Dukun Dukunan
Dukun Dukunan
BAGIAN I
DI SEBUAH DESA. SEPASANG SUAMI ISTRI YANG SEDANG ADU MULUT, SUAMI
YANG PEMALAS, PEKERJAANNYA HANYA MEMANCING DI SUNGAI, NAMUN
HASILNYA TAK SEBERAPA, SI ISTRI YANG PEMARAH KARENA SI SUAMI TAK
PERNAH MENGHASILKAN UANG UNTUK KEBUTUHAN SEHARI HARI.
ISTRI
Oalah…. Pak.. pak…, mbok sekali kali, kerja yang bener, yang menghasilkan duit. Biar bisa
untuk beli beras, untuk makan, untuk hidup sehari hari…
SUAMI
Kerja apa tho bu…, jaman sekarang itu, cari kerja sulit, angel banget, lha wong yang sarjana saja
yang nganggur sak bajeg kere, apa lagi saya yang sama sekali belum pernah mambu sekolahan…
ISTRI
Dasar bapak saja yang keset, pekerjaan itu buanyak pak, asalkan kita gigih, kita rajin, cari kayu
bakar kek, berkebun kecil-kecilan di kali kek, Bantu-bantu kuli kek, jadi PRT kek, Jadi TKI kek,
jadi apa saja kek.
SUAMI
Kak kek, kak kek, memangnya aku ini kakek mu apa? Semprul kamu, jadi istri kok senangnya
ngganggu kesenangan suami, mbok cobalah, dirimu itu jadi istri yang baik dan benar. Jadi istri
yang setia setiap saat. Melayani suami…
ISTRI
Kalau yang bapak ini jadi suami yang bener bener suami, ya pasti aku mau melayani, lha bapak,
suami hanya suami imitasi, ya sori sori saja kaalu aku tak sudi melayani.
SUAMI
We Lha Dhalah, nranyak !!, Kurang ajar, berani beraninya bilang suami imitasi.
ISTRI
Lha kalu bukan suami imitasi, suami palsu, lantas aku harus menyebut suami apa.
SUAMI
ISTRI
Suamiku yang bagus kaya tikus, kecebur kakus, kejepit irus…
SUAMI
Hus…
ISTRI
Lha bagus apanya, cakep apanya, tampan apanya? Bapak ini jadi suami betul betul ra urus,
kesetnya minta ampun. Pagi-pagi saat orang-orang giat bekerja, bapak enak saja masih leha leha,
apa itu namanya suami ? saat istrinya bekerja membanting tulang, kerja mati-matian jadi tukang
cuci, kalau masih ada waktu cari kayu bakar untuk di jual, sesekali jadi tukang bersih bersih
rumah,kadang-kadang kepala untuk kaki, kaki untuk tangan, tangan untuk kepala. Bapak kok
masik asyik asyik saja duduk di pinggir kali, mancing cethul, santai santai. Apa itu bukan suami
imitasi, suami palsu. Mbok insap pak, sadar pak, eling pak. Sebel aku, mangkel aku. Rasanya
pingin aku kruwes-kruwes raimu pak.
SUAMI
Nah itulah bune. Ini.. ini… yang harus aku jelaskan sejelas-jelasnya kepada kamu istriku yang
cerigis. Orang bisa leha leha, asyik asyik, santai santai, itu adalah anugerah terindah bagi umat
manusia bune, jarang lho ada orang yang bisa seperti itu, hanya satu berbanding seratus ribu. Jadi
itu bukan aib, bukan perbuatan cela. Jangan di hina….
ISTRI
Oalah pak.. bapak ! kalau kita sudah turah duit, kalau kita sudah kaya seperti bapak bapak
pemimpin kita yang punya kekayaan seratus milyard, punya warisan tujuh turunan. Kita leha
leha bolah boleh saja, kita asyik asyikan bisa-bisa saja, kita santai santai sah sah saja. Lha ini,
uang sepeserpun gak punya, pekerjaan gak ada. Besok makan apa juga gak pasti, e.. kok masih
sempat leha leha. Itu namanya kebangeten.
SUAMI
Ya kalau memang besok belom ada yang dimakan, ya puasa dulu…. Itu kan ajaran agama….
ISTRI
Puasa kok tiap hari. Puasa bagi orang yang mampu itu memang ajaran agama, tetapi bagi kita
kaum duafa ? puasa itu karena keadaan pak, karena memang tidak ada yang di makan.
SUAMI
Wah itu berarti kita ini orang orang ampuh bune, sudah duafa, puasa lagi. Itu kan bisa untuk
contoh baik orang-orang rakus yang suka makan jatah kita…
ISTRI
Ash. Sudah… sudah… nggak usah membantah, nggak usah ngeyel sekarang bapak harus kerja,
kerja apa kek…
ISTRI
Habisnya bapak tidak mau kerja. Gak mau cari uang. Kita butuh beras pak. Kita butuh perabot
rumah pak, kita butuh sabun, odol, butuh kasur , gelas, piring, dll. Rumah tangga kok hanya
punya satu kasur tanpa ranjang, hanya punya dua gelas, satu piring, hingga kalau mau makan
harus gantian.
SUAMI
Memang yang lain kemana ?
ISTRI
Pakai nanya kemana ? sudah di jual untuk beli beras. Memangnya nasi yang di makan bapak
setiap hari itu dari mana? Ya dari perabotan kita itu pak. Ayo sekarang kerja. Jangan hanya
moncang mancing saja, kerja yang bener.
SUAMI
Ogah ! Aku nggak mau kerja keras, dukani dokter! Dan lagi aku lagi menunggu wangsit.
ISTRI
O.. dasar suami tak tau diri.
Ayo mau ngelawan suami ya, mau berani sama suami. Pemimpin rumah tangga je! Di lawan
ISTRI
Kapok pak.. kapok….
(SAMBIL PERGI)
ISTRI
Suami macam apa itu? Berani memukuli istrinya sendiri. Disuruh kerja cari nafkah kok gak mau,
usaha dikit gak mau. Oalah nasib… nasib. Nasib Orang miskin… Nasib… nasib. Nasibnya kaum
wanita. .. duh gusti paringana arta. Aku sudah gak kuat lagi. Oh.. nasib.. nasib… kenapa dirimu
hanya bias aku ratapi.
PARJI PRT
Kulo nuwun… any body home….
ISTRI
Monggo. Ada bodi kok di sini.
PARJI PRT
Permisi…
ISTRI
Mari….
PARJI PRT
Excuse me…
ISTRI
Hi hi hi…. Apa ya jawabnya, oh yes… pis…pis. Untung sesekali pernah dengar orang ngomong
cara landa.
PARJI PRT
Can you help me ?
ISTRI
Oh Pasti yes, yes sekali, Pokoknya pis… pis… deh.
PARJI PRT
m…. I want some information. Please talk to me, about… eyang progo the super star.
ISTRI
PARJI PRT
Lha nggih nyuwun pangapunten, sejatosipun kawula wonten mriki, bade tanglet “ menapa
panjenengan mangertos dalemipun eyang progo, dukun ampuh saking sak kilenipun kali
progo?”.
ISTRI
Wah malah jadi seperti main kethoprak, Sulit omongnya, pakai bahasa biasa saja.
PARJI PRT
Setuja setuju saja. Saya sendiri juga pating pecothot je ngomongnya. Begini bu…
ISTRI
Asdi Ranjang.
PARJI PRT
Buas di Ranjang ?
ISTRI
Ya. Asdi nama suami saya, memang dahulu pekerjaannya tukang memperbaiki ranjang, orang
orang sering menyebut Asdi Ranjang, jadi orang orang pun suka menyebut saya Bu Asdi
Ranjang.
PARJI PRT
Jadi begini Buas Di ranjang…. Saya kemari, sesungguhnya akan bertanya. Konon katanya, di
desa ini ada seorang dukun ampuh yang bisa menyembuhkan apa saja, Dari penyakit apendik
sampai penyakit gudig, segala macam penyakit dada, hati, mata,tangan, leher, perut, kepala,
pundak, lutut, kaki, kepala, pundak, lutut kaki, lutut, kaki. Konon katanya sih namanya eyang
progo.
Oh ada… sudah dekat… ibu sudah dekat, ibu sudah berada didekatnya.
PARJI PRT
Oh jadi Ibu sendiri ?
ISTRI
Bukan.. bukan saya… saya bukan eyang progo. Anda salah….
PARJI PRT
Oh ya maap, maaf bu, karang saya kesusu susu cari dukun je. Lantas dukunnya yang mana ya bu
?
ISTRI
Jangan kuatir. Sampeyan tidak usah nyari, karena dia dukun ampuh, dia yang akan nyari
sampeyan.
ISTRI
Sampeyan cukup berdiri di situ, beliau dukun sakti ini akan datang dengan sendiri….
ISTRI
Tanpa Sampeyan ceritakan penyakitnya, beliau akan tahu dengan sendirinya.
ISTRI
Pokoknya beliau ini Ck.. Ck… Ck….
ISTRI
Tetapi, untuk bertemu dengan beliau ini, ada syaratnya…
PARJI PRT
Apapun syaratnya akan saya penuhi, bu. Apapun, pokoknya beriiis.
ISTRI
Syaratnya, beliau ini harus dipukuli terlebih dahulu…
ISTRI
Inilah unik dan anehnya dukun antik eyang progo sang super star. Beliau ini tidak mau mengaku
dukun kalau tidak di pukuli terlebih dahulu, tidak mau memeriksa kalau tidak di pukuli dahulu,
tidak mau mengeluarkan kepandaiannya kalau tidak di pukuli dahulu. Jadi jangan di sembah-
sembah seperti saya tadi, dia malah tidak mengaku.
PARJI PRT
Gitu ya
ISTRI
Ya begitu lah. Aneh kan?
Nah… nah… nada nadanya eyang progo sudah mencium bau sampeyan yang akan minta
pertolongan. Sampeyan berdiri saja di situ. Tutup mata, hitung sampai sepuluh, Beliau Pasti
Datang
SUAMI
Weh.. ? Ini orang aneh atau orang kesasar? Wong sudah tua begini masih main petak umpet?
Tetapi kok mainnya di sini ya, apa sudah tidak ada tempat lain? Apa orang ini orang yang sedang
belajar menghitung dan kesasar di sini? Aneh? Ada ada saja.
SUAMI
Hus ! Guandrik Putune ki ageng serang !!
PARJI PRT
Nah ! Panjenengan pasti Eyang Progo, dukun ampuh sang super star.
SUAMI
Dukun apa ? Ampuh gimana ? sampeyan nglindur ya ? Ngimpi ?
PARJI PRT
SUAMI
Bukan, tidak, Bukan Dukun, Tidak Pinter.
PARJI PRT
Pasti Dukun, Sudah pasti pinter.
SUAMI
Bukan, sungguh.
PARJI PRT
Mbok dukun
SUAMI
Bukan ah.
PARJI PRT
Dukun aja.
SUAMI
Bukan ! Bajigur! Orang ini kesurupan apa?
PARJI PRT
Dukun !
SUAMI
Bukan !
PARJI PRT
Duk…
SUAMI
Buk…
PARJI PRT
Benar juga kata ibu itu, memang harus dipukuli dahulu.
Kamu pasti dukun, pasti orang sakti, ampuh, pinter…. dll. Dll…
PARJI PRT
SUAMI
Tetapi saya bukan dukun…
PARJI PRT
Masih menyangkal
(Kembali Memukuli)
Ngaku tidak ?
SUAMI
Ya ngaku… ngaku… Dukun !
(Bicara Sendiri)
BAGIAN II
DI RUMAH KELUARGA BAPAK MARTABAT. PUTRI, ANAK SATU SATUNYA PAK
MARTABAT SEDANG DIKEJAR-KEJAR SEOARANG SUSTER UNTUK DI SUNTIK.
SUSTER
Ayo sini nak, jangan takut, sebentar lagi kamu pasti sembuh. Ayo sini sebentar saja, ayo, kamu
jangan menurunkan kredibilitasku sebagai suster, kamu jangan merendahkan kwalitas namaku
sebagai suster sakti. Ayolah nak, ayo.
PUTRI (Takut)
Kredabeg gup lgu gigu kali hila tara ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!
SUSTER
Ini ramuan terbaruku, inti sari susu kedelai yang di kombinasi ASI yang di sedot dari ibu-ibu
pilihan berkwalitas super yang berusia 40 tahun.
PUTRI
SUSTER
Sudah pasti obat ini, jaminan sembuh.
PUTRI
Kredabeg! gup lgu ! gigu kali ! hila ! tara ! ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!!!!!
SUSTER
Ayolah, demi kredi peti, demi spon bob, demi aquarius, demi apolo, demi kian.
MUNCUL BU MARTABAT.
BU MARTABAT
Oh, jadi begitu ya cara mengobatinya, pakai maksa maksa, anarkis ya, pakai kekerasan ya, orang
sudah tahu ketakutan, malah di takut takuti ya, sudah tahu putriku lari kesana kesini kesitu masih
di kejar saja. Sudah jelas jelas takut di suntik, mau di coblos saja. Suster macam apa kamu ini,
mal praktek ya, illegal ya, palsu ya, apus-apusan ya, dasar… dasar…. Dasar…. Benci aku,
pokoknya akan aku tuntut, ke meja hijau, karena sudah mengancam dan menakut-nakuti anak.
Itu juga bias masuk pasal tindakan tidak menyenangkan, kalau caranya begitu anakku tidak
semakin sembuh tapi malah tambah parah sakitnya. Dasar… dasar.. dasar….. huh !
SUSTER
Ya maafkan saya bu, Bukan maksud saya bu, untuk menyakiti anak ibu, ini dalam rangka
penyembuhan secara medis.
BU MARTABAT
Penyembuhan apa, penyembuhan kok menakut nakuti, penyembuhan kok bikin girap girap ,
penyembuhan cara mana itu?
PAK MARTABAT
Jangan menuduh yang bukan bukan, siapa tahu itu cara yang paling canggih, paling baru…
BU MARTABAT
Whe lha dalah ada gajah makan jadah ! bapak kok membela si suster ini tho? Seneng ya sama
susternya? Tertarik ya? Emploken kabeh sana !
PAK MARTABAT
Bukan begitu bu, bukannya membela bu…
BU MARTABAT
Penelitian apa? Sok idih saja kamu ini. Mana bisa menyembuhkan orang, kalau yang akan di
sembuhkan malah jiwanya tidak stabil, malah paranoid berlebihan, malah pobia sepobia
pobianya.
BU MARTABAT
Nah iya kan? Putriku malah semakin sakit? Semakin menderita? Sudah.. sudah pulang sana ke
yuniversitasmu, belajar lagi, biar tidak menjadi sarjana premature, sarjana invalid.
(Mengusir Suster)
ayo pulang sana, dan tidak akan ku bayar kamu, ayo lekas pulang, mumpung aku belum berubah
pikiran untuk menuntutmu.
SUSTERPUN PERGI.
PAK MARTABAT
Sabarlah bune, jangan mencit mencit begitu omangannya, nggak usah lancip lancip begitu
nerocosnya, nanti darah tingginya naik lagi. Jadi orang itu mbok iyao sobar, orang sabar itu
disayang Gusti Allah.
BU MARTABAT
Sabar sing kepiye pak, saya ini sedang panik, sedang sok, anak kita ini sedang sakit serius, kok
disuruh sabar, nggak bisa, kita harus terus berusaha keras sekeras kerasnya agar anak kita ini
sembuh. Bapak malah nyuruh sabar, nanti kalau anak kita tidak sembuh bagaimana, jadi gagu
seumur umur pigimana, jadi cacat. Apa bapak tega.
PAK MARTABAT
Tetapi ya jangan grusa grusu seperti itu tho bu. Semprot sana semprit sini, nerocos sana nericis
sini, ubeg begijigan ngalor ngidul. Semua dokter, suster, bidan, dukun, tabib, singshe, dan segala
macam juru sembuh yang kesini, semua telah kena hujatan amarahmu. Dan suster tadi sudah
orang ke seratus tiga puluh tiga, yang kena hujan amarahmu yang teramat sangat cerewet banget
itu.
BU MARTABAT
Habisnya mereka itu leda lede, ita itu, ina inu tetapi tak ada yang becus, malah bikin anak kita
jadi ketakutan. Nyari dokter kok nyari yang mata duitan, belum apa apa sudah bayar di muka,
heh !!!!
PAK MARTABAT
Bu ?
BU MARTABAT
Ga ga, gi gi, ga ga, gu gu, Ya kamu itu yang bikin ibumu ini bludreg stress berat. Sesak napas,
mengi, mengkis mengkis.
NAPASNYA SESAK
PAK MARTABAT
Waduh mbokmu kumat lagi nduk.
Parji… Air… !
BU MARTABAT
Air.. ambilkan aku air… aku sesak napas… air…
PARJI PRT
Kali ini pasti ndoro putri tidak perlu air untuk menghilangkan sakit sesak napas. Karena saya
telah menemukan dukun ampuh sang super star, seperti mimpi ndoro putri.
PARJI PRT
Inggih leres, Eyang Progo.
PAK MARTABAT
Oh.. pasti dukun ini sangat ampuh, baru akan mendengar namanya saja, istriku langsung sembuh
dari penyakit asma.
PARJI PRT
Dukun ini memang ampuh, tanpa aya cari datang sendiri.
PAK MARTABAT
Bisa menyembuhkan aneka penyakit ?
PARJI PRT
Segalanya ndoro kakung, segala penyakit bias ditumpas dengan tuntas.. tas… tas…
BU MARTABAT
Sekarang mana orang itu, aku kok sudah ingin ketemu.
SUAMI (Tiba Tiba Muncul Sudah Dengan Pakaian Dan Peralatan Ala Dukun)
Aloooha ! Perkenalkan nama saya sesungguhnya Adi, Adi Karta Raja Nagara. Tetapi di dunia
ilmu supranatural orang sering menyebu dengan “ EYANG PROGO”. Juru sembuh paling ter
masyur, canggih, dan pasti 100 % oke deh punya.
PAK MARTABAT
Oh silahkan, monggo silahken masuk. Memang dari ambunya, dari prejengannya, bapak ini
memang sudah tampak seperti dukun ampuh…
SUAMI
Super star….je….
PAK MARTABAT
Memang tidak di ragukan kalau penampilan bapak ini memang penampilan juru sembuh
professional.
BU MARTABAT
Ck.. ck.. ck.. Ampuh bener… Fasih sekali bahasa latinnya.
PAK MARTABAT
Tapi maaf pak super star, bukannya migran dan Vertigo itu, penyakit kepala ?
SUAMI
Oh ini pengembangan ilmu pengetahuan pak, yang pada akhirnya dapat mengikuti
perkembangan penyakit, memang dahulu migran dan vertigo itu penyakit kepala, tetapi setelah
mengalami sublimasi saraf otak secara kimiawi, langsung terjadi interaksi positif antara ion-ion
retina mata, yang langsung di sebar luaskan oleh bakteri anaoda dan katoda dalam kepala, yang
kemudian di alirkan ke tangan. Begitulah.
BU MARTABAT
Gila Bener, pinter banget !
PAK MARTABAT
Oh Begitu ya ?
SUAMI
Ya begitu itu, kejadian ilmiahnya.
PAK MARTABAT
Tetapi yang sakit bukan saya.
SUAMI
Aduh, salah tho ? tiwas sudah aku brojolkan segala ilmuku je.
BU MARTABAT
Yang sakit ini
anak saya.
SUAMI
Oh yang sakit ini tho, kebetulan sekali.
BU MARTABAT
Kok kebetulan ?
SUAMI
(Kepada Putri)
SUAMI
Oh, pasti anak ibu mengalami gangguan mulut.
SUAMI
Oh aku yakin sekali kalau nak ibu ini bisu.
SUAMI
Saya paham, paham, saya paham bahasanya.
(Kepada Putri)
SUAMI
Blekutak blekutik blekithuk ?
SUAMI
Yah, aku sudah tahu jalan keluarnya. Sekarang silahkan semua saja yang tidak berkepentingan,
untuk meninggalkan area ini. Baru setelah aku panggil, silahken dating.
TANPA BERTANYA LAGI, IBU DAN BAPAK MARTABAT SERTA PARJI PRT
MENINGGALKAN PUTRI UNTUK DIOBATI.
DAN SETELAH SEPI, DUKUN PALSU ITU MENANGIS MERATAP MEMOHON SANG
PUTRI UNTUK SEMBUH, KARENA DIA SESUNGGUHNYA TIDAK BISA MENGOBATI.
PUTRI (Melihat Tingkah Dukun Palsu Itu Meratap Sambil Menangis, Dan Sesekali Kentut,
Putri Jadi Tertawa Geli)
Ih bau, bapak kentut ya?
SUAMI
Saya kalau ketakutan berlebihan, memang suka kentut, bau lagi….
SUAMI
Oh saya tahu.. saya paham.. nona pura-pura ya… nona bohong-bohongan ya… sudah jangan
acting di depan gurunya acting.
PUTRI
Iya je. Saya pura-pura, maaf kalau sudah merepotkan semua orang, termasuk bapak..
SUAMI
Memangnya ada apa nona, kok pakai acara bisu-bisuan segala ?
PUTRI
Habisnya saya akan di jodohkan, di jodohkan dengan mas Turah Wojo. Padahal saya masih ingin
melanjutkan sekolah sampai perguruan tinggi.
SUAMI
Oh begitu ya ?
PUTRI
Nah untuk mengulur-ulur waktu perjodohan, sambil cari akal yang lain, ya saya pura-pura saja
bisu.
SUAMI
PUTRI
Ya begitulah pak, meskipun jaman sekarang biaya sekolah itu muahalnya minta ampun, tetapi
saya tetep ingin sekolah.
SUAMI
Baik, baik itu mau neruskan sekolah, tidak seperti saya, tidak pernah sekolah sama sekali. Begini
saja Kita kong kalikong saja.
PUTRI
Kong kalikong bagaimana ?
SUAMI
Saya punya akal, kita perumit keadaan biar semakin genting. Tetapi nona setuju tidak kalau kita
kong kalikong.
PUTRI
Asalkan aku tidak jadi di jodohkan dan aku bias sekolah lagi, aku setuju.
SUAMI
Oke, siip ! Kita bikin begina saja.
PUTRI
Setuju.
SUAMI
Setelah hitungan ke tiga, kita mulai. Konsentrasi,
(Langsung Menyebut)
tiga….
SUAMI
Nyonya, Tuan…
PAK MARTABAT
Ada apa pak ?
PARJI PRT
Ndoro.. ndoro nona… ndoro nona putri. Pripun, wonten napa?…
SUAMI
Wah gawat ini.. semakin gawat, ini bener-bener emerjensi. Ambilkan air putih.
PARJI PRT
Ini airnya pak dukun.
SUAMI
Minumlah ini nak, minum.
PUTRI
Ajaib !! Aku bias bicara…. Ho.. ho… aku bis bicara…
BU MARTABAT
Sukur.. Gusti Allah Pangeran, terima kasih, anakku bisa bicara lagi. Ayo sekarang segera kita
panggil kerabat kita, kita adakan sukuran dan kita langsung rapatkan tentang perjodohan anak
kita dengan Mas Turah Wojo.
PUTRI
Perjodohan ?
(Kembali Bisu)
BU MARTABAT
Lho Pak ? Kok kembali jadi gagu?
SUAMI
Nah inilah akar permasalahannya. Karena tekanan mental yang teramat sangat, fungsi-fungsi
organ otak kepala yang ke mulut jadi terganggu. Terjadilah bisu.
BU MARTABAT
Lantas bagaimana cara menyembuhkan secara total pak?
PUTRI (Sembuh)
ah.. lega…
BU MARTABAT
Nak…
SUAMI
Tunggu sebentar bu, Sebelum melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mohon kata-katanya di atur
terlebih dahulu, dari pada anaknya nanti invalid. Jangan lupa, Tenangkan pikirannya, jernihkan
hatinya, muluskan cita-citanya. Jangan paksakan kehendak.
BU MARTABAT
Baik , baik, aku hanya akan menanyakan keinginannya,
(Kepada Putri)
PUTRI
Sekolah.. sekolah….
BU MARTABAT
Iya sekolah.
PUTRI
Putri ingin sekolah dulu yang tinggi, tinggi sekali.
BU MARTABAT
Ya kalau memang itu kemauanmu.
SUAMI
Nah itulah ibu yang baik dan benar, memberi keluasan berpikir bagi anaknya, anak itu amanah.
Tidak memaksakan kehendak. Anak kita sesungguhnya bukan anak kita, dia adalah anak jaman
yang terus mengalir sesuai jamannya. Kita hanya membimbingnya, tidak mencetaknya.
PARJI PRT
BU/PAK MARTABAT
Berarti…..
SUAMI
Begitulah, yang penting masalahnya selesai tho?
SELESAI
*
Ide cerita, diambil dari naskah moliere
DOKTER GADUNGAN
Puthut Buchori juli 2004
[mementaskan naskah ini harus ada pemberitahuan kepada penulis]