Anda di halaman 1dari 13

FASILITAS RUNWAY (LANDASAN PACU)

Runway (Landasan Pacu) adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh


pesawat terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off).
Menurut Horonjeff (1994) sistem runway di suatu bandara terdiri dari perkerasan
struktur, bahu landasan (shoulder), bantal hembusan (blast pad), dan daerah
aman runway (runway end safety area).

Uraian dari sistem runway adalah sebagai berikut :

• Perkerasan struktur mendukung pesawat sehubungan dengan beban


struktur, kemampuan manuver, kendali, stabilitas dan kriteria dimensi dan
operasi lainnya.

• Bahu landasan (shoulder) yang terletak berdekatan dengan pinggir


perkerasan struktur menahan erosi hembusan jet dan menampung
peralatan untuk pemeliharaan dan keadaan darurat.

• Bantal hembusan (blast pad) adalah suatu daerah yang dirancang untuk
mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung
runway yang menerima hembusan jet yang terus-menerus atau yang
berulang. ICAO menetapkan panjang bantal hembusan 100 feet (30 m),
namun dari pengalaman untuk pesawat-pesawat transport sebaiknya
200 feet (60 m), kecuali untuk pesawat berbadan lebar panjang bantal
hembusan yang dibutuhkan 400 feet (120 m). Lebar bantal hembusan
harus mencakup baik lebar runway maupun bahu landasan (Horonjeff ,
1994).

• Daerah aman runway (runway end safety area) adalah daerah yang
bersih tanpa benda-benda yang mengganggu, diberi drainase, rata dan
mencakup perkerasan struktur, bahu landasan, bantal hembu san dan
daerah perhentian, apabila disediakan. Daerah ini selain harus mampu
untuk mendukung peralatan pemeliharaan dan dalam keadaan darurat
juga harus mampu mendukung pesawat seandainya pesawat karena
sesuatu hal keluar dari landasan.

Pada dasarnya landasan dan penghubungnya taxiway diatur sedemikian


sehingga :

• Memenuhi persyaratan “separation” pemisahan lalulintas udara.

• Gangguan operasi satu pesawat dengan lainnya serta penundaan di


dalam pendaratan, taxiway serta lepas landas minimal.

• Pembuatan taxiway dari bangunan terminal menuju ujung landasan


untuk lpeas landas dipilih yang paling pendek.

• Pembuatan taxiway memenuhi kebutuhan hingga pendaratan pesawat


dapat secepatnya mencapai bangunan terminal.

Adapun uraian beberapa bentuk dari konfigurasi dasar runway


(Horonjeff, 1994) adalah sebagai berikut:

• Runway tunggal
Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas
runway jenis ini dalam kondisi VFR berkisar diantara 50 sampai 100 operasi
per jam, sedangkan dalam kondisi IFR kapasitasnya berkurang menjadi 50
sampai 70 operasi, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang
dan alat-alat bantu navigasi yang tersedia. Kondisi VFR (Visual Flight Rules)
adalah kondisi penerbangan dengan keadaan cuaca yang sedemikian
rupa sehingga pesawat terbang dapat mempertahankan jarak pisah yang
aman dengan cara-cara visual

Sedangkan kondisi IFR (Instrument Flight Rules) adalah kondisi


penerbangan apabila jarak penglihatan atau batas penglihatan berada
dibawah yang ditentukan oleh VFR. Dalam kondisi-kondisi IFR jarak pisah
yang aman di antara pesawat merupakan tanggung jawab petugas
pengendali lalu lintas udara, sementara dalam kondisi VFR hal itu
merupakan tanggung jawab penerbang. Jadi dalam kondisi-kondisi VFR,
pengendalian lalu lintas udara adalah sangat kecil, dan pesawat terbang
diizinkan terbang atas dasar prinsip “melihat dan dilihat”.

• Runway sejajar

Kapasitas sistem ini sangat tergantung pada jumlah runway dan jarak
diantaranya. Untuk runway sejajar berjarak rapat, menengah dan renggang
kapasitasnya per jam dapat bervariasi di antara 100 sampai 200 operasi
dalam kondisi-kondisi VFR, tergantung pada komposisi campuran pesawat
terbang. Sedangkan dalam kondisi IFR kapasitas per jam untuk yang
berjarak rapat berkisar di antara 50 sampai 60 operasi, tergantung pada
komposisi campuran pesawat terbang. Untuk runway sejajar yang berjarak
menengah kapasitas per jam berkisar antara 60 sampai 75 operasi dan untuk
yang berjarak renggang antara 100 sampai 125 operasi per jam. Landasan
sejajar dapat di bagi 3 berdasarkan jaraknya.

• Berdekatan (Close), jarak dari sumbu ke sumbu 700 ft. Operasi


penerbangan pada satu landasan tergantung kpd operasi pada
landasan lain.
• Menengah (Intermediate),dipisahkang dg jarak 3500 ft sampai 5000
ft. Kedatangan pada satu landasan tdk tergantung keberangkatan
pada landasan yg lain.

Runway dua jalur

Runwy
dua jalur terdiri dari dua landasan yang sejajar dipisahkan berdekatan (700
Ft – 2.499 Ft) dengan exit taxiway secukupnya. Walaupun kedua landasan
dapat di pakai untuk operasi penerbangan campuran tetapi diinginkan
penerbangannya diatur, landasan terdekat dengan terminal untuk
keberangkatan pesawat dan landasan jauh untuk kedatangan pesawat.
Runway dua jalur dapat menampung lalu lintas paling sedikit 70 persen lebih
banyak dari runway tunggal dalam kondisi VFR dan kira-kira 60 persen lebih
banyak dari runway tunggal dalam kondisi IFR.
Didapat kenyataan bahwa kapasitas landasan untuk pendaratan dan
lepas landas tidak begitu peka terhadap pemisahan sumbu landasan
antara dua landasan bila pemisahan antara 1.000 – 2.499 Ft. maka
danjurkan untuk memisahkan dua landasan dengan jarak tidak kurang dari
1000 Ft. bila disitu akan dipakai melayani pesawat-pesawat komersil.
• Runway bersilangan

Landasan bersilangan mempunyai dua atau tiga landasan dengan arah


(direction) berlainan, berpotongan satu sama lain, landasan demikian
mempunyai patron. Landasan bersilangan diperlukan jika angin yang
bertiup keras lebih dari satu arah, yang akan menghasilkan tiupan angin
berlebihan bila landasan mengarah ke satu mata angin. Pada satu sat angin
bertiup kencang satu arah maka hanya satu landasan dari dua landasan
yang bersilangan bisa digunakan, ini memang mengurangi kapasitas tetapi
lebih baik daripada pesawat tidak bisa mendarat disitu.
Kapasitas runway yang bersilangan sangat tergantung pada letak
persilangannya dan pada cara pengoperasian runway yang disebut strategi
(lepas landas atau mendarat). Makin jauh letak titik silang dari ujung lepas
landas runway dan ambang (threshold) pendaratan, kapasitasnya makin
rendah.

Kapasitas tertinggi
dicapai apabila titik silang terletak dekat dengan ujung lepas landas dan
ambang pendaratan (Gambar 4). Untuk strategi yang diperlihatkan pada
Gambar 5. kapasitas per jam adalah 60 sampai 70 operasi dalam kondisi IFR
dan 70 sampai 175 operasi dalam kondisi VFR yang tergantung pada
campuran pesawat. Untuk strategi yang diperlihatkan pada Gambar 6,
kapasitas per jam dalam kondisi IFR adalah 45 sampai 60 operasi dan dalam
kondisi VFR dari 60 sampai 100 operasi. Untukstrategi yang diperlihatkan
pada Gambar 7, kapasitas per jam dalam kondisi IFR adalah 40 sampai 60
operasi dan dalam kondisi VFR dari 50 sampai 100 operasi.

• Runway V terbuka

Runway V
terbuka merupakan runway yang arahnya memencar (divergen) tetapi
tidak berpotongan. Strategi yang menghasilkan kapasitas tertinggi adalah
apabila operasi penerbangan dilakukan menjauhi V (Gambar 8). Dalam
kondisi IFR, kapasitas per jam untuk strategi ini berkisar antara 50 sampai 80
operasi tergantung pada campuran pesawat terbang, dan dalam kondisi
VFR antara 60 sampai 180 operasi. Apabila operasi penerbangan dilakukan
menuju V (Gambar 9), kapasitasnya berkurang menjadi 50 atau 60 dalam
kondisi IFR dan antara 50 sampai 100 dalam VFR.

Pada dasarnya landasan pacu diatur sedemikian rupa untuk :

• Landasan Approach presisi


• Landasan approach non presisi

• Landasan non instrumen

Yang ketiga menurut FAA adalah basic runway,memang antara keduanya


mengatur marking yang sama,hanya istilah yang kadang berbeda.

Landasan non presisi dioperasikan di bawah kondisi VFR (visual Flight Rule).
Landasan Approach non presisi,adalah landasan yang dibantu denga
peralatan VOR (Very High Frekuensi Omny Radio range)abgi pesawat yang
mendarat ke landasan dengan VOR sebgai pedoman. Landasan instrumen
presisi adalah landasan yang dilengkapi dengan ILS ( instrumen landing sistem).

Macam-macam marking sebgai alat bantu Navigasi pendartan sebagai berikut


:

• Nomor landasan (Runway DEsignation Marking)

Ditempatkan di ujung landasan sebagai nomor pengenal landasn itu


,terdiri dari dua angka,pada andasan sejajar harus dilengkapi dengan huruf L
atau R atau C.

Dua angka tadi merupakan angka persepuluhan terdekat dari utara


magnetis dipandang dari arah approach,ketika pesawat akan mendarat.
Misalnya landasan dengan azimut magnetis 82 maka nomor landasan adalah
08,azimut magnetis 86 nomor 09. Nomor landasn ini ditempatkan berlawanan
dengan azimutnya,landasan barat timur,di ujung timur ditempatkan nomor
landasan 27,sedang di ujung barat dipasang nomor landasan 09.

Dua landasan sejajar diberi nomor landasn 09 – 27,dilengkapi dengan huruf L (


left) atau R (right). Tiga landasan sejajar yang tengah ditambah huruf C (
central). Empat landasan sejajar di samping diberi tambahan huruf sepasang
landasan sejajar digeser satu nomor. Misalnya pasangan 09-27 dengan 09-28
(atau 10-28) walaupun arahnya 09-27.
• Marking sumbu landasan

Diletakkan sepanajang sumbu landasan berawal dan berakhir pada


nomor landasan,kecuali pada landasan yang lebih dominan,sumbunya terus
,yan gkurang dominan sumbunya diputus.

Merupakan garis putus-putus,panjang garis dan panjang pemutusan sama.


Panjang strip bersama gapnya tidak boleh lebih dari 75 m. Panjang strip =
panjang gap atau 30 m mana yang terbesar ,lebar strip antara 0,30 m sampai
0,90 m tergantung kelas landasan.

• Marking Thershold.

Ditempatkan di ujung landasan membujur landasan,panjang paling kurang 30


m,lebar 1,8 ,bayangkan seperti tuts piano dengan jarak antara 1,8 m,lihat tabel.

Lebar landasan Banyak strip


18 m 4
23 m 6
30 m 8
45 m 12
60 m 16

• Marking Untuk Jarak-jarak tetap

Berbentuk empat persegi panjang,berwarna menyolok biasanya orange.


Ukurannya panjang 45 m- 60 m,lebar 6 m – 10 m terletak simetris kanan kiri
sumbu landasan,marking ini yang terujung berjarak 300 dari thershold.

• Marking Touchdown Zone.


Dipasang pada landasan dengan approach presisi,tapi bisa juga
dipasang pada landasan non presisi atau landasan non instrumen,yang lebar
landasannya lebig dari 23 m. Terdiri dari pasangan-pasangan berbentuk segi
empat di kanan kiri sumbu landasan lebar 3 m da panjang 22,5 m untuk strip-
strip tunggal,untuk strip ganda ukuran 22,5 x 1,8 dengan jarak 1,5 m.

Panjang landasan Banyaknya pasangan


Kurang dari 90 1
900 – 1.200 m 2
1.200 m – 1.500 m 3
1500 – 2100 m 4
Lebih dari 2100 m 5

• Marking tepi landasan ( runway side strip marking)

Merupakan garis lurus dari tepi landasan,memanjang sepanjang landasan


dengan lebar strip 0,9 m,bagi landasan yang lebarnya lebih dari 30 m atau
lebar strip 0,45 m bagi landasan kurang dari 30 m.

Berfungisi sebagai batas landasan terutama apabila warna landasn hampir


sama dengan warna shouldernya.

Pada beberapa landasan,kerana alasan tertentu misanya perbaikkan


atau ada halangan kadang-kadang diperlukan untuk memindahkan thershold
dari ujung landasan. (dispalced threshold),ke satu jarak tertentu. Pemindahan
ini bisa permanen bisa juga sementara. Akibatnya mengurangi panjang
landasn,pemindahan threshold karena adanya halangan pada flight path
mengurangi panjang landasan bagi pendaratan,tetapi tidak bagi lepas landas.

Maka ada marking khusus untuk displaced threshold gambar 5-8


Marking untu displaced threshold permanen,dengan membuat anak
panah sebelum threshold baru ( gambar 5-8b)disitu bisa dilihat ukuran-
ukurannya.

Bagi displaced threshold permanen,standarnya bisa dipakai 5-8 m atau 5 -


8 tetapi pemindahan yang singkat sekali,bukan dalam waktu lama misalnya 1 –
2 hari markingnya cukup dibuat pada papan yang dicat dan ditempelkan
sesuai gambar 5-8a,tidak perlu mencat perkerasan landasan.

• PERLAMPUAN LANDASAN

Sesudah pesawat melintasi threshold,pilot harus menyempurnakan


pendaratan dengan menyentuh tanah,selanjutnya roda pesawat berputar di
atas perkerasan. Alat bantu visual yang di minta pada tahap ini, dirancang
agar pilot mendapatkan informasi sumbu,untuk menghindari perpindahan roda
pesawat keluar jalur dan mengetahui jarak yang telah terlewati. Cahay lampu
harus diatur sedemikian hingga pilot mudah dan cepat menfsirkan sumbu dan
jarak.

Pada awal mula pendaratan malam dilakukan,seluruh area landasan


disinari seluruhnya. Bermacam-macam lampu dipakai menyinari
landasan,lampu depan mobil,lampu lingkar dan lampu putar.

Tahap berikutnya dipasang lampu keliling yang memberi batas-batas


lapangan pendaratan serta untuk menunjukkan halangan semacam pagar
dan selokan.

Lama kelamaan dirasakan tidak perlu seluruh lapangan pendaratan


disinari,cukup bagian-bagian yang utama saja,kemudian dipakai lampu khusus
untuk pendaratan. Perlampuan menyinari seluruh permukaan landasan
akhirnya diganti dengan lampu yang menunjukan arah sumbu landasan,serta
ditambahkan,lampu tepi landasan dipasang sepanjang landasan. Pada
visibility jelek lapangan terbang dilengkapi dengan lampu touch down zone.

• Lampu tepi landasan

Annex 14 mengatur perlamuan dalam bab 5 visual aid for navigation. Unit-
unit lampu tepi landasan dipasang tetap,ditinggikan sekitar 30 cm di atas
perkerasan,setiap lampu dirancang dengan lensa khusus hingga pertemuan
sinar dua lampu yang bersebelahan hanya bisa menyinari ke bawah arah
perkerasan.

Unit lampu tadi dipasang pada fitting yang mudah patah sehingga kilau
terlanggar sayap pesawat bukan merupakan penyebab kecelakaan.sinar
lampunya memancar tidak lebih tinggi 75 cm dari permukaan perkerasan.

Pemasangan lampu sepanjang tepi landasan sejauh 3 m dari tepi


perkerasan. Jarak memanjang dari lampu ke lampu tidak boleh lebih dari 60 m.
Warnanya putih,kecuali 600 m akhir menjelang ujung pada landasan
instrumen,lampu menghadap arah kedatangan pesawat berwarna kuning
untuk mengingatkan pilot bahwa landasan hampir habis tinggal 600 m.

Apabila threshold landasan digeser,tetapi daerah yang di geser tadi masih


dipakai untuk landasan dan taxi,lampu tepi landasan pada displaced area
yang menghadap pilot berwarna merah.

• Sumbu Landasan dan Touch Down Zone

Sebuah pesawat akan mendarat dengan mengikuti tuntunan approach


ligh data,pilot melihat sumber-sumber cahaya yang tampak pada
perpanjangan sumbu landasan,dari situ terlihat,selanjutnya melintas
threshold,tampak strip yang dibatasi oleh dua garis lampu landasan,tetapi jarak
antara dua tepi landasan cukup jauh sehingga sumbu landasannya tidak
terlihat daerah itu gelap.
Usaha untuk menerangi daerah gelap di tengah landasan yang justru di
situ terleta sumbunya,serta untuk memberi pedoman arah pada kondisi visibility
jelek,dipasanglah lampu sumbu landasan dan lampu touch down zone. Pada
threshold yang di geser lampu sumbu landasan dan touch down zone
dipadamkan dilihat dari arah pendaratan.

• TAXIWAY

Fungsi utamanya adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat dari


landasan pacu ke bangunan terminal (apron) dan sebaliknya, atau dari
landasan pacu ke hanggar pemeliharaan.

Taxiway harus diatur sedemikian rupa agar pesawat yang batu mendarat
tidak mengganggu pesawat yang akan lepas landas, dan pesawat yang baru
mendarat dapat meninggalkan landasan pacu secepatnya agar landasan
dapat dignakan utk pesawat yang akan lepas landas, sebaiknya taxiway
direncanakan agar pesawat dapat berbelok dalam kecepatan tinggi.

HOLDING APRON

Apron atau Holding atau juga disebut RUN-UP atau juga WARM-UP
(Pemanasan) diperlukan pada lokasi yang sangat dekat ujung landasan, Pada
umunya apron dibuat berdekatan dengan terminal kedatangan dan hanggar.
Luas apron tergantung dari faktor : ukuran pesawat, gate position, sistem parkir
pesawat. Holding Apron dibuat dengan luasan besar agar pesawat yang tidak
berhasil take off dapat melewatinya tanpa hambatan.

HOLDING BAY

Holding Bay adalah apron yang tidak luas berlokasi di lapangan terbang
untuk parkir pesawat sementara. Seperti apron tetapi dengan ukuran lebih kecil
untuk penyimpanan pesawat
sementara waktu.
FASILITAS PEMELIHARAAN RUNWAY

Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau
kerikil, bahkan benda benda asing lainnya yang akan membahayakan
keselamatan penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda asing tersebut
dikenal sebagai FOD). Kecelakaan pesawat terbang di landasan pacu
umumnya disebabkan karena adanya benda benda asing baik yang masuk ke
dalam mesin pesawat maupun merusak badan pesawat atau roda pesawat
saat pesawat lepas landas atau mendarat.

Hal tersebut seperti yang dialami pesawat Concorde di Bandara Charles


de Gaulle, Paris, Perancis pada tahun 2000 yang menyebabkan pesawat
terbakar dan jatuh yang menewaskan seluruh penumpang, krew dan
penduduk setempat. Selebihnya karena cuaca dan bahkan gangguan burung
sehingga umumnya di setiap bandara komersial bahkan perintis dilengkapi
menara pengawas yang mengawasi lalu lintas penerbangan, komunikasi
bahkan informasi cuaca. Pada bandara tertentu, dilengkapi sensor dan
pengusir burung dan sensor cuaca serta sensor untuk mengukur tingkat
kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat.

Selain itu pula, setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu


landasan dan peralatan bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk
membersihkan sisa sisa jejak karet yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat
yang bila tidak dibersihkan juga dapat mengganggu keselamatan
penerbangan.

Anda mungkin juga menyukai