KELOMPOK III : Irham Saputra Furkhanul Ramandoz Samsu Cahyo Nugroho
11 Oktober 2014 1. PENDAHULUAN
Konfigurasi Lapangan Terbang adalah jumlah dan arah
(Orientasi) dari landasan serta penempatan bangunan terminal termasuk lapangan parkirnya yang terkaitan dengan landasan itu. 2. LANDASAN (LANDASAN PACU)
Pada dasarnya landasan dan penghubungnya taxiway diatur
sedemikian hingga: Memenuhi persyaratan “Separation” pemisahan lalu lintas udara. Gangguan Operasi satu pesawat dengan lainnya serta penundaan didalam pendaratan, taxiway serta lepas landas, minimal. Pembuatan taxiway dari bangunan terminal menuju ujung landasan untuk lepas landas dipilih yang paling pendek Pembuatan taxiway memenuhi kebutuhan hingga pendaratan pesawat dapat secepatnya mencapai bangunan terminal. 2. TAXIWAY
Fungsi utama taxiway adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat
dari landas pacu ke bangunan terminal dan sebaliknya atau dari landas pacu ke hanggar pemeliharaan.
Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru saja
mendarat tidak mengganggu pesawat lain yang sedang taxi, siap menuju ujung lepas landas. 4. KONFIGURASI LANDAS PACU
Konfigurasi dasar Landasan Pacu:
a. Landasan Tunggal b. Landasan Paralel c. Landasan dua jalur d. Landasan berpotongan e. Landasan Terbuka V a. Landasan Tunggal
adalah konfigurasi yang paling sederhana, sebagian besar
lapangan terbang di Indonesia adalah Landasan Tunggal, dapat dilihat pada gambar 3-1a. b. Landasan Paralel
Kapasitas landasan sejajar terutama tergantung
kepada jumlah landasan dan pemisah/penjarakan antara dua landasan.Yang biasa adalah dua landasan sejajar (Cengkareng) atau empat landasan sejajar. c. Landasan Dua Jalur
Landasan dua jalur terdiri dari dua landasan yang sejajar
dipisahkan berdekatan (700 ft – 2499 ft) dengan exit taxiway secukupnya. Walaupun kedua landasan dapat dipakai untuk operasi penerbangan campuran, tetapi diinginkan operasinya diatur, landasan terdekat dengan terminal untuk keberangkatan pesawat dan landasan jauh untuk kedatangan pesawat. d. Landasan Bersilangan
Landasan bersilangan diperlukan jika angin yang
bertiup keras lebih dari satu arah, yang akan menghasilkan tiupan angin berlebihan bila landasan mengarah ke satu mata angin. e. Landasan V Terbuka
Landasan dengan arah divergen, tetapi tidak saling
berpotongan disebut landasan V terbuka. Konfigurasi bisa dilihat pada gambar 3-1h sampai 3-1i, seperti halnya pada landasan bersilangan, landasan V terbuka dibentuk karena arah angin keras dari banyak arah, sehingga harus membuat landasan dengan dua arah. 5. Perbandingan dari Berbagai Konfigurasi Landasan
Dilihat dari segi kapasitas dan pengaturan lalu lintas
udara, konfigurasi landasan tunggal adalah yang paling disenangi. Operasi dari dua arah menghasilkan kapasitas sama serta pengaturan yang sama, konfigurasi ini menghasilkan kapasitas terbanyak dibandingkan konfigurasi yang lain. Bagi pengatur lalu lintasnya mengarahkan pesawat dengan arah tunggal jauh lebih sederhana dari pada banyak arah. 6. Holding Apron
Apron untuk Holding atau juga disebut “RUN-UP” atau juga
“WARM-UP” (pemanasan) diperlukan pada lokasi yang sangat dekat ujung landasan, bagi pesawat bermesin piston untuk melakukan check akhir, sesaat sebelum lapas landas, bagi pesawat tipe lain yang antri untuk lepas landas, bisa menyalipnya.
Holding apron dirancang untuk melayani dua sampai empat
pesawat dan cukup ruang bagi pesawat satu menyalip pesawat yang lain. SEKIAN