Modul Ilmu Tanaman Agribisnis 2018
Modul Ilmu Tanaman Agribisnis 2018
PRAKTIKUM 1
TAKSONOMI TUMBUHAN
Tujuan
Pendahuluan
Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson artinya unit
atau kelompok, dan nomos artinya hukum; jadi hukum atau aturan yang digunakan
untuk menempatkan suatu makhluk hidup pada takson tertentu. Tujuan taksonomi
tumbuhan adalah: untuk penemuan flora-flora di dunia, memberikan sebuah metode
identifikasi dan komunikasi yang tepat, menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait
dan menyeluruh, dan memberikan nama ilmiah yang benar pada setiap takson
tumbuhan sesuai dengan aturan tata nama tumbuhan.
Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan dalam program-progam
pembangunan menuju ke swasembada pangan mencakup: a. Intensifikasi; yaitu
dengan memberikan saran dalam memilih tumbuhan antar varietas atau antar jenis
yang hendak disilangkan untuk memperoleh bibit unggul. b. Diversifikasi
(pembudidayaan berbagai jenis tanaman); taksonomi tumbuhan dapat membantu
memilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan tersebut. c. Ekstensifikasi
(perluasan areal); taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai indikator tanah. Di samping itu taksonomi juga berperan dalam
pengembangan obat-obat tradisional. Dalam industri tempe misalnya, taksonomi
dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan kedelai (bahan
baku tempe) yang mempunyai kadar lemak dan protein yang lebih tinggi, sehingga
secara teoritis dapat juga dipakai sebagai bahan baku tempe di samping kedele yang
sudah umum dikenal.
Umumnya nama tanaman menggunakan nama daerah. Namun untuk
memperluas pemahaman secara universal tentang tumbuhan, maka untuk penamaan
digunakan nama ilmiah. Nama ilmiah adalah ”nama-nama dalam bahasa yang
1
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
diperlakukan sebagai bahasa Latin, tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya
kata yang digunakan untuk nama tadi”. Salah satu keuntungan nama ilmiah ialah
bahwa penentuan, pemberian atau cara pemakaiannya untuk setiap golongan
tumbuhan dapat dilakukan berdasarkan suatu aturan atau sistim tata nama.
Nama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan 3 hal :
1. Genus
2. Spesies epithet (penunjuk jenis)
3. Author
Contoh : Daucus carota L.
Penamaan cultivar dan varietas
Nama cultivar biasa disingkat dengan c.v. tidak dalam bahasa Latin atau dilatinkan.
Contoh : Mangifera indica c.v. harum manis
Nama varietas biasa disingkat var. ditulis dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh
: Oryza sativa var. javanica
Untuk memudahkan penentuan hubungan kekerabatan dan memperlancar
pelaksanaan penggolongan tumbuhan, maka diadakan kesatuan-kesatuan taksonomi
yang berbeda-beda tingkatnya. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
dicantumkan dalam Kode Tatanama, maka suatu individu tumbuhan dapat
dimasukkan dalam tingkat-tingkat kesatuan taksonomi sebagai berikut (dalam urutan
menurun, beserta akhiran-akhiran nama ilmiahnya):
- Dunia tumbuh-tumbuhan (Regnum Vegetabile)
- Divisi (divisio -phyta)
- Anak divisi (sub divisio -phytina)
- Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga –phyceae)
- Anak kelas (subclassis –idea)
- Bangsa (ordo –ales)
- Anak bangsa (subordo –ineae)
- Suku (familia –aceae)
- Anak suku (subfamilia –oideae)
- Puak (tribus –eae)
- Anak puak (subtribus –inae)
2
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
- Marga (genus; nama ilmiah marga dan semua tingkat di bawahnya tidak
diseragamkan akhirannya)
- Anak marga (subgenus)
- Seksi (sectio)
- Anak seksi (subsectio)
- Deret (series)
- Anak deret (subseries)
- Jenis (species)
- Anak jenis (sub species)
- Varietas (varietas)
- Anak varietas (subvarietas)
- Forma (forma)
- Anak forma (subforma)
Urutan tingkat-tingkat kesatuan taksonomi itu tidak boleh diubah atau dipertukarkan.
Dengan tidak memperhatikan tingkatnya maka setiap kesatuan taksonomi tersebut
(misalnya suku, jenis, varietas) masing-masing disebut takson.
Biasanya, tumbuhan dibuat menjadi herbarium agar lebih mudah untuk
mengidentifikasi dan mengelompokkan. Herbarium berasal dari kata “hortus dan
botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud
herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun
berdasarkan sistim klasifikasi. Fungsi herbarium secara umum antara lain: sebagai
pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli
taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam,
para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
3
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Cara Kerja
1. Koleksi dan kumpulkan:
a. Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya
b. Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan
panjang 30-40 cm yang mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya
3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu
tumbuhan.
2. Buat Catatan lapangan yang berisi keterangan-keterangan tentang ciri-ciri
tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen kering. Beberapa
keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, habit, warna
(bunga, buah), bau, pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya.
3. Beri label pada koleksi, masukkan koleksi ke dalam lipatan koran, masukkan
ke kantong plastik dan siram dengan alkohol 70% sampai basah kemudian
keringkan.
4. Tempelkan tumbuhan ke karton atau buku.
5. Identifikasi dan tulis ciri-ciri yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut dan
kelompokkan ke dalam monokotil atau dikotil.
No:
Nama Lokal: Taksonomi
Nama Latin: Kingdom:
Collector: Divisio:
Tanggal: Classis:
Lokasi: Ordo:
Habitat: Famili:
Habitus: Genus:
Keterangan: Spesies
4
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
PRAKTIKUM 2
MORFOLOGI TUMBUHAN:
AKAR, BATANG DAN DAUN
Tujuan
Mengenal variasi pada bentuk akar dan batang
- Mengenal bagian-bagian daun, bentuk helaian daun dan pertulangan daun
(nervatio/venatio).
5
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Pendahuluan
1. Akar
Akar biasanya bersifat sebagai berikut : terdapat dalam tanah, tumbuh kepusat
bumi (geotrop) atau ke air (hidrotrop), meninggalkan udara atau cahaya; tidak
berbuku, tidak beruas dan tidak mendukung daun–daun atau sisik-sisik maupun
bagian lainnya; arna tidak hijau, biasanya kekuning-kuningan atau keputih-putihan;
ujung tumbuh terus, bentuk meruncing.
Fungsi Akar :
a. Memperkuat berdirinya tumbuhan,
b. Menyerap dan mendistribusikan air dan zat-zat makanan.
c. Kadang-kadang sebagai tempat penimbunan makanan.
Akar tumbuhan berbiji tumbuh dari lembaga, yaitu di bagian akar lembaga
(radicula) membentuk akar primer (radix primarius). Akar primer pada tumbuhan
dikotil tumbuh dan berkembang menjadi batang akar atau akar tunggang (corpus
radici) yang bercabang, membentuk sistem akar tunggang (fibrous root system).
Pada tumbuhan monokotil, akar primer mereduksi sehingga akar tumbuh pada buku-
buku batang sebagai akar serabut dan disebut sistem akar serabut (adventitious root
system).
6
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
a b
a b
7
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
a b c
Gambar 4 (a) akar gantung (b) akar pelekat (c) akar napas
2. Batang
8
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
9
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
a b c
10
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
a b
Gambar 7. Tipe percabangan pada anggrek (a) simpodial (b) monopodial
3. Daun
Daun merupakan organ yang penting karena berfungsi sebagai pembuat
makanan bagi tumbuhan. Kloroplas yang ada di dalamnya bekerja menangkap
energi cahaya matahari dan dengan bantuan air mengubahnya menjadi energi kimia;
semua itu melalui suatu proses yang disebut fotosintetis. Selain fotosintetis daun
juga memegang peranan penting lain yaitu dalam proses pengambilan zat-zat
makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas (CO2), pengolahan zat-zat
makanan (asimilasi), penguapan air (transpirasi), dan pernafasan (respirasi).
Daun (folium) memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran; tetapi pada
dasarnya tiap daun terdiri atas jaringan dasar yang mengandung kloroplas dan
jaringan pengangkutan yang berfungsi sebagai jaringan penguat (supporting tissues)
dan menyebarkan makanan dan air (conducting tissue).
11
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
a b
12
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Pada dikotil, umumnya struktur daun terdiri atas lembaran daun (lamina) dan
tangkai daun (petiolus). Pada monokotil, bagian tangkai daunnya tidak jelas karena
seringkali tertutup oleh suatu upih daun (misalnya pada golongan rumput-rumputan).
Oleh karena itu, daun monokotil biasanya terdiri atas lembaran daun dan upih daun.
Lembaran daunnya biasanya tipis dan memanjang dan upih daun berwarna hijau dan
seluruhnya menyelubungi batang.
Upih daun adalah bagian daun yang melekat atau memeluk batang. Bagian ini
berfungsi sebagai pelindung kuncup yang masih muda; dan pada upih yang masih
membungkus batang, upih memberi kekuatan pada batang. Pada jagung (zea mays),
upih daunnya dapat mencapai satu internodus panjangnya. Selain adanya upih daun
pada daun monokotil biasanya terdapat ligula yaitu suatu organ kecil seperti barisan
rambut yang terletak di perbatasang anatara lembaran daun dengan upih daun.
Ligula ini diduga berfungsi mencegah masuknya dan kotoran ke dalam celah antara
upih daun dan batang sehingga tidak cepat busuk.
Tangkai daun adalah bagian daun yang mendukung helaian daun pada posisi
yang menyebabkan daun dapat memperoleh cahaya matahari. Tangkai daun
berbentuk langsing dan memanjang. Tangkai daun biasanya menempel pada pangkal
daun, tetapi pada beberapa tumbuhan tangkai daun menempel pada bagian tengah
bawah dari daun, contoh pada daun jarak (Ricinus communis). Bentuk memanjang
tangkai daun adalah silinder dengan sisi atas memipih dan menebal pada tangkainya.
Sedangkan bentuk penampang melintang tangkai daun dapat berupa bulat dan
berongga, pipih dan melebar pada bagian tepi, persegi empat, dan setengah
lingkaran.
Helaian daun biasanya merupakan bagian yang paling besar dan menyolok
dibandingkan dengan upih dan tangkai daun. Helaian daun biasanya merupakan
suatu struktur yang tipis dan lebar. Oleh karena itu ciri helaian daun disebut pula
sebagai ciri daun. Ciri helaian daun yang paling jelas adalah bentuk bangun helaian
daun (circumscriptio). Dalam menggambarkan daun helaian daun, torehan pada tepi
helaian daun diabaikan dulu. Bangun helai daun dapat dikelompokan menjadi 4
golongan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar,yaitu:
1. Bagian terlebar kira-kira ditengah helaian daun:
Macam bangunnya
13
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
14
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
15
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Gambar 11. Daun berbentuk jorong pada A. Daun Eugenia aquea; B. Daun Psidium
guajava L.; C. Daun Artocarpus heterophyllus Lam; D. Daun Nephelium
lappaceum L.; E. Daun Annona muricata; F. Daun Muntingia calabura; dan G.
Daun Citrus aurantifolia;
16
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
17
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
18
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
19
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
20
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat
dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1. Daun majemuk menyirip (pinnatus)
2. Daun majemuk menjari (palmatus)
3. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
4. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
a b c
Gambar 21. (a) Daun majemuk menyirip (b) Daun majemuk menjari (c) Daun
majemuk campuran
21
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal
diatas tanah, ch. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus
scaber L.).
22
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia verticillata),dapat
a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.), alamanda (Allamanda
cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).
Bahan
Cara Kerja
23
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
PRAKTIKUM 3
MORFOLOGI TUMBUHAN:
BUNGA DAN BUAH
Tujuan
Pendahuluan
1. Bunga (Flos)
24
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
terdapat pada ujung batang, sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta
multiflora).
Menurut tempatnya, bunga dibedakan atas :
a. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), ch. bunga coklat, kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz)
b. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), ch. kembang sepatu
(Hibiscus rosasinensis L.), kembang telang (Clitoria ternatea L.)
Bunga merupakan sistem percabangan yang terdiri atas bagian yang bersifat
steril dan fertil. Bagian fertil berupa tangkai bunga, dasar bunga, daun pelindung,
dan perhiasan bunga yang terdiri atas daun kelopak dan daun mahkota. Bagian yang
fertil terdiri atas benang sari dan putik.
Susunan bunga yang banyak jumlahnya :
- Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang
sepatu.
- Berkumpul membentuk suatu rangkaian dinamakan bunga majemuk
(anthotaxis atau inflorescentia), ch. pada kembang merak.
Bunga Majemuk (Anthoraxis, Inflorescentia)
Bagian-bagian bunga majemuk :
Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :
1. Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis),
merupakan terusan batang atau cabang.
2. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung
bunga.
3. Dasar bunga (receptaculum), yaitu tangkai bunga yang mendukung bagian-
bagian bunga bainnya.
Bagian-bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
a. Tangkai bunga (pedicellus) yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat
batang
b. Dasar bunga (receptaculum) yaitu ujung tangkai yang melebar dengan
ruas-ruas yang amat pendek.
25
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
26
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
27
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
28
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
a b
29
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
30
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Sel telur terdapat di dalam bakal biji (ovulum) dan bakal biji terdapat dalam bakal
buah. Bakal biji akan menjadi biji (semen) dan bakal buah akan menjadi buah
(fructus).
Bakal Buah (ovarium)
Berdasarkan letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dibedakan atas :
1. Bakal buah menumpang (superus); yaitu bakal buah duduk di atas dasar
bunga sehingga letaknya lebih tinggi, sama tinggi atau mungkin lebih rendah
dari tepi dasar bunga tetapi bagian samping bakal buah tidak pernah
berlekatan dengan dasar bunga.
2. Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus); yaitu bakal buah duduk pada
dasar bunga yang cekung, tempat duduk bakal buah selalu lebih rendah dari
tepi dasar bunga dan sebagian dinding bakal buah berlekatan dengan dasar
bunga.
3. Bakal buah tenggelam (inferus); seluruh bagian samping bakal buah
berlekatan dengan dasar bunga.
Bunga Majemuk
Bunga majemuk (Anthotixis inflorescentia), suatu bunga majemuk harus dibedakan
dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang
dengan sejumlah bunga diketiak jelas kelihatan,bahwa diantara bunga-bunganya
yang tedapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk asimilasi.
Walau demikian menurut kenyataanya tidak mudah untuk membedakan suatu bunga
majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak daunnya
(Tjitrosoepomo, 1995).
Sifat-sifat bunga majemuk dibedakan menjadi tiga golongan:
a. Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), yaitu bunga majemuk yang
ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi
atau tidak, jika dilihat dari atas nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan mulai
terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar
mulai dari ujung menuju kepusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian
ini yang dinamakan bunga majemuk tak terbatas, misalnya kembang merak
(Caisalpinia pulcherrima).
31
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
b. Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa), yaitu bunga majemuk yang ujung
ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, pada bunga majemuk berbatas
bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat disumbu pokok/ibu tangkainya,
jadi dari tengah dan pinggir (jika dilihat dari atas) oleh sebab itu dinamakan bunga
majemuk berbatas.
c. Bunga majemuk campuran (Inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang
memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bayangan
majemuk tak berbatas misalnya pada bunga soka (Ixora hibrida)
(Tjitrosoeputro,1995).
Gambar 30. Bunga majemuk bentuk bongkol pada bunga putri malu
Rumus Bunga
32
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
2. Buah (Fructus)
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
a. buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah
beserta bagian-bagian lain bunga, yang malahan menjadi bagian utama
buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan
bagian buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang
sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
b. buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal
buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini
tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Penggolongan Buah Semu.
Buah semu dapat dibedakan atas :
a. buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal
buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut
membentuk buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan
kelopak bunga pada buah ciplukan.
b. buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah
yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh
33
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
menjadi buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut
tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang
berguna), misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)
c. buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk,
tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah
nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis
Forst.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta
daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga
merupakan kulit buah semu ini.
Penggolongan Buah Sejati (Buah Sungguh).
Buah sejati pertama-tama dibedakan terlebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu :
1. buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula
tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan,
misalnya :
- buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang dengan
satu biji,
- buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari beberapa daun buah
dengan satu ruang dan banyak biji,
- buah durian (Durio zibethinus Murr.), yang terdiri atas beberapa daun
buah, mempunyai beberapa ruang, dalam tiap ruangnya terdapat
beberapa biji.
2. buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang
bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah,
misalnya pada cempaka (Michelia champaka Bail.).
3. buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk,
yang masingmasing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah
menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah
saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.).
Buah Sejati Tunggal.
Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu :
34
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
a. buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang
bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya
buah kacang tanah (Arachis hypogoea L.), padi (Oryza sativa L.), dll.
b. buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding
buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah seringkali dengan jelas
dapat dibedakan dalam tiga lapisan yaitu:
- kulit luar (exocarpium atau epicarpium), lapisan tipis, tetapi kuat atau
kaku seperti kulit dengan permukaan yang licin.
- kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut,
dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang
dinamakan daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga
(Mangifera indica).
- kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang
mengandung bijinya, cukup tebal dan keras misalnya pada kenari
(Canarium commune L.), kelapa (Cococ nucifera L.).
Bahan
1. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) 7. Strawberi (Fragaria ananassa)
2. Bunga bogenvil (Bougainvillea spectabilis) 8. Kelapa (Cocos nucifera)
3 Melati (Jasminum sambac) 9. Pepaya (Carica papaya)
4. Bunga sikejut (Mimosa pudica) 10. Kacang tanah (Arachis hypogaea)
5. Bunga matahari (Helianthus annuus) 11. Buah asam (Tamarindus indica)
6. Bunga Anggrek/Orchidaceae 12 Nangka (Artocarpus integra)
Cara Kerja
1. Amati bahan spesimen!
2. Gambarkan bagian-bagian bunga, beri keterangan lengkap!
3. Tuliskan rumus bunga tersebut!
4. Gambar penampang melintang dan membujur buah dan beri keterangan bagian-
bagian buah
5. Tuliskan tipe buah yang diamati!
35
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
PRAKTIKUM 4
ANATOMI TUMBUHAN:
36
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Tujuan
-Mengamati susunan jaringan-jaringan di dalam organ akar, batang, dan daun
PENDAHULUAN
1. Akar
Bagian anatomi akar terdiri atas tudung akar (calyptra),
epidermis,eksodermis, korteks, endodermis dan silinder pusat.
Tudung akar terdapat di ujung akar, membantu menembus tanah, terdiri atas
sel parenkim hidup yang sering mengandung pati.
Epidermis merupakan lapisan terluar yang terdiri atas sel-sel yang umumnya
berdinding tipis, tidak memiliki stomata, tetapi memiliki rambut akar. Epidermis akar
tersusun atas selapis sel (uniseriate) atau banyak lapis (multiseriate). Velamen pada
akar udara tumbuhan Orchidaceae tersusun atas sel-sel mati berdinding tebal.
Eksodermis terletak di sebelah luar korteks. Struktur selnya mengalami
penebalan dinding primer dari bahan suberin, selulosa dan lignin. Pada bagian ini
terdapat pita Caspary, yaitu sel-sel yang mengalami penebalan suberin pada dinding
radial dan tangensialnya, yang tampak seperti pita melingkar.
Korteks terdapat di bagian tengah terdiri atas jaringan parenkim yang tidak
mengandung kloroplas, tetapi mengandung pati. Korteks akar tampak lebih luas
daripada korteks batang.
Lapisan endodermis terletak di sebelah dalam korteks; juga memiliki pita Caspary.
Ada pula sel-sel yang tidak mengalami penebalan yang disebut sel penerus (passage
cell).
Silinder pusat terdiri atas perisikel, ikatan pembuluh dan empulur. Perisikel
terdapat setelah endodermis, bersifat meristematis. Ikatan pembuluh akar tersusun
secara radial, xilem tersusun menurut jari-jari lingkaran. Tipe-tipe ikatan pembuluh
akar pada tumbuhan dikoltil adalah diarch (terdiri dari 2 kelompok xilem), triarch (3
kelompok xilem), tetrarch (4 kelompok xilem), pentarch (5 kelompok xilem).
Sedangkan tipe ikatan pembuluh pada tumbuhan monokotil adalah polyarch (>5
kelompok xilem). Bagian terdalam silinder pusat akar tumbuhan monokotil adalah
37
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
empulur, yang terdiri atas sel-sel parenkim. Pada tumbuhan dikotil tidak terdapat
empulur, tetapi terdapat kelompok-kelompok xilem yang bersatu.
(a) (b)
Gbr 31. Jaringan pada akar dikotil (a) dan akar monokotil (b)
2. Batang
Bagian anatomi batang terdiri atas jaringan epidermis, korteks dan silinder
pusat (stele).
Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar yang terdiri atas selapis sel yang
rapat. Epidermis tumbuhan berkayu segera diganti oleh lapisan peridermis yang
memiliki lenticell (pori untuk pertukaran gas dengan lingkungan luar).
Korteks terdapat pada bagian tengah yang terdiri atas jaringan parenkim
yang mengandung banyak kloroplas (klorenkim), kolenkim atau sklerenkim. Batas
antara korteks dan daerah pembuluh sering tidak jelas. Daerah yang terdiri atas
parenkim yang diselingi pembuluh disebut jaringan dasar (ground tissue).
Daerah silinder pusat terdiri atas ikatan pembuluh dan empulur. Pada ikatan
pembuluh batang tumbuhan dikotil, kelompok-kelompok xilem dan floem berderet
melingkar seperti cincin. Sedangkan pada tumbuhan dikotil, ikatan pembuluh
tersebar, makin rapat ke arah permukaan batang. Empulur merupakan bagian
38
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
(a) (b)
Gbr 32. Jaringan pada batang dikotil (a) dan batang monokotil (b)
Pada tumbuhan monokotil dan beberapa jenis lainnya, semua sel penyusun
prokambium berdiferensiasi menjadi jaringan berkas pengangkut primer. Pada
tumbuhan dikotil dan Gymnospermae selain berdiferensiasi menjadi jaringan berkas
pengangkut primer, sebagian dari prokambium tetap bersifat meristematik dan
berkembang menjadi kambium. Kambium ke arah dalam menghasilkan xilem
sekunder dan ke arah luar menghasilkan floem sekunder
Setelah kambium mengadakan pertumbuhan sekunder, terbentuklah kabium
gabus. Kambium gabus dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup. Kambium
gabus (felogen) ke arah luar membentuk gabus (felem) dan ke arah dalam
membentuk parenkim (feloderm). Gabus adalah bagian dari jaringan sekunder
majemuk yang disebut periderm. Pada lapisan periderm terdapat lentisel yaitu pori
sebagai alat pertukaran gas antar sel dalam tumbuhan dengan dunia luar.
lentisel
39
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
3. Daun
Bagian anatomi daun terdiri atas jaringan epidermis, mesofil dan pembuluh
daun.
Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar yang terdapat di sebelah atas
(adaxial) dan bawah (abaxial), yang di antara sel-selnya terdapat stomata, kadang-
kadang trikomata, dan pada daun rumput-rumputan epidermisnya memiliki 3-5 sel
berbentuk seperti lensa, disebut sel bulliform. Epidermis daun tersusun atas selapis
sel (uniseriate) atau banyak lapis (multiseriate).
Mesofil terdapat pada bagian tengah daun ini terdiri atas jaringan parenkim
yang mengandung banyak kloroplas (klorenkim) dan ruang antar sel. Jaringan pada
mesofil dapat bersifat homogen (seragam), seperti pada daun rumput-rumputan atau
daun bentuk jarum; atau terbagi menjadi jaringan palisade (jaringan tiang) dan
jaringan spons (jaringan bunga karang).
Jaringan pembuluh merupakan lanjutan dari jaringan pembuluh pada batang
atau tangkai, yang membentuk sistem tulang daun (venatio). Xilemnya terletak di
permukaan atas, sedangkan floem terletak di permukaan bawah helai daun.
Daun terbagi menjadi 4 macam susunan anatomi, yaitu daun bifacial/dorsiventral
(bentuk permukaan atas dan bawah tidak sama karena palisade hanya terdapat pada
permukaan atas), daun unifacial/isolateral (bentuk permukaan atas dan bawah sama;
palisade terdapat pada kedua sisi), daun rumput-rumputan pada monokotil (mesofil
hanya berupa spons) dan daun bentuk jarum pada Gymnospermae (mesofil bentuk
bunga; penampang melintang bentuk membulat, setengah lingkaran atau segitiga
sehingga sulit ditentukan atas dan bawahnya).
40
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
41
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Cara Kerja
PRAKTIKUM 5
FISIOLOGI TUMBUHAN:
FOTOSINTESIS
Tujuan
- Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
- Membuktikan dalam fotosintesis dihasilkan gas oksigen (O2)
42
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Pendahuluan
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan
organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada
umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat
mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang
baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses
fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat
anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan
bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang
mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui
perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Fotosintesis merupakan proses perubahan senyawa anorganik menjadi
senyawa organic dengan bantuan klorofil dan sinar matahari. Fotosintesis terjadi
pada daun yang banyak mengandung klorofil di organel kloroplas di bagian tilakoid
yang terdiri atas grana dan stroma.
Fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana
energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, sedangkan
proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi) di
mana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses-
proses kehidupan.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang
berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa
kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami
adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu
dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum,
masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga
pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).
Reaksi fotosintesis :
43
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
☼
6CO2 + H2O ─────► C6H12O6 + 6H2O +
6O2
klorofil
(karbondioksida) (air) (glukosa)
(Uap Air) (oksigen)
44
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
45
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
46
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
2. Petik sehelai daun, letakkan di atas secarik kertas. Buatlah kopi daun berupa
sketsa, dengan cara menelusuri garis tepi daun dengan pensil; tandai dan warnai
pula daerah yang berwarna hijau dan daerah yang tidak berwarna hijau.
3. Didihkan air dalam gelas Beaker di atas hot plate. Celupkan daun tadi ke dalam
air mendidih selama 2 menit untuk mematikan jaringan-jaringannya dan
membuang pigmen lain selain hijau.
4. Panaskan 10 ml alkohol 70% dalam gelas Beaker kecil dengan memasukkannya
ke dalam gelas Beaker besar berisi air mendidih. Perhatikan : Jangan
memanaskan alkohol langsung di atas api!
5. Celupkan daun tadi ke dalam alkohol panas selama 10 menit, lalu buang alkohol
yang telah berwarna kehijauan. Ulangi pencelupan dengan menggunakan 10 ml
alkohol panas yang baru, sehingga warna hijau daun lebih luntur lagi.
6. Angkat daun dengan menggunakan pinset dan pindahkan ke dalam cawan petri
berisi air hangat. Cuci daun dengan air hangat itu, lalu buang air cuciannya.
7. Beri tetesan larutan Lugol pada daun dalam cawan petri, hingga semua bagian
daun tertutupi larutan Lugol. Biarkan selama 2 menit atau sampai muncul warna
coklat kebiruan.
8. Angkat daun dengan menggunakan pinset dan pindahkan ke dalam cawan petri
kosong. Cuci daun dengan air mengalir dari botol pencuci, lalu tiriskan daun di
atas kertas saring untuk menyerap sisa air.
9. Bandingkan pembentukan warna coklat kebiruan pada daun percobaan dengan
sketsa daun yang diwarnai tadi!
47
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
PRAKTIKUM 6
RESPIRASI
Tujuan
- Mampu membuktikan bahwa respirasi dapat menghasilkan CO2 dan panas.
Pendahuluan
48
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
49
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Kata “glikolisis” berarti “menguraikan gula” dan itulah yang tepatnya terjadi
selama jalur ini. Glukosa, gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula
berkarbon tiga. Gula yang lebih kecil ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya
disusun ulang untuk membuat dua molekul piruvat.
NADH merupakan sumber elektron berenergi tinggi, sedangkan ATP adalah
persenyawaan berenergi tinggi. Selama glikolisis dihasilkan 4 molekul ATP, akan
tetapi 2 molekul ATP diantaranya digunakan kembali untuk berlangsungnya reaksi-
reaksi yang lain sehingga tersisa 2 molekul ATP yang siap digunakan untuk tubuh.
Seluruh proses glikolisis tidak memerlukan oksigen. Reaksi glikolisis terjadi di
sitoplasma (di luar mitokondria). Hasil akhir sebelum memasuki siklus krebs adalah
asam piruvat. Ada yang membedakan tahap ini menjadi dua yaitu glikolisis dan
dekarbosilasi oksidatif. Glikolisis mengubah senyawa 6C menjadi senyawa 2C pada
hasil akhir glikolisis. Yang dimaksud dekarbosilasi oksidatif adalah reaksi asam
piruvat diubah menjadi asetil KoA.
b. Siklus krebs
Glikolisis melepas energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang
tersimpan dalam glukosa, sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua
molekul piruvet. Jika ada oksigen molekuler, piruvat itu memasuki mitokondria
dimana enzim siklus krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya.
Memasuki siklus krebs, asetil KoA direaksikan dengan asam oksaloasetat
(4C) menjadi asam piruvat (6C). selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur
menjadi berbagai macam zat yang akhirnya menjadi asam oksalosuksinat. Dalam
perjalanannya, 1C (CO2) dilepaskan. Pada tiap tahapan, dilepaskan energi dalam
bentuk ATP dan hidrogen. ATP yang dihasilkan langsung dapat digunakan.
Sebaliknya, hidrogen berenergi digabungkan dengan penerima hidrogen yaitu NAD
dan FAD, untuk dibawa ke sistem transport elektron. Dalam tahap ini dilepaskan
energi, dan hidrogen direasikan dengan oksigen membentuk air. Seluruh reaksi siklus
krebs berlangsung dengan memerlukan oksigen bebas (aerob). Siklus krebs
berlangsung didalam mitokondria.
c. Sistem Transpor ELektron
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus krebs ada dua
macam. Pertama dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP
50
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
(Guanin Tripospat). Energi ini merupakan energi siap pakai yang langsung dapat
digunakan. Kedua dalam bentuk transport elektron, yaitu NADH (Nikotin Adenin
Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine dinukleotida) dalam bentuk FADH2. Kedua
macam sumber elektron ini dibawa kesistem transfer elektron. Proses transfer
elektron ini sangat komplek, pada dasarnya, elektron dan H+ dan NADH dan FADH2
dibawa dari satu substrak ke substrak yang lain secara berantai. Setiap kali
dipindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat anorganik (P)
kemolekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir terdapat oksigen sebagai
penerima, sehingga terbentuklah H2O. katabolisme 1 glukosa melalui respirasi
aerobik menghasilkan 3 ATP. Setiap reaksi pada glikolisis, siklus krebs dan transport
elektron dihasilkan senyawa – senyawa antara. Senyawa itu digunakan bahan dasar
anabolisme.
2. Respirasi Anaerobik (Anaerob)
Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan
energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa
tertentu misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat
hidrogen dan membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada
jaringan yang kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji – biji yang
kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel – sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan
baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku
seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil
akhirnya adalah alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap
menjadi air dan karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan
respirasi aerobik. Reaksinya :
51
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Cara Kerja
A. Respirasi pada makhluk hidup
1 2 3 4
Keterangan :
Tabung 1 : Berisi air kapur
Tabung 2 : Berisi air kapur dan kecambah kacang hijau yang digantung
Tabung 3 : Berisi aquades dan bromtimol blue
Tabung 4 : Berisi daun Hydrilla dan aquades dan brimtimol blue
Perubahan Warna
Isi Tabung Waktu
Awal Akhir
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
52
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
2. Isi tabung reaksi 1 dengan kecambah kacang hijau segar setengah bagian.
3. Isi tabung reaksi 2 dengan kecambah kacang hijau segar seperempat bagian.
4. Isi tabung reaksi 3 dengan kecambah kacang hijau yang telah direbus
setengah bagian.
5. Tutup tabung reaksi dengan sumbat karet yang telah disisipi thermometer.
6. Catat perubahan dan kenaikan suhu yang terjadi setiap 3 menit dalam 30
menit.
7. Masukkan data ke table pengamatan berikut!
PRAKTIKUM 7
HUBUNGAN AIR DENGAN TANAH
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan tanah mengikat air dan gerak kapilaritas air pada
beberapa tekstur tanah
Pendahuuan
Tanah merupakan media penting bagi tumbuhan karena tanah menyediakan
berbagai kebutuhannya. Tanah berperan menopang tegaknya tubuh tumbuhan,
disamping mensuplai hampir seluruh nutrisi yang dibutuhkan. Air merupakan salah
satu komponen tanah yang menjadi pelarut dan media reaksi kimia dalam tanah.
Umumnya setelah hujan deras, tanah disiram air yang sangat berlebihan. Sebagian air
hujan akan masuk menembus jauh ke dalam tanah terutama karena pengaruh
gravitasi. Sebagian air akan diikat koloid tanah (air higroskopis), sebagian lagi
ditahan dalam rongga kapiler di antara partikel-partikel tanah (air kapiler).
Kemampuan tanah mengikat air berbeda-beda tergantung jenis dan tekstur tanah.
Keberadaan air dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk, meliputi air
gravitasi, air kimia, air higroskopis dan air kapiler. Air kapiler dan air higroskopis
dapat dimanfaatkan (diserab) akar tumbuhan, sedangkan yang lain adalah tidak.
53
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Ketersediaan air dalam tanah sangat dipengaruhi oleh struktur dan tekstur tanah itu
sendiri. Tanah bertekstur pasir, debu dan liah memiliki daya ikat terhadap air yang
berbeda. Untuk mengetahui hubungan tanah dengan air perlu dilakukan pengamatan
secara cermat, melalui percobaan-percobaan.
Cara Kerja
a. Gerak kapilaritas air :
1. Keringkan ke tiga sampel tanah dalam oven 103 0C sampai tidak mengandung
air
2. Sumbatlah salah satu ujung pipa kaca dengan kain kasa (sebagai alas).
3. Masukkan sampel tanah ke dalam pipa sampai 2/3 bagian
4. Tegakkan pipa dengan statip dan masukkan alas pipa tersebut dalam beker gelas
yang telah diisi air setinggi 5 cm
5. Amatilah kenaikan air dalam tabung selama minimal 3 hari. Amati pada pipa
manakah airnya paling cepat merambat.
6. Ukurlah tinggi kenaikan air tiap 5 menit selama 30 menit.
7. Masukkan data hasil pengamatan ke dalam table
Tabel : Ketinggian air (cm) kapiler pada tabung pada ketiga jenis tanah
Hari Pasir Lempung Liat
ke Tab-1 Tab-2 Tab-3 Tab-1 Tab-2 Tab-3 Tab-1 Tab-2 Tab-3
1
2
3
Analisis Data :
1. Hitung rata-rata kecepatan perambatan air pada ketiga jenis tanah per menit
2. Buatlah grafik laju kenaikan air kapiler pada pengukuran tiap 5 menit, pada
ketiga jenis tanah
54
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
7. Hitunglah persentase air yang diserap tanah itu. Bandingkan dengan jenis
tanah yang berbeda.
8. Masukkan data hasil pengamatan kemampuan tanah mengikat air dalam tabel
berikut
Tabel : Kadar air tanah (g) pada kapasitas lapangan pada tiga jenis tanah
Pasir Kebun Lempung
Ulangan Wkt Volume air Wkt Volume air Wkt Volume air
tetes I Tertahan tetes I tertahan tetes I tertahan
1
2
3
Rerata
55
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
PRAKTIKUM 8
PERKECAMBAHAN DAN DORMANSI
Tujuan
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji
Mengetahui cara-cara pematahan dormansi biji
Pendahuluan
Imbibisi air merupakan langkah awal yang penting untuk memungkinkan
terjadinya proses perkecambahan. Beberapa jenis biji mempunyai Kulit biji yang
impermeabel terhadap air hingga sulit dan memakan waktu lama untuk dapat
berkecambah. Ada pula biji yang mempunyai masa dormasi pasca penen yang cukup
lama sebelum dapat berkecambah sekalipun faktor lingkungan yang dibutuhkan
untuk perkecambahan telah terpenuhi. Ketahanan mekanis Kulit biji serta sifat
impermeabilitasnya menghambat pertukaran gas oksigen maupun karbondioksida
antara embrio dan lingkungan luar.
Usaha pematahan dormasi dapat dilakukan dengan berbagai perlakuan baik
secara makanis ataupun kimiawi dengan penggunaan senyawa kimia seperti kalium
nitrat, thiourea, komarin, asam sulfat pekat dll. Di samping faktor internal, beberapa
faktor eksternal turut berperan dalam kelangsungan proses perkecambahan.
56
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Cara Kerja
A. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Perkecambahan
1. Sediakan 5 cawan petri beralaskan kertas saring atau kapas.
2. Cawan 1 dibiarkan kering, cawan ke 2 dibasahi dengan 15 ml aquades untuk
memungkinkan biji dapat berkecambah, begitu pula cawan ke 4 dan ke 5.
3. Cawan ke 3 dibasahi dengan 15 ml aquades yang telah dididihkan dan sudah
mencapai suhu kamar lagi.
4. Siapkan pula 1 tabung reaksi berisikan 10 ml air seperti pada cawan ke 3, air
mendidih yang sudah didinginkan.
5. Ke dalam cawan 1—4 masukkan masing-masing 10 biji, pada cawan ke 5
masukkan 10 biji yang telah dibuang Kulit bijinya.
6. Kedalam tabung reaksi setelah dimasukkan 10 biji lapisi permukaannya
dengan lapisan minyak.
7. Semua cawan dan tabung disimpan pada suhu kamar, kecuali cawan ke 4
disimpan dalam lemari es dengan suhu 5—10 C.
8. Selajutnya amatilah jumlah biji yang berkecambah dalam tiap cawan/ tabung
selama 7 hari dan catatlah persentase perkecambahannya.
B. Biji dengan Kulit biji yang Relatif Keras
1. Sediakan 50 biji saga atau biji flamboyan bagi dalam 5 kelompok
2. Sediakan pula 5 pasang cawan petri beralaskan kertas saring atau kapas.
3. Cawan 1—4 basahi dengan aquades sebanyak 15 ml.
4. Pada cawan pertama masukkan 10 biji, pada cawan ke 2 masukkan 10 biji
yang diasah sebagian Kulit bijinya sampsi tampak kotiledonnya.
5. Pada cawan ke 3 masukkan 10 biji yang telah direndam dalam air mendidih
dan biarkan tetap terendam sampai air mencapai suhu kamar
6. Pada cawan ke 4 dimasukkan 10 biji yang sebelummnya direndam dalam
H2SO4 pekat 1—2 menit lalu segera cuci dibawah iar mengalir.
7. Cawan ke 5 basahi dulu secukupnya dengan koumarin 50 ppm baru kemudian
masukkan 10 biji
8. Simpanlah semua cawan petri itu dalam ruang gelap. Amati persentase
perkecambahan dalam setiap cawan petri.jaga kelembaban jangan sampai
cawan petri sempat kering.
57
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Percobaan 2.
No Cawan Perlakuan ∑ biji yang Persentase
berkecambah perkecambahan (%)
1 Aquades, Biji utuh
2 Aquades, Kulit biji
diasah
3 Aquades, Biji
direndam dalam air
mendidih
4 Aquades, Biji
dalam H2SO4 pekat
5 Koumarin, Biji utuh
58
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
PRAKTIKUM 9
GENETIKA TUMBUHAN:
ANALOGI PERCOBAAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID MENDEL
Tujuan
Pendahuluan
59
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
berbunyi ” Pasangan gen berbeda yang sedang bersegregasi, akan memisah dan
mengelompok secara bebas”.
Pada persilangan dihibrid, terlihat adnya pemisahan dan pengelompokan alel
F1 pada masing-masing sifat, sehingga gamet-gamet memiliki alel dominan dan
resesif. Bila F1 disilangkan maka akan memiliki kedua macam alel pada masing-
masing sifat (AaBb). Populasi F2 hasil persilangan antar F1 ini akan menghasilkan
perbandingan fenotip 9 (A-B-) : 3 (A-bb) : 3 (aaB-) : 1 (aabb). Perbandingan genotip
dapat diperoleh dengan menjumlahkan genotip-genotip yang sama diantara 16
genotip yang terbentuk dalan diagram Punnet.
Bahan dan alat yang digunakan adalah : mata uang koin, kancing baju dengan
dua macam warna, spidol permanen untuk penanda.
Cara Kerja
60
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
2. Pelemparan dilakukan sampai 200 kali, dan setiap pelemparan kombinasi sisi
yang muncul dicatat.
3. Setelah pelemparan selesai pemunculan masing-masing kombinasi sisi dihitung,
dan kemudian diuji apakah kemunculan sisi dari setiap mata uang itu bebas satu
sama lain atau tidak.
Percobaan 3. Peluang munculnya alel AB, Ab atau aB dan ab dalam
pembentukan gamet dari individu heterozigot AaBb
1. Misalkan warna dan bentuk adalah 2 sifat berbeda yang dimiliki oleh kacang
(kancing). Warna kancing merah dan putih untuk sifat warna kacang merah
(alel A) dan putih (alel a), sedangkan sisi kancing yang polos dan disilang
untuk sifat biji bulat (alel B) dan kisut (alel b).
2. Siapkan 50 kancing merah dan 50 kancing putih yang salah satu sisinya
disilang.
3. Masukkan masing-masing warna kancing ke dalam kantong hitam yang sama.
Ambil satu buah kacing dari kantong tersebut sebanyak 100 kali. Catat warna
dan sisi yang muncul dari setiap pengambilan.
4. Setelah pengambilan kancing selesai pemunculan masing-masing warna dan
sisi dihitung, dan kemudian diuji apakah data sesuai dengan hipotesa bahwa p
(AB) = ¼, p (Ab atau aB) = 1/2, dan p (ab) = ¼.
Percobaan 4. Penggabungan gamet (alel) pada saat pembuahan (F1 x F1) yang
menghasilkan F2 pada dihibrid
1. Warna dan bentuk adalah 2 sifat berbeda yang dimiliki oleh kacang (kancing).
Warna kancing merah dan putih untuk sifat warna kacang merah (alel A) dan
putih (alel a), sedangkan sisi kancing yang polos dan disilang untuk sifat biji
bulat (alel B) dan kisut (alel b).
2. Siapkan 100 kancing merah (50 polos, 50 salah satu sisi disilang), dan 100
kancing putih (50 popos, 50 salah satu sisi disilang). Kancing merah polos
untuk alel warna merah bulat, kancing warna merah disilang untuk alel merah
kisut, kancing putih polos untuk alel putih bulat, dan kancing putih disilang
untuk alel putih kisut.
61
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
62
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
PRAKTIKUM 10
EKOLOGI TUMBUHAN:
Kompetisi Interspesifik dan Intraspesifik pada Tanaman Jagung (Zea mays),
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus), Kacang Kedelai (Glycine max), Tomat
(Solanum lycopersicum L.) dan Cabai (Capsicum sp.)
Tujuan
Mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap
pertumbuhan dan biomassa tanaman Jagung (Zea mays), Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus), Kacang Kedelai (Glycine max), Tomat (Solanum lycopersicum L.) dan
Cabai (Capsicum sp.)
Pendahuluan
Kehidupan organisme di alam saling berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya. Dalam suatu populasi dapat terjadi interaksi antar sesama jenis
(intraspesifik) atau pun antar beda jenis. Dan interaksi tersebut dapat bersifat positif
atau pun negative, bahkan bisa saling menguntungkan. Persaingan tersebut dapat
terjadi karena individu-individu mempunyai kebutuhan yang sama terhadap factor-
faktor yang tersedia dalam jumlah yang terbatas di dalam lingkungannya misalnya
habitat, cahaya, makanan, air dan lainnya. Persaingan yang dilakukan oleh hewan
sangat berbeda dengan tumbuhan. Pada dasarnya persaingan pada tumbuhan tidak
dilakukan secara fisik tetapi akibat dari persaingan tersebut akan mempengaruhi
pertumbuhan dan produktifitas keduanya.
Tipe-tipe interaksi populasi dua jenis:
No Spesies
Tipe Interaksi* Sifat Umum dari Interaksi
. 1 2
1 Neutralisme 0 0 Tidak satu pun populasi yang mempengaruhi
yang lainnya.
2 Persaingan: campur - - Penghambatan secara langsung dari setiap jenis
tangan secara oleh yang lain.
langsung
3 Persaingan: - - Penghambatan secara tidak langsung apabila
63
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
64
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
65
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
H H
II Benih Kacang Kedelai (K) K K
K K
IV & VIII Benih Tomat (T) T T
T T
VI & VII Benih Cabai (C) C C
C C
V,I Benih Jagung (J) J J
J J
66
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
J+H 3
J+H 1
Kacang
J+H 2
Hijau
J+H 3
Tabel 4A2. Pertumbuhan tinggi Jagung (J)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 2 3
J+J 1
Jagung J+J 2
J+J 3
Kelompok II
Tabel 4B1. Pertumbuhan tinggi Jagung (J) dan Kacang Kedelai (K)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 3
J+K 1
Jagung J+K 2
J+K 3
J+K 1
Kacang
J+K 2
Kedelai
J+K 3
Tabel 4B2. Pertumbuhan tinggi Kacang Kedelai (K)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Dst…. Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 3
K+K 1
Kacang
K+K 2
Kedelai
K+K 3
Kelompok III
Tabel 4C1. Pertumbuhan tinggi Kacang Hijau (H) dan Kacang Kedelai (K)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 2 3
H+K 1
Kacang
H+K 2
Hijau
H+K 3
H+K 1
Kacang
H+K 2
Kedelai
H+K 3
Tabel 4C2. Pertumbuhan tinggi Kacang Hijau (H)
Spesies Kode Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Perlakuan Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….
67
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
1 2 3 (gr)
H+H 1
Kacang H+H 2
Hijau
H+H 3
Kelompok IV
Tabel 4D1. Pertumbuhan tinggi Tomat (T) dan Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm)
Kode Biomassa
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst….
Perlakuan (gr)
1 2 3
T+C 1
Tomat T+C 2
T+C 3
T+C 1
Cabai T+C 2
T+C 3
68
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
J+T 3
Kelompok VI
Tabel 4F1. Pertumbuhan tinggi Jagung (J) dan Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
J+C 1
Jagung J+C 2
J+C 3
J+C 1
Cabai J+C 2
J+C 3
Tabel 4F2. Pertumbuhan tinggi Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
C+C 1
Cabai C+C 2
C+C 3
Kelompok VII
Tabel 4G1. Pertumbuhan tinggi Kacang Hijau (H) dan Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
H+C 1
Kacang
H+C 2
Hijau
H+C 3
H+C 1
Cabai H+C 2
H+C 3
Tabel 4G2. Pertumbuhan tinggi Cabai (C)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
C+C 1
Cabai C+C 2
C+C 3
Kelompok VIII
Tabel 4H. Pertumbuhan tinggi Kacang Hijau (H) dan Tomat (T)
Spesies Tinggi Rata-rata tanaman (cm) Biomassa
Kode
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Dst…. (gr)
Perlakuan
1 2 3
Kacang H+T 1
69
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Hijau H+T 2
H+T 3
H+T 1
Tomat H+T 2
H+T 3
70
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
PRAKTIKUM 11
PENYERBUKAN DAN PERSILANGAN PADA ANGGREK
Tujuan
Mengetahui dan Memahami cara penyerbukan dan persilangan pada Anggrek
Pendahuluan
Anggrek adalah salah satu jenis tanaman yang tidak dapat menyerbuk sendiri, karena
letak putik dan serbuksarinya berjauhan, sehingga tidak memungkinkan adanya
penyerbukan sendiri. Oleh karena itu agar terjadi penyerbukan biasanya di alam
dilakukan oleh serangga maupun oleh manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerbukan:
1. Bila tanaman induk tidak sehat atau kekurangan makanan maka biji tidak
dapat hidup terus sampai tingkat pemasakan biji atau biji tidak sanggup untuk
berkecambah.
2. Bila tanaman induk jantan kurang baik pertumbuhannya, akan mempengaruhi
pertumbuhan pollinia/pollinaria dalam ovulum, sehingga pollinia/pollinaria
tidak berfungsi semestinya.
3. Pollinia/pollinaria yang telah disimpan terlalu lama.
4. Persilangan antara genus yang mempunyai perbedaan sifat yang jauh jarang
berhasil.
5. Anggrek-anggrek yang berpollinia sebaiknya dikawinkan dengan anggrek-
anggrek yang berpollinia pula, yang berpollinaria dengan yang berpollinaria.
6. Anggrek yang gymnostemiumnya panjang sebaiknya dipakai untuk bunga
jantan, yang pendek untuk bunga betina.
7. Pada waktu musim hujan setelah diadakan persilanagn bunga ditutup kantong
plastik selama kurang lebih 10 hari.
8. Suhu yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan kegagalan dalam
penyerbukan.
9. Penyerbukan sebaiknya dikerjakan pada waktu siang hari bila cuaca agak
kering.
71
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
Alat
1. Jarum preparat/ tusuk gigi
Cara Kerja.
1. Penyerbukan anggrek yang mempunyai perekat (berpollinaria) contoh Vanda,
Phalaenopsis atau Arachnis.
a. Sisipkan ujung jarum preperat atau tusuk gigi di bawah ujung
overcullum.
b. Tarik overcullum ke atas sehingga terlepas dari dudukan overcullum
(anther) dan menempel pada ujung jarum preparat/tusuk gigi.
c. Letakkan pollinaria secara hati-hati pada lubang stigma yang telah siap
menerima pollinaria.
d. Tandai bunga yang telah diserbuki dengan menggunakan label dan tulis
tanggal penyerbukan serta asal persilangan. Contoh Phalaenopsis x
Arachnis.
2. Penyerbukan anggrek yang tidak mempunyai perekat (Pollinia) contoh
Dendrobium dan Cattleya.
a. Sisipkan ujung jarum preperat atau tusuk gigi di bawah ujung
overcullum.
b. Tarik overcullum ke atas sehingga terlepas dari dudukan overcullum
(anther) dan letakkan kertas/ tissu dibawah bunga untuk menangkap
pollinia agar tidak terjaruh ke tanah.
72
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
c. Celupkan ujung preparat /tusuk gigi kedalam perekat pada lubang stigma,
dengan maksud supaya pollinia bisa melekat pada ujung jarum preparat.
d. Sentuhkan ujung jarum preparat/tusuk gigi yang telah berpelekat ke
pollinia yang telah ditampung pada kertas/tissue.
e. Masukkan pollinia yang telah melekat pada ujung jarum preparat/tusuk
gigi kedalam lubang stigma yang telah siap menerima pollinia.
f. Tandai bunga yang telah diserbuki dengan menggunakan label dan tulis
tanggal penyerbukan serta asal persilangan. Contoh Dendrobium x
Cattleya
Tugas :
1. Gambarkan proses penyerbukan dan persilangan tanaman anggrek yang
berpollinaria.
2. Gambarkan proses penyerbukan dan persilangan tanaman anggrek yang
berpollinia.
3. Diskusikan dengan kelompok saudara cirri-ciri dari penyerbukan yang
berhasil.
73
Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Prodi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah
DAFTAR PUSTAKA
Barbour, M.G., J.H. Burk, W.D. Pitts, F.S. Gilliam & M.W. Schwartz. 1999.
Terrestrial Plant Ecology. Addison Wesley Longman, Inc. California.
Crowder, L. V. 1988. Genetika tumbuhan. Diterjemahkan dari Plant genetics oleh
Kusdiarti, L. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Devlin, R. M. 1969. Plant physiology. Van Nostrand Reinhold Company, New York.
Hartana, A. 1992. Genetika tumbuhan. PAU Ilmu Hayat IPB. Bogor.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
Irwan, Zoer’aini Djamal. 2010. Prinsip-prinsip Ekologi. Bumi Aksara. Jakarta.
Nugroho, L.H., Purnomo, Sumardi, I. 2006. Struktur dan perkembangan tumbuhan.
Swadaya, Bogor.
Odum, E.P.. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah mada University Press.
Jogyakarta.
Salisbury, F. & Ross, C. W. 1992. Fisiologi tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung.
Suryo. 2005 Genetika: Strata 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Tjitrosoepomo, G. 1993. Taksonomi tumbuhan. Gajah Mada university Press,
Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi tumbuhan. Gajah Mada University
Press,Yogyakarta.
74