Anda di halaman 1dari 6

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM

MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN PEMBAGIAN KELOMPOK


BERDASARKAN METODE FRIENDSHIP GROUP DAN RANDOM GROUP
DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1 2 3
Heri Kristianto , Titin Andri Wihastuti , Rosikhah Al-Maris
1
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Jurusan Keperawatan FKUB
2
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Jurusan Keperawatan FKUB
3.
Program Magister Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Metode pembelajaran tugas kelompok merupakan suatu metode pembelajaran yang jarang ditinggalkan dalam
rangkaian proses belajar mengajar. Dalam prakteknya, ada banyak sekali metode pembagian kelompok yang sering
diterapkan terutama metode friendship group dan random group. Mahasiswa sebagai elemen penting masyarakat
yang dipercaya sebagai kelompok terdidik ternyata tidak bisa lepas dari masalah kecemasan. Kecemasan merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan dan dapat menimbulkan gejala-gejala fisiologis yang bisa menghambat
pencapaian ideal yang diharapkan dari seorang mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas terkait penggunaan metode pembagian kelompok
friendship group dan random group. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskripsi analitik komparatif
dengan pendekatan Cross Sectional yang terdiri dari variabel independent berupa metode friendship group dan
random group serta variabel dependent berupa tingkat kecemasan yang akan diukur mengunakan instrumen Zung
Self-Rating Anxiety Scale (SAS). Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
angkatan 2007, 2008, 2009 dan 2010 pengambilan sampel dengan cara stratified random sampling. Penelitian ini
menggunakan statistik uji Mann-Whitney dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan uji Mann-Whitney tersebut,
didapatkan P-value sebesar 0,000, oleh karena 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan
kecemasan yang signifikan antara metode friendship group dengan metode random group.
Kata Kunci : Mahasiswa, Kecemasan, Friendship group, Random group

ABSTRACT
A learning method of group assignment that rarely left in a series of teaching and learning process. In practice, there
are so many distribution methods that are often applied to the student which are group of friendship method and a
random method. Students as an important element of society which is believed to be well-educated group could not
be separated from the problem of anxiety. An anxiety is an unpleasant feeling which can cause physiological
symptoms that could hamper an ideal achievement that is expected to be accomplished by students. This study aims
to determine the differences in levels of anxiety in completing tasks related to the use of distribution method based
on friendship and randomness. This study uses an analytic description of comparative research design with cross
sectional approach which consists of independent variables in the form of methods friendship group and random
group and the dependent variable in the form of anxiety level to be measured using instruments Zung Self-Rating
Anxiety Scale (SAS). The samples are students of UB's Medical Faculty of 2007, 2008, 2009 and 2010 by using
stratified random sampling. This study used Mann-Whitney statistical test with significance level 0.05. Based on
Mann-Whitney test, the obtained P-value of 0.000, because 0.000 <0.05, H0 is rejected which means that there are
significant differences in anxiety between friendship group method and random group method.

Keywords: Students, Anxiety, Friendship Group, Random group

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol : 1, No. 2, Nopember 2013; Korespondensi : Heri Kristianto, Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; Jl. Veteran Malang. Telp: 0341-569117 pswt 126.
Email : marsaidsaid411@gmail.com

www.jik.ub.ac.id
113
PENDAHULUAN berkelanjutan yang berdampak pada menurunnya nilai
Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau serta tidak mampu memenuhi peran & kewajiban
menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan sebagai mahasiswa.
memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk Berdasarkan fenomena tersebut, akhirnya peneliti
mencapai tujuan tertentu. Dari pernyataan tersebut mempunyai inisiatif untuk meneliti lebih lanjut
dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa dalam
merupakan bagian dari strategi instruksional (Koncara menyelesaikan tugas dengan pembagian kelompok
et.al, 2009). Djamarah, Aswin dan Zain (1995) berdasarkan metode friendship group dan random
menyebutkan bahwa terdapat banyak metode yang bisa group di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
diterapkan dalam pembelajaran, yaitu metode ceramah,
diskusi, demonstrasi, percobaan, tugas kelompok, karya METODE
wisata, latihan ketrampilan, sosiodrama, karyawisata, Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsi
pemecahan masalah, proyek, serta latihan. Metode analitik komparatif dengan pendekatan “Cross
kerja kelompok merupakan salah satu metode yang Sectional”. Populasi dalam penelitian ini adalah
paling sering diterapkan dalam pembelajaran Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
(Roestiyah, 2008). Roestiyah (2008) menyebutkan angkatan 2007, 2008, 2009, dan 2010 yang terdiri dari 6
pembagian kelompok dapat didasarkan pada perbedaan Jurusan yaitu Pendidikan Dokter, Keperawatan, Gizi,
kemampuan belajar, perbedaan minat dan bakat, sesuai Kedokteran Gigi, Farmasi, serta Bidan dengan jumlah
absensi, secara acak (random) ataupun dapat dibagi populasi sebanyak 1500 mahasiswa. Sampel pada
berdasarkan teman bermain (friendship group). penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitrianingrum dan Universitas Brawijaya angkatan 2007, 2008, 2009, dan
Ulfah (2009) menyebutkan bahwa beban tugas 2010 yang diambil secara acak. Pengambilan secara acak
perkuliahan adalah salah satu faktor yang dapat ini dilakukan dengan sistem komputerisasi yang memilih
menimbulkan kecemasan pada mahasiswa. Dalam hal calon responden dari Nomor Identitas Mahasiswa (NIM)
ini, tugas kelompok dapat dikategorikan sebagai salah yang selanjutnya saat dilakukan penelitiian akan diminta
satu beban tugas perkuliahan. Jika mahasiswa kesediaan menjadi responden, jika calon responden
mengalami kecemasan akibat suatu sebab maka akan tidak bersedia atau tidak hadir saat penelitian dilakukan
timbul ketegangan mental sebagai reaksi umum dan maka akan dilakukan pemilihan calon responden baru
ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya secara acak. Besar sampel adalah banyaknya anggota
rasa aman. Perasaan yang tidak menyenangkan ini yang dijadikan sampel (Notoatmodjo, 2002). Jika jumlah
umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis seperti subjek lebih dari 1000, penggunaan sampel sebesar 10%
gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan - 20% dianggap sudah cukup (Nursalam, 2008). Maka,
lain-lain. Selain itu juga menyebabkan gejala-gejala jumlah sampel sebesar 300 Responden.
psikologis seperti panik, tegang, bingung, tidak dapat
Variabel independent dalam penelitian ini adalah
berkonsentrasi, dan sebagainya (Taylor, 1995), sehingga
metode friendship group dan random group, sedangkan
secara langsung bisa mengganggu proses pembelajaran
variabel dependent adalah tingkat kecemasan.
mahasiswa. Oleh sebab itu, kecemasan dikhawatirkan
Penelitian dilaksanakan di di Fakultas Kedokteran
dapat menghambat terpenuhinya peran yang
Universitas Brawijaya. Sedangkan waktu yang digunakan
diharapkan dari mahasiswa.
peneliti untuk studi pendahuluan yaitu tanggal 27 April
Timbulnya kecemasan mahasiswa terhadap metode 2010. Peneliti melakukan penelitian pada 15 November
pembagian kelompok Friendship group dan random 2010.
group dapat disebabkan karena tidak terpenuhinya
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode
kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan
kuisoner. Untuk menilai Metode Pembagian Kelompok
keselamatan dan rasa aman, kebutuhan cinta dan rasa
Friendship Group dan Random Group digunakan
memiliki, kebutuhan penghargaan dan harga diri, serta
Kuisoner Closed- ended questions. Skala pengukuran
kebutuhan aktualisasi diri. Tidak terpenuhinya
tingkat kecemasan menggunakan kuisoner Zung Self-
kebutuhan-kebutuhan tersebut dimungkinkan menjadi
Rating Anxiety scale dengan skor yang sudah ditentukan
pemicu timbulnya kecemasan mahasiswa dalam
sebelumnya.
menyelesaikan tugas kelompok. Jika tidak segera
dilakukan penelitian terkait hal tersebut, maka Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dikhawatirkan mahasiswa akan mengalami kecemasan kuesioner/angket dengan bantuan peneliti. Setelah data

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 1, No. 2, Nopember 2013


114
kuisoner tentang tingkat kecemasan mahasiswa dengan 1.3 Asal Jurusan
menggunakan metode Friendship Group dan Random
Group terkumpul dilakukan pengolahan data melalui
tahap: Pemeriksaan (editing), proses pemberian
identitas (koding), dan tabulasi data. Penelitian ini
menggunakan uji statistik bivariat non-parametrik, yaitu
Mann-Whitney.

HASIL
Penelitian tentang perbedaan tingkat kecemasan
Gambar 1.3 : Diagram Lingkaran Berdasarkan
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas dengan
Karakteristik Jurusan Responden
pembagian kelompok berdasarkan metode friendship
group dan random group di Fakultas Kedokteran Berdasarkan gambar 1.3 dari 300 responden didapatkan
Universitas Brawijaya. Dari 300 responden, didapatkan bahwa asal jurusan yang paling banyak adalah
data primer responden. Pendidikan Dokter, Keperawatan dan Gizi yaitu masing-
masing sebanyak 63 responden (21%), yang berasal dari
1. Karakterisktik Data jurusan Kedokteran Gigi sebanyak 47 responden (15%)
1.1 Jenis Kelamin Responden dan sisanya berasal dari jurusan Kebidanan dan Farmasi
yaitu masing-masing sebanyak 32 responden (11%).

1.4 Angkatan

Gambar 1.1: Diagram Lingkaran Berdasarkan


Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan gambar 1.1 dari 300 responden didapatkan


bahwa jenis kelamin responden yang terbanyak adalah
Gambar 1.4: Diagram Lingkaran Berdasarkan
perempuan sebanyak 197 orang (66%) sedangkan yang Karakteristik Angkatan Responden
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 103 orang (34%).
Berdasarkan gambar 1.4 dari 300 responden didapatkan
1.2 Usia bahwa responden berasal dari angkatan 2007 yang saat
dilakukan penelitian sedang menjalani semester tujuh,
angkatan 2008 menjalani semester lima, angkatan 2009
semester tiga dan angkatan 2010 semester satu yang
masing-masing sebanyak 75 responden (25%).

2. Data Tingkat Kecemasan

Gambar 1.2 : Diagram Lingkaran Berdasarkan


Karakteristik Usia Responden

Berdasarkan gambar 1.2 dari 300 responden didapatkan


data bahwa karakteristik usia yang paling banyak adalah
18 tahun yaitu sebanyak 96 responden (32%) kemudian
19 tahun (25%), 20 tahun (19%), 21 tahun (9%), 17 Gambar 2.1 Deskripsi Tingkat Kecemasan pada
tahun (8%), 22 tahun (6 %) dan yang paling sedikit Metode Friendship Group dengan Metode Random
adalah 23 tahun (1%). Group

www.jik.ub.ac.id
115
Pada Gambar 2.1 dapat terlihat bahwa pada kategori Robert (1971) menyatakan bahwa pada usia dewasa
tidak cemas dengan metode friendship group sebesar muda salah satu tugas perkembangannya adalah
121 responden (40,3%) sedangkan dengan random menemukan kelompok sosial yang cocok, sedangkan
group sebesar 32 responden (10,7%). Kategori pada kelompok usia remaja terdapat salah satu tugas
kecemasan ringan dengan metode friendship group perkembangan bergabung dengan aktifitas kelompok
sebesar 29 responden (9,7%) sedangkan dengan random serta membina hubungan yang lebih erat dengan teman
group sebesar 92 responden (30,7%). Kategori sebaya.
kecemasan sedang dengan metode friendship group
Menurut Hudoyoko dan Wahyu (2002), prevalensi
sebesar 0 orang (0%) sedangkan dengan random group
kecemasan pada perempuan lebih tinggi dibandingkan
sebesar 26 orang (8,7%). Pada penelitian ini, tidak ada
laki-laki. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, yakni dari
responden yang mengalami kecemasan berat baik
94 responden yang berjenis kelamin perempuan, yang
menggunakan metode friendship group dan random
mengalami kecemasan sebanyak 23 responden (24 %)
group (0%).
dan dari 50 responden yang berjenis kelamin laki-laki,
hanya 6 responden (12%) yang mengalami kecemasan.
3. Perbedaan Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Berdasarkan Metode Friendship Group dan Random
Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Menyelesaikan
Group
Tugas dengan Pembagian Kelompok Berdasarkan
Tingkat Kecemasan
Metode Random Group di Fakultas Kedokteran
Mann-Whitney 4198,00
Universitas Brawijaya
Wilcoxon W 15523,00
Z -10,488 Dari 150 responden, 92 responden (62 %) mengalami
Nilai P ,000 kecemasan ringan, 32 responden (21 %) tidak
mengalami kecemasan sedangkan 26 responden (17 %)
Pada tabel 3.1 dapat diketahui bahwa hasil lainnya mengalami kecemasan sedang. Mahasiswa yang
pengujian menggunakan uji Mann-Whitney mengalami kecemasan sedang mempunyai prosentase
didapatkan nilai z hitung sebesar -10,488, dengan masing-masing ciri berikut sebanyak 100% diantaranya
probabilitas 0,000, oleh karena nilai probabilitas < α merasa lemah dan mudah lelah, gelisah dan cemas
(0,000 < 0,05), maka H0 ditolak yang berarti dibandingkan hari biasanya, harus sering mengosongkan
kandung kemih, merasa pusing saat membaca, merasa
terdapat perbedaan yang signifikan antara metode
jantung berdegup dengan cepat. Pernyataan ini sesuai
friendship group dengan metode random group.
dengan ciri-ciri kecemasan sedang yang dideskripsikan
oleh Lenze et al (2001) yang terdiri dari perhatian
PEMBAHASAN
sempit, berpikir lambat, ragu-ragu, bimbang,
Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Menyelesaikan
konsentrasi menurun, berbicara lambat, komunikasi
Tugas dengan Pembagian Kelompok Berdasarkan
verbal kurang, komunikasi non-verbal meningkat.
Metode Friendship Group di- Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Berdasarkan karakteristik angkatan didapatkan hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 150 data penelitian yang menemukan bahwa dari 150
responden, 121 responden (81%) tidak mengalami responden terdapat 92 responden (62 %) mengalami
kecemasan sedangkan 29 responden (19%) lainnya kecemasan ringan, 32 responden (21 %) tidak
mengalami kecemasan ringan. Hasil penelitian tersebut mengalami kecemasan sedangkan 26 responden (17 %)
lainnya mengalami kecemasan sedang ketika menjalani
sesuai dengan pernyataan Rabin (1999) yang
metode pembagian kelompok random group. Hasil data
menyebutkan bahwa terdapat beberapa harapan yang
penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa
diinginkan seseorang ketika masuk dalam sebuah
angkatan 2009 dan 2010 (79%) merasa kecemasan
kelompok, diantaranya adalah adanya status dan
ketika menjalani metode pembagian kelompok random
penghargaan diri.
group karena dengan intensitas kebersamaan antar
Berdasarkan karakteristik usia responden, 48 responden mahasiswa yang relatif masih singkat akan
(16%) termasuk kedalam kategori usia dewasa muda, menimbulkan perasaan asing dan tidak leluasa ketika
sementara 252 responden (84 %) termasuk kedalam harus disatukan menjadi kelompok, dan perasaan
kategori usia remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan tersebut pada akhirnya bisa memicu timbulnya
teori tugas perkembangan yang dikemukakan oleh kecemasan (Rabin, 1999).

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 1, No. 2, Nopember 2013


116
Perbedaan Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam dengan ciri-ciri terbanyak adalah gelisah dan cemas
Menyelesaikan Tugas dengan Pembagian Kelompok dibandingkan hari biasanya (100%), lebih mudah marah
Berdasarkan Metode Friendship Group dan Random atau panik (96,7%), merasa takut atau khawatir tanpa
Group di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya sebab yang diketahui (92,3%), harus sering
Dalam penelitian ini, dari 300 responden terdapat 147 mengosongkan kandung kemih (80,4%), merasa lemah
responden (49%) yang mengalami kecemasan dalam dan mudah lelah (70,6%), serta merasa jantung
pembagian kelompok baik berdasarkan metode berdegup dengan cepat (55,4%). Responden metode
friendship group maupun random group. Hasil pembagian kelompok random group juga ada yang
penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan teridentifikasi mengalami kecemasan tingkat sedang
bahwa kecemasan yang dialami mahasiswa dapat yaitu sebanyak 26 responden (17%) dengan ciri-ciri
disebabkan oleh beban tugas perkuliahan merasa takut atau khawatir tanpa sebab yang diketahui,
(Fitrianingrum, 2009). merasa lemah dan mudah lelah, gelisah dan cemas
dibandingkan hari biasanya, harus sering mengosongkan
Berdasarkan hasil analisis data untuk mengetahui
kandung kemih, merasa pusing saat membaca, merasa
perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa dalam
jantung berdegup dengan cepat. Ciri-ciri tersebut
menyelesaikan tugas dengan pembagian kelompok
dialami oleh semua responden yang teridentifikasi
berdasarkan metode friendship group dan random
mengalami kecemasan sedang (100%). Gejala-gejala
group di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
kecemasan yang dialami mahasiswa tersebut sesuai
dengan uji statistik bivariat non-parametrik, yaitu Mann-
dengan konsep psikoneuroimunologi yang menyatakan
Whitney, didapatkan nilai probabilitas 0,000. Oleh
bahwa kecemasan akan merangsang hipotalamus untuk
karena 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti
meningkatkan produksi Corticotropin Releasing Factor
terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan
(CRF). CRF ini selanjutnya akan merangsang kelenjar
antara metode friendship group dan random group.
pituitari anterior untuk meningkatkan produksi Adreno
Dalam hal ini, terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
Cortico Tropin Hormon (ACTH). Hormon ini yang akan
dalam proses penyelesaian tugas berdasarkan metode
merangsang kortek adrenal untuk meningkatkan sekresi
friendship group dan random group yang mencakup
kortisol. Kortisol inilah yang selanjutnya akan menekan
kebutuhan fisiologis, keselamatan dan keamanan,
sistem imun tubuh (Uchakin, 2003).
kebutuhan cinta dan rasa memiliki, rasa berharga dan
harga diri, serta aktualisasi diri ikut menentukan Pada penelitian ini, dengan banyaknya ciri-ciri
timbulnya kecemasan mahasiswa. Metode pembagian kecemasan yang merata dialami mahasiswa dapat
kelompok friendship group lebih bisa memfasilitasi memicu penurunan tingkat konsentrasi dan pada
terpenuhinya kebutuhan dasar mahasiswa dibandingkan akhirnya mempengaruhi hasil evaluasi akademis,
metode random group, namun metode friendship group sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ini sebaliknya juga dapat menghambat pencapaian tugas kecemasan akibat masalah akademis dapat memodulasi
perkembangan yang seharusnya mampu dilewati interaksi sel imunokompeten hingga pada akhirnya
mahasiswa. Dalam hal ini, metode pembagian kelompok mempengaruhi pencapaian evaluasi belajar mahasiswa
random group dapat memfasilitasi tahapan (Padgett & Glaser, 2003).
perkembangan usia remaja dan dewasa muda untuk
Implikasi penelitian ini dalam bidang Keperawatan yaitu
dapat memperluas relasi dan hubungan sosial tanpa
menjadi acuan dan tambahan pengetahuan khususnya
terpaku dan terisolasi pada kelompok sosial tertentu.
pada bidang Nursing Education, sehingga diharapkan
Pada metode pembagian kelompok friendship group, mampu mendorong tercapainya penguasaan materi
dari 150 responden terdapat 29 responden (19%) yang terkait jenis-jenis metode pembelajaran tugas kelompok
mengalami kecemasan ringan. Gejala terbanyak yang yang lebih baik. Pihak-pihak yang berperan dalam dunia
dialami 29 responden tersebut adalah gelisah dan pendidikan terdorong untuk melakukan penelitian guna
cemas dibandingkan hari biasanya (86,2%), merasa meningkatkan kualitas metode pembelajaran yang tepat
takut atau khawatir tanpa sebab yang diketahui (72,4%), tujuan dan sasaran dengan dampak negatif seminimal
lebih mudah marah atau panik (51,7%), merasa pusing mungkin bagi peserta didik. Dalam penelitian ini,
saat membaca (31%). Pada metode pembagian penggunaan metode pembagian kelompok friendship
kelompok random group, dari 150 responden terdapat group dan random group memang mempunyai sisi
92 responden (62 %) yang mengalami kecemasan ringan positif dan negatif yang saling melengkapi, sehingga

www.jik.ub.ac.id
117
diperlukan banyak pertimbangan yang tepat untuk sebagian besar termasuk dalam kategori tidak cemas,
menerapkan salah satu dari keduanya. Perawat perlu yaitu sebanyak 121 responden (81%) sedangkan 29
meningkatkan dan mengembangkan cara untuk responden (19%) lainnya termasuk dalam kategori
mengatasi kecemasan, karena mengingat begitu cemas ringan.
banyaknya aspek yang bisa ikut terpengaruh oleh
Tingkat kecemasan mahasiswa dengan pembagian
kecemasan. Seperti yang sudah dipaparkan dalam
kelompok berdasarkan metode random group sebagian
penelitian ini, timbulnya kecemasan pada mahasiswa
besar termasuk dalam kategori kecemasan ringan, yaitu
dapat menyebabkan berbagai perubahan fisiologis dan
sebanyak 92 responden (62%) sedangkan 32 responden
nantinya bisa mempengaruhi evaluasi belajar
(21%) lainnya termasuk dalam cemas sedang dan 26
mahasiswa.
responden (17%) lainnya tidak mengalami kecemasan.
KESIMPULAN Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode
Tingkat kecemasan mahasiswa dengan pembagian friendship group dengan metode random group, hal ini
kelompok berdasarkan metode friendship group berdasarkan nilai sig < α (0,000 < 0,05).

DAFTAR PUSTAKA Future Research. Am J Geriantri Psychiatry,


Arishanti, Klara (2005). Handout Psikologi Kelompok. 9:113-135.
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan (2006). Strategi Kesehatan. Yogyakarta: Rineka.
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi
Fitrianingrum, Ulfah (2009). Perilaku Koping Pada Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Mahasiswa Psikologi yang Mengalami Kecemasan Medika.
Komunikasi Interpersonal. Skripsi. Fakultas Padgett DA, Glaser R. (2003). How stress influences
Psikologi Universitas Surakarta : tidak dipublikasi- immune response. Trendsin immunology. (http://
kan. medicine.osu.edu/mindbody/pdf/how_stress_
Hudoyoko, Wahyu (2002). Faktor Stresor Psikososial influences_immun.pdf
yang Berhubungan dengan Kecemasan Pada Usia Rabin BS. (1999). Stress, Immune Function and Health,
Lanjut Pensiunan Anggota PWRI Ranting Parakan. the connection., Wiley-Liss, A John Wiley &
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Sons,Inc, Publ. USA
Universitas Diponegoro : tidak dipubikasikan.
Robert J. Havighurst (1971) Developmental Tasks and
Koncara, Eka L. (2009). Peningkatan Hasil Belajar MP IPS Education, Third Edition. New York. Longman.
Melalui Metode Kerja Kelompok. http://www.
Roestiyah (2008). Strategi Belajar Mengajar Jakarta :
scribd.com/doc/33911827/SKRIPSI-Peningkatan-
Rineka Cipta.
Hasil-Belajar-Melalui-Metode-Kerja-Kelompok.
Diakses pada tanggal 15 Mei 2010 Pukul 14.00 Taylor,S. (1995). Anxiety Sensitivity: Theoritical
WIB. Perspectives and Recent Findings. Behaviour
Research and Therapy. 33, 243-258.
Lenze, E.J., Rogers, J.C., Martire, L.M., Mulsant, B.H.,
Rollman, B.L., Dew, M.A., Schulz, R., & Reynolds Uchakin PN. (2003). Immune and Neuroendocrine
III, C.F. (2001). The Association of Late-Life Alterations in Marathon Runners. J. Appl. Res.
Depression and Anxiety With Physical Disability A (http://www. jrnlappliedre search.com/articles/
Review of the Literature and Prospectus for Vol3Iss4/Uchakin.pdf 7. Janeway CA.

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 1, No. 2, Nopember 2013


118

Anda mungkin juga menyukai