Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

Perubahan IPTEK dan ekonomi yang berbasis pengetahuan menciptakan paradigma baru
dalam segala bidang kegiatan bisnis. Proses kerja bisnis yang berbasis pengetahuan memerlukan
sumber daya manusia dan pengelolaan yang berbasis pengetahuan pula. Organisasi tidak lagi
semata-mata mengejar pencapaian produktivitas yang tinggi, tetapi lebih memperhatikan kinerja
dalam proses pencapaiannya. Kinerja (performance) bagi setiap kegiatan dan individu
merupakan kunci pencapaian produktivitas. Kinerja adalah suatu hasil, di mana orang,
sumber-sumber dan pada lingkungan kerja tertentu secara bersama membawa hasil akhir yang
didasarkan tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan. Pembinaan SDM adalah suatu aspek
strategis yang dapat mendorong peningkatan kualitas kinerja dan produktivitas individu dan
organisasi.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat
Gresik dan sekitarnya yang kompleks padat, antara lain padat modal, padat teknologi, padat
karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu, padat resiko, dan padat keluhan/masalah dan
berusaha keras untuk meningkatkan kinerjanya.
Memberi nilai pada pekerja adalah sebagai ciri suatu perusahaan yang sukses, karena
dengan berfokus pada sumber daya manusia peningkatannya akan bergantung pada kualitas
tenaga kerjanya, sehingga perusahaan harus menginvestasikan pengembangan tenaga kerja
melalui pendidikan, pelatihan, dan kesempatan untuk bertumbuh terus dan berpartisipasi.
Peningkatan kualitas kerja seseorang dapat memberikan perasaan positif yang lebih besar dalam
diri tenaga kerja. Peningkatan kepuasan kerja dan peningkatan komitmen pada perusahaan yang
akhirnya akan memberikan kontribusi positif pada perusahaan.
Rumah Sakit memerlukan cukup banyak orang dengan berbagai keterampilan dan orang
yang kompeten untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuhan pasien.
Pimpinan rumah sakit bekerjasama untuk mengetahui jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan
berdasarkan rekomendasi dari unit kerja dan Kepala Rumah Sakit. Rekruitmen, evaluasi dan
penugasan staf dapat dilakukan sebaik-baiknya melalui proses yang dikoordinasi, efisien dans
seragam. Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat harus memberikan kesempatan bagi staf untuk belajar
dan mengembangkan kepribadian dan profesionalitasnya sehingga kesempatan pembelajaran lain
harus ditawarkan kepada staf.

1
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT

Berawal dari unit Balai Pengobatan Semen Gresik (1962) merupakan pusat biaya yang
dikelola secara langsung dibawah manajemen PT. Semen Gresik dengan tugas pokok
memelihara kesehatan pegawai PT Semen Gresik dan keluarganya. PT Semen Gresik merubah
fungsi dan sistem pengelolaan dibidang kesehatan, status Balai Pengobatan menjadi Rumah
Sakit tanggal 8 Desember 1994, pendirian Yayasan Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat. Pada
tanggal 29 Juli 2002, merubah nama menjadi Yayasan Cipta Nirmala Semen Gresik. Dan pada
perkembangannya (1 Januari 2003) RS Semen Gresik dan unit usaha lainnya dikelola oleh suatu
badan usaha yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas PT Cipta Nirmala.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat sebagai rumah sakit swasta kelas C dengan kapasitas
130 tempat tidur terdiri dari ruang VVIP : 3, VIP : 9, Kelas I : 31, Kelas II : 42, Kelas III : 32,
ICU : 3, dan Neonatal : 10. Memiliki 5 dokter spesialis tetap : Bedah, Internis, Obgin, Anestesi,
radiologi, rehabilitasi medik, 2 dokter umum sedang mengikuti PPDS Patologi Klinik dan
Neurologi, 17 dokter umum, 4 dokter gigi dan 36 dokter spesialis sebagai mitra atau visiting
doctor, Apoteker 1 Orang, tenaga perawat 151 Orang, tenaga bidan 27 orang, tenaga analis
medis/kesehatan 10 orang, tenaga radiografer 6 orang, tenaga fisioterapi 5 orang, tenaga
kesehatan non keperawatan 18 Orang, tenaga non kesehatan 89 Orang.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat berlokasi di jalan RA Kartini no. 280 Gresik, memiliki
Luas tanah Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat adalah 23.620 m2, dengan luas bangunan total
12.515 m2, yang terdiri dari 3 bangunan utama yaitu gedung utama 4 lantai seluas 5.940 m2,
gedung rawat jalan 2 lantai seluas 1.400 m2, dan gedung rawat inap paviliun 3 lantai seluas
5.175 m2.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat melayani kebutuhan masyarakat umum akan pelayanan
kesehatan, pasien dari perusahaan yang beroperasi di Gresik dan sekitarnya selain “captive
market” dari Semen Gresik. Sampai saat ini Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat telah melakukan
kerjasama pelayanan kesehatan dengan 40 perusahaan asuransi, 65 perusahaan non asuransi dan
9 anak perusahaan Semen Gresik. Pelayanan Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat meliputi :
1. Pelayanan Medik Dasar : Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Medik Gigi Dasar dan
Pelayanan KIA/KB
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Spesialis Dasar : Pelayanan Penyakit Dalam, Pelayanan Kesehatan Anak,
Pelayanan Bedah dan Pelayanan Obstetri & Ginekologi
2
4. Pelayanan Spesialis Penunjang : Pelayanan Anestesiologi, Pelayanan Radiologi, Pelayanan
Rehabilitasi Medik, Pelayanan Patologi Klinik dan Pelayanan Endoskopi.
5. Pelayanan Penunjang Klinik : Perawatan Intensive, Pelayanan Gizi, Pelayanan Farmasi,
Pelayanan Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik
6. Pelayanan Penunjang Non Klinik : Laundry/Linen, Pelayanan Jasa Boga/Dapur, Pelayanan
Tehnik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Transportasi (Ambulance),
Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah dan Pemadam Kebakaran
7. Pelayanan Administrasi : Informasi dan Penerimaan Pasien, Keuangan, Personalia,
Keamanan, dan Sistim Informasi Rumah Sakit.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat saat ini sedang dalam tahap pengembangan diri dengan
melakukan perbaikan-perbaikan internal dan eksternal. Dalam pengembangan pelayanan yang
ada saat ini diharapkan Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat menjadi lebih profitable di masa yang
akan datang serta mampu memfokuskan diri pada pelayanan unggulannya yang pada akhirnya
akan memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat pengguna jasa rumah sakit.

3
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT

A. VISI
Visi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat adalah ”Menjadi Rumah sakit rujukan pelayanan
trauma di Gresik dan sekitarnya pada tahun 2015”.

B. MISI
Misi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat adalah :
1. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kecepatan, ketepatan,
keselamatan dan kenyamanan berlandaskan etika dan profesionalisme
2. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten
3. Menyediakan peralatan, fasilitas, dan sarana prasarana yang memenuhi standar
keselamatan.

C. MOTTO
Motto Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat adalah ”Kesembuhan dan Kepuasan Pasien adalah
Kebahagiaan Kami”

D. FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN

1. Falsafah
Dalam menjalankan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat mempunyai
nilai-nilai fundamental yang dianut berlandaskan pada etika dan profesionalisme
membangun rumah sakit yang memiliki keunggulan dalam penanganan kasus trauma dan
berorientasi kepada kebutuhan masyarakat dan lingkungan industri di Gresik dan
sekitarnya.
2. Nilai-Nilai Dasar :
a. Kejujuran;
b. Kerja keras;
c. Kerendahan hati;
d. Kesediaan melayani;
e. Integritas; dan
4
f. Profesionalisme
3. Tujuan:
a. Tujuan Umum :
Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dan lingkungan industri di Gresik
dan sekitarnya.
b. Tujuan Khusus :
 Terwujudnya pelayanan kesehatan kepada karyawan Semen Gresik Group dan
keluarganya.
 Tercapainya peningkatan derajat kesehatan bagi masyarakat umum dan
lingkungan industri di Gresik dan sekitarnya dalam mendukung program menuju
Indonesia Sehat.

E. MUTU, ETIKA, DAN PENGEMBANGAN

1. Mutu
Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan selalu berorientasi pada keselamatan
pasien, efisiensi dan biaya :
a. Keunggulan dalam pelayanan, landasan utamanya adalah sumber daya manusia yang
harus mampu berpikir secara holistik, berwawasan yang luas, dan mempunyai
ketrampilan yang memadai baik segi teknis maupun non teknis.
b. Moral pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, harus mempunyai komitmen
dan motivasi yang tinggi, jujur dan beriman.
c. Pelayanan dilaksanakan dengan selalu memperhatikan kecepatan dan waktu yang
pendek.
d. Efisiensi biaya, tidak menimbulkan biaya yang berakibat tingginya tarif pelayanan,
kondisi keuangan pelanggan harus menjadi salah satu perhatian dalam menangani
pasien.
e. Keselamatan pasien, lingkungan kerja, cara-cara kerja dan sarana harus dapat
dipastikan tidak membahayakan pasien, pegawai ataupun masyarakat pengguna jasa
dan sekitarnya.
f. Sumber pasokan bahan medis dan obat-obatan harus dari sumber resmi yang
ditunjuk produsen dan tidak ada resiko pemalsuan.

5
2. Etika
Dalam melakukan tindakan memegang teguh etika profesi, menghormati hak dan
kewajiban semua pihak dan memegang kerahasiaan pasien.

3. Pengembangan
Pengembangan yang berkesinambungan dengan berpedoman :
a. Sistem teknologi informasi yang terintegrasi untuk tercapainya pelayanan kesehatan
yang bermutu.
b. Pengembangan pelayanan kesehatan dengan konsep terpadu.

6
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT

Struktur Organisasi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat.


Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat dCCUmpin seorang Kepala Rumah Sakit, mempunyai tugas
menyusun kebijakan, memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan Rumah Sakit sesuai arah dan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Direksi Perseroan. Dalam menjalankan tugas dibantu oleh 5 (lima) Manajer
antara lain : Manajer Pelayanan Medis, Manajer Keperawatan, Manager Umum,Manager
Keuangan dan Manajer Pemasaran, Humas dan Pengembangan RS. Kepala Rumah Sakit dibantu
oleh perangkat lain antara lain Komite Medik, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien, Komite
Etika Rumah Sakit, Satuan Pengawas Internal dan Komite/Panitia/Tim lainnya dibentuk sesuai
kebutuhan.
Tabel.4.1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat

7
BAB V
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
INSTALASI GAWAT DARURAT

A. Visi Instalasi Gawat Darurat


Visi Instalasi Gawat Darurat adalah Mendukung Visi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat
“Menjadi Rumah Sakit Pusat Pelayanan trauma di Gresik dan sekitarnya pada tahun 2015”

B. Misi Instalasi Gawat Darurat


Misi Instalasi Gawat Darurat adalah “Instalasi Gawat Darurat dalam melaksanakan
pelayanan kepada penderita memperhatikan asas efektif, efisien dan memprioritaskan pasien
berdasarkan kegawatan tanpa memperhatikan status sosial serta mengutamakan kepuasan dan
keselamatan pasien”

C. Motto Instalasi Gawat Darurat


Motto Instalasi Gawat Darurat adalah “Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien
dengan Hati”.

D. Falsafah dan Nilai Instalasi Gawat Darurat


Falsafah dan nilai Instalasi Gawat Darurat adalah “Kecepatan dan ketepatan dalam
memberikan pertolongan kepada pasien sesuai tingkat kegawatdaruratan, tanpa membedakan
sosial, ekonomi, agama dan ras, akan menurunkan angka kematian dan kecacatan”

E. Tujuan Instalasi Gawat Darurat


Tujuan Instalasi Gawat Darurat adalah :
1. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawar darurat, sehingga dapat hidup
dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya
2. Menerima rujukan atau merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk
memperoleh penanganan yang lebih memadai.
3. Melakukan pertolongan korban musibah massal dan bencana yang terjadi di dalam
mapupun di luar rumah sakit

8
4. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan penderita gawat
darurat melalui pendidikan dan ketrampilan bantuan hidup dasar (Baik Life Support)
maupun bantuan hidup lanjut (Advanced Life Support)

9
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT

Sesuai Surat Keputusan Direktur RS Semen Gresika Nomor :…………………………tentang


Struktur Instalasi Gawat Darurat RS Semen Gresik, Instalasi Gawat Darurat berada di bawah
Bidang Pelayanan Medik

DIREKTUR RUMAH
SAKIT BEDAH
MITRA SEHAT

Komite Medis

Kepala Bidang
Pelayanan Medis

Kepala Instalasi IGD

Staf Medis IGD

KARU IGD

Perawat Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator


Pelaksana Pencatatan & Obat Alat Administrasi
Pelaporan

10
BAB VII
URAIAN JABATAN

1. Nama Jabatan : Kepala Instalasi Gawat Darurat


Hasil Kerja : 1. Terkoordinasinya semua kegiatan pelayanan medis dan
keperawatan di Instalasi Gawat Darurat
2. Terencananya kebutuhan sumber daya tenaga untuk
meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan
kemajuan teknologi
Uraian Tugas : 1. Menyusun standar pelayanan dan standar prosedur operasional
tentang :
 Sistem Triage
 Pasien Gawat Darurat dan Pasien Tidak Gawat Darurat
 Menyusun dan mengatur jadwal jaga Dokter IGD
 Penggunaan obat dan Alat Life Saving
 Pasien rujukan
 Akses ke Pelayanan IGD dan kontinutitas pelayanan
 Disaster Plan
2. Merencanakan kebutuhan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat
3. Membuat uraian tugas bagi bawahan dan mengawasi terhadap
pelaksanaan kegiatan
4. Melaksanakan pembinaan terhadap staf di bawahnya
5. Menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan Instalasi
Gawat Darurat sehubungan dengan kegiatan pelayanan yang
tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung
yang terkait dengan kegiatan Instalasi Gawat Darurat
7. Memeriksa laporan kegiatan Instalasi Gawat Darurat,
morbiditas, mortalitas, ketenagaan dan laporan insidentiil
8. Membuat dan mengevaluasi prosedur pelayanan gawat darurat

11
9. Membuat dan mengevaluasi angka keterlambatan pelayanan di
IGD dan angka kematian pasien true emergency di IGD
Tanggung jawab : 1. Bertanggung jawab kepada Bidang Pelayanan Medis Rumah
Sakit Bedah Mitra Sehat dan Kepala Rumah Sakit
2. Bertanggung jawab penuh atas terlaksananya semua pelayanan
di Instalasi Gawat Darurat
3. Bertanggung jawab serta mengkoordinir semua kebutuhan
sarana dan prasarana di Instalasi Gawat Darurat guna
menunjang tercapainya sistem pelayanan di Instalasi Gawat
Darurat
Wewenang : 1. Melaksanakan pembinaan staf yang berkaitan dengan
penelitian, pengembangan, pendidikan dan latihan serta
kemajuan teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat
2. Mengambil keputusan administrasi dan keuangan yang timbul
di Instalasi Gawat Darurat dan tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan
3. Mengkoordinir Kejadian Luar Biasa di dalam rumah sakit
Syarat Jabatan : 1. Dokter Umum atau Spesialis
2. Mempunyai sertifikat ATLS atau ACLS
3. Mempunyai sertifikat PPGD/ GELS
4. Masa kerja minimal 5 (lima) tahun di RS Semen Gresik

2. Nama Jabatan : Staf Medis Instalasi Gawat Darurat


Hasil Kerja : Terkoordinirnya pelayanan medis di Instalasi Gawat Darurat,
dengan memberikan petunjuk dan arahan kepada perawat Instalasi
Gawat Darurat dalam hal pelayanan yang diberikan kepada pasien
di Instalasi Gawat Darurat
Uraian tugas : 1. Mengatur kegiatan pelayanan medis pasien IGD
2. Bersama dengan Kepala IGD menyusun program pelatihan
yang dibutuhkan bagi petugas IGD
3. Mengawasi kelancaran kegiatan keperawatan pasien IGD
4. Menangani masalah yang terjadi di IGD pada shif yang menjadi
tanggung jawabnya
12
5. Memberi petunjuk teknis kepada perawat IGD
6. Mencatat semua dokumen rekam medis IGD pada shift yang
menjadi tanggung jawabnya
Tanggung jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap Kepala IGD RS Semen Gresik
2. Bertanggung jawab atas ketepatan dan kesesuaian pelayanan
medis yang diberikan dan tata kerja di Instalasi Gawat Darurat
pada shift yang menjadi tanggung jawabnya
3. Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan
a. Pelayanan medis pasien gawat darurat
b. Kelancaran pelayanan medis
c. Penggunaan alat dan obat life saving
Wewenang : 1. Menilai, menegur, memberi sanksi dan motivasi perawat
2. Mengatur rencana kegiatan pelayanan medis di Instalasi Gawat
Darurat pada shift yang menjadi tanggung jawabnya
3. Meminta arahan dari atasan, meminta masukan dari bawahan
dari unit kerja lain yang terkait
4. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
5. Menandatangani surat istirahat, surat rujukan, surat kematian
dan surat-surat lain yang berhubungan dengan pelayanan medis
tehadap semua pasien yang menjadi tanggung jawab pada shift
itu
Syarat Jabatan : 1. Dokter Umum
2. Mempunyai sertifikat ATLS dan ACLS atau PPGD/GELS
3. Mempunyai SIP di RS Semen Gresik
4. Sudah menjalani masa orientasi selama 1 bulan

3. Nama Jabatan : KARU Perawatan ( Kepala Ruang ) Instalasi Gawat Darurat


Hasil Kerja : Terkoordinasinya semua kegiatan pelayanan keperawatan di
Instalasi Gawat Darurat
Uraian Tugas : 1. Menyusun dan mengatur jadwal dinas perawat IGD
2. Mengamati dan mengendalikan kegiatan pelayanan perawatan
di Instalasi Gawat Darurat yang berada di wilayah tanggung
jawabnya

13
3. Melaksanakan seluruh tugas yang didelegasikan oleh kepala
Instalasi Gawat Darurat dengan penuh tanggung jawab
4. Melaporkan peristiwa penting yang terjadi di Instalasi Gawat
Darurat kepada kepala Instalasi Gawat Darurat
5. Menghadiri rapat yang diadakan oleh direksi atau kepala bidang
dan berpartisipasi aktif terhadap kegiatan yang diadakan oleh
rumah sakit
6. Bekerja sama dengan baik dalam tim, antar unit, antar bagian
dan dengan dokter
7. Memberikan orientasi kepada perawat baru di IGD
8. Memantau dan mengikuti perkembangan baru sesuai dengan
perkembangan teknologi kesehatan
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap Kepala IGD RS Semen Gresik
2. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pelayanan
keperawatan di Instalasi Gawat Darurat
3. Membantu Kepala IGD dalam perencanaan jumlah dan
kualifikasi tenaga perawat dan tenaga lain sesuai kebutuhan
4. Membantu Kepala IGD dalam perencanaan jumlah dan jenis
obat dan peralatan kesehatan yang diperlukan sesuai kebutuhan
5. Bertanggung jawab terhadap semua inventaris obat dan
peralatan di Instalasi Gawat Darurat
Wewenang : 1. Bersama dengan kepala Instalasi Gawat Darurat membuat
rencana kebutuhan tenaga perawat, rencana pengembangan staf
2. Bersama dengan kepala Instalasi Gawat Darurat membuat
rencana kebutuhan peralatan sebagai bahan menyusun anggaran
tahunan
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII Keperawatan
2. Masa kerja minimal 5 tahun di RS Semen Gresik
3. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS
4.Mempunyai sertifikat pelatihan PPGD/GELS
5.Mempunyai sertifikat pelatihan BTCLS / ATCN/ATLS / ACLS
6. Memiliki sertifikat manajemen kepala bangsal

14
4. Nama Jabatan : Perawat Pelaksana Instalasi Gawat Darurat
Hasil Kerja : Terlaksananya pelayanan keperawatan pasien di Instalasi Gawat
Darurat
Uraian Tugas : 1. Menyiapkan alat dan obat life safing
2. Menginventaris alat medis dan non medis pada setiap shift
3. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di Instalasi
Gawat Darurat
4. Menulis data rekam medis pada lembar status pasien, buku
register.
5. Mengantar pasien ke ruang rawat inap atau yang dirujuk ke
rumah sakit lain
6. Melaksanakan tugas-tugas tambahan yang diberikan Kepala
IGD
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Ketepatan dan kecepatan pelayanan keperawatan di Instalasi
Gawat Darurat
Wewenang : 1. Koordinasi dengan KARU Perawatan IGD dalam hal
penggunaan alat, obat dan asuhan keperawatan
2. Meneliti, menganalisa dan mengevaluasi data inventaris alat,
obat dan mengusulkan penambahan jika diperlukan
3. Meminta arahan dari atasan dan unit kerja lain yang terkait
4. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
5. Mengusulkan alternatif pemecahan masalah keperawatan di
Instalasi Gawat Darurat
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII Keperawatan
2. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS
3. Mempunyai sertifikat pelatihan PPGG/GELS
4. Sudah menjalani masa orientasi di IGD
5. Nama Jabatan : Koordinator Pencatatan dan Pelaporan Instalasi Gawat Darurat
Hasil Kerja : Terkoordinasinya sistem pencatatan dan pelaporan di Instalasi
Gawat Darurat dengan baik
Uraian Tugas : 1. Mengkoordinasikan dan melaksanakan serta mengawasi
terhadap pencatatan dan pelaporan data-data pasien di Instalasi
Gawat Darurat
15
2. Membuat laporan data jumlah kunjungan pasien, jenis
kunjungan pasien berdasarkan status kegawatan, tindak lanjut
pelayanan pasien Instalasi Gawat Darurat setiap bulan sekali
kepada Kepala Instalasi Gawat Darurat.
3. Menyimpan arsip laporan rekam medik pasien Instalasi Gawat
Darurat
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung ajwab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Merekapitulasi data rekam medik pasien Instalasi Gawat
Darurat
3. Menindak lanjuti umpan balik dari pelaporan
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII Keperawatan
2. Masa kerja minimal 2 (dua) tahun di IGD
3. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS / PPGD

6. Nama Jabatan : Koordinator Obat Instalasi Gawat Darurat


Hasil Kerja : Terkoordinasinya dalam tim Instalasi Gawat Darurat tentang
penyediaan obat baik inventaris maupun obat pasien di Instalasi
Gawat Darurat
Uraian Tugas : 1. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan
penyediaan, penggunaan, kelengkapan dan inventarisasi obat-
obat di IGD termasuk pengecekan masa kadaluarsa
2. Melakukan koordinasi dengan petugas lain bila ada kekurangan
obat atau obat kadaluarsa
3. Mengetahui dengan pasti jumlah dan macam obat yang ada di
Instalasi Gawat Darurat
4. Menukar obat ke instalasi farmasi bila ada obat yang
kadaluarsa tiga bulan sebelum obat kadaluarsa
5. Meneliti, menganalisa dan mengevaluasi inventaris obat secara
rutin
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
berhubungan dengan penyediaan, penggunaan, kelengkapan
dan inventaris obat di Instalasi Gawat Darurat

16
Wewenang : 1. Mengusulkan penyediaan obat sesuai dengan kebutuhan
2. Mengevaluasi pengadaan obat di Instalasi Gawat Darurat
3. Mengatur jadwal inventaris obat serta berkoordinasi dengan
tim untuk melaksanakan inventaris obat
4. Melaporkan ke instalasi farmasi bila ada obat kadaluarsa tiga
bulan sebelumnya
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII Keperawatan
2. Masa kerja minimal 2 (dua) tahun di IGD
3. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS dan atau PPGD
7. Nama Jabatan : Koordinasi Alat Instalasi Gawat Darurat
Hasil kerja : Terkoordinasinya penyediaan alat medis dan non medis di Instalasi
Gawat Darurat
Uraian Tugas : 1. Mengkoordinasikan dan melaksanakan semua kegiatan yang
berhubungan dengan penyediaan, penggunaan, kelengkapan
dan inventaris alat medis dan non medis di Instalasi Gawat
Darurat termasuk pengecekan kelayakan pemakaian
2. Menentukan waktu service dan kalibrasi masing-masing alat
medis
3. Melakukan koordinasi dengan petugas lain (teknisi) bila ada
kerusakan alat medis
4. Menghitung jumlah dan macam alat medis di Instalasi Gawat
Darurat
5. Melakukan inventaris dengan tim inventaris rumah sakit sesuai
dengan jadwal
6. Melakukan chargaer alat yang memerlukan dicharger
7. Segera melaporkan dan menindaklanjuti bila ada alat medis
yang rusak
8. Megevaluasi inventaris alat medis dan non medis secara rutin
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
berhubungan dengan penyediaan, penggunaan, kelengkapan
dan inventarisasi termasuk pengecekan kelayakan pemakaian
alat medis
17
Wewenang : 1. Mengusulkan penyediaan alat medis dan dan jumlah yang
diperlukan di Instalasi Gawat Darurat
2. Mengevaluasi pengadaan alat medis di Instalasi Gawat Darurat
3. Mengusulkan service dan kalibrasi alat medis di Instalasi
Gawat Darurat
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII Keperawatan
2. Masa kerja minimal 2 (dua) tahun
3. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS dan atau PPGD

8. Nama Jabatan : Koordinator Administrasi Instalasi Gawat Darurat


Hasil Kerja : Terkoordinasinya semua kegiatan administrasi gawat darurat guna
menunjang keberhasilan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
Uraian Tugas : 1. Bersama dengan KARU Perawatan IGD menyusun program
kerja di lingkungan administrasi sebagai bahan masukan untuk
menyusun program kerja IGD
2. Mengatur, mengawasi kelancaran kegiatan administrasi pasien
IGD
3. Memeriksa dan mengarsipkan laporan administrasi harian
4. Melaksanakan tugas-tugas tambahan yang diberikan Kepala
IGD
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Ketepatan dan kesesuaian pelayanan administrasi dan tata kerja
di Instalasi Gawat Darurat
3. Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan :
a. Pelayanan administrasi
b. Kelancaran pelayanan administrasi
c. Arsip administrasi
Wewenang : 1. Mendapatkan data administrasi di Instalasi Gawat Darurat
2. Meneliti, menganalisa dan mengarsipkan data administrasi di
IGD
3. Mengkoordinir administrasi di Instalasi Gawat Darurat
4. Meminta arahan dari atasan dan unit kerja lain yang terkait

18
5. Memberi saran dan pertimbangan tentang administrasi kepada
atasan
6. Mengusulkan alternatif pemecahan masalah administrasi di
Instalasi Gawat Darurat
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII
2. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS dan atau PPGD
3. Masa kerja minimal 2 (dua) tahun

19
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

Critical Care Unit

Instalasi Rawat Inap

Instalasi Laboratorium

Direktur Instalasi Farmasi

Instalasi Radiologi

Instalasi Bedah Sentral dan CSSD Operasi


Kepala Bidang
Pelayanan Medis
Instalasi Rekam Medis

Instalasi Rekam Medis


Kepala
Instalasi Gawat darurat
Instalasi Rehabilitasi Medis

Instalasi Rawat Jalan

Bidang Keuangan

Bagian Administrasi

Instalasi Rawat Jalan

Instalasi Gizi

Subbagian Pemeliharaan

Urusan Keamanan

Bagian Rumah tangga

Bagian Pengadaan

Gambar 8.1 Tata Hubungan Kerja Instalasi Gawat Darurat

20
1. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Instalasi Pelayanan Intensif
a. Pasien baru di Instalasi Gawat Darurat
1. Pasien kritis dari Instalasi Gawat Darurat, setelah diberikan tindakan life saving dan
memerlukan pelayanan intensif, maka dokter jaga Instalasi Gawat Darurat
menjelaskan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien dan perlunya perawatan
di ruang perawatan intensif
2. Setelah keluarga pasien setuju dan mengisi informed consent maka petugas Instalasi
Gawat Darurat menelepon CCU
3. Dokter jaga menghubungi dokter konsultan untuk advis selanjutnya yang bisa
diberikan di IGD
4. Dokter jaga dan perawat IGD melengkapi status Rekam Medis pasien yang menjadi
tugasnya
5. Setelah CCU siap, perawat IGD mengantar pasien ke CCU
6. Jika pasien memerlukan tindakan radiologi, tindakan radiologi dilakukan sebelum
pasien ke CCU
7. Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan serah terima pasien tersebut kepada
perawat CCU

b. Pasien rujukan dari rumah sakit lain pro CCU


1. Pasien rujukan dari rumah sakit lain pro CCU RS Semen Gresik (sudah memesan
tempat di CCU), dan sudah mendapatkan tindakan life saving dari rumah sakit
perujuk, Peawat Perujuk melakukan operan dengan perawat IGD
2. Perawat IGD dan perujuk melakukan serah terima pasien kepada perawat CCU RS
Semen Gresik disaksikan oleh perawat IGD RS Semen Gresik

2. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Instalasi Rawat Inap


1. Pasien Instalasi Gawat Darurat yang memerlukan rawat inap. Dokter jaga atau
perawat jaga Instalasi Gawat Darurat menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien
2. Dokter jaga atau perawat (bidan) jaga menganjurkan ke keluarga atau pasien ke
bagian tempat penerimaan pasien rawat inap untuk memesan kamar serta penjelasan
perkiraan biaya-biaya yaiatu biaya kamar, tindakan operasi atau tindakan medis yang
lain.
3. Pasien atau keluarga pasien mengisi surat persetujuan rawat inap.
4. Perawat Instalasi Gawat Darurat menghubungi ruang rawat inap yang dituju dan
memberitahu diagnosa dan kondisi pasien kepada perawat jaga ruang rawat inap

21
5. Setelah pasien diberikan tindakan life saving, dokter jaga dan perawat juga mengisi
status rekam medik, perawat Instalasi Gawat Darurat menghubungi ruang rawat inap
dan mengantar ke ruang rawat inap yang
6. Jika pasien memerlukan tindakan radiologi, maka tindakan radiologi dikerjakan
sebelum pasien dikirim ke ruangan
7. Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan serah terima pasien kepada perawat jaga
di ruang rawat inap

3. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Laboratorium


1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan laboratorium selama 24 jam untuk
pemeriksaan yang diperlukan
2. Pemeriksaan laboratorium bagi pasien IGD harus atas perintah dokter jaga Instalasi
Gawat Darurat atau dokter konsulen yang merawat dengan menandatangani surat
permintaan pemeriksaan
3. Perawat Instalasi Gawat Darurat mengambil bahan yang akan di periksa sesuai dengan
yang di minta dokter jaga atau dokter konsulen.
4. Petugas IGD mengantar bahan yang akan di periksa ke bagian Instalasi Laboratorium
5. Petugas jaga Instalasi Laboratorium datang ke Instalasi Gawat Darurat untuk
pemeriksaan tertentu seperti PPT/KPPTT atau kegawatan yang lain.
6. Setelah hasil pemeriksaan laboratorium selesai, Petugas Instalasi Laboratorium
menghubungi IGD via telepon dan membacakan hasil atau petugas IGD mengambil ke
bagian Instalasi Laboratorium.
7. Bila pasien rawat inap, pembayaran beban biaya laboratorium akan ditagihkan bersama
dengan tagian rawat inap.
8. Bila pasien rawat jalan, pembayaran beban biaya laboratorium akan ditagihkan bersama
dengan tagian IGD di bagian administrasi IGD.

4. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi


1. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Instalasi Farmasi, guna memenuhi
pengadaan obat dan alat kesehatan yang diperlukan di Instalasi Gawat Darurat dan
pelayanan resep untuk pasien rawat jalan
2. Resep untuk pasien rawat inap harus dengan resep lengkap 2 (dua) yang ditulis oleh
dokter yang merawat atau dokter jaga, resep warna putih diserahkan ke Instalasi Farmasi
dan warna kuning ditempelkan pada lembar penempelan resep
3. Resep untuk pasien rawat jalan rangkap 2, warna putih pasien untuk ambil obat di
instalasi farmasi dan kuning mengikuti status pasien.

22
4. Resep untuk pasien tanggungan asuransi khusus Inhelth ditulis pada resep asusransi
inhelth rangkap 3, resep warna putih untuk Instalasi farmasi, warna merah untuk
penagihan asuransi, yang biru untuk arsip di status pasien.
5. Resep obat pasien rawat inap harus dilengkapi dengan nama pasien, ruangan, nomor
register. Resep penagihan perusahaan atau asuransi diberi keterangan siapa yang
menanggung. Resep obat daftar G harus dituliskan oleh dokter dan dilengkapi alamat
lengkap pasien
6. Resep obat atau alat kesehatan inventaris IGD yang dipakai oleh pasien harus disalin ke
dalam buku pengambilan obat ke apotik
7. Jika stok obat yang diminta sudah siap semua, petugas Instalasi farmasi menghubungi
perawat IGD untuk mengambil
8. Perawat IGD mengambil obat atau alat kesehatan ke Instalasi Farmasi dan memasukkan
obat atau alat kesehatan tersebut ketempatnya dan mencocokkan dengan inventaris yang
ada
9. Koordinator obat memeriksa inventaris obat atau alat kesehatan setiap operan shif
10. Jika pasien rawat jalan, petugas administrasi IGD membuat billing biaya obat habis pakai
di IGD, resep obat untuk di rumah dan Jasa Pelayanan IGD melalui komputer dan data
biaya, kemudian pasien atau keluarganya diminta membayar total biaya tersebut ke kasir
IGD.

5. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Radiologi


1. Surat pemeriksaan radiologi bagi pasien IGD harus ditanda tangani oleh dokter jaga IGD
atau dokter konsulen
2. Perawat atau dokter jaga IGD memberitahu keluarga pasien untuk meminta persetujuan
pemeriksaan
3. Perawat IGD menghubungi petugas radiologi memberitahukan pemeriksaan yang diminta
dan menanyakan kapan pasien dapat diantar ke Instalasi Radiologi
4. Setelah hasil jadi, petugas Instalasi Radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada
dokter jaga IGD
5. Jika pasien rawat jalan, petugas Instalasi Radiologi membuat billing biaya pemeriksaan
di computer dan menstransfer data ke kasir IGD
6. Pasien atau keluarga menyelesaikan seluruh biaya IGD atau Instalasi radiologi di kasir
IGD.
7. Pembayaran pasien rawat inap dilaporkan kepada kantor administrasi Rawat Inap oleh
petugas Instalasi Radiologi

6. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Kamar Operasi

23
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Instalasi Kamar Operasi dalam hal
pelayanan tindakan pembedahan segera (cito)
2. Jika ada pasien IGD yang memerlukan tindakan pembedahan segera (Cito) di Instalasi
Kamar Operasi oleh dokter spesialis (sesuai dengan kasusnya), maka dokter jaga
menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan perlunya
tindakan operasi segera atau cito
3. Dokter jaga atau perawat IGD menghubungi dokter konsulen, melaporkan kondisi pasien,
dan meminta jenis operasi atau golongan operasi.
4. Dokter jaga atau Perawat IGD meminta keluarga pasien atau yang menanggung
pembiayaan ke bagian tempat penerimaan pasien untuk mendapat informasi perkiraan
biaya operasi sesuai jenis atau golongan operasinya.
5. Jika pasien atau keluarganya setuju, mereka mengisi formulir persetujuan tindakan
pembedahan, dan formulir persetujuan perkiraan biaya operasi, formulir informasi
tindakan pembedahan, formulir informasi tindakan pembiusan.
6. Dokter atau Perawat IGD menghubungi kembali dokter konsulen, bahwa keluarga telah
setuju, dan menanyakan advis selanjutnya, serta kapan operasi akan dilakukan.
7. Dokter atau Perawat IGD menghubungi kembali dokter anastesi, bahwa rencana ada
operasi cito dan kondisi pasien serta menanyakan advis selanjutnya.
8. Perawat IGD menghubungi Instalasi Bedah Sentral memberitahukan akan ada tindakan
bedah cito, nama dokter spesialis yang melakukan tindakan.
9. Petugas IBS menghubungi IGD bila sudah mendekati waktu pelaksanaan tindakan
pembedahan
10. Perawat IGD mengantar pasien tersebut ke IBS, melakukan serah terima pasien kepada
petugas IBS
11. Semua biaya pemakaian obat atau alat kesehatan yang dipakai di IGD bagi pasien rawat
jalan diselesaikan di IGD (melalui karir IGD). Untuk pasien rawat inap, IGD membuat
laporan pembebanan biaya IGD kepada bagian administrasi Rawat Inap
12. Biaya tindakan di Instalasi Kamar Operasi untuk pasien rawat jalan diurus oleh petugas
IBS, biaya pasien rawat inap dilaporkan kepada bagian administrasi pusat oleh Instalasi
Bedah Sentral.

7. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Unit Hemodialisa


a. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Unit Hemodialisa untuk pelaksanaan pasien
hemodialisa segera (cito)
b. Dokter jaga melakukan konsul kepada dokter konsulen mengenai kondisi pasien
c. Dokter konsulen menginstruksikan pasien menjalani hemodialisa, dokter jaga IGD
menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan perlunya
Hemodialisa serta pembiayaannya
d. Keluarga menandatangi surat persetujuan tindakan medis hemodialisa
24
e. Perawat IGD menghubungi Unit Hemodialisa, untuk memastikan apakah pasien bisa
dilakukan hemodialisa tanpa jadwal
f. Petugas Unit Hemodialisa menghubungi IGD bila waktu tindakan hemodialisa akan
dilakukan
g. Perawat IGD mengantar pasien ke Unit Hemodialisa dan melakukan serah terima dengan
perawat Unit Hemodialisa
h. Semua biaya hemodialisa pasien rawat jalan diurus oleh petugas Unit Hemodialisa
i. Jika pasien rawat inap, petugas Hemodialisa menghubungi ruangan yang dituju oleh
pasien tersebut
j. Perawat ruang rawat inap menjemput pasien tersebut

8. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Instalasi Rekam Medis


1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Instalasi Rekam Medis, dalam hal
pendaftaran pasien, pencatatan dan pelaporan pasien Instalasi Gawat Darurat
2. Setiap pasien baru masuk Instalasi Gawat Darurat didaftar oleh petugas pendaftaran dari
Instalasi Rekam Medis yang berdinas di bagian Administrasi IGD
3. Petugas pendaftaran mengisi data identitas pasien di status pasien IGD, kemudian
menyerahkannya ke perawat IGD
4. Perawat jaga Instalasi Gawat Darurat mengisi anamnesa singkat dan tanda-tanda vital
pasien di kartu Instalasi Gawat Darurat
5. Dokter Jaga Instalasi Gawat Darurat mengisi anamnesa dan semua hasil pemeriksaan
pasien tersebut, menulis diagnosa, tindakan yang dilakukan dan terapi yang diberikan
pada kartu pasien Instalasi Gawat Darurat
6. Perawat Jaga Instalasi Gawat Darurat memasukkan data identitas pasien, anamnesa
singkat, tanda-tanda vital, diagnosa, tindakan yang dilakukan, terapi dokter ke dalam
buku register
7. Untuk pasien rawat inap Dokter Jaga Instalasi Gwat Darurat membuat surat permintaan
atau Admisi rawat inap.
8. Setiap tiga bulan sekali rekam medis memberikan umpan balik ke Instalasi Gawat
Darurat tentang hasil pelaporan
9. Jika diperlukan tindakan medis yang invasif atau konsul dokter spesialis di IGD atau
pemeriksaan penunjang yang mahal, maka dokter IGD memberi penjelasan kepada
pasien atau keluarganya perlunya tindakan tersebut, dan jika mereka sudah mengerti dan
setuju maka dokter atau perawat IGD meminta pasien atau keluarganya untuk mengisi
blanko informed consent persetujuan tindakan atau persetujuan biaya, kemudian
ditandatangani oleh dokter IGD, pasien atau keluarga yang memberi pernyataan dan
perawat IGD
10. Semua blanko informed consent yang sudah terpakai dikembalikan ke Instalasi rekam
medis untuk disimpah sebagai arsip
25
11. Instalasi Gawat Darurat juga bekerjasama dengan Instalasi Rekam Medis, dalam hal
pengisian blanko klaim pasien asuransi

9. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Rehabilitasi Medis


1. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Instalasi Rekam Medis, dalam hal
pelayanan rehabilitasi medis
2. Dokter jaga memberikan penjelasan tentang perlunya konsul ke Rehabilitasi Medis
3. Dokter jaga Instalasi Gawat Darurat menulis surat konsul kepada Dokter Rehabilitasi
Medik
4. Dokter atau perawat jaga menghubungi Instalasi Rehabilitasi Medis
5. Jika diperkirakan setelah fisioterapi, pasien dapat langsung pulang, maka pasien atau
keluarga diminta untuk menyelesaikan biaya di IGD di kasir IGDt
6. Jika pihak rehabilitasi medis sudah siap menerima pasien konsulan IGD, petugas
Rehabilitasi Medis menghubungi IGD, kemudian perawat IGD mengantar pasien ke
Instalasi Rehabilitasi Medis
7. Dokter Rehabilitasi medis memeriksa pasien dan memberi advis fisioterapi yang
diperlukan, dan berapa kali harus diberikan
8. Tindakan fisioterapi awal dikerjakan oleh petugas rehabilitasi medis (fisioterapis) dengan
diawali oleh dokter rehabilitasi medis
9. Setelah selesai fisioterapi pasien menyelesaikan biaya fisioterapi di kasir IRJ dan dapat
langsung pulang
10. Jika pasien dijadwalkan beberapa kali fisioterapi, maka untuk selanjutnya pasien dapat
datang sendiri ke instalasi rehabilitasi medis

10. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Unit Pelayanan Darah


1. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan PMI Gresik, untuk memenuhi persediaan
darah untuk pasien Instalasi Gawat Darurat
2. Dokter IGD atau dokter konsulen menginstruksikan untuk dilakukan transfusi darah pada
pasien di IGD
3. Dokter jaga menjelaskan maksud dan tujuan transfusi serta meminta persetujuan pasien
dan keluarga
4. Dokter jaga mengisi formulir permintaan darah rangkap dua
5. Perawat IGD menghubuni PMI Gresik menanyakan persediaan darah yang dibutuhkan
6. Perawat IGD mengambil sampel darah pasien dan memberi identitas nama, umur, alamat,
nomor rekam medis
7. Bila pengambilan oleh rumah sakit. Perawat IGD melakukan kersama dengan petugas
pengendara untuk pengambilan darah ke unit pelayanan darah yang di tuju dengan
membawa formulir permintaan dan sampel darah.
8. Bila diambil sendiri oleh keluarga, Perawat IGD menyerahkan formulir dan sampel darah
ke keluarga untuk diserahkan ke PMI yang di tuju.
26
9. Jika stok darah di PMI Gresik kosong, maka Perawat IGD menghubungi PMI di kota
lain, dan memesankan darah yang diminta, selanjutnya sesuai pada no 7 dan 8.
10. Setelah darah sampai di IGD, perawat IGD memberikan transfusi darah kepada pasien,
dokter IGD atau perawat IGD mengawasinya selama 15 menit pertama dan
memperhatikan adanya tanda-tanda reaksi transfusi
11. Jika terdapat tanda-tanda reaksi transfusi, transfusi segera dihentikan, dan dilaporkan
kepada Unit Pelayanan Darah adanya reaksi transfusi tersebut

11. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Bagian Keuangan


1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Bagian Keuangan dalam hal pelayanan
keuangan di IGD
2. Petugas Administrasi IGD memasukkan data pasien, jasa pelayanan IGD, semua biaya
tindakan obat habis pakai di IGD, serta resep obat rawat jalan ke computer menjumlah
keseluruan biaya tersebut untuk di bayarkan di kasir IGD.
3. Jika pasien rawat jalan, maka pasien atau keluarganya diminta untuk ke kasir IGD untuk
melunasi semua biaya di IGD tersebut.
4. Pasien rawat inap, Petugas Administrasi IGD memasukkan data pasien, jasa pelayanan
IGD, semua biaya tindakan, obat habis pakai di IGD dan mentransfer total biaya tersebut
ke komputer kasir Rawat Inap

12. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Bagian Administrasi


Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan bagian Administrasi, yang mempunyai sub
bagian :
1. Bagian Sekretariat : membantu Instalasi Gawat Darurat dalam urusan sekretariatan (surat
menyurat, SIP, bukti perjanjian kerjasama dengan perusahaan dan suransi)
2. Bagian Kepegawaian dan pengembangan Sumber daya manusia membantu Instalasi
Gawat Darurat dalam urusan pemenuhan kebutuhan pegawai (penyelesaian karyawan
baru bagi IGD, dan karyawan IGD), bekerjasama dalam hal pengadaan pelatihan bagi
dokter dan perawat IGD
3. Bagian Hubungan Pelanggan dan pemasaran membantu Instalasi Gawat Darurat dalam
hal menjembatani penyelesaian masalah dan memberikan solusi tentang permasalahan
pasien di IGD
4. Bagian Hubungan Pelanggan dan pemasaran mempromosikan Instalasi Gawat Darurat
kepada konsumen atau masyarakat

13. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Instalasi Rawat Jalan

27
1. Pasien tidak gawat tidak darurat yang berobat ke IGD diberikan pengobatan selama tiga
hari
2. Selanjutnya pasien tidak gawat tidak darurat dianjurkan kontrol ke instalasi rawat jalan
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat pada hari dan jam kerja
3. Dokter Jaga mengisi kartu status pasien IGD (Anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan
terapi yang diberikan)
4. Kartu status pasien disimpan di Instalasi Rekam Medis pasien rawat jalan, untuk
digunakan kembali jika pasien kontrol ke Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Umum, Anak,
Gigi, BKIA)

14. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Gizi


1. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Instalasi Gizi dalam hal pemesanan
makanan atau snack untuk pasien yang ada di IGD.
2. Pemesanan makanan atau snack sesuai dengan jumlah pasien dan jenis diet pasien.
3. Perawat IGD menelpon ke bagian Gizi RS untuk memesan menu pasien sesuai dietnya
4. Menu makanan atau snack yang sudah siap akan diantar oleh petugas Gizi rumah sakit.
5. Untuk pasien rawat jalan akan di bayar pasien sesuai dengan harga menu dan di bayar di
Kasir IGD
6. Untuk pasien rawat inap tidak di tagihkan
7. Permintaan air mineral untuk petugas IGD akan dilakukan lakukan petugas IGD dengan
memakai formulir permintaan air mineral 19 liter untuk diserahkan ke bagian Gizi rumah
sakit.

15. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Urusan Keamanan


1. Petugas Keamanan ditempatkan di depan pintu masuk Instalasi Gawat Darurat
2. Petugas Keamanan membantu menjaga keamanan Instalasi Gawat Darurat
3. Petugas keamanan menjaga agar tidak semua keluarga pasien ikut masuk ke ruang
Instalasi Gawat Darurat kecuali seijin petugas Instalasi Gawat Darurat
4. Petugas Keamanan membantu evakuasi pasien bila terjadi musibah massal
5. Petugas Keamanan membantu mengaktifkan sistem informasi bila terjadi musibah massal
dan menghubungi Polsek setempat
6. Bila ada pasien di IGD dengan kondisi lemah dan tidak ada kerabatnya (misalnya tabrak
lari, ditemukan pingsan di jalan oleh orang lain), petugas keamanan membantu IGD
mengamankan identitas, barang milik pasien dan menghubungi Polsek setempat
7. Bila perlu petugas keamanan dapat membantu dalam mengantar pasien ke IGD atau
membantu perawat IGD memindahkan pasien dari kendaraan ke brankar atau kursi roda
16. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Subbagian Pemeliharaan
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Subbagian Pemeliharaan dalam hal
pemeliharaan, perawatan serta perbaikan perlatan medis maupun non medis di Instalasi
Gawat Darurat

28
2. Koordinator alat Instalasi Gawat Darurat melakukan pengecekan rutin pada setiap
minggu sekali
3. Alat-alat life saving dicek pada setiap pergantian shift
4. Bila ada kerusakan peralatan dalam jam kerja, koordinator peralatan atau perawat jaga
pada shift itu melaporkan ke Sub bagian Pemeliharaan dengan menuliskan pada formulir
permintaan kerja dengan ditandatangani Kepala IGD atau Kepala Perawata IGD,
sepengetahuan Bagian Umum
5. Petugas Subbagian Pemeliharaan melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian
suku cadang bila diperlukan
6. Bila subbagian pemeliharaan rumah sakit tidak dapat memeprbaiki kerusakan maka bisa
diperbaiki keluar rumah sakit dengan sepengetahuan kepala instalasi dan kepala bagian
umum

17. Tata Laksana Hubungan kerja dengann bagian Pengadaan dan Logistik
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan bagian Pengadaan dan Logistik dalam hal
Alat Tulis Kantor (ATK) dan bahan rumah tangga yang lain
2. Perawat IGD lapor ke kepala perawat mengenai adanya ATK dan bahan rumah tangga
yang lain yang habis pakai
3. Kepala Perawat IGD menulis ATK dan bahan rumah tangga yang lain yang habis dipakai
di lembar permintaan dan ditandatangani oleh kepala IGD
4. Petugas IGD menyerahkan lembar permintaan tersebut ke bagian Pengadaan dan Logistik
5. Bagian Pengadaan dan Logistik menyerakan ATK dan bahan rumah tangga yang lain
yang diminta kepada perawat IGD tersebut

18. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Subbagian Rumah Tangga


1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Subbagian rumah tangga dalam hal
pengadaan serta perbaikan linen di IGD
2. Koordinator alat IGD bertugas melakukan pengecekan linen bila ada yang rusak dan
melakukan pencatatan inventaris linen.
3. Jika koordinator alat IGD menemukan kekurangan atau kerusakan linen, koordinator alat
IGD konfirmasi dengan Kepala Perawat IGD untuk penambahan atau perbaikan
4. Koordinator alat IGD menuliskan di buku perbaikan linen seperngetahuan Kepala
Perawat IGD.
5. Koordinator alat IGD membawa linen yang rusak beserta buku ekspedisinya ke bagian
urusan linen untuk diperbaiki atau permintaan linen baru jika ada kekurangan
6. Koordinator Urusan Linen akan menghubungi IGD jika perbaikan atau permintaan linen
sudah selesai
7. Koordinator alat IGD memasukkan kedalam buku catatan inventaris IGD
8. Linen IGD yang kotor setiap pagi dihitung dan ditulis di dalam buku ekspedisi
9. Petugas IGD membawa linen yang kotor ke tempat laundry beserta buku ekspedisinya
29
10. Petugas laundry bersama petugas IGD melakukan pencatatan jumlah dan macam linen
kotor
11. Setelah selesai menghitung linen kotor, petugas IGD mengambil linen yang bersih dari
tempat pencucian, dan menghitung ulang jumlah dan macam linen yang bersih, sesuai
dengan jumlah dan jenis pada waktu penyerahan
12. Petugas laundry menandatangani buku ekspedisi linen IGD dan petugas IGD juga
menandatangani buku catatan milik bagian laundry
13. Petugas IGD memasukkan linen sesuai dengan tempatnya, dan mengcek antara inventaris
dengan fisik yang ada
14. Bila ada selisih segera melaporkan kepada Kepala Perawat IGD atau koordinator untuk
segera ditindak lanjuti
15. Koordinator alat IGD melakukan inventaris linen setiap minggu sekali

30
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil


Kualifikasi Jumlah Tenaga
Nama Jabatan Keterangan
Formal Non Formal Kebutuhan yang ada
Kepala IGD S1 PPGD, ATLS, 1 1 Cukup
Kedoteran ACLS
Staff Medis IGD S1 BLS, PPGD, 5 5 Cukup
Kedokteran ACLS
Kepala Perawat S1 Manajemen 1 1 Cukup
IGD Keperawatan Keperawatan
Bangsal, PPGD,
BLS, BTLS,
ATCN
Koordinator DIII BCLS, BTLS, 1 1 Cukup
Administrasi IGD Keperawatan PPGD
Koordinator Obat DIII BCLS, BTLS, 1 1 Cukup
IGD Keperawatan PPGD
Koordinator Alat DIII BCLS, BTLS, 1 1 Cukup
IGD Keperawatan PPGD
Koordinator DIII BCLS, BTLS, 1 1 Cukup
Pencatatan & Keperawatan PPGD
Pelaporan IGD
Perawat DIII BCLS, BTLS, 14 11 Kurang 3
Pelaksana IGD Keperawatan PPGD

Tenaga yang dibutuhkan :


 Jumlah tenaga dokter yang dibutuhkan : 5 orang
 Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan : 15 orang
 Tenaga administrasi pendaftaran pasien adalah petugas dari Instalasi Rekam Medis
merangkap kasir IGD
 Tenaga kebersihan adalah tenaga cleaning service
Tenaga yang ada sekarang :
 Jumlah tenaga dokter yang ada sekarang : total 5 orang
5 orang yang bekerja dalam 3 shift selama 24 jam perhari ditambah 1 orang dokter kepala
IGD yang bekerja pada shift pagi tiap hari kerja

31
 Jumlah tenaga perawat yang ada sekarang : total 12 orang
11 orang yang bekerja dalam 3shift selama 24 jam per hari ditambah dengan 1 orang
kepala perawat IGD
 Tenaga administrasi pendaftaran pasien adalah petugas dari Instalasi Rekam Medis yang
merangkap menjadi kasir IGD
 Tenaga kebersihan adalah tenaga cleaning servise

Peningkatan Kompetensi Tenaga Instalasi Gawat Darurat


Peningkatan kompetensi tenaga Instalasi Gawat Darurat bisa dilakukan pendidikan dan
pelatihan.
A. Pendidikan :
Petugas dibagian Instalasi Gawat Darurat memiliki latar belakang jenjang pendidikan sebagai
berikut :
1. Dokter Umum
2. S1 Keperawatan
3. DIII Keperawatan
B. Pelatihan :
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi tenaga Instalasi Gawat Darurat bisa melalui :
1. Inhouse training, yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh rumah sakit
 Pelatihan Basic Life Support
 Pelatihan Basic Trauma Life Support
 Pelatihan Penanggulangan Bencana Kebakaran
 Pelatihan Penanggulangan Bencana Masaal
 Pelatihan Meningkatkan Keterampilan Dalam Bidang Gawat Darurat bagi pegawai
rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit
2. External training, yaitu program pelatihan di luar rumah sakit yang diikuti sesuai dengan
kebutuhan dalam upaya meningkatkan suatu pelayanan rumah skait khususnya Instalasi
Gawat Darurat

BAB X
PENILAIAN KINERJA

A. Dua Tahun (Kontrak Pertama)


Penilaian pegawai yang telah menjalani kontrak dua tahun pertama, sebagai evaluasi setelah
pegawai menjalankan tugas dan kewajiban selama dua tahun. Hasil evaluasi ini dilaporkan
sesuai dengan hirarrki kepemimpinan dari kepala regu, asisten manajer, manajer dan dikelola
oleh Kepegawaian dan selanjutnya ke Kepala Rumah Sakit untuk mendapatkan rekomendasi.
32
B. Satu Tahun (Kontrak kedua)
Penilaian pegawai baru yang telah menjalani masa kontrak selama satu tahun kelanjutan dari
kontrak pertama (dua tahun), sebagai evaluasi setelah pegawai menjalankan tugas dan
kewajiban selama satu tahun. Hasil evaluasi ini dilaporkan sesuai dengan hirarrki
kepemimpinan dari kepala regu, asisten manajer, manajer/bagian dan dikelola oleh
Kepegawaian dan selanjutnya ke Kepala Rumah Sakit untuk mendapatkan rekomendasi.

C. Dua Tahun (Kontrak ketiga)


Penilaian pegawai yang telah menjalani kontrak dua tahun setelah masa jeda satu bulan,
sebagai evaluasi setelah pegawai menjalankan tugas dan kewajiban selama dua tahun. Hasil
evaluasi ini dilaporkan sesuai dengan hirarrki kepemimpinan dari kepala regu, asisten
manajer, manajer dan dikelola oleh Kepegawaian dan selanjutnya ke Kepala Rumah Sakit
untuk mendapatkan rekomendasi.

D. Tiap Enam Bulan Sekali


Penilaian untuk pegawai tetap dilakukan setiap 6 (enam) bulan sebagai berikut :
 Periode I tanggal 1 September sd. 28/29 Pebruari.
 Periode II tanggal 1 Maret s/d. 31 Agustus.
Tujuan dari penilaian adalah sebagai penentuan kenaikan golongan dan pemberian tunjangan
pengabdian serta penyesuaian promosi pegawai atau pengembangan karier.
Unsur-unsur yang dinilai adalah :
1. Disiplin

2. Tanggung Jawab.
3. Kejujuran.
4. Loyalitas.
5. Inisiatif & Kreativitas.
6. Kecakapan/Ketrampilan.
7. Hubungan dan Kerjasama.
8. Kepemimpinan.
9. GKM
33
Bagi tenaga pelaksana, unsur Kepemimpinan sebagaimana tersebut pada butir (h) diatas tidak
dilakukan penilaian.
Kenaikan tingkat/golongan diberikan kepada pegawai yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
a. Kenaikan tingkat/golongan pada masa kerja golongan (MKG) ≥ 3,5 tahun.
b. Kenaikan tingkat/golongan pada masa kerja golongan (MKG) ≥ 0,5 tahun, khusus bagi
pegai yang mendapatkan promosi jabatan yang tingkat golongannya belum memasuki
tingkat golongan yang sesuai dengan tingkat jabatan tersebut.
c. Tunjangan Pengabdian diberikan karena pertambahan masa kerja golongan dan akan
dihapus pada saat pegawai yang bersangkutan mendapatkan kenaikan tingkat/golongan.

BAB XI
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi Instalasi Gawat Darurat adalah suatu kegiatan yang wajib
dilaksanakan oleh semua petugas baru di Instalasi Gawat Darurat. Kegiatan orientasi tersebut

34
ditetapkan oleh pimpinan dan dilaksanakan dengan baik, serta dievaluasi secara berkala untuk
mengetahui keefektifan program orientasi tersebut.

Tujuan :
Tujuan Umum :
Meningkatkan kompetensi tenaga baru di Instalasi Gawat Darurat sehingga dapat secara
berkesinambungan menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien
Instalasi Gawat Darurat

Tujuan Khusus :
1. Dapat memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan
2. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja sehingga dapat menurunkan faktor
stres adaptasi dengan lingkungan baru
3. Bersikap positif terhadap kegiatan pengembangan diri dengan menggunakan kesempatan
melakukan pelatihan diInstalasi Gawat Darurat

Kegiatan Orientasi :
1. Orientasi Dokter Baru Instalasi Gawat Darurat
Tempat : Instalasi Gawat Darurat
Durasi : Intensif → 6 hari kerja
Total → 30 hari
Penanggung jawab : Kepala Instalasi Gawat Darurat

2. Orientasi Perawat Baru Instalasi Gawat Darurat


Tempat : Instalasi Gawat Darurat
Durasi : Intensif → 12 hari kerja
Total → 30 hari
Penanggung jawab : Kepala Urusan Perawat Pelaksana (KUPP) IGD

Tabel11.1 Jadwal Kegiatan Orientasi Dokter baru

Hari Penanggung
Materi Waktu Metode
ke Jawab
35
I - Pedoman Organisasi RS Semen 30 menit Ceramah & tanya Kepala IGD
Gresik & Pedoman Organisasi jawab
IGD RS Semen Gresik
- Orientasi lingkungan IGD,
30 menit Ceramah & tanya Kepala IGD
fasilitas dan alat
jawab
- Orientasi lingkungan RS Semen
30 menit Ceramah & tanya Kepala IGD
Gresik, fasilitas & pengenalan
jawab
staf di RS Semen Gresik
II - Kebijakan dan macam-macam 30 menit Ceramah & tanya Kepala IGD
SPO IGD jawab
- Infeksi Nosokomial dan Patient
30 menit Ceramah & tanya Kepala IGD
Safety
jawab
- Tanggung jawab dan wewenang
30 menit Ceramah & tanya Kepala IGD
dokter IGD
jawab
III - Sistem Triage & penanganan 60 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
pasien IGD
- Edukasi pasien dan keluarga
30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD

- Akses pelayanan dan Kontinuitas 60 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
Pelayanan
- Sistem Kendali Mutu RS Semen 30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
Gresik dan IGD
IV - Penanganan pasien gawat darurat 60 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
- Prosedur konsultasi ke dokter
30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
spesialis
- Sistem rujukan
- Serah terima pasien yang dirujuk 30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
dari rumah sakit lain 30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
- Cara merujuk pasien ke rumah
sakit lain
30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD

V - Prosedur pemeriksaan penunjang 30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD


- Informed consent
30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
VI - Penanganan pasien gawat darurat 60 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
di ruang rawat inap
- Pembuatan Visum et Repertum
30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD
- Standarisasi obat rumah sakit
30 menit Ceramah & praktik Kepala IGD

36
Selan - Praktik semua materi di atas Hari Praktik dan tanya Kepala IGD
Jutnya dengan didampingi oleh Kepala kerja jawab
sampai IGD atau seorang dokter yang
30 hari lebih senior

Tabel11.2 Jadwal Kegiatan Orientasi Perawat Baru Instalasi Gawat Darurat


Hari Penanggung
Materi Waktu Metode
ke Jawab
I - Pedoman Organisasi RS Semen 30 menit Ceramah & tanya Kepala
Gresik & Pedoman Organisasi jawab Perawat IGD
IGD
- Orientasi lingkungan IGD,
30 menit Ceramah & tanya Kepala
fasilitas dan alat
jawab Perawat IGD
- Orientasi lingkungan RS Semen
60 menit Ceramah & tanya Kepala
Gresik, fasilitas & pengenalan
jawab Perawat IGD
staf di RS Semen Gresik

II - Kebijakan dan macam-macam 30 menit Ceramah & tanya Kepala


SPO IGD jawab Perawat IGD
- Infeksi Nosokomial dan Patient
30 menit Ceramah & tanya
Safety
jawab
- Tanggung jawab dan wewenang
30 menit Ceramah & tanya
dokter IGD
jawab
III/IV - Pencatatan dan pelaporan 60 menit Ceramah & praktik Kepala
- Sistem Triage & penanganan
30 menit Ceramah & praktik Perawat IGD
pasien IGD
- Akses pelayanan dan Kontinuitas
60 menit Ceramah & praktik
Pelayanan
- Sistem Kendali Mutu RS Semen
Gresik dan IGD 30 menit Ceramah & praktik
V/VI - Penanganan pasien gawat darurat 60 menit Ceramah & praktik Kepala
- Prosedur konsultasi ke dokter 30 menit Ceramah & praktik Perawat IGD
spesialis
- Sistem rujukan dan serah terima 30 menit Ceramah & praktik
pasien dalam dan luar
VIII/IX - Prosedur pemeriksaan penunjang 30 menit Ceramah & praktik Kepala
- Informed consent 30 menit Ceramah & praktik Perawat IGD
- Administrasi pasien rawat jalan 60 menit Ceramah & praktik
dan rawat inap
X/XI - Prosedur pengadaan alat dan obat 30 menit Ceramah & praktik Kepala

37
habis pakai di IGD Perawat IGD
- Prosedur inventarisasi alat dan 30 menit Ceramah & praktik
obat IGD
XII/ - Tata hubungan kerja dengan ISS, 30 menit Ceramah & praktik Kepala
XIII linen, gizi, farmasi, administrasi, Perawat IGD
keuangan
- Tindakan bedah minor
60 menit Ceramah & praktik
Selan - Praktik semua materi di atas Hari Praktik dan tanya Kepala
jutnya dengan di dampingi oleh kerja jawab Perawat IGD
sampai KEPALA PERAWAT IGD atau
30 hari perawat senior

Penanggung jawab dan Penyelenggara :


Yang bertanggung jawab dan menyelenggarakan orientasi karyawan baru secara umum adalah
personalia, sedangkan dalam Instalasi Gawat Darurat adalah Kepala Instalasi Gawat Darurat dan
Kepala Perawat Instalasi Gawat Darurat.

Perawat baru Instalasi Gawat Darurat sebelum mereka ditempatkan di IGD, mereka juga
melaksanakan orientasi keliling di unit-unit perawatan lain. Pelaksanaan orientasi keliling ini
diatur oleh Bidang Keperawatan dan materi orientasi diatur oleh Kepala unitt yang bersangkutan.

Pelaporan :
Program orientasi petugas baru dilaporkan kepada Direktur

Evaluasi :
Evaluasi dilaksanakan setiap satu tahun sekali untuk mengetahui hasil dari kegiatan tersebut.

38
BAB XII
PERTEMUAN / RAPAT

Kegiatan rapat di Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan secara :


1. Rutin
Waktu : Rabu minggu terakhir kedua setiap 2 bulan sekali
Pukul : 12.00 WIB sampai dengan selesai
Tempat : Ruang pertemuan Instalasi Gawat Darurat
Peserta : Kepala IGD, Dokter IGD yang tidak bertugas, Kepala Perawat IGD,
Perawat IGD yang tidak bertugas, Kepala Bidang Pelayanan Medis,
Kepala Bidang Keperawatan
Materi : a. Evaluasi kinerja Instalasi Gawat Darurat
b. Evaluasi terhadap masalah yang terjadi pada pelaksanaan pelayanan
Instalasi Gawat Darurat dan mencari alternatif pemecahannya
c. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia
Instalasi Gawat Darurat
d. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan
Instalasi Gawat Darurat
Kelengkapan : Program rapat rutin, daftar hadir, notulen rapat, laporan atau rekomendasi
atau usulan dari dan kepada pimpinan

2. Insindentil
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas
Pukul : 12.00 WIB sampai dengan selesai
Tempat : Ruang pertemuan Instalasi Gawat Darurat
Peserta : Kepala IGD, Dokter IGD yang tidak bertugas, Kepala Perawat IGD,
Perawat IGD yang tidak bertugas, Kepala Bidang Pelayanan Medis,
Kepala Bidang Keperawatan
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
kelengkapan : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan atau rekomendasi atau
usulan dan kepada pimpinan.

39
BAB XIII
PELAPORAN

Laporan dibedakan menjadi laporan rutin dan laporan insidentil


A. Laporan Rutin
1. Laporan rutin adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh koordinator pencatatan
dan pelaporan Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Kepala Instalasi Rekam
Medis kepada Pelayanan Medis setiap bulan sekali
 Jumlah kunjungan pasien di Instalasi Gawat Darurat pada bulan tersebut
 Jumlah pasien meninggal di Instalasi Gawat Darurat pada bulan tersebut
 Jumlah keterlambatan pelayanan pasien gawat darurat atau true emergency
 Jumlah pasien Instalasi Gawat Darurat berdasarkan kasus pada bulan tersebut
 Jumlah pasien berdasarkan tingkat kegawatannya pada bulan tersebut
 Jumlah pasien berdasarkan tindak lanjut pelayanan pada bulan tersebut
 Jumlah pasien kecelakaan pada bulan tersebut
2. Laporan kerja IGD yang dikerjakan oleh Kepala IGD setiap akhir tahun, dilaporkan
kepada Direktur

B. Laporan Insidentil
Laporan insidentil adalah laporan mengenai Instalasi Gawat Darurat pada khususnya dan RS
Semen Gresik secara umum yang harus segera dilaporkan karena berkaitan dengan kinerja
rumah sakit.

40
BAB XIV
PENUTUP

Demikian Pedoman Pengorganisasian yang sudah kami susun, demi kesempurnaan


program ini kritik dan saran sangat kami harapkan.
Dengan adanya buku ini di harapkan akan meningkatkan mutu pelayanan dan solidnya
kerjasama antar unit demi tercapainya visi, misi dan motto Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat
sehingga akan berdampak pada penigkatan volume dan pendapatan Rumah Sakit Semen
khususnya Instalasi Rawat Jalan.

Ditetapkan di : Gresik
Pada tanggal : 5 Juni 2013
Instalasi Gawat Darurat

dr Tholib Bahasuan

41
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan
kepada penyusun, sehingga Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Bedah Mitra Sehat ini dapat selesai disusun.
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat ini
merupakan pedoman bagi semua pihak yang berkaitan dengan Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Bedah Mitra Sehat dalam tata cara penyelenggaraan organisasi Instalasi Gawat Darurat di
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat.
Dalam pedoman ini diuraikan tentang Gambaran Umum Rumah Sakit Bedah Mitra
Sehat, Visi, Misi, Motto, Falsafah, Nilai dan Tujuan Rumah Sakit, Struktur Organisasi Instalasi
Gawat Darurat, Uraian Jabatan, Tata Hubungan Kerja, Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil,
Penilaian Kinerja, Kegiata Orientasi, Pertemuan Rapat, serta Pelaporan Instalasi Gawat Darurat.
Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Bedah Mitra Sehat.

Malang, Desember 2011

42
Penyusun

43
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................
Daftar gambar......................................................................................................
Daftar tabel...........................................................................................................
Peraturan Direktur Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Malang
Nomor : 065-b/PER-DIR/RSPN/I/2012 Tentang Pedoman Pengorganisasian
Instalasi Gawat Darurat........................................................................................

BAB I Pendahuluan.......................................................................................
BAB II Gambaran Umum Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat..........................
BAB III Visi, Misi, Motto, Falsafah, Nilai & Tujuan Rumah
Sakit Panti Nirmala............................................................................
BAB IV Struktur Organisasi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat........................
BAB V Visi, Misi, Motto, Falsafah Nilai & Tujuan Instalasi Gawat Darurat
BAB VI Stuktur Organisasi Instalasi Gawat Darurat.......................................
BAB VII Uraian Jabatan....................................................................................
BAB VIII Tata Hubungan Kerja.........................................................................
BAB IX Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil.........................................
BAB X Penilaian Kinerja................................................................................
BAB XI Kegiatan Orientasi.............................................................................
BAB XII Pertemuan / Rapat..............................................................................
BAB XIII Pelaporan ...........................................................................................

44
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat......................


Gambar 6.1 Struktur Organisasi Instalasi Gawat Darurat...................................
Gambar 8.1 Tata Hubungan Kerja Instalasi Gawat Darurat................................

45
DAFTAR TABEL

Tabel 9.1 Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil Instalasi Gawat Darurat
(tahun 2011).......................................................................................
Tabel 9.2 Pola Perhitungan Kebutuhan Tenaga Instalasi Gawat Darurat..........
Tabel 11.2 Jadwal Kegiatan Orientasi Dokter Baru............................................
Tabel 11.2 Jadwal Kegiatan Orientasi Perawat baru Instalasi Gawat Darurat....

46
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
INSTALASI GAWAT
DARURAT

47

Anda mungkin juga menyukai