Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN

PRAKTEK PERAWATAN DASAR

Dosen pengampu : Hasbi Assiddiq S., S.T., M.T.

Anggota:

Nama : Nim :
Kristian Nurpratama 2121401003
Arini Widia Astuti 2121401029
Diaz Ar Rahim Rudi Syam 2121401028
M. Rijali Fahmi 2121401011
Wahyu Suwandi 2121401009
COVER

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


POLITEKNIK KOTABARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat
dan karunia-Nya, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktek dari mata kuliah Praktek Perawatan Dasar oleh
Bapak Hasbi Assiddiq S., S.T., M.T. guna memperoleh salah satu prasyarat
pemberian nilai oleh mata kuliah bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini adalah berkat
bantuan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak baik moral maupun material.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan rasa
terima kasih kepada semua pihak-pihak yang telah membantu.
Semoga amal kebajikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
pahala dan mendapat amal yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, semua mahasiswa diharapkan
menjadi calon tenaga kerja yang profesional, handal berwawasan industri serta
mampu mandiri menyongsong era globalisasi yang tidak terelakkan lagi. Artinya
mampu menguasai dan mengimplementasikan semua apa yang didapat selama di
bangku kuliah dan mengikuti praktikum ini, berhasil mewujudkan dalam dunia
kerja nyata di lapangan.
Terlepas dari semua itu, kita menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kita menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kita dapat memperbaiki laporan ini.

Kotabaru, November 2022


Tim penyusun :

Kelompok 2
BAB I
TRANSMISI SABUK PULI
A. Tujuan
1. Mengenali jenis transmisi yang umum digunakan pada suatu sistem
permesinan
2. Memahami prinsip kerja dari transmisi sabuk puli
3. Memahami proses perawatan dan mekanisme kerja pada transmisi sabuk
puli
B. Alat dan Bahan
1. Majun
2. Kaos Tangan
3. kuas
4. Vernier Caliper
5. Kunci Pas Ring Diameter 16 mm, 17 mm, Dan 22 mm
6. Penggaris Baja
7. Obeng Min
8. Grease Cobra
9. Oli Pelumas
10. Solar
11. Palu Karet
12. Amplas
13. Sabuk
14. Puli
15. Poros
16. bantalan
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja. Praktik K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi,
dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu
kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan,
psikologi organisasi dan industri.
1. Sebelum memulai praktik, mahasiswa harus mentaati tata tertib ruang
praktek.
2. Gunakanlah pakaian praktek selama melakukan praktek.
3. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum
4. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
5. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek
6. Apabila ada kesulitan konsultasikan dengan dosen pengajar/instruktur
Keselamatan kerja pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kelompok
yang satu dengan lainnya sangat berkaitan dengan erat:
1. Keselamatan lingkungan
2. Keselamatan diri
3. Keselamatan benda kerja
Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur diatas
diperhatikan dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal terlaksana maka
kita akan memperoleh predikat yang kurang baik yang diberikan baik oleh
masyarakat, perusahaan maupun konsumen pengguna jasa kita. Pada aspek
keselamatan diri disarankan untuk selalu menggunakan peralatan keselamatan
dan kesehatan kerja yang disediakan oleh kampus dan jangan sekali-kali
mengabaikannya, seperti:
1. Baju praktek
2. Sarung tangan
3. Sepatu safety
D. Dasar Teori
1. Sabuk
Tranmisi sabuk merupakan salah satu jenis sistem transmisi.
Tenaga/daya/momen puntir ditransmisikan dari poros yang satu keporos yang
lain melalui sebuah sabuk yang melingkar pada puli yang terpasang pada poros.
Kedudukan poros yang satu dengan poros yang lain dapat sejajar ataupun
menyilang. Kemampuan transmisi dari sistem ini sangat ditentukan oleh karakter
gesekan antara sabuk dan permukaan puli. Oleh sebab itu besarnya gaya tegang
dalam sabuk (yang mengakibatakan tegangan tarik) menentukan besarnya
momen puntir yang dapat ditransmisikan:
a. Keuntungan Dari Sisitem Transmisi sabuk (dibandingkan dengan system
transmisi roda gigi atau rantai) :
1) Tidak berisik.
2) Dapat menerima dan meredam beban kejut.
3) Jarak poros tidak tertentu.
4) Dipandang dari segi konstruksi dan pembuatan, mudah dan murah.
5) Hanya memerlukan sdikit perawatan (tanpa menggunakan pelumas).
b. Kerugian dari system transmisi sabuk :
1) Selip yang terjadi mengakibatkan rasio angka putaran tidak konstan.
2) Diukur dari besarnya tenaga yang ditransmisikan, sistem transmisi sabuk
memerlukan dimensi/ukuran yang lebih besar daripada sistem transmisi
roda gigi maupun rantai.
c. Sabuk – V
Sabuk–V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.
Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk
membawa tarikan yang besar. Sabuk – V dibelitkan disekeliling alur puli yang
berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli mengalami
lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya
gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan
menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal
ini merupakan salah satu keunggulan sabuk – V dibandingkan dengan sabuk
yang lain.
d. Jenis sabuk-v
Menurut Standar India (IS: 2494-1974), V-sabuk yang dibuat dalam lima
jenis yaitu A, B, C,D dan E. Dimensi untuk standar V-sabuk ditunjukkan pada
Tabel 20.1. Katrol untuk sabuk-v dapat dibuat dari besi cor atau baja ditekan
untuk mengurangi berat beban. Dimensi untuk standar V - beralur puli menurut
IS: 2494 - 1974, ditunjukkan pada Tabel 20.2
e. Konstruksi dan ukuran penampang sabuk-V

Gambar. 2.5. Konstruksi dan ukuran penampang sabuk-V.(Siburian, 2019)


2. Puli
Puli digunakan untuk memindahkan daya satu poros ke poros yang lain
dengan alat bantu sabuk, karena perbandingan kecepatan dan diameter
berbanding terbalik, maka pemilihan puli harus dilakukan dengan teliti agar
mendapatkan perbandingan kecepatan yang diinginkan, diameter luar digunakan
untuk alur sabuk dan diameter dalam untuk penampang poros. Pada umumnya
bahan yang digunakan untuk puli adalah:
a. Besi tuang
b. Besi baja
c. Besi press
d. Aluminium
e. Kayu
Untuk puli dengan bahan besi mempunyai faktor gesekan dan karateristik
penguasaan yang baik. Puli yang terbuat dari baja press mempunyai faktor
gesekan yang kurang baik dan lebih mudah aus dibanding dengan puli dari bahan
besi tuang. Bentuk puli dan tipe puli yang dapat digunakan untuk sabuk
penggerak dapat dibagi dalam beberapa macam tipe yaitu:
1) Puli datar
Bentuk penampang datar (flat), puli ini digunakan untuk transmisi sabuk
datar. Puli kebanyakan terbuat dari besi tuang, ada juga yang terbuat dari baja
dan bentuk yang bervariasi.
2) Puli mahkota
Puli ini lebih efektif dari puli datar karena sabuknya sedikit menyudut
sehingga untuk selip relatif kecil
E. Pembahasan
Data hasil pengukuran transmisi sabuk dan puli
NO DATA UKURAN
1 Jarak antara poros 1 dan 2 58,6 cm
Kondisi cincin pembatas kurang satu
2
pada masing-masing pada poros
3 Semua bantalan masih bagus
4 Diameter dalam puli kecil 38 mm
5 Diameter luar puli kecil 104,5 mm
6 Tebal diameter dalam puli kecil 33 mm
7 Tebal puli kecil 45 mm
8 Lebar puli kecil 14,5 mm
9 Tebal dinding puli kecil luar 8 mm
10 Tebal dinding puli kecil tengah 12 mm
11 Tebal dinding puli kecil dalam 8 mm
12 Pasak puli kecil tebal 7 mm
13 Pasak puli kecil panajng 45,5 mm
14 Pasak puli kecil tinggi 9 mm
15 Lebar sabuk 15 mm
16 Tinggi sabuk 11 mm
17 Panjang sabuk 1 168cm
18 Panjang sabuk 2 167cm
19 Diameter dalam puli besar 48 mm
20 Diameter luar puli besar 250,5 mm
21 Diameter ketebalan puli besar 44 mm
22 Lebar tempat sabuk 6,5 mm
23 Kedalaman tempat sabuk 15 mm
24 Dinding luar puli besar 8,5 mm
25 Pasak puli besar lebar 8 mm
26 Pasak puli besar panjang 45 mm
27 Pasak puli besar tinggi 2 mm
28 Tebal diameter puli besar 45 mm
29 Diameter biji bantalan 8,5 mm
30 Jumlah biji bantalan 16 buah
31 Jarak poros puli kecil ke besar 60 cm
32 Niple lengkap
33 Jarak poros puli kecil ke besar 60 cm

Adapun langkah-langkah yang di lakukan untuk mendapatkan data di atas


adalah :
1. Melakukan penginspeksian pada sabuk dan puli
Inspeksi adalah langkah awal dalam melakukan perwatan adalah melakuan
inspeksi untuk mendeteksi masalah atau kerusakan pada sebuah alat yang ingin
dilakukan proses perawatan.
2. Melakukan pembongkaran pada sabuk dan puli
Pembongkaran dilakuan untuk melakukan pengukuran, mengganti atau
memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Dengan tujuan agar dapat
mengukur dan mengevaluasi komponen-komponen utama pada sistem transmisi
sabuk dan puli.
3. Melakukan pengukuran
Adapun pengukuran yang di lakukan adalah sebagai berikut :
a) Mengukur poros dengan menggunakan vernier caliper
Gambar 4.1 Mengukur poros dengan menggunakan vernier caliper
b) Mengukur jarak antar pusat poros menggunakan mistar baja

Gambar 4.2 mengukur jarak antara pusat poros


c) Mengukur diameter puli dengan menggunakan mistar baja

Gambar 4. 2 Mengukur diameter puli dengan menggunakan mistar baja


d) Mengukur panjang, lebar, tinggi puli dengan menggunakan vernier caliper

Gambar 4. 3 Mengukur panjang, lebar, tinggi puli dengan menggunakan vernier


caliper
e) Mengukur diameter bantalan menggunakan vernier caliper

Gambar 4. 4 Mengukur diameter bantalan menggunakan vernier caliper


f) Mengukur Pasak dengan menggunakan vernier caliper
Gambar 4. 5 Mengukur Pasak dengan menggunakan vernier caliper

4. melakukan perawatan

Adapun perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :


a) Pembersihan rumah dan dudukan bantalan

Gambar 4.7 pembersihan rumah dan dudukan bantalan

Pembersihan rumahan dan dudukan bantalan dilakukan untuk menjaga


umur transmisi agar mampu menjaga bantalan agar tetap dalam kondisi
baik, membersihkan dari kotoran-kotoran yang bisa menghambat putaran
bantalan, yang mengakibatkan putaran transmisi menjadi lebih berat.
Pembersihan dilakukan dengan solar dan majun.
b) Penambahan pelumasan pada bantalan
Gambar 4.8 pelumasan pada bantalan
Penambahan pelumas (grease cobra) guna untuk memperlancar
sirkulasi putaran bantalan agar lebih smooth (halus) dan untuk
memperpanjang umur dari bantalan agar bantalan selalu dalam kondisi
prima.
c) Pembersihan poros yang korosi mengunakan amplas

Gambar 4.9 pembersihan poros dengan amplas


Salah satu penanganan utama yang harus dilakukan adalah melakukan
perawatan dengan membersihkan poros yang mengalami korosi guna
untuk mencegah korosi yang lebih parah dan memperpanjang umur dari
poros. Metode perawatan yang dilakukan adalah menghilangkan karat
dengan mengamplas seluruh bagian poros yang berkarat sampai bersih,
kemudian bersihkan sisa solar dan bekas amplas dengan majun, lalu
lumasi poros dengan oli.
F. Kesimpulan
Dari praktek perawatan dasar transmisi sabuk dan puli dapat di
simpulkan bahwa Perawatan pada transmisi sabuk dan puli harus dapat
melakukan pelumasan rutin pada bantalan dan tingkat ketelitian yang tinggi
dalam menyetel kekencangan sabuk dan keselarasan/kesejajaran antara puli 1
dan puli 2. Karena jika puli tidak sejajar maka sabuk akan terlepas.

BAB II
TRANSMISI GEARBOX
A. Tujuan
1. Mengenali jenis transmisi yang umum digunakan pada suatu sistem
permesinan
2. Memahami prinsip kerja dari transmisi gearbox
3. Memahami proses perawatan dan mekanisme kerja pada transmisi yang
di praktekkan
B. Alat dan Bahan

1. Majun
Kain majun adalah kain yang bisa digunakan sebagai lap karena
dapat membersihkan kotoran seperti minyak, oli, dan debu. Selain itu,
majun juga dapat digunakan untuk membersihkan alat dan perlengkapan
lainnya. Fungsi utama dari majun yaitu sebagai alat pembersih.
2. Kaos Tangan
Kaos tangan sendiri adalah alat yang dipakai untuk melindungi
tangan dari potensi bahaya seperti goresan benda tajam, panas, bahkan
bahan kimia dan melindungi tangan dari gram gram besi.

3. Vernier Caliper
Vernier caliper atau yang disebut jangka sorong adalah alat yang
digunakan untuk mengukur dimensi bagian dalam benda ataupun bagian
luarnya, dan juga untuk mengukur kedalaman (lubang, celah, dll.)
4. Tachometer
Tachometer adalah instrumen pengukur yang digunakan untuk
mengukur kecepatan rotasi suatu benda dengan satuan RPM
(Revolutions per minute/rotasi per menit).
5. Kunci Pas Ring Diameter 12 mm, 16 mm, 17 mm, Dan 22 mm
Kunci pas ring sering disebut juga sebagai combination
wrench karena memiliki 2 ujung dan fungsi yang berbeda dalam satu
alat. Kunci ini bentuknya berupa gabungan antara shank kunci pas dan
ring yang keduanya memiliki ukuran sama.
3) Kunci L
Kunci allen atau kunci heksagonal, atau sering
disebut kunci L (dapat disebut juga kunci inbus), adalah kunci yang
digunakan untuk melepas baut yang kepala bautnya berbentuk bulat
tetapi di dalamnya terdapat lubang yang berbentuk segienam.
4) Penggaris Baja
Penggaris atau mistar baja adalah sebuah alat pengukur dan alat
bantu gambar untuk menggambar garis lurus.
5) Obeng Min (-)
Obeng Min Obeng min adalah obeng yang memiliki ujung mata
berbentuk pipih. Obeng ini digunakan untuk membuka dan memasang
sekrup atau baut yang memiliki kepada berbentuk strip (min).
6) Obeng plus (+)
Sesuai dengan namanya, obeng plus memiliki bentuk di bagian
ujungnya yang menyerupai tanda (+). Obeng plus disebut juga dengan
obeng kembang karena jika anda melihatnya dari atas, bagian mata obeng
yang berbentuk seperti kembang.
7) Grease Cobra
Grease adalah merupakan jenis pelumas yang paling tua/ lama.
gemuk dari bahan dasar lemak hewan yang sudah dipergunakan dari
jaman Mesir kuno untuk melumasi bantalan poros mesin-mesin perang
mereka.
8) Oli Pelumas
Oli pelumas merupakan sejenis cairan kental yang berfungsi sebagai
pelicin, pelindung, dan pembersih bagi bagian dalam mesin.
9) Solar
Solar menjadi salah satu bahan bakar yang digunakan secara luas
dalam bidang pertanian, transportasi, konstruksi, dan militer.
10) Palu aret
Palu karet termasuk dalam salah satu alat pertukangan yang umum
dan dapat dipergunakan untuk melakukan beberapa pekerjaan yang
berbeda. Tekanan akibat pukulan dengan palu karet akan lebih ringan
atau lembut
11) Amplas
Fungsi dari amplas adalah untuk menghaluskan permukaan suatu
benda dengan cara digosok-gosokkan.
12) Tempat/wadah
Digunakan untuk menaruh komponen-komponen dari transmisi saat
melakukan pembongkaran, agar komponen tidak tercecer/terpisah
kemana-mana.
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja. Praktik K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi,
dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu
kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan,
psikologi organisasi dan industri,
1. Sebelum memulai praktik, mahasiswa harus mentaati tata tertib ruang
praktek.
2. Gunakanlah pakaian praktek selama melakukan praktek.
3. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum
4. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
5. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek
6. Apabila ada kesulitan konsultasikan dengan dosen pengajar/instruktur
Keselamatan kerja pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kelompok yang
satu dengan lainnya sangat berkaitan dengan erat:

1. Keselamatan lingkungan
2. Keselamatan diri
3. Keselamatan benda kerja
Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur diatas
diperhatikan dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal terlaksana maka
kita akan memperoleh predikat yang kurang baik yang diberikan baik oleh
masyarakat, perusahaan maupun konsumen pengguna jasa kita. Pada aspek
keselamatan diri disarankan untuk selalu menggunakan peralatan keselamatan
dan kesehatan kerja yang disediakan oleh kampus dan jangan sekali-kali
mengabaikannya, seperti:
1. Baju praktek
2. Sarung tangan
3. Sepatu safety
D. Dasar Teori
Gearbox
Gearbox berfungsi untuk merubah kecepatan dan arah putaran dari
motor. Gearbox merupakan suatu alat khusus yang diperlukan untuk
menyesuaikan daya atau torsi (momen/daya) dari motor yang berputar, dan
gearbox juga adalah alat pengubah daya dari motor yang berputar menjadi
tenaga yang lebih besar.

Gambar gearbox.(RI No. 43 20Permenkes19, 2019)


1. Fungsi Gearbox
Gearbox atau transmisi adalah salah satu komponen utama motor
yang disebut sebagai sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk
memindahkan dan mengubah tenaga dari motor yang berputar, yang
digunakan untuk memutar spindel mesin maupun melakukan gerakan
feeding. Transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak dan
torsi serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan mundur.
Transmisi manual atau lebih dikenal dengan sebutan gearbox,
mempunyai beberapa fungsi antara lain :
a) Merubah momen puntir yang akan diteruskan ke spindel mesin.
b) Menyediakan rasio gigi yang sesuai dengan beban mesin.
c) Menghasilkan putaran mesin tanpa selip.
Selain sebagai “Speed Reducer” fungsi lain Gearbox terutama dalam
keperluan industri seperti pabrik, pertambangan, perikanan, dan lainnya
adalah untuk memperkuat daya/tenaga dari electric motor. Seiring
dengan fungsi utama gearbox sebagai pengurang kecepatan, secara
otomatis gearbox juga berfungsi untuk memperkuat torsi dari dinamo
atau diesel. Tanpa didukung oleh gearbox yang sesuai, dinamo motor
atau mesin diesel akan kesulitan untuk mengangkat benda-benda berat ,
jika dipaksa akan dapat mempercepat usia dinamo motor atau bahkan
merusak motor tersebut.(Tomy Karunia Setiawan, 2016)
2. Bagian-bagian transmisi gearbox :
a. Input Shaft (poros masuk)
Poros masuk adalah komponen yang menerima momen keluaran
dari unit kopling, poros input juga berfungsi untuk meneruskan
putaran dari clutch kopling ke main shaft (poros utama), sehingga
putaran bisa di teruskan ke gear. Poros masuk juga sebagai poros
dudukan bearing, selain itu berfungsi juga sebagai saluran oli untuk
melumasi bagian dari pada poros masuk tersebut.
b. Main Shaft ( Poros Utama )
Poros utama yang berfungsi sebagai tempat dudukan gear
sinchromest, bearing, dan komponen komponen lain nya. Poros utama
juga berfungsi sebagai poros penerus putaran dari input shaft sehingga
putaran dapat di teruskan ke spindel, poros utama juga berfungsi
sebagai saluran tempat jalan nya oli.
c. Oil Pump (Pompa Oli)
Oil pump berfungsi untuk memompa dan memindahkan oli dari
transmisi case (rumah transmisi) ke sistem untuk di lakukan
pelumasan terhadap komponen komponen yang ada di dalam
transmisi secara menyeluruh.
d. Bearing (bantalan)
Bantalan berfungsi untuk menjaga kerenggangan dari pada poros,
agar pada saat unit mulai bekerja komponen yang ada di dalam
transmisi tidak terjadi kejutan, sehingga transmisi bisa bekerja dengan
smooth (halus)
e. O–ring
O-ring berfungsi sebagai penyekat agar tidak terjadi kebocoran
pada sistem pelumasan, dan juga sebagai pengencang input shaft agar
input shaft tidak renggang pada saat unit berjalan.
f. Sun Gear (Gigi Matahari)
Gigi matahari berfungsi untuk meneruskan putaran ke planetary
gear suction. Gigi matahari berhubungan langsung dengan gear yang
ada pada unit planetary yang berfungsi sebagai penerus putaran,
momen dari transmisi.
g. Worm Shaft
Worm shaft berfungsi sebagai penerus putaran dari worm wheel
ke output shaft.
E. Pembahasan
Data hasil pengukuran transmisi gearbox
NO Data Ukuran
spesifikasi motor <SEM>single phase AC motor
1 type JY1A-4 1/2HP 1400RPM 50Hz 110/220V
cont class B GU CL IP4A 8,4/4,2A NO.1030
2 putaran kopling gearbox 149,77 rpm
3 putaran puli kecil 30,16 rpm
4 putaran puli besar 82,17 rpm
5 putaran motor tanpa beban 1476,3 rpm
6 puli kecil jumblah gigi 60
7 diameter dalam puli kecil 86,30 mm
8 diameter luar puli kecil 91,25 mm
9 diameter lubang poros 21,40 mm
10 jarak 3,10 mm
11 tebal 14,15 mm
12 jumblah gigi puli besar 30
13 diameter paling luar 186,95 mm
14 diameter dalam puli besar 186-6,60
15 diameter luar puli besar 186,95-3,80
16 jarak antar gigi puli 3,80
17 kondisi tutup pengisian oli pada gearbox rusak
18 jumblah gigi 6
19 jumlah gigi 50
20 tebal 18 mm
21 jarak 3,45 mm
22 jumlah nepel lengkap pada setrap cover bantalan
22 semua baring masih baik
23 pasak penguin masih lengkap
24 diameter dalam 96,60 mm
25 bantalan 52 mm
26 diameter poros 38 mm
27 panjang poros 60,01 mm
28 jarak antara puli 45,2 cm
29 nepel lengkap
30 panjang pasak puli kecil 44,75 mm
31 jumlah gigi belt puli 140
66,6*2 = 133,2
32 panjang belt puli
cm
33 kondisi paking rusak
34 diameter dalam 21 mm
35 diameter luar 28 mm
36 tebal gigi belt puli 3,15
37 diameter cover gearbox 104,45 mm
38 kondisi switch tidak ada hendelnya
39 kondisi oli tinggal sedikit
Adapun langkah-langkah yang di lakukan untuk mendapatkan data di atas
adalah :
1. Melakukan penginspeksian pada transmisi gearbox
Inspeksi adalah langkah awal dalam melakukan perwatan adalah
melakuan inspeksi untuk mendeteksi masalah atau kerusakan pada sebuah
alat yang ingin dilakukan proses perawatan.
2. Melakukan pembongkaran pada transmisi gearbox
Pembongkaran dilakuan untuk melakukan pengukuran, mengganti
atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Dengan tujuan
agar dapat mengukur dan mengevaluasi komponen-komponen utama
pada sistem transmisi gearbox
3. Melakukan pengukuran
Adapun pengukuran yang di lakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengukur putaran kopling gearbox menggunakan tachometer

Gambar 4.9 pengukuran putaran kopling gearbox


b. Mengukur putaran puli kecil gearbox menggunakan tachometer
Gambar 5.0 pengukuran putaran puli kecil pada gearbox
c. Mengukur putaran puli besar gearbox menggunakan tachometer

Gambar 5.1 pengukuran putaran puli besar pada gearbox


d. Pengukuran diameter kopling gearbox menggunakan vernier caliper

Gambar 5.2 pengukuran diameter kopling gearbox


e. Pengukuran diameter puli kecil gearbox mengguanakn vernier caliper
Gambar 5.3 pengukuran diameter puli kecil gearbox
f. Pengukuran diameter puli besar gearbox menggunakan vernier caliper

Gambar 5.4 pengukuran diameter puli besar gearbox


g. Pemgukuran diameter bantalan didalam gearbox menggunakan vernier
caliper
Gambar 5.5 pengukuran diameter bantalan didalam gearbox
4. melakukan perawatan

Adapun perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Pengecekkan oli pelumas gearbox

Gambar 5.6 melakukan pengecekkan oli pelumas


F. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat setelah melakukan inspeksi pada transmisi
gearbox dapat disumpulkan bahwa Sistem transmisi dalam otomotif adalah
sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari
motor menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke
penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi
lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
BAB III
TRANSMISI SEPROKET RANTAI
A. Tujuan
1. Mengenali jenis transmisi yang umum digunakan pada suatu sistem
permesinan
2. Memahami prinsip kerja dari transmisi seproket rantai
3. Memahami proses perawatan dan mekanisme kerja pada transmisi yang
di praktekkan
B. Alat dan Bahan
1. Majun
Kain majun adalah kain yang bisa digunakan sebagai lap karena
dapat membersihkan kotoran seperti minyak, oli, dan debu. Selain itu,
majun juga dapat digunakan untuk membersihkan alat dan perlengkapan
lainnya. Fungsi utama dari majun yaitu sebagai alat pembersih.
2. Kaos Tangan
Kaos tangan sendiri adalah alat yang dipakai untuk melindungi
tangan dari potensi bahaya seperti goresan benda tajam, panas, bahkan
bahan kimia dan melindungi tangan dari gram gram besi.
3. Vernier Caliper
vernier caliper atau yang disebut jangka sorong adalah alat yang
digunakan untuk mengukur dimensi bagian dalam benda ataupun bagian
luarnya, dan juga untuk mengukur kedalaman (lubang, celah, dll.)
4. Kunci Pas Ring Diameter 16 mm, 17 mm, Dan 22 mm
Kunci pas ring sering disebut juga sebagai combination
wrench karena memiliki 2 ujung dan fungsi yang berbeda dalam satu
alat. Kunci ini bentuknya berupa gabungan antara shank kunci pas dan
ring yang keduanya memiliki ukuran sama.
5. Penggaris Baja
Penggaris atau mistar baja adalah sebuah alat pengukur dan alat
bantu gambar untuk menggambar garis lurus.
6. Obeng Min (-)
Obeng Min Obeng min adalah obeng yang memiliki ujung mata
berbentuk pipih. Obeng ini digunakan untuk membuka dan memasang
sekrup atau baut yang memiliki kepada berbentuk strip (min).
7. Grease Cobra
Grease adalah merupakan jenis pelumas yang paling tua/ lama.
gemuk dari bahan dasar lemak hewan yang sudah dipergunakan dari
jaman Mesir kuno untuk melumasi bantalan poros mesin-mesin perang
mereka.
8. Oli Pelumas
Oli pelumas merupakan sejenis cairan kental yang berfungsi sebagai
pelicin, pelindung, dan pembersih bagi bagian dalam mesin.
9. Solar
Solar menjadi salah satu bahan bakar yang digunakan secara luas
dalam bidang pertanian, transportasi, konstruksi, dan militer.
10. Palu Karet
Palu karet termasuk dalam salah satu alat pertukangan yang umum
dan dapat dipergunakan untuk melakukan beberapa pekerjaan yang
berbeda. Tekanan akibat pukulan dengan pal u karet akan lebih ringan
atau lembut.
11. Tempat/wadah
Digunakan untuk menaruh komponen-komponen dari transmisi saat
melakukan pembongkaran, agar komponen tidak tercecer/terpisah
kemana-mana.

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja. Praktik K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi,
dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu
kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan,
psikologi organisasi dan industri,
1. Sebelum memulai praktik, mahasiswa harus mentaati tata tertib ruang
praktek.
2. Gunakanlah pakaian praktek selama melakukan praktek.
3. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum
4. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
5. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek
6. Apabila ada kesulitan konsultasikan dengan dosen pengajar/instruktur
Keselamatan kerja pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga
kelompok yang satu dengan lainnya sangat berkaitan dengan erat:

a. Keselamatan lingkungan
b. Keselamatan diri
c. Keselamatan benda kerja
Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur diatas
diperhatikan dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal terlaksana maka
kita akan memperoleh predikat yang kurang baik yang diberikan baik oleh
masyarakat, perusahaan maupun konsumen pengguna jasa kita. Pada aspek
keselamatan diri disarankan untuk selalu menggunakan peralatan keselamatan
dan kesehatan kerja yang disediakan oleh kampus dan jangan sekali-kali
mengabaikannya, seperti:

6. Baju praktek
7. Sarung tangan
8. Sepatu safety
D. DASAR TEORI
Seproket dan rantai

Untuk menghindari selip, maka rantai baja yang digunakan. Rantai dibuat
dari sejumlah mata rantai yang disambung bersama-sama dengan sambungan
engsel sehingga memberikan fleksibilitas untuk membelit lingkaran roda
(sprocket). Seproket di sini mempunyai gigi dengan bentuk khusus dan
terpasang pas ke dalam sambungan rantai seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Sprocket dan rantai dipaksa untuk bergerak bersama- sama tanpa slip dan
rasio kecepatan dijamin sempurna.(Zainuri & Jurusan Teknik Mesin, 2010)

Gambar 2. 1 Seproket dan Rantai (Zainuri & Jurusan Teknik Mesin, 2010)
Rantai lebih banyak digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros
satu ke poros lain ketika jarak pusat antara poros adalah pendek seperti pada
sepeda, sepeda motor, mesin pertanian (tracktor), konveyor, rolling mills, dan
lain-lain. Rantai bisa juga digunakan untuk jarak pusat yang panjang hingga 8
meter. Rantai digunakan untuk kecepatan hingga 25 m/s dan untuk daya
sampai 110 kW. Dalam beberapa kasus, transmisi daya yang lebih tinggi juga
memungkinkan menggunakan rantai.
Keuntungan dan kerugian rantai
 Keuntungan:
a) Tidak selip selama rantai bergerak, di sini rasio kecepatan yang sempurna
dapat dicapai.
b) Karena rantai dibuat dari logam, maka rantai menempati ruang yang kecil
dalam lebar dari pada sabuk.
c) Dapat digunakan untuk jarak pusat yang pendek dan panjang.
d) Memberikan efisiensi transmisi yang tinggi (sampai 98%).
e) Memberikan beban yang kecil pada poros.
f) Mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan gerak ke beberapa
poros hanya dengan satu rantai.
g) Mentransmisikan daya yang lebih besar disbanding belt.
h) Rasio kecepatan yang tinggi dari 8 sampai 10 dalam satu tahap.
i) Dapat dioperasikan pada kondisi atmosfir dan temperatur yang lebih
besar.
 Kerugian :
a) Biaya produksi rantai relatif lebih tinggi (harga lebih mahal).
b) Rantai membutuhkan pemasangan yang akurat dan perawatan yang hati-
hati, pelumasan yang istimewa dan memperhatikan kelonggaran.
c) Rantai mempunyai fluktuasi kecepatan terutama ketika terlalu longgar.
 Bagian-bagian yang biasa digunakan pada rantai adalah sebagai berikut:
a. Pitch of chain (kisar dari rantai). Itu adalah jarak antara pusat engsel pada
rantai seperti pada Gambar 3. Kisar biasa dinotasikan p.

Gambar 2. 2 Bagian-bagian seproket dan rantai


(Zainuri & Jurusan Teknik Mesin, 2010)
b. Diameter lingkar kisar dari seproket rantai. Ini adalah diameter lingkaran
dimana pusat engsel dari rantai diletakkan, ketika rantai dibelitkan
melingkar ke sebuah seproket seperti pada Gambar 2.5 Titik A, B, C dan
D adalah pusat engsel dari rantai dan membentuk lingkaran melalui pusat
tersebut dinamakan lingkaran kisar (pitch circle) dan diameternya
dinamakan sebagai diameter lingkar kisar.
Rasio kecepatan dari rantai adalah:
Dimana : V.R=N1/N2.T2/T1
N1 = Putaran dari seproket terkecil, rpm
N2 = Putaran dari seproket terbesar, rpm
T1 = Jumlah gigi pada seproket terkecil,
T2 = Jumlah gigi pada seproket terbesar.
Sebuah sistem rantai terbuka menghubungkan dua seproket seperti pada
Gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2. 3 sistem rantai terbuka (Zainuri & Jurusan Teknik


Mesin, 2010)
Misalkan,
T1 = Jumlah gigi pada sprocket terkecil,
T2 = Jumlah gigi pada sprocket terbesar
p = pitch dari rantai, meter.
x = jarak pusat
Panjang rantai (L) secara matematika dapat ditulis sebagai berikut :
L = K.p
Jenis rantai Jenis rantai yang digunakan untuk mentransmisikan daya ada tiga tipe,
yaitu :
a) Block atau bush chain (rantai ring). Seperti pada Gambar 5, tipe ini
menghasilkan suara berisik ketika bergesekan dengan gigi seproket. Tipe ini
digunakan sedemikian luas seperti rantai conveyor pada kecepatan rendah.
Gambar 2. 4 Block atau bush chain (Zainuri & Jurusan Teknik
Mesin, 2010)
b) Bush roller chain (rantai roll ring). Seperti pada Gambar 6, terdiri dari plat
luar, plat dalam, pin, bush (ring) dan rol. Pin, ring dan rol dibuat dari paduan
baja. Suara berisik yang ditimbulkan sangat kecil akibat impak antara rol
dengan gigi seproket. Rantai ini hanya memerlukan pelumasan yang sedikit.

Gambar 2. 5 Bush roller chain (Zainuri & Jurusan Teknik Mesin,


2010)
Gambar 2. 6 Bush roller chain pada sepeda motor
(Zainuri & Jurusan Teknik Mesin, 2010)
Rantai rol distandarisasi dan diproduksi berdasarkan pitch. Rantai ini tersedia
dalam bermacam-macam deret (baris), ada simplex chain, duplex chain, dan
triplex chain.

Gambar 2. 7 Tipe rol chain 3 (Zainuri & Jurusan Teknik Mesin, 2010)
c) Silent chain (rantai sunyi). Seperti pada Gambar 9, rantai ini dirancang untuk
menghilangkan pengaruh buruk akibat kelonggaran dan untuk menghasilkan
suara yang lembut (tak bersuara).

Gambar 2. 8 Silent chain (Zainuri & Jurusan Teknik Mesin, 2010)


E. Pembahasan
Data hasil pengukuran transmisi seproket rantai
No Data Ukuran
1 kondisi bantalan bagus masih lengkap
2 sudah terlumasi
3 jumlah roller rantai (122*2)
4 Seproket rantai besar kondisi masih bagus
5 seproket rantai kecil kondisi aus pada gigi
6 bola bantalan masih lengkap
7 neple cover bantalan kurang 2
8 Panjang poros seproket kecil 59,5 cm
9 Panjang poros seproket besar 60 cm
10 Diameter poros seproket kecil 37,9 cm
11 Diameter poros seproket besar 37,9 cm
12 Diameter kecil poros seproket kecil 88,60 mm
13 Diameter besar poros seproket kecil 103,90 mm
14 Panjang gigi seproket kecil 15,30/2=7,65 m
15 Tebal seproket kecil 6,70 mm
16 Jarak antara poros 57,4 cm
17 Tebal gigi seproket kecil 6,25
18 Ujung gigi seproket kecil 1,15
19 Diameter kecil seproket besar 154,20 mm
20 Diameter besar seproket besar 167,50mm
21 Panjang gigi seproket besar 13,30/2:6,65 mm
22 Tebal seproket besar 7,05 mm
23 Tebal gigi seproket besar 5,45 mm
24 Ujung gigi seproket besar 2,30 mm
25 Jarak antara rooler rantai 16,05 mm
26 Diameter rooler rantai 7,65
27 Kecil 7 77 mm
28 Besar 97,40 mm
29 Total panjang ranti
30 Jarak antara bantalan ppa 335 mm
31 jarak antara belakang 310 mm
32 jarak antara poros 531 mm
33 jumlah gigi kecil 24*2
34 jumlah gigi besar 40*2
35 rasio gigi 40/24
36 jumlah mata rantai 122*4=488
37 jumlah bola bearing 32*4
Adapun langkah-langkah yang di lakukan untuk mendapatkan data di atas
adalah :

1. Melakukan penginspeksian pada seproket Rantai


Inspeksi adalah langkah awal dalam melakukan perwatan adalah
melakuan inspeksi untuk mendeteksi masalah atau kerusakan pada sebuah
alat yang ingin dilakukan proses perawatan.
2. Melakukan pembongkaran pada transmisi seproket rantai
Pembongkaran dilakuan untuk melakukan pengukuran, mengganti atau
memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Dengan tujuan agar
dapat mengukur dan mengevaluasi komponen-komponen utama pada
sistem transmisi seproket rantai
3. Melakukan pengukuran
Adapun pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengukur diameter puli besar seproket menggunakan vernier caliper
Gambar 6.0 pengukuran diameter puli besar seproket
b. Mengukur diameter puli kecil seproket rantai menggunakan vernier
caliper

Gambar 6.0 pengukuran diameter puli kecil seproket rantai


c. Pengukuran jarak antara puli seproket rantai menggunakan vernier caliper
Gambar 6.0 pengukuran jarak antara puli seproket rantai
d. Pengukuran diameter dalam puli besar seproket rantai menggunakan
vernier caliper

Gambar 2.3 pengukuran diameter dalam puli besar seproket rantai


e. Pengukuran diameter dalam puli kecil seproket rantai menggunakan
vernier caliper
Gambar 6.5 pengukuran diameter dalam puli kecil seproket rantai
f. Pengukuran diameter tebal puli seproket rantai menggunakan vernier
caliper

Gambar 6.6 pengukuran tebal puli seproket rantai


g. Pengukuran diameter poros seproket rantai menggunakan vernier caliper
Gambar 6.7 pengukuran diameter poros seproket rantai
h. Pengukuran diameter bantalan seproket rantai mengguakan vernier caliper

Gambar 6.5 mengukur diameter bantalan seproket rantai


i. Pengukuran panjang dan lebar pasak seproket rantai menggunakan vernier
caliper
Gambar 6.9 mengukur panjang dan lebar pasak seproket rantai
j. Pengukuran dimensi lubang pasak pada puli seproket rantai menggunakan
vernier caliper

Gambar7.0 mengukur dimensi lubang pasak pada puli seproket rantai


4. melakukan perawatan

Adapun perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) penambahan pelumasan pada bantalan transmisi seproket rantai


menggunakan gemuk cobra
Gambar 6.1 pelumasan bantalan seproket rantai
Penambahan pelumas (grease cobra) guna untuk memperlancar
sirkulasi putaran bantalan agar lebih smooth (halus) dan untuk
memperpanjang umur dari bantalan agar bantalan selalu dalam kondisi
prima.

b) pelumasan rantai pada transmisi seproket rantai menggunakan oli


pelumas

Gambar 6.3 pelumasan pada rantai

F. Kesimpulan
kesimpulan yang dapat diambil dari transmisi seproket rantai adalah
memperhatikan kekencangan rantai dan center kesejajaran antara puli kecil
dan besar, yang jika tidak diperhatikan akan membuat rantai dapat terlepas
dari puli. Dan selalu berikan pelumas pada rantai agar rantai tidak kaku yang
bisa mengakibatkan korosi dan membuat rantai tidak dapat digunakan lagi.

BAB VI
TRANSMISI KOPLING
A. Tujuan
1. Mengenali jenis transmisi yang umum digunakan pada suatu sistem
permesinan
2. Memahami prinsip kerja dari transmisi kopling
3. Memahami proses perawatan dan mekanisme kerja pada transmisi yang di
praktekkan
B. Alat Dan Bahan
1. Majun
Kain majun adalah kain yang bisa digunakan sebagai lap karena
dapat membersihkan kotoran seperti minyak, oli, dan debu. Selain itu,
majun juga dapat digunakan untuk membersihkan alat dan perlengkapan
lainnya. Fungsi utama dari majun yaitu sebagai alat pembersih.
2. Kaos Tangan
Kaos tangan sendiri adalah alat yang dipakai untuk melindungi
tangan dari potensi bahaya seperti goresan benda tajam, panas, bahkan
bahan kimia dan melindungi tangan dari gram gram besi.

3. Vernier Caliper
Vernier caliper atau yang disebut jangka sorong adalah alat yang
digunakan untuk mengukur dimensi bagian dalam benda ataupun bagian
luarnya, dan juga untuk mengukur kedalaman (lubang, celah, dll.)
4. Tachometer
Tachometer adalah instrumen pengukur yang digunakan untuk
mengukur kecepatan rotasi suatu benda dengan satuan RPM
(Revolutions per minute/rotasi per menit).
5. Kunci Pas Ring Diameter 16 mm, 17 mm, Dan 22 mm
Kunci pas ring sering disebut juga sebagai combination
wrench karena memiliki 2 ujung dan fungsi yang berbeda dalam satu
alat. Kunci ini bentuknya berupa gabungan antara shank kunci pas dan
ring yang keduanya memiliki ukuran sama.
6. Kunci L
Kunci allen atau kunci heksagonal, atau sering
disebut kunci L (dapat disebut juga kunci inbus), adalah kunci yang
digunakan untuk melepas baut yang kepala bautnya berbentuk bulat
tetapi di dalamnya terdapat lubang yang berbentuk segienam.
7. Penggaris Baja
Penggaris atau mistar baja adalah sebuah alat pengukur dan alat
bantu gambar untuk menggambar garis lurus.
8. Obeng Min (-)
Obeng Min Obeng min adalah obeng yang memiliki ujung mata
berbentuk pipih. Obeng ini digunakan untuk membuka dan memasang
sekrup atau baut yang memiliki kepada berbentuk strip (min).
9. Obeng plus (+)
Sesuai dengan namanya, obeng plus memiliki bentuk di bagian
ujungnya yang menyerupai tanda (+). Obeng plus disebut juga dengan
obeng kembang karena jika anda melihatnya dari atas, bagian mata obeng
yang berbentuk seperti kembang.
10. Oli Pelumas
Oli pelumas merupakan sejenis cairan kental yang berfungsi sebagai
pelicin, pelindung, dan pembersih bagi bagian dalam mesin.
11. Palu Karet
Palu karet termasuk dalam salah satu alat pertukangan yang umum
dan dapat dipergunakan untuk melakukan beberapa pekerjaan yang
berbeda. Tekanan akibat pukulan dengan palu karet akan lebih ringan
atau lembut
12. Tempat/wadah
Digunakan untuk menaruh komponen-komponen dari transmisi saat
melakukan pembongkaran, agar komponen tidak tercecer/terpisah
kemana-mana.
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja. Praktik K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi,
dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu
kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan,
psikologi organisasi dan industri,

1. Sebelum memulai praktik, mahasiswa harus mentaati tata tertib ruang


praktek.
2. Gunakanlah pakaian praktek selama melakukan praktek.
3. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum
4. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
5. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek
6. Apabila ada kesulitan konsultasikan dengan dosen pengajar/instruktur
Keselamatan kerja pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kelompok yang
satu dengan lainnya sangat berkaitan dengan erat:

a) Keselamatan lingkungan
b) Keselamatan diri
c) Keselamatan benda kerja
Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur diatas
diperhatikan dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal terlaksana maka
kita akan memperoleh predikat yang kurang baik yang diberikan baik oleh
masyarakat, perusahaan maupun konsumen pengguna jasa kita. Pada aspek
keselamatan diri disarankan untuk selalu menggunakan peralatan keselamatan
dan kesehatan kerja yang disediakan oleh kampus dan jangan sekali-kali
mengabaikannya, seperti:
1. Baju praktek
2. Sarung tangan
3. Sepatu safety
D. DASAR TEORI
Transmisi kopling

Gambar 2. 9 Kopling

Sebuah kopling diistilahkan sebagai peralatan untuk membuat


sambungan permanen atau semi permanen seperti sebuah clucth yang bisa
dipasang dan dibongkar dengan cepat pada saat akan dioperasikan. Poros
kopling digunakan dalam permesinan untuk beberapa tujuan, sebagian
besar adalah sebagai berikut (Zainuri, 2014):
1) Untuk menyambung poros yang diproduksi secara terpisah seperti
sebuah motor dan generator dan untuk memisahkan poros ketika
perbaikan.
2) Untuk memperkenalkan fleksibilitas (keluwesan) mekanika.
3) Untuk mengurangi transmisi beban kejut dari poros yang satu ke poros
yang lain.
4) Untuk melindungi beban lebih yang berlawanan

Jenis-jenis Kopling (Sularso & Suga, 2004):

Kopling tak tetap mencakup macam-macam berikut ini:


a) Kopling Cakar
Gambar 2. 10 Kopling Cakar

Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positip (tidak dengan


perantaraan gesekan) hingga tidak dapat slip. Ada dua bentuk kopling
cakar, yaitu kopling cakar persegi dan kopling cakar spiral.

b) Kopling Plat

Gambar 2. 11 Kopling Plat

Kopling ini meneruskan momen dengan perantaraan gesekan.


Dengan demikian pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak
pada waktu dihubungkan, dapat dihindari. Selain itu, karena dapat
terjadi slip, maka kopling ini sekaligus juga dapat berfungsi sebagai
pembatas momen.
Menurut jumlah platnya, kopling ini dapat dibagi atas kopling
plat tunggal, dan kopling plat banyak, dan menurut cara pelayanannya
dapat dibagi atas cara manual, cara hidrolik, dan cara maknetik.
Kopling disebut kering bila plat-plat gesek tersebut bekerja dalam
keadaan kering, dan disebut basah bila terendam atau dilumasi dengan
minyak.

c) Kopling Kerucut

Gambar 2. 12 Kopling Kerucut


Kopling ini menggunakan bidang gesek yang berbentuk bidang
kerucut.

d) Kopling Macam Lainnya

Gambar 2. 13 Kopling fluida)


dalam golongan ini adalah misalnya kopling fluida kering atau
kopling serbuk, yang meneruskan momen dengan perantaraan gaya
sentrifugal pada butiranbutiran baja di dalam suatu rumah, dan kopling
fluida yang bekerja atas dasar gaya sentrifugal pada minyak pengisinya.
Karena kopling tersebut tidak dapat dilepaskan hubungannya pada waktu
berputar, maka dapat digolongkan dalam kopling tetap.

Kopling Cakar (Kopling Yang di Praktekkan)


Konstruksi kopling ini adalah yang paling sederhana dari antara
kopling tak tetap yang lain (Gambar 3.1). Kopling cakar pesegi dapat
meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat
dihubungkan dalam keadaan berputar. Dengan demikian tidak dapat
sepenuhnya berfungsi sebagai kopling tak tetap yang sebenarnya.
Sebaliknya, kopling cakar spiral dapat dihubungkan dalam keadaan
berputar, tetapi hanya baik untuk satu arah putaran tertentu saja. Namun
demikian, karena timbulnya tumbukan yang besar jika dihubungkan dalam
keadaan berputar, maka cara menghubungkan semacam ini hanya boleh
dilakukan jika poros penggerak mempunyai putaran kurang dari 50 rpm.

E. Pembahasan
Data hasil pengukuran transmisi kopling
No Data Ukuran

1 Spesifikasi motor listrik, single phase AC motor merk


( SEM ) Type JYA - 4 1 Hp 1420 Rpm Cont
Class E 110 / 220 v 14.6.7.3A50Hz110.3.10,4

2 Kondisi motor, menyala namun ada bunyi yang berisik.

3 Membersihkan bagian poros

4 Membersihkan rumahan bantalan

5 Mengecheck kecepatan putaran coupling 1498,1 rpm

6 Kondisi coupoling butuh pelumasan


7 Tidak ada pin pada coupling

8 Mengukur kecepatan poros 1853,2

9 Melumasi bantalan dengan grease

10 Kondisi motor setelah di bongkar, bunyi berisik hilang.

11 Spesifikasi motor listrik, single phase AC motor merk


( SEM )

12 Type JYA - 4 1 Hp

13 1420 Rpm Cont Class E

14 110 / 220 v 14.6.7.3A50Hz110.3.10,4

15 Panjang Poros motor listrik 30,70 cm

16 Keadaan bantalan, lengkap, kondisi masih baik.

17 Coupling diameter 95,5 mm

18 Coupling lebar 1 25,80 mm

19 Coupling lebar 2 13,00 mm

20 Coupling 1498 Rpm ( Tanpa beban )

21 Jarak antara Bearing 35 cm

22 Putaran poros 1496 Rpm ( dengan poros)

23 Putaran coupling 1496 Rpm

24 Kondisi cover motor listrik kurang 3 baut

25 Motor listrik masih berputar normal

26 Bearing lengkap

27 Karet masih bagus pada coupling

Adapun langkah-langkah yang di lakukan untuk mendapatkan data di atas


adalah :

1. Melakukan penginspeksian pada transmisi kopling


Inspeksi adalah langkah awal dalam melakukan perwatan adalah
melakuan inspeksi untuk mendeteksi masalah atau kerusakan pada
sebuah alat yang ingin dilakukan proses perawatan.
2. Melakukan pembongkaran pada transmisi kopling
Pembongkaran dilakuan untuk melakukan pengukuran, mengganti
atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Dengan
tujuan agar dapat mengukur dan mengevaluasi komponen-komponen
utama pada sistem transmisi kopling.
3. Melakukan pengukuran
Adapun pengukuran yang di lakukan adalah sebagai berikut :
a) Mengukur putaran poros menggunakan tachometer sebelum dan
sesudah dilakukan perawatan overhoul
 sebelum perawatan

Gambar 8.0 pengukurn putaran sebelum perawatan overhoul


 sesudah perawatan
Gambar 8.1 pengukuran putaran setelah perawatan overhoul
b) Pengukuran panjang poros transmisi kopling

Gambar 8.3 pengukuran panjang poros


c) Mengukur diameter kopling
Gambar 8.4 pengukuran diameter luar kopling
d) Mengukur diameter dalam kopling

Gambar 8.5 pengukuran diameter dalam kopling

e) Pengukuran kedalam gigi kopling


Gambar 8.6 pengukuran kedalaman gigi kopling
f) Pengukuran lebar gigi kopling

Gambar 8.7 pengukuran diameter gigi kopling


4. melakukan perawatan

Adapun perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. penambahan pelumasan pada bantalan transmisi kopling


menggunakan gemuk cobra
Gambar 8.8 penambahan pelumas pada bantala
Penambahan pelumas (grease cobra) guna untuk memperlancar
sirkulasi putaran bantalan agar lebih smooth (halus) dan untuk
memperpanjang umur dari bantalan agar bantalan selalu dalam kondisi
prima.

F. kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
RI No. 43 20Permenkes19. (2019). Perencanaan Transmisi Pada
Mesin Penggiling Bumbu Pecel. 2, 1–13.
Siburian, J. D. (2019). Analisa Slip Transmisi Pulley Dan V-Belt Pada
Beban Tertentu Dengan Menggunakan Motor Berdaya
Seperempat HP. Jurnal SIMETRIS, 1–88.
Sularso, & Suga, K. (2004). Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin. 5.
Tomy Karunia Setiawan. (2016). AAnalisis Kerusakan Pada Gearbox
Overhead Crane 10 TON DI PT. INKA (Persero) Madiun Dengan
Metode Oil Used Analysis. Skrip, 1–63.
Zainuri, A. (2014). Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Mataram. Jurnal Energi Dan Manufaktur, 6(1).
Zainuri, A., & Jurusan Teknik Mesin, Me. (2010). ELEMEN MESIN
II.

Anda mungkin juga menyukai