PENGELOLAAN SAMPAH
KOTA SEMARANG
LAPORAN I PROYEK "REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA
SEMARANG DAN KAJIAN KELAYAKAN STRATEGI PEMBUANGAN SAMPAH TERMASUK
PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI ENERGI "
TEL +45 56 40 00 00
FAX +45 56 40 99 99
WWW cowi.com
JANUARI 2018
ESP3
LAPORAN AKHIR
A098916 001
VERSI TANGGAL TERBIT DESKRIPSI DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
DAFTAR ISI
0 Ringkasan 9
1 Pendahuluan 19
1.1 Tujuan 21
1.2 Metodologi 22
Document1
6 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG
Document1
RENCANA INDUK TERBARUKAN UNTUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 7
Document1
8 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG
DAFTAR SINGKATAN:
APBD (Anggaran Pendapatan dan Local Budget
Belanja Daerah)
APBN (Anggaran Pendapatan dan State/National Budget
Belanja Negara)
BAPPENAS (Badan Perencanaan National Development Planning
Pembangunan Nasional) Agency
BKK (Badan Kredit Kecamatan) Sub District Credit Agency
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) Regional Public Service Agency
BOT Build-Operate-Transfer
BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Village Deliberation Agency
BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Regionally-Owned Enterprises
CSR Corporate Social Responsibility
DAK (Dana Alokasi Khusus) Special Allocation Fund
DAU (Dana Alokasi Umum) General Allocation Fund
Dekon (Dana Dekonsentrasi) Decentralisation Fund
DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Semarang City Environmental
Semarang Services Agency
DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Regional People's Legislative
Daerah) Assembly
DPU (Dinas Pekerjaan Umum) Department of Public Works
DSDP Denpasar Sewerage Development
Project
IIFF Indonesia Infrastructure Financial
Facility
IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) Building Permit
KLH (Kementerian Lingkungan Hidup) Ministry of Environment
KPS (Kerjasama Pemerintah Swasta) Government-Private Sector
Partnership
KUR (Kredit Usaha Rakyat) Community Business Credit
LFG Landfill gas
MoH Ministry of Health
MRF Material Recovery Facility
MSW Municipal Solid Waste
NGO Non-Governmental Organization
Pemda (Pemerintah Daerah) Local Government (LG)
Pemprov (Pemerintah Provinsi) Provincial Government
PPP Public Private Partnership
PSP Private Sector Participation
SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Budgetary Surplus
Anggaran)
SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Regional Work Unit, or Sub-national
Government Technical Agencies
TP (Tugas Pembantuan) Co-Administration
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Final disposal site/dump site/landfill
TPS (Tempat Pembuangan Sementara) Temporary dump sites/transfer
stations
TPST (Tempat Pengolahan Sampah Integrated intermediate dumping
Terpadu) ground, recycling station
WtE Waste to energy
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 9
0 Ringkasan
Laporan ini merupakan suatu pembaruan dari Rencana Induk Pengelolaan
Sampah Kota Semarang 2013. Pembaruan ini dipersiapkan sebagai bagian dari
Program ESP Tahap ke-3 yang bertujuan untuk mendukung pengelolaan
lingkungan yang lebih baik dalam beberapa sektor di Indonesia, di bawah
proyek khusus “Untuk Memperbarui Rencana Induk Pengelolaan Sampah
Perkotaan Kota Semarang dan Mengkaji Kelayakan Strategi Pembuangan
Sampah termasuk Pengolahan Sampah menjadi Energi.”
Rencana induk pengelolaan sampah Kota Semarang dibuat pada sekitar tahun
2012, dan sebuah studi kelayakan untuk TPA telah ada. Namun tampaknya tidak
digunakan secara aktif dalam pekerjaan ataupun pengelolaan TPA sehari-hari,
dan keduanya perlu diperbarui. Tujuan dari laporan ini adalah untuk
memperbarui Rencana Pengelolaan Sampah untuk Semarang agar dapat menilai
dan memberi dasar bagi pengambilan keputusan untuk memperbarui dan
memutuskan sistem pengelolaan sampah di masa depan yang dikehendaki, dan
menghasilkan kelayakan untuk menerapkan teknologi pengolahan sampah
Document1
10 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Perkiraan penduduk Penduduk saat ini berjumlah sekitar 1,6 juta orang, dan angka pertumbuhan di
tahun-tahun sebelumnya cukup rendah, sekitar 0,5 – 1% per tahun. Dengan
menerapkan angka pertumbuhan yang rendah untuk memperkirakan penduduk
di masa depan, dilakukan proyeksi, dan diperkirakan penduduk di tahun 2040
mencapai 1,96 juta.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 11
Timbulan sampah Timbulan sampah yang muncul di kota Semarang di masa depan diperkirakan
di masa depan sebagai berikut:
Komposisi sampah saat ini mengakibatkan nilai kalori yang cukup rendah, 6,1
MJ/kg, lebih rendah dari nilai standar minimum operasional insinerator sampah.
Karena perubahan komposisi, nilai kalori di masa datang akan menjadi lebih
tinggi.
Cakupan pelayanan Cakupan pelayanan telah meningkat sejak publikasi Rencana Induk 2013,
namun hal tersebut masih belum mencakup seluruh kota dan seluruh
pemukiman/penghasil sampah. Diperkirakan bahwa cakupan saat ini sekitar
87%, yang berarti bahwa hingga akhir 2017 sejumlah 206.000 orang belum
mendapatkan pelayanan sampah dasar. Mereka sebagian besar berdomisili di
bagian barat daya kota ini.
Pengumpulan Kendaraan pengumpul lokal sedang dalam proses ditingkatkan dari gerobak
dorong tradisional menjadi gerobak motor, namun bagian-bagian lain dari
armada pengumpul (truk, dumpster) secara umum memiliki kapasitas yang
Document1
12 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
rendah dan sudah ketinggalan jaman, serta memerlukan perbaikan dan perlu
diganti.
Daur ulang Kegiatan daur ulang dilakukan di tingkat jalanan, en route (selama proses
pengangkutan) ke lokasi penimbunan (TPA). Tingkat daur ulang belum
diketahui, namun dapat diperkirakan tidak melebihi 10% dari sampah yang
dihasilkan, mungkin lebih rendah.
Pembuangan Pembuangan sampah dilakukan di TPA Jatibarang. Saat ini, lokasi tersebut
menerima sekitar 780 ton/hari sampah yang berasal dari berbagai macam
penghasil sampah. Sekitar 350 pemulung tinggal di sekitar tempat tersebut dan
memiliki mata pencaharian mereka dari mengumpulkan sampah di TPA, dan sapi
dalam jumlah besar juga ‘merumput’ di sana. Tempat tersebut telah ditetapkan
sebagai sarana pengolahan dan perluasan/peningkatan menjadi sebuah TPA
saniter. Namun, tempat tersebut hanya memiliki sisa tambahan kapasitas
kurang lebih 500.000 m³ dari kapasitas TPA. Dengan menilik tingkat jumlah
sampah yang masuk saat ini, tempat ini hanya mampu beroperasi hingga
sekitar 2-3 tahun.
Kebijakan nasional Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca sebesar 29% hingga tahun 2030. Strategi untuk sektor pengelolaan
sampah perkotaan meliputi reduksi sampah padat melalui gerakan 3R (Reduce,
Reuse, Recycle), mengelola sampah secara teratur di lokasi TPA,
memperbaiki/mendirikan/merehabilitasi lokasi TPA, dan mengolah sampah
menjadi energi (WtE). Keputusan Presiden No. 18/2016 berkaitan dengan
pembangunan sarana pengolahan sampah menjadi energi oleh tujuh perkotaan
di Indonesia, termasuk Semarang, telah memicu ketertarikan pada bidang ini.
Walaupun keputusan tersebut telah dibatalkan, isu ini masih dalam agenda
politik. Di sisi lain, proyek WtE tidak bisa disangkal lagi akan menghadapi
perlawanan dari kelompok masyarakat setempat dan LSM nasional.
Tujuan dan target Tujuan umum dari sebuah sistem pengelolaan sampah dapat meliputi aspek
lingkungan, ekonomi, lembaga, dan sosial. Revisi Rencana Induk ini memiliki
prinsip-prinsip panduan/target-target untuk area pengelolaan sampah:
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 13
Fokus area/Skenario Fokus area untuk penerapan strategis target dapat meliputi:
› Fokus pada pengalihan sampah dari TPA karena langkanya tanah dan
sulitnya membangun lokasi yang baru.
Document1
14 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Pengumpulan › Angka pengumpulan tidak › Truk arm roll dari › Tempat pembuangan/TPA
dua jalur 100% TPS ke TPA › MRF
(sistem › Gerobak dorong, gerobak › Truk kontainer ke
membayar jika motor, kontainer jalan TPA
membuang)
› Ke TPS/TPST
Pengumpulan › Peningkatan yang cepat › Dari TPS, namun › Sarana WtE: 2 x 19 t/jam
dua jalur dalam cakupan akan meningkat ke: beroperasi tahun 2024= 304.000
Campuran pengumpulan sampah › Pemindahan ton/tahun.
sampah kering hingga 100% langsung › Kapasitas tambahan: 1 x 19 t/jam
yang dapat › Gerobak dorong, gerobak menggunakan truk beroperasi tahun 2035 =152.000
didaur ulang motor, kontainer jalan ke pemadat ton/tahun
dan sampah TPS › MRF: 125.000 t/th beroperasi
basah › Pengenalan, dan perubahan 2024, kapasitas tambahan
secara bertahap ke: 100.000 t/th beroperasi tahun
kontainer komunal dan truk 2032
pemadat › TPA
Pengumpulan › Peningkatan yang cepat › Dari TPS, namun › Sarana biogas: 250.000 t/th
dua jalur dalam cakupan akan meningkat ke: beroperasi tahun 2024
Campuran pengumpulan sampah › Pemindahan › MRF: 225.000 t/th beroperasi
sampah kering hingga 100% langsung tahun 2024, tambahan 125.000
yang dapat › Gerobak dorong, gerobak menggunakan truk t/th beroperasi tahun 2032
didaur ulang motor, kontainer jalan ke pemadat › Insinerator: 1 x 19 t/jam
dan sampah TPS beroperasi tahun 2030 =152.000
basah › Pengenalan, dan perubahan ton/tahun
secara bertahap ke: › TPA
kontainer komunal dan truk
pemadat
Pengumpulan › Peningkatan yang cepat › Dari TPS, namun › Pengeringan biologis: 250.000 t/th
dua jalur dalam cakupan akan meningkat ke: beroperasi tahun 2024
Campuran pengumpulan sampah › Pemindahan › Insinerator: 250.000 t/th (2x15
sampah kering hingga 100% langsung t/jam) beroperasi tahun 2024
yang dapat › Gerobak dorong, gerobak menggunakan truk › Kapasitas tambahan 100.000 t/th
didaur ulang motor, kontainer jalan ke pemadat beroperasi tahun 2035
dan sampah TPS › MRF: 225.000 ton/th beroperasi
basah › Pengenalan, dan perubahan tahun 2024
secara bertahap ke: › MRF tambahan 125.000 t/th
kontainer komunal dan truk beroperasi tahun 2032
pemadat › TPA
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 15
Document1
16 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Tabel 5 Perkiraan tarif rerata tahunan per ton sampah untuk pengelolaan sampah
di Semarang 2020-2040 – DENGAN elemen HIBAH 0%, 30% and
100%
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 17
Besaran iuran di atas mungkin masih dalam batas kemampuan RT, namun ini
perlu diverifikasi dalam sebuah analisa yang terpisah (Lihat Bab 2 dalam laporan
ini).
› Tingkat daur ulang hampir sama untuk seluruh skenario alternatif (namun
lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan skenario dasar).
› Cakupan pelayanan
Document1
18 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Mungkin perlu menerima, selama periode transisi, bahwa biaya pelayanan yang
didapat tidak dapat ditanggung secara penuh oleh iuran yang dikumpulkan dan,
oleh karena itu, merencanakan dengan kombinasi pinjaman atau hibah untuk
menutup kekurangan. Diharapkan kenaikan dalam iuran pengumpulan sampah
diikuti dengan perbaikan pelayanan persampahan yang diberikan secara nyata,
untuk memfasilitasi penerimaan penduduk akan adanya kenaikan iuran. Oleh
karena itu pengumpulan iuran dan rencana komunikasi sebaiknya dikembangkan
sehingga dapat menyeimbangkan kebutuhan akan:
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 19
1 Pendahuluan
Laporan ini merupakan pembaruan dari Rencana Induk Pengelolaan Sampah
Kota Semarang 2013. Laporan ini dipersiapkan sebagai bagian dari program ESP
tahap ketiga yang bertujuan untuk mendukung pengelolaan lingkungan dalam
beberapa sektor di Indonesia. Pelaksanaan proyek ini didanai oleh proyek
khusus: “Untuk Memperbarui Rencana Induk Pengelolaan Sampah Perkotaan
Kota Semarang dan Mengkaji Kelayakan Strategi Pembuangan Sampah
termasuk Pengolahan Sampah menjadi Energi”.
Konteks
Tujuan ESP3 secara keseluruhan adalah untuk mendukung Pemerintah
Indonesia dalam menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan
yang berkelanjutan melalui pengelolaan lingkungan yang meningkat dan
mitigasi serta adaptasi perubahan iklim. Propinsi Jawa Tengah telah dipilih
sebagai lokasi proyek percontohan di mana sejumlah proyek percontohan saat
ini sedang dlaksanakan di berbagai kabupaten/kota yang berbeda di provinsi
tersebut.
Latar Belakang
Indonesia mengalami laju urbanisasi yang cepat, di mana 50% penduduk tinggal
di wilayah perkotaan, dan 65% dari total penduduk Indonesia tinggal di Jawa.
Pengumpulan dan pembuangan sampah perkotaan saat ini menjadi tanggung
jawab pemerintah provinsi dan kabupaten sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang no. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Document1
20 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
› Oleh karena itu, jarak transportasi semakin bertambah yang berakibat pada
mahalnya biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 21
› Kegiatan daur ulang mungkin terjadi pada tahap tertentu, tetapi kegiatan
tersebut pada umumnya dikelola oleh sektor swasta/informal yang tidak
diatur oleh undang-undang, sedangkan sektor publik/kotamadya
memainkan peran yang kurang penting. Ini berarti “memetik ceri”, yaitu
hanya materi yang paling berharga saja yang dikumpulkan, bukannya
seluruh potensi. Selain itu, karena aktifitas tersebut dilakukan di jalan atau
di lokasi pembuangan, kondisi kerja yang memprihatinkan bagi petugas
persampahan menjadi akibatnya.
Total luas area TPA Jatibarang adalah 40 hektar, di mana sekitar 9 hektar saat
ini sedang digunakan atau dipenuhi oleh sampah. Tempat tersebut berlereng
curam. Sekitar 350 pemulung tinggal di sekitar tempat ini, dan penghasilan
mereka berasal dari mengumpulkan sampah dari TPA, dan sejumlah besar sapi
merumput di sana.
Sebuah Rencana Induk untuk Kota Semarang dijabarkan sekitar tahun 2012 dan
sebuah studi kelayakan untuk TPA tersedia, tetapi tidak berhubungan karena
Rencana Induk tidak mencakup ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan
pembuangan sampah. Tidak satupun dari laporan tersebut yang tampaknya
digunakan dalam pekerjaan atau pengelolaan TPA, dan membutuhkan
pembaruan.
1.1 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk memperbarui Rencana Pengelolaan Sampah
Kota Semarang, untuk mengkaji dan menyajikan sebuah dasar pengambilan
keputusan untuk memperbarui dan menentukan sistem pengelolaan sampah
masa depan yang dikehendaki, dan menyajikan kelayakan penerapan teknologi
pengolahan sampah menjadi energi di Semarang untuk mengurangi
ketergantungan pada TPA sebagai metodologi pembuangan sampah akhir. Oleh
karena itu, fokusnya akan lebih pada metodologi dan teknologi pembuangan
akhir sampah daripada mengenai prosedur operasional dan struktur manajerial.
Document1
22 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sebuah laporan terpisah akan menjelaskan lebih rinci mengenai kelayakan opsi-
opsi terpilih dan penyesuaiannya dengan lokasi pengelolaan sampah Jatibarang.
1.2 Metodologi
Pembaruan Rencana Induk disiapkan sebagai dokumen yang berdiri sendiri,
namun harus dibaca bersamaan dengan Rencana Induk 2013 yang asli, dan
studi kelayakan selanjutnya mengenai lokasi pengelolaan sampah Jatibarang.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 23
› Pengadopsian rencana
› Timbulan sampah tahun 2013 dan ramalan perkiraan yang telah diperbarui
berdasarkan data penduduk terbaru yang ada dan perkiraannya
Document1
24 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
› Daftar panjang teknologi ini akan membentuk dasar untuk memilih empat
skenario yang tepat yang akan diusulkan untuk kajian selanjutnya. Tidak
semua perubahan susunan dari teknologi-teknologi yang ditampilkan (opsi-
opsi sistem pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan) dianalisa,
namun definisi skenario dan pemilihan didasarkan pada pembelajaran sejak
2013, pengalaman para konsultan lokal dan internasional, dan strategi
nasional saat ini.
› Laporan ini hanya membahas sampah perkotaan dari rumah tangga dan
sejenis rumah tangga dari penghasil sampah lainnya.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 25
Document1
26 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 27
› Empat TPS tambahan – yang telah dilaksanakan (jumlah saat ini 254)
› Penggantian dan penambahan total 370 motor roda tiga untuk
pengumpulan sampah – yang telah dan sedang dilaksanakan
› Penyediaan total 70 truk arm roll baru untuk menggantikan dan menambah
armada yang ada – yang tampaknya belum dilaksanakan, atau sudah
dilaksanakan namun sangat terbatas
› Peningkatan/perbaikan TPS dengan membangun fondasi kontainer sampah
dan memperluas area 101 unit, dan mengganti 344 kontainer – belum
dilaksanakan atau sudah dilaksanakan namun sangat terbatas
› Perbaikan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA – belum dilaksanakan
Meningkatkan daur ulang dari 13% menjadi 24% melalui upaya-upaya berikut:
› Mengoptimalkan TPST yang ada dan membangun lima unit baru – empat
TPST baru telah didirikan
› Pembentukan bank sampah dan program pembuatan kompos oleh
masyarakat di 12 wilayah – hanya sebagian yang dilaksanakan
› Merencanakan sarana MBT – belum dilaksanakan
› Pembangunan MRF dengan kapasitas 150 ton/hari – belum dilaksanakan
Document1
28 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 29
Sebuah sistem iuran yang diusulkan didasarkan pada prinsip membayar ketika
membuang sampah, dengan menggunakan kantong plastik pra-bayar untuk
pengumpulan bagian non-organik sampah1).
Biaya yang dibayarkan oleh rumah tangga kepada otoritas persampahan saat ini
diperlihatkan pada tabel di bawah ini. (Lembaga-lembaga dan entitas komersial
direncanakan untuk membayar iuran yang berbeda).
Document1
30 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sumber Biaya Peraturan TAHAP SATU TAHAP DUA TAHAP TIGA TAHAP EMPAT
Pemerintah
Daerah No.
2/2012
Tingkat 2013 2014-2018 2019-2023 2024-2028 2029-2033
Kelas I 10.000 6.000 11.500 23.000 40.500
Kelas II 4.000 4.000 7.500 14.500 25.500
Kelas III 2.000 1.500 3.000 6.000 10.500
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 31
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
Laju pertumbuhan telah dibuat pada tingkat konservatif, relatif rendah, sesuai
dengan perkembangan selama 6 tahun terakhir hingga tahun 2017. Format ini
adalah dasar bagi revisi jumlah timbulan sampah.
Document1
32 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
2015
Total belanja konsumsi rumah tangga Semarang, Rp 46.213.000.000.000
Jumlah rumah tangga 471.327
Jumlah penduduk 1.589.976
Per kapita 29.065.219
1% kesanggupan membayar untuk pengelolaan dan 290.652
pembuangan sampah, Rp/tahun/orang
Per rumah tangga 98.048.701
1% kesanggupan membayar untuk pengelolaan dan 980.487
pembuangan sampah, Rp/tahun
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 33
Mengacu pada tabel di atas, angka unit timbulan sampah yang diperlihatkan
berasal dari contoh yang diambil dari kawasan perkotaan, dari penghasil
sampah yang berbeda. Kegiatan-kegiatan non-RT penghasil sampah yang
beragam ini kemudian dikonversikan ke dalam ekuivalen per kapita. Metodologi
memungkinkan untuk memperlihatkan total timbulan sampah dari kota sebagai
sebuah proporsi langsung dari jumlah penduduk.
Perkembangan yang diantisipasi dari angka unit timbulan sampah sebagai akibat
dari pertumbuhan ekonomi yang diprediksikan diperlihatkan dalam tabel berikut.
Document1
34 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Keterangan:
› Tingkat timbulan sampah untuk Indonesia pada tahun 2025 yang diprediksi
oleh Bank Dunia adalah 0,85 kg/kapita*hari (naik dari level saat ini yaitu
0,5 kg/kapita*hari), yang menunjukkan timbulan sampah yang sedikit lebih
rendah dari rerata di negara lain dalam kelompok pendapatan menengah ke
bawah
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 35
Komposisi sampah Semarang 2013 TPA Jeruk Legi, Buku tahunan statistik
(perkiraan)1 Cilacap 2015 sampah Indonesia
2008
Sampah organik 61% 67% 58%
Kertas 11% 6% 9%
Plastik 16% 17% 14%
Logam 1% 1% 2%
Kaca 2% 1% 2%
Lain-lain 9% 8% 15%
Sumber: Rencana Persampahan Semarang, 2013 dan Studi Kelayakan sarana RDF Cilacap
2016
Ketiga sumber terrsebut tidak berbeda jauh dalam indikasi komposisi sampah di
sumber tersebut. Ini beralasan untuk meyakini bahwa komposisi mungkin akan
berubah dengan meningkatnya jumlah sampah. Pada umumnya, akan terdapat
lebih sedikit sampah organik dan lebih banyak sampah kemasan (kardus, kaca,
botol plastik) dengan meningkatnya jumlah sampah. Namun, sulit untuk
mengukur kecenderungan secara tepat, dan sebuah upaya telah dilakukan untuk
memperbarui aliran sampah di masa yang akan datang dengan menerapkan
perubahan pada model yang dipakai.
Dengan menerapkan komposisi perkiraan sampah Kota Semarang saat ini, dapat
dibuat perkiraan nilai kalori sampah sebagaimana ditunjukkan pada tabel
berikut.
1 Akan tetapi, Rencana Induk juga menyajikan angka yang jauh lebih rendah untuk
kandungan organik sampah, yaitu hanya 31,6% dan menggunakan ini dalam perhitungan.
Ini dianggap tidak tepat.
Document1
36 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sebagaimana dapat dilihat, nilai kalori diperkirakan mencapai sekitar 6,1 Mj/kg
yang tergolong lebih rendah daripada nilai operasi minimum untuk alat
pembakaran sampah standar (rata-rata setahun lebih dari 6,5 MJ/kg biasanya
dikehendaki untuk mempertahankan pembakaran yang terus-menerus tanpa
penggunaan berlebihan dari bahan bakar pendukung berbasis fosil yang mahal,
dan nilai limbah padat perkotaan di negara berkembang adalah 9 – 10 MJ/kg).
Tabel berikut ini meringkas laporan Rencana Induk pada tingkat pelayanan,
dibandingkan dengan tingkat pelayanan saat ini sebagaimana dilaporkan oleh
DLH Semarang.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 37
Permasalahan yang ada adalah bahwa tidak semua produsen sampah dilayani
oleh layanan pengumpulan sampah. Menurut informasi dari DLH Semarang,
sekitar 13% penduduk tidak memiliki akses terhadap layanan sampah. Angka
tersebut didasarkan pada ringkasan mengenai kelurahan-kelurahan yang mana
yang dilayani, dan jumlah penduduknya. Layanan yang diberikan meliputi
penyediaan peralatan di TPS/TPST dan layanan pengumpulan sampah dengan
gerobak/gerobak motor. Namun, terbukti bahwa tidak seluruh sampah
dikumpulkan, bahkan tidak pula dari kelurahan-kelurahan yang dilayani.
Document1
38 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Salah satu cara untuk memastikan hal ini adalah dengan membandingkan
jumlah perkiraan sampah yang dihasilkan oleh penduduk dengan jumlah yang
diterima di TPA Jatibarang.
› Bahan yang dapat didaur ulang yang ditemukan dan dipisahkan dari limbah
selama pengumpulan/pengangkutan atau di TPS
Kemungkinan yang terakhir jelas merupakan fakta karena sampah yang tidak
terkumpul dapat ditemukan di seluruh kota, tidak hanya di
kelurahan/kecamatan yang tidak mendapat layanan saja.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 39
Pendapat ini harus dikaji dengan hati-hati karena semua perhitungan didasarkan
pada satu angka, yaitu perkiraan angka timbulan sampah per kapita unit.
Perubahan apapun dalam angka tersebut akan mempengaruhi semua hal di atas
kecuali data penimbangan dari TPA yang sudah pasti akurat.
Document1
40 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sebagian sampah dikumpulkan langsung ke truk arm roll dari tempat sampah
pinggir jalan ketika truk lewat, dan sebagian sampah dikumpulkan langsung dari
berbagai institusi, sekolah, dan lain-lain yang juga diangkut ke dalam truk atau
ditempatkan langsung dalam kontainer angkut di atas truk.
Menurut data yang diperoleh dari DLH, peralatan berikut tersedia untuk layanan
pengangkutan sampah di kota. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 21 Persediaan sarana prasarana saat ini oleh DLH, Kota Semarang, 2017
Selain itu, sejumlah besar tempat pengumpulan sampah yang berbeda tersedia
di seluruh pelosok kota. Banyak dari sarana prasarana tersebut, kecuali
sebagian besar gerobak motor roda tiga, yang sudah usang dan memerlukan
perbaikan/penggantian.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 41
Document1
42 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Gambar 8 Truk arm roll dan gerobak pengumpul sampah di sebuah TPS, Semarang
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 43
Document1
44 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
2.7.3 Pengangkutan
Pengangkutan sampah dari TPS/TPST dan dari pengumpulan secara langsung
disediakan oleh DLH menggunakan truk arm roll dan truk sampah biasa. Seluruh
sampah tersebut dibawa ke TPA Jatibarang.
Tabel 22 Pasokan sarana pengangkutan saat ini oleh DLH, Kota Semarang, 2017
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 45
Total kawasan TPA Jatibarang adalah 40 hektar, di mana sekitar 9 hektar saat
ini digunakan atau dipenuhi oleh sampah. Tempat ini berlereng curam. Lahan
yang tersedia tidak lebih dari sekitar 22 hektar, termasuk kawasan aktif saat ini
dan kawasan yang telah dipenuhi sampah (lihat gambar di bawah).
TPA ini dimiliki dan dioperasikan oleh Kota Semarang (PEMKOT Kota Semarang)
dan dijalankan oleh DLH Kota Semarang. TPA ini telah beroperasi sejak tahun
1993 dan terletak sekitar 12 km barat daya pusat kota Semarang.
TPA ini memiliki 3 zona, yaitu sebuah zona tidak aktif yang saat ini ditutup dan
direhabilitasi untuk proyek gas TPA (lihat di bawah), sebuah zona aktif di mana
pembuanagan dilakukan, dan sebuah zona tidak aktif yang kebanyakan
digunakan untuk penimbunan tanah. Tidak ada pembatas tanah liat buatan
maupun alami di bawah sampah. Terdapat jaringan pengumpulan lindi yang
menyalurkan lindi ke sarana pengolahan yang terletak di ujung selatan lokasi
dan dapat diakses dari jalan akses. Juga terdapat rumah pompa dengan sebuah
genset kecil dan beberapa pompa. Lindi diolah dengan penggabungan proses
anaerobik dan aerobik. Tampak beberapa aerator yang dioperasikan di kolam
aerobik.
Rancangan TPA yang ada saat ini belum diketahui dengan jelas, namun bisa
dipastikan tanpa perlindungan lapisan bawah. Akan tetapi, lindi dikumpulkan
dan diolah di sarana pengolahan biologis sampai batasan tertentu. Sebuah
sarana pengolahan biologis yang baru sedang dibangun.
Document1
46 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Meskipun sudah ada niat untuk mengoperasikan TPA Jatibarang sebagai TPA
saniter, menurut standard ini hanya dapat digolongkan sebagai TPA/tempat
pembuangan sampah yang tidak terkontrol, namun dengan beberapa
perlindungan lingkungan melalui pengolahan lindi. Agar dapat digolongkan ke
dalam TPA saniter, beberapa hal berikut ini paling sedikit harus tersedia di
lokasi: lapisan penutup dasar (buatan atau alami), pengelolaan menyeluruh
untuk gas, pengelolaan menyeluruh untuk air permukaan, pengelolaan
menyeluruh untuk lindi, jadwal penutupan pembuangan sampah harian, akses
terbatas untuk orang-orang yang tidak berwenang, dsb. Sehingga permasalahan
yang sering terjadi seperti kebakaran, kontaminasi air permukaan dan air tanah,
polusi udara, bau dan yang lainnya dapat diidentifikasi.
Gambar berikut menunjukkan rencana lokasi terkini dan peta topografi kawasan
tersebut.
Kawasan A adalah yang akan ditutup oleh proyek DANIDA (akan dibahas
kemudian) pada tahun 2018. Kawasan B adalah zona aktif yang diusulkan
hingga sarana dibangun. Kawasan C adalah area pengolahan air limbah dan
pembangunan sarana pengolahan sampah di masa mendatang, dan kawasan D
ditujukan untuk sarana umum.
Dapat dilihat nanti dalam laporan, rencana pelaksanaan ini sebenarnya tidak
realistis. Penyebabnya adalah karena proyek DANIDA saat ini mencakup sebuah
kawasan yang lebih luas daripada yang ditunjukkan pada sketsa (yaitu lebih dari
kawasan A). Jika kapasitas TPA yang memadai harus diadakan untuk tujuan
masa depan (dan memang harus!), TPA harus diperluas ke daerah D. Ini berarti
bahwa kawasan sarana umum harus dibangun di luar kawasan A-D.
Terlebih lagi, kawasan C tidak dapat digunakan untuk penimbunan karena telah
direncanakan sebagai tempat berbagai sarana, seperti sarana pengolahan baru,
dan yang terpenting, kawasan C hanya memiliki sekitar 4 hektar lahan untuk
pembangunan sarana tersebut, yang mungkin tidak memadai untuk
pengembangan tersebut. Hal ini karena kawasan C yang terletak di barat jalan
merupakan lahan yang sangat curam yang tidak sesuai untuk pembangunan.
Hal ini akan dibahas dalam sebuah laporan terpisah.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 47
Document1
48 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 49
› Saat ini tampaknya tidak ada sampah segar yang sedang diolah oleh pabrik
tersebut, dan tidak ada truk yang diarahkan menuju pabrik tersebut dari
jembatan timbang.
› Perusahaan ini justru menggali sampah dari bagian TPA yang sudah sangat
tua, yang terletak di ujung utara TPA.
Document1
50 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Jadwal untuk proyek konversi gas TPA saat ini adalah sebagai berikut.
› Penutupan dan pengurukan sel-sel yang ada saat ini, zona A dan B, Agustus
– November 2017
› Pembangunan dan Proyek Gas menjadi Energi, Agustus 2017 hingga April
2018
› Beroperasinya sarana pengolahan Gas menjadi Energi, April 2018
› Penutupan dan pengurukan bagian pertama zona D di tahun 2022
› Penutupan dan pengurukan bagian kedua zona D di tahun 2026
Gambar 14 Pengumpulan gas untuk ketiga zona, total pengumpulan gas, dan pemakaian
gas untuk mesin gas dengan kapasitas 0,6; 1,2; dan 1,8 MWe
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 51
Dengan perkiraan pengumpulan gas TPA yang telah disesuaikan, mesin gas
maksimum yang dibutuhkan di tahun 2018 adalah mesin gas dengan kekuatan
0,6 MW (untuk gas dari zona A+B). Setelah penutupan dan pengurukan zona D,
mesin gas sebesar 0,4 MW dapat dipasang.
Selama jumlah sampah dan komposisi sampah masih meragukan dan rencana
pengembangan serta pelaksanaan belum final, ukuran spesifik mesin gas belum
dapat ditentukan dan dipilih. Oleh karena itu, proyek saat ini akan
diselenggarakan dalam dua tahap.
Hal ini akan memastikan bahwa mesin gas tidak terlalu besar kapasitasnya.
Perluasan TPA
Sebagaimana disebutkan di atas, kapasitas TPA baru harus dibangun di zona D
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 12 demi kelangsungan kegiatan di
TPA. Penjelasan berikut ini akan memberikan solusi yang memungkinkan untuk
mengembangkan kapasitas TPA tambahan di lokasi ini.
Lahan di zona D tidak ideal untuk pengembangan TPA karena berlokasi di atas
punggung perbukitan. Namun demikian, volume tambahan sekitar 500.000 m³
dapat dikembangkan. Berdasarkan angka pembuangan sampah saat ini,
pengembangan tersebut hanya akan menyediakan ruang selama dua tahun.
Oleh karena itu, berbagai cara direncanakan untuk mengurangi jumlah sampah
yang ditimbun di TPA.
Rancangan sel baru tersebut diusulkan agar sesuai dengan standar Indonesia
sebagaimana dijelaskan oleh Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum No. nr.
03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga.
Document1
52 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
› Pengerjaan lahan
› Pekerjaan pemantauan
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 53
Sarana-sarana Lain
Area C saat ini (dan area di sebelahnya – di timur jalan) direncanakan sebagai
tempat sarana pengolahan sampah di masa mendatang dan sarana untuk TPA,
misalnya pengolahan air limbah.
Hal ini akan dibahas dalam laporan Studi Kelayakan untuk TPA Jatibarang.
Document1
54 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 55
Document1
56 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
ada menjadi TPA saniter sampai akhir 2013, namun belum ada perwujudan
untuk mayoritas TPA yang ada.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 57
› Pengaturan PPP
Kewajiban-kewajiban lokal
Kewajiban-kewajiban lokal
Pasal 17 Undang-undang menghimbau agar sampah dipisah-pisahkan ke dalam
lima kategori oleh konsumen sebagai berikut:
› sampah berbahaya
› sampah yang dapat terurai secara biologis
› sampah yang dapat digunakan kembali
› sampah yang dapat didaur ulang
› lain-lain
Document1
58 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Lingkungan
Ekonomi
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 59
Kelembagaan
Tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kota dan lembaga-lembaga swasta dan
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan sampah harus
dijabarkan dan dikoordinasikan dengan jelas. Pengumpulan dan pertukaran
informasi antara beragam lembaga pengelola sampah harus ditingkatkan untuk
memfasilitasi proses pembuatan keputusan.
Sosial
Pencegahan sampah
Timbulan sampah dibatasi seluas mungkin ketika produk-produk atau barang-
barang tersebut dibuat, diubah, diangkut, dan dikonsumsi. Ini berlaku untuk
jumlah maupun tingkat bahaya limbah tersebut. Dalam hal pengurangan
timbulan limbah padat dan dorongan untuk memanfaatkan limbah, pencatatan
timbulan limbah yang baik dan benar merupakan suatu prasyarat. Oleh karena
itu, perlu dibangun kapasitas pemantauan, pemeriksaan, dan pengujian
pembuangan limbah padat yang diperlukan, begitu pula dengan mekanisme
yang diperlukan untuk meningkatkan kesadaran public.
Document1
60 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
sampah yang lain. Oleh karena itu, sebuah sistem pengumpulan dan
penyimpanan terpisah dari sampah rumah tangga berbahaya harus diterapkan.
Pendidikan Masyarakat
Setelah pencegahan, daur ulang merupakan prioritas tertinggi dalam tingkatan
pengelolaan sampah. Di mana bahan sekunder yang masih berguna namun
tidak dapat diperbaiki lagi, kandungan energinya bisa dimanfaatkan dan
digunakan kembali sebagai pengganti sumber energi tak terbarukan.
Pendidikan Masyarakat
Dalam rangka mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan sistem pengelolaan
sampah dan program pengalihan/daur ulang sampah, Pendidikan masyarakat
(pengguna sistem) menjadi suatu komponen yang penting. Oleh karena itu,
sebuah rencana pendidikan masyarakat harus dibuat, yang berisi pendidikan
dalam menggunakan sistem pengumpulan terpisah/sistem daur ulang,
penggunaan kembali dan daur ulang sampah dan bahan, dan menggalakkan
perilaku ramah lingkungan secara umum.
› Sebagian sampah dibuang secara lokal dan tidak akan terangkut dalam
pengumpulan sampah umum. Namun, melalui pendidikan dan peningkatan
kesadaran masyarakat akan lingkungan, jumlah ini akan berkurang secara
bertahap dalam periode rencana.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 61
Kecuali untuk sampah yang dibuang secara illegal, cara-cara yang diberlakukan
secara lokal tersebut dianggap menguntungkan karena tidak diperlukan untuk
mengumpulkan sampah semacam itu.
Pemindahan sampah
Selaras dengan keseluruhan tujuan untuk menciptakan sistem pengelolaan
sampah yang berimbang dengan sumber daya ekonomi masyarakat – sehingga
memberikan solusi yang paling ekonomis namun masih dapat memenuhi
persyaratan dan mencapai tujuan – merupakan target untuk melanjutkan
penggunaan TPS selama pengumpulan sampah masih mengikuti pola
tradisional, seperti pengumpulan sampah menggunakan gerobak (motor) ke TPS
dan dari sana dipindahkan ke truk/kontainer yang lebih besar untuk selanjutnya
dibawa ke TPA. Namun juga merupakan target untuk memperkenalkan sebuah
sistem pengumpulan langsung (sebagaimana telah dijelaskan di atas) di mana
pemindahan sampah tidak terjadi dan di mana sampah dimasukkan dalam
kontainer sejak dibuang hingga diangkut ke tempat pembuangan akhir tanpa
proses pemindahan dan campur tangan manusia.
Document1
62 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
TPA yang higienis sejauh ini merupakan solusi termurah untuk pembuangan
akhir sampah yang tidak bisa digunakan, dipulihkan, ataupun didaur ulang. Oleh
sebab itu, TPA sehat akan membentuk bagian sistem pengelolaan sampah masa
depan selaras dengan peraturan nasional.
Target - Tinjauan
Tabel berikut memberikan tinjauan mengenai prinsip-prinsip panduan untuk
pengelolaan sampah masa depan Kota Semarang.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 63
› Pencapaian tujuan dan target hingga setinggi mungkin untuk ekstraksi dan
mengubah energi dari sampah hingga pemanfaatan maksimal
› Fokus pada pengalihan sampah dari TPA karena kelangkaan lahan dan
kesulitan menemukan lokasi baru
Document1
64 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 65
Document1
66 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Gambar 16 Aliran sampah melalui sistem pengelolaan sampah, dari sumber sampah
(rumah tangga dan lainnya) ke pengumpulan sampah, dan 2 langkah
pengolahan dan salah satu pembuangan akhir atau daur ulang
Pengumpulan dari sumber di dalam kota dapat dilakukan dalam berbagai cara,
empat contoh berikut adalah yang paling lazim:
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 67
Kontainer komunal
Berbeda dengan sistem pengumpulan blok, sebuah kontainer komunal (atau
kontainer bersama) (misalnya kontainer atau bak sampah beroda) digunakan
dalam sistem ini untuk para penghuni membuang sampah mereka daripada
menunggu kendaraan pengumpul muncul. Oleh karena itu, pengguna dapat
membawa sampah mereka kapan saja. Kontainer-kontainer dikosongkan oleh
penyedia layanan, menurut rangkaian jadwal atau tergantung kebutuhan.
Sistem ini memberikan sebuah tingkat pelayanan yang lebih baik dibandingkan
dengan sistem pengumpulan blok dengan biaya relatif rendah. Tingkat
pelayanan dalam sistem ini terutama ditentukan oleh jarak yang dapat ditempuh
dengan berjalan kaki ke lokasi kontainer, juga jika apakah kontainer perlu
dikosongkan sebelum terlalu penuh, dan kebersihan tempat kontainer. Sistem
ini diterapkan di Semarang, yang dikenal dengan sebutan “pengumpulan
sampah di jalanan”. Sebenarnya, TPS juga dapat dianggap sebagai titik
pengumpulan komunal jika penghasil sampah membawa sampah mereka
langsung ke lokasi.
Document1
68 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 69
Kelebihan Kekurangan
Sistem komunal merupakan metode yang Para penduduk harus membawa sampah
paling murah mereka ke titik pengumpulan, bahkan
mungkin dengan menggunakan mobil
Suatu strategi alternatif yang rendah biaya Adanya risiko terluka yang terus
untuk wilayah dengan kepadatan meningkat bagi para penghuni ketika
penduduk yang rendah membuang sampah ke kontainer
Metode ini memerlukan prasyarat yang Jika tempat pengumpulan sampah tidak
tidak sulit untuk para petugasnya diawasi oleh petugas, penimbunan sampah
illegal mungkin terjadi
Document1
70 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 71
Kelebihan Kekurangan
Petugas dapat bergerak dengan cepat Pada hari pengumpulan, kontainer sampah
terlihat dari jalan
Metode ini tidak terlalu mahal dibandingkan Para penghuni bertanggung jawab untuk
pengumpulan dari pintu ke pintu karena meletakkan kontainer di titik pengumpulan
biasanya membutuhkan waktu yang lebih yang tepat
singkat dan lebih sedikit petugas
Document1
72 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Kelebihan Kekurangan
Waktu pengumpulan tidak perlu dijadwalkan Karena petugas memasuki wilayah pribadi,
mungkin akan lebih banyak keluhan
mengenai kecelakaan luka dan masuk tanpa
ijin
Kontainer sampah biasanya tidak terlihat Pendekatan ini lebih banyak memakan
dari jalan waktu dibandingkan dengan metode tepi
jalan sehingga lebih mahal.
Para penghuni tidak terlibat dengan Ceceran mungkin terjadi di tempat sampah
memasang dan memindahkan kontainer dipindahkan
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 73
Ringkasan
Sebuah ringkasan aspek-aspek untuk setiap metode pengumpulan ditampilkan
dalam tabel di bawah ini.
Document1
74 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Kontainer komunal
Sampah ditinggalkan di Tingkat layanan bagus, Nyaman bagi penghasil Pemulung memiliki akses
luar rumah dalam sebuah biaya lebih mahaljika sampah yang mudah ke sampah,
wadah dan diambil oleh kontainer padat standar begitu pula binatang.
kendaraan pengumpul diwajibkan Tidak adanya Adanya ketidaknyamanan
yang lewat atau disapu dan penampungan sampah ketika layanan
dikumpulkan oelh petugas umum yang permanen pengumpulan terlambat
sapu jalan
Tempat sampah yang diletakkan di luar, dekat dengan pintu masuk atau dalam
gubuk kecil dapat disediakan untuk gedung apartemen tanpa saluran sampah.
Wadah sampah memiliki ukuran yang beragam, dari kontainer/bak yang kecil
(0,1 m3) hingga kontainer sampah yang besar (1 m3 atau lebih besar lagi).
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 75
Kontainer padat harus tahan cuaca, lebih lebar di bagian atas daripada bagian
bawah, berukuran pas dengan pegangan dan tutup yang rapat, dan dirawat
dalam keadaan yang baik. Banyak pemerintah kota yang membatasi kontainer
sampah hingga total berat maksimum tertentu.
Jika kantung plastik diterapkan dalam sebuah skema, maka kantung tersebut
harus tahan lama dan diikat dengan rapat. Beberapa komunitas menghimbau
bahwa kantung sampah tersebut harus memenuhi ketebalan minimum tertentu
untuk mengurangi risiko robek selama proses penanganan. Beberapa program
meminta penggunaan kantung karena tidak harus dikosongkan dan
dikembalikan ke dalam bangunan sehingga lebih cepat untuk dikumpulkan
daripada kontainer padat.
Gambar 24 Dua jenis kontainer sampah padat yang dapat terbuat dari plastik, baja,
atau serat kaca
Pemerintah Kota akan memilih tingkat layanan yang mereka ingin berikan
dengan menentukan seberapa sering kegiatan pengumpulan sampah akan
Document1
76 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
dilakukan dan dari titik mana saja sampah-sampah di tiap pemukiman akan
dikumpulkan. Makin tinggi tingkat layanan, makin banyak biaya yang
dikeluarkan agar sistem pengumpulan dapat beroperasi.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 77
Casis dan badan truk biasanya dibeli secara terpisah dan dapat digabungkan
dengan banyak cara. Sebuah tujuan penting dalam pemilihan truk adalah untuk
memaksimalkan banyaknya sampah yang dapat dikumpulkan dengan
memperhatikan batasan berat dan ukuran truk, termasuk pembagian berat pada
poros roda.
Truk pemadat memiliki beragam ukuran dari 5 meter kubik hingga 30 meter
kubik, tergantung pada penerapan layanan yang diberikan. Truk pemadat
biasanya digolongkan sebagai pemuatan depan (front-loading), pemuatan
samping (side-loading), atau pemuatan belakang (rear-loading), tergantung dari
arah mana kontainer akan dikosongkan ke dalam truk. Truk dengan pintu
muatan belakang sering digunakan untuk pemuatan secara otomatis maupun
manual.
Truk flatbed juga digunakan untuk mengumpulkan sampah. Walaupun truk ini
relatif murah untuk dibeli dan dipelihara, truk ini tidak efisien untuk kebanyakan
kegiatan pengumpulan sampah karena truk ini hanya dapat membawa sejumlah
kecil sampah dan para pekerja harus mengangkat tinggi kontainer sampah agar
isinya dapat dibuang ke dalam truk.
Document1
78 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Gambar 26 Truk pemadat dengan pemuatan belakang (siap untuk pengumpulan dan
sedang menunjukkan mekanisme pembuangan)
Untuk memilih kapasitas yang dibutuhkan bagi kawasan atau rute tertentu,
keseimbangan yang terbaik antara biaya petugas dan peralatan sebaiknya
ditentukan. Truk dengan badan berkapasitas besar mungkin membutuhkan
modal, biaya operasi, dan biaya perawatan yang besar. Truk yang lebih berat
mungkin akan meningkatkan kerusakan akibat pemakaian, dan biaya perawatan
terkait untuk jalan-jalan dan gang-gang kawasan pemukiman.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 79
Namun demikian, pemisahan sumber dapat juga diatur dengan cara yang
berbeda, contohnya dengan menggabungkan beberapa sistem yang telah
digambarkan di atas dengan beberapa elemen yang lain. Sebagai contoh,
pemisahan sumber dapat digabungkan dengan sistem pengumpulan komunal
dengan memberikan para penghasil sampah kantung polyethylene atau kantung
kertas di mana sampah kering yang dapat didaur ulang nantinya disimpan dan
diletakkan di tepi pada waktu yang telah ditentukan, sementara pengumpulan
sampah yang lain masih dilakukan dengan sistem komunal.
Sistem pemisahan sumber yang paling banyak diterapkan adalah sebuah sistem
di mana para penghasil sampah diperintahkan untuk memilah sampah mereka
menjadi dua bagian: satu untuk sampah organik “basah” dan satu lagi untuk
sampah lainnya yang kering. Namun, juga merupakan hal yang umum untuk
meminta para penghasil sampah meletakkan sampah kering campuran yang
dapat didaur ulang ke dalam satu wadah (tempat sampah. kantung) dan sisa
sampah yang lain (yang sebagian besar berisi sampah basah, sisa sayuran) ke
Document1
80 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Gambar 27 Bak sampah beroda dua untuk sampah organik (hijau) dan sampah lainnya
(abu-abu)
Aspek negatif dari pemisahan pemisahan sumber adalah bahwa metode ini
memindahkan sebagian beban kerja ke masyarakat sehingga hal tersebut
membutuhkan usaha tertentu. Oleh karena itu insentif yang berbeda untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat, seperti pengurangan iuran sampah untuk
sampah yang dapat didaur ulang, terkadang perlu diterapkan. Selain itu,
investasi yang lebih sedikit dalam teknologi pemilahan di sarana pengolahan
pusat dan kinerja lingkungan yang lebih baik dalam beberapa hal dapat
dialihkan guna investasi yang lebih besar di peralatan pengumpulan.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 81
Tabel 29 Kelebihan dan Kekurangan sampah pemisahan sumber versus sampah campuran
perkotaan
Document1
82 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sebuah stasiun daur ulang atau pusat kegiatan publik dalam konteks ini
diartikan sebagai suatu sarana yang diawasi di mana warga dan bisnis skala
kecil dapat membawa beragam jenis sampah rumah tangga mereka ke tempat
ini. Tujuannya adalah untuk mendirikan sebuah sarana pelayanan untuk
mengoptimalkan pengumpulan beberapa jenis tertentu dari sampah dan bahan
bekas yang dapat dimanfaatkan. Sebagian besar stasiun daur ulang dirancang
bagi pengguna untuk membuang sampah dalam jumlah besar dengan
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 83
menggunakan mobil yang menarik trailer atau truk pickup kecil. Namun, akses
dengan berjalan kaki ataupun menggunakan sepeda juga memungkinkan.
Merupakan praktek yang umum untuk merancang stasiun daur ulang yang baru
dengan kemungkinan untuk menerima 10-15 jenis bahan dan sampah
rongsokan yang berbeda, tergantung pada sarana pengolahan dan perawatan
yang tersedia serta peluang pasar, sebagai berikut:
› Kertas
› Kardus
› Plastik
› Kaca
› Aluminium dan kaleng baja
› Tekstil
› Logam besi dan lainnya
› Kayu
› Lemari pendingin, lemari pembeku, dan peralatan elektronik rumah tangga
› Produk listrik dan elektronik
› Sampah gedung – dan sisa penghancuran gedung
› Sampah taman
› Barang rongsokan yang tidak dapat didaur ulang yang akan dibuang ke TPA
dan/atau sarana pembakaran
› Sampah berbahaya rumah tangga untuk ditangani secara khusus/dibuang
Karena stasiun ditujukan untuk melayani masyarakat umum dan bisnis skala
kecil, jam buka seharusnya berada pada periode di mana pengguna memiliki
kemungkinan besar untuk mengakses stasiun. Sehingga, direkomendasikan
bahwa jam buka normal adalah siang dan jam tutup tidak terlalu malam. Setiap
hari Sabtu dan Minggu bersifat pilihan. Namun, pengalaman memperlihatkan
bahwa akhir pekan biasanya sangat sibuk.
Sulit untuk memperkirakan di awal jumlah sampah yang melalui stasiun daur
ulang yang telah direncanakan. Beberapa faktor penentunya adalah kedekatan
jarak, kemudahan untuk diakses, publisitas, tingkat kesadaran lingkungan,
kebiasaan, kemungkinan alternatif untuk pembuangan sampah, dan biaya/iuran
pengguna untuk sampah yang tidak dipilah.
Document1
84 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Kebutuhan ruang untuk sebuah stasiun daur ulang pada umumnya rata-rata
adalah satu hektar tergantung pada jumlah jenis sampah yang diterima dan
tingkat pemilahan yang dibutuhkan.
Jumlah petugas yang dibutuhkan pada umumnya 2-3 orang, tergantung pada
lamanya jam buka dan berapa hari dalam seminggu. Jika stasiun tersebut
menerima sampah berbahaya rumah tangga, seorang petugas harus selalu siaga
untuk menerima sampah jenis ini. Seorang petugas yang lain harus selalu ada
untuk memandu dan mengarahkan pengguna yang lain.
Hal di atas tadi menunjukkan contoh sebuah stasiun daur ulang yang sangat
sesuai dengan kawasan padat penduduk yang tinggal di rumah-rumah terpisah
atau semi terpisah. Kawasan dengan tingkat kepadatan gedung-gedung multi
lantai yang tinggi lebih baik dilayani dengan sarana yang lebih sederhana yang
pada dasarnya menyediakan layanan yang sama, namun dalam skala yang lebih
kecil. Ini menyiratkan bahwa sarana tersebut tidak dijaga oleh petugas dan
hanya kontainer-kontainer untuk jenis sampah dasar saja yang tersedia,
misalnya kertas/kardus, wadah kaca, dan kaleng-kaleng logam.
Pemuatan
Metode yang digunakan untuk memuat sampah dari kontainer penyimpanan ke
kendaraan pengumpul harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati karena
dampaknya terhadap biaya layanan dan kesehatan petugasnya.
Dalam situasi di mana upah buruh rendah, merupakan hal yang umum melihat
metode pemuatan sampah yang lambat, namun ini membuat kendaraan
menunggu lebih lama dan mengurangi jumlah perjalanan yang dapat dilakukan
dalam sehari, sehingga berdampak pada biaya pengumpulan setiap ton sampah,
bahkan jika upah buruh dianggap bukan merupakan hal yang penting.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 85
Pengumpulan langsung
Di beberapa kasus, kendaraan yang mengambil sampah dari titik pengumpulan
dapat membawa sampah langsung ke tujuan akhir (sarana pengolahan atau
tempat penimbunan). Ini disebut sebagai pengumpulan langsung.
Document1
86 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 87
Jenis stasiun yang akan layak untuk sebuah kota tergantung pada sejumlah
faktor, misalnya kapasitas yang dibutuhkan jika menginginkan adanya
penyimpanan sampah, jenis sampah yang diterima, jenis kendaraan
pengangkut, jenis kendaraan pemindah yang dapat diakomodasi di sarana
pembuangan, dan topografi serta akses ke lokasi pembuangan.
Document1
88 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Stasiun-stasiun ini efisien karena sampah hanya ditangani sekali saja. Namun,
beberapa ketentuan harus ditetapkan untuk penyimpanan sampah selama waktu
sibuk atau kerusakan sistem. Sebagai contoh, kelebihan sampah mungkin
dikosongkan dan disimpan sementara di sebagian kawasan tersebut. Perijinan
sarana sering membatasi seberapa lama sampah dapat disimpan di lantai
pemungutan (biasanya 24 jam atau kurang).
Kelebihan: Kekurangan:
Risiko untuk gagal berfungsi kecil karena Membutuhkan trailer yang lebih besar
peralatan hidrolik yang digunakan juga daripada stasiun pemadat
kecil
Stasiun Pemadatan
Di dalam stasiun-stasiun ini, sampah dikeluarkan dari truk pengumpul melalui
sebuah hopper dan dimasukkan ke dalam sebuah trailer tertutup melalui sebuah
pemadat. Dengan cara ini sampah dipadatkan sehingga mengurangi biaya
pemindahan.
Sebuah pemadat yang digerakkan oleh mesin hidrolik paling umum digunakan
untuk memadatkan sampah. Siklus kerja untuk unit pemadatan ini biasanya
antara 20 hingga 60 detik. Kapasitas setiap siklus pemadatan adalah antara 1
hingga 5 meter kubik, yang berarti bahwa isi kendaraan pengumpul sebanyak
20 meter kubik dapat dipadatkan dan disimpan di dalam trailer pemindah dalam
4 - 7 menit, dengan kepadatan 300 - 500 kg per meter kubik.
Jenis peralatan yang lain dapat digunakan untuk memadatkan sampah. Sebagai
contoh, baling kadang-kadang digunakan untuk rel jarak jauh dan
pengangkutan dengan truk. Bale dapat diangkut dengan truk flat-bed atau
trailer dengan konstruksi yang lebih ringan karena dinding samping dari trailer
tidak perlu menahan sampah sebab tanjakan hidrolik akan mendorong sampah
tersebut. Peralatan baling biasanya meningkatkan kepadatan sampah dari
sekitar 125 kg per meter kubik menjadi 600 - 800 kg per meter kubik. Bale
biasanya diikat dengan kawat baja atau dibungkus dengan plastik.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 89
Kelebihan: Kekurangan:
Menggunakan trailer yang lebih kecil Jika mesin pemadat gagal, tidak mungkin
daripada stasiun non-pemadatan yang mengisi muatan ke trailer
tidak dipadatkan
Document1
90 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Kebutuhan lahan untuk lokasi sebuah sarana dengan daya tampung 100.000
ton/tahun kurang lebih adalah 1,5 - 2 hektar. Kebutuhan pastinya tergantung
pada jumlah dan ukuran kendaraan pengumpul yang memasuki sarana tersebut,
kapasitas penyimpanan yang diinginkan, dan peralatan yang dipakai.
Kebutuhan staff juga tergantung pada jenis sarana dan kegiatan yang
dijalankan. Kebutuhan umum untuk stasiun pemadat adalah 3 orang ditambah
pengemudi trailer pemindahan.
Teknologi yang digunakan pada jenis stasiun pemindahan yang berbeda sudah
dikenal dengan baik dan telah dioperasikan secara menyeluruh selama
bertahun-tahun. Pada tahun-tahun belakangan ini, stasiun pemindahan sudah
menjadi umum di Eropa, dan teknologi ini berkembang sangat pesat di Amerika.
Di Denmark, beberapa stasiun pemindahan telah dibangun. Dirancang untuk
kapasitas 20.000 – 40.000 ton sampah per tahun, sebagian besar stasiun-
stasiun ini tidak dilengkapi dengan mesin pemadat.
Gambaran umum
Pengolahan sampah campuran atau yang dipisahkan sumbernya menjadi bahan
yang dipulihkan mencakup serangkaian proses unit. Sarana pengolahan sampah
semacam itudisebut Fasilitas Pemulihan Bahan (MRF). Jumlah proses yang
dijalankan tergantung pada tingkat pemisahan sumber sampah serta jenis
bahan yang akan dipulihkan.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 91
Collection &
transport of source
segregated or
mixed waste
Residuals
Pada umumnya terdapat dua jenis MRF yang berbeda: MRF “bersih” dan MRF
“kotor”. Sebuah MRF “bersih” menerima bahan-bahan "kering" campuran yang
dapat didaur ulang yang telah dipisahkan di sumbernya dari sampah perkotaan
yang dihasilkan oleh kawasan pemukiman atau perdagangan. Bahan-bahan ini
dipilah berdasarkan spesifikasinya lalu digabungkan, dicacah, dipadatkan, atau
sebaliknya disipkan untuk dikirim ke pasar.
Document1
92 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sebuah MRF “kotor” menerima aliran sampah campuran dan lalu memisahkan
bahan-bahan yang dapat didaur ulang yang ditentukan melalui sebuah
pemilahan gabungan manual dan mekanis. Bahan-bahan yang dapat didaur
ulang yang telah dipisahkan mungkin menjalani pengolahan lanjutan untuk
memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh pasar akhir, sementara itu
sisa aliran sampah campuran dikirimkan ke sarana pembuangan seperti TPA.
Ringkasan perbandingan antara MRF kotor dan MRF bersih disajikan dalam tabel
di bawah ini.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 93
Pengurangan ukuran. Ini meliputi mesin pencacah, seperti hammer mills, shear
shredders, penghancur kaca, dan penggiling kayu, yang akan mengurangi
ukuran partikel sampah. Shear shredders are also used as bag breakers.
Sebuah mesin pencacah bekerja dengan poros yang berotasi pelan (20-60 rpm).
Mesin pencacah tersebut dilengkapi dengan satu atau dua poros, dengan pisau
yang melekat. Pisau tersebut berputar berhadapan dengan sebuah sisi
pemotong. Pengurangan ukuran terjadi jika bahan terkoyak antara sisi
pemotong dan pisau (lihat gambar 36).
Document1
94 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Gambar 37 Sebuah mesin pencacah dengan dua poros dalam sebuah sarana MRF
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 95
cukup besar untuk dilalui. Sebuah contoh dari penyaring tromol dengan sampah
di dalamnya dapat dilihat di gambar 38Error! Reference source not found..
Untuk mendapatkan sebuah tingkat efisiensi 90% dalam memulihkan potensi,
waktu retensi dalam penyaring tromol maupun daerah permukaan penyaring
harus berhubungan dengan bahan muatan. Kapasitas tromol adalah rata-rata 1
t/m² permukaan tromol per jamnya.
Penyaring berayun. Dapat digunakan untuk kompos dan jenis sampah yang lain.
Penyaring berayun telah dibuktikan bebas penyumbatan. Teknik yang digunakan
pada dasarnya adalah menciptakan suatu jala yang fleksibel dari karet dan
plastik yang terpasang pada lengan ayun yang bergerak ke arah yang
berlawanan. Bukaan penyaring merupakan kotak kecil pada jala tersebut.
Gerakan lengan-lengan yang berlawanan secara otomatis menyebabkan suatu
gerakan seperti gelombang pada jala tersebut.
Document1
96 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Dari beragam jenis pengklasifikasi udara yang ada, teknologi yang paling
dominan adalah pengklasifikasi udara zig-zag dan pengklasifikasi udara berputar
(lihat Gambar 41). Pengklasifikasi udara yang lain termasuk kap penghisap,
pengklasifikasi udara lintas arus, dan pengklasifikasi airbed.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 97
A) B)
Pemisahan magnetis efektif terhadap besi dan sebagian besar baja, namun tidak
dapat memisahkan aluminium, tembaga, dan logam non-besi lainnya. Untuk
tujuan itu, pemisahan arus Eddy dapat digunakan. Proses tersebut
menggunakan sebuah medan magnetis yang sangat kuat untuk memisahkan
logam non-besi dari sampah, bagaimanapun juga seluruh logam besi telah
dihilangkan sebelumnya. Alat tersebut memanfaatkan arus Eddy untuk
menyebabkan terjadinya pemisahan. Arus Eddy merupakan arus yang diinduksi
dalam konduktor-konduktor untuk melawan perubahan influx yang
menghasilkannya. Pemisah arus Eddy dipasangkan ke conveyor belt yang
membawa sebuah lapisan tipis sampah campuran. Di ujung conveyor belt
Document1
98 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 99
Dalam hal ini, pemilahan manual berkonsentrasi pada bahan-bahan yang akan
dipulihkan, bukan pada bahan-bahan kontaminan ("pemilahan positif"). Dengan
kata lain, pelaksanaan dari rancangan pemisahan manual akan tunduk pada
keamanan dasar dan peraturan dan persyaratan terkait dengan lingkungan.
Document1
100 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
› Teknologi yang telah terbukti sesuai dengan lokasi dan sumber daya
tertentu, termasuk pendidikan dan kapasitas para karyawannya
› Karakteristik sampah dari mana bahan-bahan yang diinginkan akan
dipulihkan, yaitu apakah inputnya merupakan sampah campuran atau tidak
atau merupakan sampah yang sudah dipisahkan sumbernya
› Spesifikasi dari bahan-bahan yang dipulihkan, termasuk mutu bahan-bahan
yang dipulihkan, dijaga seperti asalnya atau ditingkatkan
› Fleksibilitas pengolahan untuk mengakomodasi perubahan di masa depan
yang potensial dalam kondisi pasar
› Efisiensi pemulihan
› Logistik, seperti pemyimpanan bahan-bahan, akomodasi kendaraan, dsb.
› Kapasitas bahan yang diletakkan melalui sistem, ketersediaannya, dan
pengulangan sistem
Suatu pemahaman yang baik mengenai kuantitas dan kualitas bahan mentah
yang akan dikirimkan ke sarana pemilahan memudahkan untuk menentukan
ukuran, jenis peralatan, jam kerja, kualitas bahan yang dipulihkan, pendapatan
yang diharapkan, dan hal-hal yang lain.
Selain tenaga kerja untuk memilah, para karyawan sebuah MRF termasuk para
operator peralatan tetap dan berputar beserta petugas pemeliharaan, dengan
jumlah petugas pemilahan mencakup hingga 50% atau lebih. Juga termasuk
manager pabrik, ahli penimbangan, petugas pembukuan, dan karyawan kantor
yang dibutuhkan.
Kebutuhan area lantai tergantung pada proses yang dipakai dan kapasitas
penyimpanan yang diinginkan, untuk bahan-bahan sampah yang masuk maupun
yang telah diolah.
Kebutuhan area lantai untuk sebuah MRF dengan kapasitas penyimpanan 2 hari
untuk sampah yang masuk dan kapasitas penyimpanan 14 hari untuk sampah
yang telah diolah dapat diperkirakan pada 15.000 m² untuk sebuah sarana
dengan kapasitas 25.000 ton/tahun (sampah yang telah dipisahkan sumbernya).
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 101
Secara umum, terdapat tiga pilihan yang mungkin akan dijalankan untuk
mencapai target-target pengurangan:
› apa yang akan dibuang ke TPA pada akhirnya – demikian juga dengan
kualitasnya
Document1
102 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
› Kompos yang dihasilkan oleh pabrik kompos dapat didaur ulang sebagai
pupuk/zat pengubah tanah jika kontaminasi diabaikan, berarti kompos
sebaiknya dibuat dari sampah yang dipisahkan sumbernya.
Untuk konteks saat ini, proses MBT dapat dibagi menjadi dua kategori utama,
pengeringan biologis atau pemilahan. Ini mengacu kepada proses awal dalam
pabrik MBT (lihat gambar 47). Tata ruang dan rancangan aktual dari pabrik
tersebut akan menentukan aliran bahan melalui pabrik dan juga jumlah (dan
mutu) bahan-bahan daur ulang, RDF, dan produk-produk residu.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 103
Ini menarik bagi pabrik-pabrik MBT yang didirikan untuk menghasilkan bahan
bakar padat hasil pemulihan (SRF) sebagai output mereka karena
menghilangkan kelebihan kelembaban dari sampah yang masuk memfasilitasi
pengolahan mekanis dan meningkatkan potensi pemanfaatan panas. Sehingga
terdapat ketertarikan yang tinggi terhadap pabrik MBT dengan pengeringan
biologis: 20 referensi komersial saat ini beroperasi di Eropa, dengan keseluruhan
kapasitas lebih dari 2.000.000 ton setiap tahunnya.
Document1
104 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sejumlah terbatas cairan lepas mungkin mengalir melalui matriks sampah dan
dikumpulkan di dasar reaktor pengeringan biologis sebagai lindi.
Pemilahan dalam MBT pengeringan biologis sering terbatas pada memilah logam
dengan mekanisme magnetis dan arus Eddy.
Hasilnya adalah:
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 105
› RDF yang akan digunakan dalam pembangkit WtE atau di tempat lain
› Bahan-bahan yang dapat didaur ulang (seperti logam)
› Produk-produk residu (bahan-bahan lembam untuk TPA)
Hasilnya serupa dengan hasil dari pendekatan yang pertama, namun dengan
tambahan produk kompos dan penekanan yang lebih pada bahan-bahan yang
dapat didaur ulang, juga lebih sedikit RDF.
*Konsep Cilacap
Document1
106 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Masukan Sampah
AD khususnya sesuai dengan sampah organik dengan kandungan kelembaban
tinggi seperti sampah dapur dan sisa makanan dan yang seperti itu dapat
melengkapi pengolahan aerobik (pembuatan kompos), yang sangat sesuai untuk
sampah-sampah yang kasar dan berstruktur, seperti potongan semak-semak
dan puing-puing dari halaman yang lain. Teknologi tersebut juga dapat
digabungkan dengan sistem pemilahan mekanis untuk memproses sampah
perkotaan campuran yang merupakan residu (untuk MBT lihat bagian di above).
Prinsip-prinsip umum diperlihatkan dalam gambar di bawah ini.
Residuals Biogas
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 107
Keseimbangan massa bergantung pada konsep pabrik, termasuk pra- dan pasca
pengolahan. Selain itu metodologi pengumpulan, misalnya penggunaan kantung
sampah di rumah tangga dan mutu sampah yang dikumpulkan juga memainkan
peranan penting.
Lebih lanjut, proses biokimia dapat dibagi ke dalam suhu di mana proses
tersebut beroperasi baik di bawah suhu mesofilik atau termofilik. Kedua proses
basah dan kering dijabarkan di bawah dengan mempertimbangkan suhu dan
satu langkah atau multi langkah.
Document1
108 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
sepenuhnya diekstraksi dari ujung lainnya. Teknologi kering dapat berisi tangki-
tangki vertikal atau horisontal. Tangki-tangki vertikal mengandalkan gaya
gravitasi untuk menggerakkan bahan-bahan melalui sistem, sebaliknya sistem
horisontal menggunakan bor khusus atau penghalang. Sebuah keuntungan
potensial dari sistem kering ini adalah bahwa sistem ini dapat mentoleransi
tingkat kontaminan fisik yang tinggi.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 109
Biogas
Biogas yang dihasilkan selama pengolahan anaerobik sebagian besar terbentuk
dari metana (umumnya dalam rentang antara 62 – 65% volume) dan karbon
dioksida, begitu juga gas-gas lain dalam jumlah yang lebih kecil termasuk
hydrogen sulfida.
Produksi kotor, per ton sampah basah (VS = 20-25%) 120-160 Nm³ biogas
Document1
110 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Biaya
Perhitungan ekonomi dibagi ke dalam tiga kategori:
CAPEX. Meliputi peralatan mekanis, pekerjaan sipil, dan biaya-biaya lain terkait
dengan investasi seperti perijinan, dsb.
OPEX tetap. Ini meliputi pembelanjaan tetap yang langsung tergantung pada
biaya terkait pengolahan sampah. Pengeluaran ini termasuk pemeliharaan, gaji
untuk tenaga kerja buruh dan manajemen.
OPEX tidak tetap. Ini mencakup pengeluaran yang beragam per ton sampah
yang diolah. Ini merupakan biaya-biaya terkait dengan pengolahan seperti zat-
zat tambahan yang dibutuhkan ketika proses berlangsung, seperti air, air
limbah, angkutan untuk bahan-bahan yang dibuang, angkutan untuk bahan-
bahan hasil cerna, dsb.
Teknologi ini layak dalam skala besar saja. Sebuah perkiraan mencakup
pekerjaan sipil, bangunan, dan peralatan disajikan dalam tabel di bawah ini
dengan biaya operasional.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 111
Rentang Unit
Document1
112 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Ketika windrow diputar, panas dilepaskan sebagai uap ke atmosfer. Jika bagian
dalam windrow memiliki tingkat oksigen yang rendah, bau akan terjadi ketika
bagian windrow ini terpampang ke udara.
Lindi adalah cairan yang dilepaskan selama proses pembuatan kompos, dan
dalam prakteknya setiap kegiatan pembuatan kompos akan menghasilkan
sedikit lindi. Kolam lindi merupakan hasil dari pemeliharaan yang buruk dan
dapat menjadi tempat berkembang biak lalat, nyamuk, dan menyebabkan bau.
Jika dikelola dengan salah, lindi dapat mencemari air tanah dan air permukaan
dengan kelebihan nitrogen dan zat pencemar lainnya. Untuk alasan ini, lindi
harus ditampung dan diolah.
Bau dapat juga dihasilkan jika bahan baku yang belum diproses atau telah
diproses yang mengandung bahan-bahan yang mudah membusuk telah
disimpan dalam waktu yang lama. Udara yang dikeluarkan dari bahan-bahan
pembuatan kompos biasanya hangat dan hampir selalu mengandung sejumlah
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 113
besar kelembaban. Udara ini mungkin bersifat korosif dan dapat mempengaruhi
peralatan dan gedung. Selama bulan-bulan musim dingin, jika suhu di luar
ruangan rendah, gas pembuangan akan memadat, mempengaruhi
pemandangan sekitar dan mungkin juga sistem kelistrikan.
Document1
114 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sebuah sistem tertutup mungkin disukai karena kondisi iklim, kebutuhan untuk
mitigasi dampak visual, atau kendali yang lebih baik terhadap terjadinya
keributan di luar lokasi, dan dampak kesehatan. Sistem in-vessel dapat
menghasilkan produk akhir dalam jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan
pembuatan kompos dengan windrow.
Sistem in-vessel, seperti teknologi drum atau dipan bergoyang, atau sistem
teknis yang tertutup dalam sebuah gedung, membutuhkan peralatan yang lebih
rumit. Sistem-sistem ini harus dirancang dengan ketepatan tinggi, padat modal,
dan membutuhkan pengelolaan dari hari ke hari karena sistemnya yang
otomatis. Sistem ini juga menggunakan sejumlah besar listrik. Kegiatan dan
pemeliharaan yang terus-menerus merupakan hal yang sangat penting dan
tidak mentoleris kesalahan dibandingkan pendekatan yang lebih pasif. Mesin
sering membutuhkan akses ke peralatan dan suku cadang khusus yang biasanya
harus dibuat dan diantarkan dengan harga yang tinggi. Sarana prasarana untuk
pembuatan kompos in-vessel dapat dirancang untuk kondisi iklim tertentu dan
mungkin tidak dapat diterapkan secara universal. Di sisi lain, sistem ini
menuntut lebih sedikit ruang dan dapat menghasilkan kompos akhir dalam
waktu lebih singkat.
Sistem aerasi biasanya dipasang di lantai reaktor, dan dapat menggunakan suhu
dan/atau oksigen sebagai variabel kontrol. Sistem dengan gerakan dan
kedalaman tatakan kurang dari dua sampai tiga meter dianggap efektif terkait
dengan heterogenitas sampah perkotaan yang telah dipisahkan sumbernya.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 115
Document1
116 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Biaya modal (untuk Biaya peralatan dan prasarana Sedang sampai tinggi
aliran bahan yang sama) rendah sampai sedang tergantung pada jenis reaktor
Kemudahan penerapan Tidak sulit untuk dioperasikan Lebih sulit untuk dioperasikan
dan ketahanannya
(setelah pelatihan) Dapat mengakomodasi banyak
jenis bahan dalam satu sistem
Persyaratan rancangan Kebutuhan lahan yang tinggi Kebutuhan lahan yang lebih
Mengakomodasi volume yang rendah
fleksibel Fleksibilitas volume yang
Lebih selektif dalam hal lokasi terbatas
dan rancangan awal karena Lebih sedikit hambatan dalam
dampak di lokasi dan di luar memilih lokasi karena
lokasi yang memungkinkan pengendalian yang telah
terpasang untuk dampak di
lokasi dan di luar lokasi
Prakarsa dan Dapat diprakarsai dan dikelola Tingkat teknologi dan peralatan
pengelolaan oleh pemerintah kota, biasanya menuntut keterlibatan
perorangan, petani, LSM, PKM, pemerintah kota dan pemasok
organisasi masyarakat, UKKM internasional
atau kelompok formal atau
informal
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 117
bukan hanya karena biayanya, namun juga karena sampah biasanya memiliki
nilai kalori yang rendah karena kandungan kelembabannya yang tinggi dan
pengambilan sampah dan plastik sebelumnya oleh para pemulung. Jika sampah
memiliki nilai kalori yang terlalu rendah, perlu menambahkan bahan bakar
(biasanya minyak) agar sampah tetap terbakar, dan jika suhu terlalu rendah,
kemungkinan akan menyebabkan pencemaran udara yang tidak dapat diterima
dan kerusakan pada insinerator.
Document1
118 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Jenis insinerator paling umum adalah jenis moving grate and fluidized bed. Satu
hal yang utama dalam perbedaan antara kedua sistem ini adalah kebutuhan
untuk pra-pengolahan. Moving grate dapat membakar sampah tanpa pra-
pengolahan, sedangkan teknik fluidized bed membutuhkan pra-pengolahan
tingkat tinggi dalam bentuk pemilahan dan pencacahan.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 119
Document1
120 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
seharusnya dirancang dengan volume yang besar dan tinggi agar supaya
seluruh proses dan reaksi dalam gas buang berakhir sebelum mencapai dinding
tungku uap yang tidak terlindungi. Selain itu, ukuran, isi, dan geometri tungku
harus memperkecil risiko penimbunan bara dan abu yang menempel di dinding
tungku, yang membutuhkan muatan tungku termal yang cukup rendah serta
kecepatan gas buang relatif yang rendah di dalam tungku.
Abu dasar meninggalkan tungku melalui pemadan yang diisi air dan dapat
dipilah ked lam logam besi, logam non-besi, dan berbagai ukuran bahan-bahan
lembam untuk digunakan kembali.
Gas-gas buang didinginkan di dalam tungku uap melalui radiasi dan konveksi.
Setelah meninggalkan ketel, gas-gas buang tersebut melalui sistem
pembersihan gas buang.
Gas-gas buang harus diolah dalam sistem pembersihan gas buang sesuai
dengan salah satu dari tiga prinsip berbeda berikut ini, dan harus mematuhi
peraturan nasional.
› Sistem basah
› Sistem kering, atau
› Sistem semi kering
Tabel 39 Standar emisi Uni Eropa dan Indonesia untuk pembakaran sampah.
Konsentrasi emisi gas buang pada 11% O2, gas buang kering, parameter
terpilih (kondisi standar)
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 121
Document1
122 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Keseimbangan energi
Sebuah keseimbangan energi dari pabrik pembakaran modern pada umumnya
terlihat dalam gambar di bawah ini.
Sebagaimana dapat dilihat dari gambar, hanya sekitar 20% energi yang
terdapat dalam sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai listrik dalam grid.
Sisa energi lainnya hilang sebagai panas, atau dikonsumsi secara internal.
Keseimbangan energi tergantung pada teknologi yang dipilih (tungku/ketel,
turbin/generator, dan rancangan pembersihan gas buang) dan jika ada pasar
untuk memanfaatkan panas. Dengan produksi gabungan panas dan listrik,
pabrik mungkin memanfaatkan sebanyak 80% dari kandungan energi terdapat
dalam sampah.
Keseimbangan massa
Proses pembakaran umumnya akan menyebabkan produk-produk akhir berikut
yang ditampilkan dalam prosentase (berdasar berat) dari sampah yang masuk
sebagaimana diperlihatkan dalam tabel di bawah ini. Dalam istilah volumetrik,
sampah dikurangi hingga kurang lebih 10% dari volume asalnya.
Masukan Hasil
Sampah 1000 kg Abu dasar (bara) 200 kg
Udara pembakaran 5.500 Nm³ Gas buang 6.500 Nm³
Air 800 kg (0.8 m³) Air limbah 300 kg (0,3 m³)
Bahan-bahan kimia 2,3 l Baham lembam 100 kg
Batu kapur 0,7 kg Produk residu 20 kg
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 123
Biaya-biaya
Sebuah contoh perkiraan biaya untuk sebuah insinerator dengan kapasitas
300.000 ton/tahun diberikan dalam tabel di bawah. Harus digarisbawahi bahwa
teknologi dan pembuat seluruh peralatan tersebut adah negara Asia (terutama
Tiongkok), dengan harga patokan untuk tahun 2017.
OPEX termasuk:
Pemeliharaan meliputi:
Document1
124 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Tabel 41 Perkiraan CAPEX untuk sebuah insinerator grate dengan kapasitas 300.000
ton/tahun
Pabrik di atas dibangun dengan asumsi nilai kalori sampah 8 GJ/ton. Saat ini itu
bukanlah hal yang terjadi dengan Semarang, oleh karena itu pemilahan/pra-
pengolahan sampah tambahan harus disertakan dalam pabrik untuk
menghilangkan sebanyak mungkin bagian sampah yang basah/tidak mudah
terbakar.
Selain itu, sebuah asumsi juga telah dibuat bahwa tidak ada biaya akrual untuk
pembuangan abu dasar (namun biaya untuk pembuangan abu terbang telah
dimasukkan). Jika abu dasar dibuang di sebuah TPA, itu biasanya membutuhkan
biaya. Jika dibuang dengan cara lain, misalnya untuk menimbun, pembangunan
jalan, atau cara lain, mungkin akan bebas biaya.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 125
Untuk sebuah sarana berkapasitas 300.000 t/th yang beroperasi pada kapasitas
penuh, biaya bersih akan berjumlah Rp (955.000 – 449.000) per ton = Rp
506.000 per ton sampah, yang harus dianggap sebagai iuran pembuangan
sampah (gate fee). Dengan biaya modal = 0, biaya tersebut akan hampir
menyeimbangkan pendapatan, kurang dari Rp 44.400/ton.
Fluidized bed
Sementara teknologi pembakaran mass burning (pembakaran massal) saat ini
merupakan yang termudah dan bentuk pembakaran sampah paling umum,
pembakaran fluidized bed juga merupakan sebuah kemungkinan. Teknologi ini
digunakan secara luas dan diuji secara menyeluruh serta telah memenuhi
tuntutan performa teknis. Hal itu berdasarkan pada sebuah prinsip di mana
partikel padat yang dicampur dengan bahan bakar dicairkan dengan udara.
Salah satu keuntungan dari pembakaran sampah dalam sebuah fluidised bed
adalah bahwa abu dasar (bara) bersifat lebih lembam dibandingkan dengan
teknologi pembakaran massal tradisional. Oleh karenanya, abu dasar lebih dapat
diterima oleh lingkungan dan dapat digunakan dalam sejumlah proyek di mana
bara pembakaran massal tidak dapat digunakan.
Karena suhu pembakaran yang lebih rendah, formasi NOx diminimalisir, namun
bahan tatakan memerlukan udara pembakaran yang banyak untuk memastikan
Document1
126 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
itu tidak akan luruh. Oleh karena itu, jumlah gas buangnya lebih tinggi
dibandingkan dengan pembakaran massal, namun sebaliknya pemulihan energi
dan pengolahan gas buang dapat dibandingkan dengan teknologi pembakaran
massal. Perbedaan utama adalah konsentrasi debu yang tinggi dalam ketel dan
penyaring debu untuk sistem fluidised bed sebagai hasil dari teknik fluidisasi dan
udara pembakaran.
Sebuah kerugian utama dari fluidized bed untuk pembakaran sampah adalah
proses ini biasanya menuntut adanya pra-pengolahan sampah sebelum masuk
ke sistem fluidized bed sehingga membutuhkan beberapa persyaratan yang
agak ketat mengenai ukuran, nilai kalori, kandungan abu, dsb. Karena
komposisi sampah perkotaan yang umumnya heterogen, maka akan sulit untuk
menghasilkan bahan bakar yang sesuai dengan persyaratan yang diberikan
tersebut.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 127
Gambar 62 Keseimbangan massa yang umum untuk sebuah insinerator fluidized bed
Evaluasi umum
Insinerator dapat mengurangi volume sampah hingga 95%. Ini berarti bahwa
walaupun pembakaran tidak sepenuhnya menggantikan penimbunan sampah di
TPA, ini mengurangi volume yang akan dibuang secara signifikan. Hal ini yang
membuatnya populer di negara-negara di mana lahan merupakan sumber daya
yang langka atau negara-negara dengan kondisi geo-hidrologis yang kurang
menguntungkan untuk penimbunan sampah di TPA.
Document1
128 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sampah yang dicacah kasar diubah di dalam sebuah reaktor yang biasanya
dioperasikan di bawah tekanan atmosfir atau lebih rendah. Dengan ketiadaan
oksigen sampah diubah pada suhu 500-800oC dengan konversi termokimia,
yaitu penyulingan destruktif, thermo-cracking, dan kondensasi ke dalam
hidrokarbon (gas dan minyak/tar) dan residu padat yang mengandung karbon,
abu, kaca, dan logam. Jika suhu proses adalah 500oC atau lebih rendah, proses
ini disebut sebagai thermolisis.
Pirolisis dapat secara potensial menangani jumlah sampah yang serupa dengan
yang ditangani pabrik WtE. Akan tetapi pengalaman yang terbatas dengan
teknologi yang terbaru, terutama ketika diterapkan pada sampah perkotaan, itu
berarti bahwa kemungkinan seperti itu masih jauh sekali. Tanpa hasil dari
produk arang yang dapat terbakar, proses ini tidak hemat energi seperti WtE.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 129
Elemen Prosentase
Residu 10%
Residu tersebut meliputi bahan unorganik yang tidak terurai. Tergantung pada
teknologi yang diterapkan, emisi berikut dapat terjadi: Emisi gas, seperti PAH,
HCl, HF, SO2, NOx, CO, debu (tergantung pada sistem pembersihan), bau,
keributan, dan air limbah.
Secara umum outputnya berupa gas yang sesuai untuk tempat pembakaran,
pembangkit listrik berbasis siklus uap, pemanasan distrik, atau untuk
pengeringan. Proses tersebut juga menghasilkan arang (karbon dan abu).
Mengacu kepada catatan pabrik-pabrik yang lebih kecil, metode ini dianggap
layak secara teknis dan lebih sesuai untuk pengolahan aliran sampah yang
seragam seperti sampah dari industri tertentu atau sampah pertanian. Catatan
mengenai pengolahan dalam jumlah besar sampah perkotaan terbatas hanya
pada beberapa pabrik besar dengan skala penuh (contohnya di Jerman).
Kelebihan Kekurangan
Dapat disesuaikan dengan pengolahan aliran Sampah harus dicacah atau dipilah
sampah tertentu sebelum memasuki unit pirolisis agar
tidak menghalangi blok pengumpan
dan sistem pengangkutan.
Retensi logam berat yang lebih baik Residu padat mengandung sekitar 50-
dibandingkan di dalam abu dari pembakaran. 60% nilai kalori bahan bakar utama
Untuk pirolisis pada 600oC: (100% Krom, 95% (sampah perkotaan) yang
Tembaga, 92 % Timbal, 89% Seng, 87% Nikel, bagaimanapun juga akan
dan 70% Kadmium – Air raksa hanya sebagian dimanfaatkan di zona pembakaran
berikutnya (sarana pengolahan
sampah menjadi energi/gasifikasi).
Document1
130 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Peluruhan logam berat dari deposisi bagian Biaya pemrosesan yang tinggi
padat sangat rendah untuk Kromium dan
berkurang hingga 20% untuk Kadmium dan
Nikel.
4.5.6 Gasifikasi
Sebuah gasifier memanaskan sampah dengan suhu hingga melebihi 1000oC
dalam atmosfir yang kekurangan oksigen agar terjadi pembakaran sampah yang
tidak sempurna. Ini akan menghasilkan gas yang disebut syngas, yang akan
digunakan sebagai bahan bakar. Aliran gas berisi karbon monoksida, hydrogen,
dan metana. Komposisi gas yang tepat ditentukan oleh suhu, rasio karbon yang
tepat, hydrogen dan oksigen pada saat dimasukkan, dan jumlah udara yang
digunakan untuk proses. Kandungan udara dan air dapat disesuaikan untuk
mendapatkan komposisi gas yang diinginkan.
Jika gas tersebut digunakan langsung dalam sebuah mesin piston, efisiensi 85
persen dalam gasifier dan 35 persen dalam mesin akan dapat diperoleh dari
sampah asal. Ini menghasilkan efisiensi keseluruhan sebesar 30 persen.
Sebagian energi asal digunakan dalam proses menghasilkan panas dan dapat
dipulihkan dari gas sebelum pembakarannya. Pembakaran gas yang tidak
didinginkan menjaga energi ini tetap dalam sistem, namun ketika suhu melebihi
1000oC, gas menjadi terlalu panas untuk masuk ke mesin dan terlalu panas
untuk dimampatkan untuk menuju ke turbin gas.
Gasifikasi, seperti pirolisis, bukan merupakan teknologi yang umum, tapi mulai
mendapatkan perhatian. Gasifikasi sampah yang diikuti dengan pembakaran
segera menyediakan sebuah sarana pembangkit uap yang efektif. Suhu uap
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 131
dapat lebih tinggi dari yang diperoleh di pembakaran langsung dan hasilnya
produksi listrik yang lebih efisien dapat diwujudkan.
Sebuah bentuk khusus gasifikasi dapat dilihat di mana plasma listrik digunakan
untuk menjadikan input gas, namun komposisi gas yang dihasilkan masih
dipengaruhi oleh faktor komposisi input yang sama dan faktor suhu
sebagaimana oksidasi langsung digunakan untuk menghasilkan panas.
Collection &
Transport of Screenings
MSW Disposal, Recycling Metals
Elemen Prosentase
Residu tervitrifikasi (bara mineral) 20 - 30%
Gas dan cairan 80 - 90%
Residu 0-10%
Perlu dicatat bahwa sifat dari proses ini adalah bahwa ketika mengolah sampah
perkotaan, sebuah tingkat pra-pengolahan baik itu dalam bentuk produksi RDF
maupun penyaringan biasanya dibutuhkan. Proses ini memerlukan bahan yang
mengandung karbon dalam jumlah banyak di dalam bahan baku untuk
mendapatkan efisiensi yang bagus karena bahan padat yang tidak bereaksi dapt
mengurangi panas yang tersedia untuk proses. Oleh sebab itu, menyingkirkan
benda-benda berukuran besar dan yang dapat didaur ulang merupakan hal yang
menguntungkan.
Document1
132 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Abu yang dihasilkan mengandung sedikit residu karbon yang setara dengan
yang ditemukan dalam abu insinerator. Dengan gasifier suhu tinggi, abu sering
luruh dan dibuang sebagai kaca kedap pada umumnya.
Panas disediakan dan dapat digunakan, dengan cara yang sama dengan untuk
pirolisis atau pembakaran, untuk produksi uap dan listrik berikutnya.
Satu hal adalah tidak perlunya pembersihan gas buang yang ekstensive yang
mungkin dilakukan pada syngas dibanding volume pembersihan gas buang yang
lebih banyak dalam pembakaran.
Hal lainnya adalah listrik mungkin dihasilkan dalam mesin dan turbin gas, yang
lebih murah dan lebih efisien daripada siklus uap dalam insinerator
menggunakan pembakaran massal.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 133
Kelebihan Kekurangan
Document1
134 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Teknologi Apakah telah terbukti? Biaya Pengalihan TPA Mutu masukan Risiko hasil
pengolahan
MBT - Ya, banyak sarana I: Sedang Rendah – tanpa Pengurangan Pasar RDF
aerobik serupa O: Tinggi RDF ukuran Mutu bahan-
10 tahun R: Negatif Sedang - dengan Bahan bahan daur ulang
Terbukti RDF struktur/serat Kompos ke TPA
Biaya diperkirakan menurut investasi (I), biaya operasional (O), dan pendapatan potensial
(R)
Seluruh jenis sampah kecuali sampah berbahaya dapat dibuang ke TPA sehat,
yang ditandai dengan karakter mengandung bahan organik yang tinggi,
menghasilkan produksi besar-besaran gas TPA dan lindi.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 135
Landfill gas
Registration Unloading
and Control
Compaction
Final Daily or
Cover/closure intermediate
cover
Leachate
Dalam TPA sehat, kondisi anaerobik (ketiadaan oksigen) akan dengan cepat
tercapai di dalam onggokan sampah yang ditimbun, mengakibatkan penguraian
biologis bahan-bahan organik yang lambat terjadi. Sebagai hasil dari gas TPA
yang terurai, biasanya mengandung sekitar 55% metana, 45% karbon dioksida,
dan lebih dari seratus jejak senyawa gas dihasilkan. Membutuhkan waktu 50
tahun dan di beberapa kasus bahkan lebih sebelum stabilisasi sampah organik
tercapai dan produksi gas TPA berhenti. Namun demikian, bagian utamanya
dihasilkan selama 10 hingga 20 tahun pertama setelah penimbunan.
Document1
136 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Air hujan meresap melalui sampah yang ditimbun yang mempengaruhi laju
penguraiannya dan melarutkan konstituen yang mudah larut, proses ini disebut
leaching (peluruhan). Hasil dari lindi (cairan yang membawa hasil peluruhan)
adalah limbah cair kekuatan tinggi, yang kemudian dikumpulkan dan diolah.
Konsentrasi beragam zat pencemar dalam lindi berkurang seiring waktu, namun
itu terjadi dengan kecepatan yang berbeda. Untuk senyawa organik, dibutuhkan
sekitar 30 tahun untuk lindi mencapai mutu yang dapat diterima untuk
pembuangan langsung ke lingkungan. Dalam kasus senyawa unorganik seperti
logam berat, dibutuhkan lebih dari 100 tahun.
Konsep rancangan untuk sebuah TPA khusus tergantung pada komposisi dan
jumlah sampah yang diterima di lokasi, lokasi TPA, dan kondisi alami lokasi
tersebut. Komponen bangunan utama TPA dijelaskan secara singkat berikut ini.
Sebuah sistem pengumpulan lindi memindahkan lindi yang terkumpul dari alas
pembatas dan mengirimnya ke tempat pengolahan. Pada dasarnya, sistem itu
terdiri dari pipa drainase yang dipasang di parit drainase yang berisi kerikil,
yang dibangun di pembatas alas. Dengan bantuan gaya gravitasi, lindi dalam
pipa drainase mengalir menuju sumur pengumpulan vertikal, yang dibangun di
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 137
bagian terendah dari bagian penimbunan. Dari sini, lindi selanjutnya diangkut ke
tempat pengolahan melalui pipa pengumpulan.
Sistem pengalihan dan pengumpulan air permukaan mencegah aliran masuk air
permukaan dari kawasan sekitar ke TPA yang memperkecil banyaknya lindi yang
harus dikumpulkan. Ini dibangun seperti saluran berpipa atau lebih sering
terbuka di perifer TPA. Air yang dikumpulkan dibuang ke perairan setempat.
Setelah TPA diisi hingga tingkat yang direncanakan, sampah ditutup dengan
beberapa lapisan bahan yang berbeda disebut top cover (penutup atas).
Sedikitnya lapisan tersebut harus terdiri dari lapisan bunga tanah, yang
memungkinkan vegetasi, dan lapisan tanah bawah, yang menyediakan
pemisahan fisik antara sampah dengan lingkungan sekitar. Selain itu, lapisan
drainase dan/atau lapisan penghalang dapat didirikan. Lapisan drainase
mengurangi inflitrasi ke dalam sampah, sedangkan lapisan penghalang
digunakan sebagai pengendali migrasi gas TPA. Lapisan pengumpul gas
dipasang jika produksi gas yang signifikan diharapkan.
Ketika produksi gas TPA sangat tinggi sehingga dibutuhkan pelepasan minimum,
sumur pengumpulan gas vertikal atau horisontal dipasang. Umumnya, itu
berupa parit dan/atau lubang yang diisi kerikil.
Tanah atau bahan-bahan yang lain yang sesuai digunakan untuk penutup atas
dan tengah TPA sehari-hari. Untuk penutup harian, biasanya berjumlah rata-rata
10% (berat) sampah yang ditimbun dan kurang-lebih 10-15 cm tebalnya.
Dampak lingkungan
Sebagian besar permasalahan jangka panjang yang penting terkait TPA
berhubungan dengan produksi air yang tercemar (lindi) dan produksi gas yang
mudah terbakar.
Lindi dari TPA sehat kaya akan nutrisi, karbon organik, ammonia, klorida, logam
berat, dan senyawa lain yang dapat larut yang ada dalam sampah. Lindi ini
memiliki potensi dasar untuk mencemari air tanah dan air permukaan jika bocor
ke lingkungan sekitar.
Document1
138 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
vegetasi lokal. Migrasi gas yang tak terkendali dapat juga berakibat akumulasi
gas dalam struktur pada atau dekat lokasi yang menyebabkan bahaya ledakan.
Dampak lokal, seperti air yang tidak terserap tanah, debu, sampah, keributan,
dan hama hanya terjadi selama fase operasional.
Gambar 67 Sebuah TPA saniter yang dikembangkan. Setelah pemasangan lapisan pasir
pelindung di atas alas pembatas, sarana tersebut siap menerima sampah
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 139
Zona TPA akan mencakup sebuah jalan akses perimeter, jalan akses mesin
pemadat, sebuah sarana pengolahan lindi, dan sistem suar gas. Ketika
penimbunan berlangsung, lereng-lereng yang landai akan dibangun untuk
memungkinkan kendaraan-kendaraan pengumpul dan kendaraan-kendaraan
pengangkut mencapai zona bongkar muat. Sebuah mesin pemadat akan
digunakan untuk meningkatkan kepadatan sampah yang dikubur. Setiap sel
akan dilengkapi dengan sistem pengumpulan lindi. Sistem pengumpulan lindi
terdiri dari sebuah lapisan drainase di mana pipa-pipa pengumpulan lindi
dipasang. Sistem tersebut akan dipasang sebelum pengoperasian sel dimulai.
Sistem pengumpulan lindi akan mengangkut lindi ke sarana pengolahan lindi
untuk diolah. Sistem suar gas akan digunakan untuk menyalakan gas yang
dihasilkan oleh sampah yang ditimbun selama proses fermentasi. Gas akan
dikumpulkan oleh sebuah sistem pengumpulan biasanya terdiri dari sumur dan
pipa-pipa penghubung. Sistem pengumpulan gas akan dipasang terutama
selama operasi dan selama fase penutupan. Sistem pengumpulan gas
memungkinkan gas yang dihasilkan diantarkan ke sistem suar gas.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh sebuah TPA adalah pengelolaan air dan
gas yang berasal dari penguraian bagian-bagian organik sampah, namun juga
air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin bersentuhan dengan
sampah yang disimpan. Sistem untuk pengendalian dan pencegahan sebagian
besar berlokasi di perbatasan TPA (misalnya, sistem pembatas, sistem
pengumpulan lindi, dan sistem penutup) namun juga di dalam dan di sekitar TPA
(sistem pengumpulan gas, sistem air permukaan, atau sistem pengendalian).
Document1
140 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Air tanah. Tinggi air tanah harus ≥ 1,0 m di bawah lapisan penutup.
Sistem penangkapan dan pengolahan lindi. Sebuah lapisan drainase setebal 0,5
m di dasar, pipa-pipa drainase untuk mengangkut lindi ke sarana pengolahan
lindi (LTP).
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 141
› 0,5 m lapisan penutup sementara dan lapisan drainase gas dari tanah
lembam (20 cm lapisan drainase gas, 30 cm lapisan penutup sementara)
› 0,5 m lapisan penutup sementara dan lapisan drainase gas dari tanah
lembam (30 cm lapisan drainase gas, 30 cm lapisan penutup sementara)
Sistem ekstraksi gas. Sistem ekstraksi gas akan terdiri dari sumur vertikal dan
pipa-pipa horisontal untuk mengumpulkan gas untuk dimanfaatkan atau
dinyalakan.
Pengolahan lindi TPA. Salah satu fitur utama dari TPA sampah perkotaan adalah
pengelolaan lindi. Lindi harus dikendalikan dan diolah untuk memastikan bahwa
itu tidak akan berakhir di simpanan air tanah atau badan air permukaan dan
menyebabkan dampak pada lingkungan. Solusi termudah mungkin dengan
meresirkulasi lindi kembali ke permukaan TPA, mengurangi volume yang
dibutuhkan untuk penyimpanan/pengolahan lindi, dan membiarkankan
penguraian sampah yang lebih cepat di TPA. Namun, resirkulasi tidak dapat
menggantikan pengolahan dan pelepasan lindi karena zat pencemar non-organik
akan tetap tinggal dalam badan sampah, sehingga memperpanjang periode
perawatan pasca penutupan hingga lebih dari 30 tahun.
Biaya-biaya
Biaya-biaya pengembangan untuk TPA sehat tergantung pada banyak faktor.
Beberapa permasalahan eksternal adalah:
Document1
142 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
› situasi air permukaan dan air tanah (tingkat tabel air) dan kondisi iklim
(hujan, suhu)
› Sarana apa saja yang diperlukan atau diinginkan ada di TPA, seperti sarana
pemilahan, sarana pemanfaatan/pengubahan, pusat keramaian publik
Namun, faktor-faktor ini sebagian besar ditentukan oleh sifat dan karakteristik
sampah yang direncanakan akan disimpan di TPA. Misalnya, limbah berbahaya
memerlukan perangkat-perangkat perlindungan yang lebih ketat dibandingkan
dengan sampah perkotaan normal, dan relatif bersih juga lembam bentuknya,
dan sampah pemusnahan gedung membutuhkan lebih sedikit.
Biaya operasional juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Antara lain meliputi:
selain tingkat harga umum lokal (misalnya, biaya tenaga kerja, bahan bakar).
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 143
CAPEX: 5 Euro (Rp 80.000) per m³ kapasitas total untuk keseluruhan TPA
termasuk seluruh sel, fasilitas-fasilitas umumnya, pengolahan gas dan lindi,
peralatan bergerak, biaya-biaya penutupan dan perawatan pasca penutupan.
OPEX: 6 Euro (Rp 96.000) per ton sampah yang disimpan, termasuk biaya
pengolahan lindi.
Perlu dicatat bahwa biaya-biaya ini sangat tergantung pada lokasinya dan biaya-
biaya aktual juga akan mencerminkan tingkat harga umum di negara tertentu.
Document1
144 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 145
Akan tetapi, hanya sebagian kecil dari target umum tersebut yang termasuk
dalam perencanaan pengelolaan sampah tingkat nasional, regional, dan
lokal. Karena ketiadaan tujuan dan target konkret pada tingkat lokal, maka
perlu dipertimbangkan strategi alternatif pada tingkat ini. Strategi-strategi ini
menggantikan tujuan dan target konkret yang diadaptasi dari rencana
pengelolaan sampah pada tingkat yang lebih tinggi. Bab ini menyajikan empat
strategi alternatif.
Document1
146 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Aliran sampah masa depan merupakan fungsi dari timbulan sampah masa depan
serta persyaratan/target pengolahan sampah dan daur ulang yang telah
ditetapkan oleh, misalnya, peraturan perundang-undangan dan rencana
pengelolaan sampah. Selain itu, hal tersebut juga merupakan fungsi dari
langkah-langkah teknis (sistem pengumpulan, pembuangan, dan pengolahan)
yang dilakukan demi memenuhi target.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 147
pengumpulan sampah, kapasitas TPA yang bersih dan sehat, serta fasilitas
pengolahan lanjutan. Hal tersebut terdiri dari fasilitas Pengolahan Biologis
Mekanis (MBT) dan pembakaran sampah yang termasuk sebagai elemen sistem
pengelolaan sampah terpadu. MBT akan memproses sampah hingga
menghasilkan pemulihan dan pengalihan sampah secara optimal. Terdapat
beberapa cara konfigurasi MBT, misalnya, dengan atau tanpa menghasilkan
bahan bakar dari sampah (RDF), beragam cara untuk mengklasifikasikan dan
memilah sampah daur ulang (misalnya, sepenuhnya secara mekanis atau
sebagian secara manual), beberapa cara untuk melakukan proses biologis
(misalnya, pembuatan kompos anaerobik atau aerobik), dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, agar dapat menghasilkan daya listrik serta pengalihan sampah
yang optimal dari tempat pembuangan akhir, fasilitas ini mencakup produksi
RDF untuk insinerasi serta produksi biogas. Kedua elemen tersebut berperan
dalam mengolah sampah menjadi energi. Selain itu, terdapat pula fasilitas
pengomposan untuk menghasilkan produk kompos yang dapat dijual, sehingga
dialihkan dari tempat pembuangan akhir, atau - jika hal tersebut gagal –
digunakan sebagai lapisan teratas di tempat pembuangan akhir, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Dalam skenario tersebut, konfigurasi berikut ini yang diterapkan untuk MBT:
Document1
148 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Analisa pada aliran sampah menunjukkan dampak terhadap aliran sampah dari
jenis-jenis investasi yang dipertimbangkan dalam setiap skenario, termasuk
investasi sistem pengumpulan sampah (tempat sampah/kontainer) untuk
sampah biasa serta sampah daur ulang (misalnya melalui bring banks), investasi
dalam TPS/T, dan fasilitas pengolahan (limbah menjadi menjadi energi, tempat
pembuangan akhir, dan fasilitas daur ulang).
5.1 Asumsi
Timbulan sampah masa depan dihitung berdasarkan perkiraan jumlah penduduk
di masa depan serta asumsi-asumsi tambahan yang terkait dengan perubahan
jumlah dan komposisi sampah. Namun, tidak dilakukan analisis dengan
perkiraan jumlah penduduk dengan skenario yang berbeda.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 149
5.2 Skenario Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis dari
Komersial & Industri
Pengumpulan Utama Dengan pengumpulan manual dari tempat sampah rumah tangga ke
gerobak dorong/gerobak motor. Sampah diangkut ke TPS/T
Sampah juga dikumpulkan dari tempat sampah/kontainer di tepi jalan
langsung ke truk sampah
Document1
150 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Struktur Sementara Kurang lebih 260 TPS akan diperbarui dan jumlahnya akan ditambah.
Dilengkapi dengan kontainer berkapasitas 6 m³
Kurang lebih 20 TPST akan dikembangkan jumlahnya
Pengangkutan Truk kecil (muatan maksimal 6 m³) dengan pemuatan manual atau truk
arm roll
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 151
Document1
152 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Pengumpulan Utama Di kawasan padat penduduk: Dengan pengumpulan manual dari tempat
sampah rumah tangga ke gerobak dorong/gerobak motor. Sampah
diangkut ke TPS/T. Tempat sampah kecil disediakan (sekitar 100 liter) dan
sampahnya dikumpulkan setiap hari. Sistem dua warna.
Di daerah lain: Pengumpulan dari tempat sampah/kontainer jalanan
langsung ke truk sampah. Disediakan kontainer/tempat sampah dengan
empat roda, bermuatan kurang lebih 600 - 800 liter. Sistem dua warna.
Struktur Sementara Kurang lebih 260 TPS akan diperbarui dan jumlahnya
ditambah. Dilengkapi dengan wadah tertutup bermuatan 12-15 m³ serta
truk hook-lift (atau yang sejenis)
Kurang lebih 20 TPST akan ditambah jumlahnya
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 153
Document1
154 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 155
Pengumpulan Utama Di kawasan padat penduduk: Dengan pengumpulan manual dari tempat
sampah rumah tangga ke gerobak dorong/gerobak motor. Sampah
diangkut ke TPS/T. Disediakan tempat sampah kecil (sekitar 100 liter) dan
sampahnya dikumpulkan setiap hari. Sistem dua warna.
Di daerah lain: Pengumpulan dari tempat sampah/kontainer jalanan
langsung ke truk sampah. Disediakan kontainer/tempat sampah dengan
empat roda, bermuatan kurang lebih 600 - 800 liter. Sistem dua warna.
Struktur Sementara Sekitar 260 TPS perlu diperbarui dan jumlahnya diperbanyak. Dilengkapi
dengan kontainer tertutup bermuatan 12-15 m³ dan truk hook-lift (atau
yang sejenis)
Sekitar 20 TPST akan ditambah jumlahnya
Document1
156 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 157
Document1
158 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
› Tingkat pengumpulan tidak 100% › Truk arm roll dari TPS ke › TPS/TPA
Pengumpulan dengan dua TPA
arus (sistem membayar › Gerobak dorong, Gerobak motor, kontainer › MRF
ketika membuang sampah) jalanan ke TPS/TPST › Truk kontainer ke TPA
› Percepatan perluasan cakupan menjadi 100% › Dari TPS, namun › Fasilitas pengolahan WtE:2 x 19 t/jam mulai beroperasi tahun
Pengumpulan dengan dua meningkat: 2024= 304.000 ton/tahun. Kapasitas tambahan: 1 x 19 t/jam
arus › Gerobak dorong, Gerobak motor, kontainer
beroperasi tahun 2035 =152.000 ton/tahun
Campuran sampah kering jalanan ke TPS › Pengangkutan langsung
› MRF: 125.000 t/th beroperasi tahun 2024, kapasitas tambahan
yang dapat didaur ulang dengan truk pemadat
dan sampah“basah” › Pengenalan dan perubahan bertahap menjadi: 100.000 t/th beroperasi tahun 2032
Kontainer sampah komunal dan truk pemadat › TPA
Pengumpulan dengan dua › Percepatan perluasan cakupan menjadi 100% › Dari TPS, namun › Fasilitas pengolahan biogas: 250.000 t/th beroperasi tahun
arus meningkat: 2024
Campuran sampah kering › Gerobak dorong, Gerobak motor, kontainer
› MRF: 225.000 t/th beroperasi tahun 2024, tambahan 125.000
yang dapat didaur ulang jalanan ke TPS › Pengangkutan langsung
t/th beroperasi tahun 2032
dan sampah “basah” dengan truk pemadat
› Pengenalan dan perubahan bertahap menjadi: › Insinerator: 1 x 19 t/jam beroperasi tahun 2030 =152.000
Kontainer sampah komunal dan truk pemadat ton/tahun
› TPA
Pengumpulan dengan dua › Percepatan perluasan cakupan menjadi 100% › Dari TPS, namun › Pengeringan secara biologis: 250.000 t/tahun pengeringan
arus › Gerobak dorong, Gerobak motor, kontainer meningkat: secara biologis beroperasi tahun 2024
Campuran sampah kering jalanan ke TPS › Insinerator: 250.000 t/th (2x15 t/jam) beroperasi tahun 2024
yang dapat didaur ulang › Pengangkutan langsung
› Pengenalan dan perubahan bertahap menjadi: › Kapasitas tambahan 100.000 t/th beroperasi tahun 2035
dan sampah “basah” dengan truk pemadat
Kontainer sampah komunal dan truk pemadat › MRF: 225.000 ton/th beroperasi tahun 2024
› MRF tambahan 125.000 t/th beroperasi tahun 2032
› TPA
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 159
6 Penilaian skenario
Model excel ini terdiri dari beberapa lembar masukan, lembar perhitungan, dan
lembar hasil. Lembar masukan berisi semua masukan data yang digunakan
dalam perhitungan, sedangkan pembangkit listrik, biaya CAPEX, biaya OPEX,
pendapatan, pembiayaan, depresiasi, dan nilai sisa dihitung dalam lembar
masing-masing. Selain itu, ada sejumlah lembar hasil di mana hasil utamanya
adalah aliran sampah (untuk masing-masing alternatif pembuangan, daur ulang,
pengolahan, pembuangan akhir), dan iuran rata-rata rumah tangga. Gambar
berikut ini menampilkan struktur model excel tersebut.
Document1
160 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 161
Gambar 71
Document1
162 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Untuk kedua skenario dasar dan alternatif tersebut, pengumpulan sampah akan
menjadi sistem pengumpulan dua aliran, sebagaimana dijelaskan kemudian.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 163
Pemilahan: 20 tahun
AD: 20 tahun
› Harga tarif listrik per ton sampah dan per rumah tangga
› Tidak terdapat analisa sensitivitas yang telah dibuat untuk analisa skenario.
6.1.2 CAPEX/OPEX
Bagian ini menyajikan biaya CAPEX dan OPEX untuk sarana-sarana
tersebut. Perkiraan tersebut berdasarkan pada proposal awal yang diterima oleh
COWI dari para kontraktor, serta berdasarkan perkiraan COWI sendiri. CAPEX
dinyatakan dalam total investasi per kapasitas tahunan dalam ton, kecuali untuk
TPA yang investasinya dinyatakan dalam satuan volume (m³) untuk keseluruhan
kapasitas TPA.
Document1
164 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Tabel 51 Jumlah biaya CAPEX dan OPEX untuk sarana pengelolaan sampah
termasuk kontingensi (contoh)
Fasilitas CAPEX per ton kapasitas tahunan OPEX per ton sampah yang diolah
OPEX dinyatakan sebagai biaya per ton sampah yang dikelola. OPEX mencakup
biaya operasional, misalnya bahan habis pakai, gaji, pemeliharaan, dan
listrik. Namun hal tersebut tidak mencakup biaya modal dan pendapatan (yang
dihitung secara terpisah). Selain itu, OPEX juga tidak mencakup biaya untuk
pembuangan abu dari insinerator. Asumsi tersebut hanya dapat dipenuhi jika
abu tidak dibuang di TPA sehat.
6.1.3 Pendapatan
Fasilitas pengelolaan sampah akan memperoleh pendapatan dari penjualan
listrik ke grid dan juga memiliki peluang menjual pupuk hasil proses pembuatan
kompos ke perusahaan swasta. Harga jual listrik ditentukan oleh PLN dan
ditetapkan sebesar 0,08 dollar AS per kWh. Hal tersebut merupakan asumsi
penting untuk model keuangan.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 165
Pendapatan dari penjualan bahan yang dapat didaur ulang diperkirakan sebagai
berikut:
Tabel 52 Perkiraan harga pasar untuk penjualan sampah yang dapat didaur ulang
Harga pasar dunia untuk barang yang dapat didaur ulang saat ini (2017) masih
sangat rendah, ditambah lagi dengan larangan impor dari Tiongkok untuk plastik
campuran. Untuk itu, harganya masih rendah. Secara umum, harga yang lebih
tinggi dapat diperoleh jika bahan-bahan tersebut dapat dipisahkan ke dalam
mutu yang lebih beragam, sehingga akan lebih bernilai.
Document1
166 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
membuat aliran sampah menjadi rumit. Hasil dari satu sarana akan menjadi
masukan untuk sarana yang lain.
› Jumlah sampah yang dibawa ke TPA dan jumlah kapasitas TPA yang
dibutuhkan untuk periode perencanaan
› Perkiraan jumlah yang didaur ulang dan jumlah yang menuju ke masing-
masing sarana pengolahan
Model tersebut secara umum mengasumsikan bahwa tidak ada sarana yang
tersedia sebelum tahun 2024. Untuk fasilitas besar, dibutuhkan masa
perencanaan yang panjang dengan persiapan AMDAL, dan persetujuan lainnya,
rancangan, serta tender. Proses ini diperkirakan akan membutuhkan waktu
setidaknya 3 tahun. Setelah itu, proses pembangunan diperkirakan akan
memakan waktu 3 tahun lagi, termasuk uji coba.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 167
200,000
150,000
100,000
50,000
0
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
Basis Scenario 2a Scenario 3a Scenario 3b
Gambar tersebut menunjukkan jumlah sampah untuk ditimbun pada TPA saniter
dalam tiga skenario. Karena skenario dasar tidak memiliki rencana terkait
Document1
168 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 169
Tabel 53 Kapasitas TPA yang dibutuhkan untuk seluruh skenario - 2018 - 2040
Seperti yang ditunjukkan, volume TPA yang dibutuhkan tidak mencakup ruang
untuk pembuangan abu dari insinerator. Abu tersebut dapat dibuang melalui
pekerjaan pembangunan, pada tanggul, sebagai struktur dasar pembangunan
jalan raya, dll.
Document1
170 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Tarif dapat dihitung dan diberlakukan dengan berbagai cara, dan berkaitan
dengan, misalnya, ukuran rumah tangga, ukuran hunian, volume wadah
penyimpanan sampah, jenis pelanggan/produsen sampah, dan jenis
sampah. Iuran tersebut bisa merupakan tarif tetap (flat) atau bervariasi. Selain
itu, iuran juga akan dibedakan antar berbagai kelompok pengguna, sesuai
dengan beban terhadap sistem. Hal tersebut mencakup perbedaan tarif untuk
rumah tangga, lembaga komersial, lembaga publik, dan sejenisnya. Perbedaan
cara penetapan struktur iuran dapat memicu perbedaan efek terhadap berbagai
kelompok produsen sampah dan tentunya bisa mengandung tujuan yang
berbeda. Beberapa asas penetapan iuran ditunjukkan pada bagian 7.2 berikut
ini.
Tabel di bawah ini menunjukkan iuran rata-rata per rumah tangga untuk
keseluruhan periode perencanaan (2020 - 2040), jika seluruh biaya pengelolaan
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 171
sampah dibagi rata untuk semua rumah tangga. Dengan kata lain, lembaga
serta institusi komersial dan yang sejenisnya tidak dikenai beban biaya.
Tabel 58 Perkiraan rerata iuran rumah tangga tahunan untuk Pengelolaan Sampah
Kota Semarang 2020-2040, Skenario 1-3
Tabel 59 Perkiraan iuran tahunan (dalam rupiah) untuk rumah tangga, Kelas I-III
Rencana Pengelolaan Sampah Kota Semarang 2013
Document1
172 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Iuran di atas mungkin masih berada pada batas kesanggupan rumah tangga,
namun hal tersebut perlu diverifikasi dalam analisa yang terpisah (lihat Bab 2
pada laporan ini).
6.3.2 Keuangan
Diharapkan bahwa prosentase biaya investasi untuk sarana pengolahan sampah
(bukan untuk pengumpulan dan pengangkutan) akan dibiayai oleh ekuitas/hibah
sedangkan sisanya dibiayai oleh pinjaman. Meskipun pinjaman tersebut mungkin
dilakukan melalui bank yang berbeda, semuanya dianggap memiliki persyaratan
yang sama, sehingga komponen pinjaman dianggap sebagai pinjaman tunggal
dalam model keuangan ini. Tabel berikut menunjukkan kemungkinan struktur
pembiayaan dan persyaratan pinjaman.
Tabel 61 Perkiraan rerata iuran rumah tangga tahunan untuk Pengelolaan Sampah
Kota Semarang 2020-2040 – DENGAN ELEMEN HIBAH sebesar 0%,
30% dan 100%
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 173
Table 62 Perkiraan rerata iuran per ton untuk Pengelolaan Sampah Kota Semarang
2020-2040 – DENGAN ELEMEN HIBAH sebesar 0%, 30% dan 100%
Seperti yang dapat dilihat, pembiayaan hibah memiliki pengaruh meskipun tidak
terlalu signifikan (sekitar 25%). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
terutama karena seluruh fasilitas pengolahan memerlukan biaya operasional
yang tinggi. Faktor penting lainnya adalah, meskipun dana hibah dapat dicari
untuk investasi, penggunaannya harus hati-hati karena dana tersebut akan
diakumulasikan kembali untuk reinvestasi - keduanya berlangsung selama
pengoperasian dan ketika fasilitas-fasilitas tersebut memerlukan penggantian
total setelah masa pakainya berakhir. Dengan demikian, depresiasi investasi
tidak dapat dihilangkan meskipun terdapat dana hibah.
› Terdapat tingkat daur ulang yang hampir sama untuk semua skenario
alternatif
› Tidak terdapat perbedaan pada cakupan layanan dan jumlah sampah yang
tidak dikumpulkan pada semua skenario alternatif
Document1
174 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 175
7 Analisa Kesenjangan
Bab ini mengkaji kesenjangan dalam aspek-aspek teknis, keuangan, dan
kelembagaan dari skenario pengelolaan sampah yang dipilih. Penjelasan
mengenai target pengurangan sampah dan penjelasan mengenai layanan
pengumpulan sampah yang efektif biayanya telah dijabarkan di Bab-Bab
sebelumnya.
Document1
176 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
industri yang memproses panas. Selain itu, misalnya rumah sakit besar
atau gedung administrasi terdekat dapat menggunakan kelebihan panas
tersebut untuk keperluan pendinginan melalui pertukaran
panas. Sedangkan yang terjadi di Kota Semarang, pada umumnya, dan
Jatibarang pada khususnya, belum tercatat adanya permintaan akan uap
panas semacam ini.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 177
Document1
178 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 179
d. Pemilik ternak yang saat ini menggunakan TPA sebagai tempat untuk
menggembala dan mencari pakan ternak sapi serta untuk melahirkan
anak sapi, mungkin akan kehilangan mata pencaharian serta sumber
pendapatan utama mereka. Diperkirakan lebih dari 400 sapi merumput
di TPA Jatibarang
d. Partai politik, yang karena faktor politik dan kebijakan tertentu, akan
menentang solusi yang dipilih.
f. Pemerintah kota dan daerah yang memiliki rencana atau kebijakan tata
ruang atau komersial.
Document1
180 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
dan dapat diandalkan terkait semua teknologi yang terpilih. Akan tetapi,
berdasarkan pengalaman masa lalu terkait investasi fasilitas pengelolaan
sampah modern, beberapa LSM memanfaatkan studi dan laporan yang
disalah-artikan, misalnya studi lama terkait pengolahan sampah menjadi
energi tahun 1990an untuk melebih-lebihkan dampak negatifnya,
sedangkan pada kenyataannya emisi dioksin dan furan sudah tidak ada lagi
berkat penggunaan teknologi pembersihan gas buang mutakhir saat
ini. Oleh karena itu, sarana pengolahan sampah menjadi energi lanjutan
yang paling baik seperti pengolahan sampah menjadi energi/panas,
pengolahan secara biologis dan mekanis, serta sarana biogas dapat
ditempatkan di sekitar area hunian karena satu-satunya dampak
lingkungan yang mungkin terjadi adalah dampak lalu lintas dan dampak
visualnya, sedangkan dampak potensial lain seperti bau, debu, polusi udara
dan lain-lain dapat dieliminasi dengan penerapan metode rekayasa yang
sudah terbukti keberhasilannya.
› Pemilik ternak: Tidak diragukan lagi bahwa adanya sekitar ratusan sapi
yang merumput di kawasan TPA bisa menjadi suatu ancaman terhadap
keamanan makanan dan kesehatan yang harus dihentikan sesegera
mungkin. Namun tampaknya para pemilik ternak tersebut telah mendapat
hak yang bersifat preskriptif, sehingga hal tersebut mungkin akan perlu
diselesaikan melalui negosiasi khusus yang memakan biaya tertentu.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 181
Document1
182 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
› Kemudian sampah harus didaur ulang atau diproses ulang menjadi bahan
baku sekunder
› Apabila tidak bisa diproses menjadi bahan baku sekunder yang bermanfaat,
kandungan energi dalam sampah harus dipulihkan dan digunakan sebagai
pengganti sumber energi tak terbarukan
Reduce
Most Desirable
Reuse
Recycle
Energy Recovery
Disposal
Least Desirable
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 183
menggunakan iuran berbasis biaya. Pemulihan biaya penuh juga berarti bahwa
biaya operasional, pemeliharaan, serta modal (depresiasi dan hutang) harus
disertakan dalam perhitungan iuran. Oleh karena itu, komponen biaya yang
ditetapkan dalam peraturan iuran perlu dimasukkan dalam perhitungan iuran
pemulihan biaya.
7.3.5 Keterjangkauan
Sebisa mungkin iuran layanan sampah harus terjangkau oleh pelanggan rumah
tangga. Hal tersebut dapat diukur sesuai dengan kemampuan pelanggan untuk
membayar iuran layanan sampah tanpa harus membuka peluang terjadinya
masalah, misalnya, karena tidak membayar tagihan, pembuangan sampah
secara ilegal, dan sebagainya. Untuk membantu pelanggan dari kelompok
Document1
184 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Sesuai dengan asas-asas yang menyatakan bahwa iuran layanan harus bisa
menanggung seluruh biaya penyediaan layanan pengelolaan sampah dan bahwa
layanan pengelolaan sampah harus bersifat swadana, maka besaran iuran
tersebut harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat mencakup biaya
penyediaan layanan tersebut.
Namun demikian, jika iuran pemulihan biaya yang dihitung ternyata melebihi
batas yang dapat dijangkau oleh pelanggan rumah tangga (biasanya, 1-2% dari
rata-rata pendapatan rumah tangga yang siap digunakan), diperlukan suatu
keputusan terkait dengan penanganan masalah ini. Menurut prinsip pencemar
membayar dan swadana, layanan pengelolaan sampah seharusnya dikelola oleh
sebuah perusahaan komersial di mana tarif layanan harus digunakan untuk
menutupi keseluruhan biaya. Jika iuran pemulihan biaya yang dihitung ternyata
melebihi batas kesanggupan masyarakat untuk membayar, langkah-langkah
berikut dapat dipertimbangkan:
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 185
Document1
186 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 187
d. Biaya administrasi
Document1
188 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Aspek kelembagaan: Tidak ada satu pun kementerian atau lembaga (K/L) yang
bertanggung jawab atas tugas pengembangan pengelolaan sampah. Misalnya,
kurangnya koordinasi antar instansi dan/atau lembaga sehingga sering terjadi
duplikasi program.
Selain dana yang berasal dari Belanja Modal masing-masing SKPD, Pemerintah
Daerah juga dapat menggunakan penyertaan modal di perusahaan-perusahaan
daerah. Selain itu, sumber pendanaan yang sangat potensial namun masih
minim dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sampah adalah
Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) dan Dana Cadangan. Agar dapat diakses, kedua
sumber pendanaan tersebut mensyaratkan persetujuan legislatif.
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 189
Pemerintah
Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Swasta
Kota/Kabupaten
Pemerintah Pusat
APBN
Document1
190 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Hibah
Pinjaman Luar
Negeri
Dana Alokasi
Khusus (DAK)
Proyek
mendesak:
bencana, tak
terduga
(*) Tujuan DAK adalah untuk Dari atas ke bawah (top Semua
memperbaiki cakupan dan down), nilainya masih kota/kabupaten
kehandalan layanan di bawah Rp. 5 (kecuali kota-kota
kebersihan, terutama miliar/tahun/kota untuk yang sangat kaya)
dalam air limbah dan ebersihan. Rentan yang rawan terhadap
sampah untuk mendapat penolakan masalah kebersihan
memperbaiki mutu masyarakat. (banyak terdapat
kesehatan masyarakat kawasan kumuh,
dan memenuhi sarana dan akses
penyediaan layanan kebersihan yang
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 191
Dana Alokasi
Umum (DAU)
Dana
Dekonsentrasi
dan Tugas
Pembantuan
(Dekon/ TP)
Document1
192 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Dana Khusus
Pemerintah Provinsi
Hibah
SILPA
(***) Besar dan potensial Sulit digunakan untuk Tidak semua kota,
pengembangan layanan tergantung pada
kebersihan daerah. kebijakan provinsi
Selain jarang, proyek
kebersihan daerah juga
dialokasikan dari APBD
Lembaga
Vertikal
(**) Besar dan potensial Kendali dan tempat Tidak semua kota,
kegiatan ditentukan hanya yang selaras
oleh Pemerintah dan “bisa bekerja
Provinsi, sedangkan sama dengan”
Pemerintah Daerah provinsi.
hanya memiliki sedikit
kendali
APBN
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 193
Investasi/Ekuita
s Pemerintah
Daerah
SILPA
Dana Cadangan
Pinjaman
Daerah
Document1
194 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
Pinjaman
Swasta
Badan Kredit
Kecamatan
(BKK)
Dana
Pembangunan
Masyarakat
Badan Layanan
Umum Daerah
(BLUD)
Hibah
Document1
REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SEMARANG 195
Sektor Swasta
Kerjasama
Pemerintah dan
Swasta (KPS)
Iuran
(Kontribusi
Pengguna)
Pinjaman
Komersial
(*) Potensial, dapat mendanai Bunga pinjaman relatif Cocok untuk semua
fasilitas kebersihan tinggi kota
Catatan:(*) Mudah Diakses (**) Dapat Diakses dengan Ketentuan (***) Sulit Diakses
Document1
196 REVISI RENCANA INDUK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK KOTA SEMARANG
bantuan teknis dalam pelaksanaan PPP/PSP yang tidak hanya berkaitan dengan
bantuan donor, tetapi juga dalam bentuk program dan kegiatan yang terjadwal.
Document1