Anda di halaman 1dari 7

SAINS Volume 15, Nomor 1/ Januari 2015 : 31 – 37

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DIABETES


DENGAN FAKTOR GENETIK

Abraham, Rikardus San


Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Cenderawasih

ABSTRACT

Diabetes mellitusis one of the health cases occurred due to the mixture of some kind of diseases.
This disease arises when there is a deficiency of the pancreatic hormone insulin or the insulin does not
function effectively to metabolise sugars. As a result, the concentration of glucose in the bloodis chronically
higher than normal value. In this paper, it will be discussed a mathematical model type SEI that groups
human population into three classes, namely Susceptible (S), Exposed (E) dan Infected (I). Steps to
analyse the model are by definingthe equilibrium points when the system is disease-free (non endemic)
and not disease-free (endemic); subsequently, analysis of stability of the both points is conducted.The
determination of the value of BasicReproduction Number (R 0 )aims to observe whether the disease spreads
or declines. If 𝑅0 < 1, then in the population diabetes mellitus will decline or evanesce; if 𝑅0 = 1, then this
disease will remain (endemic) in the population; and if the 𝑅0 > 1, then it will ascend to become an
epidemic within the population.

Keywords : Diabetes Mellitus, Mathematical Model Type SEI, Equilibrium Point, Basic Reproduction
Number(𝑅0 ).

PENDAHULUAN disebabkan oleh gangguan insulin yang progresif


karena resistensi insulin serta faktor genetis dan
Penyakit DM adalah kelainan metabolic dipicu oleh pola hidup yang tidak sehat. Rata-
cronis yang memiliki dampak signifikan terhadap rata penderita DM tipe 2 lebih dari umur 40
kesehatan seseorang, kualitas hidup, harapan tahun.
hidup pasien, dan sistem layanan keshatan. Secara umum, setiap tahun jumlah
Penyakit DM adalah kondisi dimana konsentrasi penderita penyakit Diabetes Melitus di Indonesia
glukosa dalam darah secara kronis lebih tinggi terus meningkat. Dalam jurnal Diabetic care
dari nilai normal akibat tubuh kekurangan insulin tahun 2004, penderita diabetes di Indonesia
atau fungsi insulin tidak efektif. Penyakit ini pada tahun 2000 mencapai 8,4 juta orang dan
dikenal sebagai penyakit akibat pola hidup menduduki peringkat keempat setelah India,
moderen(Subroto & Akham, 2006). China, dan Amerika Serikat. Jumlah tersebut
Penyakit DM memiliki dua tipe yaitu DM diperkirakan akan meningkat lebih dari dua
tipe 1 dan DM tipe 2. Penyakit DM tipe 1 kalinya pada tahun 2030 yaitu menjadi 21,3 juta
disebabkan oleh kerusakan sel pankreas orang (Subroto & Akham, 2006).
sehingga terjadi kekurangan insulin mutlak. Model matematika yang mengkaji
Umumnya penderita DM tipe 1 diderita oleh perkembangan penyakit diabetes sudah banyak
orang-orang dibawah umur 30 tahun, terutama diteliti oleh beberapa ahli.Beberapa artikel
pada usia 10-13 tahun. Penyakit DM tipe 2 mengkaji perkembangan penyakit dalam kajian
mikro yaitu dalam tubuh terutama dalam darah.
(Adewale dkk, 2007) dan (De Gaetano dkk,
*Alamat korespondensi : 2008) mengkaji model berkaitan antara glukosa
Kampus Uncen Waena,Jurusan Matematika, dan insulin dalam darah pada suatu individu.
Program Studi Matematika, Jayapura. (Boutayeb dkk, 2004) mengkaji model
e-mail: m1cb_buper@yahoo.co.id
32 Analisis Model Matematika Penyebaran Penyakit Diabetes (Abraham)

