Anda di halaman 1dari 132

MENINGKATKAN HAFALAN HURUF HIJAIYAH

MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF


JEMURAN BAJU KELOMPOK A DI RA AZ ZAHRA
JOMBOR KECAMATAN TUNTANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ARIEZA MUYASHARAH
NIM 11613011

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017

i
ii
MENINGKATKAN HAFALAN HURUF HIJAIYAH
MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF
JEMURAN BAJU KELOMPOK A DI RA AZ ZAHRA
JOMBOR KECAMATAN TUNTANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ARIEZA MUYASHARAH
NIM 11613011

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017

iii
iv
v
vi
MOTTO

Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib

“BERPENDIDIKAN TINGGI” karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan

menghasilkan anak-anak yang cerdas.

Dian Sastrowardoyo

vii
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu

mewujudkan impianku :

1. Kedua orangtua ku, Bapak Pramono dan Ibu Umi Salamah yang tidak pernah

sedikitpun lelah memberi semangat, doa, dorongan, nasehat serta kasih

sayang dan pengorbanan yang tak tergantikan.

2. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang

penulis banggakan.

3. Kakak ku Muh Deni Prasetyo serta Kakak Ipar ku Rizky Wulandari yang

selalu memberikan dukungan moril dan materilnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Keluarga besar KB-RA Az Zahra Jombor

5. Sahabat-sahabat ku tercinta dari MTS sampai saat ini dan semoga selamanya

Rhagita, Anida, Djazil, Ey, Sohip, Wahid dan Feri trimakasih atas gelak tawa

dan solidaritas.

6. Sahabat-sahabat ku personil “IGC” Ulfa, Anisa, Wiwin dan Lukiy teman

senasib seperjuangan, terimakasih canda,tawa dan solidaritas yang luar biasa

sehingga membuat hari-hariku semasa kuliah lebih berarti.

7. Teman-teman seperjuangan satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2013

yang selalu memberikan motivasi.

8. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing ku dengan sabar.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya

skripsi dengan judul Meningkatkan Hafalan Huruf Hijaiyah dengan menggunakan

alat permaian edukatif jemuran baju kelompok A di RA Az Zahra Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2015/2016 telah

selesai.

Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi

Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak

Usia Dini

4. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI selaku pembimbing yang telah

membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam

penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku pembimbing akademik yang

senantiasa memberi bimbingan kepada saya.

ix
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta

bantuan kepada penulis.

7. Dewan Guru RA Az Zahra Jombor Bu Nik, Bu Njuk, Bu kiyah, Bu Eni,

Bu Ari, Bu Yani, Bu Karim, Bu Arum, Bu Luluk dan Bu Nia yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga

selesai.

8. Segenap keluargaku bapak, ibu, mas dan mbak ku tercinta yang selalu

mendoakanku.

9. Teman-teman PIAUD angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.

Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik

dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis

harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman.

Amin.

Salatiga, 14 September 2017


Penulis

Arieza Muyasharah
NIM. 11613011

x
ABSTRAK

Muyasharah Arieza, 2017. (meningkatkan hafalan huruf hijaiyah dengan


menggunakan alat permaian edukatif jemuran baju kelompok A di RA Az Zahra
Jombor Kecamatan Tuntang Tahun Pelajaran 2016/2017).
Skripsi, Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Ulfah Susilowati, M.SI

Kata Kunci : Huruf Hijaiyah, Alat Permainan Edukatif Jemuran Baju.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hafalan huruf hijaiyah dengan


menggunakan alat permaian edukatif jemuran baju kelompok A di RA Az Zahra
Jombor Kecamatan Tuntang Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Subjek dalam penelitian ini
adalah anak dengan usia 4 - 5 tahun yang tergabung dalam kelompok A dan
berjumlah 20 anak. Berdasarkan paparan di atas dapat diambil beberaparumusan
masalah yaitu apakah alat permaian edukatif jemuran baju dapat meningkatkan
hafalan dan aktifitas anak kelompok A di RA.Az Zahra Jombor Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan penelitian tindakan
kelas. Alasan peneliti menggunakan metode ini adalah karena peneliti terlibat
langsung dalam penelitian sehingga peneliti berkeinginan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran dikelas. Tahap-tahap penelitian ini adalah tahap perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hafalan huruf hijaiyah dengan
menggunakan alat permaian edukatif jemuran baju kelompok A di RA Az Zahra
Jombor sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas sebesar 28%. Setelah
dilakukan tindakan yang disepakati yaitu dengan menggunakan alat permaian
edukatif jemuran baju diperoleh hasil Siklus I sebesar 50% dan Siklus II
meningkat menjadi 94%. Hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator
pencapaian sebesar 85% yang telah ditetapkan sekolah.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv

MOTO …………………………………………………………………… ... v

PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi

KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii

ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix

DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x

DAFTAR TABEL………………………………………… .......................... xii

DAFTAR GAMBAR………………………………………… ..................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 6
F. Definisi Operasional .................................................................... 7
G. Metode Penelitian ........................................................................ 10
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Menghafal Huruf Hijaiyah ...................................... 23
B. Definisi Alat Permainan Edukatif ................................................ 34

xii
C. Jemuran Baju ............................................................................... 46
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………. ....................... 50
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus ............................... 57
C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 58
BAB IV HASIL PENINGKATAN HAFALAN DAN AKTIVITAS
ANAK
A. Hasil Hafalan Anak ..................................................................... 64
B. Hasil Hafalan Anak ..................................................................... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 98
B. Saran ............................................................................................ 98
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup Penulis

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak …..………. 21


Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator
Keberhasilan…………………………………….. 22
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru RA Az Zahra....………………………... 51
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelompok A………………………….. 50
Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak…………... 81
Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus………………………… 82
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus………………………………….. 83
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Pra Siklus Dalam Bentuk Bintang……..….. 83
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus I…………………………………….. 85
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siklus I Dalam Bentuk Bintang………..….. 83
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II……………………………………. 87
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Siklus II Dalam Bentuk Bintang……….….. 83
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator
Keberhasilan………………………………………….…….. 90
Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Pra Siklus……………………………….. 91
Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator
Keberhasilan………………………………………………... 92
Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Siklus I………………………………….. 93
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator
Keberhasilan…………………………………………….….. 94
Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Siklus II………………………………….. 95

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart.………. 11


Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Hafalan Huruf Hijaiyah…..……………… 81
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Aktivitas Anak …………..……………… 96

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian


Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 Ketentuan Indikator dan Skor pada Tiap Siklus
Lampiran 6 Indikator Tiap Siklus yang Diamati
Lampiran 7 Lembar Observasi
Lampiran 8 RKH
Lampiran 9 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 10 SKK
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 dinyatakan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung

jawab. (Departemen Pendidikan nasional, 2005)

Tujuan pendidikan nasional akan berhasil apabila pelaksanaan pendidikan

di lakukan sejak dini, dimana pendidikan anak usia dini digolongkan dalam

pendidikan prasekolah. Pendidikan prasekolah merupakan pondasi bagi

keberhasilan pendidik pada jenjang pendidikan berikutnya, yaitu pendidikan

dasar di Sekolah Dasar, karena perkembangan kepribadian, sikap mental dan

intelektual dibentuk pada usia dini.

Kualitas pendidik masa kanak-kanank atau masa prasekolah menjadi

cermin kualitas bangsa yang akan datang. Hal itu dikarenakan masa kanak-

kanan merupakan masa “emas” atau masa yang tepat untuk melalui

memberikan berbagai stimulus untuk merangsang anak agar dapat

berkembang secara optimal.

1
Pendidikan prasekolah merupakan pendidik yang bermakna untuk

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak tanpa merusak kondisi

fisik dan psikisnya. Hal ini seperti disebutkan dalam Dokumen Standar

Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudlatul Athfal adalah membantu

anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral

dan nilai - nilai agama, social emosional, kognitif, bahasa fisik/motorik,

kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Kurikulum

2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudlatul Athfal,

(Departemen Pendidikan Nasional, 2004).

Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan yang

menyediakan pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki

pendidikan dasar. Usia 4 – 6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Masa

peka merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis

yang siap merespon stimulasi dari lingkungan untuk meletakkan dasar

pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, social-

emosional, seni, dan kemandirian anak. Oleh karena itu, agar pencapaian

tujuan tersebut dapat optimal maka perlu adanya perencanaan Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) di RA yang meliputi bagaimana memilih

bahan/media, sumber belajar dan metode/teknik kegiatan yang tepat,

sehingga guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan

bermakna.

Kenyataan yang menjadi fakta selama ini, pembelajaran di Taman

kanak-kanak/Raudhlatul Athfal pada umumnya masih bersifat

2
tradisional.Penyampaian materi yang dilakukan oleh pendidik biasanya hanya

dilaksanakan dengan metode ceramah atau bercakap-cakap saja, sehingga

dalam menerima materi/pengetahuan, minat anak sangat kurang. Kurangnya

minat anak dalam mengikuti pembelajaran ini akan mengakibatkan tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka salah satu cara yang dilakukan

dalam pembelajaran dengan menggunakan permainan, karena pada

hakikatnya semua anak suka bermain sehingga dapat dipastikan bahwa anak

yang tidak bermain-main umumnya sedang dalam keadaan sakit baik jasmani

maupun rohaninya. Kebutuhan-kebutuhan jamaniah dan rohaniah anak yang

mendasar sebagian besar dipenuhi melalui bermain, baik bermain sendiri

maupun bersama-sama dengan teman dalam satu kelompok.Jadi kegiatan

bermaian merupakan kebutuhan bagi anak.

Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki anak. Salah satu kemampuan anak yang perlu

dikembangkan adalah kemampuan dasar bahasa Arab sebagai bahasa Al-

Qur‟an. Pada anak usia prasekolah kemampuan bahasa Arab ditekankan pada

pengenalan huruf-huruf hijaiyah, dengan media yang tepat agar stimuli yang

diberikan dapat terkam pada ingatan anak dengan baik.

Pada dasarnya, daya ingat anak usia dini adalah daya ingat yang sangat

mendasar. Penalaran anak usia dini masih sangat sedrehana dan sangat peka

terhadap wujud benda dan warna. Oleh karena itu dalam usaha mengenalkan

huruf hijaiyah pada anak usia dini tidak boleh menuntut penalaran anak akan

3
huruf demi huruf, melaikan penalaran hafalan anak terhadap huruf hijaiyah

itu dengan variasi bentuk dan warna yang akan mudah meresap kedalam

memori ingatan mereka. Dengan demikian, dalam usaha mengenalkan huruf

hijaiyah pada anak usia dini, salah satu media yang dapat dilaksanakan

adalah dengan menggunakan alat peraga edukatif yang bervariasi, baik kartu

bentuk, gambar foto dan sejenisnya.sebagaimana dalam surat Al-Qur‟an yang

menganjurkan agar umat manusia untuk belajar membaca, yang tertuang

pada Q.S Al-„Alaq ayat 1-5, Allah SWT berfirman yang berbunyi :

Artinya :

“bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah,yang mengajar manusia dengan perantara kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahunya”.
Dengan adanya alat peraga edukatif yang berwarna-warni, anak akan

lebih tertarik untuk mempelajari huruf-huruf hijaiyah, karena anak akan

merasakan suasana pembelajaran tersebut seolah-olah menjadi kegiatan

bermain, sehingga anak akan lebih mudah dalam menerima materi pelajaran

bahasa Arab.

4
Namun dalam praktiknya di lembaga pendidikan anak usia dini, dalam

pembelajaran bahasa khususnya di RA.Az Zahra Jombor masih dijumpai

berbagai masalah yaitu keterbatasan pengenalan huruf hijaiyah yang

diketahui anak. Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan, diperoleh

hasil ketuntasan dalam bidang pengenalan huruf hijaiyah mencapai 28 %

dari 20 anak RA.Az Zahra Jombor kelompok A, yang artinya masih banyak

anak yang kurang tertarik dengan pembelajaran pengenalan huruf hijaiyah,

guru hanya menyuruh anak untuk menirukan apa yang di tulis oleh guru,

mengulang, menebalkan huruf, menyalin kembali huruf/kata/kalimat,

sehingga anak tidak dapat memahami kata atau pelafalan huruf hijaiyah yang

kurang maksimal.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti terdorong untuk mengadakan

penelitian tentang proses pembelajaran untuk mengenalkan huruf hijaiyah

dengan judul “Meningkatkan Hafalan Huruf Hijaiyah Melalui Alat

Permainan Edukatif Jemuran Baju Kelompok A Di Ra Az Zahra Jombor

Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul tersebut maka dapat diambil beberapa masalah pokok

yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya:

Apakah melalui alat permainan edukatif jemuran baju dapat meningkatkan

hafalan siswa kelompok A RA.Az Zahra Jombor Tuntang tahun

2016/2017 ?

5
C. Tujuan Penelitian:

Dengan adanya uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui hasil yang dicapai dengan menggunakan alat permainan

edukatif jemuran baju dapat meningkatkan hafalan huruf hijaiyah

kelompok A RA.Az Zahra Jombor Tuntang tahun 2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus

dibuktikan kebenarannya melalui penelitian Bambang Dwiloka (2012 : 29).

Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah ,

“melalui alat permainan edukatif jemuran baju dapat meningkatkan

hafalan siswa kelompok A di RA.AZ Zahra jombor tuntang kabupaten

semarang tahun 2016/2017“.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharpkan dapat bermanfaat bagi semua pihak :

1. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan penelitian ini diharapkan

dapat menambah informasi,wawasan pemikiran dan pengetahuan dalam

bidang pendidikan bagi penyusun pada khususnya pendidikan di RA.Az

Zahra Jombor Tuntang tahun 2016/2017, agar khasanah dunia pendidikan

untuk anak usia dini menjadi luas.

2. Segi Praktis

a. Bagi guru

6
Guru adalah teladan dan orangtua anak di sekolah, hendaknya guru

dapet menyampaikan pembelajaran huruf hijaiyah dengan baik dan

tepat sehingga dapat dimengerti oleh anak.

b. Bagi anak didik

Diharapkan dengan penelitian ini anak didik dapat menerima, serta

dapat memahami huruf hijaiyah dengan baik dan benar, sehingga anak

lebih komunikatif.

c. Bagi peneliti

Mendapat pengalaman langsung dalam menerapkan metode observasi

dan mendapatkan bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru

sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pemahaman judul ini, maka penulis perlu

memberi pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul

penelitian ini:

1. Pengertian menghafal

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian menghafal adalah

berusaha meresapkan merasakan kedalam fikiran agar selalu ingat (Gita

Media Press,tt:307). Menurut Zuhairini dan Ghofir sebagaimana yang

dikutip oleh Kamil hakimin Ridwan Kamil dalam bukunya yang berjudul

mengapa kita menghafal (tahfizh) al-Qur’an, istilah menghafal adalah

suatu metode untuk mengingat kembali sesuatu yang pernah dibaca

7
secara benar sepertia apa adanya. Metode tersebut banyak digunakan

dalam usaha untuk menghafal al-Qur‟an dan al-Hadist.

Dalam bahasa Arab, menghafal menggunakan terminology al-Hafizh

yang artinya menjaga, memelihara atau menghafalkan.Sedangkan al-

Hafizh adalah orang yang menghafalkan dengan cermat, orang yang

selalu berjaga-jaga, orang yang selalu menekuni pekerjaannya.

2. Pengertian Huruf Hijaiyah

Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota

abjad yang melambangkan bunyi dan bahasa. Menurut Ath. Thabari

(1999:27) menjelaskan bahwa huruf hijaiyah adalah salah satu jenis

bahasa yang khas yang ditampilkan dalam AL-Qur‟an. AL-Qur‟an

memang di susun menggunakan huruf hijaiyah dengan makhraj yang

berbeda sekaligus mengisyaratkan bahwa AL-Qur‟an diturunkan

menggunakan bahasa arab.

Kata huruf berasal dari bahasa arab harf atau huruuf. Huruf arab

disebut juga huruf hija‟iyah Kata hija‟iyah berasal dari kata kerja hajjaa

yang artinya mengeja, menghitung huruf, membaca huruf demi huruf.

Hijaiyah berasal dari kata kerja hajjaa yang artinya mengeja,

menghitung huruf, membaca huruf ( muhyiddin, 2012). Otory Surasman

(2003:52) mengemukakan bahwa “huruf hijaiyah merupakan kunci dasar

mampu membaca AL-Qur‟an. Huruf hijaiyah digunakan sebagai ejaan

untuk menulis kata atau kalimat dalam AL-Qur‟an”.

8
Huruf hijaiyah disebut juga alphabet arab. Kata alphabet itu sendiri

berasal dari bahasa arab alif, ba‟, ta‟ ( Husain Karim, 1988). Kata abjad

juga berasal dari bahasa arab a-ba-ja-dun; alif, ba‟,ta‟,jim dan dal. Namun

ada pula yang menolak pendapat ini dengan alasan, huruf hijaiyah

mempunyai aturan urutan yang berbeda dengan terminology abjad.Huruf

hijaiyah dimulai dari alif dan berakhir pada huruf ya‟ secara terpisah-

pisah.

3. Alat Permainan Edukatif

Alat permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan

sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai

edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan

anak.Depdiknas (2003)

Alat permainan edukatif adalah Segala sesuatu yang dapat digunakan

sebagai sarana atau alat permainan yang mengandung nilai pendidikan

dan dapat mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak.

Alat Permainan Edukatif dapat berupa apa saja yang ada di sekeliling

kita, misalnya sapu, piring, gelas, sendok plastic, tutup panic, bangku

kecil, dan lain-lain. Bahkan dirikita sendiri dapat menjadi alat permainan

edukati.Misalnya kitabisa menirukan berbagai gerakan binatang dengan

tanpa bantuan alat apapun.Kita juga dapat menghitung, menjiplak, dengan

tangan dan jemari kita dan lain sebagainya.

9
Alat Permainan Edukatif dapat di buat sendiri dari bahan-bahan yang

sudah tidak layak terpakai lagi atau bahan-bahan yang mudah didapat

sekitar kita baik benda hidup maupun mati.

G. Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas metode

ilmiah dalam proses penelitian. Untuk mendapat hasil penelitian yang

baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-

tahap berikut:

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas.Penelitian Tindakan Kelas menurut Basrowi, Suwandi (2008 :

25) merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas

merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di

lapangan. Jadi penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis

yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik

pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah

karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam

penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian,

10
maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang

diteliti

Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas

Yanto (2013,42) menjabarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model kemmis dan Taggart

Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning)

,tindakan (acting) , observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A di RA.Az

Zahra Jombor kelompok A yang berlokasi di Jalan Jawa No.10 Desa

Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2016/2017 yang berjumlah20 anak yang terdiri dari9 laki-laki dan 11

perempuan. Peneliti memilih kelompok A, karena usia perkembangan

bahasa sangat penting untuk lebih diprioritaskan semenjak dini,

11
dengan penguasaan huruf hijaiyah maka anak kelompok A akan mudah

mempelajari aspek perkembangan lainnya (nilai agama moral, kognitif,

fisik motorik, sosial emosional dan seni), semakin banyak anak didik

kelompok A dalam menguasai huruf hijaiyah maka akan semakin cepat

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang baru. Adapun model

pembelajaran yang digunakan di RA.Az Zahra Jombor menggunakan

model sentra, karena adanya keterbatasan ruang belajar dan tenaga

pendidik.

Untuk itu peneliti mencoba mencari suatu solusi yang dapat

memecahkan masalah tersebut dengan meningkatkan pengetahuan

huruf hijaiyah pada anak sehingga penguasaan kosakata bahasa dapat

meningkat.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas

terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu :

a. Tahap rencana

1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan

penerapan metode kreasi gambar huruf abjad yaitu membuat

(RKH) Rencana Kegiatan Harian.

2) Membuat daftarmeningkatkan hafalan huruf hijaiyah melalui

alat permainan edukatif jemuran baju yang akan diajarkan

kepada anak didik

12
3) Menyiapkan lembartes buatan peneliti atau lembar penugasan,

yang mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi

nilai dan dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.

4) Membuat simulasi perbaikan

b. Tahap tindakan

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat sesuai dengan

konsep pembelajaran yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan

Harian pada tahap perencanaan.

c. Tahap pengamatan

Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses

pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis

untuk dijadikan umpan balik.Pengamatan tersebut meliputi

beberapa indicator yangtelah ditentukan penulis secara terlampir.

d. Tahap analisis dan refleksi

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan

penelitian, tahap refleksi meliputi :

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran

2) Evaluasi hasil observasi

3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I

untuk dilakukan perbaikan pada siklus II

4. Instrument Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian

tindakan kelas adalah :

13
a. Rencana Kegiatan Harian (RKH) yaitu seperangkat pembelajaran

yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan

menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang

tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan

pembelajaran, alat dan sumber belajar, hasil penilaian.

b. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk

mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung

secara bersamaan, yaitu anak didik tidak diperintahkan maju satu

per satu dalam melaksanakan tugas, melainkan semua secara

bersama-sama mengikuti perintah guru dalam pengenalan huruf

hijaiyah.

c. Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu Kepala

Sekolah dan guru pendamping kelompok A di RA.Az Zahra

Jombor. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi

tentang data atau profil sekolah dan pendapat guru sebelum dan

sesudah menerapkan pembelajaran tentang meningkatkan

pengetahuan huruf hijaiyah menggunakan alat permainan epada

anak .

d. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi :

1) Foto kegiatan pembelajaran

2) RKH

3) Data siswa, guru dan profil sekolah

14
e. Catatan lapangan yang diperlukan peneliti disini adalah catatan

rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi pada saat

penelitian. Catatan lapangan diperoleh dari apa yang didengar,

dilihat , dialami dan dipikirkan oleh peneliti.

5. Pengumpulan Data

Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat digunakan,

akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh

karena itu peneliti harus memilih strategi yang tepat. Adapun strategi

yang digunakan peneliti antara lain yaitu :

a. Metode Observasi

Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam

penelitian di bidang pendidikan.Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan

pendengaran. Menurut Sukardi (2009 :78) menyatakan bahwa

observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil

berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja anak

didik dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti mengamati proses

belajar, cara melafalkan dan penguasaan kosakata huruf hijaiyah

pembelajaran berlangsung.

b. Metode Dokumentasi

Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah

menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, dimungkinkan

peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber

15
tertulis, dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya.

Strategi ini menurut Sukardi (2009 : 81) untuk mendapatkan

gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana

dan keadaan siswa.

c. Tes

Menurut Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman Penilaian di

Taman Kanak-Kanak bahwa :

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk

suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak

sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau

prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan

nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah

ditetapkan.

Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai

instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data

kuantitatif berupa nilai hasil penerapan meningkatkan pengenalan

huruf hijaiyah, kemudian akan dianalisa dan diambil

kesimpulannya.

6. Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang

bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh

melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian

diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang

16
berbentuk angka – angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam

kata-kata dan simbol.

Analisis data menurut Arikunto (2008 : 128) adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

penelitian dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus

dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh

diri sendiri dan orang lain.

Tahap – tahap yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah

a. Pengumpulan data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan selesai pengumpulan data.

b. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum hal-hal yang pokok,

memfokuskan hal-hal yang penting.Dicari tema dan

polanya.Tahap ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang

jelas, mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data dan

mencarinya apabila diperlukan.

c. Display data

Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian singkat

yang bersifat naratif dan tabel.

17
d. Kesimpulan

Kesimpulan dimaksudkan untuk melihat apakah tujuan

pembelajaran yaitu meningkatkan hafalan huruf hijaiyah dengan

menggunakan alat permainan edukatif kelompok A di RA.Az

Zahra Jombor Tuntang Kab. Semarang tahun pelajaran

2016/2017.

Apabila penelitian tahap pertama (siklus I) belum memenuhi

tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut

(penelitian ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat memenuhi

atau berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut maka penelitian

dihentikan sampai siklus II.

Selain metode analisis diatas, peneliti juga menggunakan

statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai

upaya memperoleh data dan informasi secara lengkap.

18
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

Skor/

Simbol Bintang
Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan

1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang tepat

atau anak tidak mau mencoba.

2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan bantuan

meniru teman

3 Berkembang Sesuai Jika anak bisa dengan bantuan

Harapan (BSH) awalan

4 Berkembang Sangat Jika anak bisa tanpa bantuan

Baik (BSB)

Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi

kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan.Analisi

data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan

untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat

diambil pada siklus berikutnya. Analisi data terhadap anak dilakukan beberapa

tahap seperti Mulyasa (2009 :101) yaitu :

1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.

2. Menghitung presentase peningkatan pengenalan huruf hijaiyah pada anak.

Presentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu :

19
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir

amatan

Prosentase Pencapaian Anak = skor yang dicapai x 100 %


Jumlah skor maksimum

Prosentase Keberhasilan Kelas= presentase pencapaian kelas x 100%


Jumlah siswa

3. Membuat tabulasi skor observasi pengamatan peningkatan huruf hijaiyah

dengan menggunakan alat permainan edukatif jemuran baju, adapun

contoh rancangan tabel sebagai berikut :

Tabel 1.2 Contoh Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan

Indikator Keberhasilan

No Nama Anak Persentase Persentase Status

Percapaian Keberhasilan Pencapaian

Keterangan :

- Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan persentase

peningkatan hafalan huruf hijaiyah pada masing-masing anak

- Persentase keberhasilan :diperoleh dari persentase standar ketuntasan

belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan

hasil belajar tiap anak sebesar 85%

20
4. Status pencapaian : diperoleh dari perbandingan antara skor persentase

pencapaian dengan persentase keberhasilan (85%). Jika hasil persentase

pencapaian < (kurang dari) persentase keberhasilan maka status

pencapaian yatu “B” artinya belum tercapai. Dan bila persentase

pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan maka

status pencapaian yatu “S” artinya sudah tercapai

5. Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai

persentase yang telah ditentukan.

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti

uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematka

skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian :

Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman

judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan

keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

Bab I Pendahuluan , berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan

penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kemampuan menghafal huruf

hijaiyah, definisi alat permainan edukatif, alat permainan edukatif jemuran

baju. Bab III Pelaksanaan Penelitian, gambaran umum lokasi, subyek

penelitian, penyajian data dan diskripsi pelaksanaan siklus. Bab IV Hasil

21
Penelitian dan Pembahasan. Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan

saran.

Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran

dan riwayat hidup penulis.

22
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Menghafal Huruf Hijaiyah

1. Pengertian menghafal

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian menghafal

adalah berusaha meresapkan merasakan kedalam fikiran agar selalu

ingat (Gita Media Press,tt:307). Menurut Zuhairini dan Ghofir

sebagaimana yang dikutip oleh Kamilhakimin Ridwan Kamil

dalam bukunya yang berjudul mengapa kita menghafal (tahfizh) al-

Qur’an, istilah menghafal adalah suatu metode untuk mengingat

kembali sesuatu yang pernah dibaca secara benar sepertia apa

adanya. Metode tersebut banyak digunakan dalam usaha untuk

menghafal al-Qur‟an dan al-Hadist.

Dalam Bahasa Arab, menghafal menggunakan terminology al-

Hafizh yang artinya menjaga, memelihara atau

menghafalkan.Sedangkan al-Hafizh adalah orang yang

menghafalkan dengan cermat, orang yang selalu berjaga-jaga,

orang yang selalu menekuni pekerjaannya.

Menurut Suryabrata sebagaimana yang dikutip oleh

Kamilhakimin Ridwan Kamil dalam bukunya yang berjudul

mengapa kita menghafal (tahfizh) al-Qur’an, istilah menghafal

disebut juga mencamkan dengan sengaja dan dikehendaki, artinya

23
dengan sadar dan bersungguh-sungguh, karena ada pula yang

mencamkan yang tidak sengaja dalam memperoleh suatu

pengetahuan.

Menurut beliau hal-hal yang dapat membantu meghafal atau

mencamkan antara lain :

a. Menyuarakan dalam menghafal. Dalam proses menghafal

akan lebih efektif apabila seseorang menyuarakan bacaannya,

artinya tidak menghafal dalam hati saja.

b. Pembagian waktu yang tepat dalam menambah hafalan, yaitu

menambah hafalan sedikit demi sedikit akan tetapi dilakukan

dengan cara kontinu.

c. Menggunakan metode yang tepat dalam menghafal.

2. Langkah-langkah menghafal

Ada empat langkah yang dapat dilakukan dalam menggunakan

metode ini, antara lain :

a. Merefleksi, yakni memperlihatkan bahan yang sedang

dipelajari baik dalam segi tulis, tanda baca dan syakalnya.

b. Menggulang, yaitu membaca dan atau mengikuti berulang-

ulang apa yang diucapkan oleh pengajar.

c. Meresitasi, yaitu mengulang secara individual guna

menunjukan hasil belajar tentang apa yang telah dipelajari

d. Retensi, yaitu ingatan yang telah dimiliki mengenai apa yang

telah dipelajari dan bersifat permanen.

24
3. Manfaat-manfaat menghafal

Manfaat-manfaat menghafal anatara lain :

a. Hafalan mempunyai pengaruh besar terhadap ke ilmuan

seseorang. Orang yang mempunyai kekuatan untuk

memperdalam pemahaman dan pengembangan pemikiran

secara luas.

b. Dengan menghafal pelajaran, seseorang bisa langsung menarik

kembali ilmu setiap saat, diamanapun dan kapanpun.

c. Siswa yang hafal dapat menangkap dengan cepat pelajaran

yang diajarkan, apalagi kalau hubungannya dengan teori

matematika, IPA, al-Qur‟an Hadist, Bahasa Inggris dan

sebagainya.

d. Aspek hafalan memegang peranan penting untuk

mengedepankan ilmu dan mengkristalkannya dalam pikiran

dan hati, kemudian meningkatkanya secara akseleratif dan

massif.

e. Dalam konteks PAKEM, hafalan menjadi pondasi utama dalam

mengadakan komunikasi interaktif dalam bentuk diskusi, debat

dan sabagainya.

f. Dapat membantu penguasaan, pemeliharaan dan

pengembangan ilmu. Pelajaran yang cerdas serta mampu

memahami pelajaran dengan cepat, jika ia tidak mempunyai

perhatian terhadap hafalan, maka ia bagaikan pedagang

25
permata yang tidak bisa memelihara permata tersebut dengan

baik. Seringkali, kegagalan yang dialami para pelajar yang

cerdas disebabkan oleh sikap menggantungkan pada

pemahaman tanpa adanya hafalan.

g. Dengan model hafalan, pemahaman bisa dibangun dan analisis

bisa dikembangkan dengan akurat dan intensif.

4. Kemampuan Menghafal

Pada periode awal perkembangan anak sebelum ia belajar

membaca dan menulis biasanya anak diajarkan untuk

menghafalkan hal-hal tertentu termasuk surat-surat pendek. Dalam

kenyataannya hafalan al-Qur‟an adalah syarat ilmu yang penting

bagi orang islam. Hal ini disebabkan karena mereka terpengaruh

pada sejarah yang panjang dalam perkembangan umat islam,

dimana orang berpegang lebih banyak kepada hafalan ketimbang

tulisan. Hafalan ini sangat penting dalam penanaman jiwa

keagamaan ataupun pengembangan keilmuan islam. Tetapi akan

bermanfaat lagi apabila disamping hafalan juga diikuti pengertian

yang tentunya disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.

Kemampuan menghafal al-Qur‟an dapat ditingkatkan

dengan membiasakan anak untuk selalu membaca, menukis dan

memahami tentang al-Qur‟an. Hafalan yang disertai pengertian

dapat memasukkan nilai-nilai Qur‟an dalam diri anak sehingga

26
akan diwujudkan melalui perbuatan atau tingkahlaku yang tidak

menyimpang dari al-Qur‟an.

5. Faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan menghafal

Sejumlah faktor terjadi penyebab rendahnya kemampuan siswa

dalam menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih, yaitu

disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

a. Kurang adanya dukungan dari orang tua, teman dan lingkungan

b. Siswa tidak pernah diajak untuk menghafal surat-surat pendek

dengan benar dan fasih

c. Hafalan siswa juga tidak dikoreksi secara individu dengan

memperhatikan makhroj dan tajwid nya yang benar, kurang

tepatnya metode yang digunakan dalam proses pembelajaran,

tidak sesuai dengan kondisi siswa pada dasarnya masih suka

bermain-main

d. Penggunaan metode yang monoton serta tidak menarik yang

akhirnya membuat siswa merasa bosan dan sulit menghafal

pada pelajaran al-Qur‟an Hadist.

6. Pengertian Huruf Hijaiyah

Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan

anggota abjad yang melambangkan bunyi dan bahasa.Menurut Ath.

Thabari (1999:27) menjelaskan bahwa huruf hijaiyah adalah salah

satu jenis bahasa yang khas yang ditampilkan dalam AL-Qur‟an.

AL-Qur‟an memang disusun menggunakan huruf Hijaiyah dengan

27
makhraj yang berbeda sekaligus mengisyaratkan bahwa AL-Qur‟an

diturunkan menggunakan bahasa arab.

Kata huruf berasal dari bahasa arab harf atau huruuf. Huruf

arab disebut juga huruf hija‟iyah Kata hija‟iyah berasal dari kata

kerja hajjaa yang artinya mengeja, menghitung huruf, membaca

huruf demi huruf.

Hijaiyah berasal dari kata kerja hajjaa (‫ )ھڃں‬yang artinya

mengeja, menghitung huruf, membaca huruf ( muhyiddin, 2012).

Otory Surasman (2003:52) mengemukakan bahwa “huruf hijaiyah

merupakan kunci dasar mampu membaca AL-Qur‟an. Huruf

hijaiyah di gunakan sebagai ejaan untuk menulis kata atau kalimat

dalam AL-Qur‟an”.

Huruf hijaiyah disebut juga alphabet arab. Kata alphabet itu

sendiri berasal dari bahasa arab alif, ba‟, ta‟ ( Husain Karim, 1988).

Kata abjad juga berasal dari bahasa arab a-ba-ja-dun; alif,

ba‟,ta‟,jim dan dal. Namun ada pula yang menolak pendapat ini

dengan alas an, huruf hijaiyah mempunyai aturan urutan yang

berbeda dengan terminology abjad.Huruf hijaiyah dimulai dari alif

dan berakhir pada huruf ya‟ secara terpisah-pisah.

Huruf hijaiyah berjumlah 28 huruf tunggal atau 30 jika

memasukkan huruf rangkap lam-alif dan hamzah sebagai huruf

yang berdiri sendiri.Orang yang pertama kali menyusun huruf

hijaiyah secara berurutan mulai dari alif sampai ya‟ adalah Nashr

28
Bin „Ashim Al-Laitsi.Cara menulis huruf Arab berbeda dengan

huruf Latin.Kalau huruf Latin dari kiri ke kanan maka huruf Arab

ditulis dari kanan ke kiri.

a. Macam huruf hijaiyah

‫ن‬ ‫غ‬ ‫ش‬ ‫خ‬

‫ا‬

‫و‬ ‫ف‬ ‫ص‬ ‫د‬

‫ب‬

‫ھ‬ ‫ق‬ ‫ض‬ ‫ذ‬

‫ب‬

‫ע‬ ‫ك‬ ‫ط‬ ‫ر‬

‫ث‬

‫ي‬ ‫ل‬ ‫ظ‬ ‫ز‬

‫ج‬

‫م‬ ‫ع‬ ‫س‬

‫ح‬

Menurut yusuf (2009) mengemukakan arti dari masing-masing

huruf hijaiyah adalah :

29
Dari Ali bin Hasan bin Ali bin Fadhal dari Bapaknya dari

Imam Ridha AS, beliau berkata : Sesungguhnya yang pertama

kali diciptakan Allah swt agar makhluk-makhluk mengetahui

diri-Nya adalah tulisan huruf-huruf hijaiyah, karena

sesungguhnya jika ada seseorang yang dipukul kepalanya oleh

tongkat karana di anggap tidak fasih dalam berbicara maka

hokum wajib, hendaknya dia dijelaskan tentang huruf hijaiyah

kemudian diberikan diyat sebanyak yang tidak biasa dia

pahami. Dari Amirul mukmini, tentang huruf ‫ أ ب ت ݖ ج‬beliau

berkata :

1. Alif ‫ﭑ‬

Adalah alaullah atau keagungan Allah atau tiada tuhan

selain dia yang maha hidup dan kokoh.

2. Ba ‫ب‬

Adalahbahjatullah kemuliaan Allah atau tetap ada setelah

musnah seluruh makhluk-nya

3. Ta ‫ت‬

Adalah yang menerima taubat, menerima taubat dari

seluruh hamba-Nya

4. Tsa ‫ث‬

Adalah yang mengkokohkan semua makhluk

5. Jim ‫ج‬

30
Adalah jamalullah (keindahan Allah) dan jalalullah

(Keagungan Allah) atau keluhuran sebutan dan pujian-Nya

serta suci seluruh nama-nama-Nya.

6. Ha ‫ﺡ‬

Artinya hilm, kasih sayang Allah (hay = hidup, haq = yang

maha benar, dan halim =lemah lembut) terhadap para

pendosa atau maha hidup dan maha penyayang.

7. Kha ‫خ‬

Adalah maha mengetahui akan perbuatan dan tingkah laku

seluruh hamba-hamba-Nya.

8. Dal ‫ﺩ‬

Adalahyang memberi balasan kepada hamba-hamba-Nya

pada hari kiamat

9. Dzal ‫ﺫ‬

Adalah yang memiliki keagungan dan kemuliaan.

10. Ra ‫ﺭ‬

Adalah ar rauf (lemah-lembut) dan ar rahim (penyayang)

pada hamba-Nya.

11. Zay ‫ﺯ‬

Adalah zalazil (kehancuran) pada hari kiamat.

12. Sin ‫ﺱ‬

Adalah maha melihat dan maha mendengar.

13. Syin ‫ﺵ‬

31
Adalah Sya‟a kehendak Allah ketika Dia berkehendak.Dia

berbuat sesuai kehendak-Nya.Tidak ada yang berkehendak

kecuali sesuai dengan kehendak Allah.

14. Shad ‫ﺹ‬

Adalah shadiq (benar) dalam janji-janji-Nya kepada

manusia dalam menyelamatkan orang-orang baik dari

jembatan shirat dan mengadzab orang-orang zalim.

15. Dhad ‫ﺽ‬

Adalah yang memberikan madharat dan manfaat bagi

seluruh hamba-hamba-Nya.

16. Tha ‫ﻃ‬

Adalah thuba (kebahagiaan) bagi kaum mukminin dan

sebaik-baik tempat kembali.

17. Dzha ‫ﻆ‬

Adalah dzhann (anggapan) kaum mukminin yang baik

kepada Allah dan anggapan orang kafir yang buruk kepada

Allah.

18. „Ayn ‫ﻉ‬

Adalah yang maha mengetahui hamba-hamba-Nya.

19. Ghayn ‫غ‬

Adalah tempat pengharap para pengharap dari semua

ciptaan-ciptaan-Nya.

20. Fa ‫ف‬

32
Adalah faliq (yang menumbuhkan) biji-bijian dan fauj

(yang cepat penyelamatannya) dari api neraka.

21. Qaf ‫ق‬

Adalah maha kuasa atas segala yang diciptakan-Nya.

22. Kaf ‫ك‬

Adalah yang maha mencukupi yang tidak ada satupun yang

setara dengan-Nya, Dia tidak beranak dan tidak pula

diperanakan.

23. Lam ‫ل‬

Adalah maha lembut kepada seluruh hamba-hamba-Nya.

24. Mim ‫م‬

Adalah mulk (kerajaan) Allah pada hari kiamat pada hari

tiada raja selain-Nya. Allah berfirman “Bagi siapa kerajaan

pada hari ini?” kemudian para ruh, para nabi dan rasul

berkata “hanya milik Allah Yang esa dan Maha Perkasa”

maka Allah berkata “Pada hari ini setiap jiwa akan

diberikan balasan sesuai dengan amalan mereka, tidak akan

ada yang dizalimi pada hari ini, sesungguhnya Allah maha

cepat hisabnya”

25. Nun ‫ن‬

Adalah acahaya pada lagit yang bersumber pada cahaya

arasy-Nya.

26. Waw ‫و‬

33
Adalah wayl (neraka wayl) bagi orang yang menentang-

Nya dengan siksa yang sangat pedih.

27. Ha ‫ھ‬

Adalah pemberi petunjuk kepada seluruh makhluk-

makhluk-Nya.

28. Lam alif

Adalah la ilaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah) itulah

kalimat tauhid termurni.Barang siapa yang mengatakannya

dengan penuh keikhlasan maka baginyalah syurga.

29. Ya ‫ﻱ‬

Adalah yadullah (tangan/kekuasaan) Allah atas hamba-

hamba-Nya, memberikan rizki-Nya.Maha suci Allah dari

apa-apa yang mereka sekutukan.

B. Definisi Alat Permainan Edukatif

1. Pengertian Bermain

Bermain menurut Satiadarma (2006) merupakan sarana

bagai anak-anak untuk belajar mengenal lingkungan

kehidupannya.Pada saat bermain, anak-anak mencoba gagasan

mereka, bertanya serta mempertanyakan berbagai persoalan,

dan memperoleh jawaban atas persoalan-persoalan

mereka.Melalui permainan menyusun balok misalnya anak-

anak belajar menghubungan ukuran suatu obyek dengan

lainnya.

34
Mereka belajar memahami bagaimana balok yang besar

menopang balok yang kecil.Mereka belajar konsep bagaimana

hal-hal yang lebih besar mampu menopang hal-hal yang lebih

kecil.Secara fisik, bermain memberikan peluang bagi anak

untuk mengembangkan kemampuan motoriknya.Permainan

seperti dalam olahraga mengembangkan kelenturan, kekuatan

serta ketahanan otot pada anak.

Permaian dengan kata-kata (mengucapkan kata-kata)

merupakan suatu kegiatan melatih otot organ bicara sehingga

kelak pengucapan kata-kata menjadi lebih baik.Dalam bermain,

anak juga belajar berinteraksi secara sosial, berlatih untuk

saling berbagi dengan orang lain, meningkatkan tolerasi sosial,

dan belajar berperan aktif untuk memberikan kontribusi sosial

bagi kelompoknya.

Bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat disenangi

oleh anak.Pada berbagai situasi dan tempat selalu saja anak

menyempatkan untuk menggunakannya sebagai arena bermain

dan permainan.

Kegiatan belajar di TK lebih banyak dilakukan dengan

bermain.Pada dasarnya, situasi TK didesain sebagai arena

bermain.Apa saja yang ada selalu berkaitan dengan bermain.

Hal ini dapat dilihat dari penataan benda-benda yang ada,

warna, gambar dan peralatanya. Sehingga kalau kita memasuki

35
lingkungan TK akan disambut dengan suara riuh dan aktivitas

anak yang beragam.

Bermain diartikan oleh banyak ahli dengan berbaga cara. Joan

dan Utami (1996) mengutip pendapat beberapa para ahli

tentang bermain, yaitu:

a. Anak mempunyai energi berlebihan karena terbebas dari

segala macam tekanan, baik tekanan ekonomis maupun

sosial, sehingga mengungkapkan energinya dalam bermain

(Schiller & Spenecer).

b. Melalui kegiatan bermain, seorang anak menyiapkan diri

untuk hidupnya kelak jika telah dewasa. Misalnya, dengan

bermain peran serta tidak sadar ia menyiapkan diri untuk

peran pekerjaannya dimasa depan (Karl Groos).

c. Melalui bermain anak melewati tahap-tahap perkembangan

yang sama dari perkembangan sejarah umat manusia (teori

rekapitulasi). Kegiatan-kegiatan seperti lari, melempar,

memanjat, dan melompat merupakan bagian dari kehidupan

sehari-hari dari generasi ke generasi (Stanley Hall).

d. Anak bermain (kreasi) untuk membangun kembali energy

yang telah hilang. Bermain merupakan medium untuk

menyegarkan badan kembali (revitalalisasi) setelah bekerja

berjam-jam (Lazarus).

36
e. Melalui kegiatan bermain, anak memuaskan keinginan-

keinginannya yang terpendam atau tertekan. Dengan

bermain anak seperti mencari kompensasi untuk apa yang

ia peroleh dalam kehidupan nyata, untuk keinginan-

keinginan yang mendapat pemuasan (Mazhab

psikoanalisis)

f. Bemain juga memungkinkan anak melepaskan perasaan-

perasaan dan emosi-emosinya, yang dalam realitas tidak

dapat diungkapkannya.

g. Kepribadian terus berkembang dan untuk partumbuhan

yang normal, perlu ada rangsangan (stimulus), dan bemain

memberikan stimulus ini untuk pertumbuhan (Appleton).

Dari berbagai pandangan tersebut Joan dan Utami (1996)

menyatakan bahwa bermain merupakan suatu aktivitas yang

membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik,

intelektual, sosial, moral, dan emosional. Dengan demikian,

bermain merupakan sesuatu yang perlu bagi perkembangan

anak dan dapat digunbakan sebagai suatu cara untuk memacu

perkembangan anak. Bemain merupakan cara yang dapat

digunakan dalam kegiatan pembelajaran sekolah sekaligus

ditetapkan sebagai metode pembelajaran.

2. Adapun tujuan bermain bagi anak yaitu:

37
a. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi-

potensi yang ada padanya

b. Anak akan menemukan dirinya, yaitu kekuatan dan

kelemahannya, kemampuannya serta minat dan

kebutuhannya

c. Memberi peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya

baik fisik, intelektual, bahasa dan perilaku (psikososial

serta emosional)

d. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca inderanya

sehingga terlatih dengan baik

e. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu

lebih mendalam lagi.

3. Fungsi bermain bagi anak TK adalah

a. Menirukan apa yang dilakukan orang dewasa seperti

meniru ibu memasak di dapur, dokter mengobati orang

sakit

b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam

kehidupan nyata seperti guru mengajar di kelas, sopir

mengendari bus

c. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan

pengalaman hidup yang nyata ibu memandikan adik, ayah

membaca koran dan sebagainya

38
d. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-

mukul kaleng, menepuk-nepuk air dan sebagainya

e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat

diterima seperti: berperan sebagai pencuri, menjadi anak

nakal, pelanggar lalulintas dan lain-lain

f. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti

gosok gigi, sarapan pagi dan lain sebagainya

g. Mencerminkan pertumbuhan misalnya semakin bertambah

tinggi tubuhnya, semakin gemuk badannya, semakin dapat

berlari cepat

h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai

penyelesaian masalah seperti menghias ruangan,

menyiapkan jamuan makan, pesta ulang tahun. Melalui

bermain selain bermanfaat untuk perkembangan fisik,

kognitif, sosial emosional dan moral, bermain juga

mempunyai manfaat yang besar bagi perkembang anak

secara keseluruhan.

4. Karakteristik Kegiatan Bermain

Pakar Pendidikan menyebutkan beberapa karakteristik bermain

anak (montolalu, 2007:2.4),yaitu:

a. Bermain adalah sukarela karena kegiatan ini didorong oleh

motivasi dari dalam diri seseorang sehingga akan dilakukan

oleh anak apabila hal ini betul-betul memuaskan dirinya

39
dengan kata lain permainan yang dilakukan anak adalah

suatu kepuasan tersendiri karena tidak harus memenuhi

tuntutan atau harapan dari luar, anak-anaklah yang

menentukan perannya dalam bermain.

b. Bermain adalah pilihan anak, anak-anak memilih secara

bebas sehingga apabila seorang anak dipaksa untuk

bermain, sekalipun dilakukan dengan cara yang halus maka

aktivitas itu sudah bukan lagi merupakan kegiatan bermain

atau non play.

c. Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan,yaitu anak-

anak merasa gembira dan bahagia dalam melakukan

aktivitas bermain, bukan menjadi tegang atau stres.Bermain

yang menyenangkan merupakan syarat mutlak dalam

melakukan kegiatan di taman kanak-kanak.

d. Bermain adalah simbolik bermain tidak selalu harus

menggambarkan hal yang sebenarnya,khususnya pada anak

usia taman kanak-kanak dikaitkan dengan fantasi atau

imajinasi mereka. Melalui kegiatan bermain anak akan

mampu menghubungkan pengalaman mereka dengan

kenyataan sekarang misalnya berpura-pura menjadi orang

lain, anak akan bertingkah laku seperti yang diperankannya.

e. Bermain adalah aktif melakukan kegiatan.artinya dalam

bermain anak-anak bereksplorasi,bereksperimen,

40
menyelidiki dan bertanya tentang manusia, benda-benda,

kejadian atau peristiwa.

5. Pengertian Alat Permainan Edukatif

Segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau

alat permainan yang mengandung nilai pendidikan dan dapat

mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak

(KEMENDIKNAS 2010),.Menurut Suryadi (2007:89), bahwa

alat permainan edukatif adalah alat yang dirancang khusus

sebagai alat untuk bantu belajar dan dapat mengoptimalkan

perkembangan anak, disesuaikan dengan usia dan tingkat

perkembangannya.

Mayke Sugianto. T dalam Badru Zaman, dkk (2007: 63)

mengemukakan bahwa alat permainan edukatif (APE) adalah

permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk

kepentingan pendidikan.Badru Zaman (2007: 63) menyatakan

bahwa APE untuk anak TK adalah alat permainan yang

dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek

perkembangan anak TK.

Adams (1975:65) berpendapat bahwa permainan edukatif

adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk

memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar

kepada para pemainnya, termasuk permainan tradisional dan

moderen yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran.

41
Alat permainan edukatif untuk anak RA adalah alat yang

sengaja dirancang secara khusus untuk meningkatkan aspek-

aspek perkembangan anak..Sementara Atas dasar pengertian

itu, permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau

menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk memupuk

semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk dalam

kategori permainan edukatif karena permainan itu memberikan

pengalaman belajar kognitif dan afektif (Adams, 1975:70).

Dengan demikian, tidak menjadi soal apakah permainan itu

merupakan permainan asli yang khusus dirancang untuk

pendidikan ataukah permainan lama yang diberi nuansa atau

dimanfaatkan untuk pendidikan.

6. Maanfaat alat permainan edukatif

Manfaat dan ciri-ciri alat permainan edukatif Menurut

Suryadi (2007), bahwa manfaat mainan edukatif sebagai

berikut:

a. Melatih kemampuan motorik. Stimulasi untuk motorik

halus diperoleh saat menjumput mainan, meraba,

memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya,

sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat

menggerakkan mainannya, melempar, mengangkat dan

sebagainya.

42
b. Melatih konsentrasi. Mainan edukatif dirangsang untuk

menggali kemampuan anak, termasuk kemampuannya

dalam berkonsentrasi. Saat menyusun puzzel katakanlah

anak dituntut untuk fokus pada gambar atau bentuk yang

ada di depannya, ia tidak berlari-larian atau melakukan

aktifitas fisik lain sehingga konsentrasinya bisa lebih

tergali. Tanpa konsentrasi, bisa saja hasilnya tidak

memuaskan.

c. Mengembangkan konsep sebab akibat. Contohnya dengan

memasukkan benda kecil ke dalam benda yang besar, anak

akan memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa dimuat

ke dalam benda yang lebih besar. Sedangkan benda yang

lebih besar tidak bisa masuk ke dalam benda yang lebih

kecil. Ini adalah pemahaman konsep sebab akibat yang

sangat dasar.

d. Melatih bahasa dan wawasan. Permainan edukatif sangat

baik bila diikuti dengan penuturan cerita. Hal ini akan

memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni

meningkatkan kemampuan bahasa juga keluasan wawasan.

e. Mengenalkan warna dan bentuk. Dari mainan edukatif, anak

dapat mengenal ragam/variasi bentuk dan warna. Ada benda

berbentuk kotak, segi empat, bulat, dengan berbagai warna,

biru, merah, hijau dan lainnya.

43
7. Ciri-ciri Alat Permainan Edukatif untuk anak

Adapun ciri-ciri alat permainan edukatif bagi anak (Zaman

Badru, dkk, 2007) yaitu:

a. Ditujukan pada anak TK, selalu dirancang dengan

pemikiran yang mendalam disesuaikan dengan rentang usia

anak TK. APE untuk anak rentang usia 4-5 tahun tentu

berada dengan APE untuk anak rentang usia 5-6 tahun

contohnya: puzzel. Puzzel untuk anak usia 4-5 tahun

memiliki bentuk sederhana dengan potongan yang tidak

terlalu banyak kepingannya. Jumlah kepingan puzzle untuk

anak usia 5-6 tahun, lebih banyak lagi. Jadi memang APE

dirancang untuk rentang usia tertentu.

b. Berfungsi untuk mengembangkan aspek-aspek

perkembangan anak TK, aspek-aspek yang dapat

dikembangkan adalah aspek fisik (motorik halus dan kasar),

emosi, sosial, bahasa, kognitif, dan moral. APE yang

dirancang untuk mengembangkan aspek kognitif biasanya

dapat digunakan untuk melatih daya nalar anak.

c. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk dan multi

guna

d. Aman bagi anak.

e. Dapat mendorong aktifitas dan kreativitas anak.

f. Bersifat konstruktif.

44
8. Kriteria pemilihan ape yang tepat untuk anak

Pendidik harus memiliki pengetahuan untuk memilih alat

permainan edukatif (APE) yang tepat untuk anak sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan anak, oleh karena itu pendidik

harus mengetahui criteria memilih APE, antara lain:

a. Mengandung unsur pendidikan

b. Alat permainan tidak berbahaya bagi anak

c. Dasar pemilihan APE adalah minat dan kebutuhan anak

terhadap mainan tersebut

d. Alat permaianan sebaiknya beraneka macam, sehingga anak

dapat berkesplorasi dengan berbagai macam alat

permainanya.

e. Tingkat kesulitan sebaiknya disesuaikan pada usia anak.

Permainan tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah untuk

anak

f. Dasar pemilihan alat permainan lebih ditekankan pada

pertumbuhan fisik dan perkembangan anak secara individu

bukan berdasakan usia. Perkembangan biologis dan fisik

pada anak yang umurnya sama dapat saja berbeda.

g. Peralatan permainan buatan sendiri diupayakan yang

bertahan lama atau awet, mudah di buat, bahannya mudah

diperoleh dan mudah digunakan.

9. Penggunaan dan pengembangan alat permainan edukatif

45
a. Karakteristik anak

Agar APE sesuai dengan kebutuhan anak yang akan

bermain maka dalam membuat dan menggunakan atau

menghidangkanya, pendidik perlu tahu karakteristik anak

yang akan menggunakan APE tersebut.

1) Usia 0-6 bulan

Masa umur ini secara umum anak

mengeksplorasikan lingkuangan melalui suara,

pengamatan & sentuhan, oleh karena itu anak

membutuhkan APE obyek yang dapet bergerak,

berwarna kontras, bersuara dan memiliki aneka tekstur.

2) Usia 0-12 bulan

Anak umumnya dapat meningkatkan konsep

sederhana sehingga anak suka kegiatan menyimpan &

mengeluarkan benda, mencari benda yang

disembunyikan, menirukan suara yang menarik dan

melihat gambar.

3) Usia 12-18 bulaN

Anak mulai menyukai tantangan untuk melakukan

manipulasi & eksperimentasi, serta menikmati dongeng

sehingga APE yang dibutuhkannya antara lain buku

bergambar, kotak music, puzzle, menara gelang.

4) Usia 18-24 bulan

46
Anak menghabiskan waktu dengan alat permainan

yang dapat dikelola bebas oleh dirinya sendiri sehingga

pendidik dapat menghidangkan APE diantaranya

boneka yang dapat diberi baju, martil kayu, balok

geometri, instrument music.

5) Usia 2-3,5 tahun

Anak usia ini pada umumnya menyukai bongkar

pasang dan benda yang menguji kemampuan seperti

lego playdough dan sosiodrama.

6) Usia 3,5-5 tahun

Anak di usia ini senang bermain bersama teman

sebaya, permainan fisik, dan serba ingin tahu.

7) Usia 5-7 tahun

Rasa ingin tahu anak bertambah besar dengan focus

interest pada kegiatan sosial, scince dan akademik

lainya.

Disaat kita menentukan alat permainan edukatif, kita

juga harus menentukan titik kritis yang mungkin akan

dialami oleh anak disaat tertentu (Aisyah Siti, dkk,

2011).

titik-titik kritis ini antara lain :

a) Membutuhkan rasa aman, istirahat dan makan yang

baik

47
b) Dating kedunia dirpogram untuk meniru

c) Membutuhkan latihan dan rutinitas

d) Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan

memperoleh jawaban

e) Cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa

f) Membutuhkan pengalaman langsung

g) Trial and error menjadi bagian pokok dalam belajar

h) Bermain merupakan masa belajar pada anak-anak

10. Pengelolaan alat permainan edukatif

Pengelolaan alat permainan edukatif di TK sebagian besar

di tangani oleh guru TK meliputi pengadaan, pemeliharaan, dan

penggunaannya. Sebagai langkah menggunakan alat permainan

edukatif, lebih dahulu guru harus memilih alat permainan yang

tepat untuk anak dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut

(Zaman Badru, 2007:7-15):

a. Alat peraga tidak berbahaya bagi anak atau merangsang

agresivitas anak, seperti pedang pedangan atau pistol-

pistolan.

b. Pemilihan bukan berdasarkan pilihan guru, tetapi

berdasarkan minat anak terhadap mainan tersebut ketika ia

bermain.

c. Alat bermain sebaiknya bervariasi sehingga anak dapat

bereksplorasi dengan mainannya tersebut.akan tetapi tidak

48
terlalu banyak macamnya karena akan membingungkan

anak.

d. Tingkat kesulitan sebaiknya disesuaikan dengan rentang

usia anak TK, yaitu rentang 4-5 tahun untuk kelompok A

dan 5-6 tahun untuk kelompok B.

e. Alat permainan tidak rapuh atau mudah rusak.

f. Tidak memilih alat permainan berdasarkan urutan usia

karena ada anak yang lambat perkembangannya dari anak-

anak seusianya atau sebaliknya, maka dasar pemilihan alat

permainan lebih cenderung pada perkembangan fisik dan

mental anak secara individual.

C. Jemuran Baju

1. Pengertian

Jemuran baju merupakan media pembelajaran berbentuk

kayu yang berbentuk segiempat dibuat dari kayu persegi

panjang yang kemudian dibentuk seperti fram dan terdapat baju

yang tergantung pada tali yang telah disediakan.

Keistimewaan alat permainan ini adalah menggunakan

berbagai warna pada baju untuk menarik perhatian anak untuk

memainkannya, mudah di mainankan dan dapat disimpan

dengan mengantung ape didinding atau hanya di letakkan di

atas lemari.

2. Alat dan bahan

49
Bahan dalam kamus bersar bahasa Indonesia adalah

material yang dari mana sesuatu bahan dapat dibuat darinya,

atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu.

Adapun bahan yang diperlukan untuk membuat alat permainan

jemuran hijaiyah adalah :

 Kain flannel warna warni

 Spidol besar dan pena

 Penggaris

 Kardus susu

 Gunting, lem kayu

 Klip warna/jepit jemuran

 kayu persegi 4 buah

 benang kasur, paku pines, palu

3. Cara membuat

a. Pertama buat pola baju pada karton susu dengan

menggunakan pena kemudian potong pola dengan

menggunakan gunting

b. Kedua setelah pola baju jadi kemudian jiplak pola baju

yang terbuat dari potongan karton susu ke kain flannel

warna warni sejumlah 29 buah bentuk baju kemudian

gunting pola baju menggunakan gunting

50
c. Ketiga setelah menjadi potongan-potongan baju dengan

menggunakan spidol besar tulis di setiap potongan baju

dengan huruf hijaiyah, satu baju satu huruf hijaiyah

d. Keempat siapkan kayu persegi panjang buat berbentuk

persegi empat ( fram ), rekatkan setiap sikunya dengan

menggunkan lem kayu tunggu hingga mongering

e. Kelima pasang paku patung di sisikanan dan kiri pada kayu

kemudian bentangkan benang kasur ikatkan di sisi kanan

dan kiri pada paku payung kemudian kencangkan, buat

menejadi 6 baris

f. Keenam pasang setiap pola baju seperti menjemur baju di

benang kasur kemudian dicepit menggunakan klip di

lengan baju tersebut

g. Terakhir rapikan dan siap dimainkan.

4. Cara menggunakan

a. Guru mengajarkan akan terlebih dahulu cara memainkan

alat permainan jemuran hijaiyah

b. Mula-mula guru menyebutkan huruf hijaiyah yang masih

terpasang dengan ucapan yang jelas dan kemudian anak

mengikuti apa yang sebutkan oleh guru

c. Guru melepaskan semua baju hijaiyah yang menggantung

dan mengacakannya

51
d. Guru memilih 1 sampai 2 anak untuk memasangkan

bajunya pada klip yang sudah terpasang

e. Pasang kembali pada tali jemuran dari huruf‫ﻱ – ٲ‬

f. Setelah selesai anak diajak untuk menyebutkan kembali

huruf-huruf yang sudah dipasangkan

g. Lakukan berulang-ulang sampai dapat memahami huruf

perhuru hijaiyah atau bias dengan menyanyikan huruf

hijaiyah

5. Kelebihan

a. Bahan mudah didapatkan di lingkungaan sekitar seperti

kayu

b. Mempunya banyak warna (menarik) , anak dapat mengenal

warna pada setiap huruf hijaiyah

c. Mudah dimainkan

d. Bisa dimainakan bersama atau individu

e. Mudah dibawa oleh anak

f. Mudah disimpan

g. Mengasah kreatifitas anak

h. Proses pembuatannya mudah

i. Anak lebih senang karena dapat digunakan didalam

maupuna luar ruangan

j. Anak lebih mandiri jarena mereka bias bermain dengan

tanpa melibatkan orangtua

52
k. Mencangkup banyak aspek kognitif, bahasa, dan spiritual

6. Kekurangan

a. Mengandung bahan kimia

b. Bentuk baju kurang beraneka ragam

7. Cara penyimpanan

a. Digantung pada dinding

b. Diletakan atas lemari atau dalam lemari

8. Aspek yang dikembangkan

a. Bahasa

Anak dapat megucapkan lafal atau huruf hijaiyah

b. Sosial emosional

Anak merasa senang dan melatih kesabaran anak

c. Kognitif

Anak mengenal bentuk dan warna pada baju

d. Motorik halus

Mengambil dan memasangkan baju pada jemuran

e. Moral dan agama

Mengenal huruf-huruf pada Al-Qur‟an

53
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Sekolah

RA Az-Zahra terletak di JL.Jawa No.10, Desa Jombor Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang. Karena lokasi sekolah sangat dekat

dengan kelurahan Jombor dan perbatasan antara Kota Salatiga,

membuat RA Az-Zahra Jombor memiliki banyak murid. Mata

pencaharian penduduk disekitar RA Az-Zahra sebagian besar adalah

pedagang.

Sekolah ini berdiri di tanah seluas 400 m², dengan luas bangunan

250 m² yang terdiri dari 4 kelas, sebuah ruang kantor, sebuah UKS dan

2 kamar mandi anak dan guru sebagai sarana pendukung aktivitas

warga sekolah. Setiap ruang kelas dihiasi dengan berbagai macam

karya anak dan guru sehingga bias bermanfaat sebagai media

pembelajaran. Selain itu terdapat alat kebersihan, sarana olahraga serta

alat peraga edujatif yang memadai.

Jumlah peserta didik pada tahun 2017 adalah 130 siswa yang

terbagi menjadi 7 kelompok bermain. Jumlah pendidik sebanyak 7

(tujuh) orang. Banyaknya siswa yang bersekolah di RA Az-Zahra

Jombor menentukan adanya dorongan dari warga sekitar. Hal ini

disebabkan adanya berbagai prestasi baik akademik maupun non

54
akademik serta sesuai dengan apa yang dikehendaki masyarakat serta

terjalinya silaturahmi dengan masyarakat yang sangat baik.

2. Identitas sekolah

a. Nama Sekolah : RA Az-Zahra Jombor

b. Nomer Statistik : 10123320077

c. Provinsi : Jawa Tengah

d. Otonomi Daerah : Kabupaten Semarang

e. Kecamatan : Tuntang

f. Desa : Jombor

g. Jalan dan Nomor : Jawa nomor 10

h. Kode Pos : 5773

i. Telepon : 0857415594649

j. Fax/e-mail : ra_azzahra@gmail.com

k. Daerah : Pedesaan

l. Status Sekolah : Swasta

m. Akreditasi :B

n. Tahun pendirian sekolah : 1970

o. Managemen : Sendiri

3. Visi RA.Az-Zahra Jombor

Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi yang islami, cerdas,

kreatif dan berakhlak mulia.

4. Misi RA Az-Zahra Jombor

55
a. Menggali potensi siswa melalui proses pembelajaran dan

bimbingan

b. Tumbuh kembangkan potensi peserta didik melalui belajar sambil

bermain

c. Bimbingan dan tanamkan peserta didik melalui iman dan taqwa

d. Libatkan seluruh elemen masyarakatdalam proses bimbingan dan

pembelajaran

5. Tujuan RA Az-Zahra Jombor

a. Mempersiapkan peserta didik untuk memasuki jenjang pendidikan

dasar

b. Pembiasaan anak dalam hal-hal baik

c. Pembentukan karakter sejak dini

6. Struktur Organisani

Adapun struktur organisasi di Ra Az-Zahra jombor terlihat pada

gambar di bawah ini

a. Kepala sekolah : Azizatun Nikmah, S.Pd

b. Wakil kepala sekolah : Siti Karimah S.PdI

c. Bendahara : Juariyah

d. Guru sentra bahan alam A : Mulyani Setyaningsih S.PdI

e. Guru sentra persiapan A : Arum pangestu S.Pd

f. Guru sentra seni A : Eniyati S.PdI

g. Guru sentra balok A : Juariyah

h. Guru sentra bahan alam B : Siti Karimah S.PdI

56
i. Guru sentra persiapan B : Umi Farikhah S.HI

j. Guru sentra balok B : Sania Hidayati S.Pd

k. Guru Pendamping I : Arieza muyasharah

l. Guru Pendamping II : Lulukummaknun

m. Guru pendamping III : Miskiyah

7. Daftar Nama Guru

Adapun nama-nama guru di Ra Az-Zahra Jombor terlihat pada

table bawah ini :

Tabel 3.1 Daftar Nama Guru

No Nama Tempat / Tanggal lahir TMT

1. Azizatun nikmah, Kab Semarang, 20 april 1972 18 juli 2004

S.Pd

2. Juariyah Kab Semarang, 23 mei 1970 1 juli 1996

3. Siti karimah, S.PdI Boyolali, 15 oktober 1968 18 juli 2005

4. Eniyati, S.PdI Kab Semarang, 12 november 18 juli 2005

1986

5. Sania Hidayati S.Pd Kab Semarang, 11 september 1 des 2006

1984

6. Mulyani setayningsih, Salatiga, 25 september 2009 15 februari

S.PdI 2009

7. Arum pangestu, S.Pd Kab. Semarang, 21 juli 1993 01 juli 2013

57
8. Umi farikhah, S.HI Kab. Semarang 05 juli 1982 01/ juli 2014

9. Miskiyah

10. Arieza muyasharah Kab Semarang, 3 februari 1995

8. Tata tertib di sekolah

a. Berangkat sekolah harus datang lebih awal (tidak boleh terlambat).

b. Bel masuk sekolah jam 07.15 tepat.

c. Anak berbaris yang rapi di halaman untuk melakukan ikrar.

d. Guru mendampingi anak untuk ikrar.

e. Masuk ke kelas dengan rapi satu per satu mengikuti guru.

f. Duduk di kelas yang rapi.

g. Memberi salam.

h. Berdoa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

i. Bernyanyi bergembira, bercerita lucu, bertepuk berirama sebelum

memulai pembelajaran.

j. Masuk ke inti pembelajaran, yang mana sebelumnya guru telah

menyiapkan materi untuk diberikan kepada anak-anak.

k. Guru membimbing, melatih, mengarahkan dan mendampingi anak

didik dengan baik.

l. Harus tercipta suasana yang akrab antara guru dan anak,

lingkungan kelas harus nampak nyaman sehingga anak-anak

senang belajar bersama-sama.

m. Ketika hendak istirahat, anak-anak cuci tangan.

58
n. Membaca doa mau makan.

o. Anak-anak membawa bekal dari rumah berupa makanan sehat dan

bergizi (tidak diperkenankan membawa uang, uang boleh dibawa

ketika hari Jumat untuk mengisi kotak amal).

p. Selesai makan anak berdoa dan boleh cuci tangan kembali.

q. Anak dipersilahkan bermain bersama teman sebaya.

r. Anak harus memakai sandal ketika bermain dihalaman supaya kaki

anak terasa aman dan bersih, ketika masuk kelas kaki anak tidak

mengotori lantai.

s. Anak harus tertib merapikan dan mengembalikan mainan setelah

selesai digunakan

t. Guru harus membersihkan kelas setelah selesai makan, agar kelas

bersih kembali.

u. Setelah jam istirahat selesai, anak masuk kembali dengan tertib,

sandal yang dipakai harus dikembalikan ke dalam rak sandal

dengan rapi.

v. Anak dan guru memulai pelajaran kembali yang mana pelajaran

harus bersifat ringan, hanya sekedar mengevaluasi pelajaran inti

saja dan menyampaikan pesan serta nasihat kepada anak yang

bersifat penanaman akhlak atau moral anak.

w. Selesai pelajaran anak berdoa pulang dan mengucapkan salam.

x. Harus dengan rapi memakai tas, memasukkan tempat makanan dan

minuman ke dalam tas kembali dan memakai sepatu sendiri.

59
y. Anak dengan rapi memberi salam dan berjabat tangan kepada guru.

9. Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar

Adapun jadwal kegiatan sehari-hari yang ada di RA.Az Zahra

Jombor sebagai berikut :

Pukul 06.45 : pendidik datang, melakukan persiapan sarana

bermain

Pukul 07.10 : penyambutan pada anak didik, anak didik bermain

bebas

Pukul 07.15 : berbaris sambil bernyanyi ( ikrar pagi )

Pukul 07.30 : berbaris membentuk kereta menurut kelompok

masing-masing di damping wali kelas masing-masing menuju

ruangan untuk berdoa bersama

Pukul 08.00 : anak masuk kekelas masing-masing

Pukul 08.10 : penyampaian materi pembelajaran pada anak

Pukul 08.30 : memulai kegiatan pembelajaran

Pukul 09.30 : membersihkan kelas, cuci tangan, berdoa dan makan

bersama

Pukul 09.45 : evaluasi penyampaian materi hari ini

Pukul 10.00 : penutup, berdoa dan anak berjabat tangan kepada

guru sebelum keluar kelas

Pukul 10.30 : pendidik membersihkan kelas dan menyiapkan

materi untuk pembelajaran besuk

Pukul 11.30 : pendidik pulang

60
10. Daftar Nama Kelompok

a. Kelompok A1 : merah

b. Kelompok A2 : kuning

c. Kelompok A3 : hijau

d. Kelompok A4 : biru

e. Kelompok B1 : ungu

f. Kelompok B2 : pink

g. Kelompok B3 : coklat

11. Daftar Nama Siswa

Adapun nama-nama siswa kelompok A di RA.Az Zahra Jombor yang

akan diamati terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2. Daftar Siswa Kelompok A

NO NAMA ANAK L P

1 Galang Rafanda Ibrahim V

2 Ahmad Ridwan Sofyan V

3 Putri Ayu Puspita V

4 Ahmad Syarif Abdurauf V

5 Farras Azmi Athallah Hidayat V

6 Aulia Maharani V

7 Dhafir Rabani Abdullah V

8 Maulidya Intan Putri Azahra V

9 Meilla Sari Adellamun V

61
10 Meisya Dika Zoundaq V

11 Safira Aulia Putri V

12 Zavair Alvaro Yudistira V

13 Rizky Pramudya Ananta V

14 Alita Kayla Putri V

15 Ellina Safitri V

16 Sayyida Shofiyyatul 'Ubada V

17 Ahmad Tsaqif Bayhaqi Yanuar V

18 Muhammad Arzaq Muthohar V

19 Razev Ali Bahaidin V

20 Muhamad Bachtiar Adha V

B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus

Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara

dengan kepala sekolah dan anak kelompok A di RA.Az Zahra Jombor.

Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti perlu mengambil

langkah untuk meningkatkan hafalan huruf hijaiyah pada peserta didik .

Peneliti melaksanakan tindakan Siklus I dan Siklus II. Siklus I dilakukan

pada hari senin 20 Maret 2017 dan Pertemuan Siklus II pada hari senin 27

Maret 2017.

C. Pelaksanaan Penelitian

62
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (class

room action research). Prosedur dalam penelitian terdiri dari beberapa

komponen yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observasing) dan perenungan (reflecting) (Arikunto, 2010 :

92).

Penelitian dilakukan dalam tiga siklus, yaitu Pra Siklus, Siklus I, dan

Siklus II Rincian pelaksanaan dalam tiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Pra siklus

Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara

dengan kepala sekolah dan anak kelompok A di RA Az Zahra Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil diskusi dan

wawancara, peneliti dan teman sejawat perlu mengambil langkah untuk

meningkatkan hafalan huruf hijaiyah. Peneliti dan teman sejawat sepakat

untuk melaksanakan tindakan Siklus I pada hari Senin 20 Maret 2017.

Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran

hafalan melalui media alat permainan edukatif jemuran baju. Selama ini

pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab serta

menirukan ucapan guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala

sekolah diperoleh data bahwa sebagian besar anak kurang tertarik belajar

huruf hijaiyah karena pembelajaran kurang menarik.

Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di RA Az Zahra

Jombor khususnya kelompok A, pada hari Jum‟at, 17 Maret 2017

diperoleh daya tangkap anak atau pemahaman konsep hafalan mencapai

63
28%. Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam pembelajaran ini

adalah 85%. Jika hasil kemampuan menghafal permulaan belum mencapai

angka yang telah ditetapkan, maka pembelajaran Pra Siklus belum

berhasil.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan (planning)

Kegiatan perencanaan pembelajaran Siklus I dilakukan pada

20 Maret 2017 pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB

adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajajaran Harian

(RPPH)

2) Membuat Alat Permainan Edukatif (APE)

3) Menyiapkan lingkungan pembelajaran

4) Mengamati tingkat perkembangan anak

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

1) Pijakan sebelum main

a) Guru mengkondisikan siswa duduk melingkar dengan

rapi.

b) Menyanyikan lagi huruf hijaiyah.

c) Melaksanakan kegiatan tanya jawab.

Sebelum selesai saat lingkaran, guru memberikan

petunjuk kepada siswa untuk memilih sebuah

kegiatan, setiap kegiatan yang dipilih harus tuntas

64
atau selesai, hasil karya ditunjukkan kepada guru,

setelah selesai bermain harus dirapikan, kemudian

boleh memilih kegiatan lain.

2) Pijakan saat main

a) Guru memberikan kegiatan yang berkaitan dengan

materi,

b) Guru mendemonstrasikan dalam melakukan

kegiatan,

c) Guru menyampaikan aturan bermain secara ringkas

dan jelas,

d) Anak memilih tempat dan teman yang mereka sukai,

e) Anak melakukan kegiatan sesuai perintah.

3) Pijakan setelah main

a) Anak diajak untuk ikut membereskan permainan dan

mengembalikan ke tempatnya,

b) Recalling atau guru mengajak anak untuk mengingat

kembali kegiatan hari ini.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran.

Observasi digunakan untuk mengetahui penguasaan huruf

hijaiyah, semangat, keaktifan, minat dan motivasi anak didik

dalam mengikuti pembelajaran penguasaan pengetahuan huruf

hijaiyah melalui alat permainan edukatif jemuran baju.

65
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai

kolaborator di RA.Az Zahra Jombor. Observasi ini berpedoman

pada empat indikator yang tertuang dalam lembar observasi

yang dibuat peneliti, yaitu ; Mengerti dua perintah yang

diberikan secara bersamaan, Mengkoordinasikan gerakan mata

dan tangan untuk melakukan gerakan rumit, Menjawab

pertanyaan sederhana, Mengekspresikan diri dengan berkarya

seni menggunakan berbagai media dan Mengulang kalimat

sederhana.

d. Refleksi

Guru mengadakan refleksi dan evaluasi mengenai

keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dan

bagaimana ketercapaiannya terhadap siswa. Berdasarkan hasil

refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru pada siklus I sehingga dapat

digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus

berikutnya. Pada Siklus I terdapat kendala dan peneliti harus

mencari solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi.

1) Kendala yang dihadapi

a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan

dari guru,

b) Sebagian siswa asyik ngobrol sendiri,

66
c) Sebagian siswa belum mau ikut bermain dalam

kelompok.

2) Cara mengatasinya

Untuk mengatasi kendala pada siklus I guru melakukan

berbagai ide perbaikan supaya pada siklus berikutnya

tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Adapun ide

perbaikan tersebut adalah:

a) Guru mengkondisikan siswa supaya mau

memperhatikan penjelasan guru.

b) Guru memindah tempat duduk siswa yang sering

ngobrol.

c) Guru memberi motivasi kepada siswa yang belum

ikut berpartisipasi saat bermain dalam kelompok.

Pada siklus I belum menunjukkan hasil yang memuaskan,

maka diharapkan pada siklus II hasil belajar siswa akan

meningkat.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan perencanaan pembelajaran siklus II dilakukan pada

tanggal 27 Maret 2017 pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00

WIB adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH),

67
2) Pembuatan Alat Peraga Edukatif (APE),

3) Menyiapkan lingkungan pembelajaran,

4) Mengamati tingkat perkembangan anak,

b. Pelaksanaan (Acting)

1) Pijakan sebelum main

a) Guru mengkondisikan siswa untuk duduk melingkar

dengan rapi

b) Bernyayi huruf hijaiyah

c) Melaksanakan kegiatan tanya jawab

Sebelum selesai saat lingkaran, guru memberikan petunjuk

kepada siswa untuk memilih sebuah kegiatan, setiap

kegiatan yang dipilih harus tuntas atau selesai, hasil karya

ditunjukkan kepada guru, setelah selesai, mainan harus

dirapikan dan boleh memilih kegiatan lain.

2) Pijakan saat main

a) Guru memberikan kegiatan yang berkaitan dengan

materi,

b) Guru mendemonstrasikan, dalam melakukan kegiatan

Guru menyampaikan aturan bermain secara ringkas dan

jelas,

c) Anak memilih tempat dan teman yang mereka sukai,

d) Anak melakukan kegiatan sesuai perintah.

3) Pijakan setelah main

68
a) Anak diajak untuk ikut membereskan permainan dan

mengembalikan ke tempatnya,

b) Recalling atau guru mengajak anak untuk mengingat

kembali kegiatan hari ini.

c. Observasi

Guru melakukan pengamatan ketika anak sedang

melakukan kegiatan bermain. Mengamati aspek perkembangan

mengenai kemampuan mengenal huruf hijaiyah melalui

bermain. Observasi pada penelitian ini menggunakan lembar

observasi checklist.

d. Reflekasi

Pada siklus II peneliti menemukan cukup banyak

peningkatan dari siklus I pada pengenalan lambang bilangan di

RA.Az Zahra Jombor. Peningkatan tersebut meliputi:

1) Siswa sudah mulai memperhatikan meskipun masih ada

satu siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru,

2) Siswa yang tadinya asyik ngobrol sendiri sudah berkurang,

3) Siswa yang tadinya belum mau ikut bermain dalam

kelompok, sudah mulai mau ikut bermain dalam kelompok,

kecuali satu siswa dikarenakan sejak ia datang ke sekolah

nampak murung dari rumahnya.

4) Guru memberikan lembar kerja anak

69
Pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

siswa dalam mengenal lambang bilangan.

70
BAB IV

HASIL PENINGKATAN HAFALAN HURUF HIJAIYAH

A. Deskripsi Per Siklus

1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data

Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak didik,

berupa simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah

ke data yang bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian

akan diolah ke dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai

berikut:

Tabel 4. 1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

Simbol Skor/ Kategori Kriteria/Ketentuan

Bintang
Nilai

1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba,

kurang tepat atau anak

tidak mau mencoba.

2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan

bantuan meniru teman

3 Berkembang Sesuai Jika anak bisa dengan

Harapan (BSH) bantuan awalan

4 Berkembang Sangat Jika anak bisa tanpa

Baik (BSB) bantuan

71
Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah berbeda, dan

hafalan huruf hijaiyah yang digunakan pada setiap pertemuan juga

bervariasi. Seperti terlihat pada tabel indikator yang akan diamati tiap

Siklus dibawah ini:

Tabel 4. 2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus

No Tingkat Yang Diamati


Indikator
Pencapaian Prasiklus Siklus I Siklus II
(Butir Amatan)
Perkembangan
1. Mengerti dua Melakukan 2-3 V V V
perintah yang printah secara
diberikan secara sederhana
bersamaan
2. Mengkoordinasikan Mewarnai V V V
gerakan mata dan bentuk gambar
tangan untuk sederhana
melakukan gerakan
rumit
3. Mengekspresikan Membuat V V V
diri dengan berkarya berbagai bentuk
seni menggunakan menggunakan
berbagai media plastisin,
playdough/tanah
liat
4. Mengulang kalimat Mengulang V V V
sederhana kembali kata
yang baru
didengarnya

Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah,

bahwa penentuan indikator keberhasilan dalam penguasaan hafalan

huruf hijaiyah juga penting dibuat, berdasarkan kesepakatan bersama

pihak sekolah, maka diputuskan indikator keberhasilan dalam proses

pembelajaran yaitu sebesar 85%. Bila anak mampu mencapai

nilai/hasil pencapaian lebih dari 85% pada Siklus II, anak dapat

dikatakan sudah menguasai hafalan huruf hijaiyah dengan baik, dan

72
sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 85% pada Siklus II, maka

anak dikatakan belum mampu menguasai hafalan huruf hijaiyah

dengan baik.

B. Hasil Hafalan Anak

1. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data

pada Pra Siklus, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus

Nilai pada Indikator Pra Siklus


Melakukan Mengulang Membuat Mewarnai
Dua Kembali Kata berbagai bentuk Persentase
Nama
No Perintah yang Baru bentuk gambar Pencapaian
Anak
secara Didengarnya menggunakan sederhana
Sederhana plastisin,
playdough
1 Galang 2 1 1 1 31

2 Ridwan 1 1 1 1 25

3 Putri 2 1 1 1 31

4 Rauf 2 1 2 1 31

5 Farras 2 1 2 1 31

6 Aulia 1 1 1 1 25

7 Dhafir 1 1 1 1 25

8 Intan 1 1 1 2 31

9 Meilla 1 1 1 1 25

10 Meisya 2 1 1 1 31

11 Safira 2 1 1 1 31

73
12 Alvaro 1 1 1 1 25

13 Risky 1 1 1 2 31

14 Kayla 1 1 1 2 31

15 Fitri 1 1 1 1 25

16 Shofi 1 1 1 1 25

17 Tsaqif 1 1 1 2 31

18 Arzaq 1 1 1 2 31

19 Razev 1 1 1 1 25

20 Bachtiar 1 1 1 1 25

Total persentase pencapaian kelas 569

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Pra Siklus Berupa Bentuk Bintang

Nilai pada Indikator Pra Siklus


Melakukan Mengulang Membuat Mewarnai
Dua Kembali Kata berbagai bentuk bentuk gambar
No Nama
Perintah yang Baru menggunakan sederhana
Anak
secara Didengarnya plastisin,
Sederhana playdough
1 Galang

2 Ridwan

3 Putri

4 Rauf

5 Farras

6 Aulia

7 Dhafir

8 Intan

74
9 Meilla

10 Meisya

11 Safira

12 Alvaro

13 Risky

14 Kayla

15 Fitri

16 Shofi

17 Tsaqif

18 Arzaq

19 Razev

20 Bachtiar

Dari tabel diatas, maka diketahui persentase pencapaian hafalan

tiap anak, karena nilainya dibawah indikator keberhasilan yaitu 85%,

maka dapat dikatakan bahwa hasil hafalan anak belum maksimal, dan

masih memerlukan perbaikan. Sedang rata–rata persentase pencapaian

kelas pada saat Pra Siklus kamis 17 Maret 2017 yaitu sebesar 28%.

2. Data Hasil Pengamatan Hafalan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan hafalan pengumpulan data dan

pengolahan data pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel

sebagai berikut:

75
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus I

Nilai pada Indikator Siklus I


Melakukan Mengulang Membuat Mewarnai
Dua Kembali berbagai bentuk Persentase
Nama
No Perintah Kata yang bentuk gambar Pencapaian
Anak
secara Baru menggunakan sederhana
Sederhana Didengarnya plastisin,
playdough
1 Galang 3 3 3 3 75

2 Ridwan 2 1 1 2 38

3 Putri 2 2 2 2 50

4 Rauf 3 3 3 3 75

5 Farras 2 2 3 2 56

6 Aulia 2 2 2 2 50

7 Dhafir 2 2 2 2 50

8 Intan 2 2 3 2 56

9 Meilla 2 1 1 2 38

10 Meisya 2 2 3 2 56

11 Safira 3 3 3 3 75

12 Alvaro 2 2 2 2 50

13 Risky 2 2 2 2 50

14 Kayla 2 2 2 2 50

15 Fitri 2 1 1 2 38

16 Shofi 2 1 1 2 38

17 Tsaqif 2 2 3 2 56

76
18 Arzaq 2 2 3 2 56

19 Razev 2 2 2 2 50

20 Bachtiar 2 2 2 2 50

Total persentase pencapaian kelas 1000

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siklus I Berupa Bentuk Bintang

Nilai pada Indikator Siklus I


Melakukan Mengulang Membuat berbagai Mewarnai
Dua Perintah Kembali Kata bentuk bentuk gambar
No Nama
secara yang Baru menggunakan sederhana
Anak
Sederhana Didengarnya plastisin,
playdough
1 Galang

2 Ridwan

3 Putri

4 Rauf

5 Farras

6 Aulia

7 Dhafir

8 Intan

9 Meilla

10 Meisya

11 Safira

12 Alvaro

13 Risky

14 Kayla

77
15 Fitri

16 Shofi

17 Tsaqif

18 Arzaq

19 Razev

20 Bachtiar

Dari tabel di atas, maka diketahui persentase pencapaian

hafalan tiap anak, ada 4 anak yang nilai pencapaiannya sama dengan

indikator keberhasilan yaitu 85%, akan tetapi 16 anak lainnya masih di

bawah indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil

hafalan anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan.

Peningkatan dari rata–rata persentase pencapaian kelas pada Siklus I

Senin 20 Maret 2017 yaitu sebesar 50%.

3. Data Hasil Pengamatan Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data

pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II


Nilai Pada Indikator Siklus II
Melakukan Mengulang Membuat Mewarnai
Dua Kembali Kata berbagai bentuk
Persentase
Nama Perintah yang Baru bentuk gambar
No Pencapaian
Anak secara Didengarnya mengguna sederhana
Sederhana -kan
plastisin,
playdough

78
1 Galang 4 4 4 4 100

2 Ridwan 3 3 3 3 75

3 Putri 4 3 4 4 94

4 Rauf 4 4 4 4 100

5 Farras 4 4 4 4 100

6 Aulia 4 3 4 4 94

7 Dhafir 4 4 4 4 100

8 Intan 4 4 4 4 100

9 Meilla 4 3 4 3 88

10 Meisya 4 4 4 4 100

11 Safira 4 4 4 4 100

12 Alvaro 4 4 4 4 100

13 Risky 4 4 4 4 100

14 Kayla 4 3 4 4 94

15 Fitri 3 2 3 3 69

16 Shofi 4 4 3 3 88

17 Tsaqif 4 4 4 4 100

18 Arzaq 4 4 4 4 100

19 Razev 4 3 4 4 94

20 Bachtiar 4 3 4 4 94

Total persentase pencapaian kelas 1888

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Siklus II

79
Nilai Pada Indikator Siklus II
Melakukan Dua Mengulang Membuat Mewarnai
Nama Perintah secara Kembali Kata berbagai bentuk bentuk gambar
No
Anak Sederhana yang Baru mengguna-kan sederhana
Didengarnya plastisin,
playdough
1 Galang

2 Ridwan

3 Putri

4 Rauf

5 Farras

6 Aulia

7 Dhafir

8 Intan

9 Meilla

10 Meisya

11 Safira

12 Alvaro

13 Risky

14 Kayla

15 Fitri

16 Shofi

17 Tsaqif

18 Arzaq

19 Razev

80
20 Bachtiar

Dari tabel tersebut, maka diketahui persentase pencapaian hafalan

tiap anak, ada 19 anak yang nilai pencapaiannya sama atau lebih besar

dengan indikator keberhasilan yaitu 85%, akan tetapi ada 1 anak yang

masih dibawah indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan

bahwa hasil belajar anak dalam kelas sudah maksimal, dan tidak

memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata–rata persentase

pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar 28%, pada Siklus I

sebesar 50% dan pada Siklus II Senin 27 Maret 2017 sebesar 94% .

Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari tiap Siklus.

C. Pembahasan

1. Ketentuan Hasil Akhir Hafalan Huruf Hijaiyah

Apabila persentase pencapaian anak lebih kecil dari persentase

keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 85%) maka anak tersebut

dikatakan belum menguasai huruf hijaiyah yang diajarkan,

dilambangkan “B”

Apabila persentase pencapaian anak sama atau lebih besar dari

porsentase keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 85%) maka anak

tersebut dikatakan sudah menguasai huruf hijaiyah yang diajarkan,

dilambangkan “S”.

81
2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian Hafalan dengan

Persentase Indikator Keberhasilan Pra Siklus.

Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus yang

dilaksanakan 17 Maret 2017 didapatkan hasil persentase pencapaian

hafalan huruf hijaiyah sebagai berikut:

Tabel 4. 9 Perbandingan Hasil Pencapaian Hafalan Pra Siklus dengan Indikator

Keberhasilan

Persentase Persentase Status


No Nama Anak
Pencapaian Keberhasilan Pencapaian

1 Galang 31 75 B

2 Ridwan 25 75 B

3 Putri 31 75 B

4 Rauf 31 75 B

5 Farras 31 75 B

6 Aulia 25 75 B

7 Dhafir 25 75 B

8 Intan 31 75 B

9 Meilla 25 75 B

10 Meisya 31 75 B

11 Safira 31 75 B

12 Alvaro 25 75 B

13 Risky 31 75 B

14 Kayla 31 75 B

82
15 Fitri 25 75 B

16 Shofi 25 75 B

17 Tsaqif 31 75 B

18 Arzaq 31 75 B

19 Razev 25 75 B

20 Bachtiar 25 75 B

Rata-rata
pencapaian kelas
28

Adapun rekapitulasi data pada Pra Siklus seperti terlihat di atas, dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Pra Siklus

No Uraian Hasil Pra Siklus


1 Nilai rata-rata kelas 28 %
2 Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar 0
3 Indikator keberhasilan kelas 85%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pencapaian

hafalan huruf hijaiyah dalam satu kelas yaitu 28%, masih jauh dari

indikator keberhasilan yang disepakati peneliti dengan pihak sekolah

yaitu 85%. Sehingga perlu diadakan tindakan perbaikan yaitu perlu

adanya Siklus I.

83
3. Perbandingan Hasil Pencapaian dengan Indikator Keberhasilan

Siklus I

Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus I yang

dilaksanakan Senin 20 Maret 2017 didapatkan hasil pencapaian

penguasaan hafalan huruf hijaiyah sebagai berikut:

Tabel 4. 11 Perbandingan Hasil Pencapaian hafalan Siklus I dengan Indikator Keberhasilan

Persentase Persentase Status


No Nama Anak
Pencapaian Keberhasilan Pencapaian
1 Galang 75% 75 S

2 Ridwan 38% 75 B

3 Putri 50% 75 B

4 Rauf 75% 75 S

5 Farras 56% 75 B

6 Aulia 50% 75 B

7 Dhafir 50% 75 B

8 Intan 56% 75 B

9 Meilla 38% 75 B

10 Meisya 56% 75 B

11 Safira 75% 75 S

12 Alvaro 50% 75 B

13 Risky 50% 75 B

14 Kayla 50% 75 B

15 Fitri 38% 75 B

16 Shofi 38% 75 B

84
17 Tsaqif 56% 75 B

18 Arzaq 56% 75 B

19 Razev 50% 75 B

20 Bachtiar 50% 75 B

Rata-rata
pencapaian kelas 50

Adapun rekapitulasi data pada Siklus I seperti terlihat di atas, dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Siklus I

No Uraian Hasil Pra Siklus


1 Nilai rata-rata kelas 50 %
2 Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar 3
3 Indikator keberhasilan kelas 85%

Dari tabel diatas bahwa rata-rata hafalan huruf hijaiyah dalam satu

kelas yaitu 50%, masih jauh dari indikator keberhasilan yang

disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu 85%. Sehingga perlu

diadakan tindakan perbaikan yaitu perlu adanya Siklus II.

4. Perbandingan Hasil Pencapaian Hafalan dengan Indikator

Keberhasilan Siklus II

Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus II yang

dilaksanakan Senin 27 Maret 2017 didapatkan hasil pencapaian

penguasaan hafalan huruf hijaiyah sebagai berikut:

85
Tabel 4. 13 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan

Persentase Persentase Status


No Nama Anak
Pencapaian Keberhasilan Pencapaian
1 Galang 100% 75 S

2 Ridwan 75% 75 S

3 Putri 94% 75 S

4 Rauf 100% 75 S

5 Farras 100% 75 S

6 Aulia 94% 75 S

7 Dhafir 100% 75 S

8 Intan 100% 75 S

9 Meilla 88% 75 S

10 Meisya 100% 75 S

11 Safira 100% 75 S

12 Alvaro 100% 75 S

13 Risky 100% 75 S

14 Kayla 94% 75 S

15 Fitri 69% 75 B

16 Shofi 88% 75 S

17 Tsaqif 100% 75 S

18 Arzaq 100% 75 S

19 Razev 94% 75 S

20 Bachtiar 94% 75 S

Rata-rata 94%

86
pencapaian kelas

Adapun rekapitulasi data pada Siklus II seperti terlihat di atas, dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Siklus II

No Uraian Hasil Pra Siklus


1 Nilai rata-rata kelas 94 %
2 Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar 19
3 Indikator keberhasilan kelas 85%

Dari tabel diatas bahwa rata-rata penguasaan hafalan huruf hijaiyah

dalam satu kelas yaitu 94%, diatas indikator keberhasilan yang

disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu 85%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa adanya peningkatan hafalan huruf hijaiyah dengan

sangat baik. Dari data diatas dapat disimpulkan ada 19 anak yang

mempunyai kategori “S” yaitu sudah memenuhi indikator

keberhasilan, dan ada 1 anak yang mempunyai kategori “B” artinya

yaitu ada 1 anak yang belum memenuhi indikator keberhasilan.

Adapun data peningkatan dari Pra Siklus sampai Siklus II, dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

87
Gambar. 4.1 Diagram Peningkatan Hafalan Huruf Hijaiyah

Diagram Peningkatan Hafalan Huruf Hijaiyah

98%

50%

28%
0
Pencapaian
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa dengan

menggunakan alat permainan edukatif jemuran baju dapat

meningkatkan hafalan huruf hijaiyah. Hal ini dibuktikan dengan

adanya peningkatan dari Pra Siklus yang rata-rata pencapaian kelas

bernilai 28% meningkat pada Siklus I yang rata–rata pencapaian kelas

bernilai 50%, ditambah lagi adanya peningkatan pada Siklus II dimana

rata-rata pencapaian kelas bernilai 94%.

Jadi dengan menggunakan alat permainan edukatif jemuran baju

terbukti dapat meningkatkan hafalan huruf hijaiyah pada anak usia dini

di RA.Az Zahra Jombor tahun pelajaran 2016/2017 dengan sangat

baik.

88
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang dilaksanakan pada Siklus I

dan Siklus II dalam meningkatkan hafalan huruf hijaiyah anak dengan

menggunakan alat permainan edukatif jemuran baju kelompok A tahun

pelajaran 2016/2017 dapat disimpulkan sebagai berikut

Dari data yang telah disajikan, bahwa dengan menggunakan alat

permainan edukatif jemuran baju dapat meningkatkan hafalan huruf

hijaiyah. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari Pra Siklus

yang rata-rata pencapaian kelas bernilai 28% meningkat pada Siklus I

yang rata–rata pencapaian kelas bernilai 50%, ditambah lagi adanya

peningkatan pada Siklus II dimana rata-rata pencapaian kelas bernilai

94%.

Jadi dengan menggunakan alat permainan edukatif jemuran baju

terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hafalan pada anak usia dini di

RA.Az Zahra Jombor tahun pelajaran 2016/2017 dengan sangat baik.

Dibuktikan dengan adanya tabel persentase perbandingan antara Pra

Siklus, Siklus I dan Siklus II.

B. Saran

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan oleh

beberapa pihak, antara lain:

89
1. Kepada guru, agar meningkatkan kreatifitas pembelajaran agar anak

tidak bosan denga metode yang diajarkan di RA Az-Zahra Jombor,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

2. Kepada pembaca, sebagai masukan dan referensi dalam kegiatan

proses belajar mengajar supaya dapat menciptakan cara belajar yang

inovatif, efektif dan menyenangkan bagi anak usia dini.

90
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti, DKK. 2014. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 1995. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. bina
Aksara.
Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Semarang: CV. Toha Putra.
Kementerian Pendidikan Nasional tentang Pengembangan Alat Permainan
Edukatif. 2010. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
Pedoman Penyusunan Perangkat Pembelajaran 2011.
Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir IAIN Salatiga Tahun 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
remaja Rosdakarya.
Suprayogo, Imam & Tabroni. 2003. Metodologi Sosial Agama. Bandung: PT.
remaja Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Tabroni Rusyan, Cece Wijaya. 2003. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
http://www.infodiknas.com. (Diakses pada 23 Mei 2017)

91
92
93
94
95
96
97
98
WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Nara Sumber

Nama : Azizatun Nikmah, S.Pd

Status : Kepala Sekolah

Waktu : Jum‟at, 17 Maret 2017

Hasil Wawancara

Peneliti : Assalamualaikum wr. wb.

Kepala Sekolah : Waalaikumsalam wr. wb.

Peneliti : Apakah di RA Az Zahra ini sudah dikenalkan huruf

hijaiyah ?

Kepala Sekolah : Iya tentu sudah, disekolah kami kan Raudhatul Athfal atau

lebih meningkatkan permasalahan agama islam bisa

pembelajaran tentang sholat, mengaji dan lain sebagainya.

Peneliti : Kapan pembelajaran huruf hijaiyah dilaksanakan, dan

bagaimana metode penyampaiannya?

Kepala Sekolah : pengenalan huruf hijaiyah kami kenalkan setiap hari

karena ada kelas khusus untuk mengenalkan huruf tersebut,

sekolah kami menggunakan sentra, jadi kami juga

membuka kelas sentra imtaq, yang di dalamnya khusus

mempelajari tentang agama islam cara sholat, membaca

99
huruf al-qur‟an atau mengaji mengenal para nabi dan lain

sebagainya.

Peneliti : Apa kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran huruf

hijaiyah ?

Kepala sekolah : Tentu saja cara melafalkannya, dan metode atau cara

mengajar yang digunakan hanya itu – itu saja seperti hanya

menggunakan media majalah, anak jadi bosan, bahkan ada

yang tidak mendengarkan guru, anak asyik mengobrol

dengan teman yang lain atau asyik bermain sendiri.

Peneliti : Selain dengan menggunakan media majalah, ada media

apa lagi yang bisa digunakan?

Kepala Sekolah : Ada gambar poster huruf hijaiyah atau guru hanya menulis

dengan menggunakan papan tulis, menjadikan anak cepat

bosan dan tidak mau mendengarkan guru didepan.

100
WAWANCARA ANAK

Nara Sumber

Nama : Safira Aulia Putri

Status : Anak Kelompok A

Waktu : Jum‟at, 17 Maret 2017

Hasil Wawancara

Peneliti : Safira …suka belajar mengaji tidak ?

Safira : Suka bu…

Peneliti : Safira bisa belajara huruf hijaiyah diajari siapa?

Safira : Dari TV buk, kartun upin ipin ka nada menyanyi huruf hijaiyah

“alif ba ta tsa” gitu buk

Peneliti : Kalau di sekolah belajar mengenal huruf hijaiyah caranya

bagaimana?

Safira : Disuruh nulis buk dibuku

Peneliti : Kalau ibu guru mau mengajarkan cara belajar mengenal

huruf hijayah dengan bermai mau tidak ?

Safira : Mau…mau bu…ya saya mau.

101
WAWANCARA ANAK

Nara Sumber

Nama : Alita Kayla Putri

Status : Anak Kelompok A

Waktu : Jum‟at, 17 Maret 2017

Hasil Wawancara

Peneliti : Putri …suka belajar huruf hijaiyah?

Putri : Suka bu guru…

Peneliti : Putri bisa belajar huruf hijaiyah yang mengajari siapa?

Putri : Dari bu eni bu, bugurunya fira di sekolah sama dibu

karim, bu guru ngaji kalo dirumah

Peneliti : Kalau ibu guru mau mengajarkan cara belajar mengenal

huruf hijayah dengan bermai mau tidak ?

Putri : wah bermain buk? Mau buu

102
CATATAN LAPANGAN 1
Metode Pengumpulan Data : Wawancara dan Observasi Kelas Pra Tindakan

Hari / Tanggal : Jum‟at, 17 Maret 2017


Jam : 10.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Ruang kelas
Sumber Data : Azizatun Nikmah, S.Pd.

Diskripsi Data :
Informan adalah kepala sekolah RA Az Zahra Jombor, Kecamatan
Tuntang, Kabupaten semarang. Pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai
bagaimana cara pengenalan pembelajran huruf hijaiyah kelompok A RA Az Zahra
Jombor. Dan selama ini metode apa yang digunakan ketika pembelajaran
berlangsung?
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
keinginan belajar anak tentang huruf hijaiyah masih rendah. Hal ini dikarenakan
salah satu penyebabnya adalah belum optimalnya proses kegiatan belajar
mengajar. Pengenalan hanya dengan menggunakan majalah menjadikan anak
bosan, sehingga perlu ditingkatkan lagi.
Siswa kurang fokus pada materi dan cenderung mencari kegiatan lain
ketika guru menerangkan, meskipun guru sudah beberapa kali menegur dan
menasihati. Dengan keadaan demikian materi pembelajaran pun kurang dapat
dikuasai oleh anak didik dengan baik, karena pembelajaran masih berpusat pada
guru. Selama ini metode yang digunakan yaitu tanya jawab tentang huruf hijaiyah
ataupun ceramah, metode tersebut dirasakan kurang memperoleh hasil belajar
yang maksimal tentang pembelajaran huruf hijaiyah pada anak, anak nampak
bosan.
Interpretasi :
Melalui pembelajaran mengnal huruf hijaiyah dengan menggunakan alat
permaian edukatif mejadikan pembelajaran berpusat pada anak, karena anak
belajar sambil bermian. Sehingga pembeljaran dapat mencapai indikator yang
diinginkan.

103
CATATAN LAPANGAN 2
Metode Pengumpulan Data : Observasi Kelas Siklus I

Hari / Tanggal : Senin, 20 Maret 2017


Jam : 08.00 – 10.00 WIB
Lokasi : Ruang kelas
Sumber Data : Siti Karimah, S.Pd dan siswa kelas A

Diskripsi Data :
Observasi ini adalah observasi yang pertama kali dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui efektifitas metode yang digunakan serta kondisi kelas
pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
yang digunakan guru adalah metode ceramah interaktif. Dimana guru
menjelaskan materi berulang –ulang sambil menuliskan huruf hijaiyah yang
ditulis dipapan tulis. Anak belum terkondisian dengan baik, suasana kelas agak
ramai dengan suara-suara siswa yang sulit dikondisikan.

Interpretasi :
Pengunaan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat,
karena siswa kurang berminat terhadap materi pembelajaran, sehingga anak didik
tidak aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, serta kurang semangat
mendengarkan intruksi guru.

104
CATATAN LAPANGAN 3
Metode Pengumpulan Data : Observasi Kelas Siklus II

Hari / Tanggal : Senin, 27 Maret 2017


Jam : 08.00 – 10.00 WIB
Lokasi : Ruang kelas
Sumber Data : Siti Karimah, S.Pd dan siswa kelas A

Diskripsi Data :
Observasi ini merupakan observasi ketiga yang dilakukan. Observasi
bertujuan untuk melihat keterlaksanaan dari siklus II, dari proses awal hingga
akhir kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa siklus II sudah ada
peningkatan baik proses maupun hasil, namun belum maksimal. Ada beberapa hal
yang belum tercapai, yaitu belum mampu mampu dikarenakan guru banyak
menyisipkan beberapa lagu sebagai selingan.

Interpretasi :
Siklus 1 belum terlaksana dengan baik dari segi proses maupun hasil
belajar. Jadi perlu beberapa perbaikan – perbaikan untuk siklus II dalam hal
pengaturan waktu dan kegiatan yang lebih baik sehingga tidak memakan waktu
yang lama.

105
106
107
FOTO KEPALA SEKOLAH, PENELITI, TEMAN SEJAWAT, OBSERVER 1,
ANAK KELOMPOK A

Azizatun Nikmah, S.Pd. Arieza Muyasharah


Kepala RA Az-Zahra Jombor Peneliti

Siti Karimah Juariyah


Teman Sejawat dan Guru Pendamping Observer Metode Alat Permainan
Edukatif

Safira Aulia Putri Alita Kayla Putri

Anak yang ikut diwawancarai oleh peneliti

108
FOTO KEGIATAN PRA SIKLUS

JUM‟AT 17 MARET 2017 JUM‟AT 17 MARET 2017

Guru RA Az-Zahra Jombor Berdiskusi dan Wawancara Tentang


Indikator Keberhasilan

Gedung dan Halaman Beserta Anak Kelompok A RA Az-Zahra Jombor

109
FOTO ALAT PERMAINAN EDUKATIF JEMURAN BAJU

110
FOTO KEGIATAN

ANAK BELAJAR MEMBUAT HURUF HIJAIYAH ( ‫ ) ب‬DENGAN


MENGGUNAKAN PLAYDOUG

111
ANAK MEWARNAI GAMBAR

112
SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Arieza Muyasharah


NIM : 116-13-011
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : S1 – Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Dosen PA : Dra Ulfah Susilowati. M.Si .

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor


1. OPAK STAIN Salatiga 27 Agustus Peserta 3
2013
2. OPAK TARBIYAH 29 Agustus Peserta 3
2013
3. LIBRARY USER 16 September Peserta 2
EDUCATION 2013
(Pendidikan Pemakai
Perpustakaan)
4. SK Aktif Mengajar 2015 - 2017 Guru Tetap 24
5. SK TPA 2015-2017 Guru 21
Pendamping
6. Bakti Sosial di Desa 13 Juni 2013 Panitia 3
Jembangan
7. Seminar regional deteksi 18 Juni 2013 Peserta 4
dini ganguan
perkambangan pada anak
8. Lomba porseni IGRA se- 10 juli 2013 Panitia 3
Kecamatan Tuntang tahun
2013
9. Ajang kreartifitas, seni 12 Agustus Panitia 3
dan olahraga siswa 2013
kelompok A kecamatan
Tuntang
10. pengembangan program 27 November Peserta 4
studi pendidikan guru 2013
raudhatul athfal
11. Dialog interaktif & 1 april 2014 Peserta 2
edukatif dengan tema
diaspora politik indonesia
di tahun 2014, memilih

113
salatiga hati beriman
12. Seminar dan pelatihan to 10 November Panitia 3
be creative teacher 2014
13. Workshop Adiministrasi 3 Februari Panitia 3
RA dan Penilaian Siswa 2015
14. Seminar kepemudaan 22 April 2015 Peserta 2
tingkat regional jateng-
DIY dengan tema
membumikan peran
tantangan pemuda dalam
masyarakat ekonomi
ASEAN
15. Training Kepribadian di 19 Mei 2015 Peserta 2
IAIN Salatiga
16. Bermain bersama bunda 25 Agustus Panitia 3
PAUD Kab Semarang 2015
Putaran ke-3 Tahun 2015
17. Pelatihan manasik haji 22 September Panitia 3
untuk anak RA se- 2015
Kecamatan Tuntang
18. Workshop smart teaching 20 November Peserta 2
oleh biro konsultasi 2015
psikologi tazkia IAIN
Salatiga
19. Akhirussanah dan 28 mei 2016 Panitia 3
pelepasan siswa KB-RA
Az Zahra dan MI
Tarbiyatul Aulad Jombor
20. Seminar kewirausahaan 28 mei 2016 Peserta 2
dengan tema membangun
minat & motivasi generasi
muda dalam berwirausaha
21. Dialog interaktif peran 29 Mei 2016 Peserta 2
UU sisdiknas dan
pemendikbud dalam
penerapan kurikulum
2013
22. Lomba 17 Agustus Guru 10 Agustus Panitia 3
di RA Az Zahra Jombor 2016
untuk mempringati HUT
RI ke-71
23. Lomba 17 Agustus 10 Agustus Panitia 3
Walimurid di RA Az 2016
Zahra Jombor untuk
mempringati HUT RI ke-
71

114
24. Lomba Guru IGRA 23 Agustus Panitia 3
kecamatan tuntang dalam 2016
rangka mempringati HUT
RI ke 71
25. Pelatihan manasik haji 15 September Panitia 3
KB-RA Az Zahra Jombor 2016
26. Pelatihan pembuatan alat 22 Oktober Peserta 2
peraga eduklatif (APE) 2016
dar barang bekas layak
pakai
27. Workshop penyusunan 29 Oktober Peserta 2
desain penelitian tindakan 2016
kelas (PTK)
28. Diskusi Publik dengan 4 Februari Panitia 3
tema pemantapan karakter 2017
pemuda dalam
berorganisasi di
Masyarakat
29. Talkshow open house 16 April 2017 Peserta 2
lebah putih dengan tema
dare to defferent-gerakan
menyenangkan
Jumlah 116

Salatiga, 11 September 2017

115
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arieza Muyasharah

Tempat Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 3 Februari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Dusun Dempel RT 03/01 Desa Candirejo


Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Email : arieza.muyas@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Tahun Sekolah

1999-2001 RA Az Zahra Jombor

2001-2007 MI Tarbiyatul Aulat Jombor

2007-2010 MTS Nu Salatiga

2010-2013 MAN Salatiga

116

Anda mungkin juga menyukai