Modul Langkah-Langkah Penggunaan Softwar PDF
Modul Langkah-Langkah Penggunaan Softwar PDF
FAID MUHLIS
115.120.034
i
HALAMAN PERSEMBAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Ucapan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, Zat yang maha kuasa
dan segala daya bagiNya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan
sehingga dapat mengerjakan Modul “Langkah-langkah Penggunaan Software
Hampson Russell & Petrel”. Meskipun terdapat banyak hambatan dalam tahap
pengerjaanya, namun Modul ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pengerjaan mulai dari awal sampai akhir pembuatanya. Kemudian
dalam penyusunan, tidak henti-hentinya diharapkan saran serta kritik dari para
pembaca. Kesalahan dan kekurangan dalam penyusunanya, disadari dapat
bermanfaat dalam hal penyusunan pada edisi berikutnya berikutnya.
Demikian laporan “Langkah-langkah Penggunaan Software Hampson
Russell & Petrel” ini dibuat semoga dapat berguna bagi diri sendiri khususnya dan
pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih.
Faid Muhlis
iii
DAFTAR ISI MODUL
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iii
DAFTAR ISI MODUL .......................................................................................iv
- PENDAHULUAN ..........................................................................................v
- SOFTWARE HAMPSON RUSSELL .............................................................vi
- SOFTWARE PETREL ....................................................................................vii
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
iv
v
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
I. Seismik Refleksi
Seismik refleksi merupakan metode geofisika yang memanfaatkan
gelombang pantul dari batas lapisan di bawah permukaan. Pengiriman sinyal dalam
bentuk gelombang ke dalam bumi, kemudian sinyal tersebut akan terpantulkan oleh
batas antara dua lapisan, dan selanjutnya sinyal pantulan direkam oleh receiver
(geophone atau hidrophone), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior bumi yang disebut
sebagai body wave dan ada juga yang merambat melalui permukaan bumi yang
disebut surface wave. Body wave dibedakan menjadi dua berdasarkan arah
getarnya. Gelombang P (longitudinal) merupakan gelombang yang arah getarnya
searah dengan arah perambatan gelombang sedangkan gelombang yang arah
getarnya tegak lurus dengan arah perambatannya disebut gelombang S
(transversal). Surface wave terdiri atas Reyleigh wave dan Love wave.
Pendahuluan 1
1. Hukum Snellius
Gelombang datang, gelombang pantul dan gelombang bias terletak
pada satu bidang. Sudut pantul sama dengan sudut datang.
2. Asas Fermat
Fermat menyatakan bahwa gelombang akan menempuh jarak yang
terpendek dengan waktu yang tercepat bila melalui sebuah medium.
3. Hukum Huygens
Gelombang akan membentuk muka gelombang yang baru ketika
mengenai bidang diskontinu.
Pendahuluan 2
data seismik (dengan resolusi lateral) dengan data lain, contohnya data
sumur (dengan resolusi vertikal), sehingga kondisi bawah permukaan
dapat dijelaskan dengan baik dan berdasarkan bukti yang nyata.
AI = vp.ρ
Dimana:
AI = Nilai acoustic impedance
vp = Kecepatan gelombang P
ρ = Densitas batuan
Pendahuluan 3
AI2 − AI1 (ρ2.v2) − (ρ1.v1)
KR = =
AI2 + AI1 (ρ2.v2) + (ρ1.v1)
Dimana:
KR = Koefisien refleksi
AI1 = Impedansi akustik lapisan atas
AI2 = Impedansi akustik lapisan bawah
I.3.3. Wavelet
Wavelet merupakan kumpulan dari sejumlah gelombang harmonik
yang mempunyai amplitudo, frekuensi, dan fasa tertentu. Ada empat macam
jenis wavelet (Gambar 2) berdasarkan fase gelombangnya, yaitu wavelet
fase nol, fase maksimum, fase minimum, dan fase campuran. Tipe-tipe
wavelet ini mempunyai letak konsentrasi energi (simpangan maksimum atau
amplitudo) yang berbeda-beda.
Gambar 2. Jenis fase : (a) fasa minimum, (b) fasa campuran, (c) fasa maksimum,
dan (d) fasa nol (Sukmono, 1999)
Pendahuluan 4
menurut SEG (Society of Exploration Geophysicist) sebagai berikut
(Sukmono, 1999):
1. Sinyal yang memiliki polaritas positif (menandakan adanya kenaikan
impedansi akustik) direkam dengan angka negatif pada perekam,
memiliki defleksi gelombang negatif pada monitor dan ditampilkan
sebagai lembah (trough) pada tampilan seismik.
2. Sedangkan sinyal yang memiliki polaritas negatif (menandakan
adanya penurunan nilai impedansi akustik), dinyatakan dengan
puncak (peak).
Pendahuluan 5
menyatakan bahwa tiap trace merupakan hasil konvolusi sederhana dari
refelektivitas bumi dengan fungsi sumber seismik ditambah dengan noise.
Dapat dituliskan sebagai berikut (tanda * menyatakan konvolusi):
𝑣
r =
4𝑓
Dimana:
r = Jarak
v = Kecepatan gelombang
f = Frekuensi gelombang
Pendahuluan 6
Dapat dilihat dari persamaan diatas bahwa hanya batuan yang
mempunyai ketebalan di atas 1/4 λ yang dapat dibedakan oleh gelombang
seismik. Ketebalan ini disebut ketebalan tuning (tunning thickness). Dengan
bertambahnya kedalaman, kecepatan bertambah tinggi dan frekuensi
bertambah kecil, maka ketebalan tuning bertambah besar.
Pendahuluan 7
tedapat dalam formasi yaitu densitas elektron yang mewakili densitas
keseluruhan. Beberapa kelebihan dari log densitas antara lain mampu mengukur
berat jenis batuan yang kemudian digunakan untuk menentukan porositas batuan
tersebut, dapat membedakan minyak dan gas dalam ruang pori-pori karena fluida
tadi berbeda berat jenisnya, dan bersama log lain misalnya neutron log, lithologi
batuan dan tipe fluida yang dikandung batuan dapat ditentukan.
Pendahuluan 8
lebih kecil sehingga kurva log sonik akan mempunyai harga lebih besar dan
sebaliknya pada batugamping. Besaran dari pengukuran log sonik dituliskan
sebagai harga kelambatan (1 per kecepatan atau slowness).
II.7. Checkshot
Checkshot dilakukan bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara
waktu dan kedalaman yang diperlukan dalam proses pengikatan data sumur
terhadap data seismik (well tie seismik).
Pendahuluan 9
Gambar 4. Geometri source dan receiver pada : (a) survei checkshot di darat dan (b)
pada sumur deviasi (Anstey and Geyer, 1987; Goetz, et al., 1979)
Pendahuluan 10
kecepatan (kecepatan gelombang merambat pada tubuh batuan) dengan densitas
(tubuh batuan). Sehingga diperlukan antara lain seismogram seismik (data seismik
alsi) dan seismogram sintetik (berdasarkan data sumur) yang diikat.
Pendahuluan 11
mengakibatkan terjadinya miss tie pada daerah di luar zona target tersebut. Miss
tie adalah perbedaan waktu refleksi terhadap horison yang sama, namun direkam
dari arah yang berbeda. Penyebab miss tie adalah salah satu atau kombinasi dari
geometri reflektor, parameter perekaman, dan parameter pengolahan.
Pendahuluan 12
V. Seismik Atribut
Seismik atribut merupakan pengukuran spesifik dari geometri, dinamika,
kinematika, dan juga analisis statistik yang diturunkan dari data seismik. Informasi
awal dari penerapan seismik atribut adalah gelombang seismik konvensional yang
kemudian diturunkan menjadi fungsi tertentu dengan manipulasi matematis,
sehingga kita dapat memperoleh informasi atau gambaran yang dapat membantu
kita dalam menginterpretasi kondisi bawah permukaan. Secara umum, atribut
turunan waktu akan cenderung memberikan informasi struktur, sedangkan atribut
turunan amplitudo lebih cenderung memberikan informasi perihal stratigrafi dan
reservoir. Peran atribut frekuensi sampai saat ini belum betul-betul dipahami,
namun terdapat keyakinan bahwa atribut ini akan memberikan informasi tambahan
yang berguna perihal reservoir dan stratigrafi. Atribut atenuasi juga praktis belum
dimanfaatkan saat ini, namun dipercaya dimasa datang akan berguna untuk lebih
memahami informasi mengenai permeabilitas.
Contoh atribut adalah RMS dan variance. RMS (amplitudo seismik) dapat
digunakan sebagai DHI (Direct Hydrocarbon Indicator), fasies, dan pemetaan sifat-
sifat reservoar. Perubahan nilai amplitudo secara lateral dapat digunakan untuk
membedakan satu fasies dengan fasies lainnya. Contohnya, lapisan concordant
yang memiliki nilai amplitudo tinggi, sedangkan hummocky dicirikan oleh
amplitudo yang rendah, dan chaotic memiliki amplitudo yang paling rendah
dibandingkan ketiganya. Lingkungan yang didominasi oleh batupasir juga memiliki
nilai amplitudo yang lebih besar dibandingkan batuan serpih. Sehingga kita dapat
memetakan penyebaran batupasir lebih mudah dengan peta amplitudo. Sedangkan
atribut variance menyoroti variasi vertikal pada impedansi akustik. Atribut ini
membandingkan jejak samping satu sama lain pada setiap posisi sampel. Jika ada
perbedan itu mungkin karena kesalahan atau adanya noise. Penggunan atribut ini
harus diaplikasikan dengan structural smoth atribute untuk mengurangi noise.
Pendahuluan 13
vi
DAFTAR ISI
SOFTWARE HAMPSON & RUSSELL
I. Membuat Database
Buat folder sebelum melakukan project untuk mempermudah pengerjaan.
Siapkan juga dua folder dalam Olahan yaitu folder Well dan Seismik, sehingga hasil
pengerjaan nanti tidak saling bercampur antara pengerjaan data sumur dengan data
seismik.
Buka software Geoview pada Hampson-Russell (HRS) dan buat project baru,
kemudian simpan dengan nama yang diinginkan > OK.
buka database
database baru
Catatan: Tanda (√) pada Show the Well Explorer after loading the database
menunjukan bahwa window Well Explorer akan terbuka secara otomatis.
lokasi penyimpanan
nama database
yang tersimpan
format database
Kemudian akan muncul window Geoview (atas) dan window Explorer (bawah).
data tersedia
data terinput
format input
data
Kemudian pada window Destination Well untuk meletakan data log yang
dimaukan pada data sebuah sumur (sehingga input dapat dilakukan tidak dalam
waktu yang sama, hal tersebut dikarenakan nama sumur akan tersimpan dan akan
menjadi tujuan dari data lain yang akan dimasukan). Lakukan perubahan nama
jika diinginkan > Next.
Pada window Well Data Settings digunakan untuk memasukan informasi sumur
seperti data Koordinat, Tipe Sumur (bisa dikosongkan), Ketinggian Kelly
Bushing dan Ketinggian Permukaan (bias dikosongkan). Perhatikan juga pada
Elevasi Unit menggunakan satuan yang sesuai pada data log yang dapat dilihat
pada View File Contens. kemudian > Next.
Pada window Log File Details digunakan untuk menentukan jenis-jenis data log.
Informasi mengenai jenis data log yang digunakan dapat dilihat pada View File
Contens. Kemudian akan muncul pilihan file yang ingin dilihat informasinya >
View File. Setelah semua informasi diisikan > OK.
Kemudian akan muncul pilihan metode perhitungan dalam proses input data,
pilih Metric > OK.
Kemudian pada window Well Explorer akan muncul sumur CIC-1 yang sudah
diinput.
Namun apabila sumur berupa sumur deviasi, maka perlu dilakukan input
data deviasi dari sumur tersebut. Menggunakan cara yang sama seperti input log
yaitu pilih Import Data > Logs, Check Shots, Tops Deviated Geometry from
Files. Pada window Import File, tentukan lokasi tersedianya data deviasi sumur
yang akan dimasukan, kemudian pilih data berformat .txt. Rubah Log File
Format dengan General ASCII, kemudian pilih tipe data adalah Deviated
Geometry > Next.
data tersedia
data terinput
format input
data
Kemudian pada window Import Deviated Geomery, pilih View File Contents
untuk melihat informasi data. Tentukan satuan, data deviasi yang akan diinput,
kemudian tentukan lokasi tersedianya data > Next.
Selain dilakukan dengan cara melakukan input data. Cara lain dapat dilakukan
secara manual (copy-paste). Klik tanda panah warna biru pada data sumur yang
telah dimasukan, pilih Create Derivation Geometry.
Kemudian tentukan satuan dan pengukuran kedalaman yang berasal dari Kelly
Bushing. Pindahkan data dari Ms Exel lalu copy nilai kedalaman dan
koordinat X & Y yang telah disusun teratur sesuai tampilan dalam HRS. Blok
semua kolom lalu klik pada Log Data Options, pilih Paste from clipboard to
selected > Update.
Kemudian perihal keperluan proses Well Seismic Tie maka diperlukan data
yaitu checkshot dan P-wave. Sseperti dengan data sebelumnya bahwa dapat
dimasukan pada menu Import Data > Logs, Check Shots, Tops Deviated
Geometry from Files (dengan nama sumur yang sama) maupun input secara
manual (copy-paste). Apabila dilakukan secara manual maka pilih Log Options
> Create a new log in table > pilih jenis log yaitu P-wave. Klik tanda panah di
sebelah log P-wave yang telah ditambah. Kemudian lakukan paste data
kedalaman dan kecepatan pada tabel > Update.
Tentukan nilai satuan dalam feet dan pengukuran adalah Kelly Bushing, agar
sesuai dengan informasi data log yang lain. Selanjutnya lakukan input pada data
Checkshot (jenis log: checkshot, satuan: two way time, perhatikan satuan
kedalaman yaitu ft dan referensinya yaitu KB). Data sumur telah selesai
dimasukan, dimana di dalamnya terdapat informasi tipe log, directional survey
sumur dan marker.
(√) checkshot
(√) P-wave
(√) jenis log dan satuan (√) satuan dan referensi kedalaman
membuka database
yang berhubungan
dengan window
Well Explorer
yang terbuka
nama database yang tersimpan (gunakan nama format database
yg sama dengan sumur agar dapat terkorelasi)
Pada window Geometry Type Page digunakan untuk menentukan jenis data
seismik (3D atau 2D Line), 3D (dikarenakan tipe data seismik berupa 3D) > Next.
lokasi penyimpanan
hasil proses import
Pada window SEG-Y Format and Header Page, digunakan untuk melakukan
pengaturan terhadap data SEG-Y seismik. Klik Detail Specification kemudian
isikan data inline dan xline yang dimulai pada byte yaitu 189 dan 193, koordinat
X dan Y pada byte 73 dan 77, lokasi CDP pada byte 21 serta lokasi Offset pada
byte 37. Kemudian pada Detail Specification > OK untuk mengatur skala
𝟏 𝟏
koordinat secara otomatis (-100.00 = 𝟏𝟎𝟎 sehingga nilai koordinat × 𝟏𝟎𝟎).
Kemudian apabila byte (interval 4 byte) yang diisikan telah sesuai maka dapat
dilihat pada Header Dump yang menunjukan nilai yang sesuai juga > Next > Scan.
Kemudian data akan diproses….
Progress….
Progress….
Kemudian setelah proses selesai akan muncul 3 window. Window pertama (Well to
Seismic Map Menu) adalah window yang menunjukan telah tersambungnya data
seismik dengan data sumur yang dimasukan dengan terdapatnya (√), window kedua
(Strata: Seismic Window Data Menu) adalah pilihan menu data seismik yang
ingin ditampilkan maupun dihapus, sedangkan window ketiga adalah tampilan
penampang seismik dalam 2D berdasarkan data seismik dan data sumur yang telah
berhasil diinput.
3 display
penampang
seismik dan
sumur CIC-
1 yang telah
ditampilkan
2
1
kedalaman
dalam domain
file data seismik yang telah
time (ms) nilai inline/xline, time dan amplitudo
diinput dengan pilihan show
untuk ditampilkan dan pilihan trace yang ditunjuk oleh cursor
delete untuk menghapus
Catatan: Apabila tidak muncul sumur CIC pada window pertama maka data sumur dan data
seismik tidak terkorelasi dikarenakan penggunaan nama project yang berbeda.
membuka
database
yang telah
tersimpan
(.pjr)
Kemudian akan muncul window eLog beserta window Select Well Menu yang
digunakan untuk pemilihan sumur yang akan ditampilkan > Open.
Selanjutnya pada window eLog akan muncul kurva data log (garis warna merah).
Pada display tersebut akan ditampilkan juga data marker (garis warna hitam) yang
Setelah icon dipilih, maka akan muncul window Parameter Menu for Well
CIC-1. Terdapat banyak menu pada window tersebut, pada menu Layout
digunakan untuk penentuan tipe log yang akan dimunculkan yang dilakukan dengan
pemberian tanda (√) pada kolom. Penggolongan jenis log juga dapat dilakukan pada
menu ini. Sehingga terdapat 3 track utama yaitu track 1 untuk litologi, track 2 untuk
keberadaan dan jenis fluida, track 3 untuk keberadaan fluida pada porositas batuan,
menu terpilih
penomoran track
Pada menu Curves digunakan untuk melakukan pengaturan terhadap tampilan log
seperti nilai maksimal & minimal, satuan, skala, dll. Pengaturan tersebut dapat
dimanfaatkan guna analisa petrophysics (quick look) mengenai kandungan fluida
pada porositas batuan berdasarkan dua jenis log yaitu log Neutron Porosity dan
log Density.
Caranya dengan membalikan nilai Start dan End pada log Density guna
untuk mendapatkan perpotongan pada kedua log tersebut, kemudian pilih Fill
Option: Single Color untuk memunculkan satu warna yaitu Yellow sesuai pada
Fill Color guna untuk mengetahui perpotongan kedua log yang dapat dilihat dengan
terisi warna pada perpotongan kedua log tersebut. Kemudian pada Area yaitu From
2nd Curve yang menunjukan bahwa batas warna yaitu antara kurva density log
dengan kurva kedua yang dipilih yaitu neutron porosity log pada pilihan kolom 2nd
Curve.
Kemudian pada menu Scale & Details digunakan untuk mengatur skala yang
dipakai, pengaturan tampilan pada track dan juga detail mengenai penampilan
marker.
menu terpilih
menu terpilih
menu terpilih
Setelah pengaturan tampilan selesai dilakukan maka akan terlihat tampilan seperti
pada gambar di bawah. Sehingga jenis log telah dikelompokan sesuai fungsinya
masing-masing, kemudian disebelahnya terdapat tampilan penampang seismik.
Serta marker pun telah dimunculkan.
Terlihat data seismik mempunyai kedalaman yang lebih dalam dari pada
data sumur, jika sebaliknya maka lakukan pengecekan terhadap satuan yang
digunakan sumur. Garis merah pada penampang menunjukan bentuk sumur. Perlu
diingat bahwa sampai pada proses ini posisi sumur belum berada pada posisi
kedalaman sebenarnya dikarenakan belum dilakukan koreksi.
Selanjutnya sesuaikan jenis log dengan satuan yang diinginkan > Next. Kemudian
tentukan rentang kedalaman Start & End Vertical Depth (dapat berdasarkan
marker Start & End Tops) untuk menentukan zona target yang akan dianalisa >
Next > OK.
satuan log
jenis log
Kemudian akan muncul window Add/Edit Zone Filter. Pada Current Zone
Selection diisikan sesuai analisa litologi yang diinginkan (Sand/Shale). Kemudian
pilih jenis Mode Gambar dan Warna Litologi (perlu diingat untuk tidak menekan
OK terlebih dahulu). Untuk menggambar lakukan cara sebagai berikut:
bentuk zona:
- rectangle = segiempat
- polygon = membuat bangun sendiri
- ellipse = bulat
tampilan pengaturan
keterangan warna Y-axis
pada gambar
tampilan pengaturan X-axis:
- grid mengatur garis background
- range mengatur memunculkan
scroll pada X-axis
Setelah disimpan maka posisi sumur akan berubah seperti pada gambar di bawah.
Perhatikan kedalaman sumur pada gambar 1 dan 2. Pada gambar 1 2250 ms
sedangkan pada gambar 2 posisi sumur berada pada kedalaman yang lebih dalam
yaitu 2600 ms. Kemudian penamaan nama log juga akan berubah, gambar 1 yaitu
P-wave sedangkan gambar 2 adalah P-wave 1_chk.
Frekuensi
Pada menu Strata > Process > Utility > Amplitude Spectrum.
Maka akan muncul window Amplitudo Spectrum Menu. Pada Volume Range
Specification digunakan untuk membatasi volume seismik (karena data berupa
3D dengan sumur deviasi) untuk mengetahui frekuensi dominan yang ingin
diketahui > Next > OK.
Progress….
Kecepatan
Pada menu Well Explorer dengan melakukan convert satuan dari us/f
(berdasarkan data) ke m/s (untuk mempermudah perhitungan). Pilih jenis log
yang akan dilakukan convert (P wave 1) > Log Options > Duplicate selected
logs in table. Selanjutnya akan muncul log P wave 1 copy 1 > Options > Log
Unit Coversion.
Selanjutnya copy nilai kecepatan pada Ms. Excel untuk mencari nilai rata-rata
kecepatan. Kemudian dapat diketahui nilai Panjang Gelombang yaitu 152,51.
menu terpilih
Kemudian pada window eLog, akan muncul marker sesuai pilihan. Selanjutnya
melakukan Ekstrak Wavelet dengan Use Well, pilih menu Wavelet > Extract
Wavelet > Use Well.
nama wavelet
wavelet yang
pernah dibuat
tipe ekstraksi
Progress….
Setelah selesai maka akan muncul window Display Wavelet(s). Pada window ini
dapat ditampilkan beberapa wavelet yang telah dibuat serta dapat ditampilkan
Time, Frequency dan History dari setiap wavelet.
taper length
wavelet length
Progress….
Setelah selesai maka pada window eLog akan muncul tampilan seperti di bawah.
Akan muncul tampilan seismogram sumur (biru), seismogram seismik (merah) dan
penampang seismik yang dilalui oleh sumur. Tujuan dari tampilan ini adalam
melakukan korelasi semirip mungkin antara seismogram sumur dengan
seismogram seismik. Parameter korelasi dapat dilihat dari nilai Current
Correlation dan Time Shift. Nilai Current Correlation bergantuk terhadap
seberapa mirip seismogram sumur dengan seismogram seismik yang ditentukan
berdasarkan wavelet yang digunakan. Sedangkan Time Shift menunjukan adanya
pergeseran (time domain) antara bentuk seismogram sumur dengan seismogram
seismik.
wavelet
terpilih parameter
korelasi
pilihan:
- Snap Peak/Trough = untuk memilih pada Peak/Trough
- Snap Peak = untuk memilih pada Peak saja
- Snap Trough = untuk memilih pada Trough saja
- Do Not Snap = untuk memilih secara acak
Catatan: Stretch dapat dilakukan berkali-kali sesuai kebutuhan. Dilakukan lebih dari
sekali dalam sekali proses Stretch juga dapat dilakukan namun dapat berdampak terhadap
perubahan interval kedalaman sumur. Pilihan Apply Shift akan melakukan Stretch secara
Cara lain dapat dilakukan tanpa melakukan Stretch (karena dapat merubah
posisi sumur) yaitu dengan menu Parameters. Digunakan wave2 kemudian
mengatur window corelasi disekitar marker yang dianalisa (warna kuning).
hasil pengaturan
I. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan pekerjaan, lakukan beberapa tahap untuk
mempersiapkan pekerjaan. Antara lain menjalankan software, menyimpan project
dan melakukan pengaturan project.
Software Petrel mempunyai banyak bagian dalam satu window Petrel. Bagian-
bagian tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang dapat memudahkan
dalam proses. Akan dijelaskan mengenai fungsi dari bagian-bagian sesuai dengan
proses yang akan dilajankan.
menu Processes yang aktif (bold) menu tersedia berdasarkan Processes yang aktif
Kemudian akan muncul window Settings > Coordinates and units >
Coordinates. Sehingga akan muncul window Coordinate reference system
selection, tentukan zona UTM yang sesuai > OK.
tampilan zona
Kemudian akan muncul window Import well head. Buat kolom sesuai data
Well Head yang dimasukan. Perlu diperhatikan Attribute type disesuaikan
dengan Attribute, Continuous untuk data berupa nilai dan Text untuk data
berupa informasi. Kemudian Number of header lines menunjukan line pada
data Well Head yang belum menunjukan informasi data yang akan dimasukan
> OK.
Kemudian akan muncul window Input data (kanan) > OK. Namun apabila
belum dilakukan pengaturan koordinat awal pada Project settings maka akan
muncul pesan seperti pada gambar di bawah (kiri) > Select Null.
format log
Hasil dari proses import file akan muncul pada window Petrel message log
(kiri). Sesaat kemudian akan muncul window Import well logs (kanan) yang
digunakan untuk melakukan pengaturan terhadap data log yang akan masuk >
OK for all.
format log
referensi KB
format tops
Akan muncul window Import petrel well tops yang digunakan untuk
melakukan pengaturan terhadap data marker yang akan dimasukan. Buat kolom
sesuai data well tops yang dimasukan. Perlu diperhatikan Attribute type
disesuaikan dengan Attribute, Continuous untuk data berupa nilai dan Text
untuk data berupa informasi. Kemudian Number of header lines (0)
menunjukan line pada data well tops yang belum menunjukan informasi data
yang akan dimasukan > OK.
Setelah data log, deviasi sumur dan marker selesai dimasukan centang
folder Well dan Well tops untuk memunculkan sumur dan data marker.
menu terpilih
Kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah apabila telah diaktifkan
Well section untuk merubah jendela kerja. Aktifkan juga data log untuk
memunculkan data log.
Selanjutnya akan muncul window Import file (kiri), pilih data seismik yang
akan dimasukan, sesuaikan formatnya > OK. Kemudian akan muncul pesan
mengenai input data sesimik (kanan atas), dan bersamaan dengan munculnya
window Input data (kanan bawah), apabila telah sesuai > OK. Proses….
Progress….
3
sumur, marker,
seismik aktif
Seletah proses selesai akan muncul data seismik baru pada Input. Data hasil
realize akan berbentuk volume seismik dan dapat lihat penampang secara Z.
Buat kolom sesuai data yang tertera pada data checkshot. Pastikan data terkoneksi
pada sumur yang diinginkan pada window Import checkshots > OK. Selanjutnya
pada window Input data > OK.
1
2
Pada proses ini apabila telah dilakukan maka data sumur dan data seismik telah
otomatis dikerelasi sehingga sumur telah berada pada posisi sebenarnya. Dapat
dilihat pada gambar di bawah.
Maka akan muncul window Settings template. Klik pada Add new object >
Track untuk memunculkan track. Klik Track kemudian pilih Add new object >
Log untuk memunculkan jenis log.
Kemudian lakukan
pengaturan Track ke-3
Setelah itu > OK. Hasil dari pengaturan tampilan log dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
Selanjutnya aktifkan menu membuat marker yaitu pada menu Processes >
Stratigraphy > Make/edit well tops. Sehingga akan muncul menu kerja
disebelah kanan window software. Pilih Create/edit well tops (bisa dengan
menekan T pada keyboard) untuk membuat marker.
marker buatan
Catatan: nama marker dapat dirubah sesuai keinginan dengan klik kanan pilih
Settings.
untuk memunculkan
bermacam-macam window
Kemudian untuk memunculkan penampang seismik pada xline atau inline, pilih
Windows > New interpretation window.
2
muculkan informasi
yang diharapkan,
inline/xline untuk
melihat penampang
penampang seismik
yang aktif
1
aktifkan windows
terlebih dahulu
untuk memunculkan
jendela kerja
pilih play untuk melihat tampilan nomor inline/xline pewarnaan trace (peak/trough)
penampang seismik digeser pada penampang seismik
setiap interval 1 (tergantung
pilihan 1, 5, 10, 50 dll)
Dapat dilakukan pengaturan tampilan jendela kerja secara otomoatis yang dapat
dipilih pada menu Windows.
Catatan: untuk menampilkan informasi pada jendela kerja maka: 1. Pilih jendela
kerja yang aktif pada Windows terelbih dahulu kemudian 2. Pilih informasi yang
akan ditampilkan.
muncul
Poliygon
setelah
proses
menggambar
selesai
menu aktif
Lakukan pada setiap sesar yang terdapat pada penampang. Maka akan terlihat
kemenerusan sesar secara keseluruhan, ukuran, lebar, bentuk dll. Pada hasil
picking yang ditampilkan maka akan ditampilkan hasil picking dalam semua
jendela kerja yang tersedia.
pilihan picking
Catatan: akitifkan Cursor tracking pada setiap jendela kerja untuk mengetahui
posisi cursor setiap jendela kerja. Dalam proses picking dilakukan secara
bertahap dimulai dari data marker pada sumur. Picking dilakukan bergantian
pada penampang inline dan xline karena setiap dari hasil picking, di
penampang yang memotong hasil picking akan terlihat titik biru untuk
mempermudah picking berikutnya.
Anstey, N. A., and Geyer, R. L., 1987, Borehole velocity measurements and the
synthetic seismogram: Boston, MA, IHRDC, 355 p.
Brown, 2006, Op.Cit, Sukmono, S., 2001, Seismic Attributes for Sequence
Stratigraphy and Seismic Geomorphology Analysis, Diktat Kuliah, Institut
Teknologi Bandung.
Harsono, A., 1997, Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Schlumberger Oilfield
Services, Jakarta.
Russell, B.H., 1996, Strata Workshop, Hampson-Russell Software Services Ltd.
Sukmono, S., 1999, Interpretasi Seismik Refleksi, Lab. Teknik Geofisika, Institut
Teknologi Bandung.
Sukmono, S., 2001, Seismic Attributes for Sequence Stratigraphy and Seismic
Geomorphology Analysis, Diktat Kuliah, Institut Teknologi Bandung.
Yilmaz, O., 1987, Seismic Data Processing, Tulsa: Society of Exploration
Geophysicist.
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Lahir di Yogyakarta tanggal 24 November 1993. Memiliki
nama lengkap yaitu Faid Muhlis dengan nama panggilan Faid.
Duduk di bangku perkuliahan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta angkatan 2012. Menuntut ilmu strata S1
program studi Teknik Geofisika dengan NIM 115.120.034.
Email: faid.muhlis3@gmail.com
Linkedin: https://id.linkedin.com/in/faid-muhlis-283b8176
Web: http://faidmuhlis.blogspot.co.id
“we cannot solve our problem
with the same thinking we used when we created them.”
Albert Einstein