Anda di halaman 1dari 74

Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

PRAKTIKUM 1
TAKSONOMI TUMBUHAN

Tujuan

- Mengelompokkan tumbuhan dikotil dan monokotil berdasarkan ciri-ciri


morfologi
- Membuat herbarium tumbuhan dikotil dan monokotil

Pendahuluan

Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson artinya unit
atau kelompok, dan nomos artinya hukum; jadi hukum atau aturan yang digunakan
untuk menempatkan suatu makhluk hidup pada takson tertentu. Tujuan taksonomi
tumbuhan adalah: untuk penemuan flora-flora di dunia, memberikan sebuah metode
identifikasi dan komunikasi yang tepat, menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait
dan menyeluruh, dan memberikan nama ilmiah yang benar pada setiap takson
tumbuhan sesuai dengan aturan tata nama tumbuhan.
Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan dalam program-progam
pembangunan menuju ke swasembada pangan mencakup: a. Intensifikasi; yaitu
dengan memberikan saran dalam memilih tumbuhan antar varietas atau antar jenis
yang hendak disilangkan untuk memperoleh bibit unggul. b. Diversifikasi
(pembudidayaan berbagai jenis tanaman); taksonomi tumbuhan dapat membantu
memilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan tersebut. c. Ekstensifikasi
(perluasan areal); taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai indikator tanah. Di samping itu taksonomi juga berperan dalam
pengembangan obat-obat tradisional. Dalam industri tempe misalnya, taksonomi
dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan kedelai (bahan
baku tempe) yang mempunyai kadar lemak dan protein yang lebih tinggi, sehingga
secara teoritis dapat juga dipakai sebagai bahan baku tempe di samping kedele yang
sudah umum dikenal.
Umumnya nama tanaman menggunakan nama daerah. Namun untuk
memperluas pemahaman secara universal tentang tumbuhan, maka untuk penamaan
digunakan nama ilmiah. Nama ilmiah adalah ”nama-nama dalam bahasa yang

1
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

diperlakukan sebagai bahasa Latin, tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya
kata yang digunakan untuk nama tadi”. Salah satu keuntungan nama ilmiah ialah
bahwa penentuan, pemberian atau cara pemakaiannya untuk setiap golongan
tumbuhan dapat dilakukan berdasarkan suatu aturan atau sistim tata nama.
Nama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan 3 hal :
1. Genus
2. Spesies epithet (penunjuk jenis)
3. Author
Contoh : Daucus carota L.
Penamaan cultivar dan varietas
Nama cultivar biasa disingkat dengan c.v. tidak dalam bahasa Latin atau dilatinkan.
Contoh : Mangifera indica c.v. harum manis
Nama varietas biasa disingkat var. ditulis dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh
: Oryza sativa var. javanica
Untuk memudahkan penentuan hubungan kekerabatan dan memperlancar
pelaksanaan penggolongan tumbuhan, maka diadakan kesatuan-kesatuan taksonomi
yang berbeda-beda tingkatnya. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
dicantumkan dalam Kode Tatanama, maka suatu individu tumbuhan dapat
dimasukkan dalam tingkat-tingkat kesatuan taksonomi sebagai berikut (dalam urutan
menurun, beserta akhiran-akhiran nama ilmiahnya):
- Dunia tumbuh-tumbuhan (Regnum Vegetabile)
- Divisi (divisio -phyta)
- Anak divisi (sub divisio -phytina)
- Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga –phyceae)
- Anak kelas (subclassis –idea)
- Bangsa (ordo –ales)
- Anak bangsa (subordo –ineae)
- Suku (familia –aceae)
- Anak suku (subfamilia –oideae)
- Puak (tribus –eae)
- Anak puak (subtribus –inae)

2
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

- Marga (genus; nama ilmiah marga dan semua tingkat di bawahnya tidak
diseragamkan akhirannya)
- Anak marga (subgenus)
- Seksi (sectio)
- Anak seksi (subsectio)
- Deret (series)
- Anak deret (subseries)
- Jenis (species)
- Anak jenis (sub species)
- Varietas (varietas)
- Anak varietas (subvarietas)
- Forma (forma)
- Anak forma (subforma)
Urutan tingkat-tingkat kesatuan taksonomi itu tidak boleh diubah atau dipertukarkan.
Dengan tidak memperhatikan tingkatnya maka setiap kesatuan taksonomi tersebut
(misalnya suku, jenis, varietas) masing-masing disebut takson.
Biasanya, tumbuhan dibuat menjadi herbarium agar lebih mudah untuk
mengidentifikasi dan mengelompokkan. Herbarium berasal dari kata “hortus dan
botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud
herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun
berdasarkan sistim klasifikasi. Fungsi herbarium secara umum antara lain: sebagai
pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli
taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam,
para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.

Alat dan Bahan


1. Sampel tumbuhan
2. Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di
lapangan antara lain: gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, Koran
bekas, penekan/penghimpit, tali pengikat, kantong plastik, alkohol, kantong
kertas (untuk cryptogamae, buah dan biji),

3
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Cara Kerja
1. Koleksi dan kumpulkan:
a. Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya
b. Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan
panjang 30-40 cm yang mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya
3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu
tumbuhan.
2. Buat Catatan lapangan yang berisi keterangan-keterangan tentang ciri-ciri
tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen kering. Beberapa
keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, habit, warna
(bunga, buah), bau, pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya.
3. Beri label pada koleksi, masukkan koleksi ke dalam lipatan koran, masukkan
ke kantong plastik dan siram dengan alkohol 70% sampai basah kemudian
keringkan.
4. Tempelkan tumbuhan ke karton atau buku.
5. Identifikasi dan tulis ciri-ciri yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut dan
kelompokkan ke dalam monokotil atau dikotil.

No:
Nama Lokal: Taksonomi
Nama Latin: Kingdom:
Collector: Divisio:
Tanggal: Classis:
Lokasi: Ordo:
Habitat: Famili:
Habitus: Genus:
Keterangan: Spesies

4
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

PRAKTIKUM 2
MORFOLOGI TUMBUHAN:
AKAR, BATANG DAN DAUN

Tujuan
Mengenal variasi pada bentuk akar dan batang
- Mengenal bagian-bagian daun, bentuk helaian daun dan pertulangan daun
(nervatio/venatio).

5
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

- Mengenal variasi susunan daun majemuk.

Pendahuluan
1. Akar

Akar biasanya bersifat sebagai berikut : terdapat dalam tanah, tumbuh kepusat
bumi (geotrop) atau ke air (hidrotrop), meninggalkan udara atau cahaya; tidak
berbuku, tidak beruas dan tidak mendukung daun–daun atau sisik-sisik maupun
bagian lainnya; arna tidak hijau, biasanya kekuning-kuningan atau keputih-putihan;
ujung tumbuh terus, bentuk meruncing.
Fungsi Akar :
a. Memperkuat berdirinya tumbuhan,
b. Menyerap dan mendistribusikan air dan zat-zat makanan.
c. Kadang-kadang sebagai tempat penimbunan makanan.

Gambar 1. Bagian-bagian akar

Akar tumbuhan berbiji tumbuh dari lembaga, yaitu di bagian akar lembaga
(radicula) membentuk akar primer (radix primarius). Akar primer pada tumbuhan
dikotil tumbuh dan berkembang menjadi batang akar atau akar tunggang (corpus
radici) yang bercabang, membentuk sistem akar tunggang (fibrous root system).
Pada tumbuhan monokotil, akar primer mereduksi sehingga akar tumbuh pada buku-
buku batang sebagai akar serabut dan disebut sistem akar serabut (adventitious root
system).

6
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan


atas:
a. Tidak atau sedikit bercabang sebagai tempat penimbunan makanan, bentuknya
berupa :
1. Berbentuk seperti tombak (fungiformis), ch. akar lobak (Raphanus sativus
L), wortel (Daucus carota I.). Akar ini dinamakan juga akar tombak atau
akar pena.
2. Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, ch.
Bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.), biet (Beta vulgaris L.). Dinamakan
juga akar gasing.
3. Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti
akar serabut, ch. pada kratok (Phaseolus lunatus L).

a b

Gambar 2 (a) akar tombak (b) akar gasing


b. Akar tunggang yang bercabang (ramosus), biasanya terdapat pada pohon-pohon
umumnya yang ditanam dari biji.
Pada sistem akar serabut terdapat beberapa bentuk sebagai berikut :
1. Akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, ch. padi (Oryza sativa L. ),
2. Akar serabut keras dan besar seperti tambang, ch. kelapa (Cocos nucifera L.),
3. Akar serabut besar-besar, ch. pandan (Pandanus tectorius Sol.).

a b

7
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 3. a. Akar tunggang b. Akar serabut


Ada beberapa tumbuhan yang mempunyai akar khusus. Akar itu mempunyai sifat
dan kegunaan khusus. Beberapa akar khusus adalah sebagai berikut :
1. Akar Gantung. Akar gantung tumbuh pada bagian tumbuhan yang berada di atas
tanah. Akar itu kemudian menggantung di udara, misalnya akar gantung pada pohon
beringin.
2. Akar Pelekat. Akar pelekat tumbuh pada bagian batang. Akar tersebut berguna untuk
menempelkan tumbuhan itu pada kayu, tembok, atau tumbuhan lain, misalnya akar
pada tumbuhan sirih dan lada.
3. Akar Tunjang. Akar tunjang tumbuh pada bagian bawah batang. Akar itu tumbuh ke
segala arah, gunanya untuk menunjang agar batang tidak rebah, misalnya akar pada
pohon pandan.
4. Akar Napas. Akar napas merupakan cabang-cabang dari akar tumbuhan tersebut.
Akar itu tumbuh ke atas sehingga muncul di permukaan tanah atau air. Akar napas
berguna untuk keluar masuknya udara ke dalam tumbuhan, misalnya akar pohon
bakau.

a b c
Gambar 4 (a) akar gantung (b) akar pelekat (c) akar napas
2. Batang

Batang merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi menyangga bagian atas


tumbuhan (daun, bunga dan buah), jalan pengangkutan air dan nutrien dan tempat
cadangan makanan bagi tumbuhan. Sifat-sifat batang antara lain:
- umumnya berbentuk silindris
- memiliki ruas-ruas (internodus) yang dibatasi oleh buku-buku (nodus)
- mengalami pertumbuhan di ujung

8
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

- mengadakan percabangan dari pertumbuhan dan perkembangan kuncup


samping (latteral)

Gambar 5. Bagian-bagian batang


Fungsi Batang:
a. Mendukung bagian tumbuhan diatasnya yaitu daun, bunga dan buah.
b. Memperluas bidang asimilasi.
c. Jalan pengangkutan air dan zat- zat makanan dari bawah keatas dan jalan
pengangkutan hasil- hasil asimilasi dari atas kebawah.
d. Tempat penimbunan zat – zat makanan cadangan.
Berdasarkan ada tidaknya batang, tumbuhan dibedakan menjadi:
a. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis).
Tumbuhan tidak mempunyai batang sesungguhnya, karena batang amat pendek,
semua daun tersusun rapat merupakan satu roset, ch. Sawi (Brassica juncea).
b. Tumbuhan Yang Jelas Berbatang dibedakan atas :
 Batang basah (herbaceus); batang lunak dan berair, ch. bayam (Amaranthus
sp).
 Batang berkayu (lignosus) yaitu batang keras dan kuat karena terdiri atas
kayu, ch. pohon (arbores) dan semak (frutices).
 Batang Rumput( calmus) yaitu batang tidak keras, mempunyai ruas- ruas
yang nyata dan sering kali berongga. ch. padi (Oryza sativa).

9
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

 Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas-


ruas yang lebih panjang ch. tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae).
Berdasarkan penampang melintangnya, batang dapat dibedakan menjadi
bermacam-macam bentuk batang:
a) Bundar (teres)
b) Segitiga (triangularis)
c) Segiempat (quadrangularis)
d) Pipih
Berdasarkan penampang memanjangnya, batang dapat dibedakan menjadi:
a) Kerucut: diameter batang mengecil keujung, membesar ke bawah/kepangkal,
biasanya pada tumbuhan dikotil.
b) Silinder: diameter batang dari ujung kepangkal hampir sama, biasanya pada
tumbuhan monokotil.
Percabangan Batang
Percabangan batang dibedakan atas :
1. Percabangan Monopodial yaitu batang selalu tampak jelas, karena lebih besar dan
lebih panjang, ch. cemara (Casuarina equisetifolia L).
2. Simpodial batang pokok sukar ditentukan, ch. sawo manila (Achras zapota L).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu setiap kali bercabang terjadi dua
cabang yang sama besarnya.Ch. paku endam (Gleichenia linearis Clarke).

a b c

10
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 6. Tipe percabangan (a) monopodial (b) simpodial (c) dikotom

a b
Gambar 7. Tipe percabangan pada anggrek (a) simpodial (b) monopodial

Berdasarkan Panjang atau pendeknya umur dari suatu tumbuhan maka


tumbuhan dibedakan menjadi:
a. Tumbuhan annual (anuus) yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang
dari satu tahun sudah mati, ch. tumbuhan palawija.
b. Tumbuhan bienial (biennis) yaitu tumbuhan tumbuh sampai menghasilkan biji
(keturunan baru) memerlukan waktu dua tahun, ch. biet (Beta vulgaris L).
c. Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras yaitu tumbuhan dapat mencapai umur
sampai puluhan atau ratusan tahun, ch. golongan semak, perdu atau pohon.

3. Daun
Daun merupakan organ yang penting karena berfungsi sebagai pembuat
makanan bagi tumbuhan. Kloroplas yang ada di dalamnya bekerja menangkap
energi cahaya matahari dan dengan bantuan air mengubahnya menjadi energi kimia;
semua itu melalui suatu proses yang disebut fotosintetis. Selain fotosintetis daun
juga memegang peranan penting lain yaitu dalam proses pengambilan zat-zat
makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas (CO2), pengolahan zat-zat
makanan (asimilasi), penguapan air (transpirasi), dan pernafasan (respirasi).
Daun (folium) memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran; tetapi pada
dasarnya tiap daun terdiri atas jaringan dasar yang mengandung kloroplas dan
jaringan pengangkutan yang berfungsi sebagai jaringan penguat (supporting tissues)
dan menyebarkan makanan dan air (conducting tissue).

11
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Daun yang lengkap (folium completus) memiliki bagian-bagian berikut:


a) Upih daun atau pelepah daun (vagina)
b) Tangkai daun (petiolus)
c) Helaian daun (lamina)
Tumbuhan yang memiliki daun lengkap tidak banyak jenisnya, ch. pisang (Musa
paradisiaca L.), pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa sp), dll. Kebanyakan
tumbuhan memiliki daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian
tersebut. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap. Contoh daun yang
lengkap yaitu pohon pisang (Musa paradisiaca), daun talas (Caladium sp.), daun
keladi (Colocasia esculenta).
Daun yang tidak lengkap (folium incompletus) hanya terdiri atas satu atau dua dari
bagian-bagian tersebut, yaitu:
a) Daun bertangkai, hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja.
b) Daun berupih atau berpelepah, daun terdiri atas upih dan helaian daun saja
c) Daun duduk (sessilis) atau daun memeluk batang (amplexicaulis), daun
terdiri atas helaian daun saja, daun langsung menempel pada batang.

a b

Gambar 8. a. Daun lengkap b. Daun tidak lengkap

12
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Pada dikotil, umumnya struktur daun terdiri atas lembaran daun (lamina) dan
tangkai daun (petiolus). Pada monokotil, bagian tangkai daunnya tidak jelas karena
seringkali tertutup oleh suatu upih daun (misalnya pada golongan rumput-rumputan).
Oleh karena itu, daun monokotil biasanya terdiri atas lembaran daun dan upih daun.
Lembaran daunnya biasanya tipis dan memanjang dan upih daun berwarna hijau dan
seluruhnya menyelubungi batang.
Upih daun adalah bagian daun yang melekat atau memeluk batang. Bagian ini
berfungsi sebagai pelindung kuncup yang masih muda; dan pada upih yang masih
membungkus batang, upih memberi kekuatan pada batang. Pada jagung (zea mays),
upih daunnya dapat mencapai satu internodus panjangnya. Selain adanya upih daun
pada daun monokotil biasanya terdapat ligula yaitu suatu organ kecil seperti barisan
rambut yang terletak di perbatasang anatara lembaran daun dengan upih daun.
Ligula ini diduga berfungsi mencegah masuknya dan kotoran ke dalam celah antara
upih daun dan batang sehingga tidak cepat busuk.
Tangkai daun adalah bagian daun yang mendukung helaian daun pada posisi
yang menyebabkan daun dapat memperoleh cahaya matahari. Tangkai daun
berbentuk langsing dan memanjang. Tangkai daun biasanya menempel pada pangkal
daun, tetapi pada beberapa tumbuhan tangkai daun menempel pada bagian tengah
bawah dari daun, contoh pada daun jarak (Ricinus communis). Bentuk memanjang
tangkai daun adalah silinder dengan sisi atas memipih dan menebal pada tangkainya.
Sedangkan bentuk penampang melintang tangkai daun dapat berupa bulat dan
berongga, pipih dan melebar pada bagian tepi, persegi empat, dan setengah
lingkaran.
Helaian daun biasanya merupakan bagian yang paling besar dan menyolok
dibandingkan dengan upih dan tangkai daun. Helaian daun biasanya merupakan
suatu struktur yang tipis dan lebar. Oleh karena itu ciri helaian daun disebut pula
sebagai ciri daun. Ciri helaian daun yang paling jelas adalah bentuk bangun helaian
daun (circumscriptio). Dalam menggambarkan daun helaian daun, torehan pada tepi
helaian daun diabaikan dulu. Bangun helai daun dapat dikelompokan menjadi 4
golongan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar,yaitu:
1. Bagian terlebar kira-kira ditengah helaian daun:
Macam bangunnya

13
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

 bundar (orbicularis)  memanjang (oblongus)  perisai (peltatus)


 lanset (lanceolatus)  jorong/elips (ovalis/elipticus)
2. Bagian terlebar kira-kira di bawah helaian daun.
a. Pangkal daun tidak berlekuk
Macam bangunnya
 bulat telur (ovatus)  segitiga (triangularis)
 delta (deltoideus)  belah ketupat (rhomboideus)
b. Pangkal daun berlekuk
Macam bangunnya
 jantung (cordatus)  tombak (hastatus)  ginjal (reniformis)
 bertelinga (auriculatus)  anak panah (sagittatus)
3. Bagian terlebar kira-kira di atas helaian daun.
Macam bangunnya
 bulat telur terbalik (obovatus)
 jantung terbalik (obcordatus)
 pasak atau segitiga terbalik (cuneatus)
 sudip atau spatel (spathulatus)
4. Lebar dari pangkal sampai ujung hampir sama
Macam bangunnya
 garis (linearis)  paku (subulatus)
 pita (ligulatus)  jarum (acerosus)
 pedang (ensiformis)

14
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 9. Macam-macam Circumscriptio

Gambar 10. Daun berbentuk bulat atau bundar pada


A. Daun Vitis vinifera L.; B. Daun Carica papaya L.; dan
C. Daun Fragraria x ananassa

15
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 11. Daun berbentuk jorong pada A. Daun Eugenia aquea; B. Daun Psidium
guajava L.; C. Daun Artocarpus heterophyllus Lam; D. Daun Nephelium
lappaceum L.; E. Daun Annona muricata; F. Daun Muntingia calabura; dan G.
Daun Citrus aurantifolia;

Gambar 12. Daun berbentuk memanjang pada


A. Daun Stelechocarpus burahol; B. Daun Syzygium malaccense;
C. Daun Mangifera indica; D. Daun Lansium domesticum Corr;
E. Daun Mangifera odorata; dan F. Daun Musa paradisiaca

16
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 13. Daun berbentuk pita pada daun Zea mays L.


Susunan tulang daun sebenarnya merupakan kumpulan pembuluh xylem dan
floem. Tulang daun berfungsi membawa air dan mineral kepada sel-sel daun
melalui xylem dan menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
melalui sel-sel floem, selain itu juga berfungsi memberi kekuatan pada daun. Tulang
daun (nervatio/venatio) terdiri atas bagian-bagian yang dibedakan berdasarkan
ukurannya, yaitu:
1. ibu tulang (costa)
2. tulang cabang (nervus lateralis)
3. urat daun (vena)

Gambar 14. Bagian-bagian daun


Berdasarkan susunan tulangnya daun dapat dibedakan atas :

17
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

1. Daun bertulang menyirip (penninervis), umum terdapat pada golongan Dikotil


2. Daun bertulang menjari (palminervis), contohnya daun pepaya (Carica papaya
L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp).
3. Daun bertulang melengkung (cervinervis), umumnya terdapat pada tumbuhan
golongan Monokotil contohnya genjer (Limnocharis flava Buch.), gadung
(Dioscorea hispida Dennst.).
4. Daun bertulang sejajar atau lurus (rectinervis), umumnya terdapat pada
golongan rumput (Gramineae), teki (Cyperaceae).

Gambar 15. Tipe-tipe pertulangan

Gambar 16. Tulang daun menyirip pada A. Daun Mangifera odorata;


B. Daun Durio zibethinus Murr; C. Daun Averrhoa carambola L.;
D. Daun Syzygium malaccense; E. Daun Psidium guajava L.;
dan F. Daun Anacardium occidentale L.

18
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 17. Tulang daun menjari

Gambar 18. Tulan daun melengkung

Gambar 19. Tulang daun sejajar


Daun majemuk (Folium compositum)
- Jika pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja dinamakan
daun tunggal (folium complex)
- Jika tangkainya bercabang-cabang, dan pada tangkai cabang ini terdapat
helaian daun, disebut daun majemuk (folium compositum)

19
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Pada suatu daun majemuk dapat kita bedakan bagian-bagian berikut:


a. ibu tangkai daun (petiolus communis), bagian daun majemuk yang
menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing
dinamakan anak daun (foliolum). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang
merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu
tulangnya. Oleh sebab itu kuncup ketiak pada daun majemuk, letaknya
diatas pangkal ibu tangkai pada batang.
b. Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang
mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan
pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab\ itu didalam
ketiaknya tidak pernah terdapat suatu kuncup
c. Anak daun (Foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian
helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah
pisah.
d. upih daun (vagina), yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan
biasanya memeluk batang, seperti dapat kita lihat pada daun pinang
(Areca catecu L).
- Pada daun majemuk semua anak daun terjadi bersama dan runtuh
bersama pula.
- Pada daun majemuk terdapat pertumbuhan yang terbatas, artinya tidak
bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup.
- Pada daun majemuk tak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak
daun.

Gambar 20. Bagian-bagian daun majemuk

20
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat
dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1. Daun majemuk menyirip (pinnatus)
2. Daun majemuk menjari (palmatus)
3. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
4. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)

a b c

Gambar 21. (a) Daun majemuk menyirip (b) Daun majemuk menjari (c) Daun
majemuk campuran

Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)


Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang
(nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit
membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, seperti pada bambu (Bambusa
sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua rumput pada umumnya. Duduknya
daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun.
a. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan
terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang.
1. Pada tiap-tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun
Tata letak daunnya dinamakan : Tersebar (Folia sparsa).
Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk daun rapat
berjejal-jejal karena ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang
tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua
mudanya. Daun-daun yang mempuyai susunan demikian disebut suatu : roset
(rosula).
Roset ada 2 macam :

21
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal
diatas tanah, ch. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus
scaber L.).

Gambar 22. Roset akar


b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang,
ch. Pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam palma lainnya.
Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata letak
tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan membentuk
suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susuna daun yang demikian itu disebut
mosaik daun.

Gambar 23. Roset batang


2. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun
Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh jarak sebesar
1800). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu
silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian ini
dinamakan : berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia decussata), ch. pada
mengkudu (Morinda citrifolia L.), soka (Ixora poludosa Kurz.), dll.
3. Pada tiap bulu-buku batang terdapat lebih dari dua daun

22
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia verticillata),dapat
a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.), alamanda (Allamanda
cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).

Bahan

1. Umbi Wortel (Daucus carota) 7. Bayam (Amaranthus sp.)


2. Rumput teki (Cyperus rotundus) 8. Sirih (Piper betle)
3 Miana (Coleus sp.) 9. Mawar (Rosa sp.)
4. Talas (Colocasia esculenta) 10. Katuk (Sauropus androgynus)
5. Anggrek (Orchidaceae) 11. Petai cina (Leucaena leucocephala)
6. Jagung (Zea mays) 12. Putri malu (Mimosa pudica)

Cara Kerja

1. Gambar spesimen dengan seksama. Amati bahan spesimen nomer 1- 10 dan


buatlah keterangan pada gambar:
a. bagian-bagian akar
b. sistem perakaran
c. jenis batang (lignosus, herbaceous, dsb)
d. bentuk memanjang batang
e. bentuk penampang melintang batang
f. cara percabangan batang
g. bagian-bagian daun
h. termasuk daun lengkap atau tidak lengkap
i. bentuk bangun daun helai (circumscriptio)
j. pertulangan daun (nervatio/venatio)
2. Tulislah kesimpulan dari spesimen yang anda gambar dan amati

23
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

PRAKTIKUM 3
MORFOLOGI TUMBUHAN:
BUNGA DAN BUAH

Tujuan

 Mengenal bagian –bagian bunga dan susunannya


 Mengenal tipe dan macam-macam bunga majemuk
 Mengenal dan memahami macam-macam buah semu dan buah sejati

Pendahuluan
1. Bunga (Flos)

Bunga merupakan bagian reproduktif yang kompleks dari tumbuhan


berbunga. Bunga terbagi menjadi dua yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk.
Bunga tunggal (florescentia), bila dalam satu tangkai terdapat hanya satu kuntum
bunga. Bunga majemuk (inflorenscentia), di mana dalam satu tangkai terdapat lebih
dari satu kuntum bunga.
Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan
berbunga tunggal (planta uniflora), sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak
(planta multiflora).
Tempat bunga pada tumbuhan :
a. Pada ujung batang (flos terminalis), ch. bunga coklat, kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima swartz)
b. Di ketiak daun (flos lateralis)
Jumlah Bunga Dan Tata Letaknya Pada Suatu Tumbuhan
Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga
tunggal (planta uniflora) ch. bunga coklat (Zephyranthus rosea Lindl) biasanya

24
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

terdapat pada ujung batang, sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta
multiflora).
Menurut tempatnya, bunga dibedakan atas :
a. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), ch. bunga coklat, kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz)
b. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), ch. kembang sepatu
(Hibiscus rosasinensis L.), kembang telang (Clitoria ternatea L.)
Bunga merupakan sistem percabangan yang terdiri atas bagian yang bersifat
steril dan fertil. Bagian fertil berupa tangkai bunga, dasar bunga, daun pelindung,
dan perhiasan bunga yang terdiri atas daun kelopak dan daun mahkota. Bagian yang
fertil terdiri atas benang sari dan putik.
Susunan bunga yang banyak jumlahnya :
- Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang
sepatu.
- Berkumpul membentuk suatu rangkaian dinamakan bunga majemuk
(anthotaxis atau inflorescentia), ch. pada kembang merak.
Bunga Majemuk (Anthoraxis, Inflorescentia)
Bagian-bagian bunga majemuk :
Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :
1. Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis),
merupakan terusan batang atau cabang.
2. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung
bunga.
3. Dasar bunga (receptaculum), yaitu tangkai bunga yang mendukung bagian-
bagian bunga bainnya.

Bagian-bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
a. Tangkai bunga (pedicellus) yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat
batang
b. Dasar bunga (receptaculum) yaitu ujung tangkai yang melebar dengan
ruas-ruas yang amat pendek.

25
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

c. Hiasan bunga (perianthium) yaitu bagian bunga yang merupakan


penjelmaan dari daun. Dibedakan menjadi:
 kelopak (calyx) yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar, biasanya berwarna hijau dimana daun-daun kelopak
satu sama lain dapat berlekatan dapat pula terpisahpisah
 tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla) yaitu bagian hiasan bunga
yang terdapat pada lingkaran dalam biasanya tidak berwarna hijau
lagi
d. Alat-alat kelamin jantan, metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk
sari.
e. Alat-alat kelamin betina biasanya disebut putik.

Gambar 24. Bagian-bagian bunga


Berdasarkan bagian-bagian yang terdapat pada bunga, dapat dibedakan
menjadi:
a. Bunga lengkap atau bunga sempurna yang dapat terdiri atas 1 lingkaran daun
kelopak, 1 lingkaran daun mahkota, 1 lingkaran benang sari dan satu
lingkaran benang sari dan 1 lingkaran daun buah.

26
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 25. Contoh bunga lengkap


b. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna yaitu jika salah satu alat
kelaminnya tidak ada.
Kelamin Bunga
Berdasarkan alat kelaminnya bunga terbagi atas :
1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus); yaitu bunga yang
padanya terdapat benang sari maupun putik.
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat
salah satu dari kedua alat kelamin terssbut.
3. Bunga mandul atau tidak berkelamin.
Tumbuhan berdasarkan kelamin bunganya dibedakan atas :
1. Berumah satu (monoceus); tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan
bunga betina pada satu individu.
2. Berumah dua (dioceus); bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya
artinya ada individu yang hanya memiliki bunga jantan saja atau bunga
betina saja, contohnya salak (Zalacca edulis Reinw.).
3. Poligami (polygamus); jka pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga
betina dan bunga banci bersama-sama, misalnya pepaya (Carica papaya L.).
Simetri Pada Bunga
Berdasarkan bidang simetrinya, bunga terbagi atas :
1. Asimetris; bunga tidak memiliki bidang simetri, contohnya bunga tasbih
(Canna hybrida Hort.).
2. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus); bunga hanya memiliki
satu bidang simetri yang membagi bunga menjadi dua bagian yang
setangkup. Sifat ini ditunjukkan dengan lambang (anak panah). Contohnya

27
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

bunga telang (Clitoria ternatea L.) (setangkup tegak), bunga Corydalis


(setangkup mendatar), bunga kecubung (Datura metel L.) (setangkup
miring).
3. Setangkup menurut dua bidang atau ganda (bilateral simetris atau
disimetris), bidang bunga dapat dibuat dua bagian yang setangkup menurut
dua bidang simetris yang tegak lurus satu sama lain, contonya bunga lobak
(Raphanus sativus L.) dan bunga suku Crucifera.
4. Beraturan atau simetri banyak (polysimetris atau actinomorphus); bunga
memiliki banyak bidang simetris, contohnya bunga lilia gereja (Lilium
longifolium Thumb.). Sifat ini ditunjukkan dengan tanda (bintang).
Kelopak (Calyx)
Kelopak tersusun atas bagian-bagian yang dinamakan daun kelopak atau
sepala. Daun-daun kelopak ini memiliki sifat :
1. Berlekatan (gamosepalus); bagian bawah kelopak berlekatan satu sama lain.
2. Lepas atau bebas (polysepalus); daun-daun kelopak satu sama lain benar-
benar terpisah, tidak berlekatan.
Kelopak merupakan bagian hiasan bunga yang masih jelas sebagai organ
yang beasal dari daun. Selain warnanya yang biasanya hijau, juga bentuknya banyak
yang masih menyerupai daun, jarang mempunyai bentuk yang lain, misalnya seperti
bulu, seperti terdapat pada bunga tumbuhan yang termasuk suku Compositae.
Pada bunga daun putri (Mussaenda frondosa L.) salah satu daun kelopaknya
amat lebar, berbentuk daun biasa dan mempunyai warna yang menarik, seakan-akan
supaya mendapat perhatian, oleh sebab itu daun ini juga dinamakan daun pemikat
("lokblad"). Daun pemikat terdapat pula pada bunga tumbuhan lain. hanya saja tidak
selalu berasal dari daun kelopak, seperti misalnya pada bugenvil (Bougainvillea
spectabilis Wilid.), yang pada setiap kelompok bunga selalu terdapat 3 bunga,
masingmasing dengan satu daun pemikat yang berkumpul menjadi satu kelompok,
seakan-akan hanya merupakan satu bunga saja, dan warna daun pemikat inilah yang
menyebabkan orang banyak menanam bugenvil sebagai tanaman hias. Di sini daun
pemikat adalah metamorfosis daun pelindung, bukan metamorfosis daun kelopak.

28
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 26. Daun pemikat (lokblad) pada bunga bogenvil


Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla)
Tajuk bunga tersusun atas daun-daun tajuk atau petala dengan sifat-sifat :
1. Berlekatan (sympetalus, gamopetalus atau monopetalus).
2. Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus atau polypetalus).
3. Daun-daun tajuk tidak ada atau kecil sekali. Bunga tanpa tajuk (apetalus) ini
dinamakan bunga telanjang (flos nudus).
Bagian perhiasan bunga (mahkota dan kelopak) pada tanaman Dicotyledoneae
biasanya berjumlah 2, 4, 5, atau kelipatannya, sedangkan pada tumbuhan
Monocotyledoneae berjumlah 3 atau kelipatannya.

a b

Gambar 27. (a) bunga dikotil (b) bunga monokotil


Tenda bunga ( Perigonium)
Tidak semua bunga mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan
dalam kelopak dan tajuk bunganya. Berbagai jenis tumbuhan mempunyai hiasan
bunga yang tidak dapat lagi dibedakan mana kelopak dan mana tajuknya, dengan lain
perkataan kelopak dan tajuknya sama, baik bentuk maupun warnanya. Itulah yang
disebut sebagai tenda bunga( perigonium ).

29
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 28. Bagian-bagian bunga anggrek

Benang Sari (Stamen)


Benang sari merupakan metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah
disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari memiliki 3 bagian, yaitu :
1. Tangkai sari (filamentum)
2. Kepala sari (anthera); di dalamnya biasanya memiliki 2 ruang sari (theca)
dan masingmasing ruang sari memiliki 2 ruangan kecil (loculus) dan di dalam
loculus inilah terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen).
3. Penghubung ruang sari (connectivum); merupakan bagian penghubung
tangkai sari dengan kepala sari.
Putik (Pistillum)
Putik juga merupakan metamorfosis daun yang berfungsi sebagai alat
kelamin betina tumbuhan. Putik tersusun atas daun-daun buah atau carpellum, daun-
daun buah sebagai keseluruhan dinamakan gynaecium. Daun-daun buah inilah
nantinya yang akan menjadi bagian buah yang paling pinggir atau kulit buah. Bagian
- bagian putik adalah :
1. Bakal buah (ovarium); bagian putik yang membesar dan duduk pada dasar
bunga.
2. Tangkai kepala putik (stylus); bagian putik berbentuk benang di atas bakal
buah.
3. Kepala putik (stigma); bagian putik paling atas.

30
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Sel telur terdapat di dalam bakal biji (ovulum) dan bakal biji terdapat dalam bakal
buah. Bakal biji akan menjadi biji (semen) dan bakal buah akan menjadi buah
(fructus).
Bakal Buah (ovarium)
Berdasarkan letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dibedakan atas :
1. Bakal buah menumpang (superus); yaitu bakal buah duduk di atas dasar
bunga sehingga letaknya lebih tinggi, sama tinggi atau mungkin lebih rendah
dari tepi dasar bunga tetapi bagian samping bakal buah tidak pernah
berlekatan dengan dasar bunga.
2. Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus); yaitu bakal buah duduk pada
dasar bunga yang cekung, tempat duduk bakal buah selalu lebih rendah dari
tepi dasar bunga dan sebagian dinding bakal buah berlekatan dengan dasar
bunga.
3. Bakal buah tenggelam (inferus); seluruh bagian samping bakal buah
berlekatan dengan dasar bunga.
Bunga Majemuk
Bunga majemuk (Anthotixis inflorescentia), suatu bunga majemuk harus dibedakan
dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang
dengan sejumlah bunga diketiak jelas kelihatan,bahwa diantara bunga-bunganya
yang tedapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk asimilasi.
Walau demikian menurut kenyataanya tidak mudah untuk membedakan suatu bunga
majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak daunnya
(Tjitrosoepomo, 1995).
Sifat-sifat bunga majemuk dibedakan menjadi tiga golongan:
a. Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), yaitu bunga majemuk yang
ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi
atau tidak, jika dilihat dari atas nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan mulai
terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar
mulai dari ujung menuju kepusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian
ini yang dinamakan bunga majemuk tak terbatas, misalnya kembang merak
(Caisalpinia pulcherrima).

31
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

b. Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa), yaitu bunga majemuk yang ujung
ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, pada bunga majemuk berbatas
bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat disumbu pokok/ibu tangkainya,
jadi dari tengah dan pinggir (jika dilihat dari atas) oleh sebab itu dinamakan bunga
majemuk berbatas.
c. Bunga majemuk campuran (Inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang
memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bayangan
majemuk tak berbatas misalnya pada bunga soka (Ixora hibrida)
(Tjitrosoeputro,1995).

Gambar 29. Bunga majemuk bentuk cawan pada bunga matahari

Gambar 30. Bunga majemuk bentuk bongkol pada bunga putri malu
Rumus Bunga

32
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Rumus bunga ditunjukkan oleh 4 bagian pokok yaitu :


1. Kelopak; dinyatakan dengan huruf K singkatan Kalix.
2. Tajuk atau mahkota; dinyatakan dengan huruf C singkatan corolla.
3. Benang sari; dinyatakan dengan huruf A singkatan androecium.
4. Putik; dinyatakan dengan huruf G singkatan gynaecium.
Jika kelopak dan mahkota sama bentuk maupun warnanya maka untuk menyatakan
bagian tersebut kita gunakan huruf P singkatan perigonium. Jika bunga mempunyai 5
daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari, dan putik yang tersusun oleh 1 daun
buah serta bersifat simetri 1 maka rumus bunganya adalah: ↑ K 5, C 5, A 10, G 1.
Jika bunga memiliki 6 daun tenda bunga, 6 benang sari dan sebuah putik yang
tersusun dari 3 daun buah serta bersifat simetri banyak maka rumus bunganya
adalah:
‫٭‬P 6, A 6, G 3.

2. Buah (Fructus)
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
a. buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah
beserta bagian-bagian lain bunga, yang malahan menjadi bagian utama
buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan
bagian buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang
sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
b. buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal
buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini
tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Penggolongan Buah Semu.
Buah semu dapat dibedakan atas :
a. buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal
buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut
membentuk buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan
kelopak bunga pada buah ciplukan.
b. buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah
yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh

33
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

menjadi buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut
tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang
berguna), misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)
c. buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk,
tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah
nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis
Forst.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta
daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga
merupakan kulit buah semu ini.
Penggolongan Buah Sejati (Buah Sungguh).
Buah sejati pertama-tama dibedakan terlebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu :
1. buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula
tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan,
misalnya :
- buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang dengan
satu biji,
- buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari beberapa daun buah
dengan satu ruang dan banyak biji,
- buah durian (Durio zibethinus Murr.), yang terdiri atas beberapa daun
buah, mempunyai beberapa ruang, dalam tiap ruangnya terdapat
beberapa biji.
2. buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang
bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah,
misalnya pada cempaka (Michelia champaka Bail.).
3. buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk,
yang masingmasing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah
menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah
saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.).
Buah Sejati Tunggal.
Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu :

34
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

a. buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang
bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya
buah kacang tanah (Arachis hypogoea L.), padi (Oryza sativa L.), dll.
b. buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding
buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah seringkali dengan jelas
dapat dibedakan dalam tiga lapisan yaitu:
- kulit luar (exocarpium atau epicarpium), lapisan tipis, tetapi kuat atau
kaku seperti kulit dengan permukaan yang licin.
- kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut,
dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang
dinamakan daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga
(Mangifera indica).
- kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang
mengandung bijinya, cukup tebal dan keras misalnya pada kenari
(Canarium commune L.), kelapa (Cococ nucifera L.).

Bahan
1. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) 7. Strawberi (Fragaria ananassa)
2. Bunga bogenvil (Bougainvillea spectabilis) 8. Kelapa (Cocos nucifera)
3 Melati (Jasminum sambac) 9. Pepaya (Carica papaya)
4. Bunga sikejut (Mimosa pudica) 10. Kacang tanah (Arachis hypogaea)
5. Bunga matahari (Helianthus annuus) 11. Buah asam (Tamarindus indica)
6. Bunga Anggrek/Orchidaceae 12 Nangka (Artocarpus integra)

Cara Kerja
1. Amati bahan spesimen!
2. Gambarkan bagian-bagian bunga, beri keterangan lengkap!
3. Tuliskan rumus bunga tersebut!
4. Gambar penampang melintang dan membujur buah dan beri keterangan bagian-
bagian buah
5. Tuliskan tipe buah yang diamati!

35
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

6. Tulislah kesimpulan dari praktikum!

PRAKTIKUM 4
ANATOMI TUMBUHAN:

36
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

ORGAN AKAR, BATANG, DAN DAUN

Tujuan
-Mengamati susunan jaringan-jaringan di dalam organ akar, batang, dan daun

PENDAHULUAN
1. Akar
Bagian anatomi akar terdiri atas tudung akar (calyptra),
epidermis,eksodermis, korteks, endodermis dan silinder pusat.
Tudung akar terdapat di ujung akar, membantu menembus tanah, terdiri atas
sel parenkim hidup yang sering mengandung pati.
Epidermis merupakan lapisan terluar yang terdiri atas sel-sel yang umumnya
berdinding tipis, tidak memiliki stomata, tetapi memiliki rambut akar. Epidermis akar
tersusun atas selapis sel (uniseriate) atau banyak lapis (multiseriate). Velamen pada
akar udara tumbuhan Orchidaceae tersusun atas sel-sel mati berdinding tebal.
Eksodermis terletak di sebelah luar korteks. Struktur selnya mengalami
penebalan dinding primer dari bahan suberin, selulosa dan lignin. Pada bagian ini
terdapat pita Caspary, yaitu sel-sel yang mengalami penebalan suberin pada dinding
radial dan tangensialnya, yang tampak seperti pita melingkar.
Korteks terdapat di bagian tengah terdiri atas jaringan parenkim yang tidak
mengandung kloroplas, tetapi mengandung pati. Korteks akar tampak lebih luas
daripada korteks batang.
Lapisan endodermis terletak di sebelah dalam korteks; juga memiliki pita Caspary.
Ada pula sel-sel yang tidak mengalami penebalan yang disebut sel penerus (passage
cell).
Silinder pusat terdiri atas perisikel, ikatan pembuluh dan empulur. Perisikel
terdapat setelah endodermis, bersifat meristematis. Ikatan pembuluh akar tersusun
secara radial, xilem tersusun menurut jari-jari lingkaran. Tipe-tipe ikatan pembuluh
akar pada tumbuhan dikoltil adalah diarch (terdiri dari 2 kelompok xilem), triarch (3
kelompok xilem), tetrarch (4 kelompok xilem), pentarch (5 kelompok xilem).
Sedangkan tipe ikatan pembuluh pada tumbuhan monokotil adalah polyarch (>5
kelompok xilem). Bagian terdalam silinder pusat akar tumbuhan monokotil adalah

37
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

empulur, yang terdiri atas sel-sel parenkim. Pada tumbuhan dikotil tidak terdapat
empulur, tetapi terdapat kelompok-kelompok xilem yang bersatu.

(a) (b)

Gbr 31. Jaringan pada akar dikotil (a) dan akar monokotil (b)
2. Batang
Bagian anatomi batang terdiri atas jaringan epidermis, korteks dan silinder
pusat (stele).
Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar yang terdiri atas selapis sel yang
rapat. Epidermis tumbuhan berkayu segera diganti oleh lapisan peridermis yang
memiliki lenticell (pori untuk pertukaran gas dengan lingkungan luar).
Korteks terdapat pada bagian tengah yang terdiri atas jaringan parenkim
yang mengandung banyak kloroplas (klorenkim), kolenkim atau sklerenkim. Batas
antara korteks dan daerah pembuluh sering tidak jelas. Daerah yang terdiri atas
parenkim yang diselingi pembuluh disebut jaringan dasar (ground tissue).
Daerah silinder pusat terdiri atas ikatan pembuluh dan empulur. Pada ikatan
pembuluh batang tumbuhan dikotil, kelompok-kelompok xilem dan floem berderet
melingkar seperti cincin. Sedangkan pada tumbuhan dikotil, ikatan pembuluh
tersebar, makin rapat ke arah permukaan batang. Empulur merupakan bagian

38
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

terdalam batang, terdiri atas sel-sel parenkim mengandung banyak kloroplas


(klorenkim) yang diselingi ruang antar sel.

(a) (b)
Gbr 32. Jaringan pada batang dikotil (a) dan batang monokotil (b)
Pada tumbuhan monokotil dan beberapa jenis lainnya, semua sel penyusun
prokambium berdiferensiasi menjadi jaringan berkas pengangkut primer. Pada
tumbuhan dikotil dan Gymnospermae selain berdiferensiasi menjadi jaringan berkas
pengangkut primer, sebagian dari prokambium tetap bersifat meristematik dan
berkembang menjadi kambium. Kambium ke arah dalam menghasilkan xilem
sekunder dan ke arah luar menghasilkan floem sekunder
Setelah kambium mengadakan pertumbuhan sekunder, terbentuklah kabium
gabus. Kambium gabus dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup. Kambium
gabus (felogen) ke arah luar membentuk gabus (felem) dan ke arah dalam
membentuk parenkim (feloderm). Gabus adalah bagian dari jaringan sekunder
majemuk yang disebut periderm. Pada lapisan periderm terdapat lentisel yaitu pori
sebagai alat pertukaran gas antar sel dalam tumbuhan dengan dunia luar.
lentisel

39
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gbr 33. Lentisel

3. Daun
Bagian anatomi daun terdiri atas jaringan epidermis, mesofil dan pembuluh
daun.
Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar yang terdapat di sebelah atas
(adaxial) dan bawah (abaxial), yang di antara sel-selnya terdapat stomata, kadang-
kadang trikomata, dan pada daun rumput-rumputan epidermisnya memiliki 3-5 sel
berbentuk seperti lensa, disebut sel bulliform. Epidermis daun tersusun atas selapis
sel (uniseriate) atau banyak lapis (multiseriate).
Mesofil terdapat pada bagian tengah daun ini terdiri atas jaringan parenkim
yang mengandung banyak kloroplas (klorenkim) dan ruang antar sel. Jaringan pada
mesofil dapat bersifat homogen (seragam), seperti pada daun rumput-rumputan atau
daun bentuk jarum; atau terbagi menjadi jaringan palisade (jaringan tiang) dan
jaringan spons (jaringan bunga karang).
Jaringan pembuluh merupakan lanjutan dari jaringan pembuluh pada batang
atau tangkai, yang membentuk sistem tulang daun (venatio). Xilemnya terletak di
permukaan atas, sedangkan floem terletak di permukaan bawah helai daun.
Daun terbagi menjadi 4 macam susunan anatomi, yaitu daun bifacial/dorsiventral
(bentuk permukaan atas dan bawah tidak sama karena palisade hanya terdapat pada
permukaan atas), daun unifacial/isolateral (bentuk permukaan atas dan bawah sama;
palisade terdapat pada kedua sisi), daun rumput-rumputan pada monokotil (mesofil
hanya berupa spons) dan daun bentuk jarum pada Gymnospermae (mesofil bentuk
bunga; penampang melintang bentuk membulat, setengah lingkaran atau segitiga
sehingga sulit ditentukan atas dan bawahnya).

40
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gbr 34. Daun dorsiventral

Gbr 35. Daun isolateral

Gbr 36. Daun rumput-rumputan pada monokotil

41
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Gbr 37. Daun bentuk jarum pada Gymnospermae

Alat dan Bahan


1. Mikroskop 5. Preparat awetan batang Sambucus
2. Preparat awetan batang Zea mays 6. Preparat awetan Helianthus annuus
3. Preparat awetan akar Zea mays 7. Preparat awetan Nerium Oleander
4. Preparat awetan akar Ranunculus 8. Preparat awetan Abies alba

Cara Kerja

1. Letakkan tiap preparat awetan tersebut pada mikroskop


2. Amati preparat basah tersebut dengan menggunakan mikroskop berlensa obyektif
10X dan 40X .
3. Gambar dan warnailah hasil pengamatan Anda, kemudian beri keterangan sesuai
tujuan pengamatan (konsultasikan dengan dosen/asisten).

PRAKTIKUM 5
FISIOLOGI TUMBUHAN:
FOTOSINTESIS

Tujuan
- Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
- Membuktikan dalam fotosintesis dihasilkan gas oksigen (O2)

42
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

- Mengetahui dan memahami pengaruh klorofil terhadap sintesis amilum pada


tumbuhan

Pendahuluan

Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan
organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada
umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat
mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang
baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses
fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat
anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan
bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang
mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui
perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Fotosintesis merupakan proses perubahan senyawa anorganik menjadi
senyawa organic dengan bantuan klorofil dan sinar matahari. Fotosintesis terjadi
pada daun yang banyak mengandung klorofil di organel kloroplas di bagian tilakoid
yang terdiri atas grana dan stroma.
Fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana
energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, sedangkan
proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi) di
mana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses-
proses kehidupan.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang
berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa
kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami
adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu
dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum,
masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga
pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).
 Reaksi fotosintesis :

43
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah


6CO2 + H2O ─────► C6H12O6 + 6H2O +
6O2
klorofil
(karbondioksida) (air) (glukosa)
(Uap Air) (oksigen)

Faktor yang mempengaruhi fotosintesis :


1. Faktor dalam :
 Kadar klorofil a ( C55H12O5N4Mg ) dan klorofil b ( C55H10O6N4Mg )
 Morfologi daun
 Kedudukan daun
 Enzim
2. Faktor luar :
 Cahaya
 Suhu
 CO2
 H2O
 Garam mineral
 O2 (maximum bila O2 ± 20% dalamm atmosfer)
Manfaat fotosintesis :
1. Membantu metabolisme tubuh.
2. Membantu arus energi:
 Berasal dari zat makanan yang tidak dioksidasi.
 Disimpan dalam bentuk cadangan makanan yang berupa : zat amilum,
sat glukosa, protein dan lipid. Serta dapat disimpan dalam akar,
batang, daun, buah dan biji.
 Nanti akan berpindah pada hewan dan manusia apabila tumbuhan
tersebut dikonsumsi oleh manusia dan hewan. Disini tumbuhan
bertindak sebagai produsen.
3. Membantu siklus unsur di alam.

44
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

 Terjadinya perputaran siklus unsur-unsur yang dihasilkan dari hasil


fotosintesis oleh makhluk hidup di alam.
 Siklusnya berupa siklus oksigen dan siklus carbon.
Syarat-syarat terjadinya proses fortosintesis :
1. Tumbuhan berklorofil
2. Cahaya matahari
3. Air tanah (H2O) dan CO2 dari udara
4. Menghasilkan amilum dan membebaskan O2.

Percobaan 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Fotosintesis


Alat dan Bahan:
Alat – alat yang digunakan: Beaker glass, corong kaca, tabung reaksi, thermometer,
kertas berwarna merah, kertas berwarna hijau dan kawat.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hydrilla verticillata, air aquades,
air hangat, batu es, dan larutan 0,25 % NaHCO3.
Cara Kerja :
1. Masukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kira-kira
15 cm ke dalam corong kaca
2. Masukkan corong kaca ke dalam beaker glass yang berisi medium 400 ml air
aquades dengan posisi corong menghadap ke bawah.
3. Tutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang diusahakan dari sebagian
besar medium, dalam keadaan terbalik (di dalam bak yang berisi air). Lihat
Gambar 13!

Gbr 38. Posisi corong pada beaker gelas.

45
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

4. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, dan E, dimana :


a. A = Medium air dan diletakkan di dalam ruangan (tanpa cahaya)
b. B = Medium air dan diletakkan di tempat terbuka luar ruangan (cahaya)
c. C = Medium larutan NaHCO3 sebanyak 400 ml,diletakkan di dalam ruangan
(tanpa cahaya)
d. D = Medium larutan NaHCO3 sebanyak 400 ml, diletakkan di tempat terbuka
luar ruangan (cahaya)
e. E= Medium air + air hangat hingga suhu konstan 40’C diletakkan di tempat
terbuka (cahaya)
f. F= Medium air + batu es hingga suhu konstan 10’C diletakkan di tempat
terbuka (cahaya)
g. G= Medium air + beaker ditutup dengan filter berwarna merah diletakkan di
tempat terbuka (cahaya)
h. H= Medium air + beaker ditutup dengan filter berwarna hijau diletakkan di
tempat terbuka (cahaya)
5. Amati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari Hydrilla yang
terjadi. Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu dapat digunakan
sebagai petunjuk laju fotosintesis.
6. Hasil pengamatan atau data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik.
Dibuat pembahasan dan kesimpulan. Gunakan data kelas!

Percobaan 2. Perlunya klorofil dalam fotosintesis

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan: pinset, pipet tetes, cawan petri, evaporated disk, gelas
beaker 250 ml, hot plate, botol pencuci, kertas dan pensil
Bahan yang digunakan: tumbuhan dengan daun kombinasi warna lain selain hijau,
alkohol 70%, larutan Lugol (IKI), dan kertas saring
Cara Kerja:
1. Sebelum praktikum dimulai, tumbuhan percobaan harus diletakkan selama
beberapa jam pada sinar matahari atau cahaya terang lampu.

46
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

2. Petik sehelai daun, letakkan di atas secarik kertas. Buatlah kopi daun berupa
sketsa, dengan cara menelusuri garis tepi daun dengan pensil; tandai dan warnai
pula daerah yang berwarna hijau dan daerah yang tidak berwarna hijau.
3. Didihkan air dalam gelas Beaker di atas hot plate. Celupkan daun tadi ke dalam
air mendidih selama 2 menit untuk mematikan jaringan-jaringannya dan
membuang pigmen lain selain hijau.
4. Panaskan 10 ml alkohol 70% dalam gelas Beaker kecil dengan memasukkannya
ke dalam gelas Beaker besar berisi air mendidih. Perhatikan : Jangan
memanaskan alkohol langsung di atas api!
5. Celupkan daun tadi ke dalam alkohol panas selama 10 menit, lalu buang alkohol
yang telah berwarna kehijauan. Ulangi pencelupan dengan menggunakan 10 ml
alkohol panas yang baru, sehingga warna hijau daun lebih luntur lagi.
6. Angkat daun dengan menggunakan pinset dan pindahkan ke dalam cawan petri
berisi air hangat. Cuci daun dengan air hangat itu, lalu buang air cuciannya.
7. Beri tetesan larutan Lugol pada daun dalam cawan petri, hingga semua bagian
daun tertutupi larutan Lugol. Biarkan selama 2 menit atau sampai muncul warna
coklat kebiruan.
8. Angkat daun dengan menggunakan pinset dan pindahkan ke dalam cawan petri
kosong. Cuci daun dengan air mengalir dari botol pencuci, lalu tiriskan daun di
atas kertas saring untuk menyerap sisa air.
9. Bandingkan pembentukan warna coklat kebiruan pada daun percobaan dengan
sketsa daun yang diwarnai tadi!

47
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

PRAKTIKUM 6
RESPIRASI

Tujuan
- Mampu membuktikan bahwa respirasi dapat menghasilkan CO2 dan panas.

Pendahuluan

Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa yang kompleks menjadi


senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraaian suatu senyawa
dapat menghasilkan energi. Energi berasal dari lepasnya ikatan kimia yang

48
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

menyusun peresenyawaan. Contoh katabolisme adalah proses pernapasan sel atau


respirasi.
Yang dimaksud dengan respirasi adalah proses penguraian bahan makanan
yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-
sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang
maupun malam.
Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan
energi, tumbuhan juga. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada
tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan
secara kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan
fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan
energi. Karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun
atas sel, maka respirasi terjadi pada sel.
Kandungan katalis disebut juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi
respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan
mencampur dengn fungsi dari enzim memperbat enzim atau dengan mengkombinasi
dengan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari
aktivitas enzim.
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu :

1. Respirasi Aerobik (aerob)


Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat
dituliskan:
C6H12O6 + 6H2O >> 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan
yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan
menjadi 3 tahapan yaitu glikolosis, siklus krebs dan transport.
a. Glikolisis

49
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Kata “glikolisis” berarti “menguraikan gula” dan itulah yang tepatnya terjadi
selama jalur ini. Glukosa, gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula
berkarbon tiga. Gula yang lebih kecil ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya
disusun ulang untuk membuat dua molekul piruvat.
NADH merupakan sumber elektron berenergi tinggi, sedangkan ATP adalah
persenyawaan berenergi tinggi. Selama glikolisis dihasilkan 4 molekul ATP, akan
tetapi 2 molekul ATP diantaranya digunakan kembali untuk berlangsungnya reaksi-
reaksi yang lain sehingga tersisa 2 molekul ATP yang siap digunakan untuk tubuh.
Seluruh proses glikolisis tidak memerlukan oksigen. Reaksi glikolisis terjadi di
sitoplasma (di luar mitokondria). Hasil akhir sebelum memasuki siklus krebs adalah
asam piruvat. Ada yang membedakan tahap ini menjadi dua yaitu glikolisis dan
dekarbosilasi oksidatif. Glikolisis mengubah senyawa 6C menjadi senyawa 2C pada
hasil akhir glikolisis. Yang dimaksud dekarbosilasi oksidatif adalah reaksi asam
piruvat diubah menjadi asetil KoA.
b. Siklus krebs
Glikolisis melepas energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang
tersimpan dalam glukosa, sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua
molekul piruvet. Jika ada oksigen molekuler, piruvat itu memasuki mitokondria
dimana enzim siklus krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya.
Memasuki siklus krebs, asetil KoA direaksikan dengan asam oksaloasetat
(4C) menjadi asam piruvat (6C). selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur
menjadi berbagai macam zat yang akhirnya menjadi asam oksalosuksinat. Dalam
perjalanannya, 1C (CO2) dilepaskan. Pada tiap tahapan, dilepaskan energi dalam
bentuk ATP dan hidrogen. ATP yang dihasilkan langsung dapat digunakan.
Sebaliknya, hidrogen berenergi digabungkan dengan penerima hidrogen yaitu NAD
dan FAD, untuk dibawa ke sistem transport elektron. Dalam tahap ini dilepaskan
energi, dan hidrogen direasikan dengan oksigen membentuk air. Seluruh reaksi siklus
krebs berlangsung dengan memerlukan oksigen bebas (aerob). Siklus krebs
berlangsung didalam mitokondria.
c. Sistem Transpor ELektron
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus krebs ada dua
macam. Pertama dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP

50
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

(Guanin Tripospat). Energi ini merupakan energi siap pakai yang langsung dapat
digunakan. Kedua dalam bentuk transport elektron, yaitu NADH (Nikotin Adenin
Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine dinukleotida) dalam bentuk FADH2. Kedua
macam sumber elektron ini dibawa kesistem transfer elektron. Proses transfer
elektron ini sangat komplek, pada dasarnya, elektron dan H+ dan NADH dan FADH2
dibawa dari satu substrak ke substrak yang lain secara berantai. Setiap kali
dipindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat anorganik (P)
kemolekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir terdapat oksigen sebagai
penerima, sehingga terbentuklah H2O. katabolisme 1 glukosa melalui respirasi
aerobik menghasilkan 3 ATP. Setiap reaksi pada glikolisis, siklus krebs dan transport
elektron dihasilkan senyawa – senyawa antara. Senyawa itu digunakan bahan dasar
anabolisme.
2. Respirasi Anaerobik (Anaerob)
Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan
energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa
tertentu misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat
hidrogen dan membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada
jaringan yang kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji – biji yang
kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel – sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan
baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku
seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil
akhirnya adalah alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap
menjadi air dan karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan
respirasi aerobik. Reaksinya :

C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2 + 21Kal

Alat dan Bahan


Alat – alat yang digunakan: Tutup gabus/aluminim foil, tabung reaksi, Kain kasa,
Tali atau benang, Pipet tetes, gelas ukur, dan thermometer.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini: akuades, kecambah kacang hijau, air
kapur, Hydrilla, dan Brom thymol blue.

51
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Cara Kerja
A. Respirasi pada makhluk hidup

1. Siapkan 4 buah tabung reaksi


2. Isi tabung 1 dan tabung 2 dengan 5 ml air kapur
3. Pada tabung ke 2, masukkan kecambah yang sudah dibungkus dengan kain
kasa dengan posisi menggantung
4. Isi tabung 3 dan tabung 4 aquadest secukupnya
5. Tambahkan 3-5 tetes bromtimol blue pada tabung 3 dan tabung 4
6. Masukkan beberapa daun hydrilla pada tabung 4
7. Tutup 4 tabung reaksi rapat-rapat dengan alluminium foil/gabus
8. Amati perubahan yang terjadi pada ke 4 tabung

1 2 3 4

Keterangan :
Tabung 1 : Berisi air kapur
Tabung 2 : Berisi air kapur dan kecambah kacang hijau yang digantung
Tabung 3 : Berisi aquades dan bromtimol blue
Tabung 4 : Berisi daun Hydrilla dan aquades dan brimtimol blue

9. Catat perubahan yang terjadi pada tabel berikut!

Perubahan Warna
Isi Tabung Waktu
Awal Akhir
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4

B. Respirasi Menghasilkan Panas


1. Letakkan tabung reaksi sebanyak 3 buah pada rak dan beri tanda tabung
reaksi 1 sampai 3.

52
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

2. Isi tabung reaksi 1 dengan kecambah kacang hijau segar setengah bagian.
3. Isi tabung reaksi 2 dengan kecambah kacang hijau segar seperempat bagian.
4. Isi tabung reaksi 3 dengan kecambah kacang hijau yang telah direbus
setengah bagian.
5. Tutup tabung reaksi dengan sumbat karet yang telah disisipi thermometer.
6. Catat perubahan dan kenaikan suhu yang terjadi setiap 3 menit dalam 30
menit.
7. Masukkan data ke table pengamatan berikut!

Menit ke Kenaikan Suhu (0C ) Setiap 3 Menit ke Depan


No Tabung 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
I (Kecambah Kacang Hijau)
II (Kecambah Kacang Hijau 1/4 bagian)
III (Kecambah Kacang Hijau direbus 1/2
Bagian)

PRAKTIKUM 7
HUBUNGAN AIR DENGAN TANAH
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan tanah mengikat air dan gerak kapilaritas air pada
beberapa tekstur tanah
Pendahuuan
Tanah merupakan media penting bagi tumbuhan karena tanah menyediakan
berbagai kebutuhannya. Tanah berperan menopang tegaknya tubuh tumbuhan,
disamping mensuplai hampir seluruh nutrisi yang dibutuhkan. Air merupakan salah
satu komponen tanah yang menjadi pelarut dan media reaksi kimia dalam tanah.
Umumnya setelah hujan deras, tanah disiram air yang sangat berlebihan. Sebagian air
hujan akan masuk menembus jauh ke dalam tanah terutama karena pengaruh
gravitasi. Sebagian air akan diikat koloid tanah (air higroskopis), sebagian lagi
ditahan dalam rongga kapiler di antara partikel-partikel tanah (air kapiler).
Kemampuan tanah mengikat air berbeda-beda tergantung jenis dan tekstur tanah.
Keberadaan air dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk, meliputi air
gravitasi, air kimia, air higroskopis dan air kapiler. Air kapiler dan air higroskopis
dapat dimanfaatkan (diserab) akar tumbuhan, sedangkan yang lain adalah tidak.

53
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Ketersediaan air dalam tanah sangat dipengaruhi oleh struktur dan tekstur tanah itu
sendiri. Tanah bertekstur pasir, debu dan liah memiliki daya ikat terhadap air yang
berbeda. Untuk mengetahui hubungan tanah dengan air perlu dilakukan pengamatan
secara cermat, melalui percobaan-percobaan.

Alat dan Bahan


1. Pipa gelas berdiameter 5 cm, panjang 60 cm, 3 buah
2. Tiga jenis sampel tanah : pasir, lempung, liat
3. Kain kasa
4. Beker gelas, 3 buah
5. Statip dan klem secukupnya

Cara Kerja
a. Gerak kapilaritas air :
1. Keringkan ke tiga sampel tanah dalam oven 103 0C sampai tidak mengandung
air
2. Sumbatlah salah satu ujung pipa kaca dengan kain kasa (sebagai alas).
3. Masukkan sampel tanah ke dalam pipa sampai 2/3 bagian
4. Tegakkan pipa dengan statip dan masukkan alas pipa tersebut dalam beker gelas
yang telah diisi air setinggi 5 cm
5. Amatilah kenaikan air dalam tabung selama minimal 3 hari. Amati pada pipa
manakah airnya paling cepat merambat.
6. Ukurlah tinggi kenaikan air tiap 5 menit selama 30 menit.
7. Masukkan data hasil pengamatan ke dalam table

Tabel : Ketinggian air (cm) kapiler pada tabung pada ketiga jenis tanah
Hari Pasir Lempung Liat
ke Tab-1 Tab-2 Tab-3 Tab-1 Tab-2 Tab-3 Tab-1 Tab-2 Tab-3
1
2
3

Analisis Data :
1. Hitung rata-rata kecepatan perambatan air pada ketiga jenis tanah per menit
2. Buatlah grafik laju kenaikan air kapiler pada pengukuran tiap 5 menit, pada
ketiga jenis tanah

54
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

b. Kemampuan tanah mengikat air


1. Keringkan ke-3 sampel ( tanah pasir, kebun, liat ) tanah sampai tidak
mengandung air.
2. Timbang 30 g sampel tanah. Taruhlah di dalam corong tegak yang dasarnya
disumbatnya dengan sedikit kapas.
3. Tuangkan 30 ml air secara perlahan ke permukaan tanah dalam corong itu,
biarkan air meresap ke dalam tanah.
4. Ukur kecepatan tanah melalukan air dengan mencatat waktu yang dibutuhkan
dari awal penuangan air sampai tetes pertama muncul. Segera tampung
kelebihan air yang keluar dari bawah corong dengan gelas ukur.
5. Biarkan air terus lalu sampai tidak ada lagi air yang menetes keluar. Keadaan
air tanah itu disebut dalam keadaan “kapasitas lapangan” (field capacity).
6. Catat volume yang dilalukan (tertampung dalam beker) dan hitung berapa air
tertahan oleh partikel tanah (volume mula-mula – volume yang tertampung di
gelas ukur)

7. Hitunglah persentase air yang diserap tanah itu. Bandingkan dengan jenis
tanah yang berbeda.
8. Masukkan data hasil pengamatan kemampuan tanah mengikat air dalam tabel
berikut

Tabel : Kadar air tanah (g) pada kapasitas lapangan pada tiga jenis tanah
Pasir Kebun Lempung
Ulangan Wkt Volume air Wkt Volume air Wkt Volume air
tetes I Tertahan tetes I tertahan tetes I tertahan
1
2
3
Rerata

55
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

PRAKTIKUM 8
PERKECAMBAHAN DAN DORMANSI

Tujuan
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji
 Mengetahui cara-cara pematahan dormansi biji
Pendahuluan
Imbibisi air merupakan langkah awal yang penting untuk memungkinkan
terjadinya proses perkecambahan. Beberapa jenis biji mempunyai Kulit biji yang
impermeabel terhadap air hingga sulit dan memakan waktu lama untuk dapat
berkecambah. Ada pula biji yang mempunyai masa dormasi pasca penen yang cukup
lama sebelum dapat berkecambah sekalipun faktor lingkungan yang dibutuhkan
untuk perkecambahan telah terpenuhi. Ketahanan mekanis Kulit biji serta sifat
impermeabilitasnya menghambat pertukaran gas oksigen maupun karbondioksida
antara embrio dan lingkungan luar.
Usaha pematahan dormasi dapat dilakukan dengan berbagai perlakuan baik
secara makanis ataupun kimiawi dengan penggunaan senyawa kimia seperti kalium
nitrat, thiourea, komarin, asam sulfat pekat dll. Di samping faktor internal, beberapa
faktor eksternal turut berperan dalam kelangsungan proses perkecambahan.

Alat dan Bahan


Alat:
1. Cawan petri 10 buah
2. Kertas saring/kapas
3. Gelas beaker
4. Tabung reaksi
Bahan:
1. Biji kacang hijau (Phaseolus radiates) 60 biji
2. Biji flamboyant (Delonix regia) 50 biji
3. H2SO4 pekat
4. Komarin 50 ppm
5. Kertas amplas

56
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Cara Kerja
A. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Perkecambahan
1. Sediakan 5 cawan petri beralaskan kertas saring atau kapas.
2. Cawan 1 dibiarkan kering, cawan ke 2 dibasahi dengan 15 ml aquades untuk
memungkinkan biji dapat berkecambah, begitu pula cawan ke 4 dan ke 5.
3. Cawan ke 3 dibasahi dengan 15 ml aquades yang telah dididihkan dan sudah
mencapai suhu kamar lagi.
4. Siapkan pula 1 tabung reaksi berisikan 10 ml air seperti pada cawan ke 3, air
mendidih yang sudah didinginkan.
5. Ke dalam cawan 1—4 masukkan masing-masing 10 biji, pada cawan ke 5
masukkan 10 biji yang telah dibuang Kulit bijinya.
6. Kedalam tabung reaksi setelah dimasukkan 10 biji lapisi permukaannya
dengan lapisan minyak.
7. Semua cawan dan tabung disimpan pada suhu kamar, kecuali cawan ke 4
disimpan dalam lemari es dengan suhu 5—10 C.
8. Selajutnya amatilah jumlah biji yang berkecambah dalam tiap cawan/ tabung
selama 7 hari dan catatlah persentase perkecambahannya.
B. Biji dengan Kulit biji yang Relatif Keras
1. Sediakan 50 biji saga atau biji flamboyan bagi dalam 5 kelompok
2. Sediakan pula 5 pasang cawan petri beralaskan kertas saring atau kapas.
3. Cawan 1—4 basahi dengan aquades sebanyak 15 ml.
4. Pada cawan pertama masukkan 10 biji, pada cawan ke 2 masukkan 10 biji
yang diasah sebagian Kulit bijinya sampsi tampak kotiledonnya.
5. Pada cawan ke 3 masukkan 10 biji yang telah direndam dalam air mendidih
dan biarkan tetap terendam sampai air mencapai suhu kamar
6. Pada cawan ke 4 dimasukkan 10 biji yang sebelummnya direndam dalam
H2SO4 pekat 1—2 menit lalu segera cuci dibawah iar mengalir.
7. Cawan ke 5 basahi dulu secukupnya dengan koumarin 50 ppm baru kemudian
masukkan 10 biji
8. Simpanlah semua cawan petri itu dalam ruang gelap. Amati persentase
perkecambahan dalam setiap cawan petri.jaga kelembaban jangan sampai
cawan petri sempat kering.

57
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

9. Tuliskan hasil pengamatan dalam tabel berikut!


Percobaan 1.
Cawan Perlakuan ∑ biji yang Persentase
berkecambah perkecambahan (%)
1 Biji utuh, tanpa
aquades, suhu kamar
2 Biji utuh, aquades, suhu
kamar
3 Biji utuh, aquades yang
telah dididihkan, suhu
kamar
4 Biji utuh, aquades, suhu
5-100 C
5 Biji dibuang kulitnya,
aquades, suhu kamar
Tabung reaksi Dilapisi minyak

Percobaan 2.
No Cawan Perlakuan ∑ biji yang Persentase
berkecambah perkecambahan (%)
1 Aquades, Biji utuh
2 Aquades, Kulit biji
diasah
3 Aquades, Biji
direndam dalam air
mendidih
4 Aquades, Biji
dalam H2SO4 pekat
5 Koumarin, Biji utuh

58
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

PRAKTIKUM 9
GENETIKA TUMBUHAN:
ANALOGI PERCOBAAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID MENDEL

Tujuan

- menjelaskan pengertian, prinsip dan proses hukum Mendel I dan II


- menjelaskan proses perpaduan gamet (pembuahan) merupakan suatu kejadian
acak
- membuat diagram pola pewarisan monohidrid dan dihibrid Mendel.

Pendahuluan

Mendel adalah seorang Bapak Genetika terkenal, yang sampai sekarang


hukum-hukum yang dia temukan tentang genetika masih kita gunakan, yaitu hukum
Mendel I dan II. Hukum ini dia uji cobakan melalui penelitiannya dengan
mengawinkan kacang kapri dengan berbagai sifat. Dalam praktikum ini kita coba
terapkan hukum Mendel I dan II pada persilangan monohibrid (perkawinan dengan
satu sifat beda) dan dihibrid (perkawinan dengan dua sifat beda).
Hukum Mendel I merupakan hukum pemisahan gen yang sealel ke dalam
gamet, dikenal sebagai Hukum Segregasi. Bunyi hukum Mendel I adalah ”Alel
memisah (segregasi) satu dari yang lainnya selama pembentukan gamet dan
diwariskan secara acak ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya”.
Pada persilangan monohibrid, terlihat adanya pemisahan alel pada waktu
tanaman yang heterozigot (F1) membentuk gamet sehingga gamet memiliki salah
satu alel. Misalnya ada gamet dengan alel A dan gamet lain dengan alel a. Jika dua
individu F1 (Aa) dengan kedua gametnya tersebut disilangkan, maka menurut
Mendel akan menghasilkan populasi F2 dengan perbandingan / nisbah genotip 1
dominan penuh (AA) : 2 hibrid (Aa) : 1 resesif penuh (aa), dan perbandingan
fenotipnya adalah 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa).
Peristiwa dua pasang alel atau lebih dijelaskan dalam hukum pemisahan dan
pengelompokan secara bebas. Hukum ini dikenal dengan Hukum Mendel II, yang

59
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

berbunyi ” Pasangan gen berbeda yang sedang bersegregasi, akan memisah dan
mengelompok secara bebas”.
Pada persilangan dihibrid, terlihat adnya pemisahan dan pengelompokan alel
F1 pada masing-masing sifat, sehingga gamet-gamet memiliki alel dominan dan
resesif. Bila F1 disilangkan maka akan memiliki kedua macam alel pada masing-
masing sifat (AaBb). Populasi F2 hasil persilangan antar F1 ini akan menghasilkan
perbandingan fenotip 9 (A-B-) : 3 (A-bb) : 3 (aaB-) : 1 (aabb). Perbandingan genotip
dapat diperoleh dengan menjumlahkan genotip-genotip yang sama diantara 16
genotip yang terbentuk dalan diagram Punnet.

Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang digunakan adalah : mata uang koin, kancing baju dengan
dua macam warna, spidol permanen untuk penanda.

Cara Kerja

Percobaan 1. Peluang munculnya alel A dan a dalam pembentukan gamet


dari individu heterozigot Aa
1. Lemparkan satu buah koin yang telah ditandai masing-masing sisinya untuk
mewakili alel A atau a. Jika muncul sisi A maka dianggap gamet yang
dihasilkan mengandung alel A, atau sebaliknya bila yang muncul sisi a maka
dianggap gamet yang dihasilkan mengandung alel a.
2. Pelemparan dilakukan sampai 200 kali, dan setiap pelemparan sisi yang muncul
dicatat.
3. Setelah pelemparan selesai pemunculan masing-masing sisi dihitung, dan
kemudian diuji apakah data sesuai dengan hipotesa bahwa kedua alel seimbang,
atau p (A) = p (a) = 1/2
Percobaan 2. Penggabungan gamet (alel) pada saat pembuahan (F1 x F1) yang
menghasilkan F2 pada monohibrid
1. Lemparkan secara serempak dua mata uang (A1 dan a1 untuk mata uang ke-1,
A2 dan a2 untuk mata uang ke-2), dan catat kombinasi sisi mata uang yang
muncul (A1A2, A1a2, a1A2 dan a1a2).

60
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

2. Pelemparan dilakukan sampai 200 kali, dan setiap pelemparan kombinasi sisi
yang muncul dicatat.
3. Setelah pelemparan selesai pemunculan masing-masing kombinasi sisi dihitung,
dan kemudian diuji apakah kemunculan sisi dari setiap mata uang itu bebas satu
sama lain atau tidak.
Percobaan 3. Peluang munculnya alel AB, Ab atau aB dan ab dalam
pembentukan gamet dari individu heterozigot AaBb
1. Misalkan warna dan bentuk adalah 2 sifat berbeda yang dimiliki oleh kacang
(kancing). Warna kancing merah dan putih untuk sifat warna kacang merah
(alel A) dan putih (alel a), sedangkan sisi kancing yang polos dan disilang
untuk sifat biji bulat (alel B) dan kisut (alel b).
2. Siapkan 50 kancing merah dan 50 kancing putih yang salah satu sisinya
disilang.
3. Masukkan masing-masing warna kancing ke dalam kantong hitam yang sama.
Ambil satu buah kacing dari kantong tersebut sebanyak 100 kali. Catat warna
dan sisi yang muncul dari setiap pengambilan.
4. Setelah pengambilan kancing selesai pemunculan masing-masing warna dan
sisi dihitung, dan kemudian diuji apakah data sesuai dengan hipotesa bahwa p
(AB) = ¼, p (Ab atau aB) = 1/2, dan p (ab) = ¼.
Percobaan 4. Penggabungan gamet (alel) pada saat pembuahan (F1 x F1) yang
menghasilkan F2 pada dihibrid
1. Warna dan bentuk adalah 2 sifat berbeda yang dimiliki oleh kacang (kancing).
Warna kancing merah dan putih untuk sifat warna kacang merah (alel A) dan
putih (alel a), sedangkan sisi kancing yang polos dan disilang untuk sifat biji
bulat (alel B) dan kisut (alel b).
2. Siapkan 100 kancing merah (50 polos, 50 salah satu sisi disilang), dan 100
kancing putih (50 popos, 50 salah satu sisi disilang). Kancing merah polos
untuk alel warna merah bulat, kancing warna merah disilang untuk alel merah
kisut, kancing putih polos untuk alel putih bulat, dan kancing putih disilang
untuk alel putih kisut.

61
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

3. Masukan masing-masing warna kancing ke dalam kantong hitam yang sama


dan aduk. Ambil dua buah kancing dari kantong tersebut sebanyak 100 kali.
Catat warna dan sisi yang muncul dari setiap pengambilan.
4. Setelah pengambilan kancing selesai pemunculan masing-masing alel dihitung,
dan kemudian diuji apakah kemunculan alel untuk setiap individu itu bebas
satu sama lain atau tidak.

62
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

PRAKTIKUM 10
EKOLOGI TUMBUHAN:
Kompetisi Interspesifik dan Intraspesifik pada Tanaman Jagung (Zea mays),
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus), Kacang Kedelai (Glycine max), Tomat
(Solanum lycopersicum L.) dan Cabai (Capsicum sp.)

Tujuan
Mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap
pertumbuhan dan biomassa tanaman Jagung (Zea mays), Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus), Kacang Kedelai (Glycine max), Tomat (Solanum lycopersicum L.) dan
Cabai (Capsicum sp.)

Pendahuluan
Kehidupan organisme di alam saling berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya. Dalam suatu populasi dapat terjadi interaksi antar sesama jenis
(intraspesifik) atau pun antar beda jenis. Dan interaksi tersebut dapat bersifat positif
atau pun negative, bahkan bisa saling menguntungkan. Persaingan tersebut dapat
terjadi karena individu-individu mempunyai kebutuhan yang sama terhadap factor-
faktor yang tersedia dalam jumlah yang terbatas di dalam lingkungannya misalnya
habitat, cahaya, makanan, air dan lainnya. Persaingan yang dilakukan oleh hewan
sangat berbeda dengan tumbuhan. Pada dasarnya persaingan pada tumbuhan tidak
dilakukan secara fisik tetapi akibat dari persaingan tersebut akan mempengaruhi
pertumbuhan dan produktifitas keduanya.
Tipe-tipe interaksi populasi dua jenis:
No Spesies
Tipe Interaksi* Sifat Umum dari Interaksi
. 1 2
1 Neutralisme 0 0 Tidak satu pun populasi yang mempengaruhi
yang lainnya.
2 Persaingan: campur - - Penghambatan secara langsung dari setiap jenis
tangan secara oleh yang lain.
langsung
3 Persaingan: - - Penghambatan secara tidak langsung apabila

63
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

penggunaan sumber sumber persediaan terbatas.


4 Amensalisme - 0 Populasi 1 terhambat, 2 tidak dipengaruhi.
5 Parasitisme + - Populasi 1 parasit dan umumnya lebih kecila
dari 2 sebagai inangnya.
6 Pemangsaan + - Populasi 1 predator dan pada umumnya lebih
(predator) besar dari 2 sebagai mangsanya.
7 Komensalisme + 0 Populasi 1 mendapat
keuntungan(komensalisme), sedangkan 2
sebagai inangnya tidak terpengaruh.
8 Protokooperasi + + Interaksi yang menguntungkan keduanya tetapi
tidak merupakan kewajiban.
9 Mutualisme + + Interkasi menguntungkan keduanya dan
merupakan kewajiban.
0 ≈ tidak ada interaksi yang sama
+ ≈ pertumbuhan, hidup dan cirri-ciri populasi lainnya yang menguntungkan
- ≈ pertumbuhan populasi atau sifat-sifat lain yang dihambat
* Tipe-tipe 2 hingga 4 diklasifikasikan sebagai “interaksi negative”, tipe-tipe 7 hingga 9
sebagai “interaksi positif”, dan tipe-tipe 5 dan 6 sebagai keduanya “interaksi negative
dan positif”.

Persaingan intraspesifik pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor


yakni:
1. Jenis tanaman. Sifat biologi, system perakaran, bentuk pertumbuhan dan
atau pun fisiologis tumbuhan berbeda-beda. Misalnya perakaran ilalang yang
menyebar luas menyebabkan persaingan dalam unsure hara.
2. Kepadatan Tumbuhan. Jarak yang sempit antar tanaman dapat
menyebabkan persaingan
3. Penyabaran tanaman. Penyebaran tanaman melalui dengan biji memiliki
kemampuan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyebaran
dengan rimpang.

64
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

4. Waktu. Lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25 – 35% pertama


dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian
yang disebabkan oleh persaingan.
Alat dan bahan
 Benih jagung, Kacang hijau, kacang  Thermometer
kedelai,  Lux meter
cabai dan tomat.  Soil pH and Moisture Tester
 Polybag ukuran sedang  Hygrometer/Hygrocheck
 Tanah gembur/subur  Sendok dan garpu tanah
 Penggaris  Plastik sampel
 Timbangan presisi
1.1 Cara Kerja
1. Siapkan polibag ukuran sedang masing-msing 3 buah tiap kelompok.
2. Masukkan tanah subur/gembur ke dalam polibag sebanyak ¾ ukuran polibag
(sumber/jenis tanah harus sama).
3. Lakukan pengukuran fisik pada tanah awal yakni: pH tanah, suhu dan
kelembaban tanah.
4. Siapkan biji/benih untuk tiap kelompok dengan 3 kali ulangan, yakni:
Kelompok Perlakuan Pola Penanaman
Interspesifik/Tumpangsari
I Benih Jagung (J) dan Kacang Hijau (H) J H
H J
II Benih Jagung (J) dan Kacang Kedelai (K) J K
K J
III Benih Kacang Hijau (H) dan Kacang H K
Kedelai (K) K H
IV T C
Benih Tomat (T) dan Cabai (C)
C T
V Benih Jagung (J) dan Tomat (T) J T
T J
VI Benih Jagung (J) dan Cabai (C) J C
C J
VII Benih Kacang Hijau (H) dan Cabai (C) J H
H J
VIII Benih Kacang Hijau (H) dan Tomat (T) H T
T H
Intraspesifik/Monokultur
III Benih Kacang Hijau (H) H H

65
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

H H
II Benih Kacang Kedelai (K) K K
K K
IV & VIII Benih Tomat (T) T T
T T
VI & VII Benih Cabai (C) C C
C C
V,I Benih Jagung (J) J J
J J

5. Tanam benih, dengan kedalaman 3 cm dari permukaan tanah


6. Tempatkan perlakuan pada rumah kaca atau tempat bernaung.
7. Lakukan pengukuran fisik udara awal, yakni: intensitas cahaya dengan
menggunakan Lux Meter, suhu udara dengan menggunakan Thermometer dan
kelembaban relatif udara dengan menggunakan Hygrometer/Hygrocheck.
8. Lakukan penyiraman tiap hari atau sekali dalam dua hari pada tiap perlakuan
dengan jumlah/volume air yang sama (kecuali jika hujan tidak perlu melakukan
penyiraman).
9. Lakukan pengukuran tinggi tanaman pada tiap perlakuan 2(dua) kali dalam
seminggu selama satu bulan.
10. Seteleh satu bulan lakukan pengukuran fisik akhir. Lalu lakukan pengamatan
morfologi jumlah daun dan jumlah cabang batang (jika ada) pada tiap jenis
tanaman.
11. Lakukan pemanenan taruk dengan memotong batang tepat di atas permukaan
tanah dan pisahkan sampel tiap polibag. Lalu timbang setiap sampel untuk
memperoleh biomassa rata-rata tanaman.
12. Buat grafik pertumbuhan tinggi tanaman dan biomassa pada masing-masing
perlakuan.
13. Buat Laporan Praktikum untuk tiap kelompok.
1.2 Analisis Hasil Percobaan
Kelompok I
Tabel 4A1. Pertumbuhan tinggi Jagung (J) dan Kacang Hijau (H)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 2 3
J+H 1
Jagung
J+H 2

66
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

J+H 3
J+H 1
Kacang
J+H 2
Hijau
J+H 3
Tabel 4A2. Pertumbuhan tinggi Jagung (J)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 2 3
J+J 1
Jagung J+J 2
J+J 3
Kelompok II
Tabel 4B1. Pertumbuhan tinggi Jagung (J) dan Kacang Kedelai (K)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 3
J+K 1
Jagung J+K 2
J+K 3
J+K 1
Kacang
J+K 2
Kedelai
J+K 3
Tabel 4B2. Pertumbuhan tinggi Kacang Kedelai (K)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Dst…. Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 3
K+K 1
Kacang
K+K 2
Kedelai
K+K 3
Kelompok III
Tabel 4C1. Pertumbuhan tinggi Kacang Hijau (H) dan Kacang Kedelai (K)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 2 3
H+K 1
Kacang
H+K 2
Hijau
H+K 3
H+K 1
Kacang
H+K 2
Kedelai
H+K 3
Tabel 4C2. Pertumbuhan tinggi Kacang Hijau (H)
Spesies Kode Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Perlakuan Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….

67
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

1 2 3 (gr)
H+H 1
Kacang H+H 2
Hijau
H+H 3
Kelompok IV
Tabel 4D1. Pertumbuhan tinggi Tomat (T) dan Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 2 3
T+C 1
Tomat T+C 2
T+C 3
T+C 1
Cabai T+C 2
T+C 3

Tabel 4D2. Pertumbuhan tinggi Tomat (T)


Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 2 3
T+C 1
Tomat T+C 2
T+C 3
Kelompok V
Tabel 4E1. Pertumbuhan Jagung (J) dan Tomat (T)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
J+T 1
Jagung J+T 2
J+T 3
J+T 1
Tomat J+T 2
J+T 3

Tabel 4E2. Pertumbuhan Jagung (J)


Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
J+T 1
Jagung
J+T 2

68
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

J+T 3
Kelompok VI
Tabel 4F1. Pertumbuhan tinggi Jagung (J) dan Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
J+C 1
Jagung J+C 2
J+C 3
J+C 1
Cabai J+C 2
J+C 3
Tabel 4F2. Pertumbuhan tinggi Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
C+C 1
Cabai C+C 2
C+C 3
Kelompok VII
Tabel 4G1. Pertumbuhan tinggi Kacang Hijau (H) dan Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
H+C 1
Kacang
H+C 2
Hijau
H+C 3
H+C 1
Cabai H+C 2
H+C 3
Tabel 4G2. Pertumbuhan tinggi Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
C+C 1
Cabai C+C 2
C+C 3
Kelompok VIII
Tabel 4H. Pertumbuhan tinggi Kacang Hijau (H) dan Tomat (T)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
Kacang H+T 1

69
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Hijau H+T 2
H+T 3
H+T 1
Tomat H+T 2
H+T 3

Tabel 4H. Pertumbuhan tinggi Tomat (T)


Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
T+T 1
Tomat T+T 2
T+T 3

70
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

PRAKTIKUM 11
PENYERBUKAN DAN PERSILANGAN PADA ANGGREK

Tujuan
Mengetahui dan Memahami cara penyerbukan dan persilangan pada Anggrek

Pendahuluan
Anggrek adalah salah satu jenis tanaman yang tidak dapat menyerbuk sendiri, karena
letak putik dan serbuksarinya berjauhan, sehingga tidak memungkinkan adanya
penyerbukan sendiri. Oleh karena itu agar terjadi penyerbukan biasanya di alam
dilakukan oleh serangga maupun oleh manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerbukan:
1. Bila tanaman induk tidak sehat atau kekurangan makanan maka biji tidak
dapat hidup terus sampai tingkat pemasakan biji atau biji tidak sanggup untuk
berkecambah.
2. Bila tanaman induk jantan kurang baik pertumbuhannya, akan mempengaruhi
pertumbuhan pollinia/pollinaria dalam ovulum, sehingga pollinia/pollinaria
tidak berfungsi semestinya.
3. Pollinia/pollinaria yang telah disimpan terlalu lama.
4. Persilangan antara genus yang mempunyai perbedaan sifat yang jauh jarang
berhasil.
5. Anggrek-anggrek yang berpollinia sebaiknya dikawinkan dengan anggrek-
anggrek yang berpollinia pula, yang berpollinaria dengan yang berpollinaria.
6. Anggrek yang gymnostemiumnya panjang sebaiknya dipakai untuk bunga
jantan, yang pendek untuk bunga betina.
7. Pada waktu musim hujan setelah diadakan persilanagn bunga ditutup kantong
plastik selama kurang lebih 10 hari.
8. Suhu yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan kegagalan dalam
penyerbukan.
9. Penyerbukan sebaiknya dikerjakan pada waktu siang hari bila cuaca agak
kering.

71
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

Alat dan Bahan


Bahan
1. Tanaman anggrek yang sedang berbunga (terdapat bunga yang mekar
sempurna), dari jenis Vanda atau Phalaenopsis dan Dendrobium atau
Cattleya.
2. Kertas/ tissue
3. Plastik/ kertas label

Alat
1. Jarum preparat/ tusuk gigi

Cara Kerja.
1. Penyerbukan anggrek yang mempunyai perekat (berpollinaria) contoh Vanda,
Phalaenopsis atau Arachnis.
a. Sisipkan ujung jarum preperat atau tusuk gigi di bawah ujung
overcullum.
b. Tarik overcullum ke atas sehingga terlepas dari dudukan overcullum
(anther) dan menempel pada ujung jarum preparat/tusuk gigi.
c. Letakkan pollinaria secara hati-hati pada lubang stigma yang telah siap
menerima pollinaria.
d. Tandai bunga yang telah diserbuki dengan menggunakan label dan tulis
tanggal penyerbukan serta asal persilangan. Contoh Phalaenopsis x
Arachnis.
2. Penyerbukan anggrek yang tidak mempunyai perekat (Pollinia) contoh
Dendrobium dan Cattleya.
a. Sisipkan ujung jarum preperat atau tusuk gigi di bawah ujung
overcullum.
b. Tarik overcullum ke atas sehingga terlepas dari dudukan overcullum
(anther) dan letakkan kertas/ tissu dibawah bunga untuk menangkap
pollinia agar tidak terjaruh ke tanah.

72
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

c. Celupkan ujung preparat /tusuk gigi kedalam perekat pada lubang stigma,
dengan maksud supaya pollinia bisa melekat pada ujung jarum preparat.
d. Sentuhkan ujung jarum preparat/tusuk gigi yang telah berpelekat ke
pollinia yang telah ditampung pada kertas/tissue.
e. Masukkan pollinia yang telah melekat pada ujung jarum preparat/tusuk
gigi kedalam lubang stigma yang telah siap menerima pollinia.
f. Tandai bunga yang telah diserbuki dengan menggunakan label dan tulis
tanggal penyerbukan serta asal persilangan. Contoh Dendrobium x
Cattleya

Tugas :
1. Gambarkan proses penyerbukan dan persilangan tanaman anggrek yang
berpollinaria.
2. Gambarkan proses penyerbukan dan persilangan tanaman anggrek yang
berpollinia.
3. Diskusikan dengan kelompok saudara cirri-ciri dari penyerbukan yang
berhasil.

73
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah

DAFTAR PUSTAKA

Barbour, M.G., J.H. Burk, W.D. Pitts, F.S. Gilliam & M.W. Schwartz. 1999.
Terrestrial Plant Ecology. Addison Wesley Longman, Inc. California.
Crowder, L. V. 1988. Genetika tumbuhan. Diterjemahkan dari Plant genetics oleh
Kusdiarti, L. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Devlin, R. M. 1969. Plant physiology. Van Nostrand Reinhold Company, New York.
Hartana, A. 1992. Genetika tumbuhan. PAU Ilmu Hayat IPB. Bogor.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
Irwan, Zoer’aini Djamal. 2010. Prinsip-prinsip Ekologi. Bumi Aksara. Jakarta.
Nugroho, L.H., Purnomo, Sumardi, I. 2006. Struktur dan perkembangan tumbuhan.
Swadaya, Bogor.
Odum, E.P.. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah mada University Press.
Jogyakarta.
Salisbury, F. & Ross, C. W. 1992. Fisiologi tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung.
Suryo. 2005 Genetika: Strata 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Tjitrosoepomo, G. 1993. Taksonomi tumbuhan. Gajah Mada university Press,
Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi tumbuhan. Gajah Mada University
Press,Yogyakarta.

74

Anda mungkin juga menyukai