Alat Kontrasepsi Iud
Alat Kontrasepsi Iud
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian IUD dan Jenis IUD.
2. Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan
3. Indikasi dan kontraindikasi IUD
4. Keuntungan dan kerugian IUD
5. Efek samping IUD
6. Waktu pemasangan IUD
C. Materi
Terlampir
D. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
E. Media
1. Satuan Acara Penyuluhan
2. Poster
F. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Menit Pendahuluan
1. Membuka acara dengan
1. Menjawab salam
mengucapkan salam kepada
peserta
2. Menyampaikan topic, maksud 2. Mendengarkan penyuluh
dan tujuan penkes kepada
peserta 3. Menyetujui kesepakatan
3. Kontrak waktu untuk waktu pelaksanaan
kesepakatan pelaksanaan penkes
penkes dengan peserta
G. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan IUD ?
2. Apa saja kerugian dan keuntungan IUD?
3. Bagaimana cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4. Apa saja efek samping dari IUD ?
H. Lampiran
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD
2. Jenis-jenis IUD
Alat Masa Bentuk
Penggunaan
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6
cm ;250mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
CU250 cm;250 mm2 lilitan tembaga
Pendek mengelilingi batang.
Multiload 5 tahun 375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
CU375 batang.
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan
inti perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang
dan cincin tembaga mengelilingi tiap
ujung masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-
masing 5mm dan diameter 2,2mm
dengan total 330 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang dan lengan.
3. Penjelaan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa
oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah
kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan
tuba falopi dan cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan
leukosit. Kondisi ini mngurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan
menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD bersifat toksik terhadap sperma dan
ovum.( Saefuddin, 2009).
CARA KERJA
· Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
· Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
· AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
· Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan
kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus
mengosongkan kandung kemih karena akan membuat pemasangan lebih mudah
meraba uterus pada abdomen dan lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya
dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual
sangat diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna
memeriksa bahwa tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah
efek samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi
nyeri atau pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang
dengan memberikan gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan” sehingga
harus menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual.
Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini
dibersihkan dengan bol kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan
kedalam uterus melalui saluran serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi
uterus. Tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang
seharusnya berkurang saat sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan
dengan korsep allis atau tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal
ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka. Selanjutnya
AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR
dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang serviks.
Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis AKDR.
(Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan
beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi harus
digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami
pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal
dan kapan harus kembali. Anda harus mengajariklien anda cara memeriksa benang
AKDR dan menganjurkan klien untuk melakukan hal ini setiap menstruasi.
(Notoarmodjo, 2010).
5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal
dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena
20 hari pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien
menderita neyri abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal.
Menganjurkan wanita pantang koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat
sehingga lendir serviks dapat kembali normal, yang membantu memberi perlindungan
dari infeksi yang lebih berat.
6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper
T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun.
Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama
pemakaian.
7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga
rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut
peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah
bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multi para
c. Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
e. Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Resiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k. Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di latih
secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah pemasangan 1
minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di
lakukan setiap 6 bulan sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan
misalnya :
· Perokok
· Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
· Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
· Gemuk ataupun kurus
· Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
· Penderita tumor jinak payudara
· Penderita kanker payudara
· Pusing-pusing atau sakit kepala
· Tekanan darah tinggi
· Varises di tungkai atau di vulva
· Penderita penyakit jantung
· Pernah menderita stroke
· Penderita diabetes
· Menderita penyakit hati
· Malaria
8. Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari
alat kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d. Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Di ketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)
9. Keuntungan
o Efektif dengan proteksi jangka panjang
Ø AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
Ø Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
Ø Tidak ada interakdi dengan obat-obat
o Tidak mengganggu hubungan suami istri
Ø Tidak berpengaruh terhadap ASI
Ø Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
Ø Epek sampingnya sangat kecil
Ø Memiliki epek sistemik yang sangat kecil
10. Kerugian
o Menoragie
o Dismenorea
o Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
o Peningkatan resiko infeksi radang panggul
o IUD terlepas keluar
o Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
o Malposisi IUD
o Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi
PENUTUP