Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN PERSONAL HYEGINE

1. Definisi Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis (Sutanto dan Fitriena 2017).

Menurut Poter dan Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan

fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak

mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan

Wartonah 2015).

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan

dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan

terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri

(Hidayat,2017)

2. Tujuan perawatan personal Hygiene

Menurut Hidayat (2017), Ada beberapa tujuan perawatan personal heygene

yaitu sebagai berikut:

a. Meningkatkan derajat kesehatan orang

b. Memelihara kebersihan diri seseorang

c. Memperbaiki personal Hygiene yang kurang.


d. Pencegahan penyakit.

e. Meningkatkan percaya diri seseorang.

f. Menciptakan keindahan.

3. Macam - Macam Personal Hygiene

Dalam Sutanto dan Fitriena (2017), Personal hygiene dibagi dalam beberapa

macam, yaitu:

a. Kebersihan kulit kepala dan rambut

b. Kebersihan mata

c. Kebersihan telinga

d. kebersihan hidung

e. Kebersihan gigi dan mulut

f. Kebersihan genitalia

g. Kebersihan kuku.

4. Penangan gangguan personal hygiene

a. Memandikan pasien

1. Definisi

Memandikan pasien adalah suatu tindakan membersihkan seluruh

bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan

menggunakan air bersih, sabun dan larutan antiseptic.

2. Indikasi

a) Pada pasien bed rest

b) Pada pasien yang tidak dapat dan tidak diizinkan mandi sendiri

c) Pada pasien baru yang dalam keadaan kotor.


3. Kontraindikasi

a) Pada pasien luka bakar

b) Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu pada pasien dan tetap

menjaga kesopanan.

c) Pada pasien yang koma

d) Pada pasien yang terpasang alat-alat kesehatan

4. Pelaksanaan

a) Alat dan bahan

1) Handuk mandi 2 buah

2) Waslap 3 buah

3) Sabun mandi pada tempatnya

4) Selimut ekstra 1 buah

5) Baskom air kecil 1 buah

6) Alat rias pribadi pasien

b) Cara kerja

1) Identifikasi kebutuhan pasien

2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

3) Siapkan alat alat dan susun diatas troli

4) Dekatkan ke pasien

5) Pasang tirai untuk menjaga privasi pasien

6) Atur pasien pada posisi supine atau semifowler

7) Cuci tangan dengan prinsip bersih

8) Pasang selimut ekstra sambil menurunkan selimut pasien


9) Buka pakaian pasien dibawah selimut

10) Pasang handung dibawah kepala pasien

11) Wajah

 Basahi waslap lalu basuh wajah dan leher pasien, dimulai dari

dahi. Tanyakan apakah pasien mau menggunakan sabun wajah?

 Basuh dan bersihkan bibir dengan arah melingkar

 Basuh kelopak matamenggunakan air bersih dengan arah dari

dalam ke luar

 Bersihkan seluruh daun telinga dengan perlahan

 Keringkan wajah dan telinga dengan handuk

12) Lengan

 Letakan handuk memanjang pada lengan yang terjauh

 Basahi dan sabuni lengan dengan arah dari pergelangan tangan

sampai pangkal lengan atau dari bagian bersih ke bagian yang

kotor

 Rendam tangan pasien lalu bersihkan telapak dan kukunya

menggunakan sikat dan sabun

 Bilas dan bersihkan aeluruh lengan dengan air bersih lalu

keringkan dengan handuk, setelah kering lengan diposisikan ke

arah atas

 Pindahkan handuk ke lengan terdekat, lakukan langkah langkah

yang sama pada lengan sebelumnya.

