PRAKATA
Penyusun
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
DFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PRAKATA ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Tinjauan Umum 1
B. Maksud dan Tujuan Praktikum 1
C. Materi Praktikum 2
PENGENALAN GEOMORFOLOGI 65
A. Pendahuluan 65
B. Proses Geomorfik 65
C. Pelapukan 67
D. Gerakan Tanah 67
E. Jenis-jenis Bentangalam 70
DAFTAR PUSTAKA 78
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
BAB PENDAHULUAN
1
PENDAHULUAN
A. TINJAUAN UMUM
Geologi merupakan suatu disiplin ilmu yang menyelidiki lapisan-lapisan
batuan yang ada dalam kerak bumi.
Sebagai salah satu ilmu kebumian, geologi mempelajari segala sesuatu yang
mencakup berbagai aspek gejala, proses, dan mekanisme ataupun sifat-sifat
yang ada di permukaan bumi dengan hubungan sebab-akibat dalam lapisan
kulit bumi. Untuk itu diperlukan pengetahuan deskriptis dan logika penalaran
yang benar.
Dalam suatu proses perkembangan bumi selalu dikontrol oleh dua kekuatan
besar yang terus-menerus berlangsung dengan tiada berkeputusan, yaitu
kekuatan asal luar (tenaga eksogen) dan tenagga asal dalam (tenaga endogen).
Kedua kekuatan itulah yang menyebabkan bentuk roman muka bumi mampu
berubah-ubah sepanjang sejarah geologi.
C. MATERI PRAKTIKUM
Materi praktikum yang diharapkan dapat terpenuhi secara komprehensif,
antara lain meliputi :
1. Pengenalan Mineral
2. Pengenalan Batuan Beku
3. Pengenalan Batuan Sedimen
4. Pengenalan Batuan Metamorf
5. Pengenalan Fosil
6. Pengenalan Peralatan Geologi Lapangan
7. Pengenalan Peta Topografi
8. Aplikasi Peta Topografi Terhadap Morfologi dan Struktur
(Pengantar Geomorfologi dan Citra Pengindraan Jauh + Geologi Struktur)
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
BAB
2 DASAR-DASAR MINERALOGI
DASAR-DASAR MINERALOGI
A. Pengertian
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral, atau benda padat homogen, yang mempunyai rumus kimia tertentu
dan biasanya terbentuk oleh proses alam secara anorganik.
Mineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada yang meerupakan bentuk
persenyawaan (Leet & Judson, 1969).
Mineral sebagai unsur bebas (elemen), dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Contoh unsur bebas
Cu Cumprum Coper Tembaga
Au Aurum Gold Emas
Fe Ferrum Iron Besi
Ag Argentum Silver Perak
S Sulfur Sulfur Belerang
C Carbon Diamond Intan
C Carbon Graphite Grafit
Sebagai catatan, bahwa intan dan grafit merupakan mineral allotropi yaitu
mineral yang mempunyai rumus kimia dan sifat-sifat kimia yang sama, tetapi
mempunyai sifat fisis yang berbeda. Mineral sebagai bentuk persenyawaan
(compounds) dapat digolongkan sebagai berikut:
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
1. Persenyawaan Oksida:
SnO2 = Casiterite
H2O = Air
Al2O3 = Corundum
Fe3O4 = Magnetit
Fe2O3 = Hematit
2. Persenyawaan Silfida:
Cu2S = Calcosite
Fe S2 = Pirit
PbS = Galena
ZnS = Spalerit
3. Persenyawaan Karbonat:
CaCO3 = Kalsit
Ca,Mg ( CO3 ) = Dolomit
Mg CO3 = Magnesit
4. Persenyawaan Sulfat:
CaSO4 = Anhidrit CaSO4 2H2 = Gipsum
5. Persenyawaan Non Ferro Magnesian Silika:
SiO2 = Kuarsa
K Al Si3 O4 = Orthoklas
Ca (Al2 Si2 O8) = Anortit
Na (Al Si3 O8) = Albit
K AlSi3O10 (OHF) = Muscovit (mika putih)
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
2. Pecahan (Fracture)
Mineral dapat berubah melalui arah bidang belahan dan ada juga yang
terbelah secara tidak teratur. Macam-macam pecahan tersebut adalah:
Concoidal : Pecahan yang permukaan bidang pecahannya melengkung
seperti kulit kerang. Contoh : Kuarsa, opsidian
Even : Pecahan yang permukaan bidangnya rata. Contoh :
Batugamping litografi
Uneven : Pecahan yang permukaan pecahannya tidak rata. Contoh :
Garnet, Hematit
Hackly : Pecahan yang tajam dan tidak teratur. Contoh : Copper
Splintery : Pecahan seperti berserat atau berserabut. Contoh : Pektolit
Earthy : Pecahan tidak teratur dan seperti tanah. Contoh : Kaolin
Splintery Earthy
Gambar 1. Macam-macam pecahan pada mineral
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
3. Warna (Color)
Idiokromatik : Warna yang konstan (tetap)
Contoh : Olivin (hijau); Almandin (merah); Azurit
(biru); Rhodonit (merah).
Allochomatic : Warna yang bermacam-macam akibat pengotoran
Contoh : Orthoklas (kuning); Tourmalin (hijau).
4. Bentuk (Form)
Benuk mineral ada dua:
a. Mineral yang berbentuk kristal atau mineral kristalin.
b. Mineral yang tidak berbebtuk atau amorf.
Mineral kristalin mempunyai bangun:
1. Regular = Isometrik = kubus : mempunyai 3 sumbu simetri a,b dan
c; di mana a = b = c dan saling tegak lurus. Contoh: Galena (PbS),
Halit (NaCl), Pirit (FeS).
2. Tetragonal = Balok: mempunyai 3 sumbu simetri a, b dan c; a=b≠c
atau a≠b=c serta semua sumbu saling tegak lurus. Contoh: Zircon
(Zr SiO4).
3. Hexagonal: mempunyai 4 sumbu simetris a, b, c dan d; di mana
a=b=c membentuk sudut 60o; a, b, c terletak pada bidang datar,
sedang d tegak lurus bidang datar tersebut yang menembus pada titik
potong sumbu a, b, c; d≠a=b=c. Contoh: Kuarsa (SiO2), dan Kalsit
(CaCO2).
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
5. Cerat (Streak)
Cerat (streak) adalah warna mineral dalam bentuk bubuk, ini bisa
didapatkan dengan cara menggoreskan mineral pada keping porselin
Cerat yang mempunyai warna yang tetap walaupun warna mineral
berubah-ubah.
Contoh: Cerat hematit merah kecoklatan, cerat augit abu-abu hijau, dll.
6. Kilap/Kilat (Luster)
Kilap adalah kenampakan mineral yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya
yang diterimanya. Dibagi dua kelompok:
a. Kilap logam (metallic luster)
Contoh: Galena, pirit, magnetite, chalcopyrite.
b. Kilap bukan logam (nonmetallic luster)
Contoh: Kilap intan (adamatic luster): Intan. Kilap kaca (vitreous
luster): Kuarsa, Kalsit. Kilap sutera (silky luster): Asbestos. Kilap
damar (resinous luster): Sphalerit. Kilap mutiara (pearly luster):
Dolomit. Kilap lemak (greasy luster): Talk.
7. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap goresan. Biasanya mineral
yang diuji dibandingkan dengan mineral yang sudah menjadi standar
kekerasan (skala kekerasan) yaitu skala kekerasan dari Mosh (Tabel 3).
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka di bawah ini akan
disajikan beberapa standar kekerasan sebagai berikut;
- Kuku jari = 2,5. - Uang logam tembaga = 3.
- Pisau baja = 5,5 – 6. - Pecahan kaca jendela = 5,5 – 6.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
8. Perawakan Mineral
a. Pemerian perawakan kristal tersendiri:
1) Merambut (Capilary)
2) Menjarum (Acicular)
3) Membenang (Filliform)
4) Membilah (Bladed)
5) Memapan (Tabular)
6) Mendaun (Foliated)
7) Membulu (Plumose)
8) Montok (Gemuk, Stubby, Equant, Stout)
9) Membata (Blocky)
10) Meniang (Columnar)
Radiated/Divergent
Gambar 4. Macam-macam perawakan mineral
Berat x
BJ =
Berat x – Berat y
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
BAB
3 PENGENALAN BATUAN BEKU
Batuan adalah bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat/kumpulan mineral yang telah mengeras. Batuan di alam ada 3 macam
yaitu batun beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Untuk bab 3 khusus
dibahas batuan beku.
A. Pendahuluan
Batuan beku adalah penyusun bumi terbesar, terjadi karena terjadi karena
pembekuan/pendinginan magma jauh di bawah permukaan bumi, dekat
permukaan atau di permukaan bumi. Batuan beku yang terbentuk jauh dari
permukaan bumi disebut batuan beku plutonik, yang dekat dengan
permukaan bumi disebut batuan beku hypabisal, sedang batuan beku yang
terbentuk di permukaan bumi disebut batuan beku volkanik.
a. Holokristalin
a.
b. Hipokristalin Kristal
b.
c. Holohialin
Gelas
c.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
Kristal
a. Porfiritik
a.
b. Vitroferik Gelas
b.
c. Poilikitik
c.
d. Glomeroporphyritic
d.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
Masif
Amigdaloidal
Vesikuler
Skoria
Xenolitis
BAB
4 PENGENALAN BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan terbesar nomor dua setelah batuan beku.
Kebanyakan tersingkap di permukaan bumi. Sehingga seakan-akan batuan
sedimen lebih banyak dari batuan beku.
A. Pendahuluan
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat litifikasi hancuran
batuan lain (dentritus) atau karena hasil proses kimiawi maupun biokimiawi.
Dibagi menjadi 2 macam berdasarkan atas asalnya:
1. Batuan sedimen klastik (tekstur klastik): batuan sedimen yang tersusun
oleh hasil hancuran (fragmen) batuan lain yang sudah ada terlebih dahulu
(batuan asal) baik dari batuan beku, sedimen, maupun metamorf.
Umumnya telah mengalami transportasi atau perpindahan.
2. Batuan sedimen nonklastik (tekstur nonklastik): batuan sedimen yang
tersusun oleh hasil reaksi tertentu, baik bersifat anorganis, biokimiawi,
atau biologis. Umumnya merupakan hasil litifikasi dari koloid dan belum
mengalami transportasi atau perpindahan.
B. Cara Pemerian Batuan Sedimen Klastik
Pemerian batuan sedimen klastik didasarkan pada:
1. Tekstur
2. Struktur
3. Komposisi mineral
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
Fragmen
Matrik
Semen
1. Tekstur, meliputi:
a. Amorf (tidak kristalin)
b. Kristalin, didasarkan pada skala Wentworth (1922)
Pasir Batupasir
Klastik
Lanau Batulanau
Lempung Batulempung
Kalsit Batugampung kristalin
Anorganik
Dolomit Dolomit
Nonklastik
Kimiawi
BAB
5 PENGENALAN BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh perubahan tekanan dan
temperatur yang tinggi dalam kulit bumi dari batuan yang sudah ada. Perubahan
ini akan menimbulkan perubahan tekstur, struktur, dan komposisi mineral. Faktor-
faktor penyebab terjadinya metamorfisme adalah panas/temperatur/suhu, tekanan
(pressure), tegangan (stress), shear, dan aktivitas pelarutan secara kimia.
Jenis-jenis metamorfose:
1. Metamorfose kontak/thermal/sentuh, ditemukan pada tepi-tepi tubuh batuan
beku intrusi, seperti batholith. Contoh: Marmer, Hornfels.
2. Metamorfose dislokasi/kinematik, terjadi dekat zona deformasi yang
intensif dan dislokasi ditemukan di sepanjang zona sesar. Contoh: Milonit.
3. Metamorfose regional, terjadi pada daerah yang sangat luas/ribuan
kilometer pada pegunungan lipatan. Terbentuk jauh di kedalaman kerak
bumi. Muncul di permukaan akibat pengangkatan dan erosi. Contoh: Sekis.
C. Komposisi mkineral
Pada umumnya mineral yang terbentuk adalah kuarsa, mineral mika, feldspar,
klorit, amphibol, dan piroksin.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
Tabel 10. Nama-nama batuan metamorf, tekstur batuan, derajat metamorfosa, serta
batuan asal.
Batuan Derajat
Tekstur Batuan Asal
Metamorfik Metamorfosa
Slate Foliasi Rendah Serpih (Shale)
Phyllite Foliasi Rendah – sedang Serpih (Shale)
Mica Schist Foliasi Sedang – tinggi Serpih (Shale)
Gneiss Foliasi Tinggi Granit, Andesit
Batugamping,
Marble Non-foliasi Rendah – tinggi
Dolomit
Quartzite Non-foliasi Sedang – tinggi Batupasir Kuarsa
Amphibolite Non-foliasi Sedang – tinggi Basalt, Gabro
Chlorite Schist
Foliasi Rendah Basalt
(Green schist)
Hornfels Non-foliasi Metamorfosa kontak Semua jenis batuan
Talc schist Foliasi Rendah Peridotit
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
BAB
6 PENGENALAN FOSIL
A. Pendahuluan
Definisi fosil adalah sisa/ jejak/ bekas hewan/ tumbuhan yang hidup pada
masa geologi yang lampau yang terawetkan/ tertimbun/ tersimpan secara
alamiah. Batas antara masa lampau dan masa kini adalah pada awal Holosen,
atau kira-kira 11.000 tahun yang lalu. Bagian ilmu geologi yang menguraikan
penyelidikan dan interpretasi fosil adalah paleontologi.
Penggunaan fosil yang sangat penting yaitu: untuk menentukan umur relatif
suatu batuan dan menentukan keadaan lingkungan dan ekologi batuan pada
waktu terbentuknya.
Suatu makhluk hidup potensial menjadi fosil karena beberapa faktor, yaitu:
1. Organisme memiliki bagian dalam yang keras, cangkang atau kulit yang
keras yang dapat terawetkan bisa berupa gigi, cangkang, tulang atau
jaringan kayu pada tanaman.
2. Organisme segera terkubur oleh material yang dapat menahan terjadinya
pembusukan di dalam lingkungan pengendapan atau belum
tertransportasi dari tempat awal orgnisme tersebut terkubur.
3. Organisme tersebut harus terhindar dari kehancuran setelah mati atau
utuh.
4. Terbentuk pada kondisi an-aerob (tanpa oksigen) pada sedimen berbutir
halus.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
B. Jenis-jenis fosil
Berdasarkan tipe pengawetannya, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1. Fosil tidak terubah, semua bagian organisme atau hewan yang
terawetkan, baik yang lunak maupun yang keras. Contoh: Mammoth
yang terawetkan di dalam es di Siberia.
Burrow Coprolite
Gambar 20. Fosil berupa jejak/bekas
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
Kingdom
Phylum
Class
Order
Family
Genus
Spesies
BAB
7 PENGENALAN PERALATAN
GEOLOGI LAPANGAN
2. Menentukan bearing, adalah arah kompas dari satu titik ke titik yang
lainnya. Kompas brunton, bearing ditunjukkan oleh arah sighting arm
dan besarnya dapat dibaca pada jarum Uutara kompas. Untuk membaca
bearing dengan teliti, ada tiga hal yang harus diperhatikan: (1) kompas
harus dalam keadaan paras (level); (2) titik pandang harus terpusat tepat
pada objeknya; (3) jarum kompas harus terletak mendatar. Prosedur
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
sampai keadaan level dan dibaca. Pada bidang miring landai (kurang dari
10o) caranya; (1) carilah jurus bidang yang diukur (garis mendatar pada
bidang itu) dengan menggunakan kompas sebagai klinometer, yaitu
dengan meletakkan arah kemiringan nol pada bidang itu. Beri tanda
dengan garis pada permukaan bidang itu ditepi kompas dengan pensil.
Garis itu adalah bidang yang diukur; (2) selanjutnya tempelkan sisi
kompas yang tertulis East (E) tepat pada garis itu, baca dan catat angka
yang ditunjukkan oleh jarum Utara kompas; (3) gunakan kompas sebagai
klinometer, letakkan tepi kompas dengan arah tegak lurus jurus,
kemudian putar tuas klinometer sampai keadaan level.
Gambar 23. (a) Cara mengukur jurus perlapisan dan (b) kemiringan perlapisan
B. Palu Geologi
Palu geologi secara kegunaannya dan jenisnya ada 2 macam palu. Palu
pertama untuk batuan yang keras yang disebut palu beku dengan berat 1,8 kg.
Palu untuk batuan beku mempunyai dua mata palu, yang salah satunya
tumpul dan yang lainnya runcing, ini digunakan untuk memecah batuan yang
keras. Palu yang kedua untuk batuan lunak yang disebut palu sedimen dengan
berat 0,7 – 1,2 kg. Mempunyai kenampakan hampir sama tetapi pada salah
satu mata palunya mempunyai ujung yang pipih, ini digunakan untuk
mencongkel batuan yang lunak.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
C. Peta Lapangan
Peralatan yang sangat perlu setelah kedua alat di atas adalah peta lapangan.
Peta yang yang digunakan biasanya adalah peta topografi yang mempunyai
skala peta 1:25.000 atau 1:50.000.
D. Peralatan Lain
Adalah tas untuk tempat bekal dan catatan lapangan, lensa pembesar denagn
pembesaran 5x dan 35x, larutan HCl 0,1 mol, dan alat lain yang diperlukan.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
BAB
8 PENGENALAN PETA TOPOGRAFI
Peta adalah gambaran atau dimensi dari suatu obyek yang dilihat dari atas dan
ukurannya direduksi. Peta topograpi adalah suatu peta yang memperlihatkan
kedaan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan dimensinya.
Unsur-unsur penting pada peta topografi:
A. Roman muka bumi ( earth features), meliputi:
1. Relief: perbedaan tingi rendah suatu tempat dengan tempat yang lain
pada suatu daerah dan juga curam atau landainya kemiringan lereng (
slope) yang ada. Contoh; gunung ,bukit, lembah, tebing-tebing,
punggungungan,atau gawir-gawir.
2. Pola aliran / pola penyaluran/ drainage/ drainage pattern:
Pola didepinisikan sebagai suatu keragaman didalam bentuk (shape),
ukuran (size) dan penyebaranya (distribution). Pola aliran emliputi jalan
jalan air yaitu kenampakan sungai, danau, rawa atau laut.
a. Dentritik( biasanya terdapat didaerah yang batuannya seragam)
b. Pararel
c. Trellis ( pada daerah lipatan)
d. Rectanggular( pada daerah kekar)
e. Radier ( pada daerah gunung api muda)
f. Annular
g. Contorted
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
Besar lereng=___1000 m = tg α = x
2000 m
α = arc tg x
α= .......o
BAB
9 PENGENALAN GEOLOGI STRUKTUR
Geologi struktur adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang ilmu
arsitektur batuan, terutama yang diakibatkan oleh depormasi. Deformasi
disebabkan oleh adanya gaya yang bekerja pada tubuh suatu batuan. Gaya yang
bekerja dapat dibagi menjadi 4 macam:
Gaya yang bekerja pada batuan disebut “Stress” dan menyebabkan “Strain”.
Strain biasa “dilation” (volume berubah tetapi bentuk tetap), atau “distortion”
(volume dan bentuk berubah). Deformasi melalui tiga tahap. Tahap pertama,
deformasi “elastic”, materi kembali pada semula bila stress hilang. Tetapi bila
melebihi “elastik limit” maka benda tidak dapat kembali seperti semula, dan
berlanjut dengan “plastic” dan timbulkan retakan yang akan berkembang hingga
patah (“rupture”).
3 TAHAPAN DEFORMASI
1. Kekar (Joint)
2. Sesar (Fault) dan
3. Lipatan (Fold)
A. KEKAR (JOINT)
Adalah retakan dalam batuan yang terjadi karena tekanan atau tarikan yang
disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi, atau
pengurangan/hilang tekanan, dan tidak ada pergeseran. Kekar merupakan
struktur batuan yang paling banyak dijumpai karena pembentukannya tidak
mengenal waktu.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
B. SESAR (FAULT)
Adalah rekahan yang telah mengalami pergeseran. Ciri utama sesar adalah
arah gerakan yang berbeda sejajar dengan permukaan retakan. Pergeserannya
dari beberapa centimeter sampai kilometer. Kedudukan sesar ditentukan oleh
strike dan dip yang diukur pada bidang sesar, sama seperti pada waktu
mengukur strike dan dip perlapisan dan kekar. Bagian-bagian dari sesar
adalah:
a. Strike, adalah garis horisontal yang merupakan perpotongan bidang
horisontal dengan bidang vertikal yang tegak lurus strike.
b. Dip, adalah sudut antara permukaan horisontal dengan bidang sesar
diukur dalam bidang vertikal yang tegak lurus strike.
c. Hade, sudut antara bidang sesar dan bidang vertikal.
d. Hanging Wall, blok yang terletek di atas bidang sesar.
e. Footwall, blok yang terletak di bawah bidang sesar.
f. Fault line (Fault trace or fault outcrop), perpotongan sesar dengan
permukaan bumi, berupa garis lurus atau melengkung.
g. Bidang sesar, bidang yang terbentuk akibat adanya rekahan yang
menglami pergeseran.
a. Strike
b. Dips
c. Hanging wall
d. Footwall
e. Fault line
f. Bidang Sesar
Klasifikasi sesar didasarkan pada geometri dan secara genetic. Ada 5 jenis
klasifikasi berdasarkan geometri yaitu:
a. Klasifikasi berdasarkan rake of net slif (rake dari net slip).
b. Klasifikasi berdasarkan attitude of fault relative to attitude of adjacent
beds (kedudukan relatif sesar terhadap kedudukan lapisan yang
berdekatan).
c. Klasifikasi berdasarkan fault pattern (pola sesar).
d. Klasifikasi berdasarkan angle of dip of fault (sudut kemiringan sesar).
e. Klasifikasi berdasarkan the apparent mavoment on the fault (gerakan
relatif sesar).
Sesar mendatar
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
Ciri utama sesar, khususnya sesar normal yang mempunyai dip besar adalah
adanya scrap. Pada peta topograpi, scrap yang diakibatkan sesar terlihat garis
kontur yang lurus dan rapat, dan dibawahnya mata air, atau danau kecil
didasar fault scarp, terutama pada blok-blok sesar miring (sesar bongkah).
C. LIPATAN (FOLD)
Adalah salah satu jenis yang paling umum dari deformasi struktur yang
ditemukan dalam rangkain pegunungan komplek dan sedikit terdeformasi
pada dataran rendah dan plateau. Struktur lipatan (kompresi), atau dapat
disebabkan oleh gaya yang arahnya vertikal.
Antiklin adalah lipatan yang cembung keatas dengan sayap sayap yang
miring menjauhi sumbu. Antiklin dicirikan oleh batuan paling tua dalam
inti atau pusat.
Sinklin adalah lipatan yang cekung, menghadap keatas dengan sayap-
sayapnya yang miring kearah sumbu dan dicirikan oleh batuan paling
muda di pusat.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
Secara ideal subu lipatan horizontal, tapi biasanya miring condong yang
disebut plunge (penunjaman). Lipatan menunjam yang tererosi membentik
pola singkatan zig-zag yang khas atau pola singkapan berbentuk huruf “V”.
BAB
10 PENGANTAR GEOMORFOLOGI DAN CITRA
PENGINDRAAN JAUH (FOTO UDARA)
PENGANTAR GEOMORFOLOGI
A. Pendahuluan
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentagalam atau bentuk-bentuk
roman muka bumi yang terjadi karena adanya kekuatan-kekuatan yang
bekerja dari luar dan dalam bumi. Uraian bentagalan dalam suatu daerah
biasanya berupa asal usul bentagalam, faktor faktora yang mempengaruhi
perkembangannnya, pengaruh iklim terhadap perkembagan tersebut, proses
oksogen yan bekrja dan tingkat perkembangannya.
B. Proses geomorfik
Adalah semua perubahan fisika dan kimia yang memberikan efek yang
bervariasi pada bentuk roman muka bumi, dibedakan menjadi:
1. Proses eksogenik, proses yang bekerja pada permukaan bumi dan
mempengaruhi bentuk bentangalam yang terjadi. Proses ini dibedakan
menjadi dua , yaitu:
a. Agradasi, proses pembentukan bentuk-bentuk positif atau
pengendapan.
b. Degradasi, proses pembentukan bentuk negatif atau perendahan
permukaan tanah. Proses ini degradasi terdiri dari 3 proses utama,
yait: pelapukan, erosi, dan gerakan tanah.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
C. Pelapukan
Pelapukan adalah proses yang menyebabkan bebatuan pecah dan mengalami
perubahan komposisi oleh kegiatan agen-agen asal luar seperti anggin, hujan,
perubahan suhu, tumbuhan dan bakteri. Pelapukan secara garis besar
dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Pelapukan fisik atau mekanik atau disintegrasi, yaitu perubahan pada
batuan yang menyebabkan perubahan volume atau ukuran tanpa merubah
komposisinya.
2. Pelapukan kimia atau dekomposisi, yaitu perubahan pada batuan yang
menyebabkan perubahan komposisi kimia bebatuan, penyebab yang
utama adalah air hujan.
Hasil pelapukan batuan adalah tanah atau soil. Bentuk-bentuk hasil pelapukan
misalnya exfoliation dome (kubah pengelupasan), yaitu bentuk kubah yang
terjadi karena pelapukan fisik yang mengelupas. Pelapukan membola adalah
salah satu bentuk pelapukan mengelupas dengan bentuk yang hampir seperti
bola, berjalan bertahap ke dalam membentuk lapisan tipis (mengulit bawang)
dengan inti yang membulat.
D. Gerakan tanah
Adalah pergerakan masa batuan. Termasuk didalamnya tanah atau soil dan
rempah-rempah bebatuan, menuruni lereng, pergerakan tersebut semata-mata
karena gaya berat.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gerakan tanah adalah :
1. Lereng terlalu terjal
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
E. Jenis-jenis bentangalam
Berdsarka proses-proses yang bekerja di permkaan bumi baik berasal dari
luar maupun dari dalam bumi, maka terdpat beberapa jenis bentaagalam,
antara lain;
1. Bentangalam Fluviatil, bentangalam yang terbentuk karena aktivitas
sunga.
2. Bentangalam Vulkanik, bentangalam yang terjadi akibat aktivitas gunung
api.
3. Bentangalam Struktural, bentangalam yang diakibatkan karena
terjadinya tektonik.
4. Bentangalam Karst, bentangalam yang terbentuk akibat proses aktivitas
pelarutan oleh air.
5. Bentangalam Eolian, bentangalam yang terjadi karena adanya naktivitas
angin.
6. Bentangalam Glasiasi, bentang lam yang terbentuk di daerah bersalju
atau es.
7. Bentangalam Pantai, bentangalam yang terdapat di daerah pantai.
8. Bentangalam Denudasional, bentangalam yang disebabkan olehh proses
kimiawi dan fisika. Menyebabkan penelanjangan batuan/penggiksan
batuan.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
a. Rona
b. Tekstur
c. Pola
d. Hubungan dengan keadaan sekitarnya
e. Bentuk
f. Ukuran
g. Bayangan
2. Unsur dasar penafsiran geologi, adalah gejala alam yang terlihat pada
foto udara, yang memberikan kemungkinan kepada orang untuk
mengetahui keadaan geologi suatu daerah. Gejala alam ini akan
memberikan keterangan geologi yang berlainan pada setiap orang, dan
penafsiran ini bersifat subyektif. Maka banyak orang lihat makin banyak
keterangan yang diungkapkan, dan keterangan geologi akan makin
obyektif. Unsur ini dibagi menjadi:
a. Relief.
b. Pola penyaluran.
c. Tumbuhan penutup.
d. Kebudayaan.
2. Stereoskop
Adalah alat untuk melihat foto yang bertampalan, supaya nampak
meruang atau tiga dimensi. Ada beberapa macam stereoskop yaitu:
a. Stereoskop saku.
b. Stereoskop cermin.
c. Stereoskop kembar.
d. Interpretoskop.
e. Stereoskop prisma kembar.
Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999, Buku Pedoman Praktikum Geologi Fisik, 2nd Ed, Laboratorium
Teknik Geologi, Institut Sains & Teknologi AKPRIND, Yogyakarta
Fossen, H., 2010, Structural geology, Cambridge University Press, New York
Grippo, A., 2011, An Introduction to Sedimentary Rocks, http://homepage.smc.
edu/grippo_alessandro/rockssedimentary.html, diakses pada hari Rabu, 06
Juni 2012
Hamblin, W. K., dan Eric H. Christiansen, 2003, Earth’s Dynamic System, 10th
Ed, Prentice Hall, New Jersey
Lutgens, F. K., Edward J. Tarbuck, Dennis Tasa, 2011, Essentials of Geology,
11th Ed, Precntice Hall, New Jersey
Marjoribanks, R., 2010, Geological Methods in Mineral Exploration and Mining,
2nd Ed, Springer, New York
Noor, D., 2010, Pengantar Geologi, 2nd Ed, Pakuan University Press, Bogor
Rivard, L. A., 2011, Satellite Geology and Photogeomorphology, Springer,
New York