penyebaran diabetes pada populasi manusia menghasilkan insulin, tetapi insulin tidak dapat
dengan membagi populasi menjadi dua kelas berfungsi dan merangsang reseptor. Biasanya
yaitu kelas individu diabetes dengan komplikasi setelah umur 40 tahun, khususnya orang dengan
dan kelas individu diabetes tanpa komplikasi. obesitas atau tinggi BMI (body mass index)-nya
Pada penelitian ini, model yang digunakan akan meningkatkan resiko terserang resistensi
adalah model SEI untuk mengetahui penyebaran insulin dan diabetes melitus tipe 2. Biasanya
penyakit dengan memperhatikan faktor genetik, diabetes tipe 2 memiliki faktor turunan. Jika
penentuan titik kesetimbangan model. Model SEI ayah, ibu atau saudara kandung memiliki
merupakan model yang mengelompokkan popu- diabetes melitus tipe 2, maka ada kemungkinan
lasi manusia kedalam tiga populasi yaitu populasi tinggi terkena diabetes melitus. Tapi itu tidak
rentan (Susceptible) dinotasikan dengan 𝑆, berarti bahwa seseorang akan mendapatkan
populasi laten (Exposed) dinotasikan dengan penyakit ini dengan pasti. Pasien diabetes melitus
𝐸dan populasi sakit (Infected) dinotasikan tipe 2 biasanya diobati dengan obat hipoglikemik
dengan 𝐼. oral. Obat ini berbentuk tablet dan diminum
untuk mengurangi gula dalam darah. (Subroto &
Diabetes Melitus Akham, 2006).
Diabetes melitus adalah suatu kondisi
dengan tingkat glukosa darah meningkat Nilai Eigen dan Vektor Eigen
melebihi tingkat normal. Penyakit ini Misalkan 𝐴 adalah sebuah matriks 𝑛 × 𝑛,
membutuhkan perawatan seumur hidup dan maka sebuah vektor taknol 𝑥 pada 𝑅𝑛 disebut
tidak ada pengobatan yang pasti untuk vektor eigen dari 𝐴 jika 𝐴𝑥 adalah sebuah
menyembuhkannya. Ketika kadar glukosa dalam kelipatan skalar dari 𝑥, yaitu: 𝐴𝑥 = 𝜆𝑥, dengan 𝜆
darah meningkat, hormon insulin akan adalah sebarang skalar. Skalar 𝜆 disebut nilai
disekresikan oleh pankreas. Kekurangan insulin eigen dari 𝐴, dan 𝑥 dikatakan sebagai vektor
atau kegagalan reseptor merespon insulin eigen dari 𝐴 yang terkait dengan 𝜆. Untuk
dengan baik, disebut resistensi insulin (Subroto & mencari nilai eigen matriks 𝐴, 𝐴𝒙 = 𝜆𝒙 dituliskan
Akham, 2006). kembali sebagai
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh 𝐴𝒙 = 𝜆𝐼𝒙 atau 𝜆𝐼 − 𝐴 𝒙 = 𝟎 1
organ yang terletak di belakang perut yang Agar 𝜆 menjadi nilai eigen, maka harus ada satu
disebut pankreas. Di sini, insulin dilepaskan ke solusi taknol dari Persamaan 1 yaitu:
dalam aliran darah oleh sel-sel khusus. Sel 𝑑𝑒𝑡 𝜆𝐼 − 𝐴 𝑥 = 0 2
khusus ini disebut juga dengan sel beta. Sel beta Persamaan 2 disebut persamaan karakteristik
ditemukan di daerah pankreas yang disebut dari matriks 𝐴. Skalar yang memenuhi
dengan pulau langerhans. Insulin juga dapat persamaan ini adalah nilai eigen 𝐴. Jika terdapat
diberikan sebagai obat untuk pasien dengan parameter 𝜆, maka 𝑑𝑒𝑡 𝜆𝐼 − 𝐴 merupakan
diabetes karena pankreas pada penderita polynomial 𝑝 dalam variabel 𝜆 yang disebut
diabetes tersebut tidak lagi membuat insulin sebagai polinomial karakteristik matriks 𝐴.
dengan normal. Hal ini biasanya diberikan dalam
bentuk suntikan (Sridianti, 2014). Persamaan diferensial linear orde satu
Jika tubuh tidak memiliki insulin maka Suatu persamaan diferensial linear orde
diabetes melitus disebut sebagai diabetes melitus satu adalah suatu persamaan yang berbentuk
tipe 1. Penyakit Diabetes Melitus Tipe 1 𝑎1 𝑥 𝑦 ′ + 𝑎0 𝑥 𝑦 = 𝑓 𝑥 , 3
sebelumnya dikenal dengan nama insulin dengan koefisien-keofisien 𝑎1 𝑥 , 𝑎0 𝑥 , dan
dependent diabetes melitus (IDDM). Pasien DM fungsi 𝑓(𝑥) adalah fungsi-fungsi yang kontinu
tipe 1 tergantung pada insulin yang diberikan pada suatu selang 𝐼 dan koefisien 𝑎1 𝑥 ≠ 0
melalui suntikan. Jenis diabetes ini, biasanya untuk semua 𝑥didalam 𝐼.
diderita sejak awal kehidupan seorang anak-anak Titik Kesetimbangan dan Kestabilan
maupun pada remaja. Jika mereka tidak diberi Misal suatu persamaan diferensial
insulin, glukosa darah meningkat (hiperglikemia) dinyatakan sebagai berikut :
dan keadaan mereka akan bertambah parah. 𝑑𝑥
= 𝑥 = 𝑓(𝑥)
Kondisi ini disebut diabetes ketoasidosis (Subroto 𝑑𝑦

& Akham, 2006). Titik equilibrium merupakan titik gerak dari


Dibandingkan dengan tipe 1, pada vektor keadaan konstan. Maka syarat perlu titik
penderita diabetes melitus tipe 2 pasien bisa
SAINS Volume 15, Nomor 1/ Januari 2015 : 31 – 37 33

kesetimbangan dari fungsi


𝑑𝑥
= 𝑓 𝑥 adalah koefisien bernilai positif maka terdapat satu
𝑑𝑦
𝑑𝑥 atau lebih akar kompleks yang mempunyai
= 0 (Rahdianti, R. 2012) bagian riil positif, oleh karena itu sistem tidak
𝑑𝑦
Titik kesetimbangan dikatakan stabil jika stabil. Agar diperoleh akar yang mempunyai
untuk sembarang syarat awal yang cukup dekat bagian riil yang negatif, maka semua
dengan titik equilibrium maka trayektori (kurva koefisiennya harus positif. Kondisi semua
yang memotong tegak lurus kurva-kurva terebut) koefisien bernilai positif belum cukup untuk
dari penyelesaian tetap dekat dengan menjamin kestabilan.
penyelesaian di titik kesetimbangan. 3. Jika semua koefisien bernilai positif, susunlah
Kestabilan suatu titik e kesetimbangan koefisien polinomial tersebut dalam baris dan
dapat diperiksa dari akar-akar karakteristik atau kolom sesui dengan pola berikut:
nilai eigen dengan menyelesaikan 𝜆𝐼 − 𝐴 = 0 𝜆𝑛 𝑎0 𝑎2 𝑎4 𝑎6
dengan 𝐴 merupakan matriks dari sistem ⋯
persamaan diferensial yang linear dan berukuran 𝜆𝑛 −1 𝑎1 𝑎3 𝑎5 𝑎7
𝑛 × 𝑛. ⋯
Berdasarkan nilai dari akar-akar 𝜆𝑛 −2 𝑏1 𝑏2 𝑏3 𝑏4
karakteristik 𝜆1 dan 𝜆2 diatas maka jenis titik ⋯
kesetimbangan (0,0) dapat digolongkan seperti 𝜆𝑛 −3 𝑐1 𝑐2 𝑐3 𝑐4
pada tabel 2.1 (Widowati dan Sutimin, 2007). ⋯
𝜆𝑛 −4 𝑑1 𝑑2 𝑑3 𝑑4
Tabel 2.1. Jenis Kestabilan ⋯
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝜆2 𝑒1 𝑒2
𝜆 𝑓1
𝜆0 𝑔1
Koefisien-koefisien 𝑏1 , , 𝑏2 , 𝑏3 dan seterusnya
dihitung sebagai berikut:
𝑎1 𝑎2 − 𝑎0 𝑎3 𝑎1 𝑎4 − 𝑎0 𝑎5
𝑏1 = ; 𝑏2 = ;
𝑎1 𝑎1
𝑎1 𝑎6 − 𝑎0 𝑎7
𝑏3 = ;⋯
𝑎1
Perhitungan koefisien 𝑏𝑖 dilanjutkan sampai nilai
𝑏𝑖 = 0, untuk semua 𝑖 = 1, 2, ⋯. Pola yang sama
dari perkalian silang koefisien-koefisien, dan baris
diatasnya digunakan dalam menghitung koefisien
𝑐𝑖 , 𝑑𝑖, 𝑒𝑖 dan seterusnya.
Jadi:
𝑏1 𝑎3 − 𝑎1 𝑏2 𝑏1 𝑎5 − 𝑎1 𝑏3
Kestabilan Routh-Hurwitz 𝑐1 = ; 𝑏2 = ;
Nilai eigen dari 𝐴 adalah akar dari 𝑏1 𝑏1
𝑏1 𝑎7 − 𝑎1 𝑎4
polynomial karakteristik 𝑏3 = ;⋯
𝑏1
det 𝜆𝐼 − 𝐴 = 𝑎0 𝜆𝑛 + 𝑎1 𝜆𝑛 −1 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝜆0 4 𝑐1 𝑏2 − 𝑏1 𝑐2 𝑐1 𝑏3 − 𝑏1 𝑐3
𝑑1 = ; 𝑑2 = ;
Prosedur dan kriteria Routh-Hurwithz adalah 𝑐1 𝑐1
sebagai berikut: 𝑐1 𝑏4 − 𝑏1 𝑐4
𝑑3 = ;⋯
1. Menuliskan polinomial dalam 𝜆 sesuai dengan 𝑐1
bentuk berikut: proses ini berlangsung sampai baris 𝑘𝑒 − 𝑛.
Dalam membuat susunan tersebut, suatu baris
𝑎0 𝜆𝑛 + 𝑎1 𝜆𝑛 −1 + ⋯ + 𝑎𝑛−1 𝜆 + 𝑎𝑛 = 0 5
dapat dibagi atau dikalikan dengansuatu bilangan
dimana koefisien-koefisien tersebut konstanta positif untuk menyederhanakan perhitungan
riil. numerik berikunya tanpa mengubah kesimpulan
kestabilan. Perlu diperhatikan bahwa harga eksak
2. Jika ada koefisien-koefisien bernilai nol atau
dari suku-suku pada kolom pertama hanya me-
negatif dimana paling tidak terdapat satu
merlukan tandanya saja.
34 Analisis Model Matematika Penyebaran Penyakit Diabetes (Abraham)

Kriteria kestabilan Routh-Hurwitz menya- 𝛽 menyatakan laju kontak infektif individu yang
takan bahwa syarat perlu dan cukup semua akar- rentan dengan ke kelas I.
akar Persamaan (2.5) mempunyai bilangan riil 𝜇 menyatakan laju kematian alami pada tiap
negatif adalah bahwa semua koefisien kelas.
Persamaan (2.5) bernilai positif dan semua suku Laju perubahan jumlah individu kelas S
pada kolom pertama dari susunan tersebut harus persatuan waktu dinyatakan dengan
bertanda positif. 𝑑𝑆 (𝑡) 𝐼
=Λ− 𝛽 +𝜋 𝑆 6
𝑑𝑡 𝑁
Laju perubahan jumlah individu kelas I persatuan
METODE PENELITIAN waktu dinyatakan dengan
𝑑𝐼 (𝑡) 𝐼
= 𝛽𝑆 − 𝜇𝐼 7
Metode yang digunakan dalam penelitian 𝑑𝑡 𝑁
ini merupakan permodelan dalam bentuk studi Pembentukan Model
pustaka serta kajian aplikasi matematika dalam Dalam pembentukan model matematika
bidang kesehatan. tipe SEI pada penyakit DM dengan faktor
Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah genetik, akan diberikan asumsi-asumsi agar
sebagai berikut: model yang dibentuk dapat dibatasi dan
a. Menggambarkan model matematika penye- diperjelas. Asumsi-asumsi yang dibuat dalam
baran penyakit diabetes dengan faktor pembentukan model adalah sebagai berikut:
genetik. 1. Populasi tertutup
b. Mencari titik kesetimbangan dari model 2. Laju kematian alami disetiap kelas sama
matematika. 3. Terjadi kematian karena penyakit
c. Menganalisis titik kesetimbangan dari model 4. Ada penambahan hormon insulin
matematika 5. Laju kelahiran hanya pada kelas S
6. Semua parameter bernilai positif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Model Matematika Tipe SI


Model SI merupakan model penyebaran
penyakit dengan dua kelas yaitu S (Susceptible)
dan I (Infected). S (Susceptible) adalah kelas
individu yang sehat namun rentan (tak kebal)
terhadap penyakit dan I (Infected) adalah kelas Gambar 2. Diagram skematik model epidemic
individu yang terkena penyakit. Individu yang SEI
rentan berinteraksi dengan individu yang
terinfeksi, sehingga individu kelas S masuk ke Parameter-parameter yang digunakan pada
kelas I. model di atas adalah sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram
berikut. Tabel 2.2 Parameter model SEI
Notasi Keterangan
Λ Laju kelahiran pada populasi.
N Jumlah populasi
𝛽 Kontak infektif individu yang rentan
dengan yang laten𝐸.
𝜇 Kenyatakan laju kematian alami
pada tiap kelas.
Gambar 1 Diagram skematik model epidemikSI 𝜋 menyatakan laju faktor genetik.
dimana 𝛼 menyatakan laju perpindahan yang
Λ menyatakan laju kelahiran pada populasi. laten menjadi sakit 𝐼.
𝑁 menyatakan jumlah populasi. 𝜏 menyatakan laju penurunan tingkat
penyakit karena penambahan
SAINS Volume 15, Nomor 1/ Januari 2015 : 31 – 37 35

insulin. dengan nol, sehingga diperoleh persamaan


(14a), (14b) dan (14c) sebagai berikut.
𝛿 menyatakan laju kematian karena
𝐸
penyakit. 𝜋+𝛽 𝑁 − 𝐸 − 𝐼 − 𝜇 + 𝛼 𝐸 + 𝜏𝐼 = 0 (14a)
𝑁

Berdasarkan diagram skematik Gambar 2 𝛼𝐸 − 𝜇 + 𝛿 + 𝜏 𝐼 = 0 (14b)


menyatakan bahwa pada kelas𝑆 dipengaruhi oleh Λ − 𝜇𝑁 − 𝛿𝐼 − 2𝜏𝐼 = 0 (14c)
(Λ), laju kematian 𝜇𝑆, laju perpindahan populasi Titik kesetimbangan pada model 𝑆𝐸𝐼 dapat
𝐸
rentan ke laten (𝛽𝑆 ) dan laju faktor genetik 𝜋𝑆. dilihat saat sistem bebas penyakit (𝐼 = 0) dan
𝑁
Laju perubahan jumlah individu kelas S saat sistem tidak bebas penyakit (𝐼 > 0)
persatuan waktu dinyatakan dengan a) Titik kesetimbangan saat sistem bebas
𝑑𝑆 (𝑡) 𝐸 penyakit 𝐼 = 0
= Λ − 𝜇 + 𝛽 + 𝜋 𝑆. 8
𝑑𝑡 𝑁 Penentuan titik kesetimbangan bebas
Pada kelas E dipengaruhi laju perpindahan penyakit dapat dilakukan dengan menjadikan
𝐸
populasi rentan ke laten (𝛽𝑆 ), laju kematian 𝐼 = 0 sehingga diperoleh
𝑁 Λ
alami pada kelasE (𝜇𝐸) dan laju perpindahan 𝑁=
𝜇
yang laten menjadi sakit (𝛼𝐸). Laju perubahan Jadi, saat 𝐼 = 0 diperoleh 𝐸 = 0dan𝑁 = 0,
jumlah individu kelas E persatuan waktu maka titik kesetimbangan saat bebas penyakit
Λ
dinyatakan dengan adalah 𝑃0 = 𝐸∗ , 𝐼∗ , 𝑁∗ = (0,0, ).
𝜇
𝑑𝐸 (𝑡) 𝐸
= 𝜋+𝛽 𝑆 − 𝜇 + 𝛼 𝐸 + 𝜏𝐼. 9 b) Titik kesetimbangan saat sistem tidak bebas
𝑑𝑡 𝑁
penyakit (𝐼 > 0)
Pada kelas I dipengaruhi oleh laju
Untuk menentukan titik kesetimbangan
perpindahan yang laten menjadi sakit (𝛼𝐸), laju
bebas penyakit (𝐼 > 0) dengan mensyaratkan
kematian alami serta laju kematian karena 𝐸 > 0, maka diperoleh titik kesetimbangan,
diabetes (𝜇 + 𝛿)I dan laju penurunan penyakit 𝜏𝐼
saat sistem tidak bebas penyakit adalah
karena adanya penambahan insulin.Laju 𝑃1 (𝐸 ∗ , 𝐼 ∗ , 𝑁 ∗ )
perubahan jumlah individu kelas I persatuan 𝜇+𝛿+𝜏 𝐼 𝛿 + 2𝜏 𝐼 + Λ 𝜇+𝛼
waktu dinyatakan dengan = , −1
𝛼 𝜇 𝜋+𝛽
𝑑𝐼 (𝑡)
= 𝛼𝐸 − 𝜇 + 𝛿 + 𝜏 𝐼. 10 𝜇 + 𝛿 + 𝜏 𝐼 Λ − 𝛿 + 2𝜏 𝐼
𝑑𝑡 − ,
𝛼 𝜇
Titik Kesetimbangan
Diagram transfer (Gambar 2) dinyatakan Analisa Kestabilan
dalam sistem persamaan diferensial biasa dengan Sebelum melakukan analisis kestabilan titik
3 variabel yaitu 𝑆, 𝐸, 𝐼. 𝑁(𝑡)menyatakan jumlah kesetimbangan, perlu dibentuk matriks Jacobi
populasi pada saat 𝑡. dari sistem Persamaan 13. Langkah-langkah
Dari persamaan 8 sampai persamaan 10, untuk melakukan perhitungan matriks Jacobi
diketahui 𝑁 = 𝑆 + 𝐸 + 𝐼 maka adalah dengan memisalkan
𝑑𝑁 𝑑𝑆 𝑑𝐸 𝑑𝐼
= + + 11 𝑑𝐸(𝑡) 𝐸
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑋= = 𝜋+𝛽 𝑁−𝐸−𝐼 − 𝜇+𝛼 𝐸
𝑑𝑆 𝑑𝑁 𝑑𝐸 𝑑𝐼 𝑑𝑡 𝑁
= − − 12 + 𝜏𝐼
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑁
Selanjutnya akan dicari nilai dengan 𝑑𝐼(𝑡)
𝑑𝑡 𝑌= = 𝛼𝐸 − 𝜇 + 𝛿 + 𝜏 𝐼
mensubstitusikan Persamaan 8, 9 dan 10 ke 𝑑𝑡
𝑑𝑁(𝑡)
Persamaan 12 sehingga diperoleh Persamaan 13 𝑍= = Λ − 𝜇𝑁 − 𝛿𝐼 − 2𝜏𝐼
𝑑𝑡
𝑑𝐸 (𝑡) 𝐸
= 𝜋+𝛽 𝑁 − 𝐸 − 𝐼 − 𝜇 + 𝛼 𝐸 + 𝜏𝐼 Sehingga dapat ditulis kedalam matriks Jacobian
𝑑𝑡 𝑁
𝑑𝐼 (𝑡)
= 𝛼𝐸 − 𝜇 + 𝛿 + 𝜏 𝐼 sebagai berikut:
𝑑𝑡
𝑑𝑁 (𝑡)
= Λ − 𝜇𝑁 − 𝛿𝐼 − 2𝜏𝐼
𝑑𝑡
Titik kesetimbangan dicari dengan
mengasumsikan sistem Persamaan 13 sama
36 Analisis Model Matematika Penyebaran Penyakit Diabetes (Abraham)

Analisis Kestabilan Titik Non-Endemik


Untuk melakukan analisis kestabilan titik
kesetimbangan, maka dicari nilai eigen dari
matriks 𝐽 𝐸∗ , 𝐼∗ , 𝑁∗ untuk titik-titik yang dianalisis,
Λ
maka untuk titik kesetimbangan 𝑃0 (0,0, ) adalah
𝜇 Λ − 𝛿 + 2𝜏 𝐼
sebagai berikut: 𝑁∗ =
𝜇

𝜆 0 0
dengan 𝜆𝐼 = 0 𝜆 0
0 0 𝜆
𝜆 0 0 sehingga det 𝜆𝐼 − 𝐽
Dengan 𝜆𝐼 = 0 𝜆 0
0 0 𝜆
sehingga

Karena hasil deteminan berbentuk polynomial


pangkat tiga, maka dapat dilihat berdasarkan
kriteria kestabilan Routh-Hurwitz
Karena hasil deteminan berbentuk polynomial Dengan
pangkat tiga, maka dapat dilihat berdasarkan
kriteria kestabilan Routh-Hurwitz, dengan
4 E *  2 I * 
E   2      2      2    
N* N*
2 E *  I * 2 E *  I *
 *
 *     *  2 2    
N N N* N
 E *
2       
Titik kesetimbangan, dikatakan stabil jika N*
𝐶
𝐴 > 0, 𝐵 − > 0, 𝑑𝑎𝑛 𝐶 > 0. Maka titik
𝐴
Λ
kesetimbangan, 𝑃0 (0,0, ), stabil asimtotik jika
𝜇
𝐶
𝐴 > 0, 𝐵 > , 𝑑𝑎𝑛 𝐶 > 0.
𝐴

Analisis Kestabilan Titik Endemik


Analisis kestabilan dapat dilakukan dengan
cara melihat nilai eigen pada matriks 𝐽 𝐸 ∗ , 𝐼 ∗ , 𝑁 ∗
untuk titik-titik yang dianalisis.
Maka untuk 𝑃1 = (𝐸 ∗ , 𝐼 ∗ , 𝑁 ∗ ) Titik kesetimbangan, dikatakan stabil jika
𝐹
𝐷 > 0, 𝐸 − > 0, dan 𝐹 > 0. Maka titik
𝐷
kesetimbangan, 𝑃1 = (𝐸 ∗ , 𝐼 ∗ , 𝑁 ∗ ), stabil
𝐹
asimtotik jika 𝐷 > 0, 𝐸 > , dan 𝐹 > 0.
𝐷
SAINS Volume 15, Nomor 1/ Januari 2015 : 31 – 37 37