13. Dada
 Pindahkan handuk memanjang untuk menutupi bagian dada

dan perut pasien

 Basahi dan sabuni bagian dada hingga atas simfisis dengan arah

gerakan dari dada ke bawah atau dari yang bersih ke bagian

yang kotor

 Bilas dan bersihkan dengan air bersih lalu keringkan dengan

handuk setelah kering tutup dengan baju atau selimut bersih

14. Kaki

 Letakan handuk dibawah kaki yang terjauh dari perawat

 Basahi dan sabuni kaki tersebut dengan arah gerakan dari

telapak kaki ke paha atau dari bagian yang bersih ke bagian

yang kotor

 Rendam kaki lalu bersihkan kuku dan telapaknya dengan

menggunakan sikat dan sabun

 Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan handuk

 Setelah kering, tutup dengan selimut bersih

 Letakan handuk dibawah kaki yang terdekat dengan perawat,

bersihkan dengan cara yang sama

15. Genitalia

 Dengan mneggunakan waslap lain, basahi dan sabuni bagian

genetalia pasien (bila pasien bisa melakukannya sendiri berikan

waslap ditangan kiri dan ajari cara membersihkannya)


 Bilas dan keringkan area yang sudah dibersihkan, kemudian

tutupi dengan selimut bersih

16. Punggung

 Miringkan pasien (berlawanan dengan perawat), letakan

handuk memanjang di bawah punggung dan bokong pasien,

tutup bagian bagian kaki yag sudah bersih

 Basahi dan sabuni dengan arah dari bokong ke punggung. Bilas

dan keringkan dengan handuk

 Lakukan message dengan menggunakan losion atau minyak

dari arah bokong ke punggung, lakukan gerakan melingkar

pada area area tulang yang menonjol. Lakukan selama 3-5

menit

 Observasi adanya tanda-tanda luka tekan (kemerahan,lecet)

pada bagian yang menonjol

17. Berikan bedak, deodorant, dan lotion (sesuai kebiasaan pasien).

18. Bantu pasien memakai pakaian dalam dan baju luar

19. Atur pasien dalam posisi yang nyaman sebelum ditinggalkan

20. Rapikan dan bersihkan alat yang telah digunakan

b. Oral hygiene (membersihkan mulut pasien)

1. Definisi

Membersihkan mulut adalah membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi

dari semua kotoran atau sisa makanan dengan menggunakan kain kasa

atau kapas yang dibasahi air bersih.


2. Indikasi

1) Pada pasien lumpuh

2) Pada pasien sakit berat

3) Pada pasien apatis

4) Pada pasien stomatitis

5) Pada pasien yang lama tidak menggunakan mulut

6) Pada pasien yang tidak mampu melakukan perawatan mulut secara

mandiri.

7) Pada pasien yang giginya tidak boleh di gosok dengan sikat gigi

misalkan karena tomatitis hebat

8) Pasien sesudah operasi mulut atau yang menderita patah tulang rahang.

3. Kontraindikasi

1) Perhatikan perawatan mulut pada pasien yang menderita penyakit

diabetes dapat beresiko stomatitis ( penyakit yang disebabkan oleh

kemoterapi, radiasi dan itubasi selang nase gratik )

2) Luka pada gusi jika terlalu kuat membersihkannya

4. Pelaksanaan

1) Alat dan bahan

a) Pengalas (perlak dan kain)

b) Bengkok 1 buah (2 buah jika pasien sadar)

c) Kasa tebal lembab yang dibasahi dengan NaCl 0,9% atau air garam

d) Sudip lidah yang telah di balut dengan kasa (tidak perlu pada

pasien yang sadar)


e) Pinset anatomi 1 buah

f) Tisu pada tempatnya

g) Boraks gliserin (jika perlu)

h) Gentian violet (jika perlu)

i) Lidi kapas (jika perlu)

j) Air untuk berkumur dalam gelas (jika pasien sadar)

2) Cara kerja

a) Kaji kebutuhan pasien

b) Jelaskan perihal tindakan yang akan dilakukan.

c) Siapkan alat-alat sesuai kebutuhan pasien pada troli

d) Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien.

e) Cuci tangan

f) Atur posisi (miringkan kepala pasien)

g) Pasang pengalas dibawah dagu.

h) Letakkan bengkok dibawah dagu pasien.

i) Ambil kasa tebal yang telah dilembabkan dengan NaCl 0,9% atau

air garam.

j) Minta pasien untuk membuka mulut

k) Membersihkan mulut

 Bersihkan langit-langit mulut dengan cara menariknya dari arah

dalam ke luar.

