Oleh :
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) IUD (Intra Uterine Device) Pasca Plasenta
telah dikonsulkan dan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : 12 September 2019
Tempat : Ruang Tunggu Poliklinik Kandungan RSAL Dr. Ramelan
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Pembimbing
Pengertian
IUD/AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan
kedalam rahim terbuat dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah
terjadinya konsepsi atau kehamilan (BKKBN, 2010). IUD/AKDR adalah
suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan
tembaga dan atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam
rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010). IUD
Pasca plasenta adalah AKDR yang dipasang setelah kelahiran plasenta baik
secara Sectio caesaria maupun persalinan pervaginam (Adriaansz dkk,
2014).
IUD merupakan alat kontrasepi yang sangat effektif karena
berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun paa IUD CuT-380A) serta
kesuburan setelah peghentian peakaia AKDR bisa segera kembali pulih
(Adriaansz dkk, 2014).
Indikasi
Yang dapat menggunakan
(1) Usia reproduktif..
(2) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
(3) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
(4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.
(5) Risiko rendah dari IMS
(6) Tidak menghendaki metode hormonal.
(7) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
Kontraindikasi
1. Perdarahan pasca persalinan
2. Infeksi dalam 6 minggu pasca persalinan
3. Infeksi pada masa kehamilan dan persalinan
4. Alergi terhadap tembaga
5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri
Keuntungan
1) Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi. Sangat efektif : 0,6-0,8
kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama
2) AKDR sangat efektif segera setelah pemasangan.
3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CU T 380A dan tidak
perlu diganti).
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat.
5) Tidak mempengaruhi hubungan sexual.
6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan CU AKDR (CU T380A)
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi).
10) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir).
11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat (Saifuddin, 2010)
Kerugian
Efek samping yang umum terjadi :
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama darah yang
keluar akan banyak dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak.
3) Perdarahan (Spotting) antar menstruasi. Kemungkinan terjadi spotting
beberapa hari setelah pemasangan
4) Saat haid lebih sakit. Jika memiliki dismenorhea akan memperparah
Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak
Komplikasi lain :
(1) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari pemasangan
(2) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia.
(3) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
(4) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
(5) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan.
(6) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR.
(7) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam
pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
(8) Sedikit nyeri dan perdarahan (spooting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
(9) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, hanya petugas
kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.
(10) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan).
(11) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR
untuk mencegah kehamilan normal.
(12) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya
ke dalam vagina, sebagaian perempuan tidak mau melakukan ini.
(Saifuddin, 2010)
3. Memegang AKDR dengan menggenggam lengan vertikal antara jari telunjuk dan jari
tengah tangan yang dominan.
4. Dengan bantuan spekulum vagina, visualisasikan serviks dan jepit serviks dengan
forsep cincin.
5. Keluarkan spekulum.
6. Secara perlahan, dengan arah tegak lurus terhadap bidang punggung ibu, masukkan
tangan yang memegang AKDR ke dalam vagina dan melalui serviks masuk ke dalam
uterus.
7. Lepaskan forsep yang menjepit serviks dan tempatkan tangan yang nondominan
pada abdomen untuk menahan uterus dengan mantap.
8. Setelah mencapai fundus, putar tangan yang memegang AKDR 45 derajat ke arah
kanan, untuk menempatkan AKDR secara horizontal pada fundus.
9. Keluarkan tangan secara perlahan, merapat ke dinding lateral uterus, perhatikan jangan
sampai AKDR tergeser ketika mengeluarkan tangan.
DAFTAR PUSTAKA