html
Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus ini menyebutkan bahwa pada saat itu
pengelompkan organisme dibagi menjadi dua regnum (kerajaan) yakni Regnum Vegetabile
(tumbuhan) dan Regnum Animalia (hewan). Sistem klasifikasi ini sebenarnya sudah kuno, yakni
sebelum era Linnaeus. Namun, Linnaeus merumuskan sistem dasar nomenklatur dalam penamaan
organisme sehingga beliau dijuluki sebagai Bapak Taksonomi. Dasar dari klasifikasi ini adalah
morfologi luar.
2. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom (1866)
Setelah ditemukannya mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek, dunia mikroskopis mulai terbuka.
Awalnya organisme mikroskopik keberadaannya masih belum diketahui apakah masuk hewan atau
tumbuhan. Setelah ditemukan Euglena, pada akhirnya sistem klasifiksi 3 kingdom diajukan oleh Ernst
Haeckel dengan menambah Kingdom Protista dengan dasar klasifikasinya yakni apakah organisme
tersebut memiliki sel tunggal (protista) atau memiliki sel banyak (hewan dan tumbuhan).
Semenjak penemuan mikroskop elektron, pengamatan terhadap sel semakin jelas. Ilmuwan bisa
membedakan organisme sel tunggal yang tidak mempunyai inti sel (prokariotik) dan organisme sel
tungga yang mempunyai inti sel (eukariotik). Tahun 1938, Herbert F. Copeland mengajukan sistem
klasikasi empat kingdom dengan memindah dua prokariota, yakni bakteri dan alga hijau-biru ke dalam
Kingdom Monera.
Setelah mengajukan 6 kingdom, Carl Woese kemudian menciptakan konsep baru, yakni sistem "tiga
kingdom utama" dengan istilah domain. Pada sistem ini terbentuk 3 domain, yakni Domain Bacteria,
Domain Archae, dan Domain Eukarya. Sistem tersebut merupakan sistem enam kingdom
sebelumnya dari hasil pencampuran sistem lima kingdom dan sistem tiga domain dari Woese.
Selanjutnya muncul Kingdom Chromista yang merupakan hasil pemisahan dari kingdom plantae.
Pemisahan tersebut didasarkan atas letak kloroplasnya yang berada di lumen retikulum endoplasma,
padahal letak kloroplas kingdom plantae terletak di sitosol. Disamping itu, chromista juga memiliki
klorofil c yang tidak dimiliki oleh plantae. Selain itu, muncul juga gagasan Kingdom Archezoa yang
didasarkan bahwa ada protista yang tidak memiliki mitokondria.
Tahun 1998, Cavalier-Smith mempublikasikan sistem klasifikasi enam kingdom. Dasar yang digunakan
adalah kingdom bacteria dan kingdom archaea yang digagas oleh Woese tidak disepakati oleh Cavalier-
Smith. Akhirnya Archaebacteria dimasukkan kedalam subkingdom dari kingdom bacteria. Sementara
kingdom archezoa dilakukan klasifikasi ulang dan dimasukkan ke dalam kingdom protozoa lagi.
Pada tahun 2015, sebuah jurnal ilmiah taksonomi dengan judul "A Higher Level Classification of All
Living Organisms" dengan author Michael A. Ruggiero, dkk (salah satunya juga Cavalier-Smith)
melakukan revisi sistem klasifiksi yang melibatkan sekitar 3.000 ahli taksonomi dunia dan berdasarkan
konsensus Taxonomic Outline of Bacteria and Archaea (TOBA) dan the Catalogue of Life menyatakan
bahwa archae dan bacteria dipisah menjadi kingdom yang berbeda. Dengan demikian, sampai artikel ini
ditulis, sistem klasifikasi makhluk hidup ada 7 kingdom yang terdiri atas:
1. Kingdom Bacteria
2. Kingdom Archaea
3. Kingdom Protozoa
4. Kingdom Chromista
5. Kingdom Fungi
6. Kingdom Plantae
7. Kingdom Animalia