 Bersihkan gusi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.

 Bersihkan gigi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.


 Gusi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri.

 Gigi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri

 Gusi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.

 Gigi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.

 Gusi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.

 Gigi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.

 Dinding mulut

 Lidah bagian atas dan bawah.

l) Keringkan bibir dengan tisu

m) Oleskan gliserin/gentian violet pada bibir

n) Keringkan bibir dengan tisu

o) Angakt bengkok dan pengalas

p) Atur posisi pasien

q) Rapikan alat-alat

r) Cuci tangan

s) Observasi keadaan pasien

t) Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.

c. Mencuci rambut pasien

1. Definisi

Mencuci rambut adalah menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala

dengan menggunakan sampo

2. Indikasi

1) Pasien yang rambutnya kotor dan keadaan umumnya mengizinkan.


2) Bagi pasien yang berkutu dan sebelum dicuci harus diobati dan di

pasang kap kutu lebih dulu.

3) Pasien yang akan menjalani operasi besar ( Bila keadaan umum

mengizinkan).

3. Kontraindikasi

1) Apabila teridentifikasi lesi actual ketidak normalan ada kulit kepala

2) Intregritas kulit kepala berhubungan dengan gangguan parasite

4. Pelaksanaan

1) Alat dan bahan

a) Pengalas

b) Sisir biasa

c) Tisu dan tempatnya

d) Bengkok berisi larutan lisol 2-3%

e) Kantong plastic

f) Karet pengikat (jikaperlu)

g) Minya krambut (jikaperlu)

h) Peniti (jikaperlu)

i) Talang karet (perlak dan handuk yang dibuat sebagai talang)

j) Handuk 1 buah

k) Sampo

l) Kom kecil 1 buah

m) Kain kasa dan kapas bulat dalam tempatnya

n) Gayung air
o) Baskom berisi air hangat (±400 C)

p) Ember kosong

2) Cara kerja

a) Identifikasi kebutuhan pasien

b) Identifikasikan tingkat kemandirian pasien terkait kemampuan

mencuci rambut

c) Lakukan kontrak dengan pasien (waktu, tempat dan tindakan)

d) Informasikan tujuan dilakukannya tindakan

e) Siapkan alat-alat dan susun di troli

f) Bawa alat-alat ke dekat pasien

g) Angkat bantal, lalu pasang pengalas dan handuk di bawah kepala

pasien

h) Pasang ujung rambut di atas bahu pasien

i) Atur posisi kepala pasien agar berada di pinggir tempat tidur

j) Pasang talang di bawah kepala pasien dengan ujung talang

dimasukkan ke dalam ember kosong, alasi ember dengan kain pel

k) Sisir rambut pasien

l) Tutup lubang telinga dengan kasa dan jika perlu tutup juga mata

pasien

m) Basahi rambut mula dari pangkal sampai ke ujung rambut.

n) Oleskan sampo ke seluruh permukaan kulit kepala dan batang

rambut kemudian usap sambai berbusa

o) Bilas rambut sampai bersih


p) Angkat penutup telinga dan mata

q) Angkat talang masukkan karet ke dalam ember dan angkat handuk

r) Keringkan rambut dengan handuk, jika perlu dibungkus

s) Sisir rambut

t) Atur kembali posisi pasien (jika pasien pada posisi tidur, alasi

bantal dengan handuk)

u) Rapikan kembali alat-alat

v) Cuci tangan

w) Observasi keadaan pasien

x) Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya

d. Memotong kuku pasien

1. Definisi

Memotong kuku adalah mengurangi panjang kuku tangan dan kuku kaki

dengan menggunakan alat pemotong kuku agar kotoran tidak masuk ke

dalam tubuh melalui kuku sehingga kuku tetap dalam keadaan sehat dan

bersih.

2. Pelaksanaan

1) Alat dan bahan

a) Gunting kuku dan pengikir

b) Bengkok berisi larutan lisol 2-3 % 1 buah

c) Baskom berisi air hangat (40-42˚C) 1 buah

d) Baskom berisi air bersih 1 buah

e) Handuk 1 buah
f) Pengalas perlak atau kain 1 buah

g) Sikat kuku 1 buah

h) Sabun 1 buah

i) Aseton dan kapas 1 buah

j) Lesion atau minyak 1 buah

k) Kain pel 1 buah (jika pelu)

2) Cara kerja

a) Identifikasi kebutuhan pasien.

b) Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.

c) Siapkan alat-alat sesuai dengan kebutuhan pasien.

d) Cuci tangan.

e) Pasang sampiran/penutup pintu.

f) Atur posisi pasien.

g) Pasang pengalas di bawah tangan tepat pada bagian kuku yang akan

dibersihkan. Bersihkan cat kuku dengan aseton (bila pasien

menggunakan cat kuku), kemudian letakkan baskom berisi air

hangat.

h) Rendam kuku tangan dengan air hangat selama 1-2 menit.

i) Sikat kuku dengan sikat khusus kuku dan sabun, lalu bersihkan dan

keringkan.

j) Dekatkan bengkok berisi larutan lisol 2-3% kepasien. Kemudian

tangan diletakkan diatasnya. Potong kuku tangan dengan lurus dan


tidak boleh sampai batas dasar kuku, kemudian kikir pinggiran-

pinggiran kuku.

k) Cuci kuku dan tangan dengan air bersih dan keringkan (jika perlu

berikan lotion pada jari-jari).

l) Angkat pengalas dan pindahkan ketangan yang lainnya. Lakukan

langkah-langkah g sampai dengan j.

m) Atur kembali posisi pasien.

n) Rapikan alat-alat dan kembalikan ketempatnya

o) Cuci tangan.

p) Observasi keadaan pasien.

q) Cacat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.

5. Faktor – faktor yang mempengaruhi personal Hygiene

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi

personal Hygiene adalah :

a. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli

terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita

Diabetes Melitus, ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh

dimandikan.

f. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan

diri seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

g. Kondisi Fisik

Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan

perlu bantuan untuk melakukannya.

6. Dampak Yang Di Timbulkan

Dampak yang timbul pada gangguan kebutuhan personal hygiene meliputi:

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering

timbul adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa

mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada luka.
b. Gangguan psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri

dan gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri

dan gangguan interaksi sosial (Tarwoto dan Wartonah 2015).

7. Tanda Dan Gejala gangguan Personal Hygeien

Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :

a. Fisik

1) Badan bau, pakaian kotor

2) Rambut dan kulit kotor

3) Kuku panjang dan kotor

4) Gigi kotor, mulut bau

5) Penampilan tidak rapi

b. Psikologis

1) Malas, tidak ada inisiatif

2) Menarik diri, isolasi

3) Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina

c. Sosial

1) Interaksi kurang

2) Kegiatan kurang

3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan

berantakan, buangair besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/ sikat

gigi, tidak dapat berpakaian sendiri (Hidayat, 2017).


8. Diagnosa

Dalam Nanda 2018, diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan

masalah perawatan hygiene terbagi menjadi empat, yaitu :

a. Defisit perawatan diri : makan

b. Defisit perawatan diri : mandi/hygiene

c. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias

d. Defisit perawatan diri : eliminasi


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. A. 2017. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 2 buku 2.


Salemba medika. Jakarta.
Sutanto, A. V, dan Fitriena. Y. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Pusta Batu
Press.Yogyakarta.
Tarwoto Dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusiadan Proses
Keperawatan. Edisi 5.Salembah Medika. Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai