Anda di halaman 1dari 2

Marsekal Muda TNI (Anumerta) R.

Iswahjoedi
(lahir di Surabaya, Jawa Timur, 15 Juli 1918 –
meninggal di Perak, Malaysia, 14 Desember 1947 pada
umur 29 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional
Indonesia. Bersama Adisoetjipto, Abdoelrahman Saleh,
dan Husein Sastranegara, Iswahyudi dikenal sebagai
perintis TNI AU Indonesia.

Marsda Anumerta Iswahyudi merupakan sosok


Pahlawan Nasional yang punya jasa besar terhadap
pembentukan TNI AU Indonesia. Bersama beberapa
rekan lain seperti Abdurrachman Saleh dan Adi Sutjipto,
mereka bersepakat untuk mendirikan organisasi tersebut.
Latar belakang pendidikannya dimulai dari HIS, MULO
yang berlokasi di Surabaya. Kemudian setelahnya, ia
melanjutkan pendidikan di AMS yang beroperasi di
Malang. Tak cukup sampai disitu, ia juga pernah menuntut ilmu di Nederlandschi Indische
Artsen School atau disingkat NIAS yang merupakan salah satu sekolah dokter terkenal di
jamannya.

Namun begitu, pendidikannya di lembaga tersebut tidak dilakukan hingga tamat. Pada
tahun 1941, ia masuk ke salah satu sekolah penerbangan belanda bernama Luchtvaart Opleiding
School. Menjadi lulusan sekolah yang berlokasi di Kalijati, Jawa Barat tersebut, ia mampu
meraih predikat Klein Militaire Brevet. Pergolakan sempat terjadi antara pemerintah Belanda dan
Jepang. Ini menyebabkan kondisi menjadi tidak aman bagi para siswa yang bersekolah di
sekolah penerbang. Pada akhirnya, mereka harus diungsikan sementara ke Adeleide, Australia. Ia
bersama rekan-rekan lain sempat diungsikan menuju Negara Kangguru di tahun 1942, tepatnya
bulan Maret. Namun tak berselang lama, hanya setahun kemudian ia memutuskan untuk lari dari
sana. Ia berhasil berlayar ke Tanah Air hanya dengan memakai perahu karet. Beberapa saat
setelah tiba, ia tempat menjadi tahanan di Surabaya. Namun ia pada akhirnya diberikan
kesempatan untuk diangkat menjadi Pegawai Kotapraja Surabaya.

Jasa besarnya terhadap Indonesia terutama adalah saat mempertahankan kemerdekaan. Ia


berjuang keras untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan mengambil alih kantor-kantor
pemerintah yang sempat berada di bawah kekuasaan Jepang. Ia juga pernah bergabung di AURI
dan diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Gadut. Tanpa takut menantang bahaya, ia
berusaha untuk mengadakan kontak dengan negara lain dengan tujuan untuk mencari bantuan
supaya Indonesia tetap merdeka.

Salah satu misinya adalah pergi ke Singapura dan Bangkok bersama dengan Abdul Halim
Perdanakusumah. Ia meninggal dengan hormat saat menjalankan tugas akibat kecelakaan
pesawat. Pesawat yang ditumpanginya itu mengalami kerusakan pada mesin. Alhasil, pesawat
pun oleng dan mendarat tajam di tanah Tanjung Hantu, Malaysia. Jenazahnya kemudian
disemayamkan di Luhut, Malaysia. Untuk menghormati jasanya, makamnya kemudian dipindah
ke Taman Makam Pahlawan yang berlokasi di Kalibata. Tak lupa, pemerintah juga
menghadiahinya dengan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI no 063/tk.tahun
1975. Beliau bersekolah di penerbang Belanda, Luchtvaart Opleiding School di Kalijati, Jawa
Barat.

NAMA : PERA ATIKA YUNIASIH

NO. : 28

KELAS : XI MIPA 6

MAPEL : SEJARAH

Anda mungkin juga menyukai