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

1. Model matematika penyebaran penyakit Adewale SO, dkk. 2007. A New Generalized
diabetes mellitus dengan penambahan Mathematical Model for Study of Diabetes
parameter insulin adalah sebagai berikut: Melitus. Research Journal of Applied Sciences 2
𝑑𝑆 (𝑡) 𝐸 (5): 629-632
= Λ − 𝜇 + 𝛽 + 𝜋 𝑆.
𝑑𝑡 𝑁
𝑑𝐸(𝑡) 𝐸 Boutayeb A, dkk. 2004. A Mathematical model for the
= 𝜋+𝛽 𝑆 − 𝜇 + 𝛼 𝐸 + 𝜏𝐼. burden of diabetes and its omplications.
𝑑𝑡 𝑁 BioMedical Engineering 3:20
𝑑𝐼 (𝑡)
= 𝛼𝐸 − 𝜇 + 𝛿 + 𝜏 𝐼.
𝑑𝑡
Budhi, W.S. 2001.Kalkulus Peubah Banyak dan
Penggunaannya, Institut Teknologi Bandung.
2. Titik equilibrium Non-Endemik model SEI
Λ Clancy, M J A O’Callaghan and T C Kelly. (2006). A
yang dikaji adalah𝑃0 = 𝐸∗ , 𝐼∗ , 𝑁∗ = (0,0, ).
𝜇 multi-scale problemarising in a model of avian
Titik equilibrium dikatakan stabil jika flu virus ina seabird colony, Institute of Physics
𝐶
𝐴 > 0, 𝐵 − > 0, 𝑑𝑎𝑛 𝐶 > 0. Maka titik Publishing, Ireland.
𝐴
Λ http://iopscience.iop.org/1742-
equilibrium 𝑃0 (0,0, ), stabil asimtotik jika 6596/55/1/004/pdf. Diakses 11 Februari 2015.
𝜇
𝐶
𝐴 > 0, 𝐵 > , 𝑑𝑎𝑛 𝐶 > 0, Sedangkan untuk De Gaetano A,dkk. 2008. Mathematical models of
𝐴
titik equilibrium endemik model epidemik SEI diabetes progression. Am J Physiol Endocrinol
yang dikaji adalah 𝑃1 (𝐸 ∗ , 𝐼 ∗ , 𝑁 ∗ ) = Metab 295: E1462-E1479
𝜇+𝛿+𝜏 𝐼 Finizio dan Ladas.1998.Persamaan Diferensial Biasa
𝐸∗ = . Dengan Penerapan Modern. Institut Teknologi
𝛼
𝛿+𝜏 𝐼+Λ 𝜇+𝛼 Bandung
𝐼∗ = −1
𝜇 𝜋+𝛽 N. Ardiansah dan M.Kharis. 2012. Model Matematika
𝜇+𝛿+𝜏 𝐼 Untuk Penyakit Diabetes Tanpa Faktor Genetik.
− . http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JM
𝛼
diakses tanggal 27 Agustus 2014.
Λ − 𝛿 + 2𝜏 𝐼
𝑁∗ = . Rahdianti, R. 2012. Simulasi dan Analisa Kestabilan
𝜇
Titik equilibrium dikatakan stabil jika Model Matematika Mengenai Proses Transmisi
𝐹 Viruss Dengue di Dalam Tubuh
𝐷 > 0, 𝐸 − > 0, dan 𝐹 > 0. Maka titik Manusia.Universitas Negri Islam Sunan Gunung
𝐷
equilibrium 𝑃1 = (𝐸 ∗ , 𝐼 ∗ , 𝑁 ∗ ), stabil asimtotik Djati Bandung.
𝐹
jika 𝐷 > 0, 𝐸 > , dan 𝐹 > 0, Sridianti.2014. Diabetes Melitus dan
𝐷
Insulin.http://www.sridianti.com/apa-
pengertian-hormon-insulin.html diakses 21
November 2014.
SARAN
Widodo dan Sutimin, 2007.Buku ajar pemodelan
Pada penelitian ini pembahas hanya matematika.Jurusan Matematika Universitas
mengkaji mengenai model matematika epidemik Diponegoro Semarang.
SEI penyebaran penyakit diabetes dengan
penambahan parameter insulin pada
kompartemen Infected(I). Bagi pembaca yang
tertarik mengembangkan model agar dapat
memperhatikan kompartemen Exposed (E) atau
kompartemen Infected (I) dapat dengan
penambahan kompartemen atau parameter
pengobatan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai