Anda di halaman 1dari 14

PENCATATAN & PELAPORAN P2

ISPA
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit: 2018

Halaman :1/2

UPTD
= Lambertus Ola Rua =
PUSKESMAS
NIP. 19691008 199103 1 008
WITIHAMA

1.Pengertian Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan
informasi program pengendalian penyakit ISPA
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah bagi petugas untuk
- Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan program P2 ISPA
- Menidentifikasi masalah
- Mengetahui keberhasilan program
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nomor Tentang Pencatatan
dan pelaporan P2 ISPA
4.Referensi 1. Buku pedoman tatalaksana pneumonia balita Depkes RI Tahun 2007
2. Buku pedoman pengendalian penyakit infeksi saluran pencernaan akut
Depkes RI Tahun 2009
5.Prosedur / Mencatat dan melaporkan setiap penderita ISPA yang mengarah ke Pneumonia
Langkah- yang datang ke puskesmas
langkah
1. Setiap balita yang batuk dan atau kesukaran bernapas yang datang berobat
ke puskesmas dimasukkan ke register harian program P2 ISPA yang
merupakan rekapitulasi ISPA Balita
2. Laporan bulanan program P2 ISPA diambil dari register harian program P2
ISPA
3. Px yang terdiagnosa Pneumonia kemudian dikunjungi (Care Seeking) oleh
petugas kesehatan untuk diketahui keadaan/kondisi pasien selanjutnya
4. Petugas menulis hasil keadaan umum pasien yang sekarang. Apabila belum
ada perubahan, memotivasi pasien dan keluarga untuk berobat kembali ke
Puskesmas
5. Petugas mendokumentasikan kegiatan tersebut
-
6. Bagan Alir
7.Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8.Unit terkait Semua unit di UPTD Puskesmas
9.Dokumen 1.Butir – butir kesepakatan
terkait 2.RTL
3.Daftar Hadir
4.Foto
10. Rekaman
historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

1/2
2018

Pelaksana Mutu Baku

Uraian Prosedur Ket


Keleng Waktu Output
kapan

1. Petugas kesehatan
mencari data pasien
yang terdiagnosa
pneumonia dalam
buku register

2. Petugas mengunjungi
(Care Seeking) ke
rumah pasien yang
terdiagnosa
pneumonia tersebut

3 Petugas melakukan
pemeriksaan dan
melihat keadaan
umum pasien, jika
belum ada perubahan
memotivasi pasien
dan keluarga untuk
segera berobat ke
puskesmas

4 Petugas mencatat
hasil kunjungan dan
mendokumentasikan
hasil kegiatan tersebut

2/2
Pelaksana Mutu Baku

pet
pe
Uraian Prosedur uga Ket
ra Do apot Kelengkapan Waktu Output
px s
wa kter ek
lok
t
et

1. Pasien ambil
nomor
antrian

2. Petugas loket
memanggil
sesuai nomor
antrian dan
memasukkan
ke dalam
computer
sambil
menyerahkan
status pasien

3 Pasien
masuk ke
BP/KIA dan
dianamnesa
(tensi, suhu,
RR, nadi)
sesuai
keluhan oleh
perawat

4 Setelah
dilakukan
anamnesa
sesuai
keluhan
kemudian
dikonsulkan
oleh dokter
dan
dilakukan
pemeriksaan
fisik
kemudian
dokter

3/2
Pelaksana Mutu Baku

pet
pe
Uraian Prosedur uga Ket
ra Do apot Kelengkapan Waktu Output
px s
wa kter ek
lok
t
et

memberikan
resep obat
untuk
diserahkan
ke apotek.
Jika perlu
rujuk ke RS.

5 Apotek
menerima
resep dari
dokter sesuai
indikasi
pasien dan
menyerahkan
obat ke
pasien
tersebut.

6 Setelah
menerima
obat dari
apotek
pasien
pulang.

4/2
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM PENGENDALIAN

PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)

PUSKESMAS WITIHAMA

1. Pendahuluan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insidens
menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara berkembang dan
0,05 episode per anak/tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat 156 juta episode baru di
dunia per tahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di negara berkembang. Kasus terbanyak
terjadi di India (43 juta), China (21 juta) dan Pakistan (10juta) dan Bangladesh, Indonesia, Nigeria
masing-masing 6 juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat, 7-13% kasus berat dan
memerlukan perawatan rumah sakit. Episode batuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali
per tahun (Rudan et al Bulletin WHO 2008). ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan
pasien di Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%).

Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding dengan gabungan
penyakit AIDS, malaria dan campak. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta Balita
meninggal karena Pneumonia (1 Balita/20 detik) dari 9 juta total kematian Balita. Diantara 5
kematian Balita, 1 di antaranya disebabkan oleh pneumonia. Bahkan karena besarnya kematian
pneumonia ini, pneumonia disebut sebagai “pandemi yang terlupakan” atau “the forgotten
pandemic”. Namun, tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini, sehingga pneumonia disebut
juga pembunuh Balita yang terlupakan atau “the forgotten killer of children”(Unicef/WHO
2006, WPD 2011). Di negara berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri,
menurut hasil Riskesdas 2007 proporsi kematian Balita karena pneumonia menempati urutan
kedua (13,2%) setelah diare. Sedangkan SKRT 2004 proporsi kematian Balita karena
pneumonia menempati urutan pertama sementara di negara maju umumnya disebabkan virus..

2. Latar Belakang
Berdasarkan bukti bahwa faktor risiko pneumonia adalah kurangnya pemberian ASI eksklusif, gizi
buruk, polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution), BBLR, kepadatan penduduk dan kurangnya
imunisasi campak. Kematian Balita karena Pneumonia mencakup 19% dari seluruh kematian Balita
dimana sekitar 70% terjadi di Sub Sahara Afrika dan Asia Tenggara. Walaupun data yang tersedia
terbatas, studi terkini masih menunjukkan Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza dan
Respiratory Syncytial Virus sebagai penyebab utama pneumonia pada anak (Rudan et al Bulletin WHO
2008). Pengendalian ISPA di Indonesia dimulai pada tahun 1984, bersamaan dengan diawalinya
pengendalian ISPA di tingkat global oleh WHO.

5/2
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya upaya peningkatan manajemen pengendalian
ISPA Pneumonia khususnya di puskesmas.

3. Tujuan
a. Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan
Pneumonia dalam rangka Pencapaian tujuan Pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat

b. Khusus.
- Menyembuhkan Penderita
- Mencegah Kematian
- Mencegah Kekambuhan
- Menurunkan Tingkat penularan
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
- Melakukan promosi kesehatan untuk pengendalian infeksi saluran pernapasan akut
- Menemukan kasus infeksi saluran pernapasan akut di puskesmas.
- Memberikan pengobatan pada kasus infeksi saluran pernapasan akut yang dilakukan oleh
dokter atau tenaga perawat dengan bimbingan dokter pukesmas
- Melakukan penjaringan kasus di posyandu, desa siaga, dll
- Melakukan kunjungan rumah (careseeking) penderita pneumonia.
- Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya dalam
pengendalian infeksi saluran pernapasan akut.

5. Cara melaksanakan kegiatan


- Melakukan rapat minilokakarya tiap bulan
6. Sasaran
Pasien yang berkunjung ke Puskesmas dan jejaringnya dari dalam wilayah maupun luar Wilayah
Puskesmas Witihama.

7. Jadwal pelaksanaan kegiatan (jadwal terlampir)


Target Uraian tugas

1x/Tahun Membuat Rencana Usulan Kegiatan Program ISPA

1x/Tahun Membuat Rencana Usulan Kegiatan Program ISPA

1 tahun Penemuan kasus ISPA dan Pneumonia

4X/thn Penyuluhan

1 tahun Penatalaksanaan kasus ISPA dan Pneumonia

6/2
5 x 4 x 1 org Kunjungan rumah dalam rangka careseeking penderita pneumonia

1 tahun Penataan arsip in aktif dan statis

program ISPA sesuai pola kearsipan

12 x / tahun Pencatatan dan Pelaporan

1 X/ tahun Melakukan Tinjauan Dokumen mutu

3 X/thn Audit internal & Eksternal

8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Jika dalam pelaksanaan kegiatan terjadi perubahan jadwal maka akan disampaikan pada saat rapat
bulanan minilokakarya

9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan kegiatan survailens, diperlukan suatu sistem
pencatatan dan pelaporan baku yang dilaksanakan dengan baik dan benar, dengan maksud
mendapatkan data yang valid untuk diolah, dianalisa, diinterprestasikan, disajikan dan disebarluaskan
untuk dimanfaatkan sebagai dasar perbaikan program.

7/2
KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA
PUSKESMAS WITIHAMA

A. Pendahuluan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak.
Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di Negara
berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat 156
juta episode baru di dunia per tahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di Negara
berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta) dan Pakistan (10 juta) dan
Bangladesh, Indonesia, Nigeria masing-masing 6 juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di
masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Episode batuk-pilek pada
Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun (Rudan et al Bulletin WHO 2008). ISPA
merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-60%) dan rumah
sakit (15%-30%). (Kemkes RI, Pedoman Pengendalian ISPA).

B. Latar Belakang
ISPA masih merupakan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Witihama .Hal ini bisa
dibuktikan bahwa penyakit ISPA menduduki peringkat pertama 10 besar penyakit di Puskesmas
Witihama Tahun 2017 ( Laporan Tahunan 2017 Puskesmas Witihama )

C. Tujuan
1. TujuanUmum
a. Melakukan upaya untuk menurunkan angka kesakitan ISPA/Pneumonia di wilayah kerja
Puskesmas Witihama.
2. Tujuan Khusus
a. Petugas dapat mengetahui factor-faktor penyebab tingginya angka kesakitan ISPA di
wilayah kerja Puskesmas Witihama
b. Petugas dapat mencari alternative pemecahan masalah, langkah-langkah pemecahan
masalah dan prioritas pemecahan masalah pada kasus ISPA/Pneumonia di wilayah kerja
Puskesmas Witihama

D. Cara pelaksanaan :
1. Penyuluhan kesehatan ISPA dan Pneumonia
2. Deteksi dini kesehatan ISPA dan Pneumonia
3. Pelayanan kesehatan ISPA dan Pneumonia
4. Kunjungan rumah dan Pelayanan kesehatann pneumonia

E. Sasaran :
1. Pasien penderita gangguan ISPA dan Pneumonia
2. Masyarakat

8/2
F. Pelaksanaan kegiatan

JADWAL
N JENIS LOKAS PELAKSAN
TUJUAN SASARAN KEGIAT
o. KEGIATAN I A
AN
Pemeriksaan
terhadap bayi
Posyand P2ISPA
1 dan balita Deteksi dini penyakit ISPA Bayi, Balita
u

KepalaPuskes
Memberikan pengetahuan
mas
Penyuluhan kepada ibu-ibu tentang gejala Puskes
2 Ibu-ibu P2ISPA
tentang ISPA dan pencegahan penyakit mas
Kader
ISPA
Kesehatan
Memberikan pelatihan
kepada petugas kesehatan PetugasKeseh
Pelatihanpengob Puskesmas Pembantu dan atan Puskes P2ISPA
4
atan ISPA Poskesdes yang diberikan Pustu dan mas Dokter
wewenang untuk mengobati Poskesdes
ISPA
Kunjungan
Rumah
Pelayanan Pemberian imunisai untuk Bayi dan Rumah
5 Kesehatan P2ISPA
mencegah penyakit ISPA Balita Warga
Pneumonia

Memantau pelaksanaan Bayi/Balita


Wilayah
6 Monitoring program penangan n Kader P2ISPA
Kerja
penyakit ISPA Kesehatan
Mengukur tingakat PetugasKeseh Tenaga
keberhasilan program dan atan kesehatan
7 Evaluasi Puskesmas
mengidentifikasi hambatan- Puskesmas
hambatan pelaksanaan Witihama

H. Pencatatan, Pelaporan dan Dokumentasi


1. Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan.
2. Dokumentasi penunjang dan foto kegiatan

Mengetahui: Witihama, …………..…….2018


KepalaPuskesmas Witihama , Petugas,

. Lambertus Ola Rua


NIP. 19691008 199103 1 008 NIP. ………………………

9/2
PENCATATAN & PELAPORAN P2
ISPA
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit: 2018

Halaman :1/2

UPTD
= Lambertus Ola Rua =
PUSKESMAS
NIP. 19691008 199103 1 008
WITIHAMA

1.Pengertian Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan
informasi program pengendalian penyakit ISPA
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah bagi petugas untuk
- Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan program P2 ISPA
- Menidentifikasi masalah
- Mengetahui keberhasilan program
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nomor Tentang Pencatatan
dan pelaporan P2 ISPA
4.Referensi 3. Buku pedoman tatalaksana pneumonia balita Depkes RI Tahun 2007
4. Buku pedoman pengendalian penyakit infeksi saluran pencernaan akut
Depkes RI Tahun 2009
5.Prosedur / Mencatat dan melaporkan setiap penderita ISPA yang mengarah ke Pneumonia
Langkah- yang datang ke puskesmas
langkah
6. Setiap balita yang batuk dan atau kesukaran bernapas yang datang berobat
ke puskesmas dimasukkan ke register harian program P2 ISPA yang
merupakan rekapitulasi ISPA Balita
7. Laporan bulanan program P2 ISPA diambil dari register harian program P2
ISPA
8. Px yang terdiagnosa Pneumonia kemudian dikunjungi (Care Seeking) oleh
petugas kesehatan untuk diketahui keadaan/kondisi pasien selanjutnya
9. Petugas menulis hasil keadaan umum pasien yang sekarang. Apabila belum
ada perubahan, memotivasi pasien dan keluarga untuk berobat kembali ke
Puskesmas
10. Petugas mendokumentasikan kegiatan tersebut
-
6. Bagan Alir
7.Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8.Unit terkait Semua unit di UPTD Puskesmas
9.Dokumen 1.Butir – butir kesepakatan
terkait 2.RTL
3.Daftar Hadir
4.Foto
10. Rekaman
historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

10/2
2018

Pelaksana Mutu Baku

Uraian Prosedur Ket


Keleng Waktu Output
kapan

1. Petugas kesehatan
mencari data pasien
yang terdiagnosa
pneumonia dalam
buku register

2. Petugas mengunjungi
(Care Seeking) ke
rumah pasien yang
terdiagnosa
pneumonia tersebut

3 Petugas melakukan
pemeriksaan dan
melihat keadaan
umum pasien, jika
belum ada perubahan
memotivasi pasien
dan keluarga untuk
segera berobat ke
puskesmas

4 Petugas mencatat
hasil kunjungan dan
mendokumentasikan
hasil kegiatan tersebut

11/2
Pelaksana Mutu Baku

pet
pe
Uraian Prosedur uga Ket
ra dok apot Kelengkapan Waktu Output
px s
wa ter ek
lok
t
et

1. Pasien ambil
nomor
antrian

2. Petugas loket
memanggil
sesuai nomor
antrian dan
memasukkan
ke dalam
computer
sambil
menyerahkan
status pasien

3 Pasien
masuk ke
BP/KIA dan
dianamnesa
(tensi, suhu,
RR, nadi)
sesuai
keluhan oleh
perawat

4 Setelah
dilakukan
anamnesa
sesuai
keluhan
kemudian
dikonsulkan
oleh dokter
dan
dilakukan
pemeriksaan
fisik
kemudian
dokter

12/2
Pelaksana Mutu Baku

pet
pe
Uraian Prosedur uga Ket
ra dok apot Kelengkapan Waktu Output
px s
wa ter ek
lok
t
et

memberikan
resep obat
untuk
diserahkan
ke apotek.
Jika perlu
rujuk ke RS.

5 Apotek
menerima
resep dari
dokter sesuai
indikasi
pasien dan
menyerahkan
obat ke
pasien
tersebut.

6 Setelah
menerima
obat dari
apotek
pasien
pulang.

13/2
14/2

Anda mungkin juga menyukai