Anda di halaman 1dari 19

Bab 1

MATRIKS DAN
OPERASI MATRIKS
Pada bab pertama ini akan diberikan beberapa definisi dasar yang berkaitan
dengan matriks dan operasi aljabar elementer pada matriks. Selain itu akan diperkenalkan
beberapa jenis matriks yang akan sering dijumpai pada bab-bab selanjutnya.

1.1 Pengantar
DEFINISI 1.1.1 Matriks (matrix) adalah susunan segi empat siku-siku dari
elemen-elemen di suatu field (F, •, +). Elemen tersebut dapat berupa pernyataan yang
simbolis ataupun bilangan-bilangan.

Matriks biasanya dinotasikan dengan huruf besar oleh persamaan A = [aij] yang
berarti bahwa elemen pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A sama dengan aij.
Seringkali dituliskan elemen matriks dengan bentuk aij = (A)ij. Matriks A secara jelas
dituliskan dalam bentuk
é a11 a12 ! a1n ù
êa a 22 ! a 2 n úú
A = ê 21
ê " " ú
ê ú
ëa m1 a m 2 ! a mn û
dengan setiap (i, j) Î {1, 2, …, m} ´ {1, 2, …, n} dan aij Î F. Baris ke-i dari matriks A
yaitu
[ai1 ai 2 ! ain ]
mempunyai n unsur, sedangkan kolom ke-j yang mempunyai m unsur yaitu
é a1 j ù
êa ú
ê 2jú.
ê ! ú
ê ú
ëê a mj ûú
Setiap matriks mempunyai baris dan kolom yang mendefinisikan ukuran matriks.
Jika suatu matriks A mempunyai m baris dan n kolom maka ukuran (ordo) matriks
dinyatakan dengan m´n, dan selanjutnya matriks A bisa dituliskan dengan Am´n atau mAn.
Simbol Mm´n(F) menotasikan himpunan semua matriks berukuran m´n atas field F.

1 © 2018 Didit B. Nugroho


2 Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks

1
CONTOH 1.1.1 Diberikan rumus aij = untuk 1 £ i £ 3 dan 1 £ j £ 4 yang
i+ j
mendefinisikan suatu matriks A = [aij] berukuran 3´4. Matriks A dapat dituliskan secara
eksplisit dalam bentuk
é 12 13 14 15 ù
ê ú
A = ê 13 14 15 16 ú .
ê1 1 1 1ú
ë4 5 6 7û

1.2 Jenis-jenis Matriks


DEFINISI 1.2.1 Vektor (vector) adalah suatu matriks yang hanya mempunyai
satu baris atau satu kolom. Karena itu terdapat dua jenis vektor yaitu vektor baris dan
vektor kolom.

DEFINISI 1.2.2 Vektor baris (row vector) adalah suatu matriks yang hanya
mempunyai satu baris saja, seperti
A = [a11 a12 ! a1n ] atau A = (a11, a12, …, a1n)
dengan n adalah dimensi dari vektor baris.

DEFINISI 1.2.3 Vektor kolom (column vector) adalah suatu matriks yang hanya
mempunyai satu kolom saja. Sebagai contoh, vektor kolom berdimensi m:
é a11 ù
êa ú
A = ê 21 ú .
ê ! ú
ê ú
ëa m 2 û

DEFINISI 1.2.4 Jika beberapa baris dan atau kolom dari suatu matriks A dihapus
maka matriks sisanya disebut matriks bagian (submatrix) dari A.

é4 6 2ù
CONTOH 1.2.1 Matriks-matriks bagian dari ê antara lain yaitu
ë3 - 1 2úû
é 4 6 2ù é 4 6 ù é 2ù
ê3 - 1 2ú , ê3 - 1ú , [4 6 2], [4] , ê 2ú .
ë û ë û ë û

DEFINISI 1.2.5 Jika banyaknya baris dari suatu matriks A Î Mm´n(F) sama
dengan banyaknya kolom, m = n, maka matriksnya disebut matriks persegi (square
matrix) dengan elemen-elemen a11, a22, …, ann dinamakan elemen-elemen diagonal
utama. Selanjutnya, matriks persegi A berukuran n´n cukup dituliskan dengan notasi An.

é25 20 3 ù
CONTOH 1.2.2 Matriks A = ê 5 10 15ú merupakan matriks persegi sebab
ê ú
êë 6 15 7 úû
banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom yaitu 3. Sedangkan elemen-elemen
diagonal utamanya adalah a11 = 25, a22 = 10, a33 = 7.

© 2018 Didit B. Nugroho


Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks 3

DEFINISI 1.2.6 Matriks A Î Mm´n(F) dengan elemen aij = 0 untuk i > j disebut
matriks segitiga atas (upper triangular matrix). Dengan kata lain, semua elemen di
bawah diagonal utama sama dengan nol.

CONTOH 1.2.3 Matriks


é10 -7 0ù
ê 0 - 0,01 6úú
ê
êë 0 0 1505úû
adalah suatu matriks segitiga atas.

DEFINISI 1.2.7 Matriks A Î Mm´n(F) dengan elemen aij = 0 untuk i < j disebut
matriks segitiga bawah (lower triangular matrix). Dengan kata lain, semua elemen di
atas diagonal utama sama dengan nol.

CONTOH 1.2.4 Matriks


é1 0 0ù
ê0,3 1 0úú
ê
êë0,6 2,5 1 úû
adalah suatu matriks segitiga bawah.

DEFINISI 1.2.8 Matriks persegi A Î Mn(F) dengan semua elemen yang tidak
terletak pada diagonal utama sama dengan nol, aij = 0 untuk i ¹ j, disebut matriks
diagonal (diagonal matrix), dituliskan A = diag(a11, a22, …, ann). Beberapa atau semua
masukan diagonal dari matriks diagonal bisa juga nol.

CONTOH 1.2.5 Matriks


é3 0 0ù é3 0 0ù
ê0 2 0ú dan ê0 2 0ú
ê ú ê ú
êë0 0 5úû êë0 0 0úû
adalah matriks diagonal.

DEFINISI 1.2.9 Matriks In = [dij], dij disebut delta Kronecker, yang didefinisikan
oleh dij = 1 untuk i = j dan dij = 0 untuk i ¹ j, disebut matriks identitas (identity matrix)
berukuran n, dan dituliskan
é1 ! 0ù
I n = êê " # " úú = diag(1,1, ..., 1)
êë0 ! 1úû
atau In = (e1, e2, …, en) dengan ei adalah vektor kolom berdimensi n dengan masukan 1 di
posisi ke-i.

DEFINISI 1.2.10 Matriks A Î Mm´n(F) dengan semua elemennya sama dengan nol,
aij = 0 untuk semua i dan j, disebut matriks nol (zero matrix), dan dinotasikan dengan
Om´n.

© 2018 Didit B. Nugroho


4 Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks

CONTOH 1.2.6 Matriks


é0 0 0 ù
ê0 0 0ú , [0 0 0], dan [0]
ë û
adalah matriks nol.

DEFINISI 1.2.11 Suatu matriks tridiagonal (tridiagonal matrix) adalah suatu


matriks persegi dengan semua elemen diagonal dari matriks bagian persegi di atas
diagonal utama dan di bawah diagonal utama adalah nol.

CONTOH 1.2.7 Matriks


é2 4 0 0ù
ê2 3 9 0 úú
ê
ê0 0 5 2ú
ê ú
ë0 0 3 6û
é0 0 ù
merupakan matriks tridiagonal sebab matriks bagian persegi perseginya yaitu ê ú dan
ë9 0 û
é0 0 ù
ê0 0ú mempunyai elemen-elemen diagonal yang semuanya nol.
ë û

Pada Gambar 1.1 diberikan ilustrasi beberapa jenis matriks dengan elemen-
elemen pada daerah yang diarsir tidak semuanya nol, sedangkan elemen-elemen pada
daerah yang tidak diarsir semuanya sama dengan nol.

(a) (b) (c)


Gambar 1.1: (a) Matriks segitiga atas, (b) matriks segitiga bawah, (c) matriks diagonal

DEFINISI 1.2.12 Suatu matriks A Î Mn(F) disebut matriks dominan diagonal


(diagonally dominant matrix) jika
aii ³ å
aij untuk semua i = 1, 2, …, n
j =1, i ¹ j
dan
aii > å aij untuk suatu i.
j =1, i ¹ j

Dengan kata lain, untuk setiap baris pada matriks dominan diagonal, nilai mutlak
dari elemen diagonal lebih besar atau sama dengan jumlahan nilai-nilai mutlak dari
elemen-elemen sisa pada baris tersebut, dan juga terdapat ketidaksamaan yang lebih besar
secara tegas untuk suatu baris.

© 2018 Didit B. Nugroho


Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks 5

CONTOH 1.2.8 Matriks


é15 6 7ù
B = ê 2 - 4 - 2úú
ê
êë 3 2 6úû
merupakan matriks dominan secara diagonal sebab
½b11½ = ½15½ = 15 ³ ½b12½+½b13½ = ½6½+½7½ = 13,
½b22½ = ½-4½ = 4 ³ ½b21½+½b23½ = ½2½+½-2½ = 4,
½b33½ = ½6½ = 6 ³ ½b31½+½b32½ = ½3½+½2½ = 5
dan terdapat suatu baris, baris 1 atau baris 3, ketaksamaannya adalah ketaksamaan yang
lebih besar secara tegas.

CONTOH 1.2.9 Matriks


é 25 5 1ù
C = êê 64 8 1úú
êë144 12 1úû
bukanlah matriks dominan secara diagonal sebab
½c22½ = ½8½ = 8 £ ½c21½+½c23½ = ½64½+½1½ = 65.

CONTOH 1.2.10 Matriks


é- 15 6 9ù
D = ê 2 - 4 2úú
ê
êë 3 - 2 5úû
bukanlah matriks dominan secara diagonal sebab diantara ketaksamaan-ketaksamaan
berikut tidak ada yang lebih besar secara tegas:
½d11½ = ½–15½ = 15 ³ ½d12½+½d13½ = ½6½+½9½ = 15,
½d22½ = ½–4½ = 4 ³ ½d21½+½d23½ = ½2½+½2½ = 4,
½d33½ = ½5½ = 5 ³ ½d31½+½d32½ = ½3½+½2½ = 5.

1.3 Kesamaan Dua Matriks


DEFINISI 1.3.1 Matriks A = [aij] sama dengan matriks B = [bij] jika ukuran dari A
dan B sama, dan elemen-elemen yang bersesuaian (berkorespondensi) juga sama, yaitu
untuk A, B Î Mm´n(F) maka aij = bij , 1 £ i £ m dan 1 £ j £ n.

é2 3ù éb 3 ù
CONTOH 1.3.1 Agar A = ê ú sama dengan B = ê 11 ú , maka haruslah
ë6 7 û ë 6 b22 û
b11 = 2 dan b22 = 7.

1.4 Operasi Matriks


DEFINISI 1.4.1 (Penjumlahan matriks) Matriks A = [aij] dan B = [bij] dapat
dijumlahkan jika keduanya berukuran sama. Jumlahan dari matriks A dan B, ditulis A + B,
adalah matriks yang diperoleh dengan menjumlahkan elemen-elemen yang
berkorespondensi dari A dan B, yaitu
A + B = [aij] + [bij] = [aij + bij].

© 2018 Didit B. Nugroho


6 Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks

DEFINISI 1.4.2 (Pengurangan matriks) Matriks A = [aij] dan B = [bij] dapat


dikurangkan hanya jika keduanya berukuran sama. Pengurangan A oleh B, yang
dituliskan A – B, didefinisikan oleh
A – B = [aij] – [bij] = [aij – bij].

DEFINISI 1.4.3 (Perkalian skalar dengan matriks) Diberikan suatu matriks A


= [aij] Î Mm´n(F) dan skalar k Î F. Perkalian skalar k dengan A, ditulis kA, adalah
matriks yang diperoleh dengan cara mengalikan semua elemen dari A dengan skalar k,
yaitu
kA = k[aij] = [k.aij].

CONTOH 1.4.1
é5 2 3ù é6 7 - 2ù é5 + 6 2+7 3 - 2 ù é11 9 1 ù
1. ê1 2 + = = .
ë 7úû êë3 5 19 úû êë1 + 3 2+5 7 + 19úû êë 4 7 26úû
é5 2 3ù é6 7 - 2ù é5 - 6 2-7 3 - (-2)ù é - 1 - 5 5 ù
2. ê1 2 – = = .
ë 7úû êë3 5 19 úû êë1 - 3 2-5 7 - 19 úû êë- 2 - 3 - 12úû
é2,1 3 2ù é2.2,1 2.3 2.2ù é4,2 6 4ù
3. 2ê ú = ê ú = ê 10 .
ë 5 1 6û ë 2.5 2.1 2.6û ë 2 12úû

Operasi-operasi matriks memenuhi hukum-hukum aritmatika seperti berikut.


(Diambil sebarang skalar s dan t, dan matriks-matriks A, B, C, O yang berukuran sama.)
(1) (A + B) + C = A + (B + C); [Hukum asosiatif]
(2) A + B = B + A; [Hukum komutatif]
(3) O + A = A + O; [Hukum identitas]
(4) A + (–A) = O; [Hukum invers]
(5) (s + t)A = sA + tA, (s – t)A = sA – tA; [Hukum distributif kanan]
(6) t(A + B) = tA + tB, t(A – B) = tA – tB; [Hukum distributif kiri]
(7) s(tA) = (st)A;
(8) 1A = A, 0A = O, (–1)A = –A;
(9) tA = O Þ t = 0 atau A = O.

DEFINISI 1.4.4 (Hasil kali matriks) Matriks A dan B dapat dikalikan, dalam
hal ini AB, hanya jika banyaknya kolom dari A sama dengan banyaknya baris dari B (A
dan B dikatakan dapat menyesuaikan diri/ conformable). Jika matriks A = [aij] berukuran
m´n dan matriks B = [bjk] berukuran n´p, maka hasil kali matriks A dan B, ditulis AB,
adalah matriks C = [cik] yang berukuran m´p dengan elemen ke-(i,k) didefinisikan oleh
n
cik = å aij .b jk = ai1 .b1k + ai 2 .b2 k + ... + ain .bnk .
j =1

Secara simbolis, untuk baris-baris R1, R2, …, Rm pada matriks A dan kolom-
kolom C1, C2, …, Cm pada matriks B, dapat dituliskan hasil kali A dan B yaitu
é R1 ù é R1C1 R1C 2 ! R1C p ù
é ù ê
ê R2 ú R C R2 C 2 R2 C p úú
A×B = ê ú × êC C ! C ú = ê 2 1 .
ê ! ú ê 1 2 pú ê " " ú
ê ú êë úû ê ú
ë Rm û ëê Rm C1 Rm C 2 ! Rm C p ûú

© 2018 Didit B. Nugroho


Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks 7

CONTOH 1.4.2
é1 2ù é5 6ù é1.5 + 2.7 1.6 + 2.8 ù é19 22ù
1. ê3 4ú ê7 8ú = ê3.5 + 4.7 3.6 + 4.8ú = ê43 .
ë ûë û ë û ë 50úû
é5 6ù é1 2ù é5.1 + 6.3 5.2 + 6.4ù é23 34ù é1 2ù é5 6ù
2. ê7 8ú ê3 4ú = ê7.1 + 8.3 7.2 + 8.4ú = ê31 ¹ .
ë ûë û ë û ë 46úû êë3 4úû êë7 8úû
é1ù é1.3 1.4 ù é3 4ù
3. ê2ú[3 4] = ê2.3 2.4ú = ê6 8 ú .
ë û ë û ë û
é1 ù
4. [3 4]ê ú = [11].
ë 2û

CONTOH 1.4.3 Bob ingin mengurangi berat badannya melalui satu rencana diet
dan latihan fisik. Sesudah mencari keterangan dari Tabel 1, dia membuat jadwal latihan
fisik seperti dalam Tabel 2. Berapa kalori yang akan terbakar dengan melakukan latihan
fisik setiap hari jika dia mengikuti rencana tersebut?

