontras media tersebut terhadap tubuh.
Kontras media ionik mengalami pemecahan ion, sedangkan pada non ionik tidak terjadi
pemecahan ion. Sehingga osmolalitas ionik jauh lebih rendah dibandingkan non ionik. Ukuran
satuan osmolaitas = MOSM/Kg H2O.
Pengaruh osmolaitas secara klinis adalah rasa panas, tidak nyaman, nyeri, kerusakan
pada otak dan pembuluh darah, kerusakan pada ginjal, gangguan keseimbangan elektrolit
pada anak-anak.
Sebagian besar reaksi kontras media adalah ringan kontras media non ionik terbukti
lebih sedikit reaksi anafilaktik dari pada kontras media ionik. Diperkirakan rekasi kontras
media non ionik 3-10 kali lebih rendah daripada kontras media ionik. Kontras media ionik
lebih bereaksi dibanding non ionik karena kontras media ionik masih mengandung ion dan
ketika masuk kedalam tubuh, ion-ion tersebut dilebihkan dan terjadi intercemible didalam sel-
sel tubuh kita dan kontras media ionik mempunyai osmolaritas yang tinggi, maka akan
bereaksi.
2. IOPAMIRO
Tekanan osmotik yang rendah, sifat non ionik dari molekul serta kemotoksitas yang
rendah merupakan toleransi dari Iopamiro.
Indikasi :
Kontra indikasi: Tidak ada kontra indikasi yang sifatnya absolut pada pemakain
Iopamiro, kecuali waldenstrom’s, macroglobulinemia, multiple myeloma serta
penyakit hati dan ginjal.
3. ULTRAVIST
Ultravist merupakan kontras media non ionik dalam bentuk cair yang dipergunakan
untuk pemeriksaan radiografi
4. MICROBAR
Merupakan nama dagang dari barium sulfat (Ba SO 4) yang memberikan opasitas pada
saluran cerna atas (farings, oesofagus), saluran cerna tengah (lambung, duodenum)
dan saluran cerna bawah (usus kecil, usus besar)
Microbar paste 100% w/v dengan aroma buah digunakan untuk pemeriksaan saluran
cerna ats. Cara pemberiannya 2-3 sdm untuk pelekatan mukosa oesofagus. Contras
Media diletakkan dalam mulut dan menelannya perlahan-lahan
Microbar powder / suspension 95% w/v dengan aroma vanila digunakan untuk
pemerikasaan saluran cerna bagian tengah (lambung dan duodenum), dosis 30-120 ml
diencerkan dengan air 80 ml.
Microbar HD (kontras ganda) 100% w/v digunakan untuk saluran cerna bagian
tengah
Microbar HD merupakan kemasan gabuangan yang terdiri dari Microbar HD 300 gr,
Microbar gas 4 gr yang terdiri dari microbar acid 1,6 gr dan microbar base 2,4 gr
Microbar acid terdiri dari 1,4 gr asam sitrat dan asam tartarat 0,1 gr. Sedangkan
microbar base terdiri dari 2 gr sodium bicarbonat dan 0,16 gr kalsiun karbonat
Microbar for Enema Disposable Kit digunakan untuk pemeriksaan colon melalui
anus, proses pemeriksaannya bersih (karena menggunakan kit)
5. MICROBAR CAT 2
Untuk lambung dan usus hakus digunakan 300 ml suspensi 90 menit sebelum
pemeriksaan CT Scan dan 200 ml waktu pemeriksaan dimulai
D. Insidensi Reaksi
1. SHEHADI & TANIOLO (1980)
Total 5 %
Fatal 0,006 %
2. MOORE et al (1989)
Bahan kontras konvensional
Angiografi, CT, Kateterisasi Jantung
Ringan 45 %, Sedang 5,5 %, Berat 0,4 %
3. KATAYANA et al (1990)
Ionik 12,66 %, reaksi berat 0,22 %
Non Ionik 3,13 %, reaksi berat 0,04 %
Riwayat Alergi ionik 23,35 %, non ionik 6,85 %
4. FAISAL (1992)
Urografi intra vena
Reaksi, Urografin 76 % : 6 %
Iopamiro 0%
5. ALMEN & ASPELIN (1995)
Reaksi ringan 10 %
Reaksi berat 1 : 900 – 1 : 3000
Reaksi fatal 1 : 50000 – 1 : 100000
6. JACOBS et al (1998)
Pemeriksaan CT
Bahan kontras ionik 10,3 %
Bahan kontras non ionik 3,4 %
Semua reaksi fatal terjadi dalam waktu 15 menit Injeksi bahan kontras
2. ALMEN & ASPELIN (1995)
Reaksi Ringan : Tidak perlu terapi
Reaksi Sedang : Perlu terapi, tidak perlu dirawat
Reaksi Berat : Rawat Intensif
Alur Terapi:
A : Assesment, Alternatif, Airway, Assistance
B : Basics, Breathing, Be Wise, Be Ware
C : Comfort, Circulation, CPR
b. Perubahan Warna/Kristalisasi
Media kontras non-ionik merupakan larutan zat larut air. Namun
konsentrasi yodium yang lebih tinggi (300 mg l/mL) dibandingkan yang dapat
dicapai pada tingkat kelarutan biasa, membuatnya menjadi larutan yang sangat
tersaturasi.
Larutan yang sangat tersaturasi memiliki kecenderungan intrinsik untuk
mengalami kristalisasi spontan pada keadaan-keadaan yang jarang terjadi. Hal ini
dapat diakibatkan oleh salah satu kombinasi dari:
c. Penanganan Produk
Setelah produk dikirimkan penanganan bahan kontras sinar-x non-ionik
yang sesuai merupakan hal terpenting bagi keamanan pasien. Hal-hal
terpenting meliputi:
Kondisi penyimpanan
Pengamatan xisual sebelum penggunaan
Meminimalisasi resiko kontaminasi mikrobiologi
Mulai dari pembuatan hingga penggunaan, keamanan bahan kontras
sinar-x non-ionik sangat bergantung pada standar tertinggi pada proses
produksi, transportasi, penyimpanan dan penanganan produk (Penyimpanan,
Inspeksi Visual, Teknik Aseptik)
BAB III
PENATALAKSANAAN
2. Persiapan Trolley
3. Perawatan pasien
Bila pasien dirawat , penjelasan tentang persiapan pasien menjadi tanggung jawab
perawat ruangan, tetapi untuk pasien berobat jalan, penjelasan terhadap pasien tersebut
menjadi tanggung jawab radiographer.
Yang dimaksud dengan persiapan trolley mencakup persiapan alat-alat dan bahan yang
diperlukan untuk pemeriksaan dengan bahan kontras, selain pesawat Rontgen dan
asesoriesnya. Misalnya untuk pemeriksaan salah satu tractus termasuk menyiapkan bahan
kontras yang akan digunakan, juga obat-obat yang diperlukan bila terjadi sesuatu hal pada
pasien.
A. Persiapan Pasien
Pemeriksaan bahan kontras di daerah abdomen, memerlukan persiapan pasien dengan
menggunakan obat pencahar (purgatives).
Sebelum membahas tentang persiapan pasien, perlu diketahui tipe-tipe obat pencahar yang
dapat digunakan untuk persiapan pasien sebelum pemeriksaan radiografi dengan bahan
kontras dan efek samping yang ditimbulkannya.
1. Irritant purgatives
2. Lubricant purgatrives
3. Bulk purgatives
c. Kelompok Bulk purgatives, contohnya Celevac, Isogel, Normacol X, satu sampai tiga
jam setelah diminum akan mendorong gerak peristaltik usus yang kuat dan menambah
volume colon, sehingga menimbulkan keinginan defekasi.
Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan obat pencahar, ada beberapa
macam dan bervariasi dan kadang-kadang bisa fatal. Bila obat pencahar ini digunakan secara
regular dengan jumlah yang banyak dan tanpa resep dokter, serta waktu yang lama, maka
orang tersebut akan mengalami defisiensi elektrolit dan kehilangan protein dalam tubuhnya.
Hal tersebut tidak berkaitan langsung dengan tugas radiographer, tetapi ada baiknya untuk
diingat, ketika kita memberikan instruksi kepada pasien dalam hal menggunakan obat
pencahar sebagai persiapan pemeriksaan radiografi dengan bahan kontras.
Ketika menggunakan obat pencahar, biasanya bagian perut bawah akan terasa tidak
nyaman, timbul udara di dalam perut dan colic. Tidak dapat dielakkan pasien akan mengalami
sakit, spasme dan diare. Oleh sebab itu bayi dan anak di bawah 12 tahun tidak diberikan obat
pencahar per oral untuk persiapan pemeriksaan radiografi, sedangkan anak yang umurnya di
atas 12 bulan bisa diberikan suppositoria.
2. Penggunaan Enemata
Mengosongkan colon dari faeses dapat juga dengan cara enema. Untuk tujuan
tersebut, bisa digunakan sabun dan air, glycerin, dan minyak zaitun sebagai enemata.
Dewasa ini enemata yang terdiri dari larutan sodium phosfat dalam jumlah kecil,
dianggap efektif. Namun demikian untuk pemeriksaan radiografi khususnya pemeriksaan
colon, penggunaan enemata tidak dianjurkan, karena biasanya colon kurang bersih. Sisa
cairan dan udara akan tertinggal, yang akan mengaburkan gambaran radiografi. Untuk
mengurangi terbentuknya udara di dalam colon, pasien diharuskan menghindari makan
sayuran berwarna hijau, cereal dan roti, sehari sebelum pemeriksaan.
Pasien harus puasa ( tanpa makan dan minum) paling sedikit lima jam sebelum
pemeriksaan.
4. Persiapan pasien untuk pemeriksaan usus halus (follow through) per oral
Minum obat pencahar pada jam 7 malam, setelah itu puasa sampai pemeriksaan
radiografi dilakukan.
Minum obat pencahar pada jam 7.00 malam, setelah itu puasa sampai pemeriksaan
radiografi dilakukan. Minum trakhir dibolehkan jam 11.00 malam
6. Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium enema untuk usus besar (colon)
Minum obat pencahar pada jam 7.00 malam, setelah itu puasa sampai pemeriksaan
radiografi dilakukan.Boleh minum samapai jam 11. 00 malam
Persiapan pasien untuk pemeriksaan traktus urinarius sama dengan persipan pasien
untuk pemeriksaan barium enema, tetapi pasien tidak boleh minum selama dia puasa.
Hal ini tujuannya agar terjadi konsentrasi yang baik dari kontras media di dalam pelvis
renalis, sehingga didapatkan gambaran radiografi yang lebih tajam.
B. Persiapan Trolley
Persiapan trolley untuk setiap pemeriksaan akan berbeda satu sa,a lain, seperti yang
akan diuraikan di bawah ini :
Barium yang sudah dicampur dengan air, sesuai denga jenis pemeriksaan, misalnya
untuk pemeriksaan Oesofagus, perbandingan antara bubuk barium sulfat dengan air 1 :
1, untuk maag duodenum : 1 : 4. Bila menggunakan bahan kontras dalam bentuk
suspensi, disiapkan di dalam gelas sesuai volume yang diperlukan.
Sendok makan
Rectal kateter
Irigator set . Dewasa ini sering digunakan Disposible bariumenema kits yang terdiri
dari:
b. Dekat bagian atas kantong enema, terdapat lubang untuk menambah larutan
barium.
c. Kateter yang panjangnya 1,5 meter serta clip, untuk mengatur laju bahan kontras
saat dilakukan pemeriksaan dalam berbagai posisi.
d. Rectal kateter.
Glycerin
Receiver (ember)
Spuit 20 cc dan 50 cc
Jarum no 1 dan no 2
Kapas alcohol
Gergaji ampoule
Sand bag atau bantal kecil untuk penyangga lengan pasien saat disuntik.
Knutson’s clamp dan canul untukl pasien laki-laki. Kalau tidak tersedia alat ini bisa
menggunakan kateter balon.
Spuit 50 cc
Bahan kontras
C. Perawatan pasien
Efek samping dari penggunaan barium sulfat, adalah constivasi, untuyk mengatasinya
pasien diberikan lactulose (sistetis disacharida) 50 %, misalnya “duphulac” dalam
kemasan sirup, dengan dosis 5 – 10 ml , tiga kali sehari .
Keadaan alergi bisa ditandai dengan urticaria, timbul merah-merah dan gatal di
seluruh permukaan kulit, diawali di sekitar mata.
Collap
Keadaan ini sangat serius , ditandai dengan penurunan tekanan darah yang
cepat, pulsa tidak teraba . Dalam kondisi lebih buruk terserang respiratory arrest
(pernafasan terhenti) dan cardiac arrest.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemakaian bahan kontras terdapat kemungkinan terjadi reaksi ringan, sedang, dan
berat. Reaksi bahan kontras disebabkan oleh khemotoksisitas, osmotoksisitas dan
toksisitas ion. Mekanisme reaksi banyak teori yang dikemukakan, diyakini tidak didasari
reaksi antigen-antibodi. Penanganan reaksi harus diperhatikan langkah ABCD, karena itu
ruang pemeriksaan harus dilengkapi emergency seperti anti alergi (dextramine, anti nyeri:
prednison, oksigen, infus set). Premedikasi diperlukan pada pasien yang pernah
mengalami reaksi dan dilakukan untuk mencegah reaksi. Pemakaian bahan kontras non-
ionik menurunkan reaksi secara bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
www.babehedi.blogspot.com
www.caferadiologi.blogspot.com
www.google.com