Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN KONTRASEPSI AKDR

( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM )

OLEH :

NANDA SUKMA KHAIRUNNISA

1814201023

PRODI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA

MEDAN

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Alat Kontrasepsi IUD


Subtopik : Alat kontrasepsi IUD
Sasaran : Ibu post partum dan Ibu menyusui
Pemateri :
Waktu : 40 Menit
Hari / tanggal :
Tempat :

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian IUD dan Jenis IUD.
2. Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan
3. Indikasi dan kontraindikasi IUD
4. Keuntungan dan kerugian IUD
5. Efek samping IUD
6. Waktu pemasangan IUD

C. Materi
Terlampir

D. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

E. Media
1. Satuan Acara Penyuluhan
2. Poster
F.     Kegiatan Penyuluhan

Waktu Tahap Kegiatan


Kegiatan
Penyuluh Sasaran

5 Menit Pendahuluan 1.      Membuka acara dengan 1.      Menjawab salam


mengucapkan salam kepada
peserta

2.      Menyampaikan topic,
maksud dan tujuan penkes 2.      Mendengarkan
kepada peserta penyuluh
3.      Kontrak waktu untuk
kesepakatan pelaksanaan
penkes dengan peserta 3.      Menyetujui
kesepakatan waktu
pelaksanaan penkes

20 Menit Kegiatan Penyuluh menjelaskan Mendengarkan penyuluh


Inti tentang : menyampaikan semua
materi sampai selesai
1.      Pengertian IUD dan
Jenis IUD.

2.      Prosedur Pemasangan
dan pasca pemasangan

3.      Indikasi dan
kontraindikasi IUD

4.      Keuntungan dan
kerugian IUD

5.      Efek samping IUD

6.      Waktu pemasangan IUD

15 Menit Evaluasi / 1.      Tanya Jawab 1.      Menanyakan yang


Penutup
belum jelas

2.      Memberikan pertanyaan 2.      Menjawab


kepada peserta pertanyaan

3.      Menyimpulkan dan
mengklarifikasi materi
penyuluhan yang telah 3.      Mendengarkan
disampaikan kepada peserta

4.      Menutup acara dan


mengucapkan salam serta
terimakasih kepada sasaran

4.      Mendengarkan
penyuluh menutup acara
dan menjawab salam

G.    Evaluasi

Prosedur               : Post Test


Bentuk                 : Lisan
Jenis                     : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1.      Apa yang dimaksud dengan IUD ?
2.      Apa saja kerugian dan keuntungan IUD?
3.      Bagaimana cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4.      Apa saja efek samping dari IUD ?
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD

1. Pengertian Kontrasepsi IUD


Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara
atau menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan alat atau dengan operasi. (Saefuddin, 2009).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah
alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukan kedalam rongga rahim,
yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan kedalam
rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya
bermacam-macam. (Subrata, 2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam rahim yang
bersifat sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit tembaga
yang berntuknya bermacam-macam.
2. Jenis-jenis IUD

Alat Masa Bentuk


Penggunaan

Multiloa 3 tahun Batang tegak lurus


d dengan panjang 3,6
cm ;250mm2 lilitan
tembaga mengelilingi
batang.

Multiloa 3 tahun Batang tegak lurus


d CU250 dengan panjang 2,5
Pendek cm;250 mm2 lilitan
tembaga mengelilingi
batang.

Multiloa 5 tahun 375mm2 lilitan


d CU375 tembaga mengelilingi
batang.

Flexi- 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat


T300 mengelilingi batang.

Nova T 5 tahun 380mm2 lilitan kawat


300 tembaga dengan inti
perak mengelilingi
batang.

T safe 8 tahun 380mm2 lilitan


380 A mengelilingi batang dan
cincin tembaga
mengelilingi tiap ujung
masing-masing lengan.

GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai


dengan 6 tabung
tembaga dengan
panjang masing-masing
5mm dan diameter
2,2mm dengan total 330
mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang dan
lengan.

3. Penjelasan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa oleh
wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan
dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan
cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini
mngurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan.
Tembaga pada IUD bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin, 2009).

CARA KERJA
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan
kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus
mengosongkan kandung kemih karena akan membuat pemasangan lebih mudah meraba
uterus pada abdomen dan lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya
dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual sangat
diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa
tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah
efek samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi nyeri
atau pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang dengan
memberikan gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan” sehingga
harus menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual.
Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini
dibersihkan dengan bol kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan
kedalam uterus melalui saluran serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi
uterus. Tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya
berkurang saat sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan dengan korsep allis
atau tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal ini dapat menyebabkan
rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka. Selanjutnya AKDR dimasukan melalui
canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR dipendekan saat telah berada
diposisinya dan dilipat keatas kebelakang serviks. Apabila ada masalah dengan
pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan
beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi harus
digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami
pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal dan
kapan harus kembali. Anda harus mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR
dan menganjurkan klien untuk melakukan hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo,
2010).
5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal
dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena 20
hari pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien
menderita neyri abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal.
Menganjurkan wanita pantang koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat
sehingga lendir serviks dapat kembali normal, yang membantu memberi perlindungan
dari infeksi yang lebih berat.
6. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan
masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan
pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
1) Usia reproduktif
2) Keadaan multi para
3) Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
4) Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
5) Setelah melahirkan dan sedang menyusui
6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7) Resiko rendah dari IMS
8) Tidak menghendaki metoda hormonal
9) Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
10) Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
11) Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di latih
secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah pemasangan 1
minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di
lakukan setiap 6 bulan sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
1) Perokok
2) Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
3) Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
4) Gemuk ataupun kurus
5) Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
1) Penderita tumor jinak payudara
2) Penderita kanker payudara
3) Pusing-pusing atau sakit kepala
4) Tekanan darah tinggi
5) Varises di tungkai atau di vulva
6) Penderita penyakit jantung
7) Pernah menderita stroke
8) Penderita diabetes
9) Menderita penyakit hati
10) Malaria

7. Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
1) Belum pernah melahirkan
2) Hamil atau di duga hamil
3) Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari
alat kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
4) Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
5) Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
6) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
7) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
8) Penyakit trofoblas yang ganas
9) Di ketahui menderita TBC pelvik
10) Kanker alat genital
11) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
12) Miom submokosum
13) Sering ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)
8. Keuntungan
1) Efektif dengan proteksi jangka panjang
2) AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
3) Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
4) Tidak ada interakdi dengan obat-obat
5) Tidak mengganggu hubungan suami istri
6) Tidak berpengaruh terhadap ASI
7) Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
8) Epek sampingnya sangat kecil
9) Memiliki epek sistemik yang sangat kecil

9. Kerugian
1) Menoragie
2) Dismenorea
3) Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
4) Peningkatan resiko infeksi radang panggul
5) IUD terlepas keluar
6) Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
7) Malposisi IUD
8) Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi
PENUTUP

Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang di pasang
dalam rahim yang relatif lebih epektif bila di bandingkan dengan metode pil, suntik, dan
kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari pelastik elastik, dililit tembaga atau
campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu
penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya
spermatozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini
harus di lakukan oleh tenaga medis (dokter/bidan terlatih) dapat di pakai oleh semua perempuan
usia reproduktif namun tidak boleh di pakai perempuan yang terpapar IMS. Jenis-jenis IUD
yaitu: Copper-T, Copper-7, multi load, lippes loap.

Jadi penulis berharap dengan adanya satuan acara penyuluhan ini masyarakat dapat lebih
mengerti mengenai alat kontrasepsi IUD baik dari manfaatnya maupun keefektipannya.

Anda mungkin juga menyukai