Tabel 1 Tabel 2

Kalori yang terbakar setiap jam Jumlah jam per hari untuk setiap aktivitas

Berat dalam lb Jadwal latihan


Aktivitas latihan
152 161 170 178 Jalan Lari Bersepeda Tenis
Jalan kaki
213 225 237 249 Senin 1,0 0,0 1,0 0,0
2 mil/ jam
Lari 5,5 mil/ jam 651 688 726 764 Selasa 0,0 0,0 0,0 2,0
Bersepeda
304 321 338 356 Rabu 0,4 0,5 0,0 0,0
5,5 mil/ jam
Tenis secukupnya 420 441 468 492 Kamis 0,0 0,0 0,5 2,0
Jumat 0,4 0,5 0,0 0,0

Penyelesaian.
Informasi mengenai Bob berada dalam kolom keempat dari Tabel 1. Informasi ini
dinyatakan oleh suatu vektor kolom X. Informasi dalam Tabel 2 dapat dinyatakan oleh
suatu matriks A berukuran 5´4. Untuk menjawab pertanyaan, dihitung AX.
é1,0 0,0 1,0 0,0ù é 605,0ù Senin
ê0,0 0,0 0,0 2,0ú é249ù ê 984,0ú Selasa
ê ú ê764 ú ê ú
ê0,4 0,5 0,0 0,0ú ê ú = ê 481,6ú Rabu .
ê ú ê356 ú ê ú
ê0,0 0,0 0,5 2,0ú ê492ú ê1162,0ú Kamis
êë0,4 0,5 0,0 0,0úû ë û ê
ë 481,6úû Jumat

CONTOH 1.4.4
Suatu perusahaan menghasilkan tiga produk dengan perkiraan biaya produksinya dibagi
dalam tiga kategori (disajikan dalam Tabel 3). Dibuat juga suatu perkiraan, dalam Tabel
4, untuk jumlah dari setiap produk yang akan dihasilkan untuk setiap kuartal. Tentukan
biaya total untuk setiap kuartal dari ketiga kategori.

© 2018 Didit B. Nugroho


8 Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks

Tabel 3 Tabel 4
Biaya produksi per barang (dollar) Jumlah yang dihasilkan per kuartal
Produk Musim
Biaya Produk
A B C Panas Gugur Dingin Semi
Bahan mentah 0,10 0,30 0,15 A 4000 4500 4500 4000
Tenaga kerja 0,30 0,40 0,25 B 2000 2600 2400 2200
Biaya tambahan 0,10 0,20 0,15 C 5800 6200 6000 6000

Penyelesaian.
Setiap tabel dapat dinyatakan oleh matriks seperti berikut
é 0,10 0,30 0,15ù é4000 4500 4500 4000ù
A = ê0,30 0,40 0,25ú dan B = êê2000 2600 2400 2200úú .
ê ú
êë 0,10 0,20 0,15úû êë5800 6200 6000 6000úû
Jika dibuat hasil kali AB, maka kolom-kolom dari AB berturut-turut menyatakan biaya
untuk musim panas, gugur, dingin, semi.
é1870 2160 2070 1960 ù Bahan mentah
AB = êê3450 3940 3810 3580úú Tenaga kerja .
êë1670 1900 1830 1740 úû Biaya tambahan

Perkalian matriks memenuhi beberapa hukum aritmatika, yaitu


(1) (AB)C = A(BC), jika A, B, C secara berurutan berukuran m´n, n´p, p´q;
(2) k(AB) = (kA)B = A(kB), A(–B) = (–A)B = – (AB) dengan k adalah skalar;
(3) (A + B)C = AC + BC, jika A dan B berukuran m´n dan C berukuran n´p;
(4) D(A + B) = DA + DB, jika A dan B berukuran m´n dan D berukuran p´m.
Di sini hanya akan dibuktikan sifat yang pertama di atas (hukum asosiatif). Lebih
dahulu diklaim bahwa (AB)C dan A(BC) keduanya mariks berukuran m´q. Diambil
matriks A = [aij], B = [bjk], dan C = [ckl], sehingga akan diperoleh
p p æ n ö p n
((AB)C )il = ( AB )ik .ckl = çç aij .b jk ÷÷ckl = åå aij b jk ckl .
å åå
k =1 k =1 è j =1 ø k =1 j =1
Sejalan dengan itu, juga diperoleh
n p
((AB)C )il = åå aij b jk ckl .
j =1 k =1
Hasil jumlahan ganda kedua bentuk tersebut adalah sama. Jumlahan dari bentuk
n p p n
åå d jk dan åå d jk
j =1 k =1 k =1 j =1
menyatakan jumlahan dari np elemen matriks [djk] dalam baris dan kolom secara
berurutan. Akibatnya
((AB)C )il = (A(BC))il
untuk 1 £ i £ m dan 1 £ l £ q. Karena itu (AB)C = A(BC).

DEFINISI 1.4.5 (Pangkat matriks) Diberikan suatu matriks A Î Mn(F) dan


bilangan bulat tak negatif k. Didefinisikan Ak sebagai berikut
A0 = In dan Ak+1 = AkA untuk k ³ 0.

© 2018 Didit B. Nugroho


Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks 9

CONTOH 1.4.5
2
é1 1ù é1 1ù é1 1ù é2 2ù
1. ê1 1ú = ê1 1ú ê1 1ú = ê2 2ú .
ë û ë ûë û ë û
3
é 2 0ù é2 0ù é2 0ù é2 0ù é4 0ù é2 0ù é8 0 ù é2 3 0ù
2. ê 0 3ú = ê0 3ú ê0 3ú ê0 3ú = ê0 9ú ê0 3ú = ê0 27ú = ê ú.
ë û ë ûë ûë û ë ûë û ë û ëê 0 33 ûú
3
é0 2 ù é0 2ù é0 2ù é0 2ù é6 0ù é0 2ù é 0 12ù é 0 23 ù
3. ê3 0ú = ê3 0ú ê3 0ú ê3 0ú = ê0 6ú ê3 0ú = ê18 0 ú ¹ ê 3 ú.
ë û ë ûë ûë û ë ûë û ë û êë3 0 ûú
4
é1 1 ù é1 1 ù é1 1 ù é1 1 ù é1 1 ù é1 3ù é1 3ù é1 15ù
4. ê0 2ú = ê0 2ú ê0 2ú ê0 2ú ê0 2ú = ê0 4ú ê0 4ú = ê0 16ú .
ë û ë ûë ûë ûë û ë ûë û ë û

Khusus untuk matriks diagonal A = [aii], 1< i < n, pangkat k dari matriks A
[
didefinisikan oleh Ak = (aii ) k ] atau secara jelas dinyatakan dengan
k
éa11 0 ! 0 ù é(a11 )k 0 ! 0 ù
ê0 a ú ê ú
k
A = ê 22 0 ú
= ê 0 (a 22 )k
0 ú
.
ê " " ú ê " " ú
ê ú ê ú
ë0 0 ! a nn û ëê 0 0 ! (a nn )k ûú
Berikut ini hukum-hukum yang berlaku untuk matriks berpangkat yang
mempunyai sifat AB = BA.
(1) AmAn = Am+n, (Am)n = Amn;
(2) (AB)n = AnBn;
(3) AmBn = BnAm;
(4) (A + B)2 = A2 + 2AB + B2;
n n
æ ö ænö n!
(5) (A + B)n = å çç ÷÷Ai B n-i ; dengan çç ÷÷ = C in =
i =0 è i ø èiø i !.(n - i ) !
(6) (A + B)(A – B) = A2 – B2.

DEFINISI 1.4.6 (Transpos matriks) Transpos dari matriks Am´n = [aij],


dinotasikan AT, adalah matriks yang diperoleh dari A dengan cara mengubah setiap baris
ke-i menjadi kolom ke-i atau sebaliknya kolom ke-j menjadi baris ke-j. Dengan kata lain
AT = [aji] atau AT( ) ji = aij yang berukuran n´m.

T
é ù
ê ú é ai1 ù
ê ú ê ai 2 ú
êai1 ai 2 ! ain ú = ê ú
ê ú ê ! ú
ê ú ê ú
ë a in û
êë úû
Gambar 1.2: Transpos dari matriks m´n

© 2018 Didit B. Nugroho


10 Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks

é25 20 3 2 ù
CONTOH 1.4.6 Transpos dari matriks C = ê 5 10 15 25ú adalah
ê ú
êë 6 16 7 27úû
é 25 5 6 ù
ê20 10 16 ú
C =ê
T ú.
ê 3 15 7 ú
ê ú
ë 2 25 27û

Operasi transpos mempunyai beberapa sifat sebagai berikut :


(1) (A )
T T
= A;
(2) ( A ± B )T = AT ± B T jika A dan B berukuran m´n;
(3) (kA)T = kAT ;
(4) ( AB )T = B T AT jika A berukuran m´n dan B berukuran n´p;
(5) [
X T X = x12 + x22 ... + xn2 ] jika X = [x1 x2 ! xn ]T adalah vektor
kolom.
Berikut ini akan dibuktikan hanya untuk sifat keempat. Pertama diperiksa bahwa
(AB)T dan BTAT mempunyai ukuran yang sama p´m. Selain itu, elemen-elemen yang
berkorespondensi dari kedua matriks adalah sama. Untuk A = [aij] dan B = [bij] maka

(( AB ) ) å (BT )kj (AT ) ji = (BT AT )ki .


n n
T
ki = ( AB )ik = å aij b jk =
j =1 j =1

DEFINISI 1.4.7 Suatu matriks A disebut matriks simetris (symmetric matrix)


jika AT = A. Dengan kata lain, A haruslah matriks persegi (misalkan n´n) dan aji = aij
untuk semua 1 £ i £ n dan 1 £ j £ n. Karena itu
éa b ù
A=ê ú
ëb a û
adalah suatu matriks simetris 2´2 yang umum.

é21 3 6ù
CONTOH 1.4.7 Matriks D = ê 3 21 8ú adalah suatu matriks simetris karena
ê ú
êë 6 8 9úû
d12 = d21 = 3, d13 = d31 = 6; dan d23 = d32 = 8.

DEFINISI 1.4.8 (Matriks simetris miring) Suatu matriks A Î Mn(F)


dikatakan simetris miring (skew-symetric) jika AT = –A.

Dengan kata lain, untuk matriks simetris miring A, maka A haruslah matriks
persegi (misalkan n´n) dan aji = –aij untuk semua 1 £ i £ n dan 1 £ j £ n. Karena elemen-
elemen diagonal utama tidak berubah oleh transposisi, maka matriks simetris miring A
haruslah nol pada diagonal utamanya atau dengan kata lain aii = 0 untuk setiap i.

© 2018 Didit B. Nugroho


Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks 11

CONTOH 1.4.8 Matriks


é 0 1 2ù
E = ê - 1 0 - 5úú
ê
êë- 2 5 0úû
adalah suatu matriks simetris miring.

Perlu dicatat bahwa untuk suatu matriks persegi A, maka A – AT adalah simetris
(
miring karena A - AT ) T
( )
= AT - AT
T
= AT – A = –(A – AT), sedangkan A + AT adalah

(
simetris karena A + AT )
T
= AT + A = A + AT. Karena itu
1
A=
2
( 1
A - AT + A + AT .
2
) ( )
Mudah dibuktikan juga bahwa jumlahan dari dua matriks simetris miring adalah juga
simetris miring dan kuadrat dari matriks simetris miring (simetris) adalah simetris sebab
(
A2 = AT AT )
T
= ((- A)(- A))T ( ).
= A2
T

1.5 Matriks Eselon


DEFINISI 1.5.1 (Matriks eselon baris) Suatu matriks A mempunyai bentuk
eselon baris (row-echelon form) jika mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(1) baris nol (semua unsurnya nol), jika ada, terletak pada baris bagian bawah;
(2) untuk suatu baris tak nol (unsurnya tidak seluruhnya nol), bilangan pertama yang
tak nol dalam baris tersebut adalah 1, disebut 1 utama (leading 1);
(3) untuk sembarang dua baris tak nol yang berurutan, 1 utama dalam baris yang
bawah terletak di sebelah kanan dari 1 utama dalam baris diatasnya.

Suatu matriks berbentuk eselon baris mempunyai “langkah tangga” seperti


diilustrasikan pada Gambar 1.3, dengan daerah yang tidak diarsir semua unsurnya nol.

Gambar 1.3: Matriks eselon baris

CONTOH 1.5.1 Diberikan matriks-matriks seperti berikut


é1 0 3 4 ù é0 1 2 3 - 1ù
ê0 1 2 5 ú ê0 0 0 0 é0 1 2ù é1 0 0 0ù
0úú ê
A= ê ú , B= ê , C= 0 0
ê 1ú , D = êê0 2 0 1úú .
ú
ê0 0 0 1 ú ê0 0 1 0 - 2 ú
ê ú ê ú êë 1 2 - 3úû êë0 0 1 2úû
ë0 0 0 0 û ë0 0 0 0 0û
Matriks A merupakan matriks eselon baris, tetapi B bukan matriks eselon baris karena
terdapat baris nol (baris 2) yang terletak di atas baris tak nol (baris 3). Demikian juga
matriks C bukan matriks eselon baris karena 1 utama pada baris 3 terletak di sebelah kiri
1 utama pada baris 2. D juga bukan matriks eselon baris karena bilangan tak nol pertama
pada baris 2 bukan 1 tetapi 2.

© 2018 Didit B. Nugroho


12 Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks

DEFINISI 1.5.2 (Matriks eselon baris tereduksi) Suatu matriks mempunyai


bentuk eselon baris tereduksi (reduced row-echelon form) jika
(1) Matriks berbentuk eselon baris;
(2) setiap kolom yang memuat 1 utama mempunyai elemen-elemen nol untuk lainnya.

CONTOH 1.5.2 Matriks


é0 1 2 0 0 2 ù
ê0 0 0 1 0 3 ú
é1 0ù ê ú
ê0 1 ú dan
ë û ê 0 0 0 0 1 4 ú
ê ú
ë0 0 0 0 0 0 û
mempunyai bentuk eselon baris tereduksi, sedangkan matriks
é1 0 0ù é1 2 0ù
ê0 1 0ú dan ê0 1 0ú
ê ú ê ú
êë0 0 2úû êë0 0 0úû
tidak berbentuk eselon baris tereduksi.

Perlu dicatat bahwa matriks nol untuk semua ukuran selalu dalam bentuk eselon
baris tereduksi.

1.6 Fungsi Skalar Matriks


Fungsi skalar dari suatu matriks meringkas berbagai karakteristik dari elemen-
elemen matriks. Suatu fungsi skalar yang penting adalah fungsi determinan. Secara
formal, determinan dari suatu matriks persegi A, dinotasikan det(A), adalah jumlahan
semua hasil kali elementer bertanda dari A. Diskusi yang lebih mendalam akan dipelajari
secara lebih detail di bab dua.
Selain determinan, fungsi skalar yang lain yaitu trace. Trace dari matriks An =
[aij] didefinisikan sebagai jumlahan elemen-elemen diagonal utama, yaitu
n
tr ( A) = å aii .
i =1
Diberikan A dan B adalah matriks berukuran n´n dengan h dan k adalah skalar.
Fungsi trace mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(1) tr(A) = tr(AT);
(2) tr(hA + kB) = h.tr(A) + k.tr(B);
(3) tr(AB) = tr(BA);
(4) tr(In) = n.
Berikut ini hanya akan dibuktikan sifat yang ketiga. Diperhatikan bahwa
n n
AB = å aik bkj dan BA = å bik a kj , maka
k =1 k =1
n n n n
tr(AB) = åå aik bki = åå bki aik = tr(BA).
i =1 k =1 k =1 i =1

© 2018 Didit B. Nugroho


Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks 13

SOAL-SOAL UNTUK BAB 1

1. Tuliskan secara eksplisit matriks A = [aij] berukuran 3´3 untuk aij = i j .

2. Tuliskan secara eksplisit matriks A = [aij] berukuran 3´3 untuk aij = ij.

3. Tentukan A + B dan AB, jika diberikan


é a - 2a c ù é 1 2a c ù
ê
A=ê 0 ú ê
- a b ú , dan B = ê a b - a - búú
êëa + b 0 - 1úû êëa - b 0 - 1úû
adalah matriks-matriks persegi dengan masukannya adalah bilangan real.

4. Tentukan x dan y sehingga


é3 x 1ù é2 1 3ù é 7 3 7ù
ê1 2 0ú + 2ê5 x 4ú = ê11 y 8ú .
ë û ë û ë û

5. Tentukan matriks A dan B berukuran 2´2 sehingga


é 1 - 2ù é4 2ù
2A – 5B = ê dan –2A + 6B = ê6 0 ú .
ë0 1úû ë û

6. Tentukan hasil kali


é1 - 1ù é- 2 1ù é1 1ù
ê1 1ú ê 0 - 1ú ê1 2ú .
ë ûë ûë û

7. Tentukan AB dan BA jika diberikan matriks


é1 0 0ù éa b c ù
A = ê1 1 0ú dan B = êê c a b úú .
ê ú
êë1 1 1úû êëb c a úû

8. Diberikan matriks
é 3 1 4ù é 1 0 2ù
ê ú ê
A = ê- 2 0 1ú dan B = ê- 3 1 1úú .
êë 1 2 2úû êë 2 - 4 1úû
Hitunglah:
(a) 2A (b) A + B (c) 2A – 3B
(d) (2A)T – (3B)T (e) AB (f) BA
(g) ATBT (h) (AB)T

é 1 2ù é- 1ù
9. Jika A = 3 4 dan B = ê 3ú , maka tentukan matriks AAT, ATA, BBT, BTB.
ê ú
ê ú ê ú
êë5 6úû êë 4úû

© 2018 Didit B. Nugroho


14 Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks

10. Diberikan perkiraan harga (dalam dollar) dari empat jenis telur dalam periode
empat minggu yang disajikan pada Tabel 5. Terdapat tiga toko yang memesan
keempat jenis telur tersebut dengan banyaknya pesanan disajikan dalam Tabel 6.
Tentukan biaya total pesanan dari setiap toko per minggu.
Tabel 5 Tabel 6
A B C D Toko 1 Toko 2 Toko 3
Minggu 1 0,60 0,70 0,80 0,90 A 10 20 20
Minggu 2 0,55 0,65 0,75 0,85 B 20 30 40
Minggu 3 0,60 0,75 0,85 0,95 C 80 160 100
Minggu 4 0,65 0,70 0,85 0,95 D 30 40 40

11. Selesaikan persamaan


2
é- 4 x ù é - 1 0ù
ê- x 4ú = ê 0 - 1ú .
ë û ë û

12. Buktikan apakah benar, untuk setiap A, B Î Mn(F) berlaku


(A + B)(A – B) = A2 – B2.

13. Buktikan apakah benar, jika A, B Î Mn(F) dan AB = On maka BA = On.

14. Untuk bilangan real dimiliki rumus (x + 1)2 = x2 + 2x + 1 dan (x + y)2 = x2 + 2xy +
y2. Apakah rumus berlaku untuk matriks (dengan 1 diganti oleh matriks identitas
berukuran n´n dan x serta y diganti matriks berukuran n´n)? Kenapa?

15. Jika An = [aij], tunjukkan bahwa

(A ) = åå a
n n
3
ij ik .akh .a hj .
k =1 h=1

16. Buktikan dengan menggunakan induksi matematika, bahwa


n
é1 1ù é1 n ù
ê0 1ú = ê0 1 ú .
ë û ë û

17. Buktikan dengan induksi bahwa In = I.

é 1 - 1ù 6
18. Diberikan A = ê ú . Tentukan A .
ë - 1 1û

19. Diberikan A Î M2(R) yang didefinisikan dengan


écos a - sin a ù
A=ê .
ë sin a cos a úû
Tunjukkan dengan induksi bahwa untuk setiap n Î N berlaku
écos na - sin na ù
An = ê .
ë sin na cos na úû

© 2018 Didit B. Nugroho


Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks 15

é4 - 3ù 2
20. Jika A = ê ú , tunjukkan bahwa A = 4A – 3I2.
ë 1 0 û

21. Diberikan A Î M3(R) yang didefinisikan dengan


é1 1 1ù
A = êê0 1 1úú .
êë0 0 1úû
Buktikan bahwa
é1 n n ( n +1) ù
ê 2 ú
A n = ê0 1 n ú.
ê0 0 1 úú
êë û

22. Buktikan dengan menggunakan arti dari induksi bahwa untuk matriks berukuran
n´n berlaku
3
é1 1 1 ! 1ù é1 3 6 !
n ( n +1) ù

ê0 1 1 ! 1ú ê 2
( n -1) n
ú
ê ú ê0 1 3 ! 2 ú
ê0 0 1 ! 1ú = ê0 0 1 !
( n - 2)(n -1) ú .
ê ú ê 2 ú
ê " " " ! "ú ê" " " ! " ú
êë0 0 0 ! 1úû ê ú
êë0 0 0 ! 1 úû

éa bù
23. Diberikan A = ê . Tunjukkan bahwa
ëc d úû
A2 – (a + d)A + (ad – bc)I2 = O2.

24. Tentukan semua matriks A Î M2(R) sehingga


(a) A2 = O2.
(b) A2 = I2.

25. Tentukan suatu penyelesaian A Î M2(R) untuk


é - 1 0ù
A2 – 2A = ê ú.
ë 6 3û

26. Diberikan A Î M2(F) dan k Î Z, k > 2. Buktikan bahwa Ak = O2 jika hanya jika A2
= O 2.

27. Diberikan matriks A, B, C, D yang didefinisikan oleh


é 3 0ù é 1 5 2ù é- 3 - 1ù
é4 - 1ù
A = ê- 1 2ú , B = ê - 1 1 0ú , C = êê 2
ê ú ê ú 1úú , D = ê .
ë 2 0 úû
êë 1 1úû êë- 4 1 3úû êë 4 3úû
Manakah dari operasi-operasi matriks di bawah ini yang terdefinisi? Hitung
matriks-matriks yang terdefinisi tersebut.
A + B, A + C, AB, BA, CD, DC, D2.

© 2018 Didit B. Nugroho


16 Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks

28. Tunjukkan bahwa tidak ada matriks A, B, C, D Î Mn(R) sehingga


AC + DB = In dan CA + BD = On.

29. Untuk matriks di bawah ini, hitunglah A2 dan A3. Selanjutnya, berapakah An?
é 1 - 12 ù
A = ê 12 1ú
.
êë- 2 ú

é- 1 0 1ù
30. Diberikan matriks A = ê ú . Tunjukkan bahwa jika matriks B berukuran 3 ´
ë 0 1 1û
2 sehingga AB = I2, maka
é a b ù
B = ê- a - 1 1 - búú
ê
êë a + 1 b úû
untuk nilai a dan b yang sesuai. Gunakan hukum asosiatif untuk menunjukkan
bahwa (BA)2B = B.

31. Manakah diantara matriks-matriks berikut yang mempunyai bentuk eselon baris
tereduksi ?
é 1 0 0 0 - 3ù é0 1 0 0 5ù
ê ú ê ú
ê0 0 1 0 - 4 ú
(a) (b)
ê0 0 1 0 4ú
êë0 0 0 1 2úû êë0 0 0 - 1 3úû
é0 1 0 0 2ù
é0 1 0 0ù ê0 0 0 0 - 1ú
(c) ê0 0 1 0úú (d) ê ú
ê ê0 0 0 1 4 ú
êë0 1 0 - 2úû ê ú
ë0 0 0 0 0û
é 1 2 0 0 0ù é0 0 0 0 ù
ê0 0 1 0 0 ú ê0 0 1 2 ú
(e) ê ú (f) ê ú
ê0 0 0 0 1ú ê0 0 0 1 ú
ê ú ê ú
ë0 0 0 0 0 û ë0 0 0 0 û
é1 0 0 0 1ù
ê0 1 0 0 2úú
(g) ê .
ê0 0 0 1 - 1ú
ê ú
ë0 0 0 0 0û

32. Diberikan matriks persegi A, B Î M7(R) sehingga tr(A2) = tr(B2) = 1, dan


(A – B)2 = 3I7,
tentukan tr(BA).

éa b ù
33. Diberikan matriks A = ê ú Î M2(R). Tentukan syarat perlu dan cukup untuk a,
ëc d û
b, c, dan d agar tr(A2) = (tr(A))2.

© 2018 Didit B. Nugroho


Bab 1 Matriks dan Operasi Matriks 17

34. Diberikan matriks persegi A Î M4(R) sehingga tr(A2) = –4, dan


(A – I4)2 = 3I4.
Tentukan tr(A).

n n
35. Diberikan A Î Mn(F). Buktikan bahwa tr(AAT) = åå aij2 .
i =1 j =1

36. Diberikan X Î Mn(R). Buktikan bahwa jika XXT = On maka X = On.

37. Diberikan m, n, p Î Z+ dan A Î Mm´n(R), B Î Mn´p(R), C Î Mp´m(R). Buktikan


bahwa jika (BA)TA = (CA)TA maka BA = CA.

38. Diberikan A dan B adalah matriks persegi berukuran sama, dengan A simetris dan B
simetris miring. Buktikan bahwa A2BA2 adalah simetris miring.

39. Jika A adalah matriks simetris berukuran n´n dan B berukuran n´m, buktikan
bahwa BTAB adalah matriks simetris berukuran m´m.

40. Diberikan matriks A, B, C Î Mn(F). Buktikan apakah tr(ABC) = tr(BAC).

© 2018 Didit B. Nugroho


INDEKS

D
diagonal
utama, 2

M
matriks, 1
bagian, 2
diagonal, 3
dominan diagonal, 4
eselon baris, 11
eselon baris tereduksi, 12
identitas, 3
nol, 3
persegi, 2
segitiga atas, 3
segitiga bawah, 3
simetris, 10
simetris miring, 10
tridiagonal, 4

T
trace, 12
transpos, 9

U
ukuran
matriks, 1

V
vektor, 2
baris, 2
kolom, 2

Anda mungkin juga menyukai