Deru beribu-ribu kendaraan yang berlalu-lalang serta amat membisingkan telinga menjadi
santapan sehari-hariku setelah tiga bulan aku tinggal di kota metropolitan ini. Memang tak
mudah untuk menata hati dan diriku menghadapi suasana kota besar, semacam Jakarta, bagi
pendatang seperti aku. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke kota ini. Tapi, kali ini
aku tak kuasa untuk menghindar dari tugas ini, yang konon katanya aku sangat dibutuhkan untuk
ikut memajukan perusahaan tempatku bekerja.
Ternyata, bukan aku saja yang mengalami mutasi kali ini. Praba, teman satu asramaku , juga
mengalami hal yang sama. Kami menjadi sangat akrab karena merasa satu nasib, harus
beradaptasi dengan suasana Kota Jakarta.
“Aku bisa stress kalau setiap hari harus terjebak macet seperti ini. Apakah tidak upaya dari
Pemkot DKI mengatasi masalah ini! Rasanya, mendingan posisiku seperti dulu asal tidak di kota
ini!” umpatnya.
Kebencian membawaku kepada satu kata yaitu CINTA. Cintaku kepada kamu sahabatku,
dan cintaku kepada dia, dia yag membuat hariku lebih berwarna. Kini fajar telah
menemukan sunrise, siang telah menemukan matahari.,dan malam telah menemukan bulan yang
ditemani bintang yang gemerlap. Dan satu, pelangi akan datang setelah hujan membasahi bumi.