Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY “I” P2A0 AKSEPTOR KB BARU IUD


di PMB Bekti R.

Disusun oleh :
EGA WAHYU PRAYOGI
NIM : 18030018

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada saya sehingga mampu mengerjakan laporan ini sesuai waktu
yang telah ditentukan. Laporan ini membahas tentang “ Asuhan Kebidanan Komprehensif
Akseptor Baru KB IUD ” dalam rangka pemenuhan tugas kebidanan yang diselenggarakan
oleh Stikes dr. Soebandi Jember untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam
pelayanan kebidanan pada Bayi Baru Lahir.
Dalam penyusunan laporan ini, saya sebagai penulis berterimakasih kepada pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini, saya mengucapkan terimakasih
kepada Direktur, Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik Praktek Kebidanan serta
rekan-rekan yang membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini.
Saya sadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kritik dan saran sangat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis
juga berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 12 April 2021

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

MAHASISWA

EGA WAHYU PRAYOGI

NIM 18030018

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING PRAKTEK


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Menurut Hidayati (2009) ,IUD atau alat kontrasepsi rahim (AKDR ) adalah satu alat
kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik,bentuk,ukuran ,bahan dan
masa aktif fungsi kontrasepsinya),bentuknya macam-macam .

Kontrasepsi IUD mempunyai kelebihan seperti IUD dapat efektif segera setelah
pemasangan dibandingakan kontrasepsi yang lain.mempunyai metode jangka panjang 10
tahun dan tidak perlu diganti dan tidak perlu mengingat-ingat. Meningkat kenyamanan
seksual karena tidak perlu takut untuk hamil dan tidak mempengaruhi hubungan seksual,tidak
mempengaruhi kualitas ASI ,dapat dipasang setelah melahirkan atau setelah abortus , tidak
interaksi dengan obat-obat juga membantu mencegah kehamilan ektopik (Handayani,2010).

1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dan tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan mampu melakukan
atau melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB dengan baik dan benar,
menggunakan manajemen kebidanan dengan baik.
2. Tujuan khusus
1.3 Manfaat
Menambah wawasan pengalamandan pengetahuan pada tenaga kesehatan dan
mahasiswa yang masih belajar terutama pada bidan dalam menengani dan melakukan
pelayanan Asuhan Kebidanan pada Akseptor Baru KB IUD sehingga dapat menerapkan
ilmu yang sudah didapat dan meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pada
Akseptor Baru KB IUD.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian IUD


AKDR atau IUD atau Spilal adalah suatu benda kecil dari plastik yang lentur,
kebanyakan mempuyai lilitan tembaga ecopper,cuprum,cu), namunada juga yang tidak
berlogam, ada juga yang mengandung hormon, kontrasepsi IUD/AKDR biasanya
dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina yang berfungsi untuk menceggah erjadinya
kehamilan. IUD sangat objektif, rever sibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10
tahun= CUT - 380A). IUD dapat digunakan semua penampilan usia reproduktif
(Anggraini,2011)

2.2 Macam-macam IUD


1. Un- Medicated IUD
a) Lippes Loop
Diperkenalkan pada awal 1960-an, dan di anggap sebagai IUD standard, terbuat
dari ppolyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah bartum sulfat.
Ada 4 macam IUD lippes loop, yaitu:
1) Lippes Loop A : panjang 26,2 mm, lebar 2,2 mm, benang biru, satu titik
pada pangkal IUD dekat benang ekor
2) Lippes Loop B : panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm 2 benang hitam, bertitik
-4
3) Lippes Loop C : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm 2 benang kuning,bertitik
-3
4) Lippes Loop D : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm 2 benang putih, bertitik
-2
cara insersi : push-out leppas loop dapat dibiarkan m=utero untuk selama-
lamanya sampai meou pause, sepanjang tidak ada keluhan dan atau
persoalan bagi aksepturnya.
2. Mediated IUD
a) Copper IUD
Yang paling dikenal sampai saat ini adalah :
1) Cut 200 : panjang 36 mm, lebar 32 mm, mengandung 200 mm cm (luas
permukaan cu-Nga).
Tatum T : Tatum T daya kerja : 3 tahun
cara insersi :untuk diawal
2) cuT - 20 B : seperti cuT 200, tetapi ujung bagian bawah batang IUD
berbentuk bola
3) cuT -200 Ag : seperti CUT-200, tetapi mengandung inti Ag di dalam
tembaganya.
4) cuT -200 C : panjang 36 mm, lebar 32 mm, 220m2 cm di dalam tujuh
sehubung, 2 pada tangan dan 5 pada batang vertikalnya.
daya kerja : Tiga tahun
Cara Insersi : uith atnamal
5) CUT- 38 OA : panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm2 kawat cu pada
batang vertikal, 2 selubung
para Gand : cu seluas masing-masing 33 mm2 pada masing-masing lengan
horizontal
Daya kerja : 8 tahun (FDA . 10 tahun)
Cara insersi : withdrawal (teknik no-touch)
6) cuT - 370 Ag : seperti cuT - 380A, hanya dengan tambahan inti Ag di dalam
kawat cu nya
Daya kerja : 5 tahun
7) cuT- 380 S : cuT - 380 stimline selubung cu di letakkan pada ujung-ujung
lengan horizontalnya dan berada di dalam plastiknya.
Daya kerja : 2,5 tahun
8) Nova - T : panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm2 luas permukaan cu
dengan inti Ag didalam kawat Noragard cunya
Daya kerja : 5 tahun
Cara insersi : withdrawal
9) ML Cu- 250 :220 mm2 luas permukaan kawat cu benang ekor 2 lembar,
berwarna hitam dan tidak berwarna
Daya kerja : 3 tahun
Cara insersi : withdrawal
Ada 3 bentuk ML Cu - 250, yaitu :
a. Handart : panjang 35mm, lebar 18 mm
b. short : panjang 24 mm, lebar 18 mm
c. Mini : panjang 24 mm, lebar 13 mm
10) Ml cu – 375 : 375 mm luas permukaan kawat cu benang ekor 2 lembar,
berwarna hitam atau tidak berwarna
Daya kerja : 5 tahun
Cara Inersi : WithDranal
Ada 3 bentuk cu- 375:
a. Standard : panjang 35 mm, lebar 18 mm
b. Short : panjang 24 mm, lebar 18 mm
c. Nini : panjang 24 mm, lebar 18 mm
11) cu- 7 : panjang 36 mm, lebar 26 mm, mengandung 20mm luas permukaan
cu, mempunyai tabung insertar drameter paling kecil dibandingkan tabung
inserter IUD lain-lainnya sehingga dapat dianjurkan untuk nukigravid
Daya tahan/kerja : 3 tahun
Cara Insersi : withdrawal (dapat pula push-out)
12) MPL-Cu 240 Ag : 240 mm luas permukaan cu, dengan anti Ag di dalam
kawat cu-nya
Daya kerja : 3-5 tahun
Cara insersi : Withdrawal
Ada 3 bentuk MPL-cu 240 Ag:
a. Ukuran 0 : panjang 36 mm, lebar 18 mm, untuk ukuran rahim, 7cm
nutligravid
b. Ukuran 1 : panjang 31 mm, lebar 23 mm, untuk ukuran rahim 7-8 cm
c. Ukuran 2 : panjang 25 mm, lebar 30 mm, untuk ukuran rahim 8 cm atau
ara -4 atau lebih
13) Utering 330 cu : terbuat dari plastik polyethyene, dengan lebar tepi diagonal
15 mm, kawat cu berdiameter 0,4 mm dengan luas permukaan cu lebih dari
300 mm, mekangan sekitar batangnya dan tanpa benang ekor tabung
berdiameter 4 mm.
Daya kerja : 3 tahun
Pengeluaran : dengan ekstraktor IUD
keuntungan cu IUD :
a. Elupulsi lebih jarang, baik pada insersi interval, post-pantum maupun
post-abortus
b. Kehilangan daerah head lebih sedikit
c. Dapat lebih di rolek oleh wanita yang belum punya anak atau wanita
dengan paritas rendah
d. Ukuran tabung inserter lebih kecil
Kerugian cu IUD :
a. Perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun
b. Lebih mahal

b) UD yang mengandung hormon


Progesdtasart –T : Alza T
1. Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekoor hitam
2. Mengandung 32mg pregesterone, dan barium sulfat, melepaskan 65 mg
pregesterone
3. Tabung inserternya berbentuk lengkung (meniru lekuk lengkung cavum uter)
4. Daya kerja : 18 tahun
5. Teknik insersi : plunging (modifiod withdrawal)
- Keuntungan IUD yang mengandung hormon :
Mengurangi volume daerah haid ( dapat sampai dibawah tingkat pra-
insersi).
- Kerugian IUD yang mengandung hormon :
1. jauh lebih mahal daripada cu IUD
2. harus diganti setelah 18 bulan
3. lebih sering menimbulkan pendarahan mid-siklus dan pedarahan
bercak/spotting.
4. Insidons kehamilan edotopik lebih tinggi (Anggraini, 2011).

2.3 Keuntungan dan Kerugian KB IUD


1) Keuntungan
a. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi
Sangat efektif = 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
b. AKDR dapat efektif segeta setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dan CUT-3804 dan tidak perlu
diganti)
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
g. Tidak ad efek samping hormonal dengan CU AKDR (CUT-380 A)
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus(apabila tidak
terjadi infeksi)
j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setlah haid terakhir)
k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
l. Membantu mencegah kehamilan ektopik
2) Kerugian
a. Efek samping yang umum terjadi
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan espothing antar menstruasi
4. Saat haid lebih sakit
b. Komplikasi lain
1. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
2. Perdarahan berat pada waktu haid atau dari antaranya yang memungkinkan
penyebab anemia
3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR.PRD terdapat memicu infertilitas
f. Jauh lebih mahal dari pada CU IUD
g. Harus diganti setelah setelah 18 bulan (Anggraini,2011)
2.4 Waktu yang tepat untuk memasang AKDR
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dipotong diluar kamil dan saat selesai
menstruasi. Sekitar tahun 1970. Lippas loop D dipasang pada program postpartum.
Pemasangan program postpartum belum memuaskan karena banyak terjadi ekspulasi
dan masyarakat segan untuk kembali. Ekspulasi pertama terjadi pada pemasangan pasca
persalinan.
- AKDR dapat dipasang pada :
1. Bersama dengan menstruasi
2. Segera setelah bersih menstruasi
3. Pada masa akhir puerposiun
4. Pada tiga bulan pasca persalinan
5. Bersamaan dengan seksib sesarea
6. Bersamaan dengan abortus atau kuretage
7. Hari kedua- ketiga pasca persalinan
Rumor yang masih berkembang dalam masarakat pemasanga AKDR pasca
persalinan harus menunggu terjadinya menstruasi. Perlu diperhatikan bahwa wanita
dapat hamil tanpa di dahului menstruasi. Dengan demikian tentang kapan waktu
memasang AKDR perlu disebarkan dengan jelas kepada masyarakat, sehingga tidak
terlanjur hamil.
- Kapan AKDR tidak dapat dipasang?
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) tidak dapat dipasang pada keadaan :
1. Terdapat infeksi genetika
a. Menimbulkan eksaserbasi (kambuh) infeksi
b. Keadaan patologis lokal : fungkle,stunosis vagina,infeksi vagina.
2. Dugaan keganasan servites
3. Pendarahan dengan sebab yang tidak jelas
4. Pada kehamilan : terjadi abortus, mudah perferasi, pendarahan, infeksi
(Anggraini,2011).

2.5 Yang dapat dan tidak dapat menggunaka kb


1) Yang dapat menggunkan KB IUD
a. Kedaan nutipara
b. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
c. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
d. Setelah melahirkan dan tidak menginginkan menyusui bayinya
e. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
f. Resiko rendah dari IMS
g. Tidak menghendaki metode hormonal
h. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
i. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR cu dengan aman dan
defektif. AKDR dapat digunakan pada ibu dengan segala kemugkinan
keadaan, misalnya.
a. Perokok
b. Pasca keguguran dan kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya
infeksi
c. Sedang memakai antibiotika atau anti kejang
d. Gemuk ataupun kurus
e. Penderita tumor jinak payudara
f. Penderita kanker payudara
g. Pusing-pusing, sakit kepala
h. Tekanan darah tinggi
i. Varises di tungkai atau d uulua
j. Rendah menderita stroke
k. Penderita diabetes
l. Penderita penyakit hati atau empedu
m. Malaria
n. Penyakit hangruid
o. Setelah kehamilan eletopik
p. Setelah pembedahan pelvik

2) Yang dapat menggunkan KB IUD


a. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)
b. Pendarahan vagina yang tidak di ketahui (sampai dapat di evaluasi)
c. Sedang menderita infeksi alat genital (vagiditis,servitis)
d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita RRP atau
abortus septik
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yag dapat
mempengaruhi kavum utesi
f. Penyakit trifublas yang ganas
g. Diketahui menderita TBL pelvik
h. Kanker alat genital
i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Anggraini, 2011)

2.6 Mekanisme kerja IUD


Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui ada beberapa mekanisme kerja
IUD yang telah diajukan :
1. Timbulnya sreaksi radang lokal yang non-spesifik dalam camumuter shingga
implontasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2. Produksi lokal prataglanodin yang meninggi, yang menyebabkan terbentuknya
implontasi.
3. Gangguan /terlepasnya blastecyst yang telam ber implontasi di dalam endometrium
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi
5. Immobilitas spermatozoa saat melewati cavum uteri
6. Dari penelitian-penelitian terakhiir, disangka bahwa IUD mencegah spermatozoa
membuahi sel telur (mencegah fartilisasi)
7. Untuk IUDyang mengandung cu :
a. Antegonisme kationic yang spesifik terhadap an yang terdapat dalam enzim
carboniz anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genetalia wanita,
dimana cu menghambat reaksi carbonic anhydras sehingga tidak memungkin
terjadinya implontasi : Dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali
phoiphatase
b. Menggangu pengambilan estrogen endegenous oleh mocusa uterus
c. Menganggu jumlah DNA dam sel endemetrium
d. Menganggu metabolisme glikagen
8. Untuk IUD yang mengandung hormone pragesterone :
a. Gangguan proses pematangan proliferatif-sok tretois sehingga timbul
penekanan terhadap endometrium dan tergnaggunya proses implantasi
(endometrium tetap berada dalam fase deodial/progestational)
b. Lendir servises yang menjadi lebih kental/tebal karena pengaruh progestin
Dari uraian di atas, maka IUD tampaknya tidak :
a. Mencegah ovulasi
b. Menganggu corpus leteum (Anggraini, 2011)
2.7 Langkah-langkah pemasangan dan pencabutan IUD
1) Langkah-langkah pemasangan KB IUD
a. Persiapan alat
1. Bivalle speculum (kecil, sedang atau besar)
2. Tenakulum
3. Sonde uterus
4. Korentang / cunam ovum
5. Gunting
6. Mangkuk untuk larutan antiseptik
7. Sarung tangan (DTT atau steril) atau sarung tangan periksa yang baru)
8. Cairan antiseptik
9. Kain kasa atau kapas
10. Sumber cahaya untuk menerangi serviks (lampu senter)
11. AKDR (CUT 380 A) dalam kemasan steril (Affandi, 2014)
b. Langkah-langkah pemasangan AKDR Copper T 380 A
Langkah Alasan Uraian
Langkah 1
Jelaskan kepada klien Hal ini dapat Hindari pernyataan
apa yang akan dilakukan menenangkan klien, “ini tidak sakit” pada
dan mempersilahkan memindahkan pemasangan saat melakukan
klien mengajukan dan mengurangi rasa sakit langkah yang dapat
pertanyaan menimbulkan rasa
nyeri atau “ hampir
selesai” pada saat
baru akan mulai
memasang
Sampaikan kepada klien Hal ini untuk
kemungkinan timbul mengesankan anjuran Ajaklah pasien
rasa nyeri saat kejujuran dan saling berbicara selama
pemasangan dan petugas percaya prosedur
akan menjelalskan pemasangan
kembali hal tersebut,
saat pemasangan

Pastikan klien telah Hal ini dilakukan untuk


mengosongkn kandung memudahkan pemeriksaan
kemihnya panggul
Langkah 2
Pemeriksaan / periksa Untuk memeriksa adanya Pakai sarung tangan
genetalia eksterna ulkus pembekakan setelah dipakai
kelenjar geth bening sarung tangan harus
(bubo). di dekontaminasi, cci
Untuk memeriksa adanya dan DTT atau
pembengkakan kelenjar sterilisasi
bartolini dan kelenjar
skene

Lakukan pemeriksaan Untuk memeriksa adanya Setelah dipakai


inspekule cairan vagina, servisitis spekulum harus
dan mengambil spesimen didokentaminasi,
pemeriksaan mikroskopis cuci dan DTT atau
(bila diperlukan) sterilisasi

Lakukan pemeriksaan Untuk menentukan besar, Jangan lakukan


panggul posisi, konsistensi, dan pemasangan bila ada
mobilitas uterus infeksi atau hamil
Untuk pemeriksaan nyeri
goyang serviks dan tumor
pada codnekser atau
kavum donglasi
Langkah 3
Lakukan pemeriksaan Untuk memeriksaan Viginitis harus
mikroskopik apabila adanya jamur,trikomonas, diobati dulu sebelum
terus diadan ada bakterial vaginos (preparet dipasang AKDR
indikasi) bawah sanline dan
kohserta pemeriksaan pH)
Untuk memeriksa adanya Gonorea (diplokokus
gonirea atau klamida gram negatif
intraseluleratau
klammidiaa harus
diobati da periksa
kembali setelah
selesai pengobatan.
AKDR tidak boleh
dipasang
Langkah 4
Masukkan lengan Sarung tangan DTT atau Jangan masukkan
AKDR Copper T 380A steril tidak perlu untuk lengan AKDR lebih
di dalam kemasan memasukkan lenga AKDR dari 5 menit sebelum
hasilnya didalam kemasan sterilnya pemasangan, karena
lengan AKDR tidak
dapat kembali seperti
bentuk semula
(lurus) setelah di
pasang
Langkah 5
Masukkan spekulum dan Larutan antiseptik Usap seluruh vagina
usap vagina dan serviks mencegah infeksi pada dan serviks dengan
dengan larutan antiseptic area kerja larutan antiseptik
92x/lebih).
Pemberian anstesi
likal hanya bila
diperlukan
Lakukan atau gunakan Tenakulum untuk Pasang tenakulum
tenakulum untuk stabilitasi uterus dan secara hati-hati pada
menjepit serviks mengurangi resiko posisis vertikal (jam
perforasi 11 atau jam 1) jepit
pada satu temat untk
mengurangi sakit
Langkah 6
Masukkan sonde uterus
Untuk menentukan posisi Memasukkan secara
uterus dan keadaan kevum perlahan-lahan dan
uteri hati

Memasukkan sonde sekali Janga menyenth


masuk (teknik tanpa dinding vagina atau
sentuh) untuk mengurangi bibir spekulum
resiko infeksi (untuk menghindari
kontaminasi)
Langkah 7
Pasang AKDR Copper T Atur letak pembatas Jangan memaksakan
380 A (warna biru) pada tabung pemasangan apabila
inserter sesuai dengan terasa ada tahanan
kedalaman kavum uteri.
Masukan tabung inserter
sampai menyentuh fundus
atau sampai terasa ada
tahanan (pembatas
menyentuh serviks)

Lepas lengan AKDR Gunakan tenakuum


dengan menggunakan untuk menahan
tekhnik menarik tabung posisi uterus saat
insenter (withdrawa meleppas lengan
technique) tarik keluar AKDR
pendorong

Setelah lengan AKDR


dilepas, didorong secara Pastikan AKDR
perlahan-lahan tabung telah terpasang
insenter kedalam kavum sampai di fundus
uteri sampai pembatas
(warna biru) menyentuh
serviks

Tarik keluar sebagian


tabung insenter untuk Pastikan sisa benang
menampikan benang AKDR yang telah
AKDR kira-kira 3-4 cm dipotong masih
dari ostium serviks berada di dalam
tabung insenter,
untuk memudahkan
pembuanganmya
Langkah alterntif, tarik
keluar seluruh tabung Mengurangi resiko
insenter, jepit benang AKDR tercepat
AKDR dengan keluar (kemungkinan
menggunakan cunam benang terjepit pada
ovum kira-kira 3-4 cm dari gunting, bila
oskum serviks dan potong guntingnya tumpul
benang AKDR pd tempat dan benang tidak
tersebut terpotong dengan
benar)
Langkah 8
Buang bahan-bahan Memperkecil resiko Taruh bahan-bahan
habis pakai yang penularan hepatitis Bdan habis akai (kapas
terkotaminasi sebelum HIV/AIDS pada petugas atau kasa) yang
melepas sarung tangan terkontaminasi
(darah atau cairan
vagina) kedalam
kantong plastik yang
tidak bocor dan
kemudian dibakar

Bersihkan permukaan Memperkecil resiko Jangan terlalu hemat


meja peralatan, ranjang penularan hepatitis B dan memakai larutan
ginekologi yang HIV/AIDS pada petugas klorin 0,5%
terkontaminasi dengan
larutan klorin 0,5%
Langkah 9
Lakukan dekontaminasi Memperkecil resiko Rendam alat-alat
alat-alat dan sarung penularan hepatits B dan dalam larutan klorin
tangan dengan segera HIV/AIDS pada petugas 0,5% selama 10
setelah selesai dipakai menit sebelum dicuci
dan di disenfeksi

Celupkan kedu
tangan yang masih
memakai sarung
tangan kedalam
larutan korin 0,5%
kemudian lepas
sarung tangan secara
terbalik kemudian
rendam dalam
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
Langkah 10
Ajarkan pada klien Utuk segera melakukan Bila secara pribadi
bagaimana memeriksa koreksi apabila terjadi dan budaya tidak
benang AKDR (dengan ekspulsi AKDR menjadi mesalah,
menggunakan model bila klien dapat
tersedia) mempraktikan cara
pemeriksaan benang
AKDR sebelum
meninggalkan klinik

Meminta klien Untuk observasi gejala Walupun jarang,


menunggu di kinik nyeri perut, mual atau keadaan ini bisa
selama 15-30 menit muntahdan menentukan menjadi bila
setelah pemasanga apakah AKDR perlu dipasang AKDR
AKDR dicabut apabila dengan dengan tembagi
analgesik ringan (Aspirin ukuran kecil pada
atau ibuprofen) nyeri perempuan yang
tersebbut tidak hilang sudahh
pernahmelahirkan
(Affandi,2014)

2) Langlah-langkah pencabutan AKDR Copper T 380 A


a. Persiapan alat
1. Bivalle speculum (kecil, sedang atau besar)
2. Korentang / cunam ovum
3. Mangkok untuk larrutan antiseptik
4. Sarung tangan (DTT atau steril atau sarung tangan periksa yang baru)
5. Cairan antiseptik
6. Kain kasa atau kapas
7. Sumber cahaya untuk menerangi serviks
3) Langkah-langkah pencabutan AKDR Copper T 380 A
Langkah 1 : menjelaskan pada klien apa yang akan dilakukan persilahkan klien
untuk bertanya
Langkah 2 : memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan benang AKDR
Langkah 3 : mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2-3 kali
Langkah 4 : memberitahukan klien sekarang akan dilakukan pencabutan.
Meminta klien untuk tenang dan memberitahukan mungkin timbul
nyeri tapi itu normal
- Pencabutan sulit : bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada kanalis
servikalis dengan menggunakan klaim lurus atau lengkung bila tidak ditemukan
pada kanalis servikalis, memasukkan alat pencabut AKDR ke dalam kavum
uteri untuk mencuit AKDR.
- Bila sebagian AKDR sudah ditarik keluar tetapi kemudian sulit untuk
dikeluarkan melalui kanalis servikalis, puter klem (pelan-pelan) ambil tetap
menarik batang AKDR selama klien tidak mengeluh sakit. Bila dari
pemeriksaan bimanual didapatkan menemuan uterus hiper ante/retrofleksia,
gunakan spekulum atau tenakulum untuk menjepit serviks dan lakukan tarikan
ke bawah dan ketas dengan pelan-pelan dan hati-hati, sambil memutar klem
- Pencabutan normal : jepit benang di dekat serviks menggunakan klem lurus /
klem ovum DTT / steril. Tarik benang pelan-pelan, (tidak boleh menarik dengan
kuat) AKDR biasanya dapat dicabut dengan mudah. Untuk mencegah
benangnya putus, tarik degan kekuatan tetap dan cabut AKDR secara perlahan.
Bila benang putus saat ditarik tettapi ujung AKDR masih dapat dilihat maka
jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar
Lengkah 5 : pasang AKDR yang baru bisa klien menginginkan dan kondisinya
memungkinkan. (Affandi, 2014)

ASKEB TEORI

Nama Pengkaji :
Tanggal/ Jam Pengkaji :
Tempat Pengkajian :
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : agar tidak terjadi kekeliruan nama dalam memberikan asuhan
Umur : untuk mengetahui usia klien
Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan
Pendidikan : ditanyakan untuk mengetahui tingkat Intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
Pekerjaan : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
Alamat : ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan di ketahuinya alamat tersebut bidan dapat
mengetahui tempat tanggal pasien/klien dan lingkungannya.
2. Alasan Kunjungan
Untuk mengetahui apakah klien pertama kunjungan/ ulang/ ada keluhan yang
dirasakan ibu saat ini
3. Riwayat penyakit sekarang, dahulu, dan keluarga
ibu mengatakan tidak menderita penyakit sistemik dan keturunan seperti
( hipertensi ,Jantung, diabetes mellitus, asma, TBC, dan PMS ) dan tidak adanya
Riwayat alergi obat dan riwayat keturunan kembar.
4. Riwayat Menstruasi
a. Siklus menstruasi
Untuk mengetahui adanya gangguan sistem hormonal dalam tubuh jika siklus
haidnya tidak teratur.
b. Disminore
Untuk mengetahui apakah adanya penyakit endometritis, miomeuteri
c. Teratur/ tidak
d. Lama :
e. HPHT : hari pertama haid terakhir
5. Riwayat Obstetri
a. Kehamilan : untuk mengetahui umur kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan
kehamilan.
b. Persalinan : spontan atau buatan, lahir aterm atau premature, ada perdarahan atau
tidak, waktu persalinan, penolong dan tempat melahirkan.
c. Anak : untuk mengetahui berat badan baru lahir, jenis kelamin, usia saat Ini,
tunggal atau ganda, komplikasi, kondisi saat ini (hidup atau mati ).
d. Nifas : untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah
dalam kesehatan yang baik).Apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada
masa nifas dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya.
6. Riwayat Perkawinan
a. Status perkawinan : untuk mengetahui sah/ tidak
b. Kawin : untuk mengetahui berapa kali kawin
c. Lama perkawinan : untyk mengetahui berapa lama umur perkawinan
e. Pola kehidupan sehari-hari
a. Nutrisi : ibu makan minimal 3 sampai 4 kali selama kehamilan dan
minum minimal 8 gelas perhari.
b. Pola istirahat : ibu tidur siang 1 jam sampai 2 jam dan tidur malam 8 sampai
9 jam.
c. Pola eliminasi : ibu buang air kecil 6-7 kali dan buang air kecil 1-2 kali
perhari.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) TTV
a. Tekanan darah : 120/80 mmhg
b. Nadi : 60-80x/menit
c. Pernafasan : 20x/menit
d. Suhu :36-37ᵒC
4) BB saat ini :
2. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : tidak pucat, tidak odema dan tidak ada cloasma
gravidarum
2) Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak
terdapat pembesaran kelenjar limfe
3) Dada : pernafasan teratur, tidak terdapat wheezing dan rochi,
tidak terdapat retraksi.
4) Abdomen : bulat, tidak terdapat luka bekas operasi
5) Genetalia : bersih, varises (-)
6) Ekstermitas atas
Atas : simetris, tidak odema
Bawah : tidak odema dan tidak varises, reflex patella (+/+)
ANALISA
1. Ny ‘’…’’ P…. dengan Akseptor KB Baru IUD
2. Masalah
PENATALAKSANAAN

Jam Kegiatan Paraf


1. Memberitahu tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi
ibu baik dan hasil pemeriksaan, TD: …mmHg, N: …
x/menit, R: ….x/menit, S:… C, BB:…kg. Pada
pemeriksaan obstetric tidak ada masalah ,porsio
antefleksi ,panjang rahim 7cm dan tidak ada kelainan
dalam rahim ,ibu dapat menggunakan alat kontrasepsi
KB IUD/AKDR (coper Tcu 380 A).
Respon /hasil :.
2. Menjelaskan kepada ibu apa yang akan dilakukan dan
memberi kesempatan untuk bertanya (Imforn Consent).
Respon /Hasil :

3. Mempersilahkan ibu untuk Mempersilahkan ibu untuk


melakukan pembilasan vagina dan sekalian ibu
mengosongkan kandung kemih.
Respon /Hasil :

4. Memperiapkan alat-alat dan Bahan habis pakai untuk


pemasangan IUD (copper TCU 380A).
Respon /Hasil :

5. Mempersilahkan ibu untuk melakukan pembilasan vagina


dan sekalian ibu mengosongkan kandung kemih.
Respon /Hasil :
6. Menggunakan sarung tangan untuk melakukan
pemeriksaan genetalia eksterna untuk melihat adanya
ulkus ,pembengkakan kelenjar bartolini dan kelenjar
skene.
Respon / hasil :

7. Melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan


besar,posisi,konsistensi dan mobilitas uterus ,adanya
nyeri goyang servik dan tumor pada adneksa atau kavum
doublasi.
Respon /hasil :

8. Memasukkan lengan IUD dalam kemasan steril.


Respon /hasil :

9. Memasukkan speculum dan mengusap vagina dan servik


dengan larutan antiseptic sebanyak 2 kali / lebih

Respon /Hasil :
10. Memasang tenakulum untuk menjepit servik secara hati-
hati pada posisi vertical jam, jepit dengan pelan hanya
pada satu tempat untuk mengurangi sakit.

Respon /hasil :

11. Memasukkan sonde uterus sekali masuk untuk


mengurangi risiko infeksi dan untuk mengukur posisi
uterus serta panjang uterus (tidak menyentuh dinding
vagina).
Respon /Hasil :

12. Memasukkan IUD kekanalis servikalis dengan


mempertahankan posisi leher biru dalam arah
horizontal ,menarik tenakulum sehingga kavum uteri
,kanalis serviks dan vagina berada dalam satu garis
lurus ,kemudian mendorong tabung inserter sampai
terasa ada tahanan dari fundus uteri. Mengeluarkan
secara withdrawal yaitu sebagian tabung inserter dari
kanalis servikalis ,pada waktu benang tampak tersembul
keluar tersembul keluar dari lubang kanalis servikalis
sepanjang 3-4 cm ,potong benang tersebut dengan
menggunakan gunting untuk mengurangi risiko IUD
tercabut keluar .Kemudian ,tarik tabung pendorong
dengan hati-hati. Melepas tenakulum ,bila ada
pendarahan banyak dari tempat bekas jepitan
tenakulum ,tekan dengan kasa sampai perdarahan
berhenti.
Respon /Hasil :

13. Meremdam alat-alat pemasangan IUD dengan cara


merendam di larutan klorin 0,9 %
Respon/hasil :

14. Memberikan konseling pasca pemasangan


a. menganjurkan ibu untuk mengkosumsi tablet fe setiap
kali haid.
b. dan memberitahu ibu untuk tidak khawatir jika ingin
bersenggama karena IUD sudah terpasang dengan baik
c. mengajarkan ibu cara mengecek keadaan benang yaitu
dengan cara : ibu jongkok lalu masukan jari tengah ,jika
teraba benang itu menandakan IUD terpasang dengan
baik ,jika teraba semakin panjang atau tidak teraba segera
kembali ke BPM
d. dan mengangjurkan ibu untuk control satu minggu lagi
respon /Hasil :

BAB III

TINJAUAN KASUS
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a) Berdasarkan dari hasil laporan asuhan kebidanan komorehensif yang dilakukan pada
Ny “I” memilih untuk berKB IUD
b) Berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi ibu tidak ada pantangan dalam penggunaan
KB IUD , sehingga ibu dapat menggunakan KB IUD dengan baik.
c) Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny “I” agar ibu megetahui cara kerja, efek
samping, dan keuntungan suntik KB IUD Dan diharapkan melakukan kunjungan
ulang.
5.2 Saran
a. Klien dan responden
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai standart
pelayanan kebidanan. Klien mendapat informasi tentang KB.

b. Mahasiswa
Meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan mahasiswi dalam
memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana KB dengan menggunakan
asuhan kebidanan SOAP

DAFTAR PUSTAKA

Anandia ,B.2013.Buku panduan pelayanan kontrasepsi.Jakarta:PT Bina pustaka,Sarwono


Prawirohardjo

BKKN.2015.Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi.Jakarta :PT Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai