Galaksi Cinta Edit 1
Galaksi Cinta Edit 1
Terlukis seraut muka menawan di sana. Ada semacam rasa bingung dengan perasaannya.
Ia hanya menatap hp nya lekat-lekat, ada no yang tidak diketahui namanya dalam daftar panggilan tak terjawab.
"Bagaimana mungkin hanya sebuah nomer tak dikenal bisa mengacaukan pikiranku hingga seperti ini." Gumamnya
“Muhammad Aslam Faris…” dengan pelan Farah membaca tulisan balasan dilayar handpone nya itu. Sebelumnya
Malam itu, Farah sedang membaca sebuah novel, novel yang dari judulnya saja telah menyentuh hati kecilnya yang
sedang ia tata kembali, “Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman”, Farah meresapi setiap kata demi kata yang tertuang dalam
novel bersampul kecoklatan itu. Tak ada satu katapun yang ia biarkan terlewat dari bibir merahnya itu. Tanpa terasa air
matanya menetes, hatinya merindu. Ia mulai meronta, ia mulai merengek , “Ya Allah, aku rindu sosok laki-laki yang
lama ia pandangi sampul novel itu. Farah beranjak dari tempat tidurnya. Ia raih handphone di atas meja belajarnya. Ia
buka facebooknya, masuk pada kolom status. Perlahan dengan air mata yang tertahan ia mengetik sebuah status...
“Apa kabar hafalan surah Ar-rahman mu calon imamku? Di saat banyak wanita meminta mahar dengan kemewahan
dunia, aku hanya ingin engkau pinang aku dengan Ar-Rahman, Surah Ar-Rahman itu, surah cinta dari Allah tentang
segala nikmatNya.”
Malam ini persis seperti malam-malam sebelumnya, Aslam telah duduk di dalam warteg langganannya.
"Mas Gan, jadi pesan apa nih? Nasi goreng spesial atau gado gado seperti biasa?
tanya sang pemilik warung yang belakangan ia tahu bernama Diman memecah kesenyapan.
Maklum, malam belum begitu larut sehingga hanya beberapa gelintir orang saja yang lalu lalang untuk membunuh
Diman sudah sangat akrab dengan sang buaya darat yang kini sepertinya akan segera insyaf itu. Bagaimana tidak,
selama hampir genap sebulan terakhir, ia tidak pernah absen semalam pun untuk nongkrong di warung sederhana itu.
Saking akrabnya, Diman dan kawan-kawannya memiliki panggilan khusus untuknya yaitu Mas Gan; singkatan dari Mas
Ganteng. Ia bahkan hanya ikut terkekeh saat Diman CS mencibirnya sebagai pria kesepian.
Hal itu wajar mengingat hampir semua yang hilir mudik di depan kampus membawa serta pasangan atau kawan
mereka. Sedangkan ia hanya sendirian menikmati sepiring nasi dan bergelas-gelas lemon tea. Mereka tidak tahu
Untuk melancarkan visinya itu, ia bahkan rela datang ke warung itu saat dini hari.
Guna mencari titik koordinat yang pas, supaya tak ada yang menyadari bahwa ia tengah memandangi gadis
anggun berjilbab lebar yang suka lewat membeli gorengan di depan tepat di sebelah warung nasi sederhana itu.
Setelah ia merasa lelah dan jengah baru kemudian bersiap pergi sambil berpesan:
"Mas Diman, besok tempat saya duduk tadi sudah saya booking ya."
"Sip, Mas Gan." Sahut Diman sembari menunjukkan sesungging senyum riang serta dua jempol imutnya.
Ia merasa sangat beruntung mendapati pelanggan semacam Aslam yang selalu rela memberi uang lebih.
Hal itu ia lakukan dengan alasan ia telah mem-booking tempat favoritnya terlebih dahulu. Walaupun Diman heran juga
Tetapi tak terbersit niatan dalam hatinya untuk bertanya mengenai hal itu.
============================================================================
======
Farah sering memposting beberapa kutipan yang mewakili isi hatinya di FB,.
Kini status itu bisa dibaca oleh ribuan temannya yang menggunakan facebook.
Beberapa menit kemudian like dan komentar dari temannya pun berdatangan.
“So Sweet “
“Saya termasuk mendapat mahar Surah Ar-Rahman. Huhuhu…Bulan tiga insya Allah…”
Masya Allah.. sungguh seolah-olah Allah langsung memperlihatkan kepada Farah bahwa memang mahar surah Ar-
“Aamiin. Mohon Doanya, anak jurusan kimia juga. Kalau ana undang datang ya.”
balas syafa.
Jurusan kimia juga? Ternyata lelaki itu berasal dari jurusan yang sama dengan Farah.
Muhammad Hafid Lelaki yang akan menikah di bulan tiga dengan bermaharkan surah Ar-rahman kepada teh Syafa,
kaka tingkatnya. Sungguh laki-laki yang telah membuat hati Farah terus bertasbih memujiNya. Farah kagum.
Ia terus melafadzkan doa agar kelak Allah pun berkenan menghadiahkannya laki-laki yang meminangnya dengan
mahar surah Ar-Rahman. Kembali Farah tertuju pada facebooknya. Kini ia tidak lagi tertuju pada kolom komentar.
Namun, pada sebuah chat dari seorang ikhwan. Ya, laki-laki itu, Muhammad Aslam Faris.
Farah tertegun, sungguh sepertinya lelaki ini paham sekali dengan makna status facebooknya itu.
Farahpun membalas : Mohon doanya saja ya akhi
Hati Farah agak terusik. Ada rasa yang tertahan jika membicarakan soal calonnya.
Ali :
Jika belum, ana ingin menawarkan teman ana, akhlaknya baik, tampan, dan dari keluarga baik-baik pula, insya Allah anti
Farah bingung. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Di sisi lain, ia teringat pada kuliahnya, ia akan menempuh tugas akhir,
Namun ia pun tidak mampu membohongi hatinya bahwa hatinya sudah sangat rindu dengan sosok seorang imam
dalam hidupnya. Di tambah lagi kriteria-kriteria yang di sebutkan Aslam ini sangat sempurna sekali.
Farah garis bawahi itu di pikirannya. Tentu Ia sudah sangat fasih dengan surah Ar-Rahman.
Namun ia putuskan untuk mengesampingkan itu. Baginya tugas akhirnya adalah prioritasnya.
Kang Ali afwan, ana akan menyelesiakan S1 dulu baru ana bisa memutuskan.
Farah tidak ingin terlalu menceritakan apa yang sebenarnya dalam pikirannya pada lelaki yang baru saja dikenalnya, ini
Ada , 20c9d3d2
Beberapa menit kemudian, handphone Farah bergetar.
Musa Firdaus, laki-laki kelahiran 1991 itu ia panggil dengan panggilan kak Musa.
Musa lebih tua tiga tahun dari Farah. Musa adalah laki-laki periang, ia begitu tawadhu, selain itu ia sangat terbuka
“Dik Farah, ana belum terlalu mengenal akhwat itu. Ana hanya sering melihatnya di masjid.
Ketika ana shalat ke masjid dan menjadi imam shalat, ia pun selalu ada. ana berusaha mencari tau tentangnya.
Tidak lama ana mengenalnya, Ia langsung meminta ana segera melamarnya. Dengan mahar surah Ar-Rahman.”
“ana salah karna niat ana dik. Ana menghafal surah Ar-Rahman bukan karna Allah, tapi karna akhwat itu.
“Masya Allah, antum benar kak, aku baru terpikir akan hal itu.”
jawab Farah sekedarnya. Ia tidak mau terlalu ikut campur pada urusan Musa.
“aku baru saja mendelcontnya dari contact bbm ku dik, aku ridho jika dia mencari yang lain.
Karna sebelumnya aku sudah tanyakan langsung beberapa perihal dengannya. Namun sepertinya ia tidak mencintaiku
Bbm terakhir dari musa itu hanya dibaca Farah tanpa di balasnya.
Dari mulai curhat hingga perhatian. Farah mulai goyah. Ia mulai merasa semua perhatian Musa sangat berlebihan. “Ah
Farah, ingat kau harus bisa menjaga hatimu” bisiknya pada dirinya.
Malam itu setelah shalat isya, Farah berdzikir panjang. Air matanya menetes. Entah kenapa hatinya begitu perih. “ Musa
Air mata Farah terus mengalir. “Ya Allah, bimbing dan jaga hatiku.” Isaknya.
Farah menghapus air matanya. Malam itu ia telah mengambil sebuah keputusan agar ia tidak semakin jauh dengan
Musa. Dia buka contact bbmnya. Dicarinya contact Musa. Di tulisnya dengan pelan.
“Kak Musa, afwan jika ana akan segera mendelete dan memblock kakak dari bbm dan fb ana. Afwan, ana hanya ingin
menjaga hati ana” Farah menekan tombol enter. Dan bbm itu terkirim.
Tak lama Farah melihat di layarnya kak musa sedang membalas bbm nya. Satu bbm masuk, ia buka.
“Hmm.. baiklah jika itu yang terbaik untukmu. Ana ndak apa-apa. Jangan lupa mulailah semua dengan basmallah dik.
“Syukron kak. Ana doakan yang terbaik pula untuk kakak.” Balas farah.
“Aaamiin… jika Allah menentukan Aslam menjadi imam mu, bersediakah engkau dik?” Tanya Musa
Farah tertegun. Ia hampir tak percaya dengan apa yang dibacanya. Imam untukku?
“Wallahu a’lam kak, jika memang itu sudah menjadi takdirNya. Ana ndak ada daya untuk menolak” jawab Farah.
Insya Allah, jika memang Allah ndak menjodohkan semoga Aslam segera menjemput dirimu untuk melamarmu dik.”
Jawab Musa .
Disisi lain Aslam punya niat untuk itu, suatu saat ia akan pergi dan mencari pendamping dengan usahanya sendiri.
Bukan seperti sekarang ini. Sekarang cukup kita saling menjauh. Menjaga jarak.
Cukup doa saja yang menjadi penguat kita satu sama lain.
Hati Farah mulai tidak menentu. Tiba-tiba ia merasa begitu berat untuk melepas Musa.
Walaupun belum pernah bertemu dan melihat Musa langsung, tapi entah kenapa sosok laki-laki ini mampu membuat
hatinya tersentuh. “Ya Allah, Bimbing dan jaga hatiku.” Kembali Farah melafadzkan doa itu.
Muhammad Aslam Faris, laki-laki yang di kenal Farah selama ini selama ia kuliah,
Namun ada rasa yang mampu hadir dalam sekejap saja. Entahlah, Farah bingung, entah apa yang membuat laki-laki
itu begitu luar biasa di mata Farah. Keteguhannya dalam menghafal Surah Ar-Rahman kah?
Farah merasa ada rasa yang memang telah Allah titipkan ke hatinya untuk seorang Muhamad Aslam Faris.
Sejak mereka pertama kali bertemu di bis kota, lelaki yang memintanya duduk dibangkunya lantas ia sendiri berdiri
tegak.
“Ya Allah, hadiahkan aku laki-laki yang meminangku dengan mahar surah Ar-Rahman”.
~membangun cinta adalah mencintai ketidaksempurnaan ,
Sebab untuk apa aku mendampinginya bila di dirinya tak kutemukan yang dapat kulengkapi.
katanya, sang pangeranmu diluar sana sedang mempersiapkan diri juga untuk menjadi imam yang sholeh dan menjadi
seorang pendamping yang baik untukmu. Jadi dia sekarang butuh waktu untuk bertemu denganmu.
*cinta, bersabarlah :)
Farah memasukkan kertas surat itu ke dalam bukunya, lalu kemuadian pergi .
Farah kecelakaaaaan..
Hah dimana?
Di Halte masih banyak orang berkerumun, diaspal ada ceceran darah segar.
Tanpa buat waktu lagi Aslam dan teman teman yang lain membawa Farah ke rumah sakit.
Farah sekarang berada di Ruang ICU.
Disana ada juga Syafa & Hafid menunggu keluarga Farah datang.
Aslam begitu sangat shock. Ingin rasanya ia menobrak pintu ruang ICU tersebut untuk dapat melihat kondisi
Namun Aslam tak punya kekuatan lagi hanya sanggup terduduk lemas,
Teman kalian kekurangan banyak darah, siapa diantara kalian yang bergolongan darah B?
Kami minta kesediannya untuk menyumbangkan darah.karena kondisi dia sekarang kritis.
Sudah 3 Jam Farah ditangani oleh dokter , tapi masih belum ada kabar apapun.
Di Ruang Tunggu sekarang sudah berada beberapa keluarga Farah yang datang,
Coba kau bacakan Ar-Rahman kepada Farah, kau baca dekat ia, ujar Hafid.
Tepat setelah Aslam menyelesaikan bacaan Ar-Rahman pada 2 ayat terakhir, Farah pun sadar.
Akan aku bacakan lagi surat Ar-Rahman ini di hadapan penghulu nanti setelah kau sembuh, ucap Aslam.