Kelayakan Budidaya Lebah Madu
Kelayakan Budidaya Lebah Madu
I. PENDAHULUAN
Wilayah pedesaan ini memiliki tenaga kerja yang sangat banyak dengan
kualifikasi agraris yang cukup baik. Sebagian besar dari mereka ini sekarang
sedang mengalami dampak krisis ekonomi, yaitu kesulitan mendapatkan
pekerjaan di luar sektor pertanian dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor
pertanian tradisional.
Potensi petani lahan kering di wilayah ini sangat besar, tidak kurang dari 50
Kelompok tani tersebar di hampir seluruh wilayah. POKTANI ini mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat pedesaan di
sekitarnya. Melalui berbagai aktivitas yang dilakukan oleh para anggotanya ,
POKTANI ini mempunyai peran yang sangat besar sebagai agent pembaharu
dalam lingkungan masyarakat pedesaan.
II. TUJUAN
Tujuan utama dari kegiatan ini ialah mengembangkan SPAKU Lebah Madu
yang berintikan KELOMPOK TANI. Secara lebih spesifik tujuan ini dapat
dirinci sbb:
1. Mendapatkan model peningkatan produksi komoditas rakyat, yang
meliputi pangan (jagung, kedelai dan ubi-ubian), komoditas ternak
2
yaitu KUBA dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya, dan dapat
mengangkat tingkat perekonomian masyarakat kecil menjadi tingkat
perekonomian lebih atas.
Dari tujuan tersebut maka kegiatan KUBA hendaklah sejalan
dengan pola pembangunan pertanian pada umumnya. Dalam Tri Matra
Pembangunan Pertanian mengandung 3 aspek yaitu : (1) Wilayah terpadu
yaitu keterpaduan antar sektoral, subsektoral pusat dan daerah; dan antar
badan usaha, petani KUBA dengan Badan Usaha Swasta, petani KUBA
dengan Badan Usaha Negara; (2) Komoditas terpadu, yang didasarkan pada
skala prioritas komoditas di sustau wilayah dengan mempertimbangkan
keterpaduan dengan penyediaan sarana produksi proses produksi,
penanganan pasca panen, pengolahan agroindustri pemasaran; (3) Usaha
terpadu, yaitu keterpaduan yang diarahkan pada usahatani dalam satu
kesatuan kelompok, petani, kesatuan hamparan wilayah yang memenuhi
skala ekonomi yang menguntungkan, kesatuan wilayah dan komoditas dalam
rangka mencapai tingkat pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga usaha
yang layak.
PETANI
plasma plasma
5
(KOPERASI)
PETANI (INTI) PETANI
plasma plasma
PETANI
(MAJELIS TA’LIM)
PENGUSAHA ASOSIASI
SARJANA PERG.TINGGI
BARU LULUS UNIBRAW
(KOPERASI)
PENDAMPING
PETANI/KELOMPOK TANI
MAJELIS TA’LIM
Perguruan Tinggi mengadakan pembinaan kepada KUBA yang dalam hal ini
para pengurus dan anggotanya menurut bidang usaha masing masing. Petani
7
4. INSTANSI TERKAIT
1. Pemkab Ponorogo
8
4. LITBANG Penelitian
a. Bantuan tenaga sarjana baru sebagai pendamping/mitra usaha bagi KUBA
b. Bantuan teknis dan manajerial dalam pengelolaan usaha
c. Memfasilitasi forum komunikasi antar pihak (FORKA : Forum Komunikasi
Agribisnis) dalam pelaksanaan program
d. Membantu pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program.
5. Pengusaha Suasta
a. Menampung hasil produksi petani/pengusaha kecil/menengah
b. Pengolahan hasil panen
c. Membantu alih teknologi/manajemen
d. Membina para petani/pengusaha
e. Bantuan pengadaan bibit
f. Melakukan ekspor atau pemasaran dalam negeri.
9
PASAR PASAR
LOKAL EKSPOR
Bantuan teknis
Bantuan bibit
Alih teknologi/
manajemen
Pemasaran
LEMBAGA KUBA
LAIN lebah madu SUASTA PASAR
LOKAL
EKSPOR
PETANI PETANI
BIBIT PRODUKSI
1. Tahap persiapan.
a. Inventarisasi, identifikasi dan registrasi sumberdaya di lokasi terpilih
b. Pembentukan forum komunikasi
c. Persiapan administrasi
2. Tahap Perencanaan:
a. Pemilihan Lokasi: Desa-desa lokasi; Rumah Tangga Petani (RTP), risalah
lapangan dengan pemetaan sederhana
b. Penyusunan rencana Kegiatan (Konsep KSP AGROFORESTRY LEBAH
MADU)
c. Penyusunan Pedoman/JUKNIS/JUKLAK bagi pelaksanaan operasional di
lapangan (Konsep mengenai Unit Usaha Otonom KSP LEBAH MADU,
KUBA dan Pendampingan)
d. Penyiapan prakondisi: Penyuluhan dan penerangan masyarakat.
3. Tahap pelaksanaan
11
3.6. LOKASI
3.7. KOMODITAS
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan dua macam pola, yaitu Pola
Kemitraan pada Lahan Tidur dan Pola Kemitraan pada lahan petani gurem.
Abstraksi kedua pola ini adalah sbb:
DINAS PKT
PERSIAPAN DATABASE:
LANGKAH I
PERSIAPAN OPERASIONAL:
LANGKAH II
Operasional I :
1. ORIENTASI teknis budidaya
2. Pengadaan material/instrumental
3. Persiapan lahan
1 MINGGU 4. Penanaman bibit tanaman
5. Pengawasan melekat oleh KUBA
Tiap lima hektar lahan dikelola oleh satu KUBA (Kelompok Usaha bersama
Agribisnis) dipimpin oleh seorang PETANI senior sebagai penanggung
jawab, didampingi oleh 5 orang mahasiswa sebagai pendamping teknis,
kegiatan lapangan dikoordinir oleh seorang petani maju/kontak tani dan
didukung oleh tenagakerja sekitar 1750 2000 HOK (hari orang kerja).
Dilakukan bimbingan dan penyuluhan serta praktek oleh tenaga mahasiswa
pertanian bekerjasama dengan PPL dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Daerah.
Setiap minggu dilakukan diskusi kelompok membahas pelaksanaan kerja
mingguan
Dilakukan evaluasi 2 kali (pertengahan dan terakhir musim)
Selanjutnya masuk tahap II.
5 ha
TAHUN II KUBA
5 ha
PETANI
PENGUSAHA
5 ha PETANI
KUBA
TENAGA KERJA
KUBA:*) terampil
1 petani
5 Karangtaruna
1 Santri 5 ha
1500 2000 HOK
( BURUH)
5 ha KUBA
KUBA
5 ha
KUBA
Keterangan:
*) Organisasi KUBA (Kelompok Usaha Bersama Agribisnis):
1. Satu orang Santri Senior sebagai penanggungjawab keseluruhan kegiatan
usaha agribisnis pada lahan 5 ha
2. Lima orang karangtaruna sebagai pendamping teknis budidaya tanaman
(mereka adalah mahasiswa yang sedang Praktek Kerja Lapang (PKL) atau
sedang penelitian skripsi)
3. Seorang petani (kontak tani) sebagai koordinator operasional kerja
lapangan sehari hari
4. Tenaga kerja (1500 2000 HOK) selama satu musim tanam, terdiri atas
personil santri, buruh tani dan buruh buruh lainnya di pedesaan.
5. Pada tahun ke dua KUBA berkewajiban membina dua unit KUBA baru,
dan seterusnya.
17
5 ha
TAHUN II KUBA
5 ha
PETANI
PENGUSAHA
KUBA
5 ha
KUBA
Keterangan:
*) Organisasi KUBA (Kelompok Usaha Bersama Agribisnis):
1. Satu orang petani SENIOR sebagai penanggungjawab keseluruhan
kegiatan usaha agribisnis pada lahan 5 ha
2. Lima orang karangtaruna sebagai pendamping teknis budidaya tanaman
(mereka adalah mahasiswa yang sedang Praktek Kerja Lapang (PKL) atau
sedang penelitian skripsi)
3. Seorang petani (kontak tani) sebagai koordinator operasional kerja
lapangan sehari hari yang mengkoordinir petani petani gurem pemilik
lahan (10 20 orang petani)
4. Tenaga kerja (1500 2000 HOK) selama satu musim tanam, terdiri atas
personil santri, buruh tani dan buruh buruh lainnya di pedesaan.
5. Pada tahun ke dua KUBA berkewajiban membina dua unit KUBA baru,
dan seterusnya.
produktif dan juga lebih jinak dibandingkan spesis Apis cerana . Racun pada
sengatnya sangat sesuai untuk mengubati pelbagai jenis penyakit.
1. Perkandangan
a. Suhu
Perubahan suhu dalam stup hendaknya tidak terlalu cepat, oleh
karena itu ketebalan dinding perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu
dalam stup tetap stabil. Yang umum digunakan adalah kayu empuk setebal
2,5 cm.
c. Konstruksi
Konstruksi kandang tradisional dengan menggunakan gelodok dari
bambu, secara modern menggunakan stup kotak yang lengkap dengan
framenya.
2. Peralatan
21
2. Pembibitan
500-900 butir per hari dan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir per
hari.
Untuk mendapatkan bibit unggul ini sekarang tersedia tiga paket
pembelian bibit lebah:
a. paket lebah ratu terdiri dari 1 ratu dengan 5 lebah pekerja.
b. paket lebah terdiri dari 1 ratu dengan 10.000 lebah pekerja.
c. paket keluarga inti terdiri dari 1 ratu dan 10.000 lebah pekerja
lengkap dengan 3 sisiran sarang.
3. Sistem Pemulia-biakan
Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai
upaya pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan adalah
dengan pembuatan mangkokan buatan untuk calon ratu yang diletakkan
dalam sisiran. Tetapi sekarang ini sudah dikembangkan inseminasi buatan
pada ratu lebah untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja unggul.
Pemuliabiakan lebah ini telah berhasil dikembangkan oleh KUD Batu
Kabupaten Malang.
5. Proses Penetasan
Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-
sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel.
Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh
lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya
dapat ditembus oleh penghuni dewasa. Untuk mengeluarkan sebutir telur
23
diperlukan waktu sekitar 0,5 menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu
akan istirahat 6 detik untuk makan. Jenis tabung sel dalam sisiran adalah:
a. Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya
terletak di pinggir sarang.
b. Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat
titik hitam di tengahnya.
c. Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak
jumlahnya.
3. Pemeliharaan
2. Pengontrolan Penyakit
25
3. Pakan Lebah
1. Penyakit
Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan
daerah sub tropis/daerah beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang
terjalarnya penyakit lebah. Kelalaian kebersihan mendatangkan penyakit.
Beberapa penyakit pada lebah dan penyebabnya antara lain:
1. Foul Brood ; ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul
Brood disebabkan oleh Bacillus larva dan European Foul Brood.
Penyebab:
Streptococcus pluton. Penyakit ini menyerang sisiran dan
tempayak lebah.
2. Chalk Brood
Penyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak
dan menutupnya hingga mati.
3. Stone Brood
Penyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan Aspergillus
fumigatus Fress.
Tempayak yang diserang berubah menjadi seperti batu yang keras.
4. Addled Brood
Penyebab: telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan pada
ratu.
27
5. Acarine
Penyebab: kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang
tenggorokkan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.
2. Hama
Hama yang sering mengganggu lebah antara lain:
1. Burung, sebagai hewan yang juga pemakan serangga
menjadikan lebah sebagai salah satu makanannya.
2. Kadal dan Katak, gangguan yang ditimbulkan sama dengan
yang dilakukan oleh burung.
3. Semut, membangun sarang dalam stup dan merampas
makanan lebah.
4. Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran
menjadi ulat yang dapat merusak sisiran.
5. Tikus, merampas madu dan merusak sisiran.
8. PANEN
1. Hasil Utama
Madu merupakan hasil utama dari lebah yang begitu banyak
manfaatnya dan bernilai ekonomi tinggi.
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang punya nilai dan manfaat adalah royal jelly (susu
ratu), pollen (tepungsari), lilin lebah (malam) dan propolis (perekat lebah).
3. Pengambilan madu
Panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga.
Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin tipis.
Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari lebah yang masih menempel
kemudian lapisan penutup sisiran dikupas. Setelah itu sisiran diekstraksi
untuk diambil madunya.
28
No Perincian Jumlah
(Rupiah)
1) Biaya Produksi
a.Penyusutan kamar madu 16 m2 (0,05xRp.1.600.000,-) 80.000
b Penyusutan rumah lebah 100 m2 (0,1xRp.2.500.000,-) 250.000
c Paket lebah 100 buah @ Rp. 100.000,- 10.000.000
d Penyusutan ekstraktor 1 buah (0,1xRp. 225.000,-) 22.500
e Penyusutan pengasap 2 buah (0,5xRp. 50.000,-) 25.000
f Penyusutan stup 100 buah (0,2xRp.2.500.000,-) 500.000
g Perawatan bangunan (2%xRp.4.100.000,-) 82.000
h Gaji 2 orang @ Rp. 200.000,-x12 4.800.000
i Pakaian, sarung tangan, dll 250.000
j Makanan 100.000
k Botol dan lain-lain 400.000
Jumlah biaya produksi 16.509.500
2) Pendapatan
Madu 1200 kg @ Rp. 13.000,- 15.600.000
Paket lebah 30 buah @ Rp. 150.000,- 4.500.000
Jumlah pendapatan Rp. 20.100.000
3)Keuntungandalam satu tahun 3.590.500
4)Parameter kelayakan usaha
a.B/C ratio 1,22
Koordinator
Anggota
inform inform
K P
kunjungan lapangan
PETANI Penanggungjawab
VIII. PENUTUP
Biaya investasi yang cukup tinggi diperlukan pada tahap pertama, sedangkan
pada tahap tahap selanjutnya diharapkan dapat dibiayai sendiri dari hasil
panen tahap pertama, dan seterusnya.