Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PRIMARY BONE TUMOR 

OLEH:
NI KETUT RAHAJENG INTAN HANDAYANI
1002105016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2012
A. Konsep
Konsep Dasar
Dasar Penyak
Penyakit
it
1. Definisi Pengertian

• Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya tidak pernah
menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor tulang dimana sel tumornya berasal
dari sel-sel yang membentuk jaringan tulang, sedangkan tumor tulang sekunder adalah anak
sebar tumor ganas organ non tulang yang bermetastasis ke tulang.
• Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif,
progresif, dimana sel-sel tersebut tidak
 pernah menjadi dewasa. Dengan istilah lain yang sering digunakan Tumor Tulang!, yaitu
 pertumbuhan abnormal
abnormal pada tulang yang bisa jinak
jinak atau ganas.
• Tumor tulang merupakan kelainan pada system mus"uloskeletal yang bersifat neoplastik.
Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan. #edangkan setiap pertumbuhan yang barudan
abnormal disebut neoplasma.
• Tumor tulang primer adalah neoplasma yang berasal dari sel yang membentuk jaringan
tulang sendiri, dikatakan sekunder apabila merupakan anak sebar dari organ lain.

• #arkoma osteogenik $ %steosarkoma & merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini

tumbuh diba
di bagi
gian
an metafisis
metafisis tulang tempat yang
yang paling
paling sering terserang tumor
tumor ini adalah bagian
bagian ujung
ujung tulang
tulang
 pa
 panjan
jang, teru
erutama lutut
tut. $ Pri
Pri"e. 1''() 1*1+ &
• %steosarkoma $ sarkoma osteogenik & merupakan tulang primer maligna yang paling seringdan paling fatal.
Dita
Di tand
ndai
ai dengan
dengan metasta
metastasis
sis hematogen
hematogen awal ke paru.
paru. Tumor
Tumor inimeny
inimenyebab
ebabkan
kan mortalitas
mortalitas tinggi
tinggi karena
karena
sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien pertama kali berobat.$ #melter. *1) *+/ &
• Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan "iri khas pembentukan jaringan tulang rawan oleh
sel-se
l-sell tumo
tumorr dan
dan meru
merupa
paka
kan
n tumo
tumorr gana
ganass tula
tulang
ng prim
primer
er terb
terban
anya
yak
k kedu
keduaa sete
setela
lah
h
osteosarkoma. Kondrosarkoma merupakan tumor tulang yang terdiri dari sel-sel kartilago
$tulan
$tulang
g rawan&
rawan& anapla
anaplast
stik
ik yang
yang berkem
berkemban
bang
g menjad
menjadii ganas.
ganas. Kondro
Kondrosar
sarkom
komaa biasan
biasanya
ya
ditemukan pada daerah tulang femur, humerus, kosta dan bagian permukaan pel0is. Tumor
ini memiliki banyak "iri dan bentuk perkembangan. Dari pertumbuhan yang lambat hingga
 pertumbuhan metastasis yang agresif. Kondrosarkoma dapat dibagi menjadi kondrosarkoma
 primer dan sekunder. ntuk keganasan yang berasal dari kartilago itu sendiri disebut
kondrosar
kondrosarkoma
koma primer.
primer. #edangkan
#edangkan apabila
apabila merupakan
merupakan bentuk
bentuk degeneras
degenerasii keganasan
keganasan dari
 penyakit lain seperti enkondroma, osteokondroma dan kondroblastoma
kondroblastoma disebut
kond
kondro
rosa
sark
rkom
omaa seku
sekund
nder
er.. Kond
Kondro
rosa
sark
rkom
omaa seku
sekund
nder
er kuran
kurang
g gana
ganass diba
diband
ndin
ingk
gkan
an
kondrosarkoma primer. Kondrosarkoma dapat diklasifikasi
diklasifikasi menjadi tumor sentral atau perifer
 berdasarkan lokasinya
lokasinya di tulang.
*. 2pidemiologi3insiden kasus
4enurut 2rrol untung hutagalung, seorang guru besar dalam 5lmu 6edah %rthopedy
ni0ersitas 5ndonesia, dalam kurun waktu 1 tahun $1''7-*& ter"atat 77 kasus tumor tulang
yang terdiri dari +*/ kasus tumor tulang ganas $/*8& dan 1*( kasus tumor tulang jinak $*(8&. Di
9#:4 jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni **8
dari seluruh jenis tumor tulang dan +1 8 dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh
kasus tumor tulang '8 kasus datang dalam stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita
kanker tulang men"apai ;8 jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru. #ekitar /78 penderita
 bertahan hidup sampai 7 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. #ayangnya penderita kanker
tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit.
<ika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara
 penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti
kemotherapy.
4enurut #pjut dkk. serta =i"htenstein, kondrosarkoma lebih sering ditemukan pada pria
daripada wanita, sedangkan <affe mengatakan, tidak ada perbedaan insidens. Dari segi ras
 penyakit ini tidak ada perbedaan. 4eskipun tumor ini dapat terjadi pada seluruh lapisan usia,
namun terbanyak pada orang dewasa $*- tahun&. Tujuh puluh enam persen, kondrosarkoma
 primer berasal dari dalam tulang $sentral& sedangkan kondrosarkoma sekunder banyak ditemukan
 berasal dari tumor jinak seperti osteokondroma atau enkondroma yang mengalami transformasi.
Pasien dengan ollier>s disease $enkondromatosis multipel& atau maffu""i>s syndrome
$enkondroma multipel ? hemangioma& memiliki resiko lebih tinggi untuk menjadi
kondrosarkoma daripada orang-orang normal dan sering sekali mun"ul pada dekade ketiga dan
keempat.
Di Amerika #erikat, kondrosarkoma merupakan tumor terbanyak kedua dari  jenis
tulang ganas primer dengan jumlah kasus *78 dari seluruh keganasan tulang primer dan sekitar
118 dari seluruh keganasan tulang. #etiap tahun, terdapat ' kasus baru kondrosarkoma.
+. Penyebab3faktor predisposisi
2tiologi tumor tulang primer belum diketahui se"ara pasti, tetapi ada berbagai ma"am
faktor predisposisi sebagai penyebab tumor tulang primer. Adapun faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan antara lain )
a. Trauma
%steosar"oma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya injuri.
@alaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai penyebab utama karena tulang
yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan tumor tulang primer.
 b. 2kstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis juga diduga
merupakan penyebab terjadinya tumor tulang primer ini. #alah satu "ontoh adalah radium.
9adiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal, fibrous
displasia, setelah +- tahun dapat mengakibatkan tumor tulang primer.
". Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuber"ulosis mengakibatkan 1 dari
7+ pasien berkembang menjadi tumor tulang primer.
d. irus
Penelitian tentang 0irus yang dapat menyebabkan tumor tulang primer baru dilakukan pada
hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk menemukan on"ogenik 0irus pada tumor tulang
 primer manusia tidak berhasil. @alaupun beberapa laporan menyatakan adanya partikel
seperti 0irus pada sel tumor tulang primer dalam kultur jaringan. 6ahan kimia, 0irus, radiasi,
dan faktor trauma. Pertumbuhan yang "epat dan besarnya ukuran tubuh dapat juga
menyebabkan terjadinya tumor tulang primer selama masa pubertas. Bal ini menunjukkan
 bahwa hormon seC penting walaupun belum jelas bagaimana hormon dapat mempengaruhi
 perkembanagan tumor tulang primer.
e. Keturunan $ geneti"&

*. Patofisiologi terjadinya penyakit


Patofisiologi kondrosarkoma primer maupun sekunder adalah terbentuknya kartilago oleh
sel-sel tumor tanpa disertai osteogenesis. #el tumor hanya memproduksi kartilago hialin yang
mengakibatkan abnormalitas pertumbuhan tulang dan kartilago. #e"ara fisiologis, kondrosit yang
mati dibersihkan oleh osteoklas kemudian dareah yang kosong itu, diin0asi oleh osteoblas-
osteoblas yang melakukan proses osifikasi. Proses osifikasi ini menyebabkan diafisis bertambah
 panjang dan lempeng epifisis kembali ke ketebalan semula. #eharusnya kartilago yang diganti
oleh tulang di ujung diafisis lempeng memiliki ketebalan yang setara dengan pertumbuhan
kartilago baru di ujung epifisis lempeng. amun pada kondrosarkoma proses osteogenesis tidak
terjadi, sel-sel kartilago menjadi ganas dan menyebabkan abnormalitas penonjolan tulang, dengan
 berbagai 0ariasi ukuran dan lokasi.
Proses keganasan kondrosit dapat berasal dari perifer atau sentral. Apabila lesi awal dari
kanalis intramedular, di dalam tulang itu sendiri dinamakan kondrosarkoma sentral sedangkan
kondrosarkoma perifer apabila lesi dari permukaan tulang seperti kortikal dan periosteal. Tumor
kemudian tumbuh membesar dan mengikis korteks sehingga menimbulkan reaksi periosteal pada
formasi tulang baru dan soft tissue.
+. Klasifikasi
Klasifikasi keganasan didasarkan
1. =uas penyebaran menurut T4 yaitu penyebaran setempat dan metastasis
*. Derajat keganasan se"ara histologik berdasar derajat deferensiasi sel, akti0itas mitosis
+. Ke"epatan perkembangan gambaran klinik 
. <aringan tulang berasal dari mesoderm yang dapat berdeferensiasi menjadi ) %steoblast,
%steo"last, :hondroblast, Eibroblast 3 kolagenoblast, 4eiloblast
Klasifikasi tu!" #$#%&%"'%( %t%& %&%) &*) , sehingga dibagi menjadi kelompok )
1. Kelainan tulang reaktif 
- %steogenik ) %steoma osteoid, %steoblastoma benigna
- Kolagenik ) Defek kortikal subperiosteal
*. Bamartoma
- %steogenik ) %steoma, %steokondroma
- Kondrogenik ) 2ndokondroma
- Kolagenik ) Angioma, Kista tulang aneurisma.
+. eoplasma tulang sejati
a. Tumor yang membentuk tulang $%steogenik&
<inak ) - %steoid %steoma
Fanas)-%steosarkoma
- %steoblastoma
- Parosteal %steosarkoma
- %steoma
 b. Tumor yang membentuk tulang rawan $Kondrogenik&
<inak )- Kondroblastoma
Fanas)-Kondrosarkoma
- Kondromiksoid Eibroma
- 2nkondroma
". O&t*!'!(#"!%
Tumor jaringan ikat $Eibrogenik&
<inak ) - on %ssifying Eibroma
Fanas ) - Eibrosarkoma
d. Tumor sumsum tulang $4yelogenik&
4yeloma sel plasma, Tumor 2wing, #arkoma sel reti"ulum, Penyakit Bodkin
. Fejala Klinis
  yeri dan3 atau pembengkakan ekstremitas yang terkena $biasanya menjadi semakin parah
 pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresi0itas penyakit&. Fejala yang paling
sering mun"ul berupa rasa sakit, yang pada awalnya ringan dan hilang timbul, tetapi se"ara
"epat menjadi lebih berat dan menetap

 Eraktur patologik. Penyakit ini diawali gejala-gejala seperti pembengkakan progresif disertai
rasa nyeri dan demam. Kadang disertai trauma, misalnya jatuh, yang berakibat pada patah
tulang yang terjadi di daerah tumbuhnya kanker. Patah tulang atau fraktur patologis itu
seringkali terjadi karena adanya gerakan rutin.

 Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas.
Pasien dapat mengeluhkan adanya pembengkakan, tergantung dari ukuran massa dan
lokasinya . Karena keganasan ini sering mun"ul di metafise dekat dengan persendian, maka
hal ini dapat mempengaruhi fungsi persendian.

 Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran 0ena.
 eoplasma yang agresif ini menimbulkan kemerahan dan rasa hangat di kulit.

 Fejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan menurun
dan malaise. Pasien dengan dugaan tumor akan ditemukan penurunan berat badan dan gejala
anemia. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel neoplasma pada sum-sum
tulang, hal ini mengakibatkan terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia
selama adanya kerusakan tulang. #el-sel plasma ganas akan membentuk sejumlah
immunoglobulin3ben"e jone protein abnormal. Bal ini dapat dideteksi melalui serum urin
dengan teknik immunoelektrophoresis.
7. Pemeriksaan Eisik
Pemeriksaan fisik biasanya terbatas pada tumor primer. Teraba massa yang lunak dan hangat.
4eningkatnya 0askularisasi kulit di daerah tumor, pulsasi atau bruit dapat ditemukan.
4enurunnya pergerakan sendi atau range of motion menunjukkan persendian ikut terkena.
Fangguan pernafasan dapat ditemukan apabila telah terjadi penyebaran luas ke paru-paru.

Fambaran klinis pasien dengan osteosarkoma


;. Pemeriksaan diagnostik3Penunjang

a. Pemeriksaan =aboratorium
Pemeriksan laboratorium merupakan pemeriksaan tambahan3 penunjang dalam membantumenegakkan
diagnosis tumor. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi)

 Darah. Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endap darah, haemoglobin,fosfatase alkali
serum, elektroforesis protein serum, fosfatase asam serum yangmemberikan nilai diagnostik pada
tumor ganas tulang.

 rine . Pemeriksaan urine yang penting adalah pemeriksaan protein 6en"e-<ones.

 b. 9adiologi
1+ R%#$!,"%-$
Pemeriksaan G-ray merupakan modalitas utama yang digunakan untuk in0estigasi.
Pemeriksaan radiologik merupakan pemeriksaan yang penting dalam usaha menegakan
diagnosis tumor tulang. Diagnosis pasti dapat juga ditegakan dengan pemeriksaan
radiologis. Ketika di"urigai adanya osteosarkoma, 495 digunakan untuk menentukan
distribusi tumor pada tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya. :T kurang
sensitif apabila dibandingkan dengan 495 untuk e0aluasi lokal dari tumor namun dapat
digunakan untuk mendeteksi metastase pada tulang atau tumor syn"horonous, tetapi
495 seluruh tubuh dapat menggantikan bone s"an. 6eberapa hal yang perlu diingat
kembali dalam rangka menganalisis tumor tulang pada foto rontgen adalah )
- pada anak-anak tulang panjang dibagi dalam epifisis, metafisis, dan diafisis. Antara
metafisis dan epifisis terdapat lempeng epifisis.neonatus banyak epifisis tulang
 belum mengalami osifikasi sehingga belum dapat dilihat pada foto rontgen.
- Tulang terdiri atas + komponen yaitu korteks, spongiosa, dan periost. Korteks dan
spongiosa dapat dilihat pada foto rontgen, tetapi periost tidak. 6ila karena suatu
 proses dalam tulang, misalnya radang atau neoplasma, periost mengalami iritasi
atau terangkat, maka periost akan membentuk tulang dibawahnya yang dikenal
sebagai periosteal.
- Fambaran reaksi periosteal berma"am-ma"an

 6erupa garis-garis yang sejajar dengan korteks disebut lamelar 

 6erupa garis-garis yang tegal lurus pada korteks disebut sunray appearan"e

 6erupa seperti renda, dan sebagainya


Pada osteosarkoma terdapat + gambaran radiologi, yaitu

 Fambaran osteolitik, dimana proses destruksi merupakan proses utama. tumor


tumbuh dari ujung metaphisis kearah diaphisis dan sedikit reaksi periosteal dan
terjadi destruksi korteks. 6entuk ini mempunyai batas tak tegas dengan gambaran
spikula dan segitiga "odmann $"odmann triangle&. Pada "odmann>s triangle ini
 biasanya terjadi kalsifikasi dan pembengkakan

 Fambaran osteoblastik, yang diakibatkan oleh banyak pembentukan tumor tulang.


Fambaran tumor tampak lebih putih dengan batas irreguler. Pada bentuk ini terjadi
kalsifikasi jaringan lunak sehingga densitas meningkat, terdapat pula reaksi
 periosteal berupa sunray atau sun burst. #unray terjadi sebelum metastase tumor,
 berupa garis- garis tipis $seperti sinar& yang tegak lurus dengan aksis tulang. Kortek
menuju ke jaringan lunak dan menyebabkan jaringan lunak bengkak. #unburst
merupakan gambaran seprti ledakan matahari.

 Fambaran "ampuran antara proses destruksi dan proses pembentukan tumor tulang
2+ ./R%
Tampak tanda-tanda destruksi tulang yang berawal pada medula dan terlihat sebagai
daerah yang radiolusen dengan batas yang tidak tegas. Pada stadium yang masih dini
terlihat reaksi periosteal yang gambarannya dapat lamelar atau seperti garis-garis tegak
lurus pada tulang $  sunray appearance &. Dengan membesarnya tumor, selain korteks
 juga tulang subperiosteal akan dirusak oleh tumor yang meluas keluar tulang. Dari
reaksi periosteal itu hanya sisanya yaitu pada tepi yang masih dapat dilihat, berbentuk
segitiga dan dikenal sebagai segitiga :odman. Pada kebanyakan tumor ini terjadi
 penulangan $ ossifikasi & dalam jaringan tumor sehingga gambaran radiologiknya
0ariable bergantung pada banyak sedikitnya penulangan yang terjadi. Pada stadium dini
gambaran tumor ini sukar dibedakan dengan osteomielitis.
Pemeriksaan G-ray didapat berma"am-ma"am gambaran, yaitu daerah berawan
osteolitik yang disertai dengan daerah osteoblastik. 6atas endosteal kurang jelas.
Terkadang korteks terbuka dan tumor melebar ke jaringan sekitarnya, saat itulah
terbentuk suatu garis tulang baru, melebar keluar dari korteks yang disebut efek
sunrays. Ketika tumor keluar dari korteksnya terjadi reakti0asi pembentukan tulang
 baru yang menyebabkan peningkatan periosteum $segitiga :odman&. Kedua gambaran
itu merupakan tanda khas untuk osteosar"oma.

1 * +
1. Eoto polos dari osteosarkoma dengan gambaran :odman triangle $arrow& dan difus,
mineralisasi osteoid diantara jaringan lunak.
*. Perubahan periosteal berupa :odman triangles $white arrow& dan masa jaringan
lunak yang luas $bla"k arrow&.
+. 9eaksi periosteal ketika tumor telah menembus kortek, sunburst appearan"e
+ T S3%(
:T dapat berguna se"ara lokal ketika gambaran foto polos membingungkan, terutama
 pada area dengan anatomi yang kompleks $"ontohnya pada perubahan di mandibula
dan maksila pada osteosarkoma gnathi" dan pada pel0is yang berhubungan dengan
osteosarkoma sekunder&. Fambaran "ross-se"tional memberikan gambaran yang lebih
 jelas dari destruksi tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya daripada foto
 polos. :T dapat memperlihatkan matriks mineralisasi dalam jumlah ke"il yang tidak
terlihat pada gambaran foto polos. :T terutama sangat membantu ketika perubahan
 periosteal pada tulang pipih sulit untuk diinterpretasikan. :T jarang digunakan untuk
e0aluasi tumor pada tulang panjang, namun merupakan modalitas yang sangat berguna
untuk menentukan metastasis pada paru. :T sangat berguna dalam e0aluasi berbagai
osteosarkoma 0arian. Pada osteosarkoma telangie"tati" dapat memperlihatkan  fluid
level , dan jika digunakan bersama kontras dapat membedakan dengan lesi pada
aneurysmal bone "yst dimana setelah kontras diberikan maka akan terlihat peningkatan
gambaran nodular disekitar ruang kistik.

1 *
1. :T s"an, aCial 0iewH osteosar"oma of proCimal tibia
*. :T #"an) Telangie"tati" %steosar"oma of ProCimal Tibia
+. Gray) Telangie"tati" %steosar"oma of ProCimal Tibia
. 495) Telangie"tati" %steosar"oma of ProCimal Tibia 4ultiple Eluid-Eluid =e0els
are Demonstrated
4+ MRI
495 merupakan modalitas untuk menge0aluasi penyebaran lokal dari tumor karena
kemampuan yang baik dalam interpretasi sumsum tulang dan jaringan lunak. 495
merupakan tehnik pen"itraan yang paling akurat untuk menentuan stadium dari
osteosarkoma dan membantu dalam menentukan manajemen pembedahan yang tepat.
ntuk tujuan stadium dari tumor, penilaian hubungan antara tumor dan kompartemen
 pada tempat asalnya merupakan hal yang penting. Tulang, sendi dan jaringan lunak
yang tertutupi fas"ia merupakan bagian dari kompartemen. Penyebaran tumor
intraoseus dan ekstraoseus harus dinilai. Eitur yang penting dari penyakit intraoseus
adalah jarak longitudinal tulang yang mengandung tumor, keterlibatan epifisis, dan
adanya  skip  metastase. Keterlibatan epifisis oleh tumor telah diketahui sering terjadi
daripada yang diperkirakan, dan sulit terlihat dengan gambaran foto polos. Keterlibatan
epifisis dapat didiagnosa ketika terlihat intensitas sinyal yang sama dengan tumor yang
terlihat di metafisis yang berhubungan dengan destruksi fokal dari lempeng
 pertumbuhan. Skip  metastase merupakan fokus  synchronous  dari tumor yang se"ara
anatomis terpisah dari tumor primer namun masih berada pada tulang yang sama.
Deposit sekunder pada sisi lain dari tulang dinamakan transarticular skip   metastase.
Pasien dengan skip metasase lebih sering mempunyai ke"enderungan adanya metastase
 jauh dan inter0al sur0i0al bebas tumor yang rendah. Penilaian dari penyebaran tumor
ekstraoseus melibatkan penentuan otot manakah yang terlibat dan hubungan tumor
dengan struktur neuro0as"ular dan sendi sekitarnya. Bal ini penting untuk menghindari
 pasien mendapat reseksi yang melebihi dari kompartemen yang terlibat. Keterlibatan
sendi dapat didiagnosa ketika jaringan tumor terlihat menyebar menuju tulang
subartikular dan kartilago.
5+ U)t"%&!u(#
ltrasonography tidak se"ara rutin digunakan untuk menentukan stadium dari lesi.
ltrasonography berguna sebagai panduan dalam melakukan per"utaneous biopsi. Pada
 pasien dengan implant prostetik, ltrasonography mungkin merupakan modalitas
 pen"itraan satu satunya yang dapat menemukan rekurensi dini se"ara lokal, karena
 penggunaan :T atau 495 dapat menimbulkan artefak pada bahan metal. 4eskipun
ultrasonography dapat memperlihatkan penyebaran tumor pada jaringan lunak, tetapi
tidak bisa digunnakan untuk menge0aluasi komponen intermedula dari lesi.
/. Diagnosis3kriteria diagnosis
ntuk menetapkan diagnosis tumor tulang diperlukan beberapa hal, yaitu)
A(%(*&$&
Anamnesis penting artinya untuk mengetahui riwayat kelainan atau trauma sebelumnya.
Perlu pula ditanyakan riwayat keluarga apakah ada yang menderita penyakit yang sejenis
misalnya diafisial aklasia yang bersifat herediter. 6eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
anamnesis adalah)
1. mur  
mur penderita sangat penting untuk diketahui karena banyak tumor tulang yang mempunyai
kekhasan dalam umur terjadinya, misalnya osteogenik sarkoma ditemukan pada anak sampai
sebelum dewasa muda, kondrosarkoma pada umur  tahun, giant "ell tumor jarang
ditemukan di bawah umur * tahun.
*. =ama dan perkembangan $progresifitas& tumor 
Tumor jinak biasanya berkembang se"ara perlahan dan bila terjadi perkembangan yang "epat
dalam waktu singkat atau suatu tumor yang jinak tiba-tiba menjadi besar maka perlu di"urigai
adanya keganasan.
+. yeri
 yeri merupakan keluhan utama pada tumor ganas. Adanya nyeri menunjukkan tanda
ekspansi tumor yang "epat dan penekanan ke jaringan sekitarnya, perdarahan atau degenerasi.
. Pembengkakan
Kadang-kadang penderita mengeluhkan adanya suatu pembengkakan, yang timbul se"ara
 perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama atau se"ara tiba-tiba.
P**"$'&%%( K)$($' 
Bal-hal yang penting pada pemeriksaan klinik adalah)
1. =okasi
6eberapa jenis tumor mempunyai lokasi yang klasik dan tempat-tempat predileksi
tertentu seperti di daerah epifisis, metafisis tulang, atau menyerang tulang-tulang tertentu
misalnya osteoma pada daerah tengkorak, osteogenik sarkoma pada daerah metafisis,
osteoblastoma di daerah 0ertebra.
*. 6esar, bentuk, batas dan sifat tumor 
Tumor yang ke"il kemungkinan suatu tumor jinak, sedangkan tumor yang besar
kemungkinan adalah tumor ganas. Penting pula diperhatikan bentuk tumor apakah disertai
 pelebaran pembuluh darah atau ulkus yang merupakan karakteristik suatu tumor ganas.
Tanda-tanda efusi sendi mungkin dapat ditemukan pada tumor yang berdekatan dengan sendi.
+. Fangguan pergerakan sendi
Pada tumor yang besar di sekitar sendi akan memberikan gangguan pada pergerakan sendi.
. #pasme otot dan kekakuan tulang belakang
Apabila tumor terdapat pada daerah tulang belakang, baik jinak atau ganas, dapat
memberikan spasme3kekakuan otot tulang belakang.
7. Eraktur patologis
6eberapa tumor ganas dapat memberikan komplikasi fraktur patologis oleh karena terjadi
kerapuhan pada tulang sehingga penderita akan datang dengan gejala fraktur.
(. Theraphy3tindakan penanganan
Preoperatif kemoterapi diikuti dengan pembedahan limb sparing dan diikuti dengan
 postoperatif kemoterapi merupakan standar manajemen. %steosarkoma merupakan tumor yang
radioresisten, sehingga radioterapi tidak mempunyai peranan penting dalam manajemen rutin.
% M*#$'%*(t!&%
#ebelum penggunaan kemoterapi osteosarkoma ditangani se"ara primer hanya dengan
 pembedahan $amputasi&. 4eskipun dapat mengontrol tumor se"ara lokal dengan baik, lebih
dari (8 pasien menderita rekurensi tumor yang biasanya berada pada paru-paru. Tingginya
tingkat rekurensi mengindikasikan bahwa saat diagnosis pasien mempunyai mikrometastase.
%leh karena hal tersebut maka penggunaan adju0ant terapi sangat penting pada penanganan
 pasien dengan osteosarkoma. Pada penelitian terlihat bahwa adju0ant kemoterapi efektif
dalam men"egah rekurensi pada pasien dengan tumor primer lokal yang dapat diredeksi.
Penggunaan neoadju0ant kemoterapi terlihat tidak hanya mempermudah pengangkatan tumor
karena ukuran tumor telah menge"il, namun juga dapat memberikan parameter faktor
 prognosa. %bat yang efektif adalah DeCorubi"in, 5fosfamide, :isplatin, dan 4ethroteCate
tinggi dosis tinggi dengan =eu"o0orin.
 P**#%7%(
Tujuan utama dari reseksi adalah keselamatan pasien. 9eseksi harus sampai batas bebas
tumor. #emua pasien dengan osteosarkoma harus menjalani pembedahan jika memungkinan
reseksi dari tumor primer. Tipe dari pembedahan yang diperlukan tergantung dari beberapa
faktor yang harus di e0aluasi dari pasien se"ara indi0idual. 6atas radikal didefinisikan
sebagai pengangkatan seluruh kompartemen yang terlihat $tulang, sendi, otot& biasanya tidak
diperlukan. Basil dari kombinasi kemoterapi dengan reseksi terlihat lebih baik jika
dibandingkan dengan amputasi radikal tanpa terapi adju0ant, degan tingkat 7 year sur0i0al
rate sebesar 7-/8 dan sebesar *8 pada penanganan sengan hanya radikal amputasi.
Eraktur patologis dengan kontaminasi semua kompartemen dapat mengekslusikan
 penggunaan terapi pembedahan limb sal0age, namun jika dapat dilakukan pembedahan
dengan reseksi batas bebas tumor maka pembedahan limb sal0age dapat dilakukan. Pada
 beberapa keadaan amputasi mungkin merupakan pilihan terapi, namun lebih dari (8 pasien
dengan osteosarkoma pada ekstremitas dapat ditangani dengan pembedahan limb sal0age dan
tidak membutuhkan amputasi. <ika memungkinkan maka dapat dilakukan rekonstruksi limb
sal0age yang harus dipilih berdasarkan konsiderasi indi0idual sebagai berikut )
• Autologus bone graft ) hal ini dengan atau tanpa 0askularisasi. Penolakan tidak mun"ul
 pada tipe graft ini dan tingkat infeksi rendah. Pada pasien yang mempunyai lempeng
 pertumbuhan yang imatur mempunyai pilihan yang terbatas untuk fiksasi tulang yang
syabil $osteosynthesis&.
• Allograft ) penyembuhan graft dan infeksi dapat menjadi permasalahan terutama selama
kemoterapi. Dapat pula mun"ul penolakan graft.
• Prothesis) rekonstruksi sendi dengan menggunakan protesis dapat soliter atau eCpandable,
namun hal ini membutuhkan biaya yang besar. Durabilitas merupakan permasalahan
tersendiri pada pemasangan implant untuk pasien r emaja.
• 9otationplasty ) teknik ini biasanya sesuai untuk pasien dengan tumor yang berada pada
distal femur dan proCimal tibia, terutama bila ukuran tumor yang besar sehingga
alternatif pembedahan hanya amputasi. #elama reseksi tumor pembuluh darah diperbaiki
dengan "ara end to end anastomosis untuk mempertahankan patensi dari pembuluh darah.
Kemudian bagian distal dari kaki dirotasi 1( derajat dan disatukan dengan bagian
 proksimal dari reseksi. 9otasi ini dapat membuat sendi ankle menjadi sendi knee yang
fungsional.
• 9ese"tion of pulmonary nodul ) nodul metastase pada paru-paru dapat disembuhkan
se"ara total dengan reseksi pembedahan. 9eseksi lobar atau pneumone"tomy biasanya
siperlukan untuk mendapatkan batas bebas tumor. Prosedur ini dilakukan pada saat yang
sama dengan pembedahan tumor primer. 4eskipun nodul yang bilateral dapat di reseksi
melalui media sternotomy, namun lapangan pembedahan lebih baik jika menggunakan
lateral thora"otomy. %leh karena itu direkomendasikan untuk melakukan bilateral
thora"otomy untuk metastase yang bilateral $masing masing dilakukan terpisah selama
 beberapa minggu&.
'. Komplikasi
9isiko-risiko utama yang berhubungan dengan operasi termasuk infeksi, kekambuhan dari
kanker, dan luka pada jaringan-jaringan yang mengelilinginya. Dalam rangka untuk mengangkat
seluruh kanker dan mengurangi risiko kekambuhan, beberapa jaringan normal yang
mengelilinginya harus juga diangkat. Tergantung pada lokasi dari kanker, ini mungkin
memerlukan pengangkatan dari porsi-porsi dari tulang, otot, syaraf-syaraf, atau pembuluh-
 pembuluh darah. 5ni dapat menyebabkan kelemahan, kehilangan sensasi, dan risiko dari patah
tulang atau patah tulang dari tulang yang tersisa.
1. 2fek proses kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obat yang sangat kuat untuk men"oba membunuh sel-sel
kanker. Tetapi sebagai akibatnya beberapa sel-sel normal juga terbunuh dalam prosesnya.
%bat-obat diran"ang untuk membunuh sel-sel yang membelah atau tumbuh se"ara "epat.
#el-sel normal yang terpengaruh seringkali termasuk rambut, sel-sel pembentuk darah, dan
sel-sel pelapis sistim pen"ernaan. 2fek-efek sampingan termasuk mual dan muntah,
kehilangan rambut, infeksi, dan kelelahan. ntungnya, efek-efek sampingan ini biasanya
hilang setelah kemoterapi selesai. utrisi yang baik adalah penting untuk tubuh untuk
melawan kanker. mungkin dirujuk pada ahli nutrisi untuk membantu dengan ini, terutama
 jika mengalami mual dan kehilangan nafsu makan.
2fek-efek sampingan utama dari terapi radiasi termasuk kelelahan, kehilangan nafsu
makan, dan kerusakan pada kulit dan jaringan-jaringan lunak sekelilingnya. Terapi radiasi
sebelumnya dapat juga meningkatkan risiko persoalan-persoalan luka dari operasi pada area
yang sama.
*. Ke"a"atan
Apabila dilakukan proses pengangkatan kanker melalui penghilangan organ, maka
ke"a"atan pasien tidak akan bisa dihindari.kanker tulang bisanya juga dapat menimbulkan
 patah tulang yang disebut fraktur patologis.
+. Kematian
Eakta penyebab kematian akibat kanker)

 Kesulitan diagnosis oleh dokter patologi tulang. 4inimnya peralatan diagnosis yang
tersedia dan sulitnya mendeteksi sel-sel kanker yang diderita pasien apakah tergolong
 jinak atau ganas.
 mumnya pasien datang ketika penyakit sudah berada pada stadium akhir.
Pengobatannya akan menjadi sulit, dan angka harapan hidup semakin ke"il.

 4asalah sosial ekonomi. Penyakit kanker memang tergolong masih sulit diobati, belum
lagi biaya pengobatan sangat mahal. 4asalah biaya sering menjadi alasan pasien untuk
tidak berobat. 6ahkan, banyak pasien yang menolak dioperasi karena tidak memiliki
 biaya.

 Pengobatan dengan kemoterapi memiliki efek samping yang menyakitkan, sehingga


membuat pasien menyerah dan menghentikan terapi.

 Kurangnya pengetahuan tentang kanker dan pengobatannya, membuat banyak orang


memutuskan untuk memilih pengobatan alternatif yang biayanya relatif lebih murah,
meskipun kenyataannya itu malah membahayakan kehidupan pasien.
6. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian $data #ubjektif dan %bjektif&
D# )
• Klien melaporkan adanya penurunan berat badan

• Klien mengeluh tidak bisa melakukan akti0itas sendiri karena tumor pada ekstremitas

• Klien mengeluh nyeri pada area tumor3pembengkakan

• Klien melaporkan kesulitan tidur 

• Klien merasa malu dengan kakinya karena terdapat benjolan3tumor 

• Klien melaporkan adanya demam

D% )
•  pembengkakan pada atau di atas tulang atau sendi

• kulit di sekitar area sarkoma berwarna kemerahan

• terjadi pergerakan yang terbatas $berjalan pin"ang, keterbatasan dalam melakukan akti0itas,
dan tidak mampu menahan objek berat&
• Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran 0ena

•  yeri tekan atau nyeri lokal pada sisi yang sakit

• Klien mengalami penuruan 66

*. Diagnosa keperawatan yang mungkin mun"ul

 Bambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kemampuan pergerakan


ditandai dengan klien tidak mampu untuk mobilisasi
  yeri akut berhubungan dengan agen "edera mekanik ditandai dengan melaporkan nyeri
se"ara 0erbal

 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan menyerap nutrisi ditandai dengan kehilangan berat badan dengan
asupan makanan yang tidak memadai

 Bipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme ditandai dengan


 peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
 Fangguan "itra tubuh berhubungan dengan penyakit ditandai dengan 0erbalisasi perasaan
yang men"erminkan perubahan pandangan tentang tubuh klien dan perubahan a"tual pada
tubuh

 Fangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan dalam pri0asi tidur ditandai dengan
 perubahan dari tidur yang biasanya

 9esiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan ekstremitas bawah, gangguan


mobilitas fisik dan neoplasma
+. 9en"ana Asuhan Keperawatan
Terlampir

. 20aluasi
Terlampir
DAFTAR PUSTAKA

6runner and #uddart. *1. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Ed 8. <akarta) 2F:.


Pri"e, #yl0ia Anderson. 1''7. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit Edisi ! . <akarta) 2F:.
#mith, Kelly. *1. "anda #iagnosa Keperawatan. Iogyakarta) Digna Pustaka.
Do"hterman, <oanne 4""loskey. *.  "ursing $ntervention %lassification . Ameri"a) 4osby.
#wanson, 2liabeth. *.  "ursing &utco'e %lassification. Ameri"a) 4osby
6erikan informasi faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis

Anda mungkin juga